as cari cara jerat assange korsel tidak hiraukan korut · dasar hukum yang akan digu-nakan untuk...

1
WAKIL Presiden Amerika Serikat Joe Biden, kemarin, mengaku pemerintah ‘Negeri Paman Sam’ sedang mencari cara untuk menyeret pendiri situs WikiLeaks Julian Assange ke pengadilan. “Kami sedang berupaya untuk melakukan- nya,” kata Biden dalam acara bincang-bincang Meet the Press yang ditayangkan stasiun tele- visi NBC. Meski demikian, Biden eng- gan menjelaskan secara detail dasar hukum yang akan digu- nakan untuk menjerat Julian. “Saya tidak akan berkomentar tentang prosesnya.” Namun, Biden sempat menegaskan bahwa Assange adalah seorang teroris berteknologi tinggi. “Pria ini telah membahayakan nyawa dan pekerjaan sekian banyak orang di berbagai belahan du- nia. Dia membuat urusan kami dengan para sekutu dan sahabat kami menjadi sulit. Dia telah menyebabkan kerusakan.” Sebelumnya, Assange me- nengarai AS akan berusaha mengekstradisinya atas tu- duhan pembocoran rahasia ne- gara. Itu bukan kekhawatiran Assange belaka sebab sebuah kajian untuk Kongres AS me- rekomendasikan untuk menun- tut mantan peretas itu dengan menggunakan Undang-Un- dang Spionase. Bahkan, awal bulan ini sekelompok senator AS mengusulkan sebuah paket undang-undang yang meng- haramkan penyebaran nama- nama informan terkait militer dan intelijen AS ke publik. Sejumlah laporan media massa AS menduga Assange hendak ditangkap lantaran kedekatannya dengan Bradley Manning, staf intelijen militer AS. Lebih jauh, Assange bakal dituding telah mendorong Manning untuk mengakses kawat rahasia AS dan men- girimnya ke WikiLeaks. Namun, Assange selama ini membantah mengenal Manning. Spekulasi tersebut dikuatkan pernyataan Biden. “Jika dia berkonspirasi untuk mem- peroleh dokumen-dokumen rahasia dengan anggota militer AS, itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan saat seseorang meletakkan (doku- men) ke pangkuan Anda, (dan berkata) ‘Anda adalah orang pers, ini materi rahasia’.” Assange saat ini masih ber- ada di Inggris dan tengah berjuang menentang ekstradisi ke Swedia, tempat dia dituduh melakukan tindak pelecehan seksual. (*/Reuters/AP/I-5) PBB menemukan pelanggaran besar-besaran hak asasi ma- nusia selama berlangsungnya pertarungan perebutan kursi presiden di Pantai Gading. Ra- tusan orang telah diculik dan sedikitnya 50 orang tewas. Negeri di Afrika Barat itu te- ngah memanas akibat perebut- an kursi presiden. Presiden incumbent Laurent Gbagbo yang kalah pada pemilu 28 November lalu menolak me- nyerahkan kekuasaan kepada pemimpin oposisi Alassane Ouattara. Gbagbo bergeming meski mendapat tekanan PBB, Uni Afrika, Uni Eropa, dan A- merika Serikat. Pada Kamis (2/12), pasukan keamanan yang pro-Gbagbo membungkam aksi protes para pendukung Ouattara hingga me- newaskan sedikitnya 20 orang. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay memperkirakan dalam tiga hari terakhir sedikitnya 50 orang tewas dan 200 luka-luka. Ia juga mengaku mendapat laporan telah terjadi ratusan penculikan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal. Mereka juga didukung orang-orang yang mengenakan seragam militer. “Mereka dibawa ke suatu tempat tahanan ilegal. Di sana mereka ditahan tanpa tuduhan dan tanpa komunikasi. Bahkan banyak yang tewas secara men- curigakan,” ujar Pillay, Minggu (19/12). Pillay berjanji akan menye- lidiki kasus penculikan tersebut. “Ketika warga menjadi korban pembunuhan, penyelidikan ha- rus dilakukan. Harus ada yang bertanggung jawab.” Akibat makin memanasnya situasi di Pantai Gading, peme- rintah AS mulai kemarin me- merintahkan warganya untuk segera meninggalkan negeri itu. Kedubes AS di Abidjan juga ditutup dan hanya menyisakan staf yang menangani urusan- urusan sangat penting. Dalam peringatannya, De- plu AS mengatakan demon- strasi para pendukung kedua presiden itu bisa pecah men- jadi kerusuhan. “Warga Ba- rat, terutama warga AS, bakal dimusuhi,” demikian bunyi peringatan tersebut. Pemerintahan Gbagbo me- nyangkal telah menggunakan kekerasan untuk meredam protes yang digelar para pen- dukung Ouattara. Sebaliknya, ia menuduh banyak pendukung Ouattara membawa senjata. Di tengah tekanan masyara- kat internasional untuk mun- dur, Minggu (19/12), Gbagbo mengusir pasukan PBB dan Prancis. Gbagbo