artikel skripsi farmasi fmipa khairun athiya j1e108058

10
Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012 PENETAPAN RASIO KANDUNGAN KALIUM DAN NATRIUM DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (Oleh Khairun Athiya; Pembimbing: Sunardi, Khoerul Anwar, 2012) Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Unlam, Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru Kalimantan Selatan ABSTRAK Tekanan darah dapat meningkat salah satunya karena ketidakseimbangan kalium dan natrium dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut terjadi karena jumlah natrium lebih banyak dibandingkan kalium, sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi pangan dengan rasio kalium yang lebih besar daripada natrium. Sambung nyawa (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) adalah salah satu tanaman obat, yang secara empirik dikonsumsi masyarakat Kalimantan Selatan sebagai lalapan yang dipercaya berkhasiat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio kadar kalium dan natrium pada daun sambung nyawa (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) berdasarkan perbedaan umur daun dan cara pengolahan, yaitu sampel mentah dan sampel rebus. Penetapan kandungan dilakukan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 766,5 nm untuk kalium dan 589 nm untuk natrium. Kandungan kalium dalam daun sambung nyawa adalah 656,59 mg/100g untuk daun tua mentah, 502,09 mg/100g untuk daun tua rebus, 601,70 mg/100g untuk daun muda mentah dan 386,20 mg/100g untuk muda rebus. Kandungan natrium dalam daun sambung nyawa adalah 29,69 mg/100g untuk daun tua mentah, 13,80 mg/100g untuk daun tua rebus, 28,12 mg/100 g untuk daun muda mentah dan 8,51 mg/100g untuk daun muda rebus. Rasio kalium dan natrium (K:Na) pada daun sambung nyawa adalah 22:1 untuk daun tua mentah, 36:1 untuk daun tua rebus, 21:1 untuk daun muda mentah dan 45:1 untuk daun muda rebus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam daun sambung nyawa terdapat rasio kalium yang lebih besar daripada natrium. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa umur daun dan perebusan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan kalium dan natrium dalam sampel. Kata kunci: Gynura Procumbens (Lour.) Merr., Rasio Kalium dan Natrium, Spektrofotometri Serapan Atom ABSTRACT Blood pressure can be raise by excessive salt intakes will result to an imbalance between potassium and sodium in human body. An imbalance because the number of sodium more than potassium, so it is recommended to consume foods with potassium ratio greater than sodium. Sambung nyawa is a herbal plant whose leaves are empirically used as vegetable that is believe to lower blood pressure. This study aims to know ratio of potassium and sodium in sambung nyawa leaf (Gynura Procumbens

Upload: athiya-khairun-zandia

Post on 03-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

PENETAPAN RASIO KANDUNGAN KALIUM DAN NATRIUM DAUN

SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) SECARA

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

(Oleh Khairun Athiya; Pembimbing: Sunardi, Khoerul Anwar, 2012)

Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Unlam, Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam

Banjarbaru Kalimantan Selatan

ABSTRAK

Tekanan darah dapat meningkat salah satunya karena ketidakseimbangan kalium dan

natrium dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut terjadi karena jumlah natrium

lebih banyak dibandingkan kalium, sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi pangan

dengan rasio kalium yang lebih besar daripada natrium. Sambung nyawa (Gynura

Procumbens (Lour.) Merr.) adalah salah satu tanaman obat, yang secara empirik

dikonsumsi masyarakat Kalimantan Selatan sebagai lalapan yang dipercaya

berkhasiat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

rasio kadar kalium dan natrium pada daun sambung nyawa (Gynura Procumbens

(Lour.) Merr.) berdasarkan perbedaan umur daun dan cara pengolahan, yaitu sampel

mentah dan sampel rebus. Penetapan kandungan dilakukan menggunakan

Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 766,5 nm untuk kalium dan

589 nm untuk natrium. Kandungan kalium dalam daun sambung nyawa adalah

656,59 mg/100g untuk daun tua mentah, 502,09 mg/100g untuk daun tua rebus,

601,70 mg/100g untuk daun muda mentah dan 386,20 mg/100g untuk muda rebus.

Kandungan natrium dalam daun sambung nyawa adalah 29,69 mg/100g untuk daun

tua mentah, 13,80 mg/100g untuk daun tua rebus, 28,12 mg/100 g untuk daun muda

mentah dan 8,51 mg/100g untuk daun muda rebus. Rasio kalium dan natrium (K:Na)

pada daun sambung nyawa adalah 22:1 untuk daun tua mentah, 36:1 untuk daun tua

rebus, 21:1 untuk daun muda mentah dan 45:1 untuk daun muda rebus. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dalam daun sambung nyawa terdapat rasio kalium

yang lebih besar daripada natrium. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa umur

daun dan perebusan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kandungan

kalium dan natrium dalam sampel.

