artikel tentang akuntansi pajak.doc

23
Artikel Tentang Akuntansi Pajak Pengertian Akuntansi Pajak Suatu seni dalam mencatat, menggolongkan, mengihtisarkan serta menafsirkan transaksi-transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan dan bertujuan untuk menentukan jumlah penghasilan kena pajak (penghasilan yang digunakan sebagai dasar penetapan beban dan pajak penghasilan yang terutang) yang diperoleh atau diterima dalam suatu tahun pajak untuk dipakai sebagai dasar penetapan beban dan/atau pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan sebagai wajib pajak. Perlunya akuntansi pajak untuk dipelajari dan diketahui selain akuntansi keuangan adalah karena : Pajak penghasilan seringkali dikenakan atau dipungut atas dasar berbagai asas, tujuan, dan pertimbangan-pertimbangan yang sebagian besar diantaranya justru tidak berhubungan dengan penentuan laba rugi periodik atau penetapan beban dan pendapatan sebagai salah satu tujuan pokok akuntansi keuangan. Sehingga untuk melaksanakan kewajiban pajak dengan benar terutama dalam pengisian dan pelaporan SPT Tahunan sangat penting untuk mengetahui dan mempelajari akuntansi pajak. Referensi : Kamus Akuntansi (Dhanny R Cysco) Akuntansi Pajak (Harnanto) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) UU No.28 Tentang KUP dan peraturan pelaksanaannya UU No.36 Tentang PPh dan peraturan pelaksanaannya UU No.42 Tentang PPN dan PPnBM dan peraturan pelaksanaannya Pengertian Dan Contoh Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Kewajiban Dalam Akuntansi Pajak nilai kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan laba fiskal atau nilai tercatat kewajiban

Upload: shock-clip

Post on 21-Nov-2015

135 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Artikel Tentang Akuntansi Pajak

Pengertian Akuntansi Pajak Suatu seni dalam mencatat, menggolongkan, mengihtisarkan serta menafsirkan transaksi-transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan dan bertujuan untuk menentukan jumlah penghasilan kena pajak (penghasilan yang digunakan sebagai dasar penetapan beban dan pajak penghasilan yang terutang) yang diperoleh atau diterima dalam suatu tahun pajak untuk dipakai sebagai dasar penetapan beban dan/atau pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan sebagai wajib pajak. Perlunya akuntansi pajak untuk dipelajari dan diketahui selain akuntansi keuangan adalah karena : Pajak penghasilan seringkali dikenakan atau dipungut atas dasar berbagai asas, tujuan, dan pertimbangan-pertimbangan yang sebagian besar diantaranya justru tidak berhubungan dengan penentuan laba rugi periodik atau penetapan beban dan pendapatan sebagai salah satu tujuan pokok akuntansi keuangan. Sehingga untuk melaksanakan kewajiban pajak dengan benar terutama dalam pengisian dan pelaporan SPT Tahunan sangat penting untuk mengetahui dan mempelajari akuntansi pajak.Referensi : Kamus Akuntansi (Dhanny R Cysco) Akuntansi Pajak (Harnanto) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) UU No.28 Tentang KUP dan peraturan pelaksanaannya UU No.36 Tentang PPh dan peraturan pelaksanaannya UU No.42 Tentang PPN dan PPnBM dan peraturan pelaksanaannya Pengertian Dan Contoh Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Kewajiban Dalam Akuntansi Pajaknilai kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan laba fiskal atau nilai tercatat kewajiban dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan pada masa mendatang..Contoh : Nilai tercatat beban yang masih harus dibayar (accured expenses) 100. Biaya tersebut dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal dengan dasar kas. DPP-nya adalah nol. Nilai tercatat pendapatan bunga diterima dimuka 100. Untuk tujuan fiskal, pendapatan bunga tersebut dikenakan pajak dengan dasar kas. DPP-nya adalah nol. Nilai tercatat beban masih harus dibayar (accrued expense) 100. Untuk tujuan fiskal biaya tersebut telah dikurangkan. DPP-nya adalah 100. Nilai tercatat beban denda yang masih harus dibayar 100. Untuk tujuan fiskal, beban denda tersebut tidak dapat dikurangkan. DPPnya adalah 100. Nilai tercatat pinjaman yang diterima 100. Pelunasan pinjaman tersebut tidak mempunyai konsekuensi pajak. DPP-nya adalah 100.ApabilaDasar Pengenaan Pajak (DPP)kewajiban