as vi 280_kisah 3 orang bani israel

2
Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda hendak Allah, Sang Maha Meluaskan dan Menyem- pitkan Rezeki. ''Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yg ba- nyak. dan Allah menyempit- kan dan melapangkan (rez- ki) dan kepadaNya-lah ka- mu dikembalikan (Al-Baqa- rah: 245) Salah seorang sahabat per- nah bertanya kepada Ra- sulullah Saw, “Sedekah yg bagaimana yg paling besar pahalanya?” Nabi Saw men -jawab, “Saat kamu berse- dekah hendaklah kamu se- hat dan dalam kondisi ke- kurangan. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggo- rokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan un- tuk Fulan sekian.” (HR. Bu- khari) Rasulullah menganjurkan kita untuk senantiasa mem- Oleh: Ina Febriany Republika.co.id—Bersedekah adalah aktivitas ibadah nan mulia, namun disadari atau ti- dak sering dilupakan oleh se- bagian orang. Kadangkala, saat kita sedang dalam kea- daan berlimpah materi, ada saja kebutuhan yang harus dipenuhi. Sedangkan dalam keadaan sempit, shadaqah pun terasa sulit. Bagaimana bersedekah, sedang kebutuh- an saja kian membelit? Aki- batnya, hati kian sempit, dan timbullah sifat pelit. Naudzu- billah. Banyak orang berkata, sede- kah tidak akan menjadikan si pemberi pelit. Ungkapan itu ada benarnya. Namun, setiap orang memiliki persepsi ma- sing-masing tentang hakikat sedekah mengingat makna shadaqah itu sendiri luas. Rasulullah Saw bersabda, “Senyum kepada saudara muslim itu sedekah.” Ada pu- la yang memaknai sedekah bukan dari segi senyuman, namun pemberian, yakni me- reka yang membiasakan diri- nya untuk bersedekah dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan lapang maupun sem -pit. Ada yang kalau sedang lapang saja mau memberi, namun kala sempit ia nyaris mengesampingkan sedekah. Atau ada pula yang sama se- kali enggan bersedekah. Dalam QS Ali Imran, Allah berfirman, ''Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yg disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang me- nafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sem- pit, dan orang-orang yg me- nahan amarahnya dan mema -'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” ‘(QS. Ali Imran: 133-134). Allah telah berjanji, bagi sia- papun hamba-Nya, lelaki ma- upun perempuan beriman, dalam keadaan lapang mau- pun sempit, tulus ikhlas, tidak ada unsur pamer dalam mem -beri, Allah akan melipatgan- dakannya sesuai dengan ke- BULETIN JUMAT, No.280 / Th.VI 23 Syawwal 1434 H [30 Agustus 2013] BULETIN JUMAT, No.280 / Th.VI 23 Syawwal 1434 H [30 Agustus 2013] BULETIN JUMAT, No.280 / Th.VI 23 Syawwal 1434 H [30 Agustus 2013] BULETIN JUMAT, No.280 / Th.VI 23 Syawwal 1434 H [30 Agustus 2013] DKM Masjid Ash DKM Masjid Ash DKM Masjid Ash DKM Masjid Ash- - -Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK KISAH TIGA ORANG BANI ISRAEL Halaman 2 laikat kembali mendatangi le- laki yang berpenyakit kusta dengan menjelma sebagaima- na keadaan lelaki sebelumnya (berpenyakit kusta). Ia mengadu kepada lelaki tersebut, “Aku seorang lelaki miskin yang telah kehabisan bekal sewaktu aku bermusafir. Aku tidak mempunyai tempat untuk mengadu pada hari ini selain pada Allah dan pada Engkau. Aku memohon pada- mu demi yang telah membe- rikan padamu warna serta ku- lit yg baik juga harta seekor unta yang dapat membantuku meneruskan