menilai me- reka telah mencampuri urusan dalam negerinya. (Hde/AP/ Reuters/I-4) K OREA Selatan kembali mengada- kan latihan militer di perairan Pulau Yeon pyeong, sekitar 12 km dari wilayah Korut. Aksi yang berlangsung selama 2 jam ter- sebut mencakup latihan tem- bakan artileri menggunakan rudal sungguhan dengan jarak bervariasi. Seorang saksi mata mengatakan latihan tersebut sempat menggetarkan bungker perlindungan warga sipil. “Saya tidak mengetahui per- sis berapa banyak yang telah ditembakkan. Beberapa terde- ngar dari kejauhan dan sebagian lagi terdengar sangat berisik. Bungker bergetar dan orang- orang di sini, termasuk saya, merasa khawatir,” ujarnya. Kepada kantor berita Korsel Yonhap, seorang pejabat militer ‘Negeri Ginseng’ mengatakan bahwa penembakan artileri dalam latihan itu tak lebih dari 10 km dan tidak melanggar daerah perbatasan. Namun, Pyongyang tidak beranggapan demikian, meng- ingat perbatasan masih diseng- ketakan. Mereka menganggap bahwa latihan militer itu akan menjadi provokasi bunuh diri bagi Seoul jika terus dilaku- kan. “Para penghasut perang di Korea Selatan akan bergabung dengan kekuatan dari luar. Kekuatan dari luar itu akan semakin mendorong situasi ke tepi jurang perang,” kata surat kabar Korut, Rodong Sinmun. Korsel terakhir kali meng- adakan latihan perang pada 23 November lalu. Mereka bergerak dari Yeonpyeong menuju perbatasan di Laut Kuning yang masih menjadi sengketa. Saat itu, Pyongyang membalasnya dengan menge- bom Pulau Yeonpyeong hingga menewaskan dua warga sipil dan dua marinir. Ini merupa- kan serangan terparah yang terjadi pada Korsel sejak Pe- rang Korea pada 1953. Diplomasi Sejauh ini, China dan Rusia telah membujuk Korsel un- tuk menunda latihan militer tersebut. “Federasi Rusia memiliki keprihatinan yang besar atas persoalan ini. Dalam hitungan jam mungkin saja hal serius bisa terjadi,” ujar Vitaly Chur- kin, Duta Besar Rusia untuk PBB. “Lebih baik menahan diri dan menunda latihan militer sekarang juga.” Wang Min, perwakilan China di Dewan Keamanan, mem- peringatkan bahwa situasi di semenanjung Korea sudah menjadi kondisi yang berba- haya. “Jika bentrokan berdarah di semenanjung Korea benar- benar terjadi, hal ini tak hanya akan menyakiti penduduk di kedua sisi semenanjung, tapi juga membawa tragedi pem- bunuhan antarsaudara di Utara dan Selatan,” kata Wang. Rusia telah mengadakan pertemuan diplomatik de- ngan Dewan Keamanan untuk menghindari masalah mem- besar. Namun, pertemuan itu gagal mendapat kesepakatan tentang siapa yang harus di- salahkan dalam konik. “Ke- senjangan tetap tidak mungkin dijembatani,” kata Susan Rice, Duta Besar AS untuk PBB. Diplomat Barat, yang meng- anggap Korea Utara bersalah, mengatakan bahwa China dan Rusia telah mendorong pernyataan ambigu. Mereka ti- dak menyalahkan Korea Utara, tapi berfokus agar kedua belah pihak menahan diri. Sementara itu, Rice mengatakan sebagian besar dari dewan anggota ti- dak ingin pernyataan yang ambigu itu. Sementara itu, Gubernur Negara Bagian New Mexico Bill Richardson mengunjungi Korut untuk meredam kete- gangan. Dalam upaya tersebut, Rich- ardson mampu meyakinkan Pyongyang untuk mengizinkan para inspektur nuklir PBB kembali datang ke Korut. Se- belumnya, negara Stalinis itu mengusir para inspektur Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) pada April 2009. (Reu- ters/CE/I-5) christine@ mediaindonesia.com 10 | Internasional SELASA, 21 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA REUTERS/NEWSIS/KOREA POOL REUTERS/PAUL HACKETT Christine Franciska GUNAKAN MASKER: Warga menggunakan masker saat dipindahkan ke dalam bungker untuk menghindari serangan Korea Utara yang sewaktu-waktu dapat terjadi di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, kemarin. DEMO PEMUDA: Polisi berjaga-jaga selama unjuk rasa para pemuda di Abidjan, Pantai Gading, Minggu (19/12). Selama kerusuhan di Pantai Gading, PBB melaporkan ratusan orang telah diculik pascapemilu di Pantai Gading. MELAMBAIKAN TANGAN: Pendiri WikiLeaks Julian Assange melambaikan tangan kepada wartawan di Suffolk, Inggris, Minggu (19/12). AS Cari Cara Jerat Assange Korsel tidak Hiraukan Korut Dalam hitungan jam mungkin saja hal serius bisa terjadi. AP/SUNDAY ALAMBA Ratusan Warga Pantai Gading Diculik

