artikel ilmiah

Upload: fadhlul-huda-suardi

Post on 19-Jul-2015

289 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL DAN HIPERTENSI RSUDZA BANDA ACEHFadhlul Huda Suardi1, M. Riswan2, Istanul Badiri31

Mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 2Staf Pengajar Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, 3Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universtas Syiah Kuala ABSTRAK

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk penyakit cardiovaskuler, namun hanya 37% pasien hipertensi di Amerika Serikat dan 12% - 36% pasien hipertensi di eropa yang mengontrol tekanan darahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang gambaran tingkat kepatuhan berobat pada pasien hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional survey. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara non probability sampling dengan teknik accidental sampling dengan jumlah responden 40 orang. Dari hasil penelitian, resonden yang patuh sebesar 65%, pengetahuan baik sebesar 55%, usia responden terbanyak 21-40 tahun tahun sebesar 65%, dukungan keluarga yang mendukung 62,5% dan sosial budaya yang mendukung 62,5%. Kata Kunci: hipertensi, kepatuhan berobat, pengetahuan, usia, dukungan keluarga, sosial budayaABSTRACT

Hypertension is a major risk factor of cardio vascular disease, but only 37% of patients with hypertension in the United States and 12% - 36% patients in Europe who could control his blood pressure. The purpose of this study was to obtain information about the level of medication adherence in hypertension patients. This was a descriptive study with cross sectional survey method. The sample was took by nonprobability sampling with the accidental technique, and got 40 respondents. From this study, respondents who obedient were 65%, good knowledge were 55%, the most respondents based on age were 35% ( 41 years old), based on family support was 62,5% and socio-cultural support 62,5%. Keywords: hypertension, treatment adherence, knowledge, age, family support, socio cultural.PENDAHULUAN

Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju (WHO,2003). 1

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah (systole/diastole) lebih besar dari atau sama dengan 140/90 mmHg,dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting untuk diobati (al-Mehza et al,2009). Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat,

2

mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka panjang maupun jangka pendek sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dengan bermacam faktor risiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor risiko dengan terhadap timbulnya hipertensi. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit cardiovasculer (CV), namun hanya 37% pasien hipertensi di Amerika Serikat dan 12% - 36% pasien hipertensi di Eropa yang dapat mengontrol tekanan darahnya (Erdine,2010). Berbagai studi telah menyebutkan, kontrol yang baik terhadap hipertensi akan melindungi tubuh terhadap stroke, kelainan jantung kongestif dan segala hal yang berkaitan dengan penyakit jantung. Berdasarkan data dari National Center for Health Statistics pada tahun 2006, hipertensi terjadi dalam populasi orang dewasa di Amerika Serikat antara usia 2074 adalah sebesar 26,7% dan akan terus meningkat sesuai dengan besarnya usia. 67% dari orang dewasa berusia 60 tahun atau lebih memiliki hipertensi (Hartford,2009). The Seven Report of the Joint National Committe on (JNC VII) menyebutkan, lebih dari 2/3 penderita hipertensi tidak dapat dikendalikan pada satu obat dan akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi yang dipilih dari obat dengan kelas yang berbeda. Pada pasien hipertensi dengan tujuan mengontrol tekanan darah yang lebih rendah, tiga atau lebih obat antihipertensi mungkin diperlukan. 2

Data uji klinis membuktikan bahwa menurunkan obat dengan kelas ACE inhibitor, Beta Blocker, diuretik, Calcium Channel Blocker, Angiotensin Receptor Blocker dapat mengurangi komplikasi hipertensi. Kepatuhan minum obat merupakan komponen penting untuk keberhasilan pengobatan hipertensi. Tingkat kepatuhan berobat pasien biasanya lebih tinggi ketika pasien dengan kondisi hipertensi akut, dibandingkan dengan pasien dengan kondisi hipertensi yang kronis (Osterberg et al,2005). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan berobat seseorang, tingkat pendidikan, usia, biaya berobat, pengetahuan tentang hipertensi, dukungan keluarga, pengaruh sosial dan budaya, dan akomodasi merupakan kendala dalam mencapai kepatuhan berobat yang optimal (Niven, 2008). Berdasarkan alasan di atas penulis ingin meneliti mengenai gambaran tingkat kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di poliklinik ginjal dan hipertensi RSUDZA banda aceh.METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dan sewaktu. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik ginjal dan hipertensi Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan Juni 2011 sampai dengan Juli 2011

3

Sampel dalam penelitian ini yaitu semua pasien yang datang melakukan kontrol ulang tekanan darahnya di poliklinik ginjal dan hipertensi Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan cara accidental sampling. Analisa Data Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi tiap variabel yang diteliti.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kepatuhan Data yang diperoleh berdasarkan kuesioner terhadap 40 responden, dimana peneliti membagi tingkatan kepatuhan menjadi patuh terhadap pengobatan dan kontrol ulang hipertensi dan tidak patuh Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan berobat pada pasien hipertensiKepatuhan Frekuensi (n) Persentase (%)

keluarga responden. Usia dan tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan atau informasi yang didapat oleh responden tentang pengobatan dan kontrol ulang hipertensi. Ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan dan usia semakin kurang baik tingkat pengetahuannya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Pribadi (2008) yang menunjukkan 67 responden (83%) memiliki kepatuhan yang patuh tentang pengobatan dan kontrol ulang hipertensi dan hanya 13 responden (16,3%) yang memiliki kepatuhan yang tidak patuh terhadap pengobatan dan kontrol ulang hipertensi. Sesuai dengan Sulistina (2009) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, pengalaman dan usia.

