arista atmadjati , se.mm yogyakarta. -...

168
1 Manajeman ‘Airport Handling’ Maskapai ( seri 1) Oleh : Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. 2012

Upload: vodan

Post on 16-Jul-2018

326 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

1

Manajeman ‘Airport Handling’ Maskapai

( seri 1)

Oleh :

Arista Atmadjati , SE.MM

Yogyakarta.

2012

Page 2: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

2

Kata Pengantar :

Sejalan dengan pesatnya bisnis penerbangan di tanah air dalam satu decade

belakangan ini maka tuntutan profesionalitas staf airport dituntut mumpuni .Namun

apa yang terjadi , dalam tahun 2011 ini saja di bandara Soekarno Hatta ,Tangerang

telah terjadi 2 kali kecerobohan insiden senggolan dua maskapai dalam satu bulan

belakangan ini , yang bisa jadi diakibatkan oleh kelalaian driver GSE yang kurang

tepat dalam mengoperasikan alat kerjanya .Kelalaian terjadi bisa jadi karena

rutinitas , factor kecapaian ,atau bahan skill yang tidak mumpuni karena kurangnya

pengetahuan staff tersebut memahami manual operasi GSE atau mekanisme kerja

di ramp area. Berangkat dari perkembangan bisnis pernerbangan niaga yang pesat

di tanah air, serta masih langkanya buku referensi Passenger dan airport handiling

versi bahasa Indonesia , maka kami memberanikan diri membuat tulisan buku

dengan merangkum semua referensi perihal manual dan artikel passenger dan

airport handling dengan ditambahi penganlaman kami bekerja selama 21 tahun di

maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house Kargo di bandara

Juanda Surabaya tahun 1997 dan OJT di bandara Internasional di Ngurah Rai

airport denpasar bali tahun 1990 an.

Semoga buku ini sedikit banyak dapat dimanfaatkan oleh semua insan

pernerbangan di Indonesia , baik masyarakat umum dan sekolah sekolah tinggi

penerbangan yang membutuhkan .

Semua saran masukan dan kritik selalu menjadi inputan yang berguna bagi

penyempurnaan buku seri ke 2 dengan tema yang sama, terimakasih ,

31 januari 2012,

Page 3: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

3

Kupersembahkan untuk keluargaku : Isteri Suzy Hendrica, anak-2ku : Marchsiano

Ristawan dan Moonica Dwi Ristawan

Bandara Soekarno Hatta Internasional airport , Cengkareng

Penulis,

Arista Atmadjati SE,MM

Latar Belakang Penulisan buku .

Dengan semakin tumbuhnya era maskapai Low Cost Carrier di Indonesia dalam

satu dasa warsa belakangan ini maka pertumbuhan lahirnya beberapa maskapai

baru telah medorong pertumbuhan

Jumlah perusahaan penerbangan di tanah air. Tahun 2000 jumlah penumpang

angkutan moda transpotasi udara hanya berkisar dibawah 10 juta penumpang ,

maka pada tahun 2015 jumlah penumpang angkutan moda transportasi udara

diperkirakan akan mencapai angka 100 juta penumpang . Hal ini diakibatkan

dengan semakin banyaknya tumbuh maskapai niaga yang baru di Indonesia yang

sampai saat kini ada sekitar kurang lebih 15 maskapai niaga berjadual dan

beberapa maskapai kargo. Jumlah maskapai akan semakin bertambah seiring

dengan beberapa ijin maskapai baru yang tengah antri ijin operasi dari

Kemenhub saat kini.Maka tak heran bila dunia penerbangan di Indonesia saat kini

kekurangan SDM penerbangan yang siap pakai. Para analis memperkirakan

kebutuhan SDM dalam dunia penerbangan sampai dengan tahun 2020 mencapai

2 juta staff siap pakai.Termasuk didalamnya tenaga staff passanger handling di

semua maskapai dan bandara di Indonesia .Padahal kita ketahui bersama buku

buku “Passangger handling “ di airport dalam bahasa Indonesia juga masih

terbatas . Beranjak karena terjadi kekurangan SDM penerbangan yang sangat

serius maka maka kami berusaha menulis buku tersebut dalam bahasa Indonesia

Page 4: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

4

yang sekerinya akan bermanfaat bagi para pembaca mahasiswa dan mahasiswi di

kampus jurusan Penerbangan , Pariwisata dan pembaca pada umumnya.

Ground Handling :

Pengertian Ground Handling

“Ground Handling” berasal dari kata “Ground” dan “Handling”. Ground artinya darat atau di darat, yang

dalam hal ini di Bandara (Airport). Handling berasal dari kata Hand atau Handle yang artinya tangan atau

tangani. To Handle berarti Menangani, Melakukan suatu pekerrjaan tertentu dengan dengan penuh

kesadaran. Handling berarti Penanganan atau pelayanan (Service ot To Service, sehingga pada banyak

kesempatan, kita sering menjumpai pemakaian kata “Ground Service”. Dan dalam banyak kasus. Kita

juga sering menemukan kata “Ground Operation”, Baik “Ground Handling”, “Ground Service”, “Ground

Operation” maupun “Airport Service”, pada dasarnya mengandung maksud dan pengertian yang sama,

yaitu merujuk kepada “Suatu aktifitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan

atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan pembantu

pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di Bandara, untuk

keberangkatan (Departure) maupun untuk kedatangan atau ketibaan (Arrival)”. Secara sederhana

“Ground Handling” atau “Tata Operasi Darat” adalah pengetahuan dan keterampilan tentang

penanganan pesawat di Apron, penanganan penumpang dan bagasinya di terminal dan kargo serta pos

di cargo area.

Ruang Lingkup Ground Handling

Ruang lingkup atau batasan pekerjaan “Ground Handling”, yaitu pada fase atau tahap :

1. Pre-Flight

Kegiatan penanganan terhadap penumpang berikut bagasinya dan kargo serta pos dan pesawat sebelum

keberangkatan (di Bandara asal/Origin Station)

Post Flight

Kegiatan penanganan terhadap penumpang beserta bagasinya dan kargo serta pos dan pesawat setelah

penerbangan (di Bandara tujuan/Destination)

Atau dengan kata lain penanganan penumpang dan pesawat selam berada di Bandara. Secara teknis

operasional, aktifitas “Ground Handling” dimulai pada saat pesawat “ taxi” (Parking Stand), mesin

pesawat sudah dimatikan, roda pesawat sudah diganjal (Block On) dan pintu pesawat sudah dibuka

(Open The Door) dan para penumpang sudah dipersilahkanuntuk turun atau keluar dari pesawat, maka

Page 5: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

5

pada saat itu para staff udara sudah memiliki kewenangan untuk mengambil alih pekerjaan dari “Pilot In

Command (PIC)” beserta cabin crew-nya. Dengan demikian, fase ini kita namakan “Arrival Handling”.

Dan sebaliknya, kegiatan atau pekerjaan orang-orang darat berakhir ketika pesawat siap-siap untuk

lepas landas, yaitu pada saat pintu pesawat ditutp, mesin dihidupkan dan ganjal roda pesawat sudah

dilepas (Block Off). Tanggung jawab pada fase ini (In-Flight) berada di tangan “Piloy In Command”

beserta para awak kabinnya. Fase ini dikenal dengan istilah “Departure Handling”

Obyek yang ditangani oleh Ground Staff pada intinya, meliputi : penumpang (Pax), barang bawaan

penumpang (Baggage), barang kiriman (Cargo), benda-benda pos (Mail), ramp dan aircraft. Sebagai

sebuah proses penangana, maka muncul istilah : Passenger Handling, Baggage Handling, Cargo and Mail

Handling dan Ramp Handling. Dimana baik ruang lingkup maupun obyek kegiatan tersebut harus

mengacu kepada aturan yang telah ditetapkan oleh “IATA Airport Handlng Manual, 810 Annex A”, yang

telah menetapkan sebanyak 14 section pelayanan standar atau 14 kegiatan.

Tujuan Ground Handling

Ground Handling mempunyai tujuan atau target-target/sasaran-sasaran yang ingin dicapai, yakni :

1. Flight Safety

2. On Time Performance

3. Customer Satisfaction

4. Reliability

Tata Operasi Darat (TOD) atau Ground Handling mencakup antara lain :

Prosedur keberangkatan dan kedatangan penumpang

1. Prosedur keberangkatan dan kedatangan cargo/mail

2. Prosedur keberangkatan dan kedatangan pesawat udara

3. Lay out sebuah airport

4. Membaca ABC Guide, Time Table, Travel Information Manual (TIM)

5. Cara menghitung flight time

6. Cara memeriksa Paspor, Visa, Health Certificate, Tiket, Fiskal, Airport Tax

7. Aircraft and the positioning of the transportation equipment

8. Hal-hal yang berhubungan dengan pesawat udara :

Cleaning (membersihkan)

Catering (penyediaan makanan dan minuman)

Fuelling (pengisian bahan bakar)

Marshalling / parkir (memarkir pesawat)

Page 6: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

6

Push back (alat pendorong pesawat)

Maintenance (pemeliharaan)

TERMINAL AREA

1. Prosedur Keberangkatan Penumpang

Yang perlu disiapkan petugas sebelum check – ini counter dibuka :

Passenger Manifest (Passenger Name List).

Boarding Pass (bila secara manual).

Baggage Claim Tag.

Label/Tag lainnya, seperti security tag, priority tag, fragile tag, group tag, name tag, checked baggage tag, dsb.

Excess baggage ticket.

Seat Allocation, terutama tentang pemesanan special ticket.

Purser Information.

Form Passenger Baggage Weight Sheet (PWBS)

Form Passenger Transfer Message (PTM)

Free baggage allowance serta cara menghitung excess baggage. Hal pertama yang dilakukan penumpang ketika di bandara adalah dating ke check

– in counter, dengan membawa tiket, bagasi, dan tas tentengan (kalau ada). Setelah memeriksa tiket, petugas check – in counter akan menimbang bagasi untuk melihat apakah ada kelebihan berat atau tidak; bila lebih, calon penumpang akan diminta membayar excess baggage (kelebihan bagasi), dan petugasakan memberikan E#xcess Baggage ticket sebagai bukti pembayaran kelebihan berat itu. Setelah proses ini selesai, ia akan memberikan \boarding pass dan baggage claim tag, serta mengembalikan sisa tiket (cover ticket)

Dari check – in counter, dimana penumpang juga membayar airport tax dan fiscal, penumpang menuju pemeriksaan imigrasi, lalu ke boarding gate untuk menunggu boarding time.

Untuk kemyamanan calon penumpang dan kelancaran kerja, para petugas di check – in counter harus memperhatikan hal – hal berikut: 1. Penampilan harus rapi, banyak senyum, dan ramah. 2. Harus menguasai tata cara check – in, antara lain:

Bagaimana cara memeriksa tiket, paspor, visa, surat kesehatan (dan bilamana surat ini diperlukan).

Cara mempersiapkan boarding pass.

Cara mempersiapkan baggage claim tag.

Page 7: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

7

Cara membaca PNL (Passenger Name List) atau PNR (Passenger Name Record) atau Daftar Nama Penumpang.

Cara membuat excess baggage ticket seandainya penumpang mempunyai kelebihan berat ats bagasinya.

Cara mambaca buku ABC, TIM

Dan lain – lain. 3. Langkah – langkah yang mesti dilakukan petugas:

Manyapa dengan sopan dan senyum kepada penumpang yang dating dengan selamat pagi/siang/sore/malam.

Meminta dokumen perjalanan penumpang: tiket, paspor, visa dan apabila diperlukan surat kesehatan internasional.

Setelah menerima tiket, mencocokannya dengan PNL/PNR apakah nama si calon penumpang ada di dalam daftar tersebut; kalau ada, petugas langsung menyapa dengan menyebiut namanya, misalnya Mr. Dewa, Mrs Hadi, dsb.

Menimbang bagasi, lalu membuatkan kartu bagasi atau baggage claim tag, kalau ada kelebihan berat, penumpang diberi tahu akan harus membayar berapa, bagaimana cara pembayarannya (cash atau pakai credit card). Membuatkan excess baggage ticket

Memeriksa paspor, visa, dan dokumen lainnya

Menyakan apakah ada permintaan khusus sperti tempat duduk, makanan, dsb.

Apabila semua sudah beres, ia memberikan boarding pass untuk si penumpang disertai tiket, paspor, dan lain – lain; memberitahukan waktu berangkat serta dimana ruang tunggunya, dan dari check – in counter, penumpang harus pergi kemana, misalnya membayar fiscal lalu ke bagian imigrasi, baru ke ruang tunggu.

Jangan lupamenbgucapkan terima kasih dan selamat jalan “Have a nice trip”

2. Prosedur Kedatangan Penumpang. Petugas di bagian kedatangan pesawat/penumpang haruslah mengetahui jam –

jam kedatangan pesawat (ETA = Estimate Time Arrival), sehingga mereka bisa mempersiapkan diri. Mereka juga harus mengetahui apakah ada penumpang yang transit, yang transfer (pindah pesawat menuju ke lain kota/Negara), dan yang turun di situ. Penumpang yang transit (singgah) akan diberi transit card atau kartu singgah. Yang transfer atau pindah pesawat akan segera dibantu sehubungan dengan yempat duduk, bagasi, dsb. Dan bagi yang turun disitu, akan dibimbing ke bagian imigrasi untuk pemeriksaan paspor dan visa, lalu ke tempat pengambilan bagasi.

Kalau urusan bagasi sudah bagasi sudah beres, amaka mereka dipersilakan menuju ke pemeriksaan Pabean (doane)_, lalu ke luar. Bila ada bagasi yang belum ketemu atau hilang atau mengkin ada yang rusak, penumpang tersebut akan diajak ke bagian Lost and Found (tempat melaporkan kehilangan dan bagasi).

3. Prosedur Kalau Kehilangan Bagasi atau Bagasi Rusak.

Setelah melalui pemeriksaan paspor di bagian Imigrasi, anda menuju ke bagian pengambilan bagasi anda di conveyor belt (ban berjalan), seandainya bagasi/koper anda tidak ketemu atau hilang, dan juga apabila koper anda rusak sewaktu anda

Page 8: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

8

terima, anda harus malapor ke bagian Lost and Found atau bagian “Kehilangan dan Penemuan”

Beberapa hal yang perlu anda perhatikan untuk mengurus masalah ini adalah sebagai berikut:

Bila koper anda hilang, anda mesti menunjukan bukti baggage claim tag atau tanda penerimaan bagasi, dimana tertera nomor bagasi anda serta tujuannya. Anda akan dibuatkan Property Irregularities Report (Laporan Kehilangan) yang biasanya disingkat dengan PIR. Di dalam PIR, anda akan menemukan data anda dan koper anda.

Bila koper anda rusak, anda akan dibuatkan Damage Report (Laporan Kersukan. Apabila koper yang tadim masih bisa diperbaiki, maka pihak perusahaan penerbangan akan memperbaikinya, atau anda yang akan memperbaiki sendiri, nanti biayanya akan diganti oleh pihak perusahaan penerbangan.

Setelah semua bagasi/koper yang anda bawa anda temukan, anda langsung mwmbawanya ke bagian pabean. Di bandara Soekarno – Hatta , dibagian pabean ada jalur merah dan jalur hijau. Jalur merah bagi mereka yang mempunyai barang – barang bawaan yang sekiranya perlu dilaporkankepada pabean untuk pembayaran bea masuk. Jalur hijau dipergunakan bagi mereka yang tidak membawa barang – barang yang perlu dilaporkan kepada pihak pabean atau tidak ada barang yangperlu bayar bea masuk. Namun sekalipun anda menggunakan jalur hijau, kalau pihak pabeaningin melihat isi koper anda, maka anda harus membukanya. Bila semua ini beres,anda bisa meninggalkan bandara.

APRON AREA

LOAD CONTROL

I. DEFINISI :

Adalah unit yang menerima data- data pesawat dan muatan dari beberapa bagian yang terkait

yang kemudian harus dihitung untuk mendapatkan keseimbangan pesawat (weight and balance) yang

optimum mengacu pada dua aspek yaitu safety dan economical operation.

II. TUJUAN :

Page 9: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

9

Memberikan panduan tentang aktivitas Load Control dalam menjalankan fungsinya sehingga

diperoleh pelayanan yang aman dan benar sesuai ketentuan yang berlaku dan terjalin koordinasi yang

baik dan efektif dengan pihak-pihak yang terkait, seperti :

Mengusahakan maksimum payload pada suatu penerbangan

Menyusun muatan sesuai dengan urutan dan urutan destination load tersebut (Load

Instruction)

Memperhatikan factor Ramp Safety dan on time performance

III. TUGAS DARI LOAD CONTROL :

Mempersiapkan registrasi aircraft, crew, pantry, basic weight dan basic index

Membuat ideal trim di system atau manual

Menerima data CPM dan LDM

Membuat loading instruction untuk unloading

menerima data actual cargo dari warehouse

membuat loading instruction untuk loading

menerima fuel dari ramp handling

menerima closing penumpang dari check-in 30 menit sebelum keberangkatan

IV. RUANG LINGKUP :

Berlaku untuk seluruh personil yang bertugas menjalankan fungsi sebagai Load Control dan

fungsi lain yang terkait langsung dengan Load Control

V. REFERENSI :

Page 10: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

10

1) Airport Handling Manual ( IATA ) 1998

2) Airline Procedure

VI. TANGGUNG JAWAB :

Manager Operasi, Kadin Apron terkait (sesuai dengan struktur organisasi

cabang) bertanggung jawab atas pelaksanaan proses load control yang berada

diwilayah bandara yang menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai

dengan aturan yang berlaku

Setiap personil yang menjalankan fungsi sebagai Load Control atau fungsi lain

yang terkait langsung dengan Load Control, wajib dan bertanggung jawab

menjalankan setiap aktivitas dalam panduan ini.

VII. PROSEDUR :

Pelaksanaan Load Control mengacu kepada SOP dari Airline, baik proses yang

dilaksanakan secara sistem (misal DCS untuk GA) maupun proses yang dilaksanakan

secara manual.

Prosedur yang ada memiliki tujuan agar :

Weight & Balance pesawat dilaksanakan secara benar dan hasilnya berada

dalam batasan (safety area) yang diijinkan.

Pembebanan pada pesawat mengacu kepada aturan dari carrier.

Informasi yang tercantum dalam Loadsheet sesuai dengan actual load di

pesawat.

Untuk memenuhi tujuan diatas, prosedur mengacu kepada adanya sistem yang

dinamakan Load Control, yang didasarkan atas tiga fungsi sebagai berikut :

Page 11: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

11

a. Fungsi 1 : Load Planning, Weight & Balance Precalculation &

Completion Loading Instruction :

i. Load Planning, meliputi :

1. Merekap semua data yang terkait dengan “load”

2. Merencanakan uplift/discharge dari “load”, yang mengacu kepada

kapasitas pesawat yang dilayani

3. Merencanakan penanganan “special loads” yang mengacu kepada

adanya restrictions, maksimum quantities, persyaratan pemisahan

tempat, dll.

ii. Weight and Balance Precalculation, meliputi :

1. Perencanaan total load untuk pesawat harus dijamin tidak melebihi

nilai maksimum yang diijinkan

2. Membuat precalculation dari weight and balance dari pesawat dan

hal ini merupakan mandatory pada pengerjaan loadsheet manual

3. Precalculation untuk sistem Departure Control System (DCS),

dibuat pada saat weight and balance pesawat diperkirakan akan

ditutup terkait dengan limit operational.

iii. Completion Loading Instruction, meliputi :

1. Menentukan distribusi,

2. Mencetak Loading Instruction,

3. Menandatangani Loading Instruction,

Page 12: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

12

4. Melaksanakan briefing kepada petugas Load Master untuk

pemuatan di pesawat.

b. Fungsi 2 : Supervisi pemuatan ke pesawat yang mengacu kepada

Loading Instruction Report (LIR), meliputi pekerjaan sebagai berikut :

i. Pastikan ULD dalam kondisi serviceable,

menggunakan tag yang benar dan isi dalam kondisi terawasi / aman

ii. Pastikan lashing/spreading dalam pemakaian

yang benar

iii. Periksa kondisi packaging dari dangerous

goods yang akan ditempatkan di bulk

iv. Pastikan Dangerous Goods dan special loads

lainnya disimpan dengan benar

v. Selama proses penyelesaian, setiap

perubahan harus dikonfirmasikan kepada petugas load control

c. Fungsi 3 : Completing & Checking Loadsheet terhadap LIR atau

dokumen lainnya, Petugas Load Control menandatangani, mencantumkan

nama dan unit serta memastikan hal-hal sebagai berikut :

i. Pastikan dengan benar : DOW dan index yang

digunakan untuk Aircraft type, version, jumlah crew dan pantry

ii. Pastikan dengan benar : jumlah take-off dan

trip fuel dengan data pengisian (fuel order)

Page 13: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

13

iii. Pastikan dengan benar : pengisian data transit

load dari loadsheet

iv. Periksa final loadsheet terhadap data

passenger terakhir dan terhadap data loading terakhir (loading

instruction/report)

v. Pastikan posisi aktual loading dari dangerous

goods dan special loads lainnya tercantum pada NOTOC

vi. Pastikan bahwa total traffic load tidak melebihi

dari jumlah yang diijinkan

vii. Pastikan perhitungan telah dilakukan dengan

benar masuk dalam batasan yang diijinkan : perhitungan balance dan

kondisi loading di pesawat, termasuk kondisi LMC (jika ada)

Load Control process flow terlampir

VIII. Pembuatan Load Message

Up-dating ULD Nbr, Cargo, baggage, Aktual fuel sesuai kondisi aktual terakhir,

selanjutnya mengirim LDM/CPM/CLI

IX. Pembuatan Laporan

Membuat daily journal report, filing laporan.

RAMP DISPACHTER

Page 14: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

14

1. TUJUAN

Agar segala aktifitas yang dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan selama pesawat di

darat dapat berlangsung dengan aman, tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan atau peraturan

yang berlaku.

2. LINGKUP

Berlaku bagi setiap petugas Ramp (Ramp Dispatcher) sebagai panduan dalam melaksanakan

aktifitas keseharian.

3. REFERENSI :

o Airport Handling Manual ( IATA) 1998

o Station Handling Manual

4. TANGGUNG JAWAB :

Manager Operasi, Kadin Apron terkait (sesuai dengan Struktur Organisasi Cabang)

bertanggung jawab agar setiap aktifitas pesawat di darat baik untuk keberangkatan maupun

kedatangan dapat berlangsung sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.

Setiap petugas Ramp Dispatcher bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengkoordinasikan

segala aktifitas ramp berkaitan dengan keberangkatan ataupun kedatangan pesawat.

5. PROSEDUR :

Page 15: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

15

o Memeriksa persiapan semua perlengkapan kerja dan data-data sebagai berikut :

Radio komunikasi (HT dalam kondisi berfungsi dengan baik atau tidak)

Transportasi ramp (harus dalam kondisi berfungsi dengan baik)

Ramp check list

No penerbangan

Registrasi pesawat

Posisi parkir peswat

Type pesawat

Jumlah fuel

Jumlah penerbangan dan PBS (VIP, CIP, STRC Case dan kursi roda)

Pemesanan catering

Cargo (kondisi dan atau pelaksanaan pengepakannya)

Crew (jumlah crew aktif untuk masing-masing tipe pesawat)

o Mengikuti briefing sebelum menjalankan aktifitas Ramp Handling.

o Memeriksa dan mengkoordinasikan terhadap semua telex yang masuk yang

berkaitan dengan operasi penerbangan yang akan ditangani.

o Berkoordinasi dengan Departure Control mengenai estimasi waktu kedatangan

maupun waktu keberangkatan pesawat.

o Memastikan informasi jumlah awak pesawat yang aktif maupun tambahan.

o Berkoordinasi dengan unit-unit terkait untuk memastikan kesiapan proses handling

yang akan dilakukan.

o Berkoordinasi dengan :

Page 16: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

16

Awak Kokpit / Kabin

Petugas Boarding Gate untuk meyakinkan bahwa semua penumpang telah siap dipintu

keberangkatan (boarding gate)

Petugas penanganan kargo

Petugas teknik di darat

Operator GSE

Petugas Catering

Load Master

Load Control

Petugas Cabin Cleaning (cleaning service)

Petugas Loading Unloading

Untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan permintaan dan prosedur

yang ada.

o Menginformasikan ke unit-unit terkait sesegera mungkin apabila terjadi sesuatu

diluar kebiasaan (irregularities)

o Berkoordinasi dengan Cockpit / Cabin crew berkaitan dengan waktu mulainya

pelaksanaan boarding

o Mengkoordinasikan dengan petugas teknik/perawatan pesawat berkenaan

dengan kondisi pesawat dan menginformasikan segera ke unit-unit terkait

apabila terjadi perubahan waktu atau delay karena alasan teknik

o Senantiasa berhubungan dengan petugas teknik untuk mengetahui secara persis

lama waktu perryelesaian yang dibutuhkan untuk perbaikan pesawat dan segera

menginformasikan kepada seluruh unit terkait agar dapat melakukan persiapan-

persiapan yang dibutuhkan

Page 17: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

17

o Memastikan jumlah bahan bakar (fuel) yang diisikan ke pesawat dan

menandatangani kolom isian pada form "Fuel Order" setelah proses refueling

selesai

o Memastikan bahwa proses refuelling berlangsung dan selesai pada rentang

waktu yang ditentukan

o Memeriksa dan memonitor aktivitas yang ada di sisi pesawat dan mempastikan

bahwa proses bongkar muat selesai dalam rentang waktu yang ditentukan

o Menginformasikan ke unit terkait perihal berat aktual dari bagasi, pos, kargo,

ataupun muatan khusus lainnya (penumpang transit dll.)

o Memeriksa dan memonitor jumlah aktual meal yang masuk (Catering Uplift)

o Memastikan bahwa jumlah meal yang masuk sesuai dengan jumlah total

penumpang

o Memonitor proses pelaksanaan Cabin Interior Cleaning mulai dari waktu

pelaksanaan sampai dengan kesiapan Cabin untuk proses boarding penumpang

o Memeriksa kelengkapan Flight Document serta memastikan bahwa semua

dokumen telah lengkap dan berada di pesawat paling lambat ETD-10 berupa :

Passenger Manifest

Cargo Manifest

General Declaration

Load sheet

Berkoordinasi dengan petugas boarding gate untuk memutuskan kesiapan

pelaksanaan boarding

Berkoordinasi dengan Check-in Counter dan load control untuk memutuskan

kemungkinan penambahan penumpang (stand by passenger / late check-in)

Page 18: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

18

Memonitor proses transportasi penumpang apabila pesawat diparkir di

Remote Area

Memonitor secara lengkap dan komprehensif segala aktivitas yang dilakukan

pada saat handling pesawat dan mengisikan data akuratnya ke form "Ramp

Handling Check List" dengan lengkap dan benar

Memastikan bahwa ETD-10 tidak ada aktivitas disisi pesawat

Memastikan bahwa Door Close dilaksanakan pada ETD-5 menit

Berkoordinasi dengan Departure Control untuk menentukan Delay Code (kode

keterlambatan) berdasarkan kondisi aktual dilapangan

Berkoordinasi dengan unit terkait untuk mengakomodasi permintaan

tambahan peralatan (misal : GPU, GTC, AC Car, tangga maintenance dll).

RAMP SAFETY

1. TUJUAN

a. Memberikan panduan tentang aspek-aspek keselamatan selama pelaksanaan kegiatan

handling di area ramp (apron).

b. Mencegah terjadinya kecelakaan di area ramp.

c. Mengurangi tingkat kecelakaan penumpang, petugas atau kerusakan pada pesawat, GSE dan

fasilitas lain di area ramp.

d. Meningkatkan mutu pelayanan dari GSE sehingga dicapai tingkat pelayanan yang baik kepada

penumpang atau pesawat secara aman dan efisien.

Page 19: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

19

e. Meningkatkan OTP dalam pelayanan pesawat.

2. LINGKUP

Berlaku bagi setiap petugas yang melakukan pekerjaan penanganan pesawat atau penumpang di

area ramp.

3. REFERENSI

a. Airport Handling Manual

b. Station Manual PT Garuda Indonesia 2000

c. IATA Ramp safety hand book

d. Pedoman Umum pengelolaan Ground Support Equipment, 2004

4. TANGGUNG JAWAB

a. General Manager bertanggung jawab terhadap keselamatan selama pelaksanaan handling

pesawat dan pemberian informasi-informasi yang berkaitan dengan keselamatan di ramp

kepada bawahannya.

b. Manager/Supervisor bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan operasional di lapangan

agar sesuai dengan Sistim dan Prosedur Operasi dan aturan keselamatan penerbangan yang

berlaku.

Page 20: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

20

c. Seluruh petugas yang bertugas di area ramp bertanggung jawab langsung terhadap

keselamatan selama proses handling pesawat.

5. PROSEDUR

5.1 Parkir dan Pergerakan Pesawat

Parkir dan pergerakan pesawat meliputi:

5.1.1 Engine starting

5.1.2 Komunikasi / isyarat tangan (hand signal)

5.1.3 Perlindungan terhadap semburan jet dan kebisingan (noise)

5.1.1 Engine Starting

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine starting:

a. Selama engine starting / running pada area ramp, diperlukan kewaspadaan dari

semua pihak yang ada di ramp untuk menjamin keselamatan pada penumpang

dan barang, petugas dan peralatan yang ada di sekitar pesawat.

b. Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang yang memiliki

otorisasi (dinyatakan oleh sertifikat / lisence yang dikeluarkan oleh instansi

berwenang).

c. Disamping bertugas mengawasi proses engine starting, juga berkoordinasi

dengan petugas di area ramp lainnya untuk memastilkan bahwa area bahaya dari

engine baik itu isapan (engine intake) ataupun area semburan (exhaust) terbebas

dari orang ataupun benda.

d. Orang yang bertugas mengontrol starting engine harus memastilkan bahwa

sebelum proses engine starting dimulai seluruh pintu akses dan pintu panel di

pesawat telah tertutup dan terkunci.

Page 21: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

21

e. Dalam proses starting engine flight crew hendaknya mengadakan komunikasi

dengan petugas ground untuk memastikan bahwa proses starting berjalan lancar.

Alat komunikasi umumnya digunakan head set atau hand signaling.

f. Petugas di Ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan yang

memungkinkan terjadinya salah interpretasi komunikasi dengan flight crew dalam

mengendalikan proses starting ataupun pergerakan pesawat (A/C movement).

g. Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses engine starting harus

memiliki pengetahuan tentang semua prosedur dan regulasi yang berhubungan

dengan proses engine starting tersebut.

h. Semua pin pada gear, tutup pitot, wheel chock, static ground wire dan ground

power harus sudah dilepas sebelum pesawat berangkat.

i. Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada pemadam api di

dekat area pesawat, selama proses engine starting.

5.1.2 Pemanduan pergerakan pesawat (Marshalling)

Pesawat karena ukuran dan beratnya merupakan benda yang sangat sulit untuk

berhenti dan bergerak / berjalan secara tiba-tiba atau juga melakukan pergerakan di

area yang sempit.

Salah satu prosedur keselamatan yang sangat penting dalam proses parkir dan

pergerakan pesawat di ramp adalah komunikasi. Komunikasi yang dimaksud di sini

adalah komunikasi dengan menggunakan isyarat tangan atau lebih dikenal dengan

Prosedur Hand Signaling (Marshalling).

Selanjutnya mengacu pada surat keputusan nomor : SKEP / 81 / X / 1998 tentang

Pedoman Umum Pengelolaan Ground Support Equipment, Bahwa setiap petugas /

personil yang memandu parkir pesawat harus sudah terlatih dan memiliki sertifikat,

Page 22: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

22

yang dikeluarkan oleh Direktorat Keselamatan Penerbangan Dirjen Perhubungan

Udara Departemen Perhubungan.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemandu pergerakan / parkir dari

pesawat udara:

a. Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus betul teramati

oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.

b. Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah baku.

c. Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak komunikasi

visual sampai pesawat benar-benar berhenti.

d. Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu

bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat yang memerlukan panduan seperti

cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi prioritas sampai pesawat

selesai dipandu dan benar-benar berhenti.

e. Tanda isyarat tangan baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014 tentang Tanda

Insyarat Tangan.

5.1.3 Perlindungan terhadap semburan jet dan kebisingan (noise)

Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas harus

menggunakan penutup telinga. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi telinga dari

kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada pendengaran baik

sementara ataupun permanen (tuli).

Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah disahkan oleh Departemen

Kesehatan. Penutup telinga tipe headset dan microphone harus secara berkala

disterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat. Dilarang menggunakan

bola lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal lain yang harus diwaspadai dan

Page 23: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

23

dihindari adalah jet blast (semburan jet engine) yang memiliki tekanan dan

temperatur yang tinggi.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di area Ramp:

a. Pada saat pesawat datang, semua petugas dan GSE harus diam di tempat

sampai pesawat yang dipandu untuk parkir, telah benar-benar berhenti.

b. Pada saat keberangkatan pesawat, area engine intake dan exhaust harus bersih

dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.

c. Petugas tidak berada di sisi engine.

d. Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena kemungkinan

temperaturnya sangat panas.

e. Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine yang sedang running.

5.2 A/C Loading & Unloading

A/C Loading& Unloading meliputi:

5.2.1 Passenger Loading

5.2.2 Cargo Handling

5.2.1 Passenger Loading

Keselamatan penumpang (passenger) pada area ramp merupakan hal yang harus

diutamakan. Kemudian, hal-hal yang mungkin terjadi pada penumpang di area ramp

ketika pesawat parkir di remote area (tidak menggunakan Aviobridge), misalnya : jatuh,

tergelincir, tertabrak oleh peralatan yang bergerak di area ramp. Prosedur berikut

membantu untuk dapat memberikan tingkat keselamatan pada penumpang baik selama

boarding maupun pada saat turun (disembark):

Page 24: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

24

a. Tangga penumpang atau PBS (Passengger Boarding Stair) ditempatkan dengan

benar, sehingga tidak ada celah (gap) antara tangga dengan pesawat.

b. Setelah diposisikan dengan benar, PBS (Passengger Boarding Stair) di kunci agar

tidak bergerak.

c. Kapasitas beban maksimum tangga hendaknya tidak dilampaui, beban yang

diterima tangga harus diperhitungkan.

d. Hal-hal yang menghambat gerakan penumpang dan pesawat ke gerbang dan

sebaliknya, seperti: pipa-pipa, kabel-kabel ground power, oil, grease atau genangan

air, hendaknya dihindarkan atau dibersihkan.

e. Harus diamati apakah ada gerakan pesawat lain yang akan bergerak melintas,

sebelum menurunkan atau menaikan penumpang.

f. Penumpang tidak diizinkan berada di area ramp, mengingat bahaya semburan jet

(jet blast) atau propeler wash.

g. Aktivitas penumpang di area ramp ada dibawah pengawasan petugas.

h. Penumpang tidak diperkenankan berada di area ramp / air side demi alasan

keamanan dan keselamatan.

i. Penumpang atau pun petugas tidak diperkenankan merokok di area ramp.

5.2.2 Cargo Handling

Setiap petugas yang menangani kargo memiliki kemungkinan cidera atau luka, lebih

tinggi dibanding pegawai lainnya. Karena itu penanganan kargo harus betul-betul di

laksanakan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Di samping itu, orang yang

bertugas dibagian kargo hendaknya telah melalui suatu pelatihan tentang penanganan

kargo yang memadai. Berikut prosedur yang harus diperhatikan dalam penanganan

kargo:

a. Jangan menumpuk kargo terlalu tinggi, hindari ketidakstabilan tumpukan kargo.

Page 25: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

25

b. Hendaknya semua kargo disusun / tata dengan benar (di dalam pesawat atau di

atas gerobak / cart) untuk mencegah tumpukan kargo tidak tumbang.

c. Gunakan kain terpal, lading pengikat kargo, atau penutup sisi samping gerobak

untuk mencegah kargo jatuh ke jalan (selama baggage cart bergerak).

d. Pengoperasian semua unit mekanikal seperti: Cargoveyor atau BCL (Baggage

Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader), forklift, harus sesuai dengan perintah

yang telah ditetapkan. Jangan mengoperasikan peralatan tersebut di atas melebihi

kapasitas beban yang diizinkan. Jika ragu tentang beban yang akan di handle

tanyakan pada supervisor yang bertugas pada saat itu.

e. Jangan sekali-kali mengangkat, mendorong atau menarik kargo lebih dari

kemampuan fisik. Jika beban besar dan atau berat mintalah bantuan untuk

mengangkatnya.

f. Hindari menggunakan perhiasan (contoh: cincin atau gelang), karena

kemungkinan akan menyebabkan tersangkut di kaitan (hook), pada paku, pada

gesper dan lain-lain, yang akan berakibat cidera pada jari tangan atau siku.

g. Pada penanganan kargo di ruang yang sempit hendaknya kargo didorong dari

pada di angkat. Karena mengangkat memungkinkan terjadinya cidera pada jari atau

tangan.

5.3 A/C Servicing (Pelayanan Pesawat)

Operasi pelayanan pesawat terdiri dari fueling, water service, lavatory service dan deicing,

namun karena di Indonesia beriklim tropis maka tidak pernah ada operasi deicing untuk

pesawat. Dari ketiga operasi pelayanan pesawat yang paling berisiko adalah fueling, yaitu

berpotensi terjadi kebakaran. Jadi secara umum operasi pelayanan pesawat (A/C servicing)

meliputi:

5.3.1 A/C refueling

5.3.2 Water Service

Page 26: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

26

5.3.3 Lavatory Service

5.3.1 A/C refueling

Pelaksanaan refueling di bandara seluruh Indonesia dilaksanakan oleh PERTAMINA,

sedangkan PT Gapura sebagai groundhandling bertindak sebagai supervisor. Namun ada

hal-hal yang perlu diwaspadai oleh semua pihak dalam proses refueling, terutama hal-

hal yang berpotensi menimbulkan kebakaran.

Sumber-sumber pengapian:

a. Listrik statis

Muatan listrik statis dapat terkumpul pada pesawat selama terbang atau di darat.

Hujan, kristal es dan tiupan debu dapat memperbesar muatan listrik statis. Muatan

statis dapat juga terkumpul melalui induksi dari atmosfir yang bermuatan listrik.

Listrik statis mengalir melalui lintasan termudah, jika tidak ada lintasan termudah

yang dapat dilalui muatan listik, sedangkan pada saat yang sama jika muatan listrik

semakin besar maka muatan akan mencari lintasan yang terpendek untuk mengalir

hingga terjadi loncatan bunga api listrik. Pertemuan loncatan bunga api listrik ini

dengan bahan bakar mampu menimbulkan bahaya kebakaran.

b. Rokok

Korek api dan pemantik api lainya yang biasa digunakan untuk merokok dilarang

dibawa oleh petugas yang menangani pengisian bahan bakar (fueling). Aturan

dilarang merokok bagi petugas di ramp hendaknya ditekankan untuk dilaksanakan,

karena uap bahan bakar berpotensi menimbulkan kebakaran.

c. Loncatan bunga api (spark)

Page 27: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

27

Hal-hal berikut direkomendasikan untuk tidak dilakukan selama proses refueling

berlangsung, karena memungkinkan timbulnya loncatan bunga api. Hal-hal tersebut

adalah:

a. Pemasangan dan pelepasan battery pesawat.

b. Pemasangan charger battery.

c. GPU hendaknya ditempatkan jauh dari titik pengisian bahan bakar, juga

menyambungkan dan melepaskan saat proses refueling.

d. Pengoperasian switch listik di pesawat yang mengontrol bagian sayap dan

tangki.

e. Mengaktifkan radio dan RADAR.

f. Melaksanakan fueling dalam jarak 30 meter dari RADAR pasawat yang sedang

akfif atau 90 meter dari instalasi RADAR yang-sedang aktif.

d. Pesawat bermesin turbin yang sedang running

Proses fueling dilarang dilaksanakan dalam jarak 45 m (150 ft) dari aliran udara yang

keluar dari ekor turbojet engine yang sedang beroperasi atau pada 22.5 m (75 ft)

dari aliran udara turboprop engine.

5.3.2 Water Service

Water Service untuk pesawat dan perlengkapannya hendaknya memenuhi persyaratan

sanitasi dan higienis yang disetujui oleh Departemen Kesehatan. Selanjutnya, dalam

proses pelayanan air ke pesawat dijaga agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Air tidak tumpah atau bocor.

Page 28: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

28

b. Perangkat untuk mencapai potable water service panel seperti tangga atau

lainnya agar dijaga tetap kering, sehingga yang menaiki tangga tidak jatuh atau

tergelincir.

c. Operator water service tidak mengoperasikan lavatory service dalam waktu yang

bersamaan.

d. Hendaknya operator dapat berpakaian rapi dan bersih, demikian juga kebersihan

kendaraanya dapat tetap dijaga, hal ini untuk menampilkan citra bahwa operator

tersebut memahami tentang pentingnya kebersihan.

e. Kendaraan water service tidak diparkir berdampingan dengan kendaraan lavatory

service.

5.3.3 Lavatory service

Untuk lavatory service relatif sama dengan water service yaitu buangan limbahnya harus

memenuhi standar yang telah ditentukan. Namun demikian ada hal-hal yang harus

diperhatikan oleh operator lavatory service, yaitu:

a. Untuk pesawat tertentu, intake fan (kipas hisap) diminta untuk tidak dioperasikan

selama proses lavatory service, untuk mencegah bau kurang sedap dari lavatory.

b. Regulasi untuk pembuangan limbah hendaknya memenuhi aturan yang telah

ditetapkan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran penyakit.

c. Operator lavatory service hendaknya tidak mengoperasikan water service dalam

waktu yang bersamaan.

d. Operator hendaknya berpakaian rapi dan bersih, demikian juga kendaraannya, hal

ini untuk menampilkan citra bahwa yang bersangkutan tersebut memahami tentang

pentingnya kebersihan.

e. Kendaraan lavatory service diharapkan tidak diparkir berdampingan dengan

kendaraan water service.

Page 29: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

29

f. Tindakan untuk mencegah terjadinya kebocoran/leakage setelah pengisian/

flushing lavatory:

Setelah drain valve ditutup dengan cara memutar drain valve berlawanan arah

jarum jam, pasangkan “donut plug” jika ada.

Apabila donut plug tidak ada, maka harus segera melaporkan ke petugas teknik/

engineer pesawat udara yang bertugas pada saat itu.

Apabila donut plug sudah terpasang, maka toilet service panel harus ditutup

dengan semestinya sesuai ketentuan (properly).

5.4 Parkir dan Pengoperasian GSE

GSE yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir di tempat yang telah

ditetapkan dengan parking brake pada posisi akfif dan posisi gigi pada netral atau parkir.

Selanjutnya dalam pengoperasian GSE harus perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Diharuskan ekstra hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan

kerusakan pada pesawat sewaktu berada di darat.

b. Pada kondisi siaga untuk melayani kedatangan pesawat, semua peralatan yang

beroperasi di area ramp harus diletakkan / diposisikan dibelakang garis batas (restraint

line) dalam kondisi parking brake terpasang.

c. Mobil tangga untuk penumpang (passenger step) harus berada dalam keadaan "fully

retracted" sebelum pesawat datang.

d. Semua peralatan termasuk passenger step tidak diperkenankan bergerak maju ke

pesawat sampai pesawat berada dalam keadaan berhenti sempurna, parking brake

terpasang dan lampu anti collision padam.

e. Pada setiap wing tip dan depan engine hendaknya diberi pengaman / pembatas berupa

safety cone.

Page 30: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

30

g. Semua peralatan GSE harus memiliki perlengkapan parking brake dan dapat berfungsi

dengan sempurna.

h. Semua peralatan harus dalam kondisi laik operasi (good mechanical).

i. Kecepatan GSE tidak boleh melebihi 5 km/jam sewaktu mendekati atau menjauhi

pesawat.

j. Attachment Fittings / transfer bridges dan semua platform harus terpasang dengan

sempurna.

k. Lakukan “Walkaround check” sebelum mengoperasikan GSE.

l. Semua kabel, selang-selang yang ada diperalatan harus tergulung pada tempatnya.

m. Peralatan-peralatan yang memiliki kemampuan untuk naik/turun (elevating devices)

harus berada pada posisi turun penuh sewaktu berjalan, kecuali pada saat posisi akhir

mendekati pesawat.

n. Tidak diperkenankan mengangkut bagasi dan atau kargo dengan menggunakan

peralatan GSE yang tidak dirancang untuk fungsi itu.

o. Kargo harus dimuat dalam kereta barang dengan posisi rata (mendatar). Barang yang

lebih berat ditaruh di bawah dan di tengah untuk menjaga kestabilan. Semua pintu,

penahan dan penutup harus dalam kondisi tertutup sempurna untuk mencegah kargo

jatuh.

p. Meskipun kereta (dolly) yang dioperasikan secara manual tergolong peralatan yang

sederhana akan tetapi perhatian ekstra harus tetap dilakukan untuk menghindari

kecelakaan.

q. Semua pengunci dan rel pemandu pada kendaraan pengangkut pallet dan container

harus diperiksa setiap saat sebelum dipakai.

r. Karena adanya kecenderungan “pengurangan sudut belok” pada sebuah rangkaian

gerobak / dolly maka pengemudi rangkaian dolly / gerobak tidak boleh terlalu cepat belok

setelah menghindari rintangan.

Page 31: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

31

s. Peralatan yang rusak harus ditampeli label / tag “0ut of Service” dan segera dikirim ke

unit repair (workshop), Tag / label hendaknya berisi informasi berikut :

tipe dan no inventory

alasan out of service

tanda tangan dari supervisor yang bertugas.

t. Dalam menempatkan peralatan harus senantiasa memperhitungkan jarak aman dengan

kendaraan, pesawat atau peralatan GSE yang lain.

u. Harus ditempatkan seorang pemandu pada saat:

Pandangan pengemudi terhalang pada area kritis (seperti penempatan equipment atau

posisi mundur).

Memandu harus menggunakan tanda isyarat baku tentang tanda isyarat tangan.

Melakukan handling agar dapat mengatur jarak aman dengan akurat dan berkomunikasi

dengan operator kendaraan. Pengemudi GSE harus segera berhenti pada saat

kehilangan kontak pandangan dengan pernandu.

v. Harus ada seorang operator yang berjaga pada motorized equipment yang mesinnya

sedang hidup.

w. Sebelum memasuki restraint area setiap pengemudi motorized equipment harus

melakukan pengujian rem dengan cara 'mengerem' kendaraannya dan melakukannya

sekali lagi sebelum mencapai sisi pesawat.

5.5 Pedoman Bagi Petugas yang Berada di Area Ramp

Berikut pedoman untuk petugas yang berada di area ramp agar diperoleh operasi pelayanan

pesawat yang aman dan tepat waktu:

Page 32: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

32

a. Setiap petugas harus mengerti dan mengetahui bagaimana menyelesaikan tugas sesuai

dengan fungsinya masing-masing.

b. Setiap petugas harus mengerti tata letak fungsi dan lokasi setiap bagian di pesawat

dimana dia bertugas melayani pesawat.

c. Senantiasa memperhatikan traffic light atau tanda-tanda marka dengan teliti.

d. Memahami dan mentaati ketentuan dan peraturan yang berlaku di ramp area,

khususnya petunjuk arah dan batas kecepatan kendaraan.

e. Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan jet blast.

f. Senantiasa memeriksa bahwa peralatan dan kendaraan yang akan dipergunakan selalu

dalam keadaan laik, seperti rem berfungsi baik dsb.

g. Tidak memundurkan kendaraan ke arah pesawat atau wing-pesawat kecuali ada orang

lain yang memandu.

h. Pada waktu melakukan parkir peralatan atau kendaraan, yakinkan bahwa roda dalam

keadaan lurus, rem tangan difungsikan, jack dalam keadaan turun dan benar dan

mesin/peralatan/kendaraan dimatikan.

i. Parkir peralatan/kendaraan hanya ditempat yang sudah ditentukan.

j. Senantiasa meminta izin ke Tower apabila hendak melintasi runaway.

k. Tidak memotong pergerakan pesawat yang sedang bergerak.

l. Tidak mengoperasikan peralatan/kendaraan pada saat badan tidak fit untuk bekerja.

m. Agar selalu diingat bahwa pesawat bergerak dalam keadaan apapun memiliki prioritas

lebih tinggi dari pada peralatan/kendaraan anda.

n. Senantiasa bersikap waspada dan bersabar pada saat kendaraan di sekitar apron.

o. Jangan memasang atau melepas kabel-kabel yang masih memiliki tegangan (sedang

terhubung dengan sumber daya).

Page 33: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

33

p. Senantiasa menggunakan peralatan yang sesuai dengan fungsi / kegunaannya. Contoh:

forklift untuk heavy cargo, dll.

q. Pada saat akan melepas tangga dari pintu pesawat, pastikan bahwa safety strap sudah

terpasang dan cabin crew sudah diinformasikan tentang hal ini.

r. Jangan diperbolehkan untuk mengotori lantai apron, bersihkan semua kotoran, oil,

minyak sesudah menyelesaikan suatu pekerjaan.

s. Tidak diperbolehkan untuk merokok di area Apron.

t. Senantiasa mempergunakan Operating Manual dalam melakukan pekerjaan.

u. Lakukan koordinasi dengan personil yang memiliki otorisasi apabila membutuhkan

penyelesaian pekerjaan yang tidak atau belum tercanturn dalam Operating Manual.

v. Jangan menganggap remeh/sepele setiap incident sekecil apapun resikonya. Segera

laporkan kepada Supervisor, Ramp Safety Officer atau personil lain yang memiliki otorisasi

untuk menindak lanjuti.

w. Mengoperasikan peralatan bergerak (mobile) hanya dapat dilakukan oleh operator yang

berwenang (ditunjukan dengan licence yang dimiliki).

x. Jika petugas mengalami keraguan bagaimana menyelesaikan tugasnya, jangan ragu

untuk bertanya kepada yang lebih mengetahui.

y. Tidak bermain-main / bercanda di area ramp karena dapat mengakibatkan kecelakaan.

z. Hanya petugas yang bersertifikat yang diizinkan untuk mengoperasikan peralatan.

Untuk mengoperasikan dan menangani peralatan guna mencapai fungsi optimum harus

melalui training terlebih dahulu.

Operator yang telah mengikuti training hendaknya ditest / uji oleh instruktur yang

berkualitas dan bersertifikat.

Recurent training hendaknya diberikan pada operator untuk periode waktu tertentu.

Operator hendaknya memiliki SIM A / BI / BII yang masilh berlaku.

Page 34: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

34

Setiap operator bertanggung jawab terhadap peralatan yang dioperasikannya.

PELAPORAN RAMP INCIDENT/ACCIDENT

1. TUJUAN

Memberikan panduan tata cara pelaporan atas terjadinya kecelakaan di area ramp / apron yang

mengakibatkan kerusakan pada pesawat atau cidera pada petugas maupun penumpang.

2. LINGKUP

Berlaku untuk semua personil yang bertugas di area ramp.

3. REFERENSI

Airport Handling Manual (IATA) 1998

4. TANGGUNG JAWAB :

a. Manager Operasi atau Aircraft Servicing bertanggung jawab atas pembuatan laporan

kecelakaan sesuai dengan kejadian sesungguhnya yang terjadi di wilayah bandara yang menjadi

tanggung jawabnya.

Page 35: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

35

b. General Manager bertanggung jawab atas sampainya laporan tersebut kepada Operator

pesawat yang bersangkutan dan ke unit yang bertanggung jawab menangani/menindak lanjuti

kejadian tersebut.

c. Setiap personil yang bertugas di lapangan harus mengenal form Pelaporan Ramp

Incident/Accident dan tata cara pergisiannya.

5. PROSEDUR :

a. Segera setelah terjadi incident/accident yang mengakibatkan kerusakkan walaupun minor,

Operator GSE tersebut melaporkan ke supervisor secara lisan atas kejadian incident/accident

tersebut.

b. Petugas keamanan (security) perusahaan yang sedang bertugas pada saat itu harus

mengamankan lokasi kejadian beserta dengan barang bukti atas accident/incident. Barang bukti

dipergunakan untuk investigasi atas kejadian tersebut.

c. Setelah mendapat laporan atas terjadinya incident/accident, Supervisor harus segera

mendatangi lokasi kejadian dengan membawa Form GROUND INCIDENT/ACCIDENT/ DAMAGE

REPORT untuk diisi sesuai dengan fakta atau kejadian yang tejadi pada saat itu.

d. Apabila pihak Authority bandara atau Carrier (A/C Operator) berkehendak melakukan

pemeriksaan terhadap operator GSE, Supervisor/Inspektor diharuskan untuk mendampingi

operator tersebut.

e. Form GROUND ACCIDENT/INCIDENT/DAMAGE REPORT yang sudah diisi lengkap diserahkan ke

General Manager untuk diteruskan ke Kantor Pusat, CARRIER (Operator Pesawat) dan Direktorat

Keselamatan Penerbangan untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya.

Page 36: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

36

FLOWCHART

PROSES / ALIRAN KEGIATAN

PROSEDUR /

STANDAR /

INSTRUKSI

CATATAN YANG

DIPEGANG

PERSONIL YANG

BERTANGGUNG

JAWAB

Page 37: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

37

Ground Incident/

Accident/Damag

e Report

Operator

Security Gapura

Supervisor

Page 38: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

38

Supervisor

General Manager

LOAD MASTER

1. TUJUAN

Memberikan panduan tentang aktivitas yang harus dilakukan oleh Loading Master dalam

menjalankan fungsinya sehingga terjalin koordinasi yang baik dan benar dengan pihak- pihak yang

terkait.

2. LINGKUP

Berlaku untuk seluruh personil yang bertugas menjalankan fungsi sebagai Loading Master.

3. REFERENSI :

3.1 Airport Handling Manual ( IATA) 1998

Page 39: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

39

3.2 Station Handling Manual

4. TANGGUNG JAWAB :

4.1 Manager Operasi, Kadin Apron terkait (sesuai dengan Struktur Organisasi Cabang)

bertanggung jawab atas pelaksanaan loading/unloading yang berada diwilayah bandara yang

menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

4.2 Setiap personil yang menjalankan fungsi sebagai Loading Master wajib dan bertanggung jawab

untuk menjalankan setiap aktivitas seperti yang tertulis di panduan ini agar terjamin

keselamatan penerbangan yang dilayaninya.

5. PROSEDUR :

Persiapan

5.1 Mengikuti briefing dan de-briefing yang diadakan setiap pertukaran shift kerja dan sebelum

melaksanakan tugas kegiatan kerja.

5.2 Memeriksa segala message yang masuk yang berkaitan dengan proses loading/unloading yang

sudah maupun akan dilakukan.

Pelaksanaan Loading (pemuatan) :

5.3 Memeriksa kelengkapan data yang ada di Load Plan / Loading Instruction terhadap data :

Nomor Penerbangan (Flight Number)

Registrasi pesawat

Tanggal

Rotation/Destination

Page 40: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

40

5.4 Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-

kendala operasional berkaitan dengan GSE.

5.5 Memastikan ketersediaan GSE dalam rangka loading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :

Pesawat Narrow Body

a. BTT (Baggage Towing Tractor)

b. BCT (Baggage Cart)

c. BCL (Baggage Conveyor Loader)

Pesawat Wide Body

a. MDL (Main Deck Loader) (utk mega top/cargo)

b. HLL (High Lift Loader)

c. BCL (Belt Conveyor Loader)

d. CTL ( Cargo Transporter Loader) (utk transfer load)

e. STT (Baggage Towing Tractor)

f. BCT (Baggage Cart)

g. CDL (Container Dollies)

5.6 Mencatat waktu mulai aktivitas Loading (pemuatan).

5.7 Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi dengan beban penuh (cargo/mail/baggage) berada

dibelakang "restraint line" parking pesawat selama menunggu kode dari Marshaller (pesawat

telah berhenti sempurna dan engine mail)

5.8 Menghitung dan mencatat jumiah AWB/SAWB (SMU) dari cargo/mail sesuai dengan flight

number, destination dan kategori resikonya (Risk Category).

5.9 Melakukan proses loading sesuai dengan loading instruction dan memastikan bahwa aircraft

compartment terisi sesuai dengan loading Instruction.

Page 41: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

41

5.10 Memastikan bahwa semua alat pengaman pada aircraft compartment (seperti net, stud fitting

dan lock) sudah terpasang pada tempatnya.

5.11 Melihat secara fisik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.

5.12 Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal / barang-barang

lainnya yang membutuhkan penanganan khusus telah ditangani dan ditempatkan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

5.13 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila diketemukan

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada barang.

5.14 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila terjadi Volume Minus

(space yang tidak mencukupi) sehingga terjadi kemungkinan perubahan Load Sheet.

5.15 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila dirasa menemui Load

Planning yang tidak ideal sehingga mempengaruhi Weight & Balance (out of Trim).

5.16 Melaporkan ke Load Control muatan aktual (actual load) yang dapat dimuat ke pesawat

terbang agar dapat dibuat final Load Sheet, sebagai berikut :

Total weight dan pieces dari cargo keseluruhan

Total weight dan pieces dari bagasi keseluruhan

Total weight dan pieces dari mail keseluruhan

5.17 Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistem pesawat yang terjadi selama

proses loading/unloading.

5.18 Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi pada pesawat baik yang penuh maupun kosong

untuk loading-unloading sbb :

Didepan wing tip pesawat harus paralel dengan bagian depan hidung pesawat

Dibelakang wing tip pesawat harus paralel dengan bagian belakang ekor pesawat

Pergerakan dan peralatan GSE dengan muatan penuh atau kosong dilarang keras/tidak

diijinkan melalui bagian bawah dari wing tip pesawat

Page 42: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

42

5.19 Menutup dan meyakinkan bahwa seluruh pintu cargo sudah terkunci dengan baik.

5.20 Loading Instruction disimpan dalam sistem file tertentu dan digabung/dijadikan satu dengan

Load Sheet untuk setiap penerbangan.

Pelaksanaan Un-loading (pembongkaran muatan) :

5.21 Memeriksa dan memastikan Daily Log Aircraft Schedule

5.22 Mengumpulkan, menyortir dan memeriksa data atau message yang masuk berkenaan dengan

persiapan Unloading yang akan dilakukan, seperti :

a. LDM

b. CPM

c. CLI

d. Surat masuk (incoming message)

e. Delivery Order Form

f. Informasi lainnya

5.23 Berkoordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala

operasional berkaitan dengan GSE.

5.24 Meryakinkan ketersediaan GSE dalam rangka Unloading yang akan dilaksanakan, sebagai

berikut :

Pesawat Narrow Body

a. BTT (Baggage Towing Tractor)

b. BCT (Baggage Cart)

c. BCL (Baggage Conveyor Loader)

Pesawat Wide Body

Page 43: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

43

a. MDL (Main Deck Loader) (utk mega top/cargo)

b. HLL (High Lift Loader)

c. BCL (Belt Conveyor Loader)

d. CTL ( Cargo Transporter Loader) (utk transfer load)

e. BTT (Baggage Towing Tractor)

f. BCT (Baggage Carl)

g, CDL (Container Dollies)

5.24 Melakukan persiapan Unloading dengan urutan mulai dari kompartemen belakang dan

kemudian beralih ke kompartemen depan.

5.25 Membuka pintu cargo untuk memastikan kondisi dari cargo, mail dan bagasi.

5.26 Melihat secara fitsik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/

pelindung.

5.27 Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal masih dalam kondisi

yang aman.

5.28 Melepaskan posisi kunci dari lock pallet/container sebelum diturunkan (off loading)

5.29 Menggunakan CTL (jika diperlukan) untuk transfer muatan dari HLL ke cargo tack/dollies atau

sebaliknya.

5.30 Memastikan bahwa pada saat proses transfer dollies berada pada posisi terkunci.

5.31 Melakukan Unloading sesuai dengan katagori/klasifikasi dan prioritas, misalnya bagasi kelas

utama, barang tidak tahan lama/perishable, binatang hidup, atau karena pertimbangan

keselamatan (safety),

5.32 Memberikan instruksi ke operator BTT yang membawa bagasi dan cargo untuk

mengirim/membawa ke make-up area atau gudang cargo.

5.33 Menggunakan Delivery Order dokumen untuk serah terima bagasi/cargo.

Page 44: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

44

5.34 Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistern pesawat yang terjadi selama

proses Unloading.

DEPARTURE CONTROL

Departure Control adalah Tempat pergerakan atau movement departure dan arrival pesawat garuda

dan maskapai penerbangan asing ( MPA ) di apron selama 24 jam khususnya di terminal E dan F.

Departure Control menggunakan system antara lain:

DCS => Departure controlled system yang terhubung langsung ke terminal

garuda.

GFIS => General flight information service / inform penerbangan dari system

komputerisasi jaringan ADEGA atau Garuda Flight Information System.

SITATEX => Fasilitas telex jaringan SITA.

FIS => Flight informasi system.

OPR => Perubahan – perubahan schedule airline sebagai acuan OM / RESV untuk

merubah schedule.

OM => Unit yang merevisi aircraft, rotation aircraft, schedule untuk di

Page 45: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

45

publikasikan ke DEP.CO lalu di arahkan ke ACS, Load Control

( config. pax dan aircraft ) AOC.

Departure Control bertujuan

Untuk menetapkan metode dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan yang

berhubungan dengan departure contol.

Work instruction adalah Penanganan irregularities yang berlaku untuk seluruh personil yang bertugas

menjalankan fungsi sebagai petugas departure control.

Sebagai referensi ialah

Standart ISO

Quality manual

Gapura SOP

AHM

DDG ( dispatch deficing guide )

Check list Handling Date ialah Untuk memonitoring aircraft yang departure, arrival, boarding, delay dan

selama proses berlangsung di apron.

Tugas Umum Departure Control :

1) Mengkoordinasikan dan menginformasikan kepada seluruh pihak unit yang terkait, yang proses

kegiatannya berhubungan dengan jadwal keberangkatan dan kedatangan aircraft.

2) Mempersiapkan dan menghubungi kepad seluruh pihak ketiga yang proses kerjanya

berhubungan dengan operational Airlines danjadwal keberangkatan dan kedatangan aircraft.

Page 46: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

46

3) Melakukan proses kegiatan operasional sesuai dengan peraturan – peraturan yang tercantum

dalam :

C.A.S.R Rule

I.C.A.O Regulation

I.A.T.A Regulation

Company Manual

Airlines Manual

Airport Local Regulation

Service Delivery Standard

4) Mempersipkan bantuan – bantuan yang sesuai dengan kebutuhan Airlines Crew ( Cockpit dan

Cabin ) dan pihak ketiga, yang berkaitan dengan proses kerja operasional Airlines.

5) Mengadakan hubungan kerjasama dan koordinasi dengan pihak Airlines yang proses kegiatan

sehari – harinya agar menghindari penyimpangan – penyimpangan yang dapat terjadi sehingga

customer satifaction dapat tercapai dan terpenuhi.

6) Mengadakan pertemuan secara berkala antara Airlines dan Gapura mengenai proses kegitan

operasional.

Dasar – dasar pembuatan GFIS :

1) Daily Log = Jajaran mekanik / tehnical Garuda

Page 47: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

47

2) Crew Cat = Berisi tentang schedule ( flight berdasarkan reservasi dan

diharapkan sama dengan daily log dan GFIS )

3) OM = Aircraft control ( menunggu telex dari OM apakah di rubah atau

tidak schedulenya )

Dasar – dasar pergantian Aircraft ;

Aircraft rusak

Aircraft tehnical

Aircraft late arrival

Crew rotation / crew / aircraft

Booking position

High demand / permintaan passenger dan cargo

Alur proses Departure Control ;

1. monitoring jadwal pada GFIS ;

aircraft registrasi

flight number

departure time

arrival time

aircraft rotation

Page 48: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

48

2. pencatatan kegiatan pelayanan selama di aircraft

3. menentukan delay code

4. confirmasi delay code ( jika tidak ada maka kembali lagi ke posisi no 2 )

5. pengiriman flight movement

KEGIATAN :

I. Persiapan

1. Mengikuti Briefing

2. Mengikuti Particular

3. Menyiapkan Form Checklist

4. Depoarture Handling Checklist

5. Menyiapkan Daily Log Dan Crew Schedule List

II. Pelaksanaan

A. Pembuatan Schedule Pada GFIS

1. melakukan perubahan / editing schedule winter – summer – winter.

2. Mendistribusikan daily log ke unit terkait

3. Melakukan pencetakan GFIS yang telah dilaksanakan sebagai file

4. Melakukan create tanggal up date GFIS

5. Memasukan registrasi pesawat sesuai dengan daily log dan telex airline, crew schedule

card, reservasi dan daily log

Page 49: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

49

6. Setelah pembuatan GFIS melakukan pencetakan schedule sebagai file

B. Apron aktifitas monitoring

1. Monitor kegiatan apron

2. Berkoordinasi dengan unit terkait untuk menciptakan OTP sesuai dengan time frame

dengan penaganan pesawat

3. Melakukan pencatatan secara konsisiten Departure handling checklist

4. Memberikan delay code jika terjadi irregularity pada suatu penerbangan dengan

persetujuan airline dan mencatat kronologis irregularity secara lengkap pada departure

handling checklist

5. Menginformasikan ke unit terkait jika ada special handling pada suatu penerbangan

6. Memasukan data ATD dan delay code pada GFIS mode.

C. Aircraft rotation monitoring

1. Memonitor rotasi dari pesawat pada daily log

2. Melakukan perubahan pada daily log secara sistematis jika terjadi perubahan rotasi

pesawat

3. Menginformasikan ke airport Authority ( AOC ) jika terjadi perubahan rotasi pesawat

4. Bekerjasama dengan AOC dalam pengaturan Gate dan Stand By dari pesawat secara

optimal

5. Memasukan data stang by, boarding Gate pada GFIS mode secara konsisten untuk setiap

penerbangan

Page 50: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

50

6. Memasukan data ATA pada GFIS

7. Berkomunikasi dan memberikan informasi kepada aircrew dengan baik

D. Telex in / out Monitoring

1. Memonitor telex masuk dan memasukan data tersebut pada GFIS secara konsisten

2. Melakuakn pengisian Departure MVT sesuai dengan Departure handling Checklist dan

mengirim MVT tersebut.

3. Mengirim Arrival MVT

4. Memberikan ETD pada suatu penerbangan jika keterlambatan rotasi dari pesawat setelah

berkoordinasi dengan airline staff

5. Melakukan filling dari telex dengan baik

III. Penyelesaiyan

1. Membuat Daily Irregularity Report

2. Membuat Irregularity Repaort jika terjadi Irregularity pada suatu penerbangan

I. Pengertian, Ruang Lingkup Dan Tujuan Ground Handling

Page 51: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

51

Airbus Beluga A-300-330ST

1.1. Pengertian Ground Handling

“Ground Handling” berasal dari kata “Ground” dan “Handling”. Ground artinya darat atau di

darat, yang dalam hal ini di Bandara (Airport). Handling berasal dari kata Hand atau Handle

yang artinya tangan atau tangani. To Handle berarti Menangani, Melakukan suatu

pekerrjaan tertentu dengan dengan penuh kesadaran. Handling berarti Penanganan atau

pelayanan (Service ot To Service, sehingga pada banyak kesempatan, kita sering

menjumpai pemakaian kata “Ground Service”. Dan dalam banyak kasus. Kita juga sering

menemukan kata “Ground Operation”, Baik “Ground Handling”, “Ground Service”, “Ground

Operation” maupun “Airport Service”, pada dasarnya mengandung maksud dan pengertian

yang sama, yaitu merujuk kepada “Suatu aktifitas perusahaan penerbangan yang berkaitan

dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo,

pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri

selama berada di Bandara, untuk keberangkatan (Departure) maupun untuk kedatangan

atau ketibaan (Arrival)”. Secara sederhana “Ground Handling” atau “Tata Operasi Darat”

adalah pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan pesawat di Apron, penanganan

penumpang dan bagasinya di terminal dan kargo serta pos di cargo area.

1.2. Ruang Lingkup Ground Handling

Ruang lingkup atau batasan pekerjaan “Ground Handling”, yaitu pada fase atau tahap :

1. Pre-Flight

Kegiatan penanganan terhadap penumpang berikut bagasinya dan kargo serta pos dan

pesawat sebelum keberangkatan (di Bandara asal/Origin Station)

2. Post Flight

Kegiatan penanganan terhadap penumpang beserta bagasinya dan kargo serta pos dan

pesawat setelah penerbangan (di Bandara tujuan/Destination)

Atau dengan kata lain penanganan penumpang dan pesawat selam berada di Bandara.

Secara teknis operasional, aktifitas “Ground Handling” dimulai pada saat pesawat “ taxi”

(Parking Stand), mesin pesawat sudah dimatikan, roda pesawat sudah diganjal (Block On)

dan pintu pesawat sudah dibuka (Open The Door) dan para penumpang sudah

dipersilahkanuntuk turun atau keluar dari pesawat, maka pada saat itu para staff udara

Page 52: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

52

sudah memiliki kewenangan untuk mengambil alih pekerjaan dari “Pilot In Command (PIC)”

beserta cabin crew-nya. Dengan demikian, fase ini kita namakan “Arrival Handling”. Dan

sebaliknya, kegiatan atau pekerjaan orang-orang darat berakhir ketika pesawat siap-siap

untuk lepas landas, yaitu pada saat pintu pesawat ditutp, mesin dihidupkan dan ganjal roda

pesawat sudah dilepas (Block Off). Tanggung jawab pada fase ini (In-Flight) berada di

tangan “Piloy In Command” beserta para awak kabinnya. Fase ini dikenal dengan istilah

“Departure Handling”

Obyek yang ditangani oleh Ground Staff pada intinya, meliputi : penumpang (Pax), barang

bawaan penumpang (Baggage), barang kiriman (Cargo), benda-benda pos (Mail), ramp dan

aircraft. Sebagai sebuah proses penangana, maka muncul istilah : Passenger Handling,

Baggage Handling, Cargo and Mail Handling dan Ramp Handling. Dimana baik ruang lingkup

maupun obyek kegiatan tersebut harus mengacu kepada aturan yang telah ditetapkan oleh

“IATA Airport Handlng Manual, 810 Annex A”, yang telah menetapkan sebanyak 14 section

pelayanan standar atau 14 kegiatan.

1.3. Tujuan Ground Handling

Ground Handling mempunyai tujuan atau target-target/sasaran-sasaran yang ingin dicapai,

yakni :

1. Flight Safety

2. On Time Performance

3. Customer Satisfaction

APRON AREA

LOAD CONTROL

I. DEFINISI :

Adalah unit yang menerima data- data pesawat dan muatan dari beberapa bagian yang terkait

yang kemudian harus dihitung untuk mendapatkan keseimbangan pesawat (weight and balance) yang

optimum mengacu pada dua aspek yaitu safety dan economical operation.

Page 53: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

53

II. TUJUAN :

Memberikan panduan tentang aktivitas Load Control dalam menjalankan fungsinya sehingga

diperoleh pelayanan yang aman dan benar sesuai ketentuan yang berlaku dan terjalin koordinasi yang

baik dan efektif dengan pihak-pihak yang terkait, seperti :

Mengusahakan maksimum payload pada suatu penerbangan

Menyusun muatan sesuai dengan urutan dan urutan destination load tersebut (Load

Instruction)

Memperhatikan factor Ramp Safety dan on time performance

III. TUGAS DARI LOAD CONTROL :

Mempersiapkan registrasi aircraft, crew, pantry, basic weight dan basic index

Membuat ideal trim di system atau manual

Menerima data CPM dan LDM

Membuat loading instruction untuk unloading

menerima data actual cargo dari warehouse

membuat loading instruction untuk loading

menerima fuel dari ramp handling

menerima closing penumpang dari check-in 30 menit sebelum keberangkatan

IV. RUANG LINGKUP :

Berlaku untuk seluruh personil yang bertugas menjalankan fungsi sebagai Load Control dan

fungsi lain yang terkait langsung dengan Load Control

Page 54: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

54

V. REFERENSI :

1) Airport Handling Manual ( IATA ) 1998

2) Airline Procedure

VI. TANGGUNG JAWAB :

Manager Operasi, Kadin Apron terkait (sesuai dengan struktur organisasi

cabang) bertanggung jawab atas pelaksanaan proses load control yang berada

diwilayah bandara yang menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai

dengan aturan yang berlaku

Setiap personil yang menjalankan fungsi sebagai Load Control atau fungsi lain

yang terkait langsung dengan Load Control, wajib dan bertanggung jawab

menjalankan setiap aktivitas dalam panduan ini.

VII. PROSEDUR :

Pelaksanaan Load Control mengacu kepada SOP dari Airline, baik proses yang

dilaksanakan secara sistem (misal DCS untuk GA) maupun proses yang dilaksanakan

secara manual.

Prosedur yang ada memiliki tujuan agar :

Weight & Balance pesawat dilaksanakan secara benar dan hasilnya berada

dalam batasan (safety area) yang diijinkan.

Pembebanan pada pesawat mengacu kepada aturan dari carrier.

Informasi yang tercantum dalam Loadsheet sesuai dengan actual load di

pesawat.

Page 55: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

55

Untuk memenuhi tujuan diatas, prosedur mengacu kepada adanya sistem yang

dinamakan Load Control, yang didasarkan atas tiga fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi 1 : Load Planning, Weight & Balance Precalculation &

Completion Loading Instruction :

i. Load Planning, meliputi :

1. Merekap semua data yang terkait dengan “load”

2. Merencanakan uplift/discharge dari “load”, yang mengacu kepada

kapasitas pesawat yang dilayani

3. Merencanakan penanganan “special loads” yang mengacu kepada

adanya restrictions, maksimum quantities, persyaratan pemisahan

tempat, dll.

ii. Weight and Balance Precalculation, meliputi :

1. Perencanaan total load untuk pesawat harus dijamin tidak melebihi

nilai maksimum yang diijinkan

2. Membuat precalculation dari weight and balance dari pesawat dan

hal ini merupakan mandatory pada pengerjaan loadsheet manual

3. Precalculation untuk sistem Departure Control System (DCS),

dibuat pada saat weight and balance pesawat diperkirakan akan

ditutup terkait dengan limit operational.

iii. Completion Loading Instruction, meliputi :

1. Menentukan distribusi,

Page 56: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

56

2. Mencetak Loading Instruction,

3. Menandatangani Loading Instruction,

4. Melaksanakan briefing kepada petugas Load Master untuk

pemuatan di pesawat.

b. Fungsi 2 : Supervisi pemuatan ke pesawat yang mengacu kepada

Loading Instruction Report (LIR), meliputi pekerjaan sebagai berikut :

i. Pastikan ULD dalam kondisi serviceable,

menggunakan tag yang benar dan isi dalam kondisi terawasi / aman

ii. Pastikan lashing/spreading dalam pemakaian

yang benar

iii. Periksa kondisi packaging dari dangerous

goods yang akan ditempatkan di bulk

iv. Pastikan Dangerous Goods dan special loads

lainnya disimpan dengan benar

v. Selama proses penyelesaian, setiap

perubahan harus dikonfirmasikan kepada petugas load control

c. Fungsi 3 : Completing & Checking Loadsheet terhadap LIR atau

dokumen lainnya, Petugas Load Control menandatangani, mencantumkan

nama dan unit serta memastikan hal-hal sebagai berikut :

i. Pastikan dengan benar : DOW dan index yang

digunakan untuk Aircraft type, version, jumlah crew dan pantry

Page 57: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

57

ii. Pastikan dengan benar : jumlah take-off dan

trip fuel dengan data pengisian (fuel order)

iii. Pastikan dengan benar : pengisian data transit

load dari loadsheet

iv. Periksa final loadsheet terhadap data

passenger terakhir dan terhadap data loading terakhir (loading

instruction/report)

v. Pastikan posisi aktual loading dari dangerous

goods dan special loads lainnya tercantum pada NOTOC

vi. Pastikan bahwa total traffic load tidak melebihi

dari jumlah yang diijinkan

vii. Pastikan perhitungan telah dilakukan dengan

benar masuk dalam batasan yang diijinkan : perhitungan balance dan

kondisi loading di pesawat, termasuk kondisi LMC (jika ada)

Load Control process flow terlampir

VIII. Pembuatan Load Message

Up-dating ULD Nbr, Cargo, baggage, Aktual fuel sesuai kondisi aktual terakhir,

selanjutnya mengirim LDM/CPM/CLI

IX. Pembuatan Laporan

Membuat daily journal report, filing laporan.

Page 58: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

58

RAMP DISPACHTER

1. TUJUAN

Agar segala aktifitas yang dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan selama pesawat di

darat dapat berlangsung dengan aman, tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan atau peraturan

yang berlaku.

2. LINGKUP

Berlaku bagi setiap petugas Ramp (Ramp Dispatcher) sebagai panduan dalam melaksanakan

aktifitas keseharian.

3. REFERENSI :

o Airport Handling Manual ( IATA) 1998

o Station Handling Manual

4. TANGGUNG JAWAB :

Manager Operasi, Kadin Apron terkait (sesuai dengan Struktur Organisasi Cabang)

bertanggung jawab agar setiap aktifitas pesawat di darat baik untuk keberangkatan maupun

kedatangan dapat berlangsung sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.

Page 59: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

59

Setiap petugas Ramp Dispatcher bertanggung jawab untuk mengawasi dan

mengkoordinasikan segala aktifitas ramp berkaitan dengan keberangkatan ataupun

kedatangan pesawat.

5. PROSEDUR :

o Memeriksa persiapan semua perlengkapan kerja dan data-data sebagai berikut :

Radio komunikasi (HT dalam kondisi berfungsi dengan baik atau tidak)

Transportasi ramp (harus dalam kondisi berfungsi dengan baik)

Ramp check list

No penerbangan

Registrasi pesawat

Posisi parkir peswat

Type pesawat

Jumlah fuel

Jumlah penerbangan dan PBS (VIP, CIP, STRC Case dan kursi roda)

Pemesanan catering

Cargo (kondisi dan atau pelaksanaan pengepakannya)

Crew (jumlah crew aktif untuk masing-masing tipe pesawat)

o Mengikuti briefing sebelum menjalankan aktifitas Ramp Handling.

o Memeriksa dan mengkoordinasikan terhadap semua telex yang masuk yang

berkaitan dengan operasi penerbangan yang akan ditangani.

o Berkoordinasi dengan Departure Control mengenai estimasi waktu kedatangan

maupun waktu keberangkatan pesawat.

Page 60: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

60

o Memastikan informasi jumlah awak pesawat yang aktif maupun tambahan.

o Berkoordinasi dengan unit-unit terkait untuk memastikan kesiapan proses handling

yang akan dilakukan.

o Berkoordinasi dengan :

Awak Kokpit / Kabin

Petugas Boarding Gate untuk meyakinkan bahwa semua penumpang telah siap dipintu

keberangkatan (boarding gate)

Petugas penanganan kargo

Petugas teknik di darat

Operator GSE

Petugas Catering

Load Master

Load Control

Petugas Cabin Cleaning (cleaning service)

Petugas Loading Unloading

Untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan permintaan dan prosedur

yang ada.

o Menginformasikan ke unit-unit terkait sesegera mungkin apabila terjadi sesuatu

diluar kebiasaan (irregularities)

o Berkoordinasi dengan Cockpit / Cabin crew berkaitan dengan waktu mulainya

pelaksanaan boarding

o Mengkoordinasikan dengan petugas teknik/perawatan pesawat berkenaan

dengan kondisi pesawat dan menginformasikan segera ke unit-unit terkait

apabila terjadi perubahan waktu atau delay karena alasan teknik

Page 61: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

61

o Senantiasa berhubungan dengan petugas teknik untuk mengetahui secara persis

lama waktu perryelesaian yang dibutuhkan untuk perbaikan pesawat dan segera

menginformasikan kepada seluruh unit terkait agar dapat melakukan persiapan-

persiapan yang dibutuhkan

o Memastikan jumlah bahan bakar (fuel) yang diisikan ke pesawat dan

menandatangani kolom isian pada form "Fuel Order" setelah proses refueling

selesai

o Memastikan bahwa proses refuelling berlangsung dan selesai pada rentang

waktu yang ditentukan

o Memeriksa dan memonitor aktivitas yang ada di sisi pesawat dan mempastikan

bahwa proses bongkar muat selesai dalam rentang waktu yang ditentukan

o Menginformasikan ke unit terkait perihal berat aktual dari bagasi, pos, kargo,

ataupun muatan khusus lainnya (penumpang transit dll.)

o Memeriksa dan memonitor jumlah aktual meal yang masuk (Catering Uplift)

o Memastikan bahwa jumlah meal yang masuk sesuai dengan jumlah total

penumpang

o Memonitor proses pelaksanaan Cabin Interior Cleaning mulai dari waktu

pelaksanaan sampai dengan kesiapan Cabin untuk proses boarding penumpang

o Memeriksa kelengkapan Flight Document serta memastikan bahwa semua

dokumen telah lengkap dan berada di pesawat paling lambat ETD-10 berupa :

Passenger Manifest

Cargo Manifest

General Declaration

Load sheet

Berkoordinasi dengan petugas boarding gate untuk memutuskan kesiapan

pelaksanaan boarding

Page 62: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

62

Berkoordinasi dengan Check-in Counter dan load control untuk memutuskan

kemungkinan penambahan penumpang (stand by passenger / late check-in)

Memonitor proses transportasi penumpang apabila pesawat diparkir di

Remote Area

Memonitor secara lengkap dan komprehensif segala aktivitas yang dilakukan

pada saat handling pesawat dan mengisikan data akuratnya ke form "Ramp

Handling Check List" dengan lengkap dan benar

Memastikan bahwa ETD-10 tidak ada aktivitas disisi pesawat

Memastikan bahwa Door Close dilaksanakan pada ETD-5 menit

Berkoordinasi dengan Departure Control untuk menentukan Delay Code (kode

keterlambatan) berdasarkan kondisi aktual dilapangan

Berkoordinasi dengan unit terkait untuk mengakomodasi permintaan

tambahan peralatan (misal : GPU, GTC, AC Car, tangga maintenance dll).

RAMP SAFETY

1. TUJUAN

a. Memberikan panduan tentang aspek-aspek keselamatan selama pelaksanaan kegiatan

handling di area ramp (apron).

b. Mencegah terjadinya kecelakaan di area ramp.

c. Mengurangi tingkat kecelakaan penumpang, petugas atau kerusakan pada pesawat, GSE dan

fasilitas lain di area ramp.

Page 63: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

63

d. Meningkatkan mutu pelayanan dari GSE sehingga dicapai tingkat pelayanan yang baik kepada

penumpang atau pesawat secara aman dan efisien.

e. Meningkatkan OTP dalam pelayanan pesawat.

2. LINGKUP

Berlaku bagi setiap petugas yang melakukan pekerjaan penanganan pesawat atau penumpang di

area ramp.

3. REFERENSI

a. Airport Handling Manual

b. Station Manual PT Garuda Indonesia 2000

c. IATA Ramp safety hand book

d. Pedoman Umum pengelolaan Ground Support Equipment, 2004

4. TANGGUNG JAWAB

a. General Manager bertanggung jawab terhadap keselamatan selama pelaksanaan handling

pesawat dan pemberian informasi-informasi yang berkaitan dengan keselamatan di ramp

kepada bawahannya.

Page 64: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

64

b. Manager/Supervisor bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan operasional di lapangan

agar sesuai dengan Sistim dan Prosedur Operasi dan aturan keselamatan penerbangan yang

berlaku.

c. Seluruh petugas yang bertugas di area ramp bertanggung jawab langsung terhadap

keselamatan selama proses handling pesawat.

5. PROSEDUR

5.1 Parkir dan Pergerakan Pesawat

Parkir dan pergerakan pesawat meliputi:

5.1.1 Engine starting

5.1.2 Komunikasi / isyarat tangan (hand signal)

5.1.3 Perlindungan terhadap semburan jet dan kebisingan (noise)

5.1.1 Engine Starting

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine starting:

a. Selama engine starting / running pada area ramp, diperlukan kewaspadaan dari

semua pihak yang ada di ramp untuk menjamin keselamatan pada penumpang

dan barang, petugas dan peralatan yang ada di sekitar pesawat.

b. Selama urutan proses engine starting harus diawasi oleh orang yang memiliki

otorisasi (dinyatakan oleh sertifikat / lisence yang dikeluarkan oleh instansi

berwenang).

c. Disamping bertugas mengawasi proses engine starting, juga berkoordinasi

dengan petugas di area ramp lainnya untuk memastilkan bahwa area bahaya dari

engine baik itu isapan (engine intake) ataupun area semburan (exhaust) terbebas

dari orang ataupun benda.

Page 65: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

65

d. Orang yang bertugas mengontrol starting engine harus memastilkan bahwa

sebelum proses engine starting dimulai seluruh pintu akses dan pintu panel di

pesawat telah tertutup dan terkunci.

e. Dalam proses starting engine flight crew hendaknya mengadakan komunikasi

dengan petugas ground untuk memastikan bahwa proses starting berjalan lancar.

Alat komunikasi umumnya digunakan head set atau hand signaling.

f. Petugas di Ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan yang

memungkinkan terjadinya salah interpretasi komunikasi dengan flight crew dalam

mengendalikan proses starting ataupun pergerakan pesawat (A/C movement).

g. Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses engine starting harus

memiliki pengetahuan tentang semua prosedur dan regulasi yang berhubungan

dengan proses engine starting tersebut.

h. Semua pin pada gear, tutup pitot, wheel chock, static ground wire dan ground

power harus sudah dilepas sebelum pesawat berangkat.

i. Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada pemadam api di

dekat area pesawat, selama proses engine starting.

5.1.2 Pemanduan pergerakan pesawat (Marshalling)

Pesawat karena ukuran dan beratnya merupakan benda yang sangat sulit untuk

berhenti dan bergerak / berjalan secara tiba-tiba atau juga melakukan pergerakan di

area yang sempit.

Salah satu prosedur keselamatan yang sangat penting dalam proses parkir dan

pergerakan pesawat di ramp adalah komunikasi. Komunikasi yang dimaksud di sini

adalah komunikasi dengan menggunakan isyarat tangan atau lebih dikenal dengan

Prosedur Hand Signaling (Marshalling).

Page 66: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

66

Selanjutnya mengacu pada surat keputusan nomor : SKEP / 81 / X / 1998 tentang

Pedoman Umum Pengelolaan Ground Support Equipment, Bahwa setiap petugas /

personil yang memandu parkir pesawat harus sudah terlatih dan memiliki sertifikat,

yang dikeluarkan oleh Direktorat Keselamatan Penerbangan Dirjen Perhubungan

Udara Departemen Perhubungan.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemandu pergerakan / parkir dari

pesawat udara:

a. Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus betul teramati

oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.

b. Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah baku.

c. Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak komunikasi

visual sampai pesawat benar-benar berhenti.

d. Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu

bersamaan ada pergerakan lain selain pesawat yang memerlukan panduan seperti

cargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi prioritas sampai pesawat

selesai dipandu dan benar-benar berhenti.

e. Tanda isyarat tangan baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014 tentang Tanda

Insyarat Tangan.

5.1.3 Perlindungan terhadap semburan jet dan kebisingan (noise)

Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas harus

menggunakan penutup telinga. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi telinga dari

kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada pendengaran baik

sementara ataupun permanen (tuli).

Page 67: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

67

Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah disahkan oleh Departemen

Kesehatan. Penutup telinga tipe headset dan microphone harus secara berkala

disterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat. Dilarang menggunakan

bola lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal lain yang harus diwaspadai dan

dihindari adalah jet blast (semburan jet engine) yang memiliki tekanan dan

temperatur yang tinggi.

Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di area Ramp:

a. Pada saat pesawat datang, semua petugas dan GSE harus diam di tempat

sampai pesawat yang dipandu untuk parkir, telah benar-benar berhenti.

b. Pada saat keberangkatan pesawat, area engine intake dan exhaust harus bersih

dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.

c. Petugas tidak berada di sisi engine.

d. Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena kemungkinan

temperaturnya sangat panas.

e. Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekat engine yang sedang running.

5.2 A/C Loading & Unloading

A/C Loading& Unloading meliputi:

5.2.1 Passenger Loading

5.2.2 Cargo Handling

5.2.1 Passenger Loading

Keselamatan penumpang (passenger) pada area ramp merupakan hal yang harus

diutamakan. Kemudian, hal-hal yang mungkin terjadi pada penumpang di area ramp

Page 68: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

68

ketika pesawat parkir di remote area (tidak menggunakan Aviobridge), misalnya : jatuh,

tergelincir, tertabrak oleh peralatan yang bergerak di area ramp. Prosedur berikut

membantu untuk dapat memberikan tingkat keselamatan pada penumpang baik selama

boarding maupun pada saat turun (disembark):

a. Tangga penumpang atau PBS (Passengger Boarding Stair) ditempatkan dengan

benar, sehingga tidak ada celah (gap) antara tangga dengan pesawat.

b. Setelah diposisikan dengan benar, PBS (Passengger Boarding Stair) di kunci agar

tidak bergerak.

c. Kapasitas beban maksimum tangga hendaknya tidak dilampaui, beban yang

diterima tangga harus diperhitungkan.

d. Hal-hal yang menghambat gerakan penumpang dan pesawat ke gerbang dan

sebaliknya, seperti: pipa-pipa, kabel-kabel ground power, oil, grease atau genangan

air, hendaknya dihindarkan atau dibersihkan.

e. Harus diamati apakah ada gerakan pesawat lain yang akan bergerak melintas,

sebelum menurunkan atau menaikan penumpang.

f. Penumpang tidak diizinkan berada di area ramp, mengingat bahaya semburan jet

(jet blast) atau propeler wash.

g. Aktivitas penumpang di area ramp ada dibawah pengawasan petugas.

h. Penumpang tidak diperkenankan berada di area ramp / air side demi alasan

keamanan dan keselamatan.

i. Penumpang atau pun petugas tidak diperkenankan merokok di area ramp.