Kata kunci: Gynura Procumbens (Lour.) Merr., Rasio Kalium dan Natrium,

Spektrofotometri Serapan Atom

ABSTRACT

Blood pressure can be raise by excessive salt intakes will result to an imbalance

between potassium and sodium in human body. An imbalance because the number of

sodium more than potassium, so it is recommended to consume foods with potassium

ratio greater than sodium. Sambung nyawa is a herbal plant whose leaves are

empirically used as vegetable that is believe to lower blood pressure. This study aims

to know ratio of potassium and sodium in sambung nyawa leaf (Gynura Procumbens

Page 2: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

(Lour.) Merr.) based on the age difference and the way of processing the leaves, raw

sample and boiled sample. Determination of content using Atomic Absorption

Spectrophotometry in the wavelength 766,5 nm for potassium and 589 nm for sodium.

Rate potassium content in sambung nyawa leaf is 656,59 mg/100g for old raw

sample, 502,09 mg/100g for old boiled sample, 601,70 mg/100g for young raw

sample and 386,20 mg/100g for young boiled sample. Rate content of sodium in

sambung nyawa leaf is 29,69 mg/100g for old raw sample, 13,80 mg/100g for old

boiled sample, 28,12 mg/100g for young raw sample and 8,51 mg/100g for young

boiled sample. Comparasion ratio of potassium and sodium (K:Na) in sambung

nyawa leaf is 22:1 for old raw sample, 36:1 for old boiled sample, 21:1 for young

raw sample and 45:1 for young boiled sample. Results showed that in sambung

nyawa leaf ratio content of potassium higher than sodium. Result from statistic

analysis showed that age leaves and boiling give significantly different to the content

of potassium and sodium in sample.

Key word: Gynura Procumbens (Lour.) Merr., Ratio of Potassium and Sodium

Atomic Absorption Spectrophotometry

PENDAHULUAN

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang diselenggarakan

Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sangat

tinggi, yaitu 31,7% dari total penduduk dewasa. Tekanan darah dapat meningkat

salah satunya karena ketidakseimbangan kandungan kalium dan natrium. Konsumsi

natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasinya dalam cairan ekstraselular

meningkat. Cairan intraselular ditarik keluar untuk menormalkannya, sehingga

volume ekstraselular meningkat. Hal ini menyebabkan tekanan atas dinding arteri

meningkat pula dan jantung memompa lebih kuat, sehingga tekanan darah naik.

Sebaliknya, konsumsi kalium yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat

mengimbangi konsentrasi natrium yang berlebih dalam tubuh, sehingga akan

meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraselular dan cenderung menarik

cairan dari bagian ekstraselular. Hal ini menyebabkan volume ekstraselular menurun

dan menurunkan tekanan darah (Astawan, 2004).

Berdasarkan penelitian Hendrayani (2009), pada wanita usia 25-45 tahun di

Komplek Perhubungan Surabaya menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang

bermakna antara rasio asupan kalium dan natrium dengan hipertensi. Hubungan

tersebut menunjukkan apabila rasio asupan kalium dan natrium meningkat, maka

Page 3: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

keefektifannya untuk mencegah resiko hipertensi juga meningkat. Sambung nyawa

(Gynura Procumbens (Lour.) Merr.) adalah salah satu tanaman obat, yang secara

empirik dikonsumsi masyarakat Martapura, Kalimantan Selatan sebagai lalapan yang

dipercaya berkhasiat menurunkan tekanan darah. Berdasarkan pernyataan tersebut

peneliti ingin mengetahui rasio kandungan kalium dan natrium pada daun sambung

nyawa yang secara empirik telah digunakan sebagai penurun tekanan darah.

