armd lagi dikit fix
DESCRIPTION
MEDICALTRANSCRIPT
Abstrak
Oleh:
Wahyu Pratama, Eka Pramiari, Cahya Chandranita, Indah Novitasari, Fendy Satria, Lisnaningrum, Suyudharma, Agung Semara, Kresna Dwipayana, Basurama, Kresna
Naria, & Brilyan
Degenerasi makula terkait usia (ARMD) merupakan suatu penyakit degeneratif yang mengenai makula ditandai dengan adanya manifestasi klinis yang spesifik berupa perubahan RPE (Retinal Pigment Epithelium). Banyak faktor risiko yang terkait dengan penyakit ini, salah satunya adalah merokok. Menurut penelitian Nurses Health Study dan Physicians Health Study, perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi menderita ARMD dikemudian hari dibanding orang yang tidak merokok. Mekanisme merokok sebagai faktor risiko ARMD berhubungan erat dengan kerusakan oksidatif dan perubahan vaskuler. Keduanya merupakan teori yang dikaitkan dengan proses terjadinya ARMD meski patogenesis penyakit ini sendiri masih sulit untuk dipahami.
Kata kunci: ARMD, faktor risiko, merokok, patogenesis
Pendahuluan
Degenerasi makula terkait usia (ARMD) merupakan suatu penyakit degeneratif yang mengenai
makula ditandai dengan adanya manifestasi klinis yang spesifik berupa perubahan RPE (Retinal
Pigment Epithelium) yang dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang paling umum terjadi
pada wilayah negara-negara bagian barat dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
signifikan yang melanda populasi lansia.( jurnal 2, jurnal gungsem).
Penyebaran kasus ARMD di dunia lebih banyak terjadi pada kelompok usia di atas 65 tahun
terutama di negara bagian barat. ARMD juga banyak terkadi pada kelompok masyarakat
Caucasian dengan presentasi lebih banyak terjadi pada wanita. Meskipun etiologi tepat ARMD
saat ini tidak diketahui, ada beberapa hipotesis yang dapat menjelaskan penyebab dari ARMD
yaitu :
1. Stres oksidatif
Penuaan dikaitkan dengan kerusakan oksidatif kumulatif. Retina terus-menerus di bawah
tekanan oksigen yang tinggi dan dengan demikian rentan terhadap kerusakan ini.
2. Genetika
Meskipun pengetahuan tentang peran varian genetik di ARMD saat ini belum sempurna,
banyak gen telah diidentifikasi memberikan efek, baik merusak atau protektif terhadap
penyakit. Beberapa gen telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan ARMD
dan telah diverifikasi dalam studi lebih lanjut.
Selain etiologi di atas terjadinya ARMD juga disebabkan karena adanya beberapa faktor
risiko terkait seperti riwayat keluarga dengan ARMD, merokok, hyperopia, warna iris terang,
hipertensi, hiperkolesterolemia, serta penyakit kardiovaskuler. ARMD biasanya dibagi menjadi
tiga kategori yaitu AMD awal, ditandai oleh adanya perubahan pigmen dari RPE dan adanya
drusen yang kecil dan mengeras; ARMD menengah, ditandai dengan adanya drusen besar lunak
dan Geographic Atrophy (GA) dari RPE dengan Foveal Sparing; ARMD akhir, ditandai oleh
GA dengan keterlibatan foveal dan neovascularisation choroidal (CNV). Dari beberapa faktor
resiko yang mempengaruhi ARMD merokok adalah salah satu faktor risiko yang dapat
dimodifikasi yang sebagian besar telah secara konsisten dikaitkan dengan peningkatan risiko
pengembangan ARMD. Studi Rotterdam menemukan bahwa semakin tinggi jumlah konsumsi
rokok setiap tahunnya, maka semakin tinggi risiko pengembangan neovascular AMD, dengan
peningkatan 6,6 kali lipat risiko untuk mengembangkan neovascular AMD dibandingkan dengan
non-perokok. Dengan melihat besarnya pengaruh merokok terhadap terjadinya ARMD maka
penting untuk diketahui kaitan antara merokok dengan proses terjadinya ARMD.