perjalananku”. ''Aku mempunyai banyak tanggungan,'' jawab mantan penyandang kustal. Malaikat menjawab, ''Aku rasa aku mengenalimu. Bukankah dulu kau berpenyakit kusta dan manusia memandang je- lek kepadamu? Bukankah du- lu kau orang fakir lalu Allah megaruniakan harta kepada- mu ?'' ''Aku mewarisi harta ini dari orangtuaku,'' jawab lelaki. Malaikat menjawab, ''Sekira- nya kamu berdusta, Allah akan menjadikanmu seperti keadaanmu sebelum ini.'' Malaikat pun mendatangi si rambut rontok serta melaku- kan hal yang sama, menjelma menyerupai keadaan seperti sebelum si lelaki kaya raya. Jawaban si rambut rontok pun senada. Ia enggan memberi- kan sebagian hartanya pada malaikat yang menjelma ter- sebut. Malaikat mendoakan agar Allah mengembalikan keadaannya seperti semula. tangi orang yang berpenyakit rambut rontok lalu bertanya, Apakah yang paling engkau sukai?”. Lelaki kedua menja- wab, “Rambut yang bagus dan sembuh dari penyakit yg menyebabkan manusia me- mandang jelek padaku.” Maka malaikat membersih- kannya lalu hilanglah penya- kit itu serta diberikan rambut yang baik. Malaikat bertanya lagi, “Harta apakah yg paling Engkau sukai?” Ia menjawab, “Sapi,''. Maka ia diberikan sa- pi yang sedang bunting serta mendoakannya pula. Kemudian malaikat datang ke orang buta, “Apakah yang paling engkau sukai?” Ia menjawab, “Aku ingin Allah mengembalikan penglihatan- ku semoga aku dapat melihat manusia”. Malaikat meyapu matanya dan Allah mengem- balikan penglihatannya. “Harta apakah yang paling kamu sukai?” tanya malaikat. Jawab si buta, “Kambing biri- biri,” Maka dia diberikan see- kor biri-biri yg telah melahir- an anak lalu mendoakan si buta agar selalu mendapat barakah Allah Swt. Maka, kedua lelaki (berpenya -kit kusta dan rambut rontok) mengurusi kelahiran unta dan sapi begitu juga dengan lelaki buta. Setelah sekian lama, le -laki yang berpenyakit kusta telah memiliki satu lembah berisi unta, sedang lelaki ber- rambut rontok telah memiliki lembah berisi sapi dan lelaki buta telah memiliki satu lem- bah berisi kambing biri-biri. Selang beberapa waktu, ma- budayakan sedekah dalam kehidupan sehari-hari. Apa- lagi dalam keadaan kaya, ada amanat yang harus di- tunaikan. Jika dalam keada- an kaya, itu adalah ujian da- ri Allah sebab Allah ingin melihat apakah hamba-Nya mampu mengolah apa yang Allah titipkan melalui sede- kah. Sedangkan orang da- lam keadaan sempit, itu pun cobaan dari Allah--sebab Allah ingin melihat apakah ia tetap berbagi meski da- lam keadaan sulit materi. Ada kisah mengenai 3 orang Bani Israil yang ketiga2-nya diuji Allah Swt. semoga kita dapat memetik hikmah dari kisah yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim ini. Dari Abi Hurairah r.a, beliau mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Ada tiga orang Bani Israil (seorangnya) di- timpa penyakit kusta, seo- rangnya ditimpa penyakit rontok rambutnya dan seo- rang lagi buta. Maka Allah telah menguji ketiga-tiganya dengan mengutus kepada mereka seorang malaikat. Maka malaikat itu menyapu- nya, lalu hilanglah penyakit itu dan diberi warna serta kulit yg baik. Malaikat ber- tanya lagi, “Harta apakah yang paling engkau sukai?” Ia menjawab, “Unta atau sapi.'' Maka malaikat mem- berikan unta yang sedang mengandung sepuluh bulan dan mendoakan orang yang berpenyakit kusta tersebut. Kemudian malaikat menda-