Tujuan penelitian ini adalah untu mengetahui rasio kandungan kalium dan

natrium pada daun sambung nyawa secara Spektrofotometri Serapan Atom

berdasarkan perbedaan umur daun (tua dan muda) dan cara pengolahan (daun mentah

dan daun rebus). Umumnya kadar kalium pada daun tua lebih tinggi daripada daun

muda karena unsur hara diserap terlebih dahulu oleh daun tua, kemudian berdistribusi

ke daun muda (Rosmarkam & Yuwono, 2002). Selain itu, kalium dan natrium

bersifat larut air dan diduga proses perebusan dapat menghilangkan kandungan

kalium dan natrium (USDA, 2007). Perbedaan perlakuan berupa perbedaan umur

daun dan cara pengolahan ini dilakukan untuk mengetahui perlakuan yang dapat

menghasilkan kandungan kalium yang lebih tinggi, sehingga didapat rasio kandungan

kalium terhadap natrium yang lebih tinggi.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini

menggunakan variabel bebas, yaitu umur daun (tua dan muda) dan cara pengolahan

(mentah dan rebus). Variabel kendali yaitu tempat pengambilan sampel daun

sambung nyawa, kualitas bahan dan kualitas alat. Variabel tergantung dalam

penelitian ini adalah rasio kandungan kalium dan natrium daun sambung nyawa.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah neraca analitik (Kern), mikroskop (carton),

hotplate (maspion), gelas beker (pyrex iwaki glass), gelas ukur (pyrex iwaki glass),

labu ukur (pyrex iwaki glass), pengaduk kaca, corong kaca, sudip, sendok tanduk,

pipet tetes, pipet volume, pipet ukur, penjepit kayu, tabung reaksi dan rak tabung

reaksi, Erlenmeyer (pyrex iwaki glass), object glass, cover glass dan

Spektrofotometer Serapan Atom (varian SpectrAA-40).

Page 4: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

Bahan-bahan yang digunakan adalah Larutan standar K 1000 ppm (pro

analisis), larutan standar Na 1000 ppm (pro analisis), HNO3 65% (pro analisis),

larutan asam pikrat, aquadestilata, aquabidestilata, larutan asam tartrat, larutan asam

perklorat, metanol teknis dan sampel daun sambung nyawa.

Prosedur

Determinasi tanaman sambung nyawa

Determinasi sampel tanaman sambung nyawa dilakukan di Herbarium

Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor.

Pengolahan sampel

Daun sambung nyawa disortasi basah, kemudian dicuci dengan air mengalir,

setelah itu dipotong kecil-kecil. Sampel daun sambung nyawa diberi dua perlakuan

yaitu dibiarkan mentah dan direbus. Perebusan dilakukan pada hotplate dengan

menggunakan air sampai mendidih.

Proses destruksi

Sampel yang telah diolah, ditimbang 25 g lalu dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer, selanjutnya ditambahkan HNO3 65% sebanyak 25 mL. Lalu didiamkan

selama 24 jam dengan tujuan agar dapat mempercepat proses destruksi yang

dilakukan. Setelah 24 jam, sampel didestruksi di atas hot plate hingga larutan sampel

berwarna kuning jernih. Kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan bilas

erlenmeyer dengan aquabidestilata. Hasil pembilasan ditambahkan dengan larutan

sebelumnya dalam labu ukur dan ditepatkan dengan aquabidestilata hingga garis

tanda. Kemudian disaring menggunakan kertas saring Whatman no.42. Hasil

penyaringan pertama sebanyak 5 mL tidak digunakan untuk analisis dan hasi

penyaringan selanjutnya digunakan untuk analisis (Delviana, 2011).

Identifikasi kalium dan natrium

Identifikasi dilakukan dengan uji dengan reaksi nyala, uji kristal dengan asam

pikrat dan uji dengan reagensia spesifik untuk kalium dan natrium.

Pengukuran kandungan kalium dan natrium

Pertama-tama dilakukan pembuatan kurva kalibrasi logam K dan Na,

dilanjutkan dengan pengukuran kandungan kalium dan ntrium dalam sampel, yaitu

Page 5: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

larutan hasil destruksi sebanyak 1,0 mL dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan

diencerkan dengan aquabidestilata hingga garis tanda. Dari larutan tersebut dipipet

5,0 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan diencerkan dengan aquabidestilata

hingga garis tanda, pengenceran seperti ini dilakukan sebanyak 3 kali (Faktor

Pengenceran = (100 mL/1,0 mL)x(10 mL/5 mL)x(10 mL/5 mL)x(10 mL/5 mL) = 800

kali) untuk pengukuran kadar kalium. Untuk pengukuran kadar natrium sebanyak 1

mL dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan aquabidestilata

hingga garis tanda (Faktor Pengenceran = 100 mL/1 mL = 100 kali). Larutan diukur

absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang

766,5 nm untuk kalium dan 589 nm untuk natrium (Delviana, 2011). Konsentrasi

logam dalam sampel dapat diketahui dengan memasukkan nilai tersebut ke dalam

persamaan regresi linear menggunakan hukum Lambert-Beer.