5.2.2 Cargo Handling

Setiap petugas yang menangani kargo memiliki kemungkinan cidera atau luka, lebih

tinggi dibanding pegawai lainnya. Karena itu penanganan kargo harus betul-betul di

laksanakan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Di samping itu, orang yang

Page 69: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

69

bertugas dibagian kargo hendaknya telah melalui suatu pelatihan tentang penanganan

kargo yang memadai. Berikut prosedur yang harus diperhatikan dalam penanganan

kargo:

a. Jangan menumpuk kargo terlalu tinggi, hindari ketidakstabilan tumpukan kargo.

b. Hendaknya semua kargo disusun / tata dengan benar (di dalam pesawat atau di

atas gerobak / cart) untuk mencegah tumpukan kargo tidak tumbang.

c. Gunakan kain terpal, lading pengikat kargo, atau penutup sisi samping gerobak

untuk mencegah kargo jatuh ke jalan (selama baggage cart bergerak).

d. Pengoperasian semua unit mekanikal seperti: Cargoveyor atau BCL (Baggage

Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader), forklift, harus sesuai dengan perintah

yang telah ditetapkan. Jangan mengoperasikan peralatan tersebut di atas melebihi

kapasitas beban yang diizinkan. Jika ragu tentang beban yang akan di handle

tanyakan pada supervisor yang bertugas pada saat itu.

e. Jangan sekali-kali mengangkat, mendorong atau menarik kargo lebih dari

kemampuan fisik. Jika beban besar dan atau berat mintalah bantuan untuk

mengangkatnya.

f. Hindari menggunakan perhiasan (contoh: cincin atau gelang), karena

kemungkinan akan menyebabkan tersangkut di kaitan (hook), pada paku, pada

gesper dan lain-lain, yang akan berakibat cidera pada jari tangan atau siku.

g. Pada penanganan kargo di ruang yang sempit hendaknya kargo didorong dari

pada di angkat. Karena mengangkat memungkinkan terjadinya cidera pada jari atau

tangan.

5.3 A/C Servicing (Pelayanan Pesawat)

Operasi pelayanan pesawat terdiri dari fueling, water service, lavatory service dan deicing,

namun karena di Indonesia beriklim tropis maka tidak pernah ada operasi deicing untuk

pesawat. Dari ketiga operasi pelayanan pesawat yang paling berisiko adalah fueling, yaitu

Page 70: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

70

berpotensi terjadi kebakaran. Jadi secara umum operasi pelayanan pesawat (A/C servicing)

meliputi:

5.3.1 A/C refueling

5.3.2 Water Service

5.3.3 Lavatory Service

5.3.1 A/C refueling

Pelaksanaan refueling di bandara seluruh Indonesia dilaksanakan oleh PERTAMINA,

sedangkan PT Gapura sebagai groundhandling bertindak sebagai supervisor. Namun ada

hal-hal yang perlu diwaspadai oleh semua pihak dalam proses refueling, terutama hal-

hal yang berpotensi menimbulkan kebakaran.

Sumber-sumber pengapian:

a. Listrik statis

Muatan listrik statis dapat terkumpul pada pesawat selama terbang atau di darat.

Hujan, kristal es dan tiupan debu dapat memperbesar muatan listrik statis. Muatan

statis dapat juga terkumpul melalui induksi dari atmosfir yang bermuatan listrik.

Listrik statis mengalir melalui lintasan termudah, jika tidak ada lintasan termudah

yang dapat dilalui muatan listik, sedangkan pada saat yang sama jika muatan listrik

semakin besar maka muatan akan mencari lintasan yang terpendek untuk mengalir

hingga terjadi loncatan bunga api listrik. Pertemuan loncatan bunga api listrik ini

dengan bahan bakar mampu menimbulkan bahaya kebakaran.

b. Rokok

Korek api dan pemantik api lainya yang biasa digunakan untuk merokok dilarang

dibawa oleh petugas yang menangani pengisian bahan bakar (fueling). Aturan

dilarang merokok bagi petugas di ramp hendaknya ditekankan untuk dilaksanakan,

karena uap bahan bakar berpotensi menimbulkan kebakaran.

Page 71: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

71

c. Loncatan bunga api (spark)

Hal-hal berikut direkomendasikan untuk tidak dilakukan selama proses refueling

berlangsung, karena memungkinkan timbulnya loncatan bunga api. Hal-hal tersebut

adalah:

a. Pemasangan dan pelepasan battery pesawat.

b. Pemasangan charger battery.

c. GPU hendaknya ditempatkan jauh dari titik pengisian bahan bakar, juga

menyambungkan dan melepaskan saat proses refueling.

d. Pengoperasian switch listik di pesawat yang mengontrol bagian sayap dan

tangki.

e. Mengaktifkan radio dan RADAR.

f. Melaksanakan fueling dalam jarak 30 meter dari RADAR pasawat yang sedang

akfif atau 90 meter dari instalasi RADAR yang-sedang aktif.

d. Pesawat bermesin turbin yang sedang running

Proses fueling dilarang dilaksanakan dalam jarak 45 m (150 ft) dari aliran udara yang

keluar dari ekor turbojet engine yang sedang beroperasi atau pada 22.5 m (75 ft)

dari aliran udara turboprop engine.

5.3.2 Water Service

Page 72: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

72

Water Service untuk pesawat dan perlengkapannya hendaknya memenuhi persyaratan

sanitasi dan higienis yang disetujui oleh Departemen Kesehatan. Selanjutnya, dalam

proses pelayanan air ke pesawat dijaga agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Air tidak tumpah atau bocor.

b. Perangkat untuk mencapai potable water service panel seperti tangga atau

lainnya agar dijaga tetap kering, sehingga yang menaiki tangga tidak jatuh atau

tergelincir.

c. Operator water service tidak mengoperasikan lavatory service dalam waktu yang

bersamaan.

d. Hendaknya operator dapat berpakaian rapi dan bersih, demikian juga kebersihan

kendaraanya dapat tetap dijaga, hal ini untuk menampilkan citra bahwa operator

tersebut memahami tentang pentingnya kebersihan.

e. Kendaraan water service tidak diparkir berdampingan dengan kendaraan lavatory

service.

5.3.3 Lavatory service

Untuk lavatory service relatif sama dengan water service yaitu buangan limbahnya harus

memenuhi standar yang telah ditentukan. Namun demikian ada hal-hal yang harus

diperhatikan oleh operator lavatory service, yaitu:

a. Untuk pesawat tertentu, intake fan (kipas hisap) diminta untuk tidak dioperasikan

selama proses lavatory service, untuk mencegah bau kurang sedap dari lavatory.

b. Regulasi untuk pembuangan limbah hendaknya memenuhi aturan yang telah

ditetapkan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran penyakit.

c. Operator lavatory service hendaknya tidak mengoperasikan water service dalam

waktu yang bersamaan.

Page 73: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

73

d. Operator hendaknya berpakaian rapi dan bersih, demikian juga kendaraannya, hal

ini untuk menampilkan citra bahwa yang bersangkutan tersebut memahami tentang

pentingnya kebersihan.

e. Kendaraan lavatory service diharapkan tidak diparkir berdampingan dengan

kendaraan water service.

f. Tindakan untuk mencegah terjadinya kebocoran/leakage setelah pengisian/

flushing lavatory:

Setelah drain valve ditutup dengan cara memutar drain valve berlawanan arah

jarum jam, pasangkan “donut plug” jika ada.

Apabila donut plug tidak ada, maka harus segera melaporkan ke petugas teknik/

engineer pesawat udara yang bertugas pada saat itu.

Apabila donut plug sudah terpasang, maka toilet service panel harus ditutup

dengan semestinya sesuai ketentuan (properly).

5.4 Parkir dan Pengoperasian GSE

GSE yang terdiri dari motorized dan non-motorized hendaknya diparkir di tempat yang telah

ditetapkan dengan parking brake pada posisi akfif dan posisi gigi pada netral atau parkir.

Selanjutnya dalam pengoperasian GSE harus perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Diharuskan ekstra hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan

kerusakan pada pesawat sewaktu berada di darat.

b. Pada kondisi siaga untuk melayani kedatangan pesawat, semua peralatan yang

beroperasi di area ramp harus diletakkan / diposisikan dibelakang garis batas (restraint

line) dalam kondisi parking brake terpasang.

c. Mobil tangga untuk penumpang (passenger step) harus berada dalam keadaan "fully

retracted" sebelum pesawat datang.

Page 74: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

74

d. Semua peralatan termasuk passenger step tidak diperkenankan bergerak maju ke

pesawat sampai pesawat berada dalam keadaan berhenti sempurna, parking brake

terpasang dan lampu anti collision padam.

e. Pada setiap wing tip dan depan engine hendaknya diberi pengaman / pembatas berupa

safety cone.

g. Semua peralatan GSE harus memiliki perlengkapan parking brake dan dapat berfungsi

dengan sempurna.

h. Semua peralatan harus dalam kondisi laik operasi (good mechanical).

i. Kecepatan GSE tidak boleh melebihi 5 km/jam sewaktu mendekati atau menjauhi

pesawat.

j. Attachment Fittings / transfer bridges dan semua platform harus terpasang dengan

sempurna.

k. Lakukan “Walkaround check” sebelum mengoperasikan GSE.

l. Semua kabel, selang-selang yang ada diperalatan harus tergulung pada tempatnya.

m. Peralatan-peralatan yang memiliki kemampuan untuk naik/turun (elevating devices)

harus berada pada posisi turun penuh sewaktu berjalan, kecuali pada saat posisi akhir

mendekati pesawat.

n. Tidak diperkenankan mengangkut bagasi dan atau kargo dengan menggunakan

peralatan GSE yang tidak dirancang untuk fungsi itu.

o. Kargo harus dimuat dalam kereta barang dengan posisi rata (mendatar). Barang yang

lebih berat ditaruh di bawah dan di tengah untuk menjaga kestabilan. Semua pintu,

penahan dan penutup harus dalam kondisi tertutup sempurna untuk mencegah kargo

jatuh.

p. Meskipun kereta (dolly) yang dioperasikan secara manual tergolong peralatan yang

sederhana akan tetapi perhatian ekstra harus tetap dilakukan untuk menghindari

kecelakaan.

Page 75: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

75

q. Semua pengunci dan rel pemandu pada kendaraan pengangkut pallet dan container

harus diperiksa setiap saat sebelum dipakai.

r. Karena adanya kecenderungan “pengurangan sudut belok” pada sebuah rangkaian

gerobak / dolly maka pengemudi rangkaian dolly / gerobak tidak boleh terlalu cepat belok

setelah menghindari rintangan.

s. Peralatan yang rusak harus ditampeli label / tag “0ut of Service” dan segera dikirim ke

unit repair (workshop), Tag / label hendaknya berisi informasi berikut :

tipe dan no inventory

alasan out of service

tanda tangan dari supervisor yang bertugas.

t. Dalam menempatkan peralatan harus senantiasa memperhitungkan jarak aman dengan

kendaraan, pesawat atau peralatan GSE yang lain.

u. Harus ditempatkan seorang pemandu pada saat:

Pandangan pengemudi terhalang pada area kritis (seperti penempatan equipment atau

posisi mundur).

Memandu harus menggunakan tanda isyarat baku tentang tanda isyarat tangan.

Melakukan handling agar dapat mengatur jarak aman dengan akurat dan berkomunikasi

dengan operator kendaraan. Pengemudi GSE harus segera berhenti pada saat

kehilangan kontak pandangan dengan pernandu.

v. Harus ada seorang operator yang berjaga pada motorized equipment yang mesinnya

sedang hidup.

w. Sebelum memasuki restraint area setiap pengemudi motorized equipment harus

melakukan pengujian rem dengan cara 'mengerem' kendaraannya dan melakukannya

sekali lagi sebelum mencapai sisi pesawat.

Page 76: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

76

5.5 Pedoman Bagi Petugas yang Berada di Area Ramp

Berikut pedoman untuk petugas yang berada di area ramp agar diperoleh operasi pelayanan

pesawat yang aman dan tepat waktu:

a. Setiap petugas harus mengerti dan mengetahui bagaimana menyelesaikan tugas sesuai

dengan fungsinya masing-masing.

b. Setiap petugas harus mengerti tata letak fungsi dan lokasi setiap bagian di pesawat

dimana dia bertugas melayani pesawat.

c. Senantiasa memperhatikan traffic light atau tanda-tanda marka dengan teliti.

d. Memahami dan mentaati ketentuan dan peraturan yang berlaku di ramp area,

khususnya petunjuk arah dan batas kecepatan kendaraan.

e. Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan jet blast.

f. Senantiasa memeriksa bahwa peralatan dan kendaraan yang akan dipergunakan selalu

dalam keadaan laik, seperti rem berfungsi baik dsb.

g. Tidak memundurkan kendaraan ke arah pesawat atau wing-pesawat kecuali ada orang

lain yang memandu.

h. Pada waktu melakukan parkir peralatan atau kendaraan, yakinkan bahwa roda dalam

keadaan lurus, rem tangan difungsikan, jack dalam keadaan turun dan benar dan

mesin/peralatan/kendaraan dimatikan.

i. Parkir peralatan/kendaraan hanya ditempat yang sudah ditentukan.

j. Senantiasa meminta izin ke Tower apabila hendak melintasi runaway.

k. Tidak memotong pergerakan pesawat yang sedang bergerak.

l. Tidak mengoperasikan peralatan/kendaraan pada saat badan tidak fit untuk bekerja.

m. Agar selalu diingat bahwa pesawat bergerak dalam keadaan apapun memiliki prioritas

lebih tinggi dari pada peralatan/kendaraan anda.

Page 77: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

77

n. Senantiasa bersikap waspada dan bersabar pada saat kendaraan di sekitar apron.

o. Jangan memasang atau melepas kabel-kabel yang masih memiliki tegangan (sedang

terhubung dengan sumber daya).

p. Senantiasa menggunakan peralatan yang sesuai dengan fungsi / kegunaannya. Contoh:

forklift untuk heavy cargo, dll.

q. Pada saat akan melepas tangga dari pintu pesawat, pastikan bahwa safety strap sudah

terpasang dan cabin crew sudah diinformasikan tentang hal ini.

r. Jangan diperbolehkan untuk mengotori lantai apron, bersihkan semua kotoran, oil,

minyak sesudah menyelesaikan suatu pekerjaan.

s. Tidak diperbolehkan untuk merokok di area Apron.

t. Senantiasa mempergunakan Operating Manual dalam melakukan pekerjaan.

u. Lakukan koordinasi dengan personil yang memiliki otorisasi apabila membutuhkan

penyelesaian pekerjaan yang tidak atau belum tercanturn dalam Operating Manual.

v. Jangan menganggap remeh/sepele setiap incident sekecil apapun resikonya. Segera

laporkan kepada Supervisor, Ramp Safety Officer atau personil lain yang memiliki otorisasi

untuk menindak lanjuti.

w. Mengoperasikan peralatan bergerak (mobile) hanya dapat dilakukan oleh operator yang

berwenang (ditunjukan dengan licence yang dimiliki).

x. Jika petugas mengalami keraguan bagaimana menyelesaikan tugasnya, jangan ragu

untuk bertanya kepada yang lebih mengetahui.

y. Tidak bermain-main / bercanda di area ramp karena dapat mengakibatkan kecelakaan.

z. Hanya petugas yang bersertifikat yang diizinkan untuk mengoperasikan peralatan.

Untuk mengoperasikan dan menangani peralatan guna mencapai fungsi optimum harus

melalui training terlebih dahulu.

Page 78: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

78

Operator yang telah mengikuti training hendaknya ditest / uji oleh instruktur yang

berkualitas dan bersertifikat.

Recurent training hendaknya diberikan pada operator untuk periode waktu tertentu.

Operator hendaknya memiliki SIM A / BI / BII yang masilh berlaku.

Setiap operator bertanggung jawab terhadap peralatan yang dioperasikannya.

PELAPORAN RAMP INCIDENT/ACCIDENT

1. TUJUAN

Memberikan panduan tata cara pelaporan atas terjadinya kecelakaan di area ramp / apron yang

mengakibatkan kerusakan pada pesawat atau cidera pada petugas maupun penumpang.

2. LINGKUP

Berlaku untuk semua personil yang bertugas di area ramp.

3. REFERENSI

Airport Handling Manual (IATA) 1998

Page 79: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

79

4. TANGGUNG JAWAB :

a. Manager Operasi atau Aircraft Servicing bertanggung jawab atas pembuatan laporan

kecelakaan sesuai dengan kejadian sesungguhnya yang terjadi di wilayah bandara yang menjadi

tanggung jawabnya.

b. General Manager bertanggung jawab atas sampainya laporan tersebut kepada Operator

pesawat yang bersangkutan dan ke unit yang bertanggung jawab menangani/menindak lanjuti

kejadian tersebut.

c. Setiap personil yang bertugas di lapangan harus mengenal form Pelaporan Ramp

Incident/Accident dan tata cara pergisiannya.

5. PROSEDUR :

a. Segera setelah terjadi incident/accident yang mengakibatkan kerusakkan walaupun minor,

Operator GSE tersebut melaporkan ke supervisor secara lisan atas kejadian incident/accident

tersebut.

b. Petugas keamanan (security) perusahaan yang sedang bertugas pada saat itu harus

mengamankan lokasi kejadian beserta dengan barang bukti atas accident/incident. Barang bukti

dipergunakan untuk investigasi atas kejadian tersebut.

c. Setelah mendapat laporan atas terjadinya incident/accident, Supervisor harus segera

mendatangi lokasi kejadian dengan membawa Form GROUND INCIDENT/ACCIDENT/ DAMAGE

REPORT untuk diisi sesuai dengan fakta atau kejadian yang tejadi pada saat itu.

d. Apabila pihak Authority bandara atau Carrier (A/C Operator) berkehendak melakukan

pemeriksaan terhadap operator GSE, Supervisor/Inspektor diharuskan untuk mendampingi

operator tersebut.

e. Form GROUND ACCIDENT/INCIDENT/DAMAGE REPORT yang sudah diisi lengkap diserahkan ke

General Manager untuk diteruskan ke Kantor Pusat, CARRIER (Operator Pesawat) dan Direktorat

Keselamatan Penerbangan untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya.

Page 80: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

80

FLOWCHART

PROSES / ALIRAN KEGIATAN

PROSEDUR /

STANDAR /

INSTRUKSI

CATATAN YANG

DIPEGANG

PERSONIL YANG

BERTANGGUNG

JAWAB

Page 81: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

81

Ground Incident/

Accident/Damag

e Report

Operator

Security Gapura

Supervisor

Page 82: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

82

Supervisor

General Manager

LOAD MASTER

1. TUJUAN

Memberikan panduan tentang aktivitas yang harus dilakukan oleh Loading Master dalam

menjalankan fungsinya sehingga terjalin koordinasi yang baik dan benar dengan pihak- pihak yang

terkait.

2. LINGKUP

Berlaku untuk seluruh personil yang bertugas menjalankan fungsi sebagai Loading Master.

3. REFERENSI :

3.1 Airport Handling Manual ( IATA) 1998

Page 83: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

83

3.2 Station Handling Manual

4. TANGGUNG JAWAB :

4.1 Manager Operasi, Kadin Apron terkait (sesuai dengan Struktur Organisasi Cabang)

bertanggung jawab atas pelaksanaan loading/unloading yang berada diwilayah bandara yang

menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

4.2 Setiap personil yang menjalankan fungsi sebagai Loading Master wajib dan bertanggung jawab

untuk menjalankan setiap aktivitas seperti yang tertulis di panduan ini agar terjamin

keselamatan penerbangan yang dilayaninya.

5. PROSEDUR :

Persiapan

5.1 Mengikuti briefing dan de-briefing yang diadakan setiap pertukaran shift kerja dan sebelum

melaksanakan tugas kegiatan kerja.

5.2 Memeriksa segala message yang masuk yang berkaitan dengan proses loading/unloading yang

sudah maupun akan dilakukan.

Pelaksanaan Loading (pemuatan) :

5.3 Memeriksa kelengkapan data yang ada di Load Plan / Loading Instruction terhadap data :

Nomor Penerbangan (Flight Number)

Registrasi pesawat

Tanggal

Rotation/Destination

Page 84: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

84

5.4 Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-

kendala operasional berkaitan dengan GSE.

5.5 Memastikan ketersediaan GSE dalam rangka loading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :

Pesawat Narrow Body

a. BTT (Baggage Towing Tractor)

b. BCT (Baggage Cart)

c. BCL (Baggage Conveyor Loader)

Pesawat Wide Body

a. MDL (Main Deck Loader) (utk mega top/cargo)

b. HLL (High Lift Loader)

c. BCL (Belt Conveyor Loader)

d. CTL ( Cargo Transporter Loader) (utk transfer load)

e. STT (Baggage Towing Tractor)

f. BCT (Baggage Cart)

g. CDL (Container Dollies)

5.6 Mencatat waktu mulai aktivitas Loading (pemuatan).

5.7 Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi dengan beban penuh (cargo/mail/baggage) berada

dibelakang "restraint line" parking pesawat selama menunggu kode dari Marshaller (pesawat

telah berhenti sempurna dan engine mail)

5.8 Menghitung dan mencatat jumiah AWB/SAWB (SMU) dari cargo/mail sesuai dengan flight

number, destination dan kategori resikonya (Risk Category).

5.9 Melakukan proses loading sesuai dengan loading instruction dan memastikan bahwa aircraft

compartment terisi sesuai dengan loading Instruction.

Page 85: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

85

5.10 Memastikan bahwa semua alat pengaman pada aircraft compartment (seperti net, stud fitting

dan lock) sudah terpasang pada tempatnya.

5.11 Melihat secara fisik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.

5.12 Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal / barang-barang

lainnya yang membutuhkan penanganan khusus telah ditangani dan ditempatkan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

5.13 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila diketemukan

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada barang.

5.14 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila terjadi Volume Minus

(space yang tidak mencukupi) sehingga terjadi kemungkinan perubahan Load Sheet.

5.15 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila dirasa menemui Load

Planning yang tidak ideal sehingga mempengaruhi Weight & Balance (out of Trim).

5.16 Melaporkan ke Load Control muatan aktual (actual load) yang dapat dimuat ke pesawat

terbang agar dapat dibuat final Load Sheet, sebagai berikut :

Total weight dan pieces dari cargo keseluruhan

Total weight dan pieces dari bagasi keseluruhan

Total weight dan pieces dari mail keseluruhan

5.17 Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistem pesawat yang terjadi selama

proses loading/unloading.

5.18 Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi pada pesawat baik yang penuh maupun kosong

untuk loading-unloading sbb :

Didepan wing tip pesawat harus paralel dengan bagian depan hidung pesawat

Dibelakang wing tip pesawat harus paralel dengan bagian belakang ekor pesawat

Pergerakan dan peralatan GSE dengan muatan penuh atau kosong dilarang

keras/tidak diijinkan melalui bagian bawah dari wing tip pesawat

Page 86: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

86

5.19 Menutup dan meyakinkan bahwa seluruh pintu cargo sudah terkunci dengan baik.

5.20 Loading Instruction disimpan dalam sistem file tertentu dan digabung/dijadikan satu dengan

Load Sheet untuk setiap penerbangan.

Pelaksanaan Un-loading (pembongkaran muatan) :

5.21 Memeriksa dan memastikan Daily Log Aircraft Schedule

5.22 Mengumpulkan, menyortir dan memeriksa data atau message yang masuk berkenaan dengan

persiapan Unloading yang akan dilakukan, seperti :

a. LDM

b. CPM

c. CLI

d. Surat masuk (incoming message)

e. Delivery Order Form

f. Informasi lainnya

5.23 Berkoordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala

operasional berkaitan dengan GSE.

5.24 Meryakinkan ketersediaan GSE dalam rangka Unloading yang akan dilaksanakan, sebagai

berikut :

Pesawat Narrow Body

a. BTT (Baggage Towing Tractor)

b. BCT (Baggage Cart)

c. BCL (Baggage Conveyor Loader)

Pesawat Wide Body

Page 87: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

87

a. MDL (Main Deck Loader) (utk mega top/cargo)

b. HLL (High Lift Loader)

c. BCL (Belt Conveyor Loader)

d. CTL ( Cargo Transporter Loader) (utk transfer load)

e. BTT (Baggage Towing Tractor)

f. BCT (Baggage Carl)

g, CDL (Container Dollies)

5.24 Melakukan persiapan Unloading dengan urutan mulai dari kompartemen belakang dan

kemudian beralih ke kompartemen depan.

5.25 Membuka pintu cargo untuk memastikan kondisi dari cargo, mail dan bagasi.

5.26 Melihat secara fitsik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/

pelindung.

5.27 Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal masih dalam kondisi

yang aman.

5.28 Melepaskan posisi kunci dari lock pallet/container sebelum diturunkan (off loading)

5.29 Menggunakan CTL (jika diperlukan) untuk transfer muatan dari HLL ke cargo tack/dollies atau

sebaliknya.

5.30 Memastikan bahwa pada saat proses transfer dollies berada pada posisi terkunci.

5.31 Melakukan Unloading sesuai dengan katagori/klasifikasi dan prioritas, misalnya bagasi kelas

utama, barang tidak tahan lama/perishable, binatang hidup, atau karena pertimbangan

keselamatan (safety),

5.32 Memberikan instruksi ke operator BTT yang membawa bagasi dan cargo untuk

mengirim/membawa ke make-up area atau gudang cargo.

5.33 Menggunakan Delivery Order dokumen untuk serah terima bagasi/cargo.

Page 88: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

88

5.34 Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistern pesawat yang terjadi selama

proses Unloading.

DEPARTURE CONTROL

Departure Control adalah Tempat pergerakan atau movement departure dan arrival pesawat garuda

dan maskapai penerbangan asing ( MPA ) di apron selama 24 jam khususnya di terminal E dan F.

Departure Control menggunakan system antara lain:

DCS => Departure controlled system yang terhubung langsung ke terminal

garuda.

GFIS => General flight information service / inform penerbangan dari system

komputerisasi jaringan ADEGA atau Garuda Flight Information System.

SITATEX => Fasilitas telex jaringan SITA.

FIS => Flight informasi system.

OPR => Perubahan – perubahan schedule airline sebagai acuan OM / RESV untuk

Page 89: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

89

merubah schedule.

OM => Unit yang merevisi aircraft, rotation aircraft, schedule untuk di

publikasikan ke DEP.CO lalu di arahkan ke ACS, Load Control

( config. pax dan aircraft ) AOC.

Departure Control bertujuan

Untuk menetapkan metode dalam mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan yang

berhubungan dengan departure contol.

Work instruction adalah Penanganan irregularities yang berlaku untuk seluruh personil yang bertugas

menjalankan fungsi sebagai petugas departure control.

Sebagai referensi ialah

Standart ISO

Quality manual

Gapura SOP

AHM

DDG ( dispatch deficing guide )

Page 90: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

90

Check list Handling Date ialah Untuk memonitoring aircraft yang departure, arrival, boarding, delay dan

selama proses berlangsung di apron.

Tugas Umum Departure Control :

1) Mengkoordinasikan dan menginformasikan kepada seluruh pihak unit yang terkait, yang proses

kegiatannya berhubungan dengan jadwal keberangkatan dan kedatangan aircraft.

2) Mempersiapkan dan menghubungi kepad seluruh pihak ketiga yang proses kerjanya

berhubungan dengan operational Airlines danjadwal keberangkatan dan kedatangan aircraft.

3) Melakukan proses kegiatan operasional sesuai dengan peraturan – peraturan yang tercantum

dalam :

C.A.S.R Rule

I.C.A.O Regulation

I.A.T.A Regulation

Company Manual

Airlines Manual

Airport Local Regulation

Service Delivery Standard

4) Mempersipkan bantuan – bantuan yang sesuai dengan kebutuhan Airlines Crew ( Cockpit dan

Cabin ) dan pihak ketiga, yang berkaitan dengan proses kerja operasional Airlines.

Page 91: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

91

5) Mengadakan hubungan kerjasama dan koordinasi dengan pihak Airlines yang proses kegiatan

sehari – harinya agar menghindari penyimpangan – penyimpangan yang dapat terjadi sehingga

customer satifaction dapat tercapai dan terpenuhi.

6) Mengadakan pertemuan secara berkala antara Airlines dan Gapura mengenai proses kegitan

operasional.

Dasar – dasar pembuatan GFIS :

1) Daily Log = Jajaran mekanik / tehnical Garuda

2) Crew Cat = Berisi tentang schedule ( flight berdasarkan reservasi dan

diharapkan sama dengan daily log dan GFIS )

3) OM = Aircraft control ( menunggu telex dari OM apakah di rubah atau

tidak schedulenya )

Dasar – dasar pergantian Aircraft ;

Aircraft rusak

Aircraft tehnical

Aircraft late arrival

Crew rotation / crew / aircraft

Booking position

High demand / permintaan passenger dan cargo

Page 92: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

92

Alur proses Departure Control ;

1. monitoring jadwal pada GFIS ;

aircraft registrasi

flight number

departure time

arrival time

aircraft rotation

2. pencatatan kegiatan pelayanan selama di aircraft

3. menentukan delay code

4. confirmasi delay code ( jika tidak ada maka kembali lagi ke posisi no 2 )

5. pengiriman flight movement

KEGIATAN :

I. Persiapan

1. Mengikuti Briefing

2. Mengikuti Particular

3. Menyiapkan Form Checklist

4. Depoarture Handling Checklist

5. Menyiapkan Daily Log Dan Crew Schedule List

II. Pelaksanaan

Page 93: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

93

A. Pembuatan Schedule Pada GFIS

1. melakukan perubahan / editing schedule winter – summer – winter.

2. Mendistribusikan daily log ke unit terkait

3. Melakukan pencetakan GFIS yang telah dilaksanakan sebagai file

4. Melakukan create tanggal up date GFIS

5. Memasukan registrasi pesawat sesuai dengan daily log dan telex airline, crew schedule

card, reservasi dan daily log

6. Setelah pembuatan GFIS melakukan pencetakan schedule sebagai file

B. Apron aktifitas monitoring

1. Monitor kegiatan apron

2. Berkoordinasi dengan unit terkait untuk menciptakan OTP sesuai dengan time frame

dengan penaganan pesawat

3. Melakukan pencatatan secara konsisiten Departure handling checklist

4. Memberikan delay code jika terjadi irregularity pada suatu penerbangan dengan

persetujuan airline dan mencatat kronologis irregularity secara lengkap pada departure

handling checklist

5. Menginformasikan ke unit terkait jika ada