4.2 Pengetahuan Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pengetahuan pasien hipertensiPengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Patuh 26 65% Tidak Patuh 14 35% Total 40 100% Berdasarkan data tersebut diperoleh hasil bahwa dari 40 pasien hipertensi, didapatkan 26 pasien hipertensi (65%) memiliki tingkat kepatuhan yang patuh dan 12 pasien hipertensi (35%) memiliki tingkat kapatuhan yang tidak patuh terhadap pengobatan / kontrol ulang hipertensi. Peneliti berpendapat bahwas responden yang kurang patuh terhadap pengobatan dan kontrol ulang hipertensi disebabkan karena pengaruh usia, pengetahuan responden, serta faktor dukungan 3

Baik 22 55% Kurang baik 18 45% Total 40 100% Hasil penelitian menunjukkan bahwa 22 dari 40 (55%) responden memiliki pengetahuan baik terhadap kepatuhan berobat hipertensi, sedangkan 18 responden (45%) lainnya memiliki tingkat pengetahuan kurang baik terhadap kepatuhan berobat hipertensi. Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar dari responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang pengobatan dan kontrol ulang hipertensi sudah tentu memiliki

4

tingkat kepatuhan yang baik pula untuk melakukan pengobatan dan kontrol ulang hipertensi, dan sebaliknya responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, sebagian besar disebabkan karena latar belakang pendidikan terakhir serta usia responden, yang akan berpengaruh terhadap informasi yang didapatkan responden tentang pengobatan dan kontrol ulang hipertensi itu sendiri. Ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan semakin kurang baik tingkat pengetahuannya, dan semakin tua usia responden semakin matang pula pemikiran tentang suatu hal dan ini menyebabkan semakin efektifnya informasi dipahami sehingga tingkat pengetahuan akan relatif tinggi. Hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Pribadi (2008) yang menunjukkan 66 responden (82,5%) memiliki pengetahuan yang baik dan hanya 14 responden (17,5%) yang memiliki pengetahuan yang tidak baik. 4.3 Usia Tabel 4.3 Distribusi frekuensi usia pasien hipertensi Kelompok Frekuens Persentas berdasarka i e n usia (n) (%) 21-40 tahun 26 65% 40-60 tahun 10 25% 60 tahun 4 10% Total 40 100% Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa rentang usia pasien hipertensi yang menjadi sampel penelitian terbanyak adalah pada usia 21-40 tahun dengan persentase 65% diikuti dengan usia 40-60 tahun dengan persentase 25%, dan selanjutnya terakhir usia 60 tahun dengan jumlah persentase 10%. 4

Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar responden mengetahui pentingnya pengobatan dan kontrol ulang hipertensi untuk memantau perkembangan dan mendeteksi secara dini adanya kelainan dan komplikasi. Sejalan dengan pendapat Niccolai and colleagues, (1990) dalam Nursalam (2001) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Tabel 4.4 Dukungan Keluarga Tabel 4.4 Distribusi frekuensi dukungan keluarga pasien hipertensi Dukungan Keluarga Frekuens i (n) 25 15 Persentas e (%) 62,5% 37,5%

Mendukun g Tidak Mendukun g Total 40 100% Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 dari 40 responden mendapatkan dukungan dari keluarga untuk meningkatkan kepatuhan berobat dan kontrol ulang hipertensi, sebaliknya 15 responden lainnya tidak mendapatkan dukungan keluarga. Peneliti berpendapat bahwasanya hampir sebagian besar responden yang mendapatkan dukungan keluarga untuk melakukan pengobatan dan kontrol ulang hipertensi, memiliki tingkat kepatuhan yang baik pula terhadap pengobatan dan kontrol ulang hipertensi dan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena faktor dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang, dimana dukungan dari keluarga berupa moril dapat meningkatkan kepercayaan

