artikel integrasi

2
Kabar Gembira Dari Kemang 1 Masa depan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlihat cerah ketika melihat semangat yang ditunjukkan para pegawai baru yang sedang menjalani pendidikan di LPPI Kemang. Antusiasme ditunjukkan mereka dengan berpartisipasi aktif, bertanya mengenai dan menyampaikan harapan mereka terhadap institusi yang akan menjadi rumah kedua mereka. Terlihat mereka tidak sabar untuk berkontribusi dalam pelaksanaan tugas dalam waktu dekat. Program induksi pegawai baru selalu menjadi event penting bagi manajemen perubahan. Pada saat itulah pertama kali para calon pegawai dikenalkan INPRESIV. Proses pengenalan (awareness) berjalan, sejalan dengan proses pemberian pengertian (understanding). Kevin Sheridan dalam bukunya Building a Magnetic Culture, dituliskan Toto Zurianto dalam majalah Integritas edisi 03, mengatakan cara kita mendapat orang terbaik adalah fondasi dari sebuah kultur organisasi yang kuat dan lekat . Organisasi terbaik hanya terjadi ketika dia secara tegas bisa membedakan mana yang patut diterima (on-the bus) dan mana yang tidak (off-the bus). Sesi selalu dimulai dengan mengajukan pertanyaan penting: Mengapa Kalian Mau Bergabung Dengan Otoritas Jasa Keuangan? Jawaban diberikan secara kelompok. Walhasil mereka berembug seru memberikan tiga alasan utama mengapa gabung ke OJK. Peserta dari kelompok lain diminta untuk men-challenge alasan yang dikemukakan oleh kelompok lain. Sesi menjadi seru manakala masing-masing kelompok berusaha mematahkan alasan yang dikemukan oleh kelompok lain. Satu fakta penting diperoleh dari sesi tersebut. Remunerasi bukan alasan utama bagi mereka untuk bergabung dengan OJK. Mereka menyadari bahwa remunerasi merupakan salah satu hal yang penting, tetapi menolak bila dikatakan hal tersebut menjadi faktor utama. Yang mengemuka justru mengenai reputasi dari OJK. Mereka menganggap bekerja di OJK sebagai otoritas sebagai sesuatu kebanggaan sendiri. Mereka menganggap bahwa berkontribusi ke otoritas yang mengatur 11000 triliun merupakan sarana mereka untuk memberikan sumbangsih ke negeri ini. Ternyata paradigma generasi baru ini lebih mengarah ke aktualisasi daripada kesejahteraan. Mereka meyakini bila mereka berkontribusi, OJK akan mengurus pegawainya dengan baik. Alasan lain yang dikemukakan adalah ruang lingkup pekerjaan OJK yang sangat luas. Mulai dari mengatur, mengawasi dan bahkan juga melindungi konsumen. Cukup mengejutkan juga bahwa minat bergabung kepada bidang 1 Rudi Saleh Susetyo

Upload: juan-alexander

Post on 10-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

artkel

TRANSCRIPT

Kabar Gembira Dari Kemang[footnoteRef:1] [1: Rudi Saleh Susetyo]

Masa depan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlihat cerah ketika melihat semangat yang ditunjukkan para pegawai baru yang sedang menjalani pendidikan di LPPI Kemang. Antusiasme ditunjukkan mereka dengan berpartisipasi aktif, bertanya mengenai dan menyampaikan harapan mereka terhadap institusi yang akan menjadi rumah kedua mereka. Terlihat mereka tidak sabar untuk berkontribusi dalam pelaksanaan tugas dalam waktu dekat.

Program induksi pegawai baru selalu menjadi event penting bagi manajemen perubahan. Pada saat itulah pertama kali para calon pegawai dikenalkan INPRESIV. Proses pengenalan (awareness) berjalan, sejalan dengan proses pemberian pengertian (understanding). Kevin Sheridan dalam bukunya Building a Magnetic Culture, dituliskan Toto Zurianto dalam majalah Integritas edisi 03, mengatakan cara kita mendapat orang terbaik adalah fondasi dari sebuah kultur organisasi yang kuat dan lekat. Organisasi terbaik hanya terjadi ketika dia secara tegas bisa membedakan mana yang patut diterima (on-the bus) dan mana yang tidak (off-the bus).

Sesi selalu dimulai dengan mengajukan pertanyaan penting: Mengapa Kalian Mau Bergabung Dengan Otoritas Jasa Keuangan? Jawaban diberikan secara kelompok. Walhasil mereka berembug seru memberikan tiga alasan utama mengapa gabung ke OJK. Peserta dari kelompok lain diminta untuk men-challenge alasan yang dikemukakan oleh kelompok lain. Sesi menjadi seru manakala masing-masing kelompok berusaha mematahkan alasan yang dikemukan oleh kelompok lain.

Satu fakta penting diperoleh dari sesi tersebut. Remunerasi bukan alasan utama bagi mereka untuk bergabung dengan OJK. Mereka menyadari bahwa remunerasi merupakan salah satu hal yang penting, tetapi menolak bila dikatakan hal tersebut menjadi faktor utama. Yang mengemuka justru mengenai reputasi dari OJK. Mereka menganggap bekerja di OJK sebagai otoritas sebagai sesuatu kebanggaan sendiri. Mereka menganggap bahwa berkontribusi ke otoritas yang mengatur 11000 triliun merupakan sarana mereka untuk memberikan sumbangsih ke negeri ini. Ternyata paradigma generasi baru ini lebih mengarah ke aktualisasi daripada kesejahteraan. Mereka meyakini bila mereka berkontribusi, OJK akan mengurus pegawainya dengan baik.

Alasan lain yang dikemukakan adalah ruang lingkup pekerjaan OJK yang sangat luas. Mulai dari mengatur, mengawasi dan bahkan juga melindungi konsumen. Cukup mengejutkan juga bahwa minat bergabung kepada bidang edukasi dan perlindungan konsumen cukup tinggi meskipun relatif merupakan bidang baru. Umumnya mereka melihat bahwa perlindungan kepada masyarakat saat ini konsumen belum menjadi bagian penting dari sebuah produk keuangan, sehingga ada antusiasme untuk berperan serta melakukan edukasi dan melindungi masyarakat. Sementara itu mengatur dan mengawasi industri jasa keuangan merupakan bidang yang sangat sexymenurut mereka, terutama bagi yang berlatar belakang akademis keuangan. OJK menjadi menjadi tujuan utama dan terakhir mereka.

Bibit baik sudah diperoleh OJK melalui rekrutmen pegawai baru. Antusiasme sudah ditunjukkan oleh seluruh peserta. Bekal berharga ini perlu dikelola dengan baik menguingat masa depan OJK ada di tangan mereka. Investasi besar kita berikan kepada mereka, kelak kita akan menuai hasilnya di masa mendatang. Semoga.