pertemuan ppp-pdip -...

1

Upload: truongtram

Post on 02-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTEMUAN PPP-PDIP - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2075/1e2ad7d8_Des17-BukakaTeknikUtamaTbk.pdf · Peserta rapat kemudian langsung saling berkomentar dan tertawa

SELASA, 27 MARET 2018POLITIK 5

CAHYA [email protected]

AKRABNYA Presiden Joko Widodo dengan Menteri Perindus-trian Airlangga Har-

tarto diartikan banyak pihak sebagai pertanda pengeru-cutan calon wakil presiden yang akan dipilihnya untuk bertarung di Pemilihan Presi-den (Pilpres) 2019.

Salah satu momen kedekat-an keduanya tecermin ketika Jokowi dan Airlangga ber-olahraga bersama di kompleks Istana Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu. Namun, Airlangga menyatakan keputusan ter-akhir soal cawapres sepenuh-nya berada di tangan Jokowi.

“Sepenuhnya kita berikan kepada beliau. Ini bukan so-al siap atau tidak menjadi cawapres, tapi kita kembalikan

kepada beliau,” kata Airlangga di Jakarta, kemarin.

Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan, pihaknya juga tidak akan kecewa sean-dainya Jokowi memilih calon pendamping dari pihak lain. Siapa pun cawapresnya, parpol berlambang pohon beringin itu menyatakan komitmen me-reka untuk tetap mendukung Jokowi.

“Kita sudah membaca kon-stelasi menuju pilpres dan pileg serentak 2019. Tentu Bapak Presiden mengharap-kan kepada Partai Golkar bisa mengisi program-program ke depan,” tandasnya.

Kebebasan memilih cawa-pres juga diutarakan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Tidak peduli cawapres itu datang dari kalangan par-pol atau nonparpol, bahkan militer atau bukan, ia hanya

meminta cawapres Jokowi ialah tokoh yang memiliki si-kap kenegarawanan.

“Siapa pun yang akan dipilih Jokowi, paling tidak dia memi-liki semangat kenegarawan-an karena itu syarat utama,” kata Surya Paloh di Gorontalo seusai mengikuti konsolidasi akbar pengurus Partai Nas-

Dem Provinsi Gorontalo dalam menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, kemarin.

Secara terpisah, Jokowi me-nyatakan belum memiliki na-ma yang pas untuk mengisi posisi cawapres. Ia menyata-kan soal itu masih digodok tim internal, bahkan para parpol pendukungnya pun masih mendiskusikan tokoh yang tepat.

“Sekali lagi saya sampaikan yang namanya cawapres itu masih dalam penggodokan kriteria di tim internal. Partai-partai juga baru melakukan itu. Kami pun juga belum ko-munikasi dengan semua par-tai pendukung,” kata Jokowi di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, kemarin.

Sejauh ini, sudah tujuh par-pol yang mendeklarasikan diri mendukung pencalonan Joko Widodo di Pilpres 2019.

Selain Partai Golkar dan Nas-Dem, mereka ialah PDIP, PPP, Hanura, serta dua parpol baru yakni PSI dan Perindo.

Tiga cawapresNama lain yang digadang-

gadang bakal maju sebagai cawapres pada 2019 menda-tang ialah Prabowo Subianto. Berbeda dengan Jokowi, Ketua Umum Partai Gerindra itu di-sebut-sebut sudah memiliki tiga nama cawapres yang disiapkan tim khusus dari Gerindra.

“Saat ini, Partai Gerindra masih mengantongi tiga nama bakal cawapres,” kata anggota Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra, Muhammad Syafi i, di Jakarta, kemarin.

Syafii menambahkan, tiga cawapres itu datang dari ka-langan sipil. Namun, ia meno-lak menjelaskan lebih lanjut. (Ant/P-4)

Tidak peduli cawapres dari kalangan parpol atau nonparpol, militer atau bukan, yang penting negarawan yang cocok dengan Jokowi.

Jokowi Leluasa Memilih Cawapres

DIREKTUR Jenderal Oto-nomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Otda Kemendagri) Sumarsono menegaskan hingga pelak-sanaan Pilkada 2018 dan Pemilu-Pilpres 2019 usai tidak akan ada pemekaran wilayah.

“Tidak. Nggak ada (peme-karan wilayah) itu. Pokoknya sampai pilpres ndak ada yang namanya mengenai pembahasan pembentukan daerah otonom baru,” tegas Sumarsono seusai rapat de-ngan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presi-den, Jakarta, kemarin.

Dirinya menegaskan salah satu pertimbangan utama tidak adanya pembahasan terkait dengan pemekaran daerah otomi baru ialah hal itu dipandang akan meng-ganggu banyak hal, terutama konstelasi daerah pemilihan. Fokus Kemendagri saat ini ialah adanya menyukseskan pelaksanaan pemilu kepala daerah, pemilu legislatif, hingga pemilu presiden.

“Nanti setelah ada presi-den yang baru, ada kemung-kinan untuk dibahas kem-bali (pemekaran),” terang Sumarsono.

