artikel pengerukan alur barito

15
NAMA : AKHMAD ARIFIN NIM : H1A114605

Upload: arifin-akhmad

Post on 16-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

NAMA :AKHMAD ARIFINNIM:H1A114605

Sedimen Alur Barito 3.000.000 Metrik Ton/tahunJumat, 13 Juli 2012 14:45 WIBSedimen atau endapan pada alur ambang Sungai Barito pertahun mencapai 3.000.000 metrikton, yang harus dilakukan pengerukan, guna kelancaran pelayaran laut atau samudera, terutama dari/ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Hal itu dikemukakan Ketua Komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Puar Junaidi, di Banjarmasin, Jumat, usai rapat dengar pendapat dengan PT Sarana DayaMandiri (SDM).SDM merupakan kontraktor pengerukan dan pemeliharaan alur ambang Sungai Barito, yang mendapat kepercayaan dari PT Ambapers, sebuah konsursium Perusahaan Daerah Bangun Banua, milik pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel dengan PT Pelindo lll Banjarmasin. Mengutip keterangan manajemen kontraktor tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kalsel yangjugamembidangipertambangan dan energi, serta perhubungan itu, mengungkapkan, biaya pengerukan sedimen pada alur Barito berkisar antara 40 - 50 dolar Amerika Serikat/metrik ton.Dengan pengerukan dan pemeliharan secara rutin tiap tahun sejak 2008, sehingga alur ambang Sungai Barito bisa dilayari kapal-kapal laut dan samudera selama 24jam," tuturnya kepada wartawan yang tergabung dalam Journalist Parliament Community (JPC) Kalsel.Sedangkan sebelum pengerukan atau pemeliharaan rutin, alur ambang Sungai Barito hanya bisa dilayari kapal-kapal laut dan samudera sekitar enam dalam sehari, karena kedalaman air masih ketergantungan dengan keadaan pasang dalam.Oleh karena itu, sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kalsel Nomor 11 Tahun 2008 yang mengatur pungutan atas penggunaan alur ambang Barito tersebut, tiap angkutan batu bara yang melintas dikenakan tiga sen dolar Amerikat Serikat/ton.Semestinya angkutan batu bara yang kena pungutan dalam penggunaan alur ambang Barito tersebut, tapi angkutan lainpun juga kena pungut, terkecuali bahan kebutuhan pokok sebagaimana diatur dalam Perda 11/2008. ujar politisi senior Partai Golkar itu.Ke depan kita berharap Perda 11/2008 bisa diterapkan secara penuh, guna peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kalsel, tidak cuma batu bara yang kena pungutan,' lanjutnya.Mengenai bagi hasil atas penerimaan kotor dari pungutan jasa alurtersebut, dia mengungkapkan, pada dasarnya, pihak kontraktor pengerukan dan pemeliharaan alurtersebut dapat memaklumi.Namun untuk tindak lanjutnya masih memerlukan pembicaraan yang lebih seksama dan mendalam lagi agar tidak merugikan masing-masing pihak," demikian Puar.Sesuai kesepakatan, bagi hasil penerimaan kotor dari pungutan alur ambang Barito tersebut, untuk Pemprov Kalsel mendapat enam persen. Kemudian sisanya 10,25 persen untuk Ambapers dan 87,75 persen bagian kontraktor pengerukan dan pemeliharaan alurtersebut.

Sumber : http://kalsel.antaranews.com/berita/7422/sedimen-alur-barito-3000000-metrik-tontahun

Investor Asing Terlibat Dalam Pengerukan Sungai Baritoon Jul 04, 2001 at 17:10 WIB

Liputan6.com, Banjarmasin: Pengerukan alur Sungai Barito di Kalimantan Selatan yang dilakukan investor asing dari Cina dinilai membantu Pemerintah Provinsi Kalsel. Maklum, sebelum Hech investor asing itu-- masuk, pemerintah daerah setempat harus mengalokasikan dana sebesar Rp 9 miliar per tahun untuk biaya pengerukan sungai tersebut. "Dana itu biasanya diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah," kata Kepala Dinas Perhubungan Kalsel yang juga Ketua Tim Pengawas Pengerukan Alur Sungai Barito Ardiansyah, di Banjarmasin, baru-baru iniArdiansyah menjelaskan, pengerukan dilakukan untuk memudahkan semua kapal pengangkut bahan bakar minyak, batu bara, kontainer, serta kapal penumpang masuk ke Pelabuhan Trisakti. Sehingga, kata Ardiansyah, pertumbuhan perekonomian daerah juga akan meningkat. Sedangkan mengenai masuknya investor asing, Ardiansyah mengatakan, hal itu dimaksudkan sebagai alternatif pembiayaan pembangunan daerah. "Kalau tak begitu, APBD Kalsel akan terus dirongrong," papar Ardiansyah.(ICH/Emir Faisal)

