artikel
DESCRIPTION
KUMPULAN ARTIKEL VENTILASITRANSCRIPT
Pejabat Tambang Cina Ditahan
01 Desember 2005
Dua pejabat tambang batubara di Cina ditahan karena diduga mengabaikan
tugasnya setelah terjadi ledakan yang menewaskan sedikitnya 164 buruh tambang.
Sekitar tujuh orang dilaporkan masih belum ditemukan, ditengah berbagai laporan
yang saling berlawanan tentang jumlah orang di dalam tambang tersebut.
Ledakan debu tambang batubara di tambang Dongfeng di provinsi
Heilongjiang menghancurkan sistem ventilasi udara tambang tersebut.Kecelakaan
sering terjadi di tambang-tambang Cina, meskipun pemerintah melakukan
kampanye besar untuk mempromosikan keselamatan.
Polisi menahan kepala tambang tersebut, Ma Jinguang dan sekretaris
Partai Komunis setempat Chen Zhiqiang, lapor suratkabar China Daily.
Koran itu menambahkan Ma Jinguang baru saja dinyatakan sebagai
manajer panutan di tambang itu 10 hari sebelum kecelakaan terjadi. Sebelum
penahanan kedua pejabat itu dilaporkan, lembaga nasional pengawas keselamat
kerja mengungkapkan bahwa pihak manajemen tambang gagal bertindak
menanggapi tanda-tanda peringatan sebelum ledakan terjadi.
Tim penyelidik polisi dan pertambangan dilaporkan menyita sejumlah
dokumen, notulen rapat dan catatan rekening dari kantor tambang Dongfeng, yang
dijalankan oleh Kelompok Tambang Heilongjiang Longmei, sebuah perusahaan
konglomerat milik negara.
Sekitar 72 petambang berhasil diselamatkan sejak ledakan hari Minggu, 38
diantaranya dirawat di rumah sakit, tulis kantor berita Xinhua.
Para pejabat dikutip mengatakan peluang untuk mencari lebih banyak
korban yang selamat sangat tipis karena tingkat gas beracun yang tinggi di
tambang tersebut.
Sumber
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/
2005/12/051201_chinamineblast.shtml
Jumlah Korban Tewas Ledakan Tambang Rusia Jadi 12
Minggu, 9 Mei 2010
Moskow (ANTARA News/Reuters) - Dua ledakan di tambang besar
batubara Siberia menewaskan sedikitnya 12 orang dan pencarian terhadap puluhan
petambang yang terjebak di bawah tanah dihentikan, setelah ventilasi tambang
penuh dengan asap dan gas, kata para penjabat Rusia, Ahad. Kantor berita Rusia,
Itar-Tass mengutip sumber pada perusahaan batubara itu mengatakan, 12 orang
ditemukan tewas, dan dikhawatirkan terus bertambah.
Ledakan pertama disebabkan oleh gas metan namun pihak yang
berwenang tidak menyebutkan secara khusus apa penyebab ledakan kedua.
Korchagin mengatakan, 64 petambang dan 20 petugas pertolongan masih
berada di bawah tanah hampir sembilan jam setelah ledakan pertama, yang terjadi
beberapa saat sebelum tengah malam Sabtu. Korchagin mengatakan, 12 dari
korban cedera dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat. Mereka adalah di antara
sekitar 200 orang yang selamat setelah ledakan Sabtu.
Tambang di kota Mezhdurechensk memiliki cadangan sekitar 450 juta ton
batubara, dan baru diproduksi 8,9 juta ton pada 2007, menurut perusahaan
batubara terbesar di Rusia,Raspadskaya. Presiden Rusia, Dmitry Medvedev,
memerintahkan Menteri Darurat Sergei Shoigu untuk menjamin kemungkinan
apapun dilakukan untuk menyelamatkan para petambang.
Perdana Menteri Vladimir Putin juga telah berbicara dengan gubernur
wilayah Kemerovo, Aman Tuleyev, kata media Rusia melaporkan.