Kaitan Merokok dengan ARMD
Usia bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya ARMD, faktor lain seperti faktor
genetik dan lingkungan juga memiliki pengaruh yang cukup penting. ARMD memiliki kaitan
erat dengan komponen genetik, mutasi yang terjadi pada beberapa gen diketahui menjadi faktor
predisposisi pada ARMD (tabel.1), sedangkan faktor risiko yang teridentifikasi paling penting
menimbulkan gangguan ini adalah kebiasan merokok. (nejm)
Penelitian pada Nurses Health Study dan Physicians Health Study menyebutkan adanya
hubungan antara kebiasaan merokok dengan risiko relatif ARMD. Perempuan yang merokok 25
batang perhari atau lebih dan perempuan yang telah berhenti merokok memiliki risiko ARMD
yang lebih besar dibandingkan perempuan yang tidak merokok. Sedangkan pada laki-laki yang
merokok lebih dari 20 batang per hari mempunyai risiko ARMD 2,5 kali lebih besar dibanding
yang tidak merokok selama 12 tahun pemantauan (ARMD-indo). Bukti ilmiah lain juga
menunjukkan hubungan yang konsisten antara merokok dengan ARMD berupa studi analisis
kohort yang menunjukkan adanya risiko relatif ARMD sebesar 2,4 kali pada perokok
dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
Patofisiologi pasti dari ARMD masih sulit untuk dipahami, penelitian terbaru memusatkan
perhatian pada kompleks retinal pigment ephitelium (RPE), fotoreseptor dan membrane bruch.
RPE merupakan lapisan metabolisme aktif yang menyokong fungsi dari fotoreseptor retina. Sel
pada pigmen ini memfagositosis lapisan luar dari sel fotoreseptor dan mengganti ulang secara
bertahap serta memproses bahan-bahan metabolisme yang digunakan untuk fungsi fotoreseptor
(89 jurnal). Dijelaskan bahwa merokok akan menurunkan kadar dari Complement Factor H
(CFH) yang berperan dalam menghambat jalur kaskade komplemen serta dapat juga mengurangi
konsentrasi macular pigment. Nikotin dan cotinine yang ada dalam plasma seorang perokok akan
mengaktifkan retinal phospolipase A2, mengakibatkan terbentuknya arachidonic acid prekursor
dari prostaglandin dan leukotrin yang merupakan mediator-mediator inflamasi. (nejm)
Mekanisme Age-Related Macular Degeneration (ARMD)
Meskipun patogenesis ARMD masih sulit untuk dipahami namun terdapat beberapa teori yang
mengkaitkan mengenai proses penuaan dan kerusakan oksidatif. Mekanisme merokok sebagai
faktor risiko ARMD diketahui berhubungan erat dengan kerusakan oksidatif. Asap rokok
diketahui mengandung senyawa-senyawa toksik yang berlebih dan beberapa dari mereka bersifat
mutagenik. Efek patologis dapat terjadi melalui jalur biokimia yang berbeda dan adanya paparan
senyawa tersebut dapat mengakibatkan kerusakan oksidatif, perubahan pembuluh darah,
peradangan dalam kaskade patogen ARMD serta bertanggung jawab terhadap perubahan level
RPE pada pasien ARMD. (89 jurnal)
1. Perubahan Vaskuler (Angiogenesis dan Neovascularization)
Merokok meningkatkan proses patologis yang berkontribusi dalam pembentukan aterosklerosis,
termasuk trombosis, inflamasi vaskular, dan disregulasi endotel. Nikotin sendiri meningkatkan
pembentukan angiogenesis karena sifat vaskulogeniknya , yang juga mempengaruhi pengeluaran
katekolamin yang meningkatkan agregasi platelet. Platelet membantu pertumbuhan plak melalui
penambahan dari trombus juga melalui pengeluaran dari faktor pertumbuhan seperti platelet-
derived growth factor (PDGF) yang menginduksi proliferasi sel otot polos pembuluh darah.
Efek dari nikotin meningkatkan fisiologis angiogenesis seperti yang terjadi pada proses
penyembuhan luka, dimana merokok diketahui sebagai faktor risiko yang menghambat
penyembuhan luka. Nikotin juga memberikan efek vasokontriksi melalui stimulus 𝛼-adrenergic
yang dapat mengganggu aliran darah menuju choroid. Jika nikotin ini mengalami proses katalisis
maka akan membentuk senyawa baru yang disebut nornicotine yang dapat menyebabkan
akumulasi dari lipofusin dan ikut berkontribusi untuk membentuk drusen dalam retinal pigment
ephitelium (RPE). (89 jurnal).
2. Kerusakan Oksidatif
Kerusakan oksidatif membantu dalam perkembangan ARMD dan juga peningkatan metabolisme
yang menyebabkan apoptosis dari fotoreseptor. Rokok mengandung berbagai macam bahan
kimia berbahaya. Nikotin mempengaruhi produksi dari nitric oxide (NO) dan mempengaruhi
proangiogenic growth factor lainnya. Cadmium berakumulasi secara khusus pada retina dan
koroid dan kemungkinan membantu daripada perkembangan ARMD melalui peningkatan
reactive oxygen species (ROS). Tetapi hydroquinone (HQ) merupakan bahan kimia yang paling
banyak, tidak hanya pada rokok, HQ juga terdapat bebas di alam seperti dalam proses pembuatan
makanan, plastik kontainer, dan polusi pada atmosfer (jurnal hindawi)
Sel RPE bertugas memberikan support pada struktur dan fungsi dari oiter retina dengan
menskresikan beberapa sitokin seperti Monocyte Chemoattractant protein-1 (MCP-1), pada sel
RPE yang terpajan HQ akan terjadi sekresi MCP-1 yang menyebabkan disfungsi dari makrofag.
Sebuah studi menunjukkan HQ berhubungan terhadap ketidakseimbangan dari vascular
endothelial growth factor (VEGF) dan PEGF yang menyebabkan patologikal angiogenesis dari
perkembangan choroidal neovascularization (CNV). Pada sel RPE pasien yang merokok
menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan VEGF dan penurunan PEGF. Kerusakan
oksidatif diketahui sebagai dasar dari pembentukan lipofusin dan drusen. Acrolein, sebuah
unsatureated aldehyde yang ditemukan pada gas dari rokok, mengakibatkan kerusakan oksidatif
dengan cara mempengaruhi modifikasi protein. Sel RPE yang terpajan acrolein akan mengalami
penurunan viabilitas dan potensial membran mitokondria akibat stress oksidatif (jurnal hindawi)
Rokok mengandung salah satu toksin yang paling berbahaya yaitu Polyclic aromatic
hydrocarbons (PAHs). Racun ini akan membentuk DNA adducts. PAHs menghasilkan efek
toksik berupa Benzo(a)pyrene (B(a)P) yang menyebabkan kerusakan luas pada mitokondria
DNA, peningkatan aktivitas lisosomal, pembentukan reactive epoxide, dan apoptosis sel RPE
oleh karena reaksi yang dimeadiasi melalui pertumbuhan epoxide.
Prognosis
ARMD dibagi atas dry ARMD dan wet (exudative) ARMD. Pada wet ARMD biasnya memiliki
prognosis yang buruk, meskipun dengan terapi terbaru dari anti-VEGF dpaat meningkatkan
penglihatan secara signifikat pada pasien. Resiko untuk terjadinya CNV masih sebesar 4-12%
per tahunnya (texbook 1).
Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran di atas, kesimpulan yang dapat ditarik menganai kaitan antara
merokok dengan degenerasi makula terkait usia antara lain :
1. ARMD merupakan suatu penyakit degeneratif yang mengenai makula ditandai
dengan adanya perubahan pada RPE yang mengakibatkan gangguan pengelihatan.
Penyakit ini banyak terjadi di negara-negara bagian barat dengan predileksi yang
lebih banyak terjadi pada wanita yang berusia di atas 65 tahun.
2. Beberapa etiologi yang menyebabkan terjadinya ARMD disebutkan dalam teori stress
oksidatif dan genetika dengan beberapa faktor risko terkait seperti riwayat keluarga
dengan penyakit ARMD, hyperopia, warna iris yang terang, hipertensi
hiperkolesterolemia serta yang paling banyak adalah akibat merokok.
3. Keterkaitan antara merokok dengan ARMD terjadi akibat adanya kerusakan oksidatif,
dimana asap rokok tersebut mengandung senyawa-senyawa toksik yang dapat
mengakibatkan mutagenik terutama pada RPE.
4. Perubahan histologi yang terjadi berupa perubahan vaskuler dimana rokok
meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis. Nikotin yang meningkatkan
pembentukan angiogenesis yang mempengaruhi pengeluaran ketokolamin sehingga
meningkatkan agregasi platelet.
5. Kerusakan oksidatif akibat rokok mengakibatkan terjadinya apoptosis daei
fotoreseptor. Nikotin mempengaruhi produksi dari nitric oxide (NO) dan
mempengaruhi proangiogenic growth factor lainnya. Cadmium berakumulasi secara
khusus pada retina dan koroid dan kemungkinan membantu daripada perkembangan
ARMD melalui peningkatan reactive oxygen species (ROS).
6. Dengan mengetahui kaitan antara merokok dengan ARMD maka kemungkinan
prognosis pasien dengan ARMD selain ditentukan dari pengobatan juga dapat dilihat
dari jenis ARMD yang dialami. ARMD tipe basah atau wet ARMD memiliki
prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan tipe kering.
7.
b. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu meningkatkan upaya pencegahan
terjadinya ARMD terkait dengan faktor risiko utama yaitu merokok baik dari segi
petugas kesehatan maupun masyarakat. Sehingga kedepannya kasus ARMD yang
mengenai usia tua dapat dikurangi predileksinya dan komplikasi seperti kebutaan dapat
dicegah.