artikel

20
PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM ERA KEMAJUAN PENGOBATAN MODERN Artikel Jurnal Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : Riska Dwi Utomo NPM : 09.0602.0020 PROGRAM STUDI D III FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

Upload: tomz-dw

Post on 14-Aug-2015

68 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

artikel obat tradisional di era obat modern

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel

PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM ERA

KEMAJUAN PENGOBATAN MODERN

Artikel Jurnal Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

Riska Dwi Utomo

NPM : 09.0602.0020

PROGRAM STUDI D III FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

TAHUN 2012

Page 2: Artikel

INTISARI

Riska Dwi Utomo, PENGOBATAN TRADISIONAL DALAM ERA KEMAJUAN PENGOBATAN MODERN

Dalam pelayanan kesehatan, obat tradisional merupakan suatu pengobatan alternatif guna mengatasi masalah kesehatan. Obat Tradisional telah diterima secara luas di negara-negara yang tergolong berpenghasilan rendah sampai sedang. Bahkan di beberapa Negara, obat tradisional telah dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan formal terutama dalam pelayanan kesehatan strata pertama. Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini, obat tradisional masih menjadi pilihan masyarakat dalam mengobati diri sendiri.

Data SUSENAS 2004-2008 menunjukkan bahwa selama lima tahun tersebut persentase penduduk Indonesia yang mengeluh sakit dalam kurun waktu sebulan terakhir, berturut-turut 26,51; 26,68; 28,15; 30,90 dan 33,24 persen. Dari yang mengeluh sakit dan menggunakan obat tradisional untuk mengobati diri sendiri berturut-turut 32,87; 35,52; 38,30; 28,69 dan 22,6 persen.

Tingginya kepercavaan masyarakat terhadap pengobatan tradisional dan adanya fenomena untuk kembali ke alam (back to nature) menyebabkan pengobatan tradisional masih dimanfaatkan masyarakat sebagai salah satu tempat penyembuhan dari suatu penyakit. Ada masyarakat yang menjadikan pengobatan tradisional sebagai pengobatan utama dan ada masyarakat yang menjadikan pengobatan ini sebagai pengobatan alternatif. Perilaku masyarakat ini dapat di pengaruhi oleh persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit, pengetahuan tentang pengobatan tradisional, serta karakteristik masyarakat itu sendiri.

Namun sebetulnya pengobatan tradisional dan pengobatan modern dapat berjalan berdampingan dan saling mengisi untuk memberikan manfaat yang optimal bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat banyak.

Kata Kunci: Obat Tradisional, Pengetahuan, Pelayanan Kesehatan, Pengobatan alternatif

Page 3: Artikel

PENDAHULUAN

Setiap manusia pada hakekatnya mendambakan hidup sehat dan sejahtera

lahir dan batin. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,

disamping kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan pendidikan, karena

hanya dengan kondisi kesehatan yang baik serta tubuh yang prima manusia

dapat melaksanakan proses kehidupan untuk tumbuh dan berkembang

menjalankan segala aktivitas hidupnya. Maka tidak terlalu berlebihan, jika ada

selogan “Kesehatan memang bukan segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan anda

tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan segala-galanya itu mungkin akan sirna”.

Berbagai cara bisa dilakukan dalam rangka memperoleh derajat

kesehatan yang optimal, salah satunya dengan memanfaatkan tanaman obat yang

dikemas dalam bentuk jamu atau obat tradisional. Penggunaan tanaman sebagai

obat telah dikenal oleh masyarakat dengan latar belakang sejarah dan budaya

yang berbeda. Tidak dapat dipungkiri bahwa tanaman obat sudah sangat

membantu di dalam bidang kesehatan baik sebelum ditemukan obat-obatan

modern hingga sampai saat ini.

Obat tradisional ialah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari

tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan

tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman. Menurut Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes,

jumlah pengobat tradisional di Indonesia yang tercatat cukup banyak, yaitu

280.000 pengobat tradisional dan 30 keahlian/spesialisasi. Sedang dari di 30 ribu

Page 4: Artikel

jenis tanaman yang ada di Indonesia   950 jenis diantaranya memiliki fungsi

penyembuhan yang sudah selayaknya bisa dikembangkan bagi kesejahteraan

masyarakat Indonesia.