Ledakan-ledakan tambang dan kecelakaan pada industri lain telah memicu
diulanginya kembali seruan-seruan para pemimpin Rusia, untuk memperbaiki
infrastruktur dan memperketat peraturan keselamatan tambang.
Sumber
http://www.antaranews.com/berita/186091/jumlah-korban-tewas-ledakan-
tambang-rusia-jadi-12
Korban Kecelakaan Tambang Pakistan
21 Maret 2011
Jumlah korban tewas akibat ledakan dalam sebuah tambang batubara di
Pakistan jumlahnya meningkat hingga 24 orang. Lebih dari 20 pekerja tambang
masih dinyatakan hilang. Ledakan tambang ini terjadi di provinsi Beloetsjistan,
Pakistan.
Penyebab ledakan diperkirakan adalah gas-gas ekplosif di lorong-lorong
tambang yang karena kurangnya ventilasi menjadi terlalu panas. Kebakaran
langsung terjadi setelah ledakan. Ketika itu para pekerja tambang sedang berada
dalam kedalaman 1200 meter di bawah tanah.
Upaya penyelamatan berjalan sangat lamban. Hari Minggu lalu tim
penyelamat harus menghentikan pekerjaan mereka karena adanya gas beracun.
Sumber
http://m.rnw.nl/bahasa-indonesia/node/33100
Korban Ledakan Tambang Di Rusia Bertambah 43
Orang
29 Oktober 2009
MOSKOW - Tambang batu bara di Rusia meledak dan menyebabkan
puluhan orang tewas. Tambang yang meledak pekan lalu tersebut menyebabkan
43 orang tewas dan 54 lainnya dilaporkan hilang.
Insiden yang terjadi di tambang Raspadskaya ini dianggap sebagai
kecelakaan tambang yang terburuk yang pernah terjadi selama tiga tahun terakhir.
Lebih dari 350 penambang berada di dalam tambang saat dua ledakan terjadi di
tambang yang berada di wilayah Kemerovo tersebut.
Sebagian besar dari 350 pekerja tambang berhasil menyelamatkan diri saat
ledakan berlangsung. Tetapi naas bagi 43 orang yang tewas, mereka diperkirakan
terjebak saat ledakan terjadi. Sementara 54 pekerja lainnya hingga kini masih
dalam proses pencarian.
Raspadskaya sebagian dimiliki oleh industri baja Evraz, satu perusahaan
yang 36 persen sahamnya dimiliki oleh milyuner pemimpin Perhimpunan
Sepakbola Chelsea, Roman Abramovich.
Kecelakaan tambang serta sektor industri lainnya memang kerap terjadi di
Rusia. Pejabat tinggi Rusia seringkali memperingatkan hal ini, mereka menilai
kurangnya peningkatan batasan keselamatan dan aturan yang ketat atasan
keselamatan kerja
Penyebab dari kecelakaan tambang ini masih belum diketahui, namun
Menteri Keadaan Darurat Rusia Sergei Shoigu memperkirakan jika ledakan
tersebut bisa saja terjadi akibat gesekan dari gas metana dengan debu dari
batubara danKecelakaan tambang yang terjadi di Rusia, karena tuanya
infrastruktur, pelanggaran-pelarangan ventilasi keselamatan dan kerusakan alat-
alat pemantau tingkat-gas.
Ledakan pertama disebabkan oleh gas metan namun pihak yang
berwenang tidak menyebutkan secara khusus apa penyebab ledakan kedua.
Tambang di kota Mezhdurechensk memiliki cadangan sekitar 450 juta ton
batubara, dan baru diproduksi 8,9 juta ton pada 2007, menurut perusahaan
batubara terbesar di Rusia,Raspadskaya.