Validasi

Hasil yang diperoleh dianalisis validasinya dengan uji perolehan kembali (%

recovery), uji presisi (% RSD), penetapan batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi

(LOQ).

Analisis data

Hasil yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan SPSS 17.0. Uji

normalitas menggunakan shapiro wilk, dan homogenitas dengan Levena. Untuk uji

parametrik dengan ANOVA serta uji Post-hoc. Untuk uji non-parametrik dengan

Kruskal Wallis serta uji Mann Whitney.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis kualitatif

Kation Reaksi Hasil Ket

Kalium Sampel + metanol, dibakar Nyala lembayung +

Sampel + larutan asam pikrat,

diamati di bawah mikroskop

Jarum-jarum besar +

Sampel + larutan asam tartrat Endapan putih +

Sampel + larutan asam perklorat Endapan putih +

Page 6: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

Natrium Sampel + metanol, dibakar Nyala kuning +

Sampel + larutan asam pikrat,

diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10x10

Jarum-jarum halus di

pinggir

+

Keterangan : (+) = mengandung logam

Hasil Analisis Kuantitatif

Hasil kandungan kalium dan natrium dari yang paling besar sampai yang paling

kecil adalah daun tua mentah, daun muda mentah, daun tua rebus, dan daun muda

rebus. Kandungan yang tinggi pada daun yang mentah dikarenakan daun belum

mengalami perlakuan apapun sehingga kandungan mineral yang ada tidak berbeda

jauh dengan kandungan pada saat daun berada pada siklus tanaman hidup.

Kandungan yang lebih kecil pada daun yang direbus dikarenakan kalium dan natrium

terekstraksi ke dalam air (Khoiriyah, 2011). Kandungan pada daun mentah lebih

besar pada daun tua dibanding daun muda, karena mineral yang terkandung di tubuh

tumbuhan, diakumulasikan di daun tua (Rosmarkam & Yuwono, 2002).

Hasil Penetapan Rasio kandungan kalium dan natrium dalam sampel

Sampel Rasio Kandungan Kalium dan Natrium

Daun tua mentah 22 : 1

Daun tua rebus 36 : 1

656.59

502.09 601.7

386.2

29.69 13.8 28.12 8.51 0

200

400

600

800

A B C D

kan

du

nga

n m

g/1

00

g

sampel

Kandungan Kalium dan Natrium

Kalium

Natrium

Page 7: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

Daun muda mentah 21 : 1

Daun muda rebus 45 : 1

Rasio K:Na pada daun sambung nyawa secara keseluruhan memiliki rasio

kalium yang lebih tinggi dibanding natrium karena kalium merupakan nutrisi penting

untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Leigh & Jones, 1984), sedangkan

natrium merupakan mineral yang jumlahnya sedikit dalam tanaman, karena fungsi

natrium dalam tanaman hanya untuk menggantikan fungsi kalium jika kalium berada

dalam jumlah yang rendah (Rosmarkam & Yuwono, 2002).

Hasil Uji Perolehan Kembali

Menurut Ermer dan Miller (2005), suatu metode dikatakan teliti jika nilai

recoverynya antara 80-120%. Dengan demikian metode spektrofotometri serapan

atom yang dilakukan pada penelitian ini mempunyai akurasi yang baik untuk

penetapan kadar logam esensial kalium dan natrium.

Hasil nilai koefisien variasi kalium dan natrium

Sampel RSD (%)

Kalium

RSD (%)

Natrium

Daun tua mentah 2,52 5,01

Daun tua rebus 2,63 1,23

Daun muda mentah 3,72 2,64

Daun muda rebus 1,32 3,03

102.26 101.6 101.7 101.68 88.12

107.7 93.24

113.75

0

20

40

60

80

100

120

A B C D

% R

eco

very

Sampel

Nilai % Recovery

% recovery kalium

% recovery natrium

Page 8: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

Dari data tersebut menunjukkan nilai RSD untuk semua perlakuan kurang dari

16%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis yang dilakukan memenuhi presisi

yang dapat dinyatakan memenuhi syarat keterulangan bahwa analisis yang dilakukan

berulang kali oleh peneliti yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu

yang pendek memberikan derajat kesesuaian hasil uji yang seksama.

Hasil LOD dan LOQ

Dari hasil perhitungan konsentrasi sampel dapat dilihat bahwa semua hasil yang

diperoleh pada pengukuran sampel berada diatas batas deteksi, tetapi ada yang berada

di bawah batas kuantifikasi, yaitu konsentrasi natrium pada sampel daun muda rebus.

