artikel_widyadari_no.12 tahun vi 2011

18
Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232 Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN ASESMEN PORTOFOLIO Oleh I Wayan Gunarhha e-mail: [email protected] Abstrak Kemampuan professional guru dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar memang masih sangat kurang. Mengingat cara-cara penilaian selama ini memiliki banyak kelemahan, maka sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, diberlakukan suatu konsep penilaian berbasis kelas (classroom-based assessment) dengan salah satu model atau pendekatannya adalah penilaian berbasis portofolio. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang : (1) pengertian asesmen portofolio, (2) tujuan dan fungsi asesmen portofolio, (3) kelebihan dan kekurangan asesmen portofolio, dan (4) aplikasi asesmen portofolio dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Asesmen Portofolio adalah asesmen berkelanjutan yang didasarkan kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Fungsi portofolio adalah sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua, sebagai alat pembelajaran, sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment). Asesmen portofolio ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan asesmen konvensional, di samping kekurangannya. Dalam aplikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, asesmen portofolio dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat. Dengan demikian, penggunaan asaesmen portofolio benar- benar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi belajar. Kata kunci: asesmen, portofolio, prestasi belajar bahasa Indonesia, Abstract Teacher's professional ability in conducting the assessment of process and learning outcomes are indeed still very lacking. Given the ways during this assessment has many shortcomings, then since the enactment of the competency-based curriculum, enforced a concept 2004 classroom-based assessment with one model or his approach is based on the valuation of the portfolio. This paper aims to provide a clear picture of: (1) understanding the portfolio assessment, (2) the purpose and function of the assessment portfolio, (3) advantages and disadvantages of portfolio assessment, and (4) the application portfolio assessment in learning Indonesian Language. Portfolio assessment is ongoing assessment based collection of information that shows the development of the ability of learners within a certain period.

Upload: hijimeru

Post on 28-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN ASESMEN PORTOFOLIO

Oleh

I Wayan Gunarhha e-mail: [email protected]

Abstrak

Kemampuan professional guru dalam melakukan penilaian proses dan hasil

belajar memang masih sangat kurang. Mengingat cara-cara penilaian selama ini

memiliki banyak kelemahan, maka sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis

Kompetensi 2004, diberlakukan suatu konsep penilaian berbasis kelas (classroom-based

assessment) dengan salah satu model atau pendekatannya adalah penilaian berbasis

portofolio. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang : (1)

pengertian asesmen portofolio, (2) tujuan dan fungsi asesmen portofolio, (3) kelebihan

dan kekurangan asesmen portofolio, dan (4) aplikasi asesmen portofolio dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Asesmen Portofolio adalah asesmen berkelanjutan

yang didasarkan kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

peserta didik dalam satu periode tertentu.

Tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang

tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan

dokumen yang akurat. Fungsi portofolio adalah sebagai sumber informasi bagi guru

dan orang tua, sebagai alat pembelajaran, sebagai alat penilaian otentik (authentic

assessment). Asesmen portofolio ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan

asesmen konvensional, di samping kekurangannya. Dalam aplikasinya dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia, asesmen portofolio dapat dilakukan dengan mengikuti

langkah-langkah yang tepat. Dengan demikian, penggunaan asaesmen portofolio benar-

benar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi belajar.

Kata kunci: asesmen, portofolio, prestasi belajar bahasa Indonesia,

Abstract

Teacher's professional ability in conducting the assessment of process and

learning outcomes are indeed still very lacking. Given the ways during this assessment

has many shortcomings, then since the enactment of the competency-based curriculum,

enforced a concept 2004 classroom-based assessment with one model or his approach is

based on the valuation of the portfolio. This paper aims to provide a clear picture of: (1)

understanding the portfolio assessment, (2) the purpose and function of the assessment

portfolio, (3) advantages and disadvantages of portfolio assessment, and (4) the

application portfolio assessment in learning Indonesian Language. Portfolio assessment

is ongoing assessment based collection of information that shows the development of

the ability of learners within a certain period.