Sumber
http://angghajuner.blogspot.com/2011/10/korban-ledakan-tambang-di-rusia.html
3 Korban Ledakan Tambang Ditemukan
31 Januari 2014
Kerja keras tim SAR gabungan terdiri dari personel BPBD Sawahlunto
dan Sijunjung, TNI, Polri, Rescue Basarnas Padang, plus masyarakat,
membuahkan hasil. Tiga dari empat korban ledakan tambang di perbatasan
Bukitbual Sijunjung dan Kota Sawahlunto sejak Jumat (24/1) lalu, berhasil
ditemukan dan dievakuasi, kemarin sekitar pukul 05.00.
Saat ditemukan, jasad ketiga korban sudah sulit dikenal dan sulit diketahui
identitasnya serta berbau menyengat. Ketiga langsung dibawa ke RSUD
Sawahlunto untuk menjalani otopsi.
Sampai berita ini diturunkan sore kemarin, Padang Ekspres belum
mendapatkan kepastian apakah itu adalah jasad Komarudin, 30, warga
Tanjungampalu, Kecamatan Koto VII Sijunjung, Anton, 30, warga Nagari Bukit
Bual Koto VII Sijunjung, Ucok, 35, warga Nagari Bukit Bual, atau Irfan, 30,
warga Bengkulu.
Sejumlah awak media yang berupaya mengambil foto jasad korban dari
dekat, tidak dibolehkan oleh aparat kepolisian. Para jurnalis hanya dibolehkan
mengabadikan gambar di luar garis polisi. Begitu juga ketika jasad korban
diturunkan dari mobil ambulans setiba di RSUD Sawahlunto.
Dengan sudah ditemukannya ketiga jasad itu, berarti sudah empat jenazah
ditemukan. Sebelumnya tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jenazah Edi
Guru, 31, warga Jorong Empat Jalan Baru, Nagari Bual, Jumat (24/1) lalu.
Artinya, hanya tinggal satu jasad penambang lagi yang belum ditemukan tim
SAR.
Tim sempat kesulitan mengevakuasi korban, akibat banyaknya lorong
dalam lubang tambang tertutup reruntuhan tanah. “Beratnya lokasi dalam lubang
tambang, menyebabkan jasad korban baru sampai di luar mulut lubang tambang
memakan waktu sampai 5 jam (sekitar pukul 10.00, red),” katanya.
Tim SAR gabungan bersama pekerja tambang sebanyak enam orang,
terlihat bergantian mengeluarkan material tanah lonsoran dengan skop. Lalu,
memasukan tanah longsoran ke dalam lori (alat pengakut batu bara) untuk dibawa
ke luar. Setelah itu, barulah satu per satu jenazah korban dibawa ke luar.
Sumber
http://www.padangekspres.co.id/?news=berita&id=49551
Tambang Batu Bara Meledak, 134 Tewas
29 November 2005
Ledakan di tambang batu bara di Provinsi Heilongjiang, China timurlaut,
menewaskan 134 penambang dan memerangkap 15 orang penambang di bawah
tanah, kata media pemerintah Senin kemarin.
Ledakan itu dilaporkan Minggu lalu di Tambang Batu Bara Dongfeng,
yang dikelola cabang Heilongjiang Longmei Mining (Grup) Co. Ltd, kata kantor
berita Xinhuamengutip administrasi keselamatan tambang batu bara provinsi.
Sekitar 70 penambang telah diselamatkan. Saat tambang meledak,
sebanyak 221 orang sedang bekerja di tambang bawah tanah itu. ''Ledakan batu
bara telah menghancurkan seluruh sistem ventilasi di ruang bawah tanah,'' kata
tim investigasi. Sistem utama dioperasikan lagi kemarin.
Sumber
http://www.suaramerdeka.com/harian/0511/29/int2.htm
Hingga 100 Lebih, Korban Tewas Di Lokasi Tambang
China
Rabu, 25 November 2009
Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan di tambang batu bara
China meningkat menjadi 106 jiwa, Rabu (25/11), setelah dua jenazah berhasil
ditarik dari lokasi tambang di kota Hegang, Provinsi Heilongjiang. Xinhua
melaporkan, dua jenazah pekerja telah berhasil ditarik dari tambang di bawah
tanah itu.