Sumber : http://news.liputan6.com/read/15877/investor-asing-terlibat-dalam-pengerukan-sungai-barito#Alur Barito Rugikan Kalsel Rp 150 M per Tahun

Selasa, 22 Januari 2008 | 13:34 WIBBANJARMASIN, SELASA - Gara-gara pengerukan alur ambang Sungai Barito yang tak pernah tuntas dan rencana pengerukan kembali yang tertunda-tunda, mengakibatkan pemerintah provinsi Kalimantan Selatan kehilangan pendapatan sekurangnya Rp 150 miliar tiap tahun. Sjazli Arsyad Abdis, anggota Komisi III bidang pembangunan DPRD setempat mengatakan hal itu Selasa siang tadi."Perkiraan anggota Komisi III yang juga membidangi perhubungan, serta pertambangan dan energi itu, berdasarkan keluarnya hasil tambang batu bara lewat alur Ambang Barito yang diperkirakan 60 juta ton per tahun, sementara Peraturan Daerah (Perda) pungutan "channal fee" (jasa penggunaan alur) belum bisa diberlakukan," katanya.Menurut perhitungan kasar, kalau jumlah batu bara keluar daerah lewat Ambang Barito setiap tahun 60 juta ton dan berdasarkan Perda Kalsel Tahun 2006 tiap ton dipungut 25 sen dolar AS, berarti penerimaan daerah yang bisa didapat mencapai Rp 150 miliar per tahun.Wakil rakyat dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menduga bahwa keterlambantan rencana pengerukan kembali alur Ambang Barito yang semestinya dilakukan tahun anggaran 2007, ada unsur kesengajaaan atau permainan dari oknum tertentu.Pasalnya dengan tak dilakukan pengerukan sesuai ketentuan dalam Perda "channal fee" Kalsel tersebut, perusahaan besar pertambangan batu bara yang beroperasi di provinsi ini dan pengangkutannya lewat alur Ambang Barito tidak berkewajiban alias bebas dari pungutan jasa alur, lanjut eksponen Angkatan 66 dari Kesatuan Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) Kalsel itu.Dengan tidak membayar pungutan, kemungkinan uang jasa tersebut mengalir ke saku orang-orang tertentu, sehingga pemerintah daerah dirugikan, tambah mantan aktivis Partai Serikat Islam Indonesia (PSSI) yang juga mantan Pemimpin Umum Mingguan Generasi Muda Banjarmasin tersebut.Oleh karena itu, aparat penegak hukum baik kepolisian maupun kejaksaan setempat patut curiga serta menelisik dan mengusutnya dengan tuntas terhadap persoalan alur Ambang Barito tersebut, jika terdapat indikator ke arah tindakan melawan hukum."Salah satu pihak yang patut dicurigai direksi PT.Ambang Barito Nusa Persada (AMBAPERS).Karena perusahaan patungan Perusahaan Daerah Bangun Banua (milik Pemprov Kalsel) dengan PT.Pelindo III Banjarmasin itu, yang mendapat tanggung jawab untuk pengelolaan/pengerukan alur ambang Sungai Barito tersebut," tuturnya.Abdis yang akrab dipanggil Aleng itu kurang sependapat untuk lalu lintas angkutan laut harus membaut alur baru pada ambang Sungai Barito dengan menelan biaya mencapai ratusan miliar rupiah."Saya sudah konsultasi dengan para ahli pelayaran dan kelautan, dengan mengeruk alur tikus pada ambang Sungai Barito dengan panjang dua kilometer lebar sekitar 112 meter dan kedalaman -5 meter LWS (di bawah permukaan air pasang laut tersurut), angkutan batu bara dengan draft kapal/tongkang lima meter bisa lancar sepanjang tahun," tandasnya.Menurut seorang ahli bidang pelayaran dan kelautan, untuk mengeruk alur tikus pada ambang Sungai Barito tidak memerlukan dana terlalu besar, cukup sekitar Rp 45 miliar atau paling banyak Rp 60 miliar, kata Aleng.Sebelumnya pada 2001, alur ambang Sungai Barito pernah dilakukan pengerukan, namun tak membuahkan hasil maksimal, sehingga kapal-kapal besar terkadang masih terkandas pada beberapa titik tertentu.Sedangkan Perda "channal fee" itu dibuat pada 2001 dan hingga kini dua kali mengalami perubahan, namun tetap belum bisa diberlakukan karena masih terbentur permasalahan kondisi alur ambang Sungai Barito tersebut. (ANT/ABI)