Page 2: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

The purpose of the portfolio assessment is to provide information to parents

about the development of learners complete with support data and documents are

accurate. The portfolio function is as a source of information for teachers and parents, as

a learning tool, as an authentic assessment tool (authentic assessment). Assessment of

this portfolio has many advantages compared to the conventional assessment, in

addition to its shortcomings. In its application in the Indonesian Language learning,

assessment portfolios can be done by following the steps exactly. Thus, the use of

asaesmen portfolio really can be utilized to improve learning achievements.

Keywords: assessment, portfolios, language learning achievements, Indonesia

A. Pendahuluan

Para pakar pendidikan dan psikologi di Indonesia banyak memberikan

pandangan dan analisis terhadap mutu pendidikan, tetapi sampai saat ini tidak pernah

tuntas, bahkan muncul masalah-masalah pendidikan yang baru. Masalah mutu

pendidikan yang banyak dibicarakan adalah rendahnya hasil belajar peserta didik.

Padahal kita tahu, bahwa hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah

satunya adalah kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar.

Kemampuan professional guru dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar

memang masih sangat kurang. Kebanyakan guru melakukan penilaian lebih

menekannkan pada hasil belajar, sedangkan proses belajar kurang diperhatikan bahkan

cenderung diabaikan. Padahal, proses belajar sangat menentukan hasil belajar (Arifin,

2009: 194). Di samping itu, para guru juga terbiasa dengan kegiatan-kegiatan penilaian

rutin yang sifatnya praktis dan ekonomis sehingga tidak heran jika guru banyak

menggunakan soal yang sama dari tahun ke tahun. Walaupun guru telah sering

mengikuti pelatihan tentang evaluasi pembelajaran atau evaluasi hasil belajar, mereka

tatap kembali ke habitatnya semula, tanpa melakukan inovasi, perbaikan, dalam

pelaksanaan penilaian.

Page 3: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

Mengingat cara-cara penilaian selama ini memiliki banyak kelemahan, maka

sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, diperkenalkan suatu

konsep “penilaian berbasis kelas” (classroom-based assessment) dengan salah satu

model atau pendekatannya adalah “penilaian berbasis portofolio” (portofolio-based

assessment), yaitu suatu model penilaian yang dilakukan secara sistematis dan logis

untuk mengunkapkan dan menilai peserta didik secara komprehensif, objektif, akurat,

dan sesuai dengan bukti-bukti autentik (dokumen) yang dimiliki peserta didik. Menurut

Mardapi (2005: 2), dalam pembelajaran berbasis kompetensi, standar kompetensi

lulusan mencakup kemampuan penalaran, keterampilan, dan kepribadian. Tiga aspek ini

harus dikembangkan melalui program pembelajaran dan hasilnya dinilai. Hasil penilaian

ini merupakan produk kegiatan belajar mengajar.

Selanjutnya, dijelaskan bahwa penilaian memerlukan informasi yang akurat dari

hasil pengukuran terhadap kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam semua aspek.

Informasi ini dapat diperoleh melalui tes atau kumpulan semua karya atau prestasi yang

dimiliki peserta didik. Kumpulan karya ini merupakan portofolio dari peserta didik.

Kumpulan karya yang dinilai, sesuai dengan sistem penilaian pada kurikulum berbasis

kompetensi, menjadi bagian pembentukan suatu kompetensi atau yang terkait dengan

kompetensi. Untuk memperoleh informasi yang akurat diperlukan bukti otentik tentang

kemampuan peserta didik. Penggunaan bukti otentik dalam sistem penilaian dikenal

dengan penilaian otentik, yang salah satu bentuknya adalah model penilaian portofolio

(Mardapi, 2005: 3; Suwandi, 2009: 13; Depdiknas, 2006: 155).

Implikasi pemberlakuan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi),

yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) 2006

terhadap pola penilaian pembelajaran di sekolah adalah: Pertama, guru dan kepala

sekolah harus berperan sebagai pembuat keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan

Page 4: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

kurikulum, termasuk proses pembelajaran. Kedua, guru harus menyusun silabus yang

menjamin terlaksananya proses pembelajaran yang terarah dan bermakna. Ketiga, guru

harus melakukan continuous-autentic assessment yang menjamin ketuntasan belajar dan

pencapaian kompetensi peserta didik.

