artikel cs

5
Pada saat tertentu dalam pelayananNya maka Tuhan Yesus “mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem” (Lukas 9:51). KeputusanNya untuk menuju Yerusalem dan salibNya diambil setelah Petrus mengaku bahwa Yesuslah memang Kristus yang dijanjikan (Lukas 918-21) dan setelah Kristus dimuliakan di depan muridNya (Lukas 9:28-36). Jelas sekali bahwa murid-murid Tuhan Yesus bersama dengan orang banyak yang mengikutiNya heran bahwa Tuhan Yesus mau menuju kita Yerusalem mengingat para pemimpin agama Yahudi sangat menentang pelayananNya. Ada ancaman bahwa Yesus pasti akan ditangkap dan dipenjarakan. Bahkan mungkin sekali akan dibunuh. Mereka lebih mau supaya Tuhan Yesus tetap mengelilingi wilayah-wilayah jauh dari Yerusalem di mana orang-orangnya terbuka sekali untuk menerima dan menyambut pelayananNya. Kita perhatikan Lukas 9:51 “Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem.” Artinya, Tuhan Yesus tahu sudah tiba saatnya Dia menggenapi tujuan utama dari misiNya, yaitu mati di atas kayu salib untuk menebus umat manusia. Pengorbanan Tuhan Yesus merupakan puncak dari pelayananNya. Melalui pengorbanan Tuhan Yesus kita dibebaskan dari belenggu-belenggu dosa. Kita sekaligus dibebaskan dari semua kuasa gelap (Kolose 2:14,15). Tuhan Yesus menggantikan kita orang berdosa. Dia memikul pada diriNya hukuman yang patut dijatuhkan pada diri kita. PengorbananNya dapat dimengerti dari segi anak domba Paskah yang disembelih menggantikan anak sulung bangsa Israel (1 Korintus 5:7). Pengorbanan Tuhan Yesus juga berarti bahwa melalui kematianNya kita akan mendapat hidup yang sebenarnya, yaitu hidup yang kekal. Kitalah yang dahulu ‘mati’ karena dosa dan pelanggaran kita dihidupkan kembali oleh pengorbanan Tuhan Yesus (Efesus 2:1-15). Pengorbanan Tuhan Yesus tidak dapat dipisahkan dari kebangkitanNya. KebangkitanNya merupakan kemenanganNya atas maut dan sekaligus jaminan adanya kebangkitan daging. Pengorbanan Tuhan Yesus juga dikaitkan dengan kenaikanNya ke surga (‘ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga’). KenaikanNya ke surga juga dihubungkan dengan janjiNya untuk mengutus Roh Kudus (Yohanes 14-16). Marilah kita menggunakan masa praPaskah ini untuk merenungkan secara baru makna dari pengorbanan Tuhan Yesus demi kita sekalian.

Upload: kevin-tjoanda

Post on 04-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

artikel cs

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel CS

Pada saat tertentu dalam pelayananNya maka Tuhan Yesus “mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke

Yerusalem” (Lukas 9:51). KeputusanNya untuk menuju Yerusalem dan salibNya diambil setelah Petrus mengaku

bahwa Yesuslah memang Kristus yang dijanjikan (Lukas 918-21) dan setelah Kristus dimuliakan di depan muridNya

(Lukas 9:28-36).

Jelas sekali bahwa murid-murid Tuhan Yesus bersama dengan orang banyak yang mengikutiNya heran bahwa

Tuhan Yesus mau menuju kita Yerusalem mengingat para pemimpin agama Yahudi sangat menentang

pelayananNya. Ada ancaman bahwa Yesus pasti akan ditangkap dan dipenjarakan. Bahkan mungkin sekali akan

dibunuh. Mereka lebih mau supaya Tuhan Yesus tetap mengelilingi wilayah-wilayah jauh dari Yerusalem di mana

orang-orangnya terbuka sekali untuk menerima dan menyambut pelayananNya.

Kita perhatikan Lukas 9:51 “Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan

pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem.” Artinya, Tuhan Yesus tahu sudah tiba saatnya Dia menggenapi tujuan

utama dari misiNya, yaitu mati di atas kayu salib untuk menebus umat manusia. Pengorbanan Tuhan Yesus

merupakan puncak dari pelayananNya.