tidak begitu jelas, makaDasar Pengenaan Pajak (DPP)tersebut dapat ditentukan menurut prinsip dasar yang digunakan dalam Pernyataan PSAK 46. Dengan beberapa pengecualian, perusahaan harus mengakui kewajiban pajak tangguhan apabila pelunasan nilai tercatat kewajiban tersebut akan mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang lebih kecil dibandingkan dengan pembayaran pajak sebagai akibat pelunasan kewajiban yang tidak memiliki konsekuensi pajak.Referensi : Akuntansi Pajak (Harnanto) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) UU No.28 Tentang KUP dan peraturan pelaksanaannya UU No.36 Tentang PPh dan peraturan pelaksanaannya UU No.42 Tentang PPN dan PPnBM dan peraturan pelaksanaannya Akuntansi Pajak Atas Koreksi Fiskal :1. Pengertian Koreksi Fiskalkoreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan olehwajib pajaksebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajakbadandan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak).Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan/pengakuan penghasilan maupun biaya antara akuntansi komersial dengan akuntansi pajak.Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :a.Beda tetap.Yaitu penghasilan dan biaya yang diakui dalam penghitungan laba neto untuk akuntansi komersial tetapi tidak diakui dalam penghitungan akuntansi pajak.Contoh penghasilan : sumbangan, Penghasilan bunga deposito.Contoh biaya : biaya sumbangan, biaya sanksi perpajakan.b.Beda waktuYaitu penghasilan dan biaya yang dapat diakui saat ini oleh akuntansi komersial atau sebaliknya, tetapi tidak dapat diakui sekaligus oleh akuntansi pajak, biasanya karena perbedaan metode pengakuan.Contoh penghasilan : pendapatan laba selisih kursContoh biaya : biaya penyusutan, biaya sewaJenis koreksi fiskal adalah sebagai berikut :a.Koreksi fiskal positifYaitu koreksi fiskal yang menyebabkan penambahan penghasilan kena pajak dan PPh terutang.Contoh : Biaya PPhSelengkapnya lihatJenis koreksi fiskal positif.b.Koreksi fiskal NegatifYaitu koreksi yang menyebabkan pengurangan penghasilan kena pajak dan PPh terutang.Contoh : Penghasilan bunga deposito.Selengkapnya lihatJenis koreksi fiskal negatif.Artikel Yang Terkait : Artikel Tentang Akuntansi Pajak Artikel Tentang PPh Badan Artikel Tentang PPh Orang PribadiReferensi : Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh)2. Penyebab Timbulnya Atau Terjadinya Koreksi Fiskal Terjadinya Perbedaan Tetap (beda tetap) antara pengakuan dalam akuntansi keuangan komersial dengan akuntansi pajak (peraturan perpajakan) dalam penentuan pos-pos dalam laporan rugi laba, antara lain :1.Pengakuan penghasilan atau pendapatan atau omzet.Contoh :Omzet yang berasal dari penghasilan yang telah dikenakan PPh Final diakui sebagai pendapatan atau penghasilan dalam laba rugi akuntansi keuangan komersial tetapi tidak diakui sebagai pendapatan atau penghasilan dalam perhitungan laba kena pajak akuntansi pajak.2.Pengakuan biaya.Contoh :Biaya Sumbangan diperbolehkan dikurangkan dari pendapatan atau penghasilan dalam laba rugi akuntansi keuangan komersial tetapi tidak boleh dikurangkan dari pendapatan atau penghasilan dalam perhitungan laba kena pajak akuntansi pajak. Terjadinya Perbedaan Temporer (beda waktu) antara jangka waktu atau saat pengakuan dalam akuntansi keuangan komersial dengan akuntansi pajak (peraturan perpajakan) dalam penentuan pos-pos dalam laporan rugi laba, antara lain :1.Perbedaan Lamanya atau jangka waktu pengakuan suatu pos dalam akuntansi keuangan komersial dengan akuntansi pajak (peraturan perpajakan) dalam penentuan pos-pos dalam laporan rugi laba,Contoh :Biaya penyusutan komputer dalam laba-rugi akuntansi keuangan komersial diakui selama masa manfaat komputer tersebut, sedangkan dalam laba kena pajak akuntansi pajak diakui selama empat tahun.2.Perbedaan saat atau waktu pengakuan suatu pos dalam akuntansi keuangan komersial dengan akuntansi pajak (peraturan perpajakan) dalam penentuan pos-pos dalam laporan rugi laba,Contoh :Pendapatan atau penghasilan pada kontrak jangka panjang dalam laba-rugi akuntansi keuangan komersial diakui pada saat kontrak selesai , sedangkan dalam laba kena pajak akuntansi pajak diakui pada saat pembayaran uang muka dan pembayaran