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

WAKIL Presiden Amerika Serikat Joe Biden, kemarin, mengaku pemerintah ‘Negeri Paman Sam’ sedang mencari cara untuk menyeret pendiri situs WikiLeaks Julian Assange ke pengadilan. “Kami sedang berupaya untuk melakukan-nya,” kata Biden dalam acara bincang-bincang Meet the Press yang ditayangkan stasiun tele-visi NBC.

Meski demikian, Biden eng-gan menjelaskan secara detail dasar hukum yang akan digu-nakan untuk menjerat Julian. “Saya tidak akan berkomentar tentang prosesnya.” Namun, Biden sempat menegaskan bahwa Assange adalah seorang teroris berteknologi tinggi. “Pria ini telah membahayakan nyawa dan pekerjaan sekian banyak orang di berbagai belahan du-nia. Dia membuat urusan kami dengan para sekutu dan sahabat kami menjadi sulit. Dia telah menyebabkan kerusakan.”

Sebelumnya, Assange me-nengarai AS akan berusaha mengekstradisinya atas tu-duhan pembocoran rahasia ne-gara. Itu bukan kekhawatiran Assange belaka sebab sebuah kajian untuk Kongres AS me-rekomendasikan untuk menun-tut mantan peretas itu dengan

menggunakan Undang-Un-dang Spionase. Bahkan, awal bulan ini sekelompok senator AS mengusulkan sebuah paket undang-undang yang meng-haramkan penyebaran nama-nama informan terkait militer dan intelijen AS ke publik.

Sejumlah laporan media massa AS menduga Assange hendak ditangkap lantaran kedekatannya dengan Bradley Manning, staf intelijen militer AS. Lebih jauh, Assange bakal dituding telah mendorong Manning untuk mengakses kawat rahasia AS dan men-girimnya ke WikiLeaks. Namun, Assange selama ini membantah mengenal Manning.

Spekulasi tersebut dikuatkan pernyataan Biden. “Jika dia berkonspirasi untuk mem-peroleh dokumen-dokumen rahasia dengan anggota militer AS, itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan saat seseorang meletakkan (doku-men) ke pangkuan Anda, (dan berkata) ‘Anda adalah orang pers, ini materi rahasia’.”