Dilihat dari jenisnya, pengobatan dibagi menjadi 3 macam yaitu

pengobatan konvensional (modern), pengobatan non-konvensional (pada

hakikatnya juga termasuk jenis pengobatan tradisional tetapi melibatkan tenaga

profesional berada dalam bidang pengobatan modern), dan terakhir pengobatan

tradisional (pengalaman turun temurun). Dua konsep yang bertentangan

(tradisional-modern) merupakan produk dari proses perubahan dalam masyarakat.

Pengobatan tradisional mulai terkikis dengan hadirnya pengobatan modern.

Namun dalam era globalisasi sekarang ketika pengobatan modern dikenal luas,

pengobatan tradisional mulai berkembang dalam masyarakat. Banyaknya

penelitian yang dilakukan dalam bidang yang melibatkan tanaman obat dan obat

tradisional menyebabkan terjadinya pergeseran pemanfaatan dan pengobatan

tradisional. Pengobatan tradisional yang semula hanya dimanfaatkan oleh

masyarakat tradisional untuk pertolongan pertama, mengatasi gejala penyakit.

Trival dan self limiting diseases, kini sudah dipromosikan untuk mengatasi

penyakit degeneratif, genetik dan lain-lain.

Oleh karena itu, Departemen Kesehatan melalui Undang-undang No.

23/1992 tentang Kesehatan dalam pasal 62 ayat 2 maupun revisinya (UU Rl No

36 Tahun 2009), mengakui keberadaan pengobatan tradisional sebagai bagian

yang tidak dapat diabaikan dalam pelayanan kesehatan. Dalam Pasal 47 ayat (1)

dari UU Kesehatan No.23/1992 tersebut dinyatakan bahwa pengobatan tradisional

Page 5: Artikel

dapat menjadi alternatif upaya pengobatan di luar ilmu kedokteran yang

merupakan pengobatan dengan teknologi modern. Patut diakui bahwa teknologi

kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah

kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor

yang menimbulkannya, belum lagi penyakit justru diketahui sebagai dampak

kemajuan di bidang deteksi penyakit, seperti penyakit genetik, keganasan dan lain

sebagainya. Dengan kesadaran ini mau tidak mau dunia kedokteran tidak bisa

menutup mata dengan kemajuan pengobatan tanpa ilmu dan teknologi kedokteran,

walaupun terkadang ada metode yang terlihat tidak rasional.

Page 6: Artikel

HASIL

Saat ini meskipun obat tradisional cukup banyak digunakan oleh masyarakat

dalam usaha pengobatan sendiri (self-medication), profesi kesehatan/dokter

umumnya masih enggan untuk meresepkan ataupun menggunakannya. Hal

tersebut berbeda dengan di beberapa negara tetangga seperti Cina, Korea, dan

India yang mengintegrasikan cara dan pengobatan tradisional di dalam sistem

pelayanan kesehatan formal. Alasan utama keengganan profesi kesehatan untuk

meresepkan atau menggunakan obat tradisional karena bukti ilmiah mengenai

khasiat dan keamanan obat tradisional pada manusia masih kurang. Obat

tradisional Indonesia merupakan warisan budaya bangsa sehingga perlu digali,

diteliti dan dikembangkan agar dapat digunakan lebih luas oleh masyarakat.

Obat tradisional Indonesia atau obat asli Indonesia yang lebih dikenal dengan

nama jamu, umumnya campuran obat herbal, yaitu obat yang berasal dari

tanaman. Bagian tanaman yang digunakan dapat berupa akar, batang, daun, umbi

atau mungkin juga seluruh bagian tanaman. Bila dikaji dari sejarah

perkembangan, beberapa obat modern ternyata sebagian di antaranya juga disolasi

dari tanaman (Tabel 1). Selain itu didapatkan juga obat antikanker yang berasal

dari sumber bahan alam seperti aktinomisin, bleomisin, dan daunorubisin yang

diisolasi dari jamur dan bakteri.

Page 7: Artikel

Tabel 1. Obat yang Berasal dari TanamanNama Obat Nama sumber Tanaman Kegunaan

Kolkisin Colchicum autumnale GoutVinkristin Vinca rosea AntikankerVinblastin Vinca rosea AntikankerArtemisinin Artemisin annua AntimalariaKina Cinchona ledgeriana AntimalariaOpium Papaver somniferum AnalgesikDigitalis Digitalis purpurea Gagal jantung

Obat tradisional merupakan obat, ramuan yang dibuat dari tumbuhan,

hewan, mineral, atau campuran bahan-bahan tersebut yang telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman. Pada kenyataannya bahan obat alam yang

berasal dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang bersal dari hewan

atau mineral, sehingga sebutan obat tradional (OT) hampir selalu identik dengan

tanaman obat (TO). Obat tradisional mengalami perkembangan yang semakin

meningkat terlebih dengan munculnya isu kembali ke alam (back to nature) serta

krisis yang berkepanjangan. Namun demikian dalam perkembangannya sering

dijumpai ketidak tepatan penggunaan obat tradisional karena kesalahan informasi

maupun anggapan keliru terhadap obat tradisional dan cara penggunaannya. Dari

efek samping memang diakui bahwa obat tradisional memiliki efek samping

relatif lebih kecil dibandingkan obat modern, tetapi perlu diperhatikan bila

ditinjau dari kepastian bahan aktif dan konsistensinya yang belum dijamin

terutama untuk penggunaan secara rutin.

Page 8: Artikel

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Obat Tradisional yang

aman :

1. Jangan mengkonsumsi jamu yang tidak terdaftar pada Depkes RI/tidak

mencantumkan Nomor TR dan nama pabriknya

2. Jangan terpengaruh hanya karena bungkus/label yang menarik pada jamu

3. Jangan mengkonsumsi jamu dengan khasiat dapat menyembuhkan segala

macam penyakit

4. Jangan membeli obat jamu dengan bungkus yang sudah rusak atau

penandanya yang tidak jelas

5. Jangan membeli jamu yang sudah kedaluwarso

6. Jangan mengkonsumsi jamu dengan penambah obat modern/bahan kimia obat

Pada Penandaan (Label/Etiket) memuat sekurang-kurangnya :

1. Nama obat tradisional

2. Ukuran kemasan (berat/isi bersih)

3. Nomor Pendaftaran --> Depkes RI TR/POM RI TR 9 digit

4. Nama dan alamat industri (sekurang-kurangnya nama kota diikuti kata

INDONESIA)

5. Komposisi (nama latin bahan baku)

6. Khasiat (kegunaan)

7. Cara penggunaan

8. Peringatan / kontra indikasi (bila ada)

9. Kode produksi

10. Tanggal kedaluwarsa

 Berikut kelompok yang termasuk obat tradisional

1      

 Kelompok Jamua. Jamu harus memenuhi kriteria : Aman sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

b. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktian umum & medium

Page 9: Artikel

   

c. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata : "Secara tradisional digunakan untuk...", atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran

2        

 Kelompok Obat Herbal Terstandara. Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria : Aman sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan; Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik; Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi; Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

b. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium

3        

Fitofarmakaa. Harus memenuhi kriteria : Aman sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan; Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik; Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi; Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku

b. Jenis klaim penggunaan sesuai tingkat pembuktian medium dan tinggi

Dibandingkan obat-obat modern, memang OT/TO memiliki beberapa

kelebihan, antara lain : efek sampingnya relatif rendah, dalam suatu ramuan

dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman

memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-

penyakit metabolik dan degeneratif. Disamping berbagai keuntungan, bahan

obat alam juga memiliki beberapa kelemahan yang juga merupakan kendala

dalam pengembangan obat tradisional (termasuk dalam upaya agar bisa diterima

pada pelayanan kesehatan formal). Adapun beberapa kelemahan tersebut antara

lain : efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar dan

bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah

tercemar berbagai jenis mikroorganisme. Menyadari akan hal ini maka pada

Page 10: Artikel

upaya pengembangan OT ditempuh berbagai cara dengan pendekatan-

pendekatan tertentu, sehingga ditemukan bentuk OT yang telah teruji khasiat

dan keamanannya, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah serta memenuhi

indikasi medis; yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka Akan tetapi

untuk melaju sampai ke produk fitofarmaka, tentu melalui beberapa tahap (uji

farmakologi, toksisitas dan uji klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi

berbagai kelemahan tersebut.

Disamping itu juga perlu diketahui tentang asal-usul bahan, termasuk

kelengkapan data pendukung bahan yang digunakan; seperti umur tanaman yang

dipanen, waktu panen, kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman (cuaca, jenis

tanah, curah hujan, ketinggian tempat dll.) yang dianggap dapat memberikan

solusi dalam upaya standarisasi TO dan OT. Demikian juga dengan sifat bahan

baku yang higroskopis dan mudah terkontaminasi mikroba, perlu penanganan

pascapanen yang benar dan tepat (seperti cara pencucian, pengeringan, sortasi,

pengubahan bentuk, pengepakan serta penyimpanan).

Ada anggapan bahwa obat tradisional tidak memiliki efek samping, hal tersebut

tidak benar karena masih ada efek samping meskipun kecil/sedikit namun hal itu

Page 11: Artikel

bisa diminimalkan jika diperoleh informasi yang cukup. Ada beberapa contoh,

antara lain mrica (Piperis sp.) pada satu sisi baik untuk diabetes, tetapi mrica

juga berefek menaikkan tekanan darah; sehingga bagi penderita diabet sekaligus

hipertensi dianjurkan tidak memasukkan mrica dalam ramuan jamu/OT yang

dikonsumsi. Kencur (Kaempferia galanga) memang bermanfaat menekan batuk,

tetapi juga berdampak meningkatkan tekanan darah; sehingga bagi penderita

hipertensi sebaik-nya tidak dianjurkan minum beras-kencur. Demikian juga

dengan brotowali (Tinospora sp.) yang dinyatakan memiliki efek samping dapat

mengganggu kehamilan dan menghambat pertumbuhan plasenta.

Walaupun demikian efek samping TO/OT tentu tidak bisa disamakan

dengan efek samping obat modern. Pada TO terdapat suatu mekanisme yang

disebut-sebut sebagai penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut,

yang dikenal dengan SEES (Side Effect Eleminating Subtanted). Sebagai contoh

di dalam kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit

itu juga ada zat anti untuk menekan dampak negativ tersebut. Pada perasan air

tebu terdapat senyawa Saccharant yang ternyata berfungsi sebagai antidiabetes,

maka untuk penderita diabet (kencing manis) bisa mengkonsumsi air perasan

tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil

pemurnian dari tebu.

Page 12: Artikel

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa OT/TO dapat bermanfaat

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, lebih-lebih dalam upaya

preventif dan promotif bila dipergunakan secara tepat. Ketepatan itu

menyangkut tepat dosis, cara dan waktu penggunaan serta pemilihan bahan

ramuan yang sesuai dengan indikasi penggunaannya. Sebaliknya OT/TO-pun

dapat berbahaya bagi kesehatan bila kurang tepat penggunaannya (baik cara,

takaran, waktu maupun pemilihan bahan ramuan) atau memang sengaja

disalahgunakan. Oleh karena itu diperlukan informasi yang lengkap tentang

TO/OT, untuk menghindari hal-hal yang merugikan bagi kesehatan.

Page 13: Artikel

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Memilih Obat Tradisional yang Aman. Available at http://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/jamu.htm (diakses tanggal 28 Desember 2012)

Anonim. 2008. Seberapa Besar Manfaat Pengobatan Alternatif. Available at http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/5485 (diakses tanggal 28 Desember 2012)

Anonim. 2008. Tingkat Manfaat Dan Keamanan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional. Available at http://cintaialam.tripod.com/keamanan_obat%20tradisional.pdf (diakses tanggal 28 Desember 2012)

Anonim. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. BPPK RI:Jakarta

Wahyono. 2008. Eksistensi dan Perkembangan Obat Tradisional Indonesia (Jamu) Dalam Era Obat Modern. UGM:Yogyakarta.

Fatimah,Nyayu. 2010. Aplikasi Pengobatan Tradisional Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan Terpadu. PMB-LIPI: Jakarta

R Dewoto.Hedi, 2007, Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. Universitas Indonesia: Jakarta

Anonim, 2012, Bagaimana Gambaran Perilaku Masyarakat Suku Jawa Dalam Hal Pijat Bayi Yang Dilakukan Oleh Dukun Bayi Di Kelurahan Pinangsori Kecamatan Pinangsori Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012, Available at http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33660/5/Chapter%20I.pdf

Husein. Malalleng. 2008. Pengelolaan Obat tradisional yang Rasional Bagi Pengobat Tradisional. Available at http://husinrm.files.wordpress.com/2008/06/makalah-utami-25-mar.ppt (diakses tanggal 28 Desember 2012)