Dirinya menjelaskan sete-lah terpilihnya presiden yang baru, situasinya dipandang lebih nyaman untuk memba-has hal tersebut karena tidak akan mengganggu dapil. Bila pembahasan dilakukan sekarang, daerah pemilihan bisa berubah akibat daerah otonomi baru. Anggaran juga akan berubah.

“Intinya akan malah me-nimbulkan masalah dari-pada manfaat,” terang Su-marsono.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membenar-kan bahwa hingga saat ini masih belum ada pemba-hasan terkait dengan daerah otonomi baru. Menurutnya, pemerintah masih berkon-sentrasi dengan penyelesaian pembangunan infrastruktur, ekonomi, dan sosial.

Tjahjo menjelaskan se-jauh ini pihaknya sudah menerima 314 usul daerah otonomi baru dari sejumlah daerah. Beberapa daerah yang mengusulkan pemekar-an antara lain Provinsi Nusa Tenggara Barat (mengusul-kan pembentukan Provinsi Sumbawa dan Provinsi Ke-pulauan Buton), Sumatra Utara (usul pembentukan Provinsi Nias dan Provinsi Tapanuli Selatan), dan usul dari Provinsi Lampung serta Papua.

Meski demikian, pemerin-tah pusat menyatakan belum ada satu pun usul otonomi daerah yang diluluskan se-panjang pemerintahan Pre-siden Joko Widodo. Usul otonomi tersebut memang merupakan hak konstitu-sional daerah, tapi peme-rintah pusat merasa miris setelah melihat dampak pemekaran wilayah yang ternyata kurang sesuai de-ngan harapan. (Dro/P-4)

Tidak Ada Otda Baru hinggaPemilu

Jokowi menyatakan belum memiliki nama yang pas untuk mengisi posisi cawapres. Soal itu masih digodok tim internal.

PERTEMUAN PPP-PDIP: Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kiri) bertukar cendera mata dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto seusai melakukan pertemuan di Kantor DPP PPP, Jakarta, kemarin. Pertemuan tersebut dilakukan untuk mempererat silaturahim kedua partai yang tergabung dalam partai-partai pendukung

MI/ROMMY PUJIANTO

Tersengsem Cawapres dalam Doa MULA-MULA doa yang

disampaikan Ketua F-PKB di MPR, Jazilul

Fawaid, berlangsung khidmat. Sejumlah menteri Kabinet Kerja dan hadirin tampak larut dalam doa yang disampaikan Jazilul dengan menundukkan kepala sambil menengadahkan tangan.

“Ya, Allah, jangan bebani kami dengan beban yang tidak bisa kami pikul. Jangan bebani kami utang yang tidak kami sanggupi,” ujar Jazilul saat pembacaan doa di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Suasana semakin khusyuk ketika Jazilul mendoakan para pemimpin MPR yang baru agar dapat mengemban tugas dengan baik. Namun, begitu Jazilul menyebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai wakil presiden, bukan Wakil Ketua MPR yang baru, kekhusyukan pun buyar. “Ya, Allah, berikanlah rahmat dan berkah-Mu, kekuatan-Mu, dan

Ketua Bapak Ahmad Basarah, Bapak Ahmad Muzani, dan Bapak Muhaimin Iskandar yang baru saja dilantik menjadi wakil presiden. Eh, maaf, Wakil Ketua MPR,” lanjutnya.

Peserta rapat kemudian langsung saling berkomentar dan tertawa. Meski demikian, Jazilul tetap melanjutkan doanya.

Saat Jazilul membacakan doa keselamatan sebagai penutup doa, sebagian peserta rapat mengaminkan doa yang dibacakan itu dengan keras.

Untuk diketahui, di berbagai sudut kota banyak baliho Cak Imin sebagai calon Wakil Presiden RI 2019. Hingga saat ini, ia tak menyebut akan menjadi pendamping siapa di pilpres kelak.

“Terima kasih Pak Jazilul, cocok jadi Ketua Fraksi MPR. Muhaimin (disebut) sembilan kali, Zulkifl i Hasan dan lainnya satu kali. Tadi doanya sudah diaminkan

wakil presiden,” sindir Ketua MPR Zulkifl i Hasan yang sontak mengundang gelak tawa hadirin.

Saat ditemui seusai sidang paripurna, Jazilul mengaku salah ucap. Dalam menanggapi hal itu, Cak Imin pun mengamini doa yang dilayangkan Jazilul saat penutupan Sidang Paripurna MPR tersebut. Ia mengaku saat ini fokus menjalankan tugas barunya sebagai Wakil Ketua MPR. “Ya didoakan juga, amin. Cawapres itu kan masih lama. MPR kan hari ini,” ujarnya sembari tersenyum.

Doa bernuansa politik di Senayan bukan kali ini saja. Doa yang dibacakan pada Sidang Tahunan MPR-DPR-DPD dua tahun berturut-turut menuai kontroversi. Setelah politikus Partai Gerindra M Syafi i di 2016, doa politikus PKS Tifatul Sembiring di Sidang Paripura 2017 juga jadi perhatian. Doa-doa yang dilantunkan menyindir kebijakan, bahkan kondisi fi sik Presiden Joko

Zainudin
Typewriter
27 Maret 2018, Media Indonesia | Hal.5