Upload: zoo-genk

Post on 28-Jul-2015

98 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: As vi 280_kisah 3 orang bani israel

Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda

hendak Allah, Sang Maha Meluaskan dan Menyem-pitkan Rezeki. ''Barang siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yg ba-nyak. dan Allah menyempit-kan dan melapangkan (rez-ki) dan kepadaNya-lah ka-mu dikembalikan (Al-Baqa-rah: 245) Salah seorang sahabat per-nah bertanya kepada Ra-sulullah Saw, “Sedekah yg bagaimana yg paling besar pahalanya?” Nabi Saw men-jawab, “Saat kamu berse-dekah hendaklah kamu se-hat dan dalam kondisi ke-kurangan. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggo-rokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan un-tuk Fulan sekian.” (HR. Bu-khari) Rasulullah menganjurkan kita untuk senantiasa mem-

Oleh: Ina Febriany

Republika.co.id—Bersedekah adalah aktivitas ibadah nan mulia, namun disadari atau ti-dak sering dilupakan oleh se-bagian orang. Kadangkala, saat kita sedang dalam kea-daan berlimpah materi, ada saja kebutuhan yang harus dipenuhi. Sedangkan dalam keadaan sempit, shadaqah pun terasa sulit. Bagaimana bersedekah, sedang kebutuh-an saja kian membelit? Aki-batnya, hati kian sempit, dan timbullah sifat pelit. Naudzu-billah. Banyak orang berkata, sede-kah tidak akan menjadikan si pemberi pelit. Ungkapan itu ada benarnya. Namun, setiap orang memiliki persepsi ma-sing-masing tentang hakikat sedekah mengingat makna shadaqah itu sendiri luas. Rasulullah Saw bersabda, “Senyum kepada saudara muslim itu sedekah.” Ada pu-la yang memaknai sedekah bukan dari segi senyuman, namun pemberian, yakni me-reka yang membiasakan diri-

nya untuk bersedekah dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan lapang maupun sem-pit. Ada yang kalau sedang lapang saja mau memberi, namun kala sempit ia nyaris mengesampingkan sedekah. Atau ada pula yang sama se-kali enggan bersedekah. Dalam QS Ali Imran, Allah berfirman, ''Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yg disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang me-nafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sem-pit, dan orang-orang yg me-nahan amarahnya dan mema-'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” ‘(QS. Ali Imran: 133-134). Allah telah berjanji, bagi sia-papun hamba-Nya, lelaki ma-upun perempuan beriman, dalam keadaan lapang mau-pun sempit, tulus ikhlas, tidak ada unsur pamer dalam mem-beri, Allah akan melipatgan-dakannya sesuai dengan ke-

BULETIN JUMAT, No.280 / Th.VI 23 Syawwal 1434 H [30 Agustus 2013]BULETIN JUMAT, No.280 / Th.VI 23 Syawwal 1434 H [30 Agustus 2013]BULETIN JUMAT, No.280 / Th.VI 23 Syawwal 1434 H [30 Agustus 2013]BULETIN JUMAT, No.280 / Th.VI 23 Syawwal 1434 H [30 Agustus 2013]

DKM Masjid AshDKM Masjid AshDKM Masjid AshDKM Masjid Ash----Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOKShofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOKShofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOKShofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK

KISAH TIGA ORANG BANI ISRAEL

Halaman 2

laikat kembali mendatangi le-laki yang berpenyakit kusta dengan menjelma sebagaima-na keadaan lelaki sebelumnya (berpenyakit kusta). Ia mengadu kepada lelaki tersebut, “Aku seorang lelaki miskin yang telah kehabisan bekal sewaktu aku bermusafir. Aku tidak mempunyai tempat untuk mengadu pada hari ini selain pada Allah dan pada Engkau. Aku memohon pada-mu demi yang telah membe-rikan padamu warna serta ku-lit yg baik juga harta seekor unta yang dapat membantuku meneruskan perjalananku”. ''Aku mempunyai banyak tanggungan,'' jawab mantan penyandang kustal. Malaikat menjawab, ''Aku rasa aku mengenalimu. Bukankah dulu kau berpenyakit kusta dan manusia memandang je-lek kepadamu? Bukankah du-lu kau orang fakir lalu Allah megaruniakan harta kepada-mu ?'' ''Aku mewarisi harta ini dari orangtuaku,'' jawab lelaki. Malaikat menjawab, ''Sekira-nya kamu berdusta, Allah akan menjadikanmu seperti keadaanmu sebelum ini.'' Malaikat pun mendatangi si rambut rontok serta melaku-kan hal yang sama, menjelma menyerupai keadaan seperti sebelum si lelaki kaya raya. Jawaban si rambut rontok pun senada. Ia enggan memberi-kan sebagian hartanya pada malaikat yang menjelma ter-sebut. Malaikat mendoakan agar Allah mengembalikan keadaannya seperti semula.