Akan tetapi, menurut pengakuan beberapa guru yang pernah penulis

wawancarai, mereka belum sepenuhnya mengerti apa dan bagaimana asesmen otentik,

asesmen kelas, termasuk asesmen portofolio tersebut. Hal ini terjadi karena minimnya

informasi terutama yang berupa literatur yang dimiliki oleh para guru. Dengan

demikian, mereka tetap saja menerapkan penilaian konvensional. Untuk itu, beberapa

masalah yang akan dibahas dalam artikel ini adalah: (1) Apakah yang dimaksud dengan

asesmen portofolio? (2) Apakah tujuan dan fungsi asesmen portofolio? (3) Apa

kelebihan dan kekurangan asesmen portofolio? dan (4) Bagaimanakah aplikasi

asesmen portofolio dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ?

B. Pembahasan

1. Pengertian Asesmen Portofolio

Istilah portofolio pertama kali digunakan oleh kalangan fotografer dan artis

(Arifin, 2009: 197). Melalui portofolio, fotografer dapat memperlihatkan prosfektif

pekerjaan mereka kepada pelanggan dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang

dimilikinya. Dalam dunia pendidikan, portofolio dapat digunakan guru melihat

perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan kumpulan hasil karya

sebagai bukti suatu kegiatan pembelajaran. Menurut para ahli, portofolio memiliki

beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai benda/alat, dan ada yang

memandang sebagai metode/teknik/cara. Portofolio sebagai wujud kumpulan benda

fisik, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan

Page 5: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

dalam suatu bendel. Portofolio ini merupakan karya terpilih dari peserta didik, baik

perseorangan, maupun kelompok.

Popham (1994) menjelaskan “asesmen portofolio merupakan penilaian secara

berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik

atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu.” Definisi ini hampir

sama dengan yang disampaikan oleh Depdiknas (2006: 167), yang mendefinisikan

penilaian portofolio sebagai penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan

informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu

periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses

pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau

bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensittn dalam suatu mata pelajaran.

Menurut Reckase (1995), portofolio adalah kumpulan karya peserta didik yang

menunjukkan usaha, kemajuan, dan prestasi peserta didik dalam suatu bidang (dalam

Mardapi, 2005: 7).

Dalam beberapa pengertian asesmen portofolio di atas, tidak terdapat

perbedaan yang mendasar. Pada prinsipnya, penilaian portofolio adalah penilaian

terhadap kumpulan pekerjaan siswa, yang telah dikumpulkan dalam file untuk setiap

siswa. Jadi, dalam asesmen portofolio guru membuat file untuk setiap peserta didik,

berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selama mengikuti proses

pembelajaran. Dalam file tersebut, dikumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi siswa,

seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, hasil praktikum, dan lain-lain. Selain itu juga

dikumpulkan catatan nonakademik, seperti kerajinan, kerapian, kejujuran, kemampuan

kerja sama, prestasi olah raga, kesenian, dan lain-lain. Menurut Jonson and Jonson

(2002: 103), portofolio bisa berupa kumpulan tugas peserta didik perorangan atau

kelompok.

Page 6: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

Portofolio dapat mencakup materi satu semester, satu tahun, atau beberapa

tahun, dan bisa mewakili kerja peserta didik dalam satu atau beberapa mata pelajaran.

Menurut Johnson and Johnson (202: 1030, portofolio bisa berupa kumpulan tugas

peserta didik perorangan atau kelompok. Selanjutnya dilelaskan bahwa portofolio bisa

mencakup pekerjaan rumah, tugas kelas, tes buatan guru, komposisi atau karangan,

presentasi, penyelidikan, ceklis pengamatan, seni visual, dan lain-lain. Data yang

terkumpul dari waktu ke waktu ini kemudian digunakan oleh guru untuk menilai dan

melihat perkembangan kemampuan serta prestasi akademik peserta didik dalam periode

tersebut. File portofolio sekaligus akan memberikan umpan balik (feed back) baik

kepada guru, maupun kepada peserta didik. Proses terjadinya umpan balik sangat

dimungkinkan karena dalam sistem penilaian portofolio data yang terkumpul dianalisis

secara kolaboratif dengan melibatkan guru, peserta didik, serta orang tua.