termin.Artikel Yang Terkait : Artikel Tentang Akuntansi Pajak Artikel Tentang PPh Badan Artikel Tentang PPh Orang PribadiReferensi : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Undang-Undang Nomor 28 Tentang KUP dan peraturan pelaksanaannya Undang-Undang Nomor 36 Tentang PPh dan peraturan pelaksanaannya Undang-Undang Nomor 42 Tentang PPN dan PPnBM dan peraturan pelaksanaannya3. Pengertian Perbedaan Waktu Atau Temporer (Temporary Differences) Dalam Akuntansi PajakPengertian Perbedaan Waktu Atau Temporer (Temporary Differences) Dalam Akuntansi Pajak adalah :Perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu kewajiban dengan nilai tercatat aktiva atau kewajiban tersebut, yang akan berakibat pada kenaikan atau bertambahnya laba fiskal / laba kena pajak periode mendatang (future taxable amount atau taxable temporary differences) atau berkurangnya fiskal / laba kena pajak periode mendatang (future deductible amount or deductible temporary differences), pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban diselesaikan atau dilunasi (settled).Perbedaan Waktu Atau Temporer (Temporary Differences)timbul sebagai konsekuensi logis dari adanya perbedaan standar atau ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan (kriteria dan periode), dan pengukuran atau penilaian elemen-elemen laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan, beban, untung, dan rugi) yang berlaku dalam disiplin akuntansi perpajakan (ketentuan/peraturan perpajakan) disatu pihak, dengan standar atau ketentuan yang berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan dipihak yang lain.Perbedaan Waktu Atau Temporer (Temporary Differences)mengakibatkan timbulnya koreksi fiskal terhadap laporan akuntansi atau laporan laba rugi komersial dalam penghitungan penghitungan laba kena pajak sebagai dasar penghitungan PPh terutang dan sebagai lampiran SPT Tahunan.ContohPerbedaan Waktu Atau Temporer (Temporary Differences)antara lain :Penyusutan akiva tetap (komputer) menurut pajak atau fiskal disusutkan selama empat tahun, namun secara akuntansi keuangan bisa disusutkan selama enam tahun, jadi meskipun jumlah penyusutan sama akan tetapi pembebanan sebagai biaya dalam satu periode / tahun pajak menjadi berbeda.4. Jenis atau Kategori Perbedaan Temporer (Beda Waktu) Dalam Akuntansi PajakJenis atau Kategori Perbedaan Temporer (Beda Waktu) Dalam Akuntansi Pajak adalah sebagai berikut : Perbedaan temporer berupa future taxable amount (Kewajiban Pajak Tangguhan) timbul sebagai akibat dari terpulihkannya suatu aktiva yang terkait dengan penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak dalam periode setelah pengakuannya sebagai elemen laba rugi akuntansi, atau sering disebut perbedaan temporer kena pajak.Contoh :Piutang yang timbul dari hasil penjualan angsuran yang diakui sebagai elemen laba-rugi akuntansi dalam periode terjadinya transaksi penjualan, dan dalam periode terjadinya penerimaan kas sebagai elemen penghasilan kena pajak atau laba-rugi fiskal. Perbedaan temporer berupa future taxable amount (Kewajiban Pajak Tangguhan) juga timbul sebagai akibat dari terpulihkannya suatu aktiva yang terkait dengan setiap biaya atau kerugian yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk perhitungan laba-rugi fiskal dalam periode sebelum pengakuannya sebagai elemen laba-rugi akuntansi.Contoh :Suatu aktiva tetap yang disusutkan lebih cepat untuk perhitungan laba-rugi fiskal atau penghasilan kena pajak daripada penyusutannya untuk perhitungan laba-rugi akuntansi. Perbedaan temporer berupa future deductible amount (Aktiva Pajak Tangguhan) timbul dari pembayaran atau penyelesaian suatu kewajiban yang terkait dengan biaya atau kerugian, yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk laba-rugi fiskal dalam periode sebelum pengakuannya sebagai elemen biaya dalam laporan keuangan (laba-rugi akuntansi).Contoh :Kewajiban atau utang garansi yang diakui sebagai elemen biaya dalam periode terjadinya transaksi penjualan barang untuk perhitungan laba-rugi akuntansi, tetapi diakui sebagai biaya fiskal (elemen laba-rugi fiskal) dalam periode terjadinya transaksi pembayaran atau pengeluaran kas untuk biaya garansi dalam periode mendatang. Perbedaan temporer berupa future