tangi orang yang berpenyakit rambut rontok lalu bertanya, “Apakah yang paling engkau sukai?”. Lelaki kedua menja-wab, “Rambut yang bagus dan sembuh dari penyakit yg menyebabkan manusia me-mandang jelek padaku.” Maka malaikat membersih-kannya lalu hilanglah penya-kit itu serta diberikan rambut yang baik. Malaikat bertanya lagi, “Harta apakah yg paling Engkau sukai?” Ia menjawab, “Sapi,''. Maka ia diberikan sa-pi yang sedang bunting serta mendoakannya pula. Kemudian malaikat datang ke orang buta, “Apakah yang paling engkau sukai?” Ia menjawab, “Aku ingin Allah mengembalikan penglihatan-ku semoga aku dapat melihat manusia”. Malaikat meyapu matanya dan Allah mengem-balikan penglihatannya. “Harta apakah yang paling kamu sukai?” tanya malaikat. Jawab si buta, “Kambing biri-biri,” Maka dia diberikan see-kor biri-biri yg telah melahir-an anak lalu mendoakan si buta agar selalu mendapat barakah Allah Swt. Maka, kedua lelaki (berpenya-kit kusta dan rambut rontok) mengurusi kelahiran unta dan sapi begitu juga dengan lelaki buta. Setelah sekian lama, le-laki yang berpenyakit kusta telah memiliki satu lembah berisi unta, sedang lelaki ber-rambut rontok telah memiliki lembah berisi sapi dan lelaki buta telah memiliki satu lem-bah berisi kambing biri-biri. Selang beberapa waktu, ma-

budayakan sedekah dalam kehidupan sehari-hari. Apa-lagi dalam keadaan kaya, ada amanat yang harus di-tunaikan. Jika dalam keada-an kaya, itu adalah ujian da-ri Allah sebab Allah ingin melihat apakah hamba-Nya mampu mengolah apa yang Allah titipkan melalui sede-kah. Sedangkan orang da-lam keadaan sempit, itu pun cobaan dari Allah--sebab Allah ingin melihat apakah ia tetap berbagi meski da-lam keadaan sulit materi. Ada kisah mengenai 3 orang Bani Israil yang ketiga2-nya diuji Allah Swt. semoga kita dapat memetik hikmah dari kisah yg diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim ini. Dari Abi Hurairah r.a, beliau mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Ada tiga orang Bani Israil (seorangnya) di-timpa penyakit kusta, seo-rangnya ditimpa penyakit rontok rambutnya dan seo-rang lagi buta. Maka Allah telah menguji ketiga-tiganya dengan mengutus kepada mereka seorang malaikat. Maka malaikat itu menyapu-nya, lalu hilanglah penyakit itu dan diberi warna serta kulit yg baik. Malaikat ber-tanya lagi, “Harta apakah yang paling engkau sukai?” Ia menjawab, “Unta atau sapi.'' Maka malaikat mem-berikan unta yang sedang mengandung sepuluh bulan dan mendoakan orang yang berpenyakit kusta tersebut. Kemudian malaikat menda-

