asal usul sukadana
DESCRIPTION
asal usul sukadanaTRANSCRIPT
ASAL USUL SUKADANA
Sementara itu, ki Agus Sulaiman adalah seorang anak petani miskin.
Suatu hari dia masuk kedalam gedung pertemuan. Itu artinya ia telah
melanggar peraturan. Namun, justru karena pelanggaran yang
dilakukannya itulah justru terciptalah nama sebuah desa, yaitu Desa
Sukadana.
Hari itu, para tokoh masyarakat sedang berkumpul di balai pertemuan.
Mereka sedang membahas pemberian nama kampung mereka.
Sebenarnya sudah berkali – kali pertemuan itu dilakukan. Namun
tidakpernah ada kata sepakat untuk nama kampung mereka. Peremuan
itu adalah pertemuan khusus, artinya yang datang hanyalah para tokoh.
Sejak dulu, setiap kali diadakan pertemuan tak ada orang lain yang
diizinkan masuk. Jika ada maka orang itu dianggap telah melanggar
peraturan. Dan orang itu pasti dikenakan sangsi. Akan tetapi, tidak
demikian dengan Ki Agus Sulaiman. Dia adalah anak muda dari sebuah
keluarga di kampung itu. Ayahnya seorang petani miskin. Namun, karena
Ki Agus Sulaiman anak semata wayang, dia sangat disayangi oleh kedua
orang tuanya. Ki Agus Sulaiman diberikan alat musik seperti gitar,
rebana, dan suling. Dengan alat musik yang dimilikinya, Ki Agus Sulaiman
bernyanyi layaknya seorang pengamen.
Ia keluar masuk kampung. Ki Agus Sulaiman pintar memilih – milih lagu.
Tak heran pula kehadiran Ki Agus Sulaiman selalu dinanti – nanti. Dan Ki
Agus Sulaiman bukan hanya pandai bernyanyi, ia juga pandai berjoget.
Maka pada hari itu Ki Agus masuk ke balai pertemuan. Ditengah para
~ 1 ~
tokoh berdalih dan pemberian nama kampung, Ki Agus datang dan
membawakan lagu – lagunya. Para tokoh masyarakat di balai pertemuan
itu terperanggah melihat penampilan Ki Agus Sulaiman. Ada yang
mengganggap perbuatannya melanggar, tak tahu adat. Tapi ada yang
merasa terhibur melihat Ki Agus Sulaiman dan ikut berdendang. Akan
tetapi, yang sangat merasa khawatir adalah kedua orang tua Ki Agus
Sulaiman. Mereka was – was. Bahwa anaknya akan dikenakan sangsi.
Kedua orang tua Ki Agus Sulaiman merasa mendapat petaka atas
perbuatan anaknya itu. Ayah Ki Agus Sulaiman mendatangi balai
pertemuan itu “ Kau tau balai pertemuan itu bukan tempat orang – orang
seperti kita, yang masuk balai pertemuan itu hanyalah tokoh masyarakat.
Jangan lagi sekali – kali kamu datang ketempat itu “, kata ayah Ki Agus
Sulaiman. Sejak kejadian itu, sulaiman hampir tidak pernah keluar
rumah. Padahal ayah dan ibunya ingin sekali jika anaknya bisa
membantu di ladang. Tapi Ki Agus Sulaiman tidak ada hasratnya
membantu ayah dan ibunya. Alat – alat musik itu menjadi temannya
sepanjang hari. Ibunya merasa kesal melihat ulah anaknya itu.
“apa yang kamu kerjakan ? seharian hanya bermain gitar dan rebana!”
tanpa di duga – duga, suatu hari datanglah seorang utusan dari balai
pertemuan. Ia mengatakan bahwa Ki Agus Sulaiman dimintak datang
kebalai pertemuan. Kedua orangtuanya takut bukan kepalang. Mereka
takut anaknya anaknya akan mendapat hukuman., karena telah
melanggar peraturan. Tapi orang itu membawa Ki Agus Sulaiman kebalai
pertemuan. Setiba dibalai pertemuan, para tokoh masyarakat telah
berada diruangan balai pertemuan, para tokoh masyarakat telah berada
di dalam ruangan balai pertemuan. Ki Agus Sulaiman duduk di antara
para tokoh, seorang ketua kampung tampil . ia mengatakan kampung itu
~ 2 ~
akhirnya memiliki nama berkat Ki Agus Sulaiman. Saya putuskan bahwa
nama kampung kita ini sukadana.
Nama ini kami ambil dari ketulusan Ki Agus Sulaiman yang suka
menghibur dan memberi uang pada orang lain. Ki Agus Sulaiman
memang suka menolong orang. Ki Agus Sulaiman merasa senang.
Ulahnya yang menunrut kedua orang tuanya akan mendapat petaka
malah menjadi berkah.
Sejak itu pula, balai pertemuan bukan lagi tempat keramat. Tempat itu
kini boleh didatangi oleh siapa saja yang ingin mendengarkan
pembicaraan para tokoh masyarakat. Balai pertemuan menjadi tempat
bertukar pikiran antara tokoh masyarakat dengan masyarakat biasa.
Sementara itu, Ki Agus Sulaiman terus memainan alat musiknya. Ia
masuk kampung keluar kampung. Peluang yang diperolehnya ia
kumpulkan dan ia berikan pada orang – orang yang membutuhkan.
~ 3 ~
Karya :PANDE
&GEDE