deductible amount (Aktiva Pajak Tangguhan) juga timbul sebagai akibat dari pembayaran atau penyelesaian kewajiban yang terkait dengan penghasilan atau keuntungan yang diakui sebagai elemen laba-rugi fiskal atau penghasilan kena pajak dalam periode sebelum pengakuannya sebagai elemen laba-rugi akuntansi.Contoh :Penghasilan dari surat kabar harian atau majalah untuk masa satu tahun yang diterima dimuka, yang diakui sebagai elemen laba-rugi fiskal atau penghasilan kena pajak dalam periode terjadinya penerimaan kas, tetapi diakui sebagai elemen laba-rugi akuntansi dalam periode diperoleh atau direalisasikannya penghasilan tersebut dikemudian hari. Perbedaan temporer juga timbul dari transaksi atau peristiwa yang sudah diakui didalam laporan keuangan (komersial) dan akan bertambah atau berkurangnya penghasilan kena pajak atau laba fiscal periode mendatang, tetapi tidak dapat diidentifikasi dengan aktiva atau kewajiban tertentu untuk tujuan penyajiannya di dalam laporan keuangan. Termasuk dalam kategori perbedaan temporer demikian antara lain :1.Biaya pendirian yang diakui sebagai elemen laba-rugi akuntasi dalam periode terjadinya biaya (tidak dikapitalisasi sebagai aktiva), tetapi ditangguhkan (dikapitalisasi sebagai aktiva atau beban tangguhan) dan diamortisasi sebagai biaya secara periodik atau pengurang penghasilan untuk perhitungan penghasilan kena pajak atau laba-rugi fiskal.2.Biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai elemen penghasilan kena pajak atau laba fiskal dalam periode terjadinya biaya, tetapi dikapitalisasi sebagai aktiva atau beban tangguhan dan diamortisasi secara periodik untuk perhitunganlaba-rugi akuntansinya.3.Laba atas kontrak jangka panjang yang diakui berdasar metode kontrak selesai untuk tujuan penghitungan laba akuntansi, tetapi diakui berdasar metode persentase penyelesaian untuk tujuan perhitungan penghasilan kena pajak atau laba-rugi fiskal.5. Pengertian Perbedaan Tetap (Beda Tetap) Dalam Akuntansi PajakPengertian Perbedaan Tetap (Beda Tetap) Dalam Akuntansi Pajak adalah :Perbedaan yang timbul sebagai akibat perbedaan pengakuanpenilaian elemen-elemen laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan, beban, untung, dan rugi) yang berlaku dalam disiplin akuntansi perpajakan (ketentuan/peraturan perpajakan) disatu pihak, dengan standar atau ketentuan yang berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan dipihak yang lain yang bersifat tetap.Perbedaan Tetap (Beda Tetap)mengakibatkan timbulnya koreksi fiskal terhadap laporan akuntansi atau laporan laba rugi komersial dalam penghitungan penghitungan laba kena pajak sebagai dasar penghitungan PPh terutang dan sebagai lampiran SPT Tahunan.ContohPerbedaan Tetap (Beda Tetap)antara lain : Biaya Sumbangan menurut pajak atau fiskal tidak diakui sebagai biaya untuk mengurangi penghasilan kena pajak atau laba kena pajak, namun secara akuntansi keuangan bisa dibiayakan untuk mengurangi laba komersial atau laba akuntansi komersial. Penghasilan bunga bank menurut pajak atau fiskal tidak diakui sebagai penghasilan untuk menambah penghasilan kena pajak atau laba kena pajak, namun secara akuntansi keuangan merupakan penghasilan yang menambah laba komersial atau laba akuntansi komersial.6. Jenis Koreksi Fiskal PositifPengertian Koreksi Fiskal Positif Yaitu :koreksi fiskal yang menyebabkan penambahan penghasilan kena pajak dan PPh terutang.Jenis Koreksi Fiskal Positif antara lain :

a.Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.b.Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota.c.Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali :1.Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang.2.Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.3.Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan.4.Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan.5.Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan.6.Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industry.d.Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan.e.Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.f.Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.g.Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.h.Pajak Penghasilan.i.Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.j.Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.k.Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakanl.Persediaan yang jumlahnya melebihi jumlah berdasarkan metode penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No.36 Tahun 2008 tentang PPh.m. Penyusutan yang jumlahnya melebihi jumlah berdasarkan metode penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No.36 Tahun 2008 tentang PPh.n.Biaya yang ditangguhkan pengakuannya.7. Jenis Koreksi Fiskal NegatifPengertian Koreksi Fiskal Negatif Yaitu :koreksi yang menyebabkan pengurangan penghasilan kena pajak dan PPh terutang.

Jenis Koreksi Fiskal Negatif antara lain :1.Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final antara lain :a.Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.b.Penghasilan berupa hadiah undian.c.Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.d.Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usahareal estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.2.Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak antara lain :a.Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.b.Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.c.Warisan.d.Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal.e.Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit).f.Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa.g.dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :-Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.-bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor.h.Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.i.Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf h, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.j.Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.k.Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :-Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.-sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.l.Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.m.Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.n.Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.o.Persediaan yang jumlahnya kurang jumlah berdasarkan metode penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No.36 Tahun 2008 tentang PPh.p.Penyusutan yang jumlahnya kurang jumlah berdasarkan metode penghitungan yang sudah ditetapkan dalam Pasal 10 UU No.36 Tahun 2008 tentang PPh. Akuntansi Pajak Atas Penghasilan Kena Pajak/Laba atau Rugi Kena Pajak :1. Pengertian Penghasilan Kena Pajak Atau Laba Fiskal (Taxable Profit) Atau Rugi Pajak (Tax Loss) Dalam Akuntansi Pajak

HYPERLINK "http://www.wibowopajak.com/2012/05/pengertian-penghasilan-kena-pajak-atau.html" \t "_blank" Pengertian Penghasilan Kena Pajak Atau Laba Fiskal (Taxable Profit) Atau Rugi Pajak (Tax Loss) Dalam Akuntansi Pajak adalah :adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkanperaturan perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.Satu peride dalam perpajakan meliputi Satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.Peraturan Perpajakan meliputi : Undang-undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dan Peraturan pelaksanaannya. Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh) dan Peraturan pelaksanaannya. Undang-undang No.42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) dan Peraturan pelaksanaannya.Penghasilan Kena Pajak Atau Laba Fiskal (Taxable Profit) Atau Rugi Pajak (Tax Loss)adalah laba akuntansi atau laba komersial dikurangi/ditambah dengan koreksi fiskal .Contoh Penghitungan Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Pembukuan :Laba Akuntansi/Laba Komersial : 100.000.000Koreksi Fiskal :Koreksi Fiskal Positif : 20.000.000Koreksi Fiskal Negatif : (5.000.000) + Total Koreksi Fiskal 15.000.000 +Penghasilan Kena Pajak 85.000.0002. Pengertian Laba Akuntansi Dalam Akuntansi Pajak3. Pengertian Laba Akuntansi Dalam Akuntansi Pajak adalah :

4. laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.5. Dalam SPT Tahunan PPh Badan dan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang menggunakan pembukuan laba akuntansi adalah sama dengan laba komersial sebelum pajak penghasilan atau laba sebelum dilakukan koreksi fiskal dan dikurangi pajak penghasilan yang terutang.6. Dalam laba akuntansi berarti semua pendapatan dan biaya telah dilaporkan atau dihitung termasuk pendapatan yang merupakan objek pajak penghasilan dan bukan objek pajak penghasilan serta biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak. Akuntansi Pajak Atas Pajak Tangguhan :1. Aktiva Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets)Pengertian Aktiva Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets) adalah :Jumlah pajak penghasilan terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya :1. Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences).2. Sisa kerugian yang belum dikompensasikan.Penilaian kembali Aktiva Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets) harus dilakukan setiap tanggal neraca, terkait dengan kemungkinan dapat atau tidaknya pemulihan akiva pajak tangguhan (Deferred Tax Assets) direalisasikan dalam periode mendatang.Penyajian akiva pajak tangguhan (Deferred Tax Assets) dalam neraca harus disajikan terpisah dari aktiva, disajikan dalam aktiva tidak lancar.Pengukuran akiva pajak tangguhan (Deferred Tax Assets) didasarkan pajak peraturan yang berlaku, efek perubahan peraturan perpajakan yang terjadi di kemudian hari tidak boleh diantisipasi atau diestimasikan.Perbedaan temporer timbul sebagai konsekuensi logis dari adanya perbedaan standar atau ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan (kriteria dan periode), dan pengukuran atau penilaian elemen-elemen laporan keuangan yang berlaku dalam disiplin akuntansi perpajakan (ketentuan perpajakan) disatu pihak dengan standar atau ketentuan yang berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan dipihak yang lain.2. Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liabiliies)3. Pengertian Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liabiliies) adalah :

4. Jumlah pajak penghasilan yang terutang untuk periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences).5. Perbedaan temporer timbul sebagai konsekuensi logis dari adanya perbedaan standar atau ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan (kriteria dan periode), dan pengukuran atau penilaian elemen-elemen laporan keuangan yang berlaku dalam disiplin akuntansi perpajakan (ketentuan perpajakan) disatu pihak dengan standar atau ketentuan yang berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan dipihak yang lain.6. Penyajian Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liabiliies) dalam neraca harus disajikan terpisah dari kewajiban pajak kini, disajikan dalam kewajiban tidak lancar.7. Pengukuran Kewajiban pajak tangguhan (Deferred Tax Assets) didasarkan pajak peraturan yang berlaku, efek perubahan peraturan perpajakan yang terjadi di kemudian hari tidak boleh diantisipasi atau diestimasikan Akuntansi Pajak Atas Pajak Penghasilan :1. Pengertian Pajak Penghasilan Dalam Akuntansi Pajakpajak yang dihitung berdasarkan peraturanperpajakan (UU No.36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan) dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajakperusahaan Orang Pribadi dan Badan.Pajak penghasilan disini meliputi pajak penghasilan untuk wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan.Pajak Penghasilan terdiri dari : Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat 2 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 15 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 24 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 Badan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 Orang Pribadi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 29 Badan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 29 Orang PribadiArtikel Yang Perlu Diketahui : Artikel Tentang Akuntansi PajakReferensi : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan2. Pengertian Pajak Penghasilan Final Dalam Akuntansi PajakPengertian Pajak Penghasilan Final Dalam Akuntansi Pajak adalah :