Page 2: As vi 280_kisah 3 orang bani israel

Halaman 3

Terakhir, malaikat mendata-ngi si buta. Lalu mengadu, ''Aku seorang lelaki pengem-bara yang miskin. Aku telah kehilangan kendaraan se-waktu aku mushafir. Maka aku tidak mempunyai tempat untuk mengadu melainkan kepada Allah dan engkau. Aku memohon darimu demi Yang telah mengembalikan penglihatanmu seekor kam-bing biri-biri yang bisa mene-ruskan perjalananku.'' Lelaki tersebut menjawab, ''Aku sebelum ini adalah lela-ki buta. Allah telah mengem-balikan penglihatanku. Oleh karena itu, ambilah apa yang engkau mau dan tinggalkan apa yang tidak engkau mau. Demi Allah, aku tidak akan mencegah dan mengungkit kembali pemberianku pada-mu untuk kau ambil karena Allah”. ''Jagalah hartamu. Sesung-guhnya kamu telah diuji oleh Allah. Allah telah meridhaimu dan membenci dua orang sa-habatmu,'' jawab malaikat. Wallahu a'lam bishawwab.

Pelajaran dari Kisah Tiga Orang Bani Israel Republika Online

Selasa, 27 Desember 2011 [Penulis adalah sahabat

Republika Online]

§§§

Merdeka adalah hak asasi setiap manusia dan bangsa. Karena itu, siapapun di mu-ka bumi tidak berhak untuk menindas, menzhalimi, me-eksploitasi, menginvasi, dan merampas hak-hak kemer-dekaan mereka atas nama apapun, lebih-lebih atas na-ma kekuasaan. Karena ke-kuasaan adalah amanah, bu-kan peluang utk menjajah. Peringatan HUT kemerdeka-an RI mengingatkan kita kepada masjid terbesar di Indonesia, Istiqlal. Masjid ini memang berarti masjid ke-merdekaan, karena diba-ngun sebagai sebuah monu-men dan sekaligus sarana ibadah yang menyadarkan kita semua akan arti penting kemerdekaan yang telah di-perjuangkan para pendahu-lu kita dengan pengorbanan jiwa, raga, dan harta. Kata istiqlal itu sendiri dalam bahasa Arab berarti mandiri, merdeka, tidak bergantung dan didikte oleh pihak lain. Dengan mendirikan masjid ini, para pendiri bangsa ini (founding fathers) seakan berpesan dengan memak-murkan masjid, kita semua bisa mewujudkan kemerde-kaan dalam arti yg sesung-guhnya. Masjid adalah pusat dan sumber inspirasi kemerde-kaan dalam segala hal, ka-rena di masjid semua Mus-lim hanya mengabdi dan memohon pertolongan kepa-da Allah SWT (QS Al-Fati-hah [1]: 5). Ayat ini oleh pa-ra mufassir, antara lain, di-

Spirit Istiqlal

Oleh Muhbib Abdul Wahab

Alkisah, pada suatu hari, seo-rang warga Mesir datang ke Madinah untuk mengadukan gubenurnya, 'Amr ibn Al-'Ash. "Saya dizhalimi," wahai Amir-ul Mukminin. "Perlakuan zha-lim seperti apa yg kau alami" tanya 'Umar. "Saya mengikuti lomba pacu-an kuda. Kuda saya bisa men-dahului kuda anak 'Amr bin Al-'Ash. Ia marah karena sa-ya bisa membalap dan meng-alakannya. Ia turun dari kuda-nya, lalu memukuli saya di hadapan para penonton, ter-masuk sang gubernur, tetapi tidak seorang pun membela saya." Anak gubernur itu bahkan menyatakan: "Kena-pa engkau berani mendahu-luiku. Tidakkah engkau tahu, aku adalah anak orang paling terhormat di negeri ini!" Mendengar pengaduan rak-yatnya, 'Umar langsung me-nemui anak gubernur, Mu-hammad ibn 'Amr bin Al-'Ash dan memberikan balasan se-timpal berupa pukulan seperti yang dialami oleh warganya tersebut. Setelah itu 'Umar menyentil sang gubernur, 'Amir bin Al-'Ash: "Sejak ka-pan engkau memperbudak rakyat, sementara mereka itu dilahirkan oleh ibu mereka da-lam keadaan merdeka?!" Kasus tersebut menunjukkan betapa tinggi kepedulian dan keadilan sang khalifah (pe-mimpin umat) terhadap ke-merdekaan warganya.