Upaya pencarian korban terus dilakukan dalam kecelakaan tambang
terburuk dalam dua tahun itu untuk mencari dua korban lain yang belum diketahui
nasibnya. Badan Keselamatan Pertambangan China menyebutkan, kondisi
sesaknya lokasi tambang yang diperparah dengan minimnya ventilasi sebagai
penyebab dari tingginya korban tewas dalam kecelakaan tambang yang
diakibatkan oleh ledakan gas pada Sabtu pekan lalu saat 528 penambang berada di
dalamnya.
Ledakan ini merupakan pukulan bagi upaya Pemerintah China belakangan
untuk meningkatkan standar keamanan di industri pertambangan. Peningkatan
standar keamanan telah menekan jumlah korban meninggal dunia di lokasi
pertambangan menurun 18,4 persen dalam kurun enam bulan pertama tahun ini
apabila dibandingkan tahun lalu. Namun, jumlah korban meninggal dunia di
lokasi pertambangan China masih mencapai 1.175 jiwa.
Sumber
http://internasional.kompas.com/read/2009/11/25/1111454/
hingga.100.lebih.korban.tewas.di.lokasi.tambang.china
Sesak Nafas, Lima Penambang Emas Tewas
Senin, 02 Juli 2012
Lima penambang tewas dan 11 lainnya dirawat di rumah sakit akibat
menghirup asap di sebuah tambang emas Afrika Selatan.
Kecelakaan itu terjadi Sabtu (30/6) malam di tingkat 39 tambang
Goldfields Driefontein di West Rand, Provinsi Gauteng, kata Perhimpunan para
Penambang Nasional (NUM).
Para penambang sedang bekerja lembur melakukan pengangkutan lumpur
ketika kecelakaan itu terjadi, kata juru bicara NUM Lesiba Seshoka.
Indikasi awal menunjukkan tidak ada udara yang disalurkan di bagian di
mana mereka bekerja, katanya.
Sebelas penambang lainnya dirawat di rumah sakit terdekat untuk
"pemeriksaan rutin" dan mereka "dalam kondisi stabil pada Minggu pagi," kata
Persatuan Pers Afrika Selatan (Sapa).
Sekjen NUM Frans Baleni mengatakan: "Kami sangat mengutuk
perusahaan karena mereka mengirimkan pekerja lembur malam hari ketika tidak
ada ventilasi."
Tambang tersebut telah ditutup, dan manajemennya mengatakan dalam
satu pernyataan, bahwa kecelakaan fatal itu "sangat menyesalkan", kata laporan
Sapa.
Satu penyelidikan mengenai penyebab kecelakaan itu diluncurkan oleh
Departemen Sumber Daya Mineral.
Sejauh ini, lebih dari 40 penambang tewas tahun ini, termasuk 10 orang
yang tewas bulan lalu dalam bencana tambang berlian di Bontekoe dekat Kleinzee
di Northern Cape, kata NUM.
Sumber
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/07/02/m6iyk3-sesak-
nafas-lima-penambang-emas-tewas
Tim ESDM Lakukan Investigasi Meledaknya Tambang
Barubara Sawahlunto
Kamis, 18 Juni 2009
Peristiwa meledaknya Tambang Batubara Sawahlunto pada hari Selasa,
tanggal 16 Juni 2009, sekitar pukul 10.00 WIB membuat Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan penanggulangan dan menerjunkan tim
kelokasi kejadian.
Kecelakaan ini terjadi di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi
batubara PT Dasrat Sarana Arang Sejati di Bukit Bual/Ngalau Cigak, Kecamatan
Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. KP Eksploitasi PT Dasrat
Sarana Arang Sejati diterbitkan oleh Walikota Sawahlunto berdasarkan SK No.