Assange saat ini masih ber-ada di Inggris dan tengah berjuang menentang ekstradisi ke Swedia, tempat dia dituduh melakukan tindak pelecehan seksual. (*/Reuters/AP/I-5)

PBB menemukan pelanggaran besar-besaran hak asasi ma-nusia selama berlangsungnya pertarungan perebutan kursi presiden di Pantai Gading. Ra-tusan orang telah diculik dan sedikitnya 50 orang tewas.

Negeri di Afrika Barat itu te-ngah memanas akibat perebut-an kursi presiden. Presiden incumbent Laurent Gbagbo yang kalah pada pemilu 28 November lalu menolak me-nyerahkan kekuasaan kepada pemimpin oposisi Alassane Ouattara. Gbagbo bergeming meski mendapat tekanan PBB, Uni Afrika, Uni Eropa, dan A-merika Serikat.

Pada Kamis (2/12), pasukan

keamanan yang pro-Gbagbo membungkam aksi protes para pendukung Ouattara hingga me-newaskan sedikitnya 20 orang.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay memperkirakan dalam tiga hari terakhir sedikitnya 50 orang tewas dan 200 luka-luka. Ia juga mengaku mendapat laporan telah terjadi ratusan penculikan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal. Mereka juga didukung orang-orang yang mengenakan seragam militer.

“Mereka dibawa ke suatu tempat tahanan ilegal. Di sana mereka ditahan tanpa tuduhan dan tanpa komunikasi. Bahkan banyak yang tewas secara men-

curigakan,” ujar Pillay, Minggu (19/12).

Pillay berjanji akan menye-lidiki kasus penculikan tersebut. “Ketika warga menjadi korban pembunuhan, penyelidikan ha-rus dilakukan. Harus ada yang bertanggung jawab.”

Akibat makin memanasnya situasi di Pantai Gading, peme-rintah AS mulai kemarin me-merintahkan warganya untuk segera meninggalkan negeri itu. Kedubes AS di Abidjan juga ditutup dan hanya menyisakan staf yang menangani urusan-urusan sangat penting.

Dalam peringatannya, De-plu AS mengatakan demon-strasi para pendukung kedua

presiden itu bisa pecah men-jadi kerusuhan. “Warga Ba-rat, terutama warga AS, bakal dimusuhi,” demikian bunyi peringatan tersebut.

Pemerintahan Gbagbo me-nyangkal telah menggunakan kekerasan untuk meredam protes yang digelar para pen-dukung Ouattara. Sebaliknya, ia menuduh banyak pendukung Ouattara membawa senjata.

Di tengah tekanan masyara-kat internasional untuk mun-dur, Minggu (19/12), Gbagbo mengusir pasukan PBB dan Prancis. Gbagbo menilai me-reka telah mencampuri urusan dalam negerinya. (Hde/AP/Reuters/I-4)

KO R E A S e l a t a n kembali mengada-kan latihan militer di perairan Pulau

Yeon pyeong, sekitar 12 km dari wilayah Korut. Aksi yang berlangsung selama 2 jam ter-sebut mencakup latihan tem-bakan artileri menggunakan rudal sungguhan dengan jarak bervariasi. Seorang saksi mata mengatakan latihan tersebut sempat menggetarkan bungker perlindungan warga sipil.

“Saya tidak mengetahui per-sis berapa banyak yang telah ditembakkan. Beberapa terde-ngar dari kejauhan dan sebagian lagi terdengar sangat berisik. Bungker bergetar dan orang-orang di sini, termasuk saya, merasa khawatir,” ujarnya.

Kepada kantor berita Korsel

Yonhap, seorang pejabat militer ‘Negeri Ginseng’ mengatakan bahwa penembakan artileri dalam latihan itu tak lebih dari 10 km dan tidak melanggar daerah perbatasan.