Sumber:http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2008/01/22/13345921/Alur.Barito.Rugikan.Kalsel.Rp.150.M.per.Tahun

Menguak Misteri Pengerukan SungaiBarito

KALIMANTAN SELATAN WKKecilnya setoran yang diterima oleh kas daerah provinsi Kalimantan Selatan atas pendapatan Bruto dan Netto Alur Ambang Barito sejak tahun 2009 hingga 2011 yang dikelola oleh perusahaan hasil konsorsium Perusda Bangun Banua dengan PELINDO III yaitu PT.Ambapers ( Ambang Barito Nusa Persada )yang menggandeng PT SDM ( Sarana Daya Mandiri ) sebagai kontraktor pengerukan alur , menuai protes dan kritik dari berbagai kalangan . Demi memperjelas hal ini Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan mengundang pihak terkait untuk jajak pendapat atas pengelolaan alur ambang barito yaitu : Perusda ( Perusahaan Daerah ) Bangun Banua,PT.AMBAPERS,PELINDO III dan Dinas Perhubungan Kalimantan Selatan.Dalam acara jajak pendapat yang dilaksanakan digedung DPRD Provinsi Kalsel, ketua Komisi III DPRD Prov. Kalsel Puar junaidi,S.Sos, selaku Pimpinan acara meminta penjelasan kepada PT.Ambapers dan PD.Bangun Banua sebagai pemegang saham terbesar alur Ambang Barito.tentang jumlah setoran ke kas daerah. Berbicara didepan komisi III Dirut PD.Bangun Banua,A.Muzaki ( Zaki ) SH,MH menerangkan kondisi,kinerja dan beberapa hal terkait dengan Alur Ambang Barito.mengenai setoran PD.Bangun Banua ( PD.BB ) kepada Pemprov Kalsel. Zaki menjelaskan bahwa pihaknya telah berusaha semaximal mungkin agar dapat meningkatkan PAD ( Pendapatan Asli Daerah ) Kalsel.Namun hingga sekarang( PD. BB ) dan Pelindo III sebagai pemegang Saham semenjak tahun 2009 hingga tahun 2012 belum menerima DIVIDEN ( bagian laba atau pendapatan perusahaan yg besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh rapat pemegang saham untuk dibagikan kpd para pemegang saham ) hal ini disebabkan metode akuntansi PT.Ambapers yang sampai sekarang masih rugi. faktor kerugian tersebut salah satunya disebabkan hutang yang harus dibayar kepada Pelindo III, jadi yang diterima oleh PD BB hanyalah berupa kontribusi.Kemudian Zaki menjelaskan komposisi saham Alur Ambang BaritoSesuai dengan Perda NOMOR 18 TAHUN 2006:Dari pendapatan Bruto setor ke Pemprov sebagai PAD sebesar 6 %.Sisanya 94 % dibagi dalam :saham / sero sebanyak 83,75 % untuk PT.SDM dan10,25 % untuk PT.AMBAPERSDari sero 10,25 % untuk PT.AMBAPERS dibagi lagi menjadi :PD Bangun Banua sebanyak 60 %Pelindo III 40% Dari 60 % sero ( dividen ) PT.BB digunakan untuk biaya operasional PT.AMBAPERS dan pembayaran hutang kepada Pelindo III sebesar Rp 58 Miliar yang dicicil Rp. 6 Miliar pertahun.Yang diterima oleh PT. BB dari PT .AMBAPERS setelah sisa pengeluaran tersebut .Berikut Kontribusi PT.AMBAPERS terhadap PD.BBTahun 2010 : Rp 2.5 miliarTahun 2011 : Rp 2.2 miliarsetelah potongan pajak 15 %Tahun 2012 : Rp 3 miliar ( Sedang berjalan )Menurut Zaki keadaaan komposisi saham ini terpaksa diterima karena sulitnya mendapatkan investor yang berminat dan Bonafid serta mengingat kondisi alur yang kritis dan tidak adanya dukungan financial dari Pemprov Kalsel.Ketua Komisi III Puar Junaidi ,Usai acara jajak pendapat saat dimintai komentarnya tentang komposisi saham menjelaskan : daerah tidak memiliki modal sepeserpun dalam