5

serta keyakinan responden tentang hipertensi, dan pada akhirnya memberikan motivasi lebih kepada responden untuk melakukan pengobatan dan kontrol ulang hipertensi. Tabel 4.5 Sosial budaya Tabel 4.3 Distribusi frekuensi sosial budaya pasien hipertensi Sosial Budaya Frekuens i (n) 25 15 Persentas e (%) 62,5% 37,5%

kontrol ulang hipertensi tersebut. Sesuai dengan penadapat Notoatmodjo (2005). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan judul gambaran tingkat kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di poliklinik ginjal dan hipertensi rumah sakit umum daerah Zainoel Abidin pada tanggal 10 s.d 21 juli 2011 terhadap 40 responden dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepatuhan pasien berobat dan melakukan kontrol ulang di pliklinik ginjal dan hipertensi RSUDZA yaitu 65%. 2. Pengetahuan baik 55%. 3. Usia responden terbanyak adalah 21-40 tahun dengan persentase 65%. 4. Dukungan keluarga responden yang mendukung 62,5% 5. Sosial budaya responden yang mendukung 62,5%.. SARAN 1. Diharapkan kepada instansi terkait hendaknya dapat meningkatkan promosi kesehatan dan perlunya melakukan kontrol ulang hipertensi sehingga penderita dapat menambah pengetahuan tentang penyakit hipertensi serta terdeteksi secara dini kelainan yang ada. 2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian mengenai hal-hal yang mempengaruhi tingkat kepatuhan berobat pada pasien hipertensi selain dari faktor sumber pengetahuan, usia, dukungan keluarga dan sosial budaya. DAFTAR PUSTAKA 5

Mendukun g Tidak Mendukun g Total 40 100% Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 dari 40 responden berada pada keadaan sosial budaya yang mendukung terhadap kepatuhan berobat dan kontrol ulang hipertensi dan 15 responden lainnya tidak berada pada keadaan sosial budaya yang mendukung kepatuhan berobat pasien hipertensi. Peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian diatas bahwa keadaan sosial budaya suatu daerah dapat menjadi salah satu faktor pendukung dalam malakukan pengobatan dan kontrol ulang hipertensi, keadaan sosial budaya yang dimaksud oleh peneliti berupa kurangnya sarana fasilitas pelayanan kesehatan, kesehatan serta kepercayaan terhadap dukun yang membantu proses penyembuhan, menjadi faktor pendukung, hal ini dikarenakan apabila suatu daerah sarana fasilitas kesehatanya masih kurang serta tingkat kepercayaan terhadap dukun juga masih tinggi, akan mempengaruhi mind set dari responden terhadap pengobatan dan

6

Al-Mehza, MA, et al, 2009, Drug Compliance Among Hypertensive Patient; An Area Based Study, Primary Health Care, Hadiya Clinic, Kuwait. Chobanian, AV, et al. 2003, Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation, And Treatment Of High Blood Pressure. The Journal Of The American Medical Association (JAMA) 2003; 289: 2560-2572 Degresi. 2005. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta (Degresi, 2005) Dosh, SA. 2001, The Diagnosis Of Essential And Secondary Hypertension In Adults. J. FamPract 2001; 50; 707-712. Effendy, 2005, Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta. Elizabeth, HH, 1990, Developmental Psychology, alih bahasa Istiwidayanti, et al., Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga: Jakarta. Erdine, Serap, 2010, Compliance With The Treatment Of Hypertension: The Potential Of Combination Therapy. The Journal Of Clinical Hypertension, Vol; 12. Guyton, AC, Hall, JE. 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta. Hadi, N, Rostami, GN. 2004, Determinant Factors Of 6

Medication Compliance In Hypersensitive Patients Of Shiraz, Iran. Archives Of Iranian Medicine, Vol: 7. Hartford, AJ. 2009, Medications Adherence In Hypertension Study. University Of Missouri, Columbia.http://clinicaltrials. gov/ct2/show /study/NCT00688350 [diakses pada: 3 Agustus 2009]. Kabo, P. 2010. Bagaimana Menggunakan Obat-obat Kardiovaskular Secara Rasional. Balai Penerbit FK UI: Jakarta.

Mohiuddin, SM et al. 2007. Intensive Smoking Cessation Intervention Reduce Mortality in High Risk Smoker With Cardiovascular Disease. Chest 131: 446-452 Niven. 2008. Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat Dan Profesional. Jakarta : EGC Notoatmodjo. 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Oparil S, et al. 2003, Pathogenesis Of Hypertension. Ann Intern Med 2003; 139; 761-776. Osterberg, L, et al. 2005, Adherence to Medication. The New England Journal Of Medicine (NEJM), Massachusetts Medical Society.

7

Panggabean, MM. 2007. Penyakit Jantung Hipertensi p: 16391640. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi: 4. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rosei EA, et al. 2007, Central Blood Pressure Measurements And Antihypertensive Therapy: A Consensus Document. Hypertension 50: 154-160. Sipahi I, et al, 2006, Effects Of Normal, Pre-Hypertensive, And Hypertensive Blood Pressure Levels On Progression Of Coronary Atherosclerosis. Journal Of American College Of Cardiology. Tjitarsa, Ida Bagus. 1992. Pendidikan Kesehatan. Penerbit ITB Bandung. Vongpatanasin, W. 2008. Management of Hypertension in Patients with Coronary Artery Disease. Current Hypertension Reports 10: 349-354 William JS, et al. Blood Pressure Measurements. The New England Journal Of Medicine (NEJM) 360: e6. World Health Organization (WHO), 2003, International Society 7

Of Hypertension (ISH) Statement On Management Of Hypertension. World Health Organization. Yogiantoro, M. 2007, Hipertensi Essensialp: 559-603. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi: 4. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.