Melalui pengorbanan Tuhan Yesus kita dibebaskan dari belenggu-belenggu dosa. Kita sekaligus dibebaskan dari

semua kuasa gelap (Kolose 2:14,15). Tuhan Yesus menggantikan kita orang berdosa. Dia memikul pada diriNya

hukuman yang patut dijatuhkan pada diri kita. PengorbananNya dapat dimengerti dari segi anak domba Paskah yang

disembelih menggantikan anak sulung bangsa Israel (1 Korintus 5:7).

Pengorbanan Tuhan Yesus juga berarti bahwa melalui kematianNya kita akan mendapat hidup yang sebenarnya,

yaitu hidup yang kekal. Kitalah yang dahulu ‘mati’ karena dosa dan pelanggaran kita dihidupkan kembali oleh

pengorbanan Tuhan Yesus (Efesus 2:1-15).

Pengorbanan Tuhan Yesus tidak dapat dipisahkan dari kebangkitanNya. KebangkitanNya merupakan

kemenanganNya atas maut dan sekaligus jaminan adanya kebangkitan daging.

Pengorbanan Tuhan Yesus juga dikaitkan dengan kenaikanNya ke surga (‘ketika hampir genap waktunya Yesus

diangkat ke sorga’). KenaikanNya ke surga juga dihubungkan dengan janjiNya untuk mengutus Roh Kudus (Yohanes

14-16).

Marilah kita menggunakan masa praPaskah ini untuk merenungkan secara baru makna dari pengorbanan Tuhan

Yesus demi kita sekalian.

Page 2: Artikel CS

Sebelum anda menyimak sebuah video klip dengan judul "Father Heart of God" di bawah

ini,  sebuah ilustrasi yang sungguh-sungguh menyentuh hati tentang makna sebuah

pengorbanan sejati... Jika berkenan silakan anda menyimak terlebih dahulu tulisan saya ini.

Dibandingkan dengan perayaan Natal, maka peringatan Hari Jumat Agung dan Paskah

sebenarnya merupakan yang paling penting dalam keimanan Kristen. Karena pada saat

itulah Yesus Kristus (Mesias) melaksanakan misi paling utamanya di dunia sekitar 2000

tahun lalu; sebagai Anak Domba Allah yang menebus dosa umat manusia, dengan cara

mati di atas kayu salib.

Kematian Yesus di atas kayu salib inilah yang diperingati sebagai Hari Jumat Agung, yang

untuk tahun 2011 ini jatuh pada tanggal 22 April.

Sedangkan Paskah, adalah perayaan dari Kebangkitan Yesus, pada hari ketiga setelah

kematian-Nya itu. Sebagai bukti Ke-Ilahi-an Yesus Kristus. Maut tidak berkuasa atas-Nya.

Melainkan sebaliknya.

Peristiwa kematian Yesus sebagai Penebus Dosa umat manusia tidak lepas pula dari

tradisi (agama) Yahudi yang juga meyakini bahwa sejak Adam jatuh ke dalam dosa,

dengan mengabaikan/melawan perintah Tuhan, tetapi tunduk dan percaya kepada

(perkataan) setan, maka sejak itu pula umat manusia tidak lagi pernah suci.

Di dalam tradisi Kristen dikenal dengan sebutan “dosa asal.” Dosa asal bukan berarti dosa

itu diwariskan, tetapi adalah dosa yang pertama kali dilakukan Adam dan Hawa yang

melanggar perintah Tuhan Allah, dan lebih taat kepada setan. Sehingga sifat-sifat buruk

yang mendasari dosa tersebut, seperti dengki, pembohong, serakah, dan lain-lain hawa

nafsu jahat menjadi sifat-sifat dasar setiap manusia hingga kini. Manusia pun menjadi jauh

dari Tuhan.

Untuk menebus dosa tersebut dalam tradisi dan agama Yahudi antara lain ditebus dengan

upacara penebusan berupa korban anak domba yang terbaik di Bait Allah. Dengan upacara

tersebut mereka mengharapkan dosa-dosa yang telah mereka lakukan karena sifat-sifat

buruk/jahat tersebut bisa diampuni Tuhan, dan mereka pun bisa dekat lagi dan berbicara

dengan Tuhan.

Page 3: Artikel CS

Upaya-upaya berdasarkan kekuatan sendiri dari manusia yang berdosa itu tidaklah bisa

sempurna. Maka Tuhan Allah yang begitu mencintai umat manusia mengutus anak-Nya

yang tunggal turun ke dunia sebagai manusia yang tak berdosa untuk dijadikan korban

penebusan dosa tersebut. Sebagai pengganti paling sempurna dan paling akhir dari domba

persembahan tersebut. Oleh karena itu Yesus Kristus juga diberi sebutan “Domba Anak

Allah.”

Sejak itu maka umat manusia tidak lagi memerlukan persembahan berupa anak domba

yang sesungguhnya seperti yang sampai sekarang masih dilakukan oleh orang (agama)

Yahudi. Karena mereka memang tidak mempercayai Yesus sebagaimana orang Kristen

meyakininya.

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah

mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya

tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa

itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua

orang telah berbuat dosa.....Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang

telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi

orang benar. (Roma 5:12,19).

Kasih Allah sedemikian besarnya menjadi relatif sulit untuk dijelaskan secara menyeluruh

untuk dapat dimengerti oleh sebagian orang. Terutama bagi mereka yang bukanKristen.

Di sini, sebetulnya, saya tidak bermaksud hendak menulis secara panjang-lebar tentang

keimanan/aqidah ke-Kristen-an mengenai Yesus sebagai Juru Selamat, Penebus Dosa

umat manusia, dan bukti tentang kuasanya sebagai Allah dengan kebangkitan-Nya,

melainkan hendak menonjolkan tentang nilai hakiki sebuah pengorbanan yang betul-betul

sejati.

Namun demikian, jika ada di antara anda yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut

tentang hal tersebut, pada akhir tulisan ini saya berikan beberapa link rujukannya.

Page 4: Artikel CS

Walaupun tidak dapat disejajarkan dengan kasih Allah kepada umat manusia, namun

sebuah ilustrasi klip video berikut ini: “FATHER HEART OF GOD,” telah berhasil membuat

suatu ilustrasi tentang begitu besar kasih seorang manusia terhadap sesamanya, sehingga

ketika dalam posisi yang sedemikian terjepit dengan waktu yang hanya sekian detik dia

harus memilih sebuah dilema yang benar-benar sangat sulit diputuskan. Namun pada detik

terakhir dia pun memutuskan melakukan sesuatu yang sungguh-sungguh luar biasa, yang

hanya bisa dilakukan oleh seorang manusia yang berhati malaikat. Bahkan “berhati seperti

Tuhan”!

Dia adalah seorang laki-laki setengah baya, memiliki seorang bocah laki-laki yang sangat

dicintai. Pekerjaan sehari-harinya adalah seorang penjaga lintasan kereta api. Di kala

senggang dia bia bermain-main dengan anak laki-lakinya itu (anak tunggal?).

Pada suatu hari, terjadi kejadian yang sama sekali tidak diduga, yang sekejap mata

mengubah kehidupannya secara sedemikian drastis: dia harus memilih keselamatan hidup

antara anaknya, ataukah sejumlah penumpang kereta api, yang terdiri dari beraneka

macam orang dengan kepribadiannya masing-masing; ada orang yang kesepian, pemarah,

egois, sakit hati, pecandu narkoba, dan lain-lain.

Pilihan tersebut tentu sangat sulit. Kita juga sangat sulit membayangkan, bagaimana jika

kita berada pada posisi sang ayah seperti yang digambarkan dalam klip video ini. Yang

menunjukkan kepada kita bagaimana kisah sejati tentang arti dari sebuah pengorbanan

demi keselamatan banyak orang.

Kalau seorang manusia biasa saja, bisa mempunyai hati sedemikian mulia, rela

mengorbankan sesuatu yang sangat dia cintai demi kehidupan banyak orang,

bagaimanakah dengan kasih Allah terhadap kita, umat-Nya? *** * Versi asli video tersebut

bisa dilihat di link ini. *

Rujukan tentang Yesus sebagai Penebus Dosa umat manusia dan makna Kebangklitan-

Nya: