artikel belajar pembelajaran

5
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran (Dwi Ery Riswanti / NIM.120210402001 / Prodi PBSI / Angkatan 2012 / Kelas H) 1. Pengantar Teori Belajar Konstruktivisme Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8). Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru

Upload: erri-erru-kyoshitsu

Post on 30-Jun-2015

551 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Tugas UAS Mata Kuliah Belajar Pembelajaran :)

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Belajar Pembelajaran

Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

(Dwi Ery Riswanti / NIM.120210402001 / Prodi PBSI / Angkatan 2012 / Kelas H)

1. Pengantar

Teori Belajar Konstruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori

pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini

menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi

kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila

aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan

segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini

berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori

psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).

Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi

pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada

siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat

memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk

menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar

dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat

memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi,

dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur, 2002 :8).

2. Isi

Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan

lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Mereka (peserta didik)

harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha

dengan susah payah dengan ide-ide.

Page 2: Artikel Belajar Pembelajaran

Dalam hal ini berarti, Kontuktuvisme menuntut peran aktif siswa dalam proses

pembelajaran. Siswa dianggap telah mengetahui suatu hal (pengetahuan menurut

dirinay sendiri), oleh kerena itu siswa berhak untuk mengungkapkan hal tersebut.

Dengan kata lain, siswa bukan suatu objek yang kosong, yang hanya begitu saja

menerima informasi dari seorang guru.

Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat

memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk

menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar

dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

Disini peran guru sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.

Artinya bertugas membimgbing siswa menemukan pengetahuannya sendiri, bukan hanya

sebagai orang yang hanya bertugas penyampai informasi, melainkan sebagai jembatan

siswa memperoleh dan menemukan informasinya sendiri.

Pentingnya pengetahuan Konstruktivisme bagi Guru Bahasa Indonesia

Seorang Guru Bahasa Indonesia penting mengetahui dan menerapkan teori

Konstruktivisme ini, karena nantinya seorang guru Bahasa Indonesia akan

membimbing siswa untuk mengetahui dan meningkatkan keterampilan Bahasa

Indonesia. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan Menyimak, Berbicara,

Membaca dan Menulis. Tentunya dalam hal ini setiap siswa berbeda pemahaman

dan keterampilan dasar yang dimiliki. Harus ada penanganan khusus dan

bimbingan Guru untuk membimbing siswa menemukan dan bagaimana

meningkatkan keterampilan bahasa sesuai dengan kepribadian masing-masing.

Dan disinilah penerapan teori Konstruktivisme diperlukan.

Page 3: Artikel Belajar Pembelajaran

Kontruktivisme mengarah pada pengembangan aspek Kognitif, Afektif, dan

Psikomotor

Teori ini menekankan pada ketiga aspek. Keaktifan dan kemandirian siswa dalam

proses pembelajaran tentunya akan mengembangkan ketiga aspek tersebut. Kognitif

(kemampuan berpikir siswa) dituntut lebih berkonsentrasi dalam hal menganalisa

sesuatu informasi yang disampaikan guru, untuk itu diperlukan sikap (afektif siswa)

yang baik, diantaranya disiplin, semangat, dll. Dan pada akhirnya kemampuan

Psikomotor (Keterampilan siswa) akan mempengaruhi masing-masing siswa terhadap

informasi yang disampaikan oleh Guru, karena dalam teori ini siswa membawa

pemikiran dan keterampilan sesuai persepsinya sendiri. Maka jelaslah bahwa teori ini

dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut.

Jika teori Konstruktivisme diterapkan dapat mengarahkan pada kecerdasan emosi

siswa. Siswa dituntut lebih mandiri, kreatif, dan kritis terhadap informasi yang

disampaikan oleh Guru. Dari hal ini akan dikembangkan potensi-potensi siswa secara

menyeluruh, karena siswa dianggap mempunyai persepsi sendiri terhadap suatu

informasi. Tugas-tugas yang diberikan Guru harus menangtang, secara tidak langsung

juga akan mengarahkan pada kecerdasan emosi siswa. Sehingga siswa nantinya dapat

mengatasi berbagai persoalan, berfikir ulet, semangat, tekun, bertanggung jawab, dan

mampu menjalin komunikasi dengan individu atau kelompok lain dengan baik. Dan

pada akhinya, sisswa mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi.

3. Penutup

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai “Teori Belajar Konstruktivistik dan

Penerapannya dalam Pembelajaran” yang menjadi pokok bahasan dalam artikel ini.

Tentunya masih banyak kekurangan kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan

atau referensi yang ada hubungannya dengan judul artikel ini.

Semoga artikel ini berguna bagi penulis khususnya juga bagi pembaca.

Page 4: Artikel Belajar Pembelajaran

4. Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Hasan,S.H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.