artikel radioaktif

3
Efek Radiasi Radioaktif Terhadap Kehidupan Laut di Jepang Kehidupan bahari dapat terganggu apabila bahan radioaktif dari pem Fukushima terus mencemari laut. Kematian dan mutasi mungkin terjadi. Demikian pe dari para ahli. Satwa di laut bisa terpengaruh oleh radiasi dalam berbagai cara: membunuh, yang menurun, atau memasukkan bahan radioaktif dalam rantai makanan. "P radioaktif memang berpotensi mematikan, tapi lebih menyeramkan lagi adalah efek hewan yang terpapar," demikian kata Jospeh Rachlin, direktur laboratorium bahari College, New York. Rachlin menjelaskan, efek pada genetika ini merupakan masalah karena dapat diturunkan. Telur dan larva organisme laut sangat sensitif terhadap radiasi. "Atom rad menggantikan atom laindalam tubuh,membuat perubahanpada DNA," kata ahli radioekologi F. Ward Whicker. Organisme yang DNA-nya berubah biasanya tidak dapat bertahan hidup, tapi p beberapa organisme, kelainan itu diturunkan ke generasi berikutnya. "Apa pun kej populasi dan kemampuan hidup terganggu," kata Rachlin. Menurut Rachlin, makhluk hidup yang paling rentan adalah ubur-ubur, cacing dan invertebrata laut lain. Meskipun demikian, "ikan juga sangat berisi Rachlin. Radiasi bisa masuk ke dalam rantai makanan ketika hewan memakan teradiasi atau hewan lain yang juga teradiasi. "Isu ini tidak bisa dianggap reme menyebarkan kerusakan," jelas Rachlin. Laut sendiri, seperti dijelaskan oleh Whicker, punya kemampuan ber radiasi. Lingkungan bisa kembali baik seiring dengan waktu. "Radioaktif akhirnya menghilang," katanya. Akan tetapi ia juga mengatakan kalau bel studi mengenai efek radioaktif dalam jumlah besar terlepas ke dalam ekosistem ba terbaik saat ini berasal dari pengujian senjata nuklir di Pasifik pada tahun 195 an. "Jika kebocoran di Jepang berlangsung hingga beberapa bulan ke dep bahari di Jepang akan menghadapi masalah serius," tegas Whicker. Dalam seminggu terakhir, sampel airlaut yang diambil di sekitar Fukushima menunjukkan kenaikan level isotop radioaktif, termasuk sesium 137 dan yodium 131 minggu lalu, seperti dilaporkan oleh Associated Press, jumlah yodium mencapai 3. dari batas aman untuk air laut. Pada tanggal 28 bulan lalu, kadar sesium mencapa batas aman. (Sumber: National Geographic News, Associated Press, New York Times)

Upload: niayusmaydiyanti

Post on 21-Jul-2015

721 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Efek Radiasi Radioaktif Terhadap Kehidupan Laut di Jepang

Kehidupan bahari dapat terganggu apabila bahan radioaktif dari pembangkit listrik Fukushima terus mencemari laut. Kematian dan mutasi mungkin terjadi. Demikian peringatan dari para ahli. Satwa di laut bisa terpengaruh oleh radiasi dalam berbagai cara: membunuh, mutasi yang menurun, atau memasukkan bahan radioaktif dalam rantai makanan. "Pencemaran radioaktif memang berpotensi mematikan, tapi lebih menyeramkan lagi adalah efek pada gen hewan yang terpapar," demikian kata Jospeh Rachlin, direktur laboratorium bahari di Lehman College, New York. Rachlin menjelaskan, efek pada genetika ini merupakan masalah utama karena dapat diturunkan. Telur dan larva organisme laut sangat sensitif terhadap radiasi. "Atom radioaktif bisa menggantikan atom lain dalam tubuh, membuat perubahan pada DNA," kata ahli radioekologi F. Ward Whicker. Organisme yang DNA-nya berubah biasanya tidak dapat bertahan hidup, tapi pada beberapa organisme, kelainan itu diturunkan ke generasi berikutnya. "Apa pun kejadiannya, populasi dan kemampuan hidup terganggu," kata Rachlin. Menurut Rachlin, makhluk hidup yang paling rentan adalah ubur-ubur, cacing laut, dan invertebrata laut lain. Meskipun demikian, "ikan juga sangat berisiko terkena," kata Rachlin. Radiasi bisa masuk ke dalam rantai makanan ketika hewan memakan tanaman teradiasi atau hewan lain yang juga teradiasi. "Isu ini tidak bisa dianggap remeh karena bisa menyebarkan kerusakan," jelas Rachlin. Laut sendiri, seperti dijelaskan oleh Whicker, punya kemampuan bertahan dari radiasi. Lingkungan bisa kembali baik seiring dengan waktu. "Radioaktif mengurang dan akhirnya menghilang," katanya. Akan tetapi ia juga mengatakan kalau belum pernah ada studi mengenai efek radioaktif dalam jumlah besar terlepas ke dalam ekosistem bahari. Data terbaik saat ini berasal dari pengujian senjata nuklir di Pasifik pada tahun 1950-an dan 1960an. "Jika kebocoran di Jepang berlangsung hingga beberapa bulan ke depan, kehidupan bahari di Jepang akan menghadapi masalah serius," tegas Whicker. Dalam seminggu terakhir, sampel air laut yang diambil di sekitar Fukushima menunjukkan kenaikan level isotop radioaktif, termasuk sesium 137 dan yodium 131. Rabu minggu lalu, seperti dilaporkan oleh Associated Press, jumlah yodium mencapai 3.355 kali dari batas aman untuk air laut. Pada tanggal 28 bulan lalu, kadar sesium mencapai 20 kali batas aman. (Sumber: National Geographic News, Associated Press, New York Times)

Dampak Dan Efek Dari Paparan Radioaktif (Krisis Nuklir Jepang) | 14 March 2011- 20:24.WIB | Sumber: Traktor Lubis 11 Maret 2011 Jepang dilanda gempa dan tsunami dasyat dengan kekuatan 8,9 skala Richter. Gempa dan tsunami ini selain menimbulkan kerusakan hebat pada negara Jepang, ternyata juga menimbulkan kerusakan pada reaktor Nuklir di perusahaan listrik Tokyo Electric Power Corp. (Tepco). Hari itu juga pemerintah Jepang mengeluarkan pengumuman Darurat Nuklir. Tak lama setelah itu, pemerintah memberikan penjelasan. Ada kemungkinan materi radioaktif dari reaktor bocor tetapi jumlahnya sedikit dan diperkirakan tertiup angin ke arah laut, kata Sekretaris Kabinet Yukio Edano dalam jumpa pers, Jumat (11/3). Tanggal 12 Maret 2011 Sebuah tayangan televisi yang disiarkan kantor berita lokal memperlihatkan adanya asap yang keluar dari pembangkit milik perusahaan Tokyo Electric Power Corp (Tepco). Televisi NHK melaporkan bagian luar gedung tempat reaktor nuklir berada, meledak. Empat orang pekerjanya dilaporkan terluka. Ledakan yang terdengar dari Tepco, berlokasi di 240 kilometer utara Jepang, pada pukul 06.30 pagi waktu setempat. Ledakan itu diduga berasal dari reaktor nomor 1 yang berada di Fukushima Daiichi. Bahan atom merembes dari salah satu reaktor di Fukushima Daiichi seperti yang juga terjadi di reaktor lainnya milik perusahaan listrik Electric Power Cor (Tepco). Pembangkit listrik Fukushima Daini dan Fukushima Daiichi adalah dua fasilitas listrik yang berlokasi di dua tempat berbeda di daerah timur laut Jepang. Setiap pembangkit memiliki reaktor nuklir masing-masing. Kedua pembangkit itu mengalami masalah setelah terguncang gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang berlangsung pada pukul 14.46 Jumat kemarin. Tiga dari empat unit sistem pendinginan di Fukushima Daini rusak. Temperatur air pendingin pada reaktor meningkat di atas 100 derajat Celcius, sebagai tanda sistem pendinginnya tidak berfungsi. Pemerintah Jepang belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait dengan ledakan ini sampai artikel ini saya tuliskan. Spekulasi lantas merebak. Ledakan reaktor nuklir ini tak pelak mengingatkan publik pada kecelakaan Nuklir paling horor sepanjang sejarah, peristiwa Chernobyl Ukraina, pada 26 April 1986. Apa Itu Radioaktif? Zat radio aktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih besar daripada 70 kBq/kg atau 2 nCi/g (tujuh puluh kilobecquerel per kilogram atau dua nanocurie per gram). Angka 70 kBq/kg (2 nCi/g) tersebut merupakan patokan dasar untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umum-nya yang ditetapkan berdasarkan ketentuan dari Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency). Namun, masih terdapat beberapa zat yang walaupun mempunyai aktivitas jenis lebih rendah daripada batas itu dapat dianggap sebagai zat radioaktif karena tidak mungkin ditentukan batas yang sama bagi semua zat mengingat sifat masing-masing zat tersebut berbeda. Pengertian atau arti definisi pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi.

Efek Efek Radioaktif Pada peristiwa Chernobyl, dilaporkan sekitar 4000 orang tewas. Dan jumlah korban terus meningkat seiring dengan berjangkitnya penyakit penyakit yang diakibatkan paparan radiasi. Kanker adalah penyakit yang paling banyak dilaporkan. Jumlah korban yang jatuh akibat paparan radiasi ini masih kontroversi. Namun perkiraan umum adalah berkisar antara 93 - 200 ribu jiwa. Korban yang terkena sindrom akut radiasi (ARS) biasanya langsung tewas dalam jangka waktu seminggu. Sementara itu korban juga berjatuhan sebagai akibat efek tak langsung dari radiasi yang menyebabkan banyak kasus kanker tyroid. korban radiasi nuklir juga ada yang mengidap penyakit leukimia, gangguan metabolisme, dan katarak. Sejumlah orang juga mengaku mengalami masalah kesuburan dan masalah kehamilan, tetapi belum dapat dipastikan apakah masalah itu merupakan efek radiasi. Kerusakan Akibat Pencemaran Radioaktif Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J. Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang. Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada manusia umumnya menimbulkan ciri ciri langsung seperti berikut di bawah ini : meningkatnya denyut jantung atau nadi, pusing, nafsu makan hilang, diade, deman atau suhu badan naik. Lebih lanjut ciri ciri tersebut akan menyebabkan berat badan turun, kanker darah atau leukimia. Kondisi di Jepang Pemerintah mengungkapkan telah mengevakuasi 3000-an penduduk dalam radius 3,2 KM. tetapi kantor berita Kyodo menyebut 20.000 orang yang dievakuasi. Kini, penduduk dalam radius 10 kilometer juga diminta mengevakuasi diri. Kondisi kerusakan reaktor Nuklir di Jepang ini memaksa sejumlah negara harus turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Mengingat radioaktif ini bukan bahan yang mudah hilang. Rotasi bumi, angin dan sebagainya berpotensi menyebarkan radioaktif ini ke seluruh dunia. Tidak terkecuali Indonesia yang minim ilmu soal Nuklir. Peristiwa Chernobyl yang di Uni Sovyet, tebaran radioaktifnya sampai ke Canada. Bisa dibayanghkan seberapa jauh jarak sebaran tersebut sampai melintasi samudra Pasifik. Posisi Jepang adalah kira kira setengah jarak Chernobyl ke Canada. Posisi Tsunami Jepang bahkan sampai ke Sulut dan Jayapura. Kemudian, kita sudah pernah kemasukan susu bermelamin dari Cina. Bahkan mainan anak dari Cina yang plastiknya mengandung bahan beracun pun pernah. Nah, kali ini bahayanya di zat radioaktif. Bagaimana reaksi bahan bahan ini pada produk produk Jepang yang akan kita beli dikemudian hari? Mobil, alat alat elektronik, sepeda motor? sandal Jepang? Jangan harap pemerintah akan melakukan pemeriksaan ketat pada impor. Yang penting uang masuk ke kantong yang berwenang, barang apa saja bisa masuk dan beredar di pasar.