Hal ini dikarenakan kadar analit dalam sampel terlalu kecil lebih besar yang berarti

metode analisis kurang peka terhadap analisis yang digunakan (Ibrahim, 1998).

0

1

2

3

A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3

Ko

nse

ntr

asi (

pp

m)

Sampel

Perbandingan Konsentrasi Kalium dengan LOD & LOQ

LOD

LOQ

Konsentrasi Kalium

0

0.5

1

A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3

Ko

nse

ntr

asi (

pp

m)

Sampel

Perbandingan Konsentrasi Natrium dengan LOD & LOQ

LOD

LOQ

KonsentrasiNatrium

Page 9: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

4.3027 4.3027 4.3027 4.3027

1.9848 1.6845 1.9917 1.6047

0.7791

1.7761 1.1536

0.2314

1.2057

0.0893 0.8381

1.8361

0

1

2

3

4

5

A B C D

Nila

i t

Sampel

Hasil Uji Statistik

t tabel

t hitung 1

t hitung 2

t hitung 3

Hasil Analisa Data

Data yang didapat menunjukkan bahwa nilai thitung sampel pada berbagai

variabel berada di bawah nilai ttabel, maka nilai rata-rata pengukuran tidak berbeda

signifikan dengan nilai sebenarnya atau dalam istilah statistika dinyatakan bahwa

rata-rata sama dengan nilai sebenarnya. Hasil analisis varian dengan Post Hock

Tukey pada kandungan kalium dan Mann Whitney pada kandungan natrium dengan

taraf kepercayaan 95%, terlihat perbedaan yang nyata antara data pasangan kelompok

yang satu dengan yang lainnya ditandai dengan nilai sig ≤ 0,05. Sehingga dapat

dikatakan semua perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap

kandungan kalium dan natrium.

KESIMPULAN

1. Kandungan kalium dalam daun sambung nyawa adalah 656,59 mg/100g untuk

daun tua mentah, 502,09 mg/100g untuk daun tua rebus, 601,70 mg/100g untuk

daun muda mentah dan 386,20 mg/100g untuk muda rebus. Kandungan natrium

dalam daun sambung nyawa adalah 29,69 mg/100g untuk daun tua mentah,

13,80 mg/100g untuk daun tua rebus, 28,12 mg/100 g untuk daun muda mentah

dan 8,51 mg/100g untuk daun muda rebus.

2. Rasio kalium dan natrium (K:Na) pada daun sambung nyawa adalah 22:1 untuk

daun tua mentah, 36:1 untuk daun tua rebus, 21:1 untuk daun muda mentah dan

45:1 untuk daun muda rebus.

Page 10: Artikel Skripsi Farmasi FMIPA Khairun Athiya J1E108058

Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM Banjarbaru 2012

3. Umur daun dan perebusan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap

kandungan kalium dan natrium dalam sampel.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Bapak Sunardi S.Si., M.Sc. dan Bapak Khoerul Anwar, S.F., Apt. selaku dosen

pembimbing atas saran, kritik, kesabaran, motivasi, dan bantuan selama

penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Azidi Irwan, S.Si.,M.Si, Bapak Drs. Jasmadi Joko Kartiko., M.S., Apt. dan

Bapak Muhammad Ikwan Rizki., S.Farm., Apt. selaku dosen penguji atas masukan

dan koreksi selama proses penyusunan skripsi ini.

3. Orang tua, orang terdekat, teman-teman, serta semua pihak untuk semua bantuan,

semangat, dukungan, dan doanya selama ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ermer, J & J. H. McB Miller. 2005. Method Validation in Pharmaceutical Analysis.

WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim. Halaman 312.

Ibrahim, S. 1998. Pengembangan Metode Analisis Menggunakan Kromatografi Cair

Kinerja Tinggi. Seminar on HPLC Application for Analysis of Drugs, Food

and Environment. Perpustakaan Pusat ITB, Bandung.

Khoiriyah, R.A. 2011. Bioavailability of Calcium and Iron in Various Cooking

Methods of Torbangun Dishes as Part of Diet for Lactating Mothers. Skripsi.

IPB, Bogor.

Leigh, R.A & W. Jones. 1984. A hypothesis relating critical potassium concentrations

for growth to the distribution and functions of thision in the plant cell. Journal

New Phytologist. 97. Halaman 1-13. Wiley Online Library, New Phytol.

Riskesdas. 2007. Laporan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, Jakarta. Halaman 13-14.

Rosmarkam, A & N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,

Yogyakarta. Hal 205.