mata uang. Dalam masjid kita dididik untuk hanya ber-tawajjuh (mengorientasikan diri) dan takut kepada Allah, sehingga kita tidak serta-mer-ta membeo dan gampang diintervensi oleh siapapun. Masjid mendidik kita untuk mandiri, mengembangkan semangat kebersamaan, na-sionalisme, dan patriotisme sejati. Spirit istiqlal tdk dapat dipisahkan dari semangat pengabdian dan pengorban-an. Kita sudah mewarisi ke-merdekaan yang diperjuang-kan para pahlawan dan pen-dahulu kita. Pertanyaannya, sudahkah ki-ta mewarisi pengabdian dan pengorbanan mereka untuk kejayaan negeri ini. Istiqlal mengajarkan kita untuk me-nanam dan berinvestasi ma-sa depan, bukan berlomba-lomba memanen hasil jerih payah para pendahulu kita dengan menghalalkan sega-la cara. Istiqlal merupakan investasi paling berharga yg ditanam-kan para pendahulu kita un-tuk dijaga, dipertahankan, di-maknai, dan dikembangkan. Istiqlal tidak cukup hanya di-peringati secara rutin tanpa diaktualisasikan dalam ben-tuk dedikasi dan karya nya-ta. Istiqlal adalah ruh nasion-alisme kita yg perlu ditanam-kan pada diri generasi muda kita. Ketika bangsa ini sakit dan lesu darah nasionalisme, ma-ka semangat istiqlal perlu

Advisor : M. Syaftari, Sandy M. Latief

M. Agoes Joesoef Suwardi Suwardjo

—————————————————————————

RedPel : Prasetya B. U.

Masjid Ash-Shofa

Puri Anggrek Mas - Depok

Ph./ SMS: 0811 10 6452

E-mail / Blog

[email protected] /

http://dkm-ash-

shofa.blogspot.com

Diterbitkan Oleh:

DKM Masjid Ash-Shofa

maknai ayat pembebasan ma-nusia dari ketergantungan kepada makhluk menuju tau-hid sejati. Kemerdekaan dapat terwujud jika kita semua bersatu dan mensinergikan diri untuk me-wujudkan cita-cita mulia. Sha-lat berjamaah di masjid tidak hanya melambangkan persa-tuan dan kebersamaan, teta-pi juga persamaan (equality), egalitarianisme, dan anti-dis-kriminasi. Yg kaya dan miskin, pejabat dan rakyat, penguasa dan pe-ngusaha dapat berdiri dalam shaf yang sama. Tidak ada masjid hanya dikhususkan ba-gi para penguasa, pengusa-ha, atau pejabat. Masjid, se-perti halnya kemerdekaan, adalah hak semua. Masjid dan kemerdekaan me-rupakan sebuah keniscayaan atau ibarat dua sisi dari satu

digelorakan kembali, dengan memberikan keteladanan moral dan spiritual seperti kokohnya bangunan masjid Istiqlal. Ketika para wakil rakyat dan para pejabat berlomba2 memperkaya diri, alunan ayat dan azan nan merdu dari Istiqlal seharusnya me-nyadarkan semua untuk ti-dak mudah dijajah oleh ha-wa nafsu duniawi, kerakus-an, dan keserakahan. Istiqlal adalah poros kemer-dekaan Indonesia. Melalui-nya kita bisa beramal sosial, menempa kekuatan moral dan kecerdasan spiritual. Idealnya, peringatan HUT Kemerdekaan RI diperingati di Masjid Istiqlal dengan re-nungan suci, taubat nasion-al, dan komitmen bersama untuk memerdekakan bang-sa ini dari kemiskinan, kebo-dohan, keterbelakangan, ko-rupsi, illegal logging, miras, narkoba, pornografi, porno-aksi, premanisme, dan sega-la bentuk kemaksiatan yang merajalela di negeri ini.

Republika Online Kamis, 22 Agustus 2013

Redactor : Damanhuri Zuhri

§§§