2. Tujuan dan Fungsi Asesmen Portofolio

Pada hakikatnya tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan

informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan

dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi

peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu (Arifin, 2009: 200). Menurut

Surapranata dan Hata (2004), penilaian portofolio dapat digunakan untuk mencapai

beberapa tujuan, yaitu “menghargai perkembangan yang dialami peserta didik,

mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung, memberi perhatian pada

prestasi kerja peserta didik yang terbaik, merefleksikan kesanggupan mengambil risiko

dan melakukan refleksi diri, membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan”.

Sedangkan, fungsi portofolio dapat kita lihat dari berbagai segi, yaitu:

Page 7: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

a. Portofolio sebagai sumber informasi bagi gudan orang tua untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab

dalam belajar, perluasan demensi belajar dan inovasi pembelajaran.

b. Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum

karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan

menunjukkan hasil kerja mereka.

c. Portofolio sebagai alat penilaian otentik (authentic assessment).

d. Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan

self-assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang

banyak untuk menilai diri sendiri dari waktun ke waktu.

Selanjutnya, Direktorat PLP-Ditjen Dikdasmen-Depdiknas (2003)

mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan untuk: (a) memperlihat

perkembangan pemikiran atau pemahaman siswa pada periode waktu tertentu, (b)

menunjukkan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan, (c)

mendemonstrasikan perbedaan bakat, (d) mendemonstrasikan kemampuan untuk

memproduksi atau mengkreasi suatu pekerjaan baru secara orisinal, (e)

mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu tertentu, (f) mendemonstrasikan

kemampuan menampilkan suatu karya seni, (g) mendemontrasikan kemampuan

mengintergrasikan teori dan praktik, dan (h) merefleksikan nilai-nilai individual atau

pandangan duniasecara lebih luas.

3. Karakteristik Asesmen Portofolio

Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah, yaitu dari

guru ke peserta didik, dari peserta didik ke guru, dan antarpeserta didik. Direktorat PLP

Page 8: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

Ditjen dikdasmen Depdiknas (2003) mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio

hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai

antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik. Mereka harus

saling percaya dan saling membutuhkan, saling membantu, terbuka dan jujur

sehingga dapat membangun suasana penilaian yang lebih kodusif.

b. Confidentiality (kerahasiaan bersama), artinya gurun harus menjaga

kerahasiaan semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang ada, baik

perseorangan maupun kelompok, sebelum didiadakan pameran.

c. Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan peserta

didik dan dokumen yang ada harus menjadi milik bersama antara guru dan

peserta didik, karena itu harus dijaga bersama.

d. Satisfaction (kepuasan)artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian

standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan

semua pihak, baik guru, orang tua, maupun peserta didik.

e. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan

standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang diharapkan.

Di samping itu, Surapranata da Hatta (2004) menambahkan tiga prinsip, yaitu

“penciptaan budaya mengajar, refleksi bersama, serta proses dan hasil”. Artinya,

penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pembelajarannya juga menggunakan

pendekatan portofolio.

4. Jenis Asesmen Portofolio

Menurut Mardapi (2005: 8), ada dua tipe portofolio, yaitu portofolio hasil karya

terbaik, dan portofolio proses. Portofolio karya terbaik adalah kumpulan karya-karya

terbaik dari peserta didik dari suatu bidang. Portofolio proses mencakup semua karya

Page 9: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

yang dimiliki peserta didik. Menurur Arifin (2009: 207) portofolio proses menunjukkan

tahapan belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke

waktu. Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan indikator yang telah dotetapkan dalam

kurikulum serta menunjukkan semua hasil dari awal sampai dengan akhir selama kurun

waktu tertentu.