Namun, Pyongyang tidak beranggapan demikian, meng-ingat perbatasan masih diseng-ketakan. Mereka menganggap bahwa latihan militer itu akan menjadi provokasi bunuh diri bagi Seoul jika terus dilaku-kan.

“Para penghasut perang di Korea Selatan akan bergabung dengan kekuatan dari luar. Kekuatan dari luar itu akan semakin mendorong situasi ke tepi jurang perang,” kata surat kabar Korut, Rodong Sinmun.

Korsel terakhir kali meng-adakan latihan perang pada 23 November lalu. Mereka bergerak dari Yeonpyeong menuju perbatasan di Laut

Kuning yang masih menjadi sengketa. Saat itu, Pyongyang membalasnya dengan menge-bom Pulau Yeonpyeong hingga menewaskan dua warga sipil dan dua marinir. Ini merupa-kan serangan terparah yang terjadi pada Korsel sejak Pe-rang Korea pada 1953.

DiplomasiSejauh ini, China dan Rusia

telah membujuk Korsel un-tuk menunda latihan militer tersebut.

“Federasi Rusia memiliki keprihatinan yang besar atas persoalan ini. Dalam hitungan jam mungkin saja hal serius bisa terjadi,” ujar Vitaly Chur-kin, Duta Besar Rusia untuk PBB. “Lebih baik menahan diri dan menunda latihan militer sekarang juga.”

Wang Min, perwakilan China di Dewan Keamanan, mem-

peringatkan bahwa situasi di semenanjung Korea sudah menjadi kondisi yang berba-haya. “Jika bentrokan berdarah di semenanjung Korea benar-benar terjadi, hal ini tak hanya akan menyakiti penduduk di kedua sisi semenanjung, tapi juga membawa tragedi pem-bunuhan antarsaudara di Utara dan Selatan,” kata Wang.

Rusia telah mengadakan pertemuan diplomatik de-ngan Dewan Keamanan untuk menghindari masalah mem-besar. Namun, pertemuan itu gagal mendapat kesepakatan tentang siapa yang harus di-salahkan dalam konfl ik. “Ke-senjangan tetap tidak mungkin dijembatani,” kata Susan Rice, Duta Besar AS untuk PBB.

Diplomat Barat, yang meng-anggap Korea Utara bersalah, mengatakan bahwa China dan Rusia telah mendorong

pernyataan ambigu. Mereka ti-dak menyalahkan Korea Utara, tapi berfokus agar kedua belah pihak menahan diri. Sementara itu, Rice mengatakan sebagian besar dari dewan anggota ti-dak ingin pernyataan yang ambigu itu.

Sementara itu, Gubernur Negara Bagian New Mexico Bill Richardson mengunjungi Korut untuk meredam kete-gangan.

Dalam upaya tersebut, Rich-ardson mampu meyakinkan Pyongyang untuk mengizinkan para inspektur nuklir PBB kembali datang ke Korut. Se-belumnya, negara Stalinis itu mengusir para inspektur Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) pada April 2009. (Reu-ters/CE/I-5)

[email protected]

10 | Internasional SELASA, 21 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

REUTERS/NEWSIS/KOREA POOL

REUTERS/PAUL HACKETT

Christine Franciska

GUNAKAN MASKER: Warga menggunakan masker saat dipindahkan ke dalam bungker untuk menghindari serangan Korea Utara yang sewaktu-waktu dapat terjadi di Pulau Yeonpyeong, Korea Selatan, kemarin.

DEMO PEMUDA: Polisi berjaga-jaga selama unjuk rasa para pemuda di Abidjan, Pantai Gading, Minggu (19/12). Selama kerusuhan di Pantai Gading, PBB melaporkan ratusan orang telah diculik pascapemilu di Pantai Gading.

MELAMBAIKAN TANGAN: Pendiri WikiLeaks Julian Assange melambaikan tangan kepada wartawan di Suffolk, Inggris, Minggu (19/12).

AS Cari Cara Jerat Assange

Korsel tidak Hiraukan KorutDalam hitungan jam mungkin saja hal serius bisa terjadi.

AP/SUNDAY ALAMBA

Ratusan Warga Pantai Gading Diculik