05.39/PERINDAKOP/2006 berlaku mulai 2 Juni 2006 s.d 2 Juni 2011.
Pelaksana penambangan adalah kontraktor CV Cipta Perdana.
Penambangan dilakukan secara manual menggunakan alat gali belincong dengan
membuat lubang-lubang masuk di dalam lapisan batubara tanpa ada ventilasi
memadai, hanya mengandalkan ventilasi alami. Ketebalan lapisan batubara yang
digali mencapai sekitar 2,5 meter.
Dalam siaran persnya Kepala Biro Hukum dan Humas ESDM Sutisna
Prawira menyebutkan kecelakaan yang terjadi diduga akibat ledakan gas metana
(CH4), efek ledakan mengakibatkan adanya lemparan material hingga sejauh 150
meter dari mulut tambang, dan terlemparnya 14 orang yang berada pada jarak
sekitar 50 meter dari mulut tambang. Konsentrasi gas metana pada tambang
batubara bawah tanah pada kisaran 5 – 15% dapat menimbulkan ledakan
(Handbook for Methane Control in Mining, Dept of Health and Human Services,
Pittsburgh - USA, 2006).
"Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah
menerjunkan Tim Penanggulangan yang berkoordinasi dengan Pemerintah Kota
Sawahlunto, Kepala Teknik Tambang PT Bukit Asam, Unit Pertambangan (UP)
Ombilin dan Kepala Teknik Tambang PT Allied Indo Coal." jelas Sutisna.
Dipaparkannya Sampai dengan Rabu, 17 Juni 2009 pukul 17.00 WIB, rekapitulasi
dan jumlah korban berdasarkan laporan Tim DESDM, adalah sebagai berikut:
Korban meninggal 32 orang dan sudah dievakuasi (31 orang dievakuasi
dari lubang tambang dan 1 orang yang berada di luar tambang).
Diperkirakan korban yang masih di dalam lubang tambang dan belum
diketahui kondisinya, 1 orang.
Korban luka parah/ringan dan dirawat 13 orang.
Pihak Kepala Teknik Tambang PT Bukit Asam UP Ombilin dan PT
Allied Indo Coal telah menugasi Tim Mine Rescue untuk melakukan evakuasi
korban. Evakuasi dilakukan bekerjasama dengan Basarnas Padang, Tim Forensik
Polda Sumbar serta masyarakat.
"Departemen ESDM akan melakukan audit teknis, khususnya yang
menyangkut keselamatan kerja pada seluruh tambang bawah tanah. Terutama
yang beroperasi di Kota Sawahlunto. Hasil audit teknis nantinya akan menjadi
rekomendasi untuk dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Sawahlunto. Hingga saat
ini Pemerintah Kota Sawahlunto telah menerbitkan 13 KP Eksploitasi, 10
diantaranya tambang bawah tanah dan ditutup sementara oleh Walikota
Sawahlunto efektif mulai 17 Juni 2009." pungkas Sutisna.
Sumber
http://tambangnews.com/berita/utama/134-tim-esdm-lakukan-investigasi-
meledaknya-tambang-barubara-sawahlunto.html
Empat Orang Tertimbun, Satu Meninggal Akibat
Ledakan Tambang Batubara
Selasa, 28 Januari 2014
Tambang batubara di Ngalau Cigak, Sawahlunto, Jumat (24/1) kembali
menelan korban. Satu dinyatakan tewas, empat tertimbun. Kejadian serupa pernah
terjadi pada 2009.
Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 11.45 WIB. Empat pekerja
tambang yang menjadi korban adalah Irvan (40), Ucok (40), Qomaruddin (41) dan
Anton (31). Sementara Edi (40) meninggal di tempat kejadian.
Jasad Edi yang terlempar di luar reruntuhan langsung dibawa ke Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawahlunto. Sedangkan empat korban lainnya
hingga berita ini ditulis tadi malam masih dalam proses evakuasi yang dilakukan
Tim SAR dan tim gabungan lainnya.
Timbunan longsoran material yang cukup banyak akibat ledakan itu
menyulitkan tim melakukan evakuasi korban. Menyingkap timbunan material
dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan skop dan cangkul
memakan waktu lama.
Di tengah upaya menyingkirkan timbunan material, pekerja tambang
lainnya juga harus memasang ram penyangga untuk menahan agar tidak terjadi
longsoran susulan.
Menurut rekan kerja korban, Johan, lubang tambang batubara tempat
mereka bekerja punya kedalaman sekitar 60 meter. Diperkirakan longsoran terjadi
di kedalaman 50 meter yang diawali dengan bunyi ledakan.
Setelah kejadian ledakan dan mayat Edi dievakuasi, kondisi lubang
tambang masih dalam proses normalisasi dengan memompakan udara
menggunakan blower. Sekitar pukul 16.00 WIB, sebanyak sembilan pekerja
tambang masuk ke dalam lubang guna mengecek situasi.
Informasi yang dihimpun Singgalang di tempat kejadian peristiwa (TKP),
diduga ledakan gas dipicu percikan api dari aliran listrik. Kawasan seputar lubang
tambang sudah dipasang garis polisi. Hanya aparat berwenang yang
diperbolehkan mendekati lokasi.
Sekitar lembah di kawasan lubang penambangan dipenuhi masyarakat
yang menyaksikan upaya evakuasi oleh tim gabungan. Keluarga korban pun turut
menyaksikan proses evakuasi. Ibu dari Anton sempat pingsan. Tragedi ledakan
tambang batubara itu terjadi di Izin Usaha Pertambangan (IUP) CV Kutalaga
Citra Jasa.
Sebelumnya, pada Selasa, 16 Juni 2009, juga terjadi ledakan tambang di
Sawahlunto. Kejadian sekitar pukul 10.00 WIB.
Tambang meledak di wilayah Kuasa Pertambangan (KP) eksploitasi
batubara PT Dasrat Sarana Arang Sejati di Bukit Bual/Ngalau Cigak, Kecamatan
Talawi.
Eksploitasi PT Dasrat Sarana Arang Sejati diterbitkan oleh Walikota
Sawahlunto berdasarkan SK No. 05.39/PERINDAKOP/2006 berlaku mulai 2 Juni
2006-2 Juni 2011.
Pelaksana penambangan adalah kontraktor CV Cipta Perdana.
Penambangan dilakukan secara manual menggunakan alat gali belincong dengan
membuat lubang-lubang masuk dalam lapisan batubara tanpa ada ventilasi
memadai, hanya mengandalkan ventilasi alami. Ketebalan lapisan batubara yang
digali mencapai sekitar 2,5 meter.
Kecelakaan diduga akibat ledakan gas metana (CH4). Efek ledakan
mengakibatkan adanya lemparan material hingga sejauh 150 meter dari mulut
tambang, dan terlemparnya 14 orang yang berada pada jarak sekitar 50 meter dari
mulut tambang.
Akibat ledakan itu, korban meninggal 32 orang. Korban luka parah/ringan
dan dirawat 13 orang.
Sumber
http://www.informasiterdepan.com/2014/01/empat-orang-tertimbun-satu-
meninggal.html
Tambang Batubara Di Sawahlunto Meledak
Sabtu, 25 January 2014
Tambang rakyat batu bara di Desa Parambahan dan Desa Batu Tanjung,
Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, meledak, Jumat (24/1) sekitar pukul 11.00
WIB. Satu orang dilaporkan tewas dan sudah dievakuasi di RSUD Sawahlunto,
sedangkan empat orang masih terperangkap.
Menurut informasi Radio Antar-Penduduk Indonesia, Sumatera Barat, Suri
Hamdazir Oyon, info ini mereka dapatkan dari radio Palang Merah Indonesia,
Sumbar, dan disebarluaskan oleh RAPI. “Peristiwa sekira pukul 11.00 WIB akibat
gas metan tinggi di dalam lubang tambang tersebut,” kata Suri.
