arsip nasional republik indonesia - arsip.unair.ac.· arsip vital adalah arsip yang keberadaannya
Post on 13-Aug-2019
217 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280
http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2012
TENTANG
PEDOMAN EVALUASI KINERJA LEMBAGA KEARSIPAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengukur tingkat
keberhasilan penyelenggaraan kearsipan di daerah,
perlu dilakukan evaluasi kinerja Lembaga Kearsipan
Daerah sebagai pembina kearsipan di daerah;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia tentang
Pedoman Evaluasi Kinerja Lembaga Kearsipan Daerah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5071);
http://www.anri.go.id/ mailto:info@anri.go.id
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Terhadap
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5286);
7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah enam kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;
8. Keputusan Presiden Nomor 27/M Tahun 2010 tentang
Pengangkatan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia;
9. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua
kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip
Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010;
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA
LEMBAGA KEARSIPAN DAERAH.
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan:
1. Lembaga Kearsipan adalah lembaga yang memiliki fungsi, tugas dan
tanggung jawab di bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan
kearsipan.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam
kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.
5. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar
bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan
tidak tergantikan apabila rusak atau hilang.
6. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena
memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan
dipermanenkan yang telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga
kearsipan.
Pasal 2
(1) Pedoman Evaluasi Kinerja Lembaga Kearsipan Daerah merupakan acuan
penilaian kinerja penyelenggaraan kearsipan di daerah.
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
(2) Ketentuan mengenai Pedoman Evaluasi Kinerja Lembaga Kearsipan Daerah
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
peraturan ini.
Pasal 3
(1) Komponen Evaluasi Kinerja Lembaga Kearsipan Daerah meliputi:
a. Kebijakan;
b. Pengelolaan Arsip Dinamis;
c. Pengelolaan Arsip Statis;
d. Sumber Daya Manusia Kearsipan;
e. Kelembagaan;
f. Sistem;
g. Sarana – Prasarana;
h. Anggaran; dan
i. Pembinaan.
(2) Setiap komponen ditentukan kriteria dan tolak ukur capaian kinerja
lembaga kearsipan.
Pasal 4
Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan
Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia ini dengan menempatkannya dalam
Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal Desember 2012
KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
ttd
M. ASICHIN
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012
TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA LEMBAGA KEARSIPAN DAERAH GAL DESEMBER 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era reformasi, kesadaran dan kebutuhan terhadap peran strategis
informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, meningkat secara
signifikan. Peningkatan tersebut salahsatunya dilandasi oleh besarnya
tuntutan yang muncul dari kalangan masyarakat luas terhadap
akuntabilitas dan transparansi kinerja pemerintahan. Selain itu, berbagai
persoalan yang berkaitan dengan aspek-aspek strategis dalam
penyelenggaraan pemerintahan berbangsa dan bernegara seperti aspek
perekonomian wilayah, aspek kewilayahan, dan aspek kependudukan,
dalam proses penyelesaiannya membutuhkan ketersediaan informasi yang
handal. Perkembangan ini baik secara langsung maupun tidak langsung,
telah mendorong pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan
pengelolaan dan pemanfaatan informasi secara sistimatis yang berakar
pada ketertiban pengelolaan arsip yang menjadi media bagi informasi
tersebut. Ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat
bukti yang sah, khususnya di dalam koridor hukum, secara mutlak
menjadi suatu kondisi yang harus diwujudkan oleh pemerintah daerah
sebagai bentuk akuntabiltas kinerjanya dan juga sebagai memori kolektif
yang dapat menjadi warisan daerah.
Secara yuridis, urusan di bidang kearsipan telah menjadi urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah
sebagaimana tertuang dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Amanat
tanggungjawab terhadap penyelenggaraan kearsipan bagi pemerintah
daerah kembali ditekankan dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 43
Tahun 2009 tentang Kearsipan yang memuat pembagian tanggung jawab
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
penyelenggaraan kearsipan sesuai dengan jenjang tingkatan
pemerintahannya.
Perwujudan amanat peraturan perundangan tersebut adalah dengan
dijalankannya fungsi Lembaga Kearsipan Daerah (LKD) sebagai pelaksana
tugas di bidang kearsipan di lingkungan pemerintah daerah. Dalam
melaksanakan tugas di bidang k