artikel : catatan ibu-rumah-tangga-tentang-tas-plastik

5
CATATAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG TAS PLASTIK (baca = kresek) Oleh : Lili Andajani Ketika mau libur sekolah, mendapatkan pinjaman buku dari seorang teman yang judulnya kalau tidak keliru adalah "KAPAL JATIM". Yang kalau tidak keliru pula, kependekan dari Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan. Berhari-hari, buku pinjaman itu tidak jelas juntrungannya diletakkan di mana. Yang terpikir justru....liburan kali ini, paling enak dipakai survey : "Seberapa banyakah sampah plastik ( Baca = tas kresek) yang bisa kuhindari dan kukurangi pamakaiannya ?" Pada suatu pagi, hari libur ketiga, kesempatan untuk survey datang. Dimulai dari persiapan belanja ke pasar. “Sebentar- sebentar.... harus dipikir dulu kalau mau ke pasar”. Mau belanja : tempe, tahu, ayam potong, sayur sup, tomat, dan kerupuk. Itu artinya harus membawa kertas untuk bungkus tempe, tepak makan plastik milik anak untuk tempatnya tahu, rantang plastik dan tutupnya untuk tempat ayam potong, dan tas untuk semua belanjaan. (Beberapa waktu setelah belanja, baru menyesal karena lupa bawa kaleng untuk kerupuk...:) ). Nah.... berangkat ke pasar cukup dengan berjalan kaki..... biar langsing dan hemat BBM. Biar asam urat pergi menjauh..... Sesampai dipasar, pertama-tama belanja ke tukang ayam. Apa kata tukang ayam ketika disodori rantang plastik untuk tempat

Upload: lili-andajani

Post on 25-May-2015

385 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel : Catatan ibu-rumah-tangga-tentang-tas-plastik

CATATAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG TAS PLASTIK (baca = kresek)

Oleh : Lili Andajani

Ketika mau libur sekolah, mendapatkan pinjaman buku dari seorang teman yang

judulnya kalau tidak keliru adalah "KAPAL JATIM". Yang kalau tidak keliru pula, kependekan

dari Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan. Berhari-hari, buku pinjaman itu tidak jelas

juntrungannya diletakkan di mana. Yang terpikir justru....liburan kali ini, paling enak dipakai

survey : "Seberapa banyakah sampah plastik ( Baca = tas kresek) yang bisa kuhindari dan

kukurangi pamakaiannya ?"

Pada suatu pagi, hari libur ketiga, kesempatan untuk survey datang. Dimulai dari

persiapan belanja ke pasar. “Sebentar-sebentar.... harus dipikir dulu kalau mau ke pasar”. Mau

belanja : tempe, tahu, ayam potong,  sayur sup, tomat, dan kerupuk. Itu artinya harus membawa

kertas untuk bungkus tempe, tepak makan plastik milik anak untuk tempatnya tahu, rantang

plastik dan tutupnya untuk tempat ayam potong, dan tas untuk semua belanjaan. (Beberapa

waktu setelah belanja, baru menyesal karena lupa bawa kaleng untuk kerupuk...:) ). Nah....

berangkat ke pasar cukup dengan berjalan kaki..... biar langsing dan hemat BBM. Biar asam urat

pergi menjauh.....

Sesampai dipasar, pertama-tama belanja ke tukang ayam. Apa kata tukang ayam ketika

disodori rantang plastik untuk tempat ayam potong? Begini katanya dalam bahasa Suroboyoan,

"Wah.... sak jan’e yo ngene enak, nek sa'ben wong sing tuku nggowo wadah dewe....ngirit gak

tuku kresek...he....he...he..."  Jawaban : mringis.co.id. :>

Tujuan ke-dua adalah belanja ke tukang tahu dan tempe. Ketika disodori tepak makan

plastik untuk tempat tahu, penjual no comment. Tetapi ketika disodori kertas bekas untuk tempat

tempe, kertasnya dipelototi, dan penjualnya tetap saja mau menempatkan tempe di tas

kreseknya. "Hei, pak... tidak pakai kresek.... taruh di kertas ini saja, Pak."  Commentnya,

"Halah buk..... gak manteb.... " sambil mau naruh tempe di dalam tas kreseknya. Waduh..... tidak

pakai lama diambil saja tempe itu dan ditaruh di kertas, kresek dikembalikan. Penjual :

Mringis.co.id. :>

Page 2: Artikel : Catatan ibu-rumah-tangga-tentang-tas-plastik

Tujuan ke-tiga, belanja ke lapak tukang sayur. Wah, yang ini biarkan saja dulu, beliau

beri tas kresek, sebab kalau terlalu banyak komplain, pasti ibu-ibu lain seperti melihat mahluk

dari bulan.....malu juga saya.... Sesudah didapat sayur sop, dan tomat, semua barang langsung

ditumpahkan isinya ke tas milik sendiri, yang tadi telah disiapkan dan kreseknya dikembalikan

kepada tukang sayur. Penjual : angkat alis.co.id  :<.>

Tujuan ke-empat, ke penjual krupuk...... ,"Masya Awooooh..... yang ini lupa bawa

tempatnya.....biarkan saja sudah..... 1 kresek  saja kan..... di maafkan ya...."

Sudah selesai belanja, sekarang waktunya untuk pulang. Jalan kaki lagi. Berkeringat lagi.

Lumayan, berat badan turun beberapa gram ya…..hehehe…..

Ternyata, mau menghindari plastik itu harus pakai perencanaan dulu, lalu dibiasakan,

walau agak merepotkan.

Kesempatan membaca buku KAPAL JATIM,  baru datang setelah berada di mobil dalam

perjalanan mudik ke Probolinggo. Ooooo.... dalam buku ini banyak tulisan dari para aktivis

lingkungan tentang apa saja yang sudah mereka lakukan. Tulisan ini bisa memberikan inspirasi

dan motivasi bagi pembaca untuk turut berbuat sesuatu agar alam ini bisa terjaga. Tulisan dari

Prigi Arisandi-nya ECOTON sangat mengesankan. Juga ada tulisan dari aktivis Nol Sampah.

Bisa tidak ya, sebuah rumah tangga tidak menghasilkan sampah alias nol sampah ? Uh.....! pasti

harus ada perencanaan dan pemikiran ekstra untuk ini. Tapi.... bolehlah dicoba.....mungkin

jangan nol sampah-lah.....mungkin 0,01 gitu.... (tawar-menawar).

Pada hari libur ke-7, waktunya untuk memikirkan kembali ke Surabaya. Maka ini adalah

saatnya untuk belanja oleh-oleh. Kali ini belanja tanpa perencanaan nol sampah. Pokoknya

belanja saja ke pasar di Probolinggo, cukup membawa uang saja.

Apa saja belanjaannya ? Ini dia : Ikan asin 3 kg =  3 tas plastik. Manggis 5 kg = 2 tas

plastik. Mentimun 2 kg = 1 tas plastik. 2 pak terasi = 1 tas plastik. Ikan panggang 13 ekor = 2 tas

plastik. Berapa total tas plastiknya dari belanja kali ini ? 3 + 2 + 1 + 1 + 2 = 9 tas plastik......

Wow !!!! 1 x belanja = 45 menit =  9 tas plastik.

Page 3: Artikel : Catatan ibu-rumah-tangga-tentang-tas-plastik

 

Pada hari libur ke-8 di Surabaya, mulai memikirkan, “ Oleh-oleh begini banyak harus

segera didistribusikan.” Kalau terlambat mendistribusikan, oleh-oleh ini malah menjadi

sampah tambahan. Distibusi oleh-oleh tidak perlu jauh-jauh, cukup sebelah kiri dan kanan rumah

radius 10 meter saja. Nah, berikutnya, oleh-oleh dikeluarkan dari 9 tas plastik. Terpikir mau

mendistribusi dengan menambah tas plastik .... tetapi...tidak…tidak…..Oleh-oleh ini cukup

ditempatkan di mangkuk dan piring, lalu diantar. Silahkan para tetangga mengambil

isinya....piring dan mangkuknya harap kembalikan lagi....Nah, seperti itu saja. Akhirnya tugas

mendistribusikan oleh-oleh telah selesai, tanpa harus menambah sampah berupa tas plastik. Nol

sampah…!

Hari libur ke-9 sudah lewat, hari libur ke-10 sudah akan berlalu pula. Sampai hari ini

belum belanja lagi, jadi belum memikirkan tas plastik lagi. JADI.... kesimpulannya ???? Ah !!!

tidak pakai kesimpulan.... tolong disimpulkan saja sendiri ya…. Katanya tulisan yang dimuat di

buku KAPAL JATIM, tas plastik terurai dalam waktu 500 tahun. Jadi, layakkah kita pikirkan

pemakaian tas plastik ini ? Ataukah kita diamkan saja tanah dan bumi kita dipenuhi oleh plastik-

plastik yang setiap hari kita buang ? (Cheers....Lili A)

Penulis : Lili Andajani, S.Pd, M.Pd

Penulis adalah :

Guru di SMP Katolik St Stanislaus dan SD Katolik Yohannes Gabriel Surabaya

Pemerhati dan penggiat lingkungan hidup di sekolah.

Alamat : Griya Candramas AA-27 Sidoarjo Telp. 031-78256933

Alamat kantor : Residen Sudirman 5 Surabaya (031. 5032259)