pengelolaan alur hanya memberikan legalitas bahwa alur itu adalah kewenangan pemerintah daerah ,untuk sementara kita melihat kepada asas manfaat atas lancarnya lalu lintas pada alur ambang barito yang bisa dilewati 1 x 24 jam yang menunjang perekonomian Kalimantan selatan .Kita akan terlebih dahulu mempelajari,mengevaluasi dan memperdalam Perdanya akan kita teliti kembali apakah ada kemungkinan atau celah untuk bisa meningkatkan PAD ( Pendapatan Asli Daerah ).pungkasnya.Sehari sebelum dilaksanakannya jajak pendapat di DPRD Prov.Kalsel ,WK melakukan wawancara dengan Dirut PD Banun Banua di ruangannya,Dalam wawancara Zaki memaparkan dan memberikan Resume tentang gambaran umum pengelolaan alur ambang barito.Di terangkan Zaki PT.AMBAPERS dengan mengacu kepada surat KOMISI III DPRD Provinsi KALSEL ,Nomor 48 / KOM III / VII / 2007 mengandeng PT.Sarana Daya Mandiri (SDM ) sebagai Investor mitra kerjasama dengan nilai Investasi sekitar Rp 500 Miliar untuk pengerukan alur baru. dengan spesifikasi alur yaitu : Panjang alur :15.000 meter lebar :138 meter, kedalaman : 6 LWS dengan Posisi alur : Spot 0 : N 9610059.125 ; E 221324.394 Spot 15.000 : N 9594950.705 ; E 219712.194.volume keruk 7.302.094 M.Ketua LSM GERINDO Syamsul Daulah dan Sekjen Hermani Begman saat dimintai komentarnya mengenai pengelolaan Alur Ambang Barito memaparkan Negoisasi yang dilakukan oleh pengelola Alur adalah negoisasi yang tidak cerdas ,salah menafsirkan Perda mestinya sebagai pengelola Alur adalah PT.AMBAPERS ,PT.SDM ( Sarana Daya Mandiri ) hanya kontraktor pelaksana . Sebagai Kontraktor pelaksana tidak perlu diberi saham hanya cukup dibayar saja .ujarnya. Hermani menimpali komposisi saham yang seperti ini terindikasi unsur KKN dan kongkalikong memperkaya diri sendiri dan orang lain,dimanapun dalam presentase pemilik proyek adalah yang mendapat porsi besar apalagi dalam hal ini menyangkut asset Negara. Timpalnya lagi ibarat nya kontraktor makan daging Pemprov.Kalsel makan tulangnya .Lanjut syamsul Terlebih dalam hal pelelangan sepertinya Cuma kamuflase saja,kita lihat dikontrak setelah pelelangan tidak disebutkan siapa siapa yang ikut dan mengajukan penawaran tahu tahu SDM yang menang dan tidak mungkin PT.Rukindo ikut karena kami telah bertemu dengan Dirut PT.RUKINDOYang mencengankan menurut syamsul nilai investasi pada proyek yang sedemikian besar, tidak sesuai dengan setoran PB ( performance Board ) / jaminan pekerjaan suatu proyek kepada Pemerintah. PB dari PT.SDM kepada pemerintah hanya 1.M itu berarti : nilai proyek hanya 20 Miliar : ( 20 x 5 % = 1 M ).Lanjut syamsul Perlu diketahui pada tahun 2008 Kalsel mempunyai dana sebesar Rp 2,3 triliun info ini didapat dari Mantan Dir.BPD, HAKetika ditanya apa Target Gerindo berkenaan dengan kasus Alur Ambang Barito syamsul dan Hermani menegaskan kasus ini harus tuntas. Kami sudah 4 kali presentase di KPK .Kendati KPK telah meminta BPK-RI untuk meaudit namun kapabelitas nya untuk Kalsel dipertanyakan ,dengan alasan landasan profesionalitas dalam melaksanakan suatu job. Oleh karena itu kami meminta untuk Auditor yang melaksanakan tugas / job tersebut diperiksa oleh yang berwenang katanya. Sumber : http://wakilkalsel77.wordpress.com/2012/08/12/menguak-misteri-pengerukan-sungai-barito/

Investasi PT.Sarana Daya Mandiri Pada Alur Ambang Barito DiDuga MarkUp

KALIMANTAN SELATAN

Jaminan Pelaksanaan atau Performance Bond adalah jaminan yang diterbitkan oleh Surety Company (perusahaan penjamin ) untuk menjamin Obligee ( pemilik proyek ) bahwa Principal ( kontraktor ) akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Obligee sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak pekerjaan. Apabila Principal tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrak maka Surety Company akan memberikan ganti rugi kepada Obligee maksimum sebesar nilai jaminan.Jaminan Pelaksanaan ini berlaku di Indonesia sesuai dengan Keppres RI No. 80 tahun 2003 dimana karena sifat jaminan ini Conditional ( bersyarat )maka kerugian tersebut diperhitungkan dengan Melibatkan pihak lain untuk meneruskan pekerjaan yang belum selesai serta menghitung perkiraan biaya untuk meneruskan pekerjaan tersebut sampai selesaiBesarnya nilai Jaminan Pelaksanaan (Penal Sum) adalah prosentase tertentu dari nilai kontrak proyek itu sendiri yaitu antara 5 persen hingga 10 persen dari nilai proyek.Apabila pada saat berakhirnya kontrak ternyata masih ada kewajiban yang belum dipenuhi oleh Principal maka Jaminan Pelaksanaan dapat diperpanjang atau sesuai dengan kesepakatan antara Obligee dan Principal yang dituangkan dalam addendum kontrak.Berkaitan dengan pernyataan A.Muzaki ,SH.MH , Dirut PD ( Perusahaan Daerah ) Bangun Banua di ruangannya,saat diwawancarai oleh Tim yang menjelaskan bahwa PT.AMBAPERS dengan mengacu kepada surat KOMISI III DPRD Provinsi Kalsel ,Nomor 48 / KOM III / VII / 2007 yang mengandeng PT.Sarana Daya Mandiri (SDM ) / salah satu anak perusahaan PT .ADARO sebagai Investor mitra kerjasama dengan nilai Investasi sekitar Rp 500 ( lima Ratus ) Miliar untuk pengerukan alur baru. dengan spesifikasi alur yaitu : Panjang alur : 15.000 meter lebar : 138 meter, kedalaman : 6 LWS dengan Posisi alur : Spot 0 : N 9610059.125 ; E 221324.394 Spot 15.000 : N 9594950.705 ; E 219712.194. volume keruk 7.302.094 M.Ditempat terpisah ketua LSM GERINDO , Syamsul Daulah dan rekan rekan yang selama ini dikenal sebagai kritikus yang konsisten mengamati hal- hal yang berkaitan dengan dengan pengelolaan alur Ambang Barito tercengang saat mengetahui penjelasan dari Dirut PD.Bangun Yang menyatakan nilai investasi PT.Sarana Daya Mandiri sekitar Rp 500 ( lima Ratus ) Miliar .Tegas Samsul nilai investasi pada proyek yang sedemikian besar, tidak sesuai dengan setoran performance Bond ( PB ) ,lanjutnya setahu saya PB dari PT.SDM kepada pemerintah hanya Rp 1 M. itu berarti nilai proyek hanya 20 Miliar sambil menunjukan coretan hitungannya : ( Rp 20 M x 5 % = 1 M ). Abdul Gafur ketua Borneo Coruption Watch pada forum yang sama menimpali jika investasi PT.SDM Rp 500 M harusnya FB nya Rp 25 M .Lanjut Abdul Gafur yang akrab disapa Gafur jika memang benar nilai investasi oleh PT. SDM adalah Rp 500 Miliar maka itu berarti telah terjadi pelanggaran terhadap hukum yakni Keppres RI No. 80 tahun 2003 , namun jika nilai investasi tersebut tidak benar dan hanya dibesar besar kan saja hal ini bisa dikatakan sebagai perbuatan penggelembungan atau Mark up nilai investasi ,yang mana perbuatan ini bisa dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum Beber Gafur akibatnya ,daerah yakni provinsi Kalimantan Selatan mengalami kerugian karena harus membayar hutang atau investasi kepada investor atas mark up nilai investasi tersebut untuk kurun waktu perjanjian yang begitu lama, kuat dugaan kalau ini merupakan rekayasa dari para pengelola Alur Ambang Barito atau oknum birokrat dan partai politik yang terlibat didalamnya yang sengaja mengambil keuntungan untuk diri sendiri tanpa memikirkan kepentingan rakyat Kalimantan Selatan dan sengaja melakukan pembiaran atas minimnya pendapatan asli daerah . KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR 80 TAHUN 2003TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAHParagraf KetigaPenandatanganan KontrakPasal 31(1) Para pihak menandatangani kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitungsejak diterbitkannya surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa dan setelah penyediabarang/jasa menyerahkan surat jaminan pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak kepada pengguna barang/jasa.

Sumber : http://wakilkalsel77.wordpress.com/2012/12/06/investasi-pt-sarana-daya-mandiri-pada-alur-ambang-barito-diduga-mark-up/