Dalam portofolio proses, guru dapat menyajikan berbagai macam tugas yang

setara atau yang berbeda kepada peserta didik. Guru juga dapat memutuskan apa yang

harus dikerjakan peserta didik atau peserta didik diajak bekerja sama dengan peserta

didik lan dalam mengerjakan tugas tertentu. Portofolio proses digunakan untuk melihat

proses pembuatan suatu karya atau suatu pekerjaan yang menuntut adanya proses

diskusi antara peserta didik dengan guru atau sesame peserta didik.

Portofolio produk hanya menekan pada penguasaan (materi) dari tugas yang

dituntut dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan sekumpulan indikator

prncapaian hasil belajar, serta hanya menunjukkan evidence yang paling baik, tanpa

memperhatikan kapan dan bagaimana evidence tersebut diperoleh. Tujuan portofolio

produk adalah untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah

dicapai.

5. Teknik Asesmen Portofolio

Menurut Suwandi (2009: 103-105), teknik asesmen portofolio di dalam kelas

memerlukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio tidak hanya

merupakan kumpulan hasi kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk

penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat

Page 10: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan

minatnya.

2. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan

dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dengan yang lain bisa sama bisa

berbeda. Misalnya untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan

karangan-karangannya, sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta

didik mengumpulkan gambar buatannya.

3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dlam satu map atau

folder di rumah masing-masing atau loker masing-masing di sekolah.

4. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta

didik sehingga dapat dilihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

5. Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan botnya dengan

peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. Misalnya, kriteria

kemampuan menulis karangan, yaiyu: penggunaan tata bahasa, pilihan kata,

kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta

didikmengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.

6. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat

membimbng peserta didik, bagaimana cara menilai dengan member keterangan

tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara

memperbaikinya. Hal itu dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

7. Setelah suatu karya dinilai, dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik

diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru,

perlu ada kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya

dua minggu harus diserahkan kepada guru.

Page 11: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

8. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang

orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan

portofolio, sehingga orang tua dapat memotivasi anaknya.

Contoh Penilaian Portofolio

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi Waktu : 1 Semester

Nama Siswa : _______________________

No.

SK/KD

Periode

Kriteria

Ket. Tata

Bahasa

Kosa

kata

Kelengkapan

gagasan

Sistematika

Penulisan

1.

Menulis

karangan

deskriptif

30/7

10/8

Dst.

2

Membuat

resensi

buku

1/9

30/9

10/10

dst

Catatan: Setiap karya siswa sesua Standar Kompetensi/Kompetensi dasar yang masuk dalam

portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai

pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala 0-10 atau 0-100. Semakin baik

hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom

keterampilan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang

dinilai.

Menurut Harsiati (2003: 4-5), prosedur penyusunan dan penilaian portofolio

dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) Identifikasi tujuan portofolio, (2)

penentuan jenis portofolio, (3) penentuan kompetensi dan tahapan pencapaiannya, (4)

penentuan kriteria penilaian karya yang sesuai dengan kompetensi yang akan

ditunjukkan siswa, dan (5) penentuan isi tiap-tiap bagian portofolio.

Page 12: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

Contoh perencanaan Portofolio :

Tujuan portofolio : Mengamati perkembangan kemampuan menulis

Jenis portofolio : Portofolio proses

Kelas : II

Rentangan Waktu : Satu semester

Nama Siswa : ……………………………………..

Isi Portofolio

Bagian 1 (Kumpulan karya siswa dan tahapan prosesnya)

Bagian I berisi sejumlah proses penyusunan dan hasil akhir karya siswa. Jumlah dan

jenis kompetensi menulis yang akan didokumentasikan disesuaikan dengan KD dalam

kurikulum. Proses dan hasil karya dipaparkan sebagai berikut.

A. Kompetensi Menulis puisi

- Perencanaan penulisan (topik yang dipilih, cara pembatasan topik)

- Buram puisi

- Hasil penyuntingan-penyuntingan yang dilakukan

- Hasil akhir prnulisan puisi

B. Kompetensi menulis Cerpen

- Perencanaan penulisan cerpen (pokok persoalan yang dipilih)

- Buram cerita pendek

- Hasil penyuntingannya

- Hasil akhir penulisan cerpen

C. Kompetensi …………………..

D. Kompetensi……………………(dan seterusnya)

Page 13: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

Bagian 2 (Penilaian diri dan penilaian guru)

Bagian ini berisi sejumlah rubrik sesuai dengan kompetensi yang dipelajari siswa

dengan hasil penilaian siswa terhadap karyanya. Selain itu, dalam bagian ini juga

terdapat rubrik dengan hasil penilaian guru.

Bagian 3 (Simpulan dan hasil penilaian)

Bagian ini berisi simpulan siswa tentang tingkatan kemampuan menulisnya. Pada

bagian ini juga berisi simpulan siswa tentang grade yang sesuai dengan dirinya dan

alasan-alasan yang mendukungnya. Selain dari pihak siswa, bagian 3 ini juga berisi

simpulan dari pihak guru tentang proses dan produk karya yang dihasilkan siswa.

Sebagai mana disinggung di bagian sebelumnya, portofolio diharapkan dapat

memberikan balikan bagi siswa maupun guru serta dapat menggambarkan pertumbuhan

kemampuan siswa. Untuk itu, penilaian portofolio harus dilakukan pada awal, tengah,

dan akhir pembelajaran. Guru dan siswa harus menyepakati kapan penilaian awal,

tengah, dan akhir dilakukan. Penilaian karya produktif (menulis dan berbicara)

memerlukan bantuan rubrik agar penilaian lebih terpokus.

Portofolio dinilai dengan cara menganalisis, membandingkan, dan

menyimpulkan bukti proses penulisan. Untuk tujuan memberikan balikan, setiap karya

dianalisis kemudian disimpulkan apakah karya tersebut membuktikan bahwa siswa telah

belajar sesuatu. Simpulan ini disampaikan kepada siswa sebagai balikan. Hasil

penilaian portofolio haru ditindaklanjuti dengan berbagai latihan tambahan yang

diperlukan sesuai dengan hasil penilaian. Misalnya, siswa perlu diberi kesempatan

berlatih menyusun kerangka karangan karena portofolio menunjukkan bahwa kemem

siswa dalam menyusun kerangka karangan belum memadai.

Page 14: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

6. Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Portofolio

Setiap konsep atau model asesmen tentu ada kelebihan dan kekurangannya.

Begitu pula dengan asaesmen portofolio. Kelebihan model asesmen portofolio antara

lain sebagai berikut.

1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik

dari waktu ke waktu berasarkan feed back dan refleksi diri.

2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan, dan

dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di

kelas.

3. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang

telah mereka kerjakan, baik di kelas, maupun di luar kelas.

4. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran dan penilaian.

5. Member kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan

mereka.

6. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program

pembelajaran.

7. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah dan

masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.

Adapun kekurangan asesmen portofolio antara lain, sebagai berikut.

1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.

2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan bentuk penilaian

yang lain.

3. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga

proses penilaian kurang mendapat perhatian.

Page 15: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

4. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented,

maka asesmen portofolio tidak dapat dilaksanakan.

5. Orang tua peserta didik sering berpikir skeptis karena laporan hasil belajar

anaknya tidak berbentuk angka.

6. Asesmen portofolio masih relative baru sehingga banyak guru, orang tua,

dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.

7. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas.

C. Kesimpulan

Asesmen Portofolio adalah asesmen berkelanjutan yang didasarkan kumpulan

informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu

periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses

pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai), atau

bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata

pelajaran. Asesmen portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu

pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode, karya tersebut dinilai

oleh guru dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan

peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus

melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan

perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan,

puisi, surat, hasil membaca buku/literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dan lain-

lain. Karya siswa harus merupakan karyanya sendiri, bukan dibuatkan orang lain.

Adapun tujuan asesmen portofolio ini adalah untuk memberikan informasi

kepada orang tua siswa tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan

dukungan data dan dokumen yang akurat. Portofolio ini boleh dikatakan lampiran dari

Page 16: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

rapor peserta didik. Disamping itu, portofolio ini bertujuan untuk menghargai

perkembangan yang dialami peserta didik, mendokumentasikan proses pembelajaran,

memberikan perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik, meningkatkan

efektivitas proses pembelajaran, dan lain-lain. Sedangkan fungsi portofolio adalah

sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan kemampuan peserta didik, sebagai alat penilaian otentik (authentic

assessment), sebagi sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-

assessment.

Asesmen portofolio memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan asesmen

konvensional, antara lain: (1) dapat melihat pertumbuhan dan perkrmbangan

kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu, (2) membantu guru dalam melakukan

penilaian secara adil, objektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa

mengurangi kreativitas peserta didik di kelas, (3) melatih peserta didik bertanggung

jawab, (4) meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam pembelajaran,dan

(5) member kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.

Kekurangannya antara lain: membutuhkan waktu dan kerja ekstra, dianggap kurang

reliabel, belum banyak guru yang memahaminya, criteria penilaian tidak jelas, sulit

diterapkan untuk ujian nasional.

Dalam aplikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, asesmen portofolio

dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah (1) Jelaskan kepada peserta didik

bahwa penggunaan portofolio tidak hanya untuk guru, tetapi juga untuk siswa sendiri,

(2) Tentukan bersama siswa sampel portofolio apa saja yang akan dibuat, (3) Simpanlah

karya setiap peserta didik dalam suatu map atau folder di rumah masing-masing atau di

sekolah, (4) Beri tanggal pembuatan pada tiap bahan informasi perkembangan peserta

didik, (5) Tentukan kriteria penilaiannya serta bobot nilainya dengan peserta didik

Page 17: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

sebelum mereka membuat karya, (6) Minta siswa menilai karyanya secara

berkesinambungan, atas bimbingan guru, (7) beri kesempatan kepada peserta didik utu

memperbaiki karya yang belum memuaskan, (8) Jadwalkan (bila perlu) pertemuan

untuk membahas portofolio dengan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Arter, Judith A. and Vicki Spandel. Using portofilio of student work in instruction and

assessment. ITEM.

Depdiknas.(2006). Pedoman model penilaian kelas kurikulum tingkat satuan

pendidikan TK-SD-SMP-SMA-SMK-MI-MTs-MA-MAK. Jakarta: BP Cipta

Jaya.

Harsiati, Titik. (2003). “Penilaian otentikdlm pembelajaran Bahasa Indonesia”.

Makalah.

Johnson, D. W., Johnson, R. T. (2002). Meaningful assessment. Boston: Allyn and

bacon.

Mardapi, Djemari. (2005). Penilaian model portofolio pada pembelajaran berbasis

kompetensi di perguruan tinggi. Makalah disampaikan pada Seminar

Penilaian Portofolio untuk Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian Universitas Sebelas Maret 30 Maret 2005 di Surakarta.

Supranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian portofolio . bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Suwandi, Sarwiji. (2009). Model assesmen dalam pembelajaran. Surakarta: YUMA

PUSTAKA

Biodata Penulis:

- Penulis adalah Lektor Kepala dalam bidang Evaluasi Pendidikan dan bekerja sebagai

dosen Kopertis Wilayah VIII, dpk pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

dan Daerah, FPBS IKIP PGRI Bali Denpasar.

Page 18: ARTIKEL_Widyadari_No.12 Tahun VI 2011

Nomor 12 Tahun VI Oktober 2011 ISSN 1907-3232

Jurnal Pendidikan Widyadari IKIP PGRI BALI

- Saat ini penulis masih tercatat sebagai mahasiswa Program Doktor sejak tahun

akademik 2010/2011, dan sedang menyelesaikan disertasi tentang Pengembangan

Model Evaluasi Program Pembelajaran Anak Usia dini.