pajak penghasilan yang bersifat final, yaitubahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilanyang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu.Jenis pajak penghasilan final antara lain Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 (2) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 153. Pengertian Pajak Kini (Current Tax) Dalam Akuntansi Pajakjumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode. Satu peride dalam perpajakan meliputi Satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. Pajak penghasilan terutang adalah berdasarkan pasal 17UU No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh). Akuntansi Pajak Atas Aktiva :1. Pengertian Dan Contoh Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Aktiva Dalam Akuntansi Pajaknilai aktiva yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan laba fiskal atau jumlah yang dapat dikurangkan, untuk tujuan fiskal, terhadap setiap manfaat ekonomi (penghasilan) kena pajak yang akan diterima perusahaan pada saat memulihkan nilai tercatat aktiva tersebut. Apabila manfaat ekonomi (penghasilan) tersebut tidak akan dikenakan pajak makaDasar Pengenaan Pajak (DPP) Aktivaadalah sama dengan nilai tercatat aktiva.Contoh :1.Mesin nilai perolehan 100. Untuk tujuan fiskal, mesin telah disusutkan sebesar 30 dan sisa nilai buku dapat dikurangkan pada periode mendatang. Penghasilan mendatang dari penggunaan aktiva merupakan obyek pajak.Dasar Pengenaan Pajak (DPP)aktiva tersebut adalah 70.2.Piutang bunga mempunyai nilai tercatat 100. Untuk tujuan fiskal, pendapatan bunga diakui dengan dasar kas.Dasar Pengenaan Pajak (DPP)piutang bunga adalah nihil.3.Piutang usaha mempunyai nilai tercatat 100. Pendapatan usaha terkait telah diakui untuk tujuan fiskal.Dasar Pengenaan Pajak (DPP)piutang adalah 100.4.Pinjaman yang diberikan mempunyai nilai tercatat 100. Penerimaan kembali pinjaman tidak mempunyai konsekuensi pajak.Dasar Pengenaan Pajak (DPP)pinjaman yang diberikan adalah 100.ApabilaDasar Pengenaan Pajak (DPP)aktiva tidak begitu jelas, makaDasar Pengenaan Pajak (DPP)tersebut dapat ditentukan menurut prinsip dasar yang digunakan dalam Pernyataan PSAK 46. Dengan beberapa pengecualian, perusahaan harus mengakui aktiva pajak tangguhan apabila pemulihan nilaitercatat aktiva akan mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatanglebih kecil dibandingkan dengan pembayaran pajak sebagai akibatpemulihan aktiva yang tidak memiliki konsekuensipajak Akuntansi Pajak Atas Prive :1. Pengertian Prive Dan Apa Saja Yang Termasuk Dalam Kategori Prive Dalam Perusahaan Berbentuk CV (Perseroan Komanditer)Pengertian Prive adalah sebagai berikut :Prive adalah investasi/penyetoran modal dan pengambilan modal oleh anggota perseroan komanditer (CV).Penyetoran prive bukan merupakan objek pajak bagi CV (perseroan komanditer) (pasal 4 ayat (3) c UU no.36 Tahun 2008 tentang PPh) antara lain dalam bentuk :a.Investasi berbentuk uang kas/bank.b.Investasi berbentuk barang dagangan.c.Investasi berbentuk aktiva (tetap dan tidak tetap).Pengambilan Prive bukan merupakan objek pajak bagi anggota perseroan komanditer (pemilik CV) (pasal 4 ayat (3) i UU no.36 Tahun 2008 tentang PPh) dan bukan merupakan biaya bagi perseroan komanditer (CV) (pasal 9 ayat (1) a UU no.36 Tahun 2008 tentang PPh) antara lain berbentuk :a.Pengambilan prive berbentuk uang kas/bank.b.Pengambilan prive berbentuk barang dagangan.c.Pengambilan prive berbentuk aktiva (tetap dan tidak tetap).Yang termasuk dalam kategori pengambilan prive antara lain :a.Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun.b.Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi anggota perseroan komanditer (CV).c.Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.d.Penarikan modal oleh anggota perseroan komanditer.Artikel Yang Perlu Diketahui : Artikel Tentang Akuntansi PajakReferensi : Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang PPh Akuntansi Pajak Atas Likuidasi :1. Pengertian Dan Proses Likuidasi CV (Perseroan Komanditer)Pengertian likuidasi adalah :Pencairan Aktiva, Piutang dan Persediaan menjadi kas serta Pembayaran atas klaim utang dan pembagian kepada pemilik CV tersebut.Proses likuidasi terdiri dari :a.Pencairan sebagian atau seluruh aktiva menjadi kas.b.Pencairan sebagian atau seluruh persediaan menjadi kas.c.Pencairan piutang menjadi kas.d.Penyelesaian dengan kreditor atau pelunasan utang.e.Pelunasan pembayaran pajak yang terutang.f.Pembagian akiva/persediaan dan kas kepada pemilik CV berdasarkan perjanjian pembagian modal.