Staf Basarnas Padang, Zulfahmi saat dikonfirmasi, membenarkan insiden
tersebut. Dia menjelaskan, korban meninggal bernama Zulhedi (31) asal Tanjung
Ampalu, Sijunjung, dan telah dibawa ke rumah sakit setempat. “Saat ini informasi
yang kami dapatkan dari tim Rescue Bukit Asam, ada empat orang lagi dalam
lubang tambang yang meledak,” katanya. Tim Basarnas juga sudah mengirim tim,
saat ini dalam perjalan menuju lokasi, ada 18 orang yang dikerahkan untuk
membantu tim evakuasi lain.
“Kita belum tahun nasib keempat korban itu yang terperangkap,”
tutupnya. Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumatera Barat, Ade
Edwar, menyatakan dugaan sementara ledakan tambang akibat gas metana.
"Lokasi tambang tersebut banyak mengandung gas metana sewaktu-waktu dapat
meledak," kata Ade Edwar di Padang. Menurut dia, kemungkinan ledakan berasal
dari percikan api bersumber dari listrik atau besi yang jatuh, sehingga menyambar
gas metan yang ada pada lobang tambang batu bara.
Kondisi kandungan gas metan yang diambang normal, akan mudah
meledak jika tersulut percikan api. Hal tersebut diperparah dengan kondisi lubang
tambang dalam yang tidak menggunakan fentilasi buatan dan hanya
mengandalkan fentilasi alami. "Biasanya kasus seperti ini bisa di atasi jika
tambang dalam dilengkapi dengan ventilasi udara yang cukup," jelas Ade Edwar.
Sementara itu Kapolresta Sawahlunto, AKBP Moehammad Syafrial ketika
dihubungi menyatakan pihak kepolisian melakukan penyelidikan penyebab
ledakan tambang yang telah menewaskan satu warga. "Kita akan segera
melakukan penyelidikan, sebab hingga saat ini belum bisa dipastikan
penyebabnya, selain adanya kandungan gas metan yang tinggi dilobang tambang
Ngalau Tiga, Ombilin," katanya. Menurut dia, selain kandungan gas metan yang
tinggi pemicu ledakannya masih belum bisa kita pastikan, sebab itu akan
dilakukan penyelidikan.
"Tambang yang meledak ini, merupakan tambang ilegal milik PT Dastrat,
sebab itu tentu memiliki izin yang lengkap, sehingga perlu dilakukan investigasi
lebih lanjut apa sebenarnya pemicu ledakan didalam lobang tambang tersebut,"
jelasnya. Tim SAR masih fokus melakukan pencarian korban masih tertimbun
dalam goa tambang batu bara tersebut. "Saat ini masih dilakukan pencarian empat
korban yang masih tertimbun di dalam goa batu bara tersebut," katanya.
Dari informasi yang dihimpun sebanyak 8 orang melakukan penambangan
batu bara di tambang Ngalau Tiga, Ombilin, milik PT Dasrat. Tiga orang pekerja
tambang berada di luar goa, sedangkan lima orang berada di dalam goa. Tim SAR
berhasil mengevakuasi satu orang pekerja tambang atas nama Zulheldi, pada
pukul 12.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia, dimana mengalami luka berat
di bagian kepala. Korban atas nama Zulheldi ditemukan sekitar 15 meter dari
mulut goa.
Peristiwa ledakan tambang di Kota Sawahlunto pernah terjadi pada tahun
2009 silam. Peristiwa pada lima tahun lalu itu disebabkan semburan gas metan
yang keluar dari lokasi tambang yang membuat 23 orang pekerja tambang
meninggal dunia akibat terperangkap di dalam goa tambang.
Sumber
http://www.haluankepri.com/andalas/58056-tambang-batu-bara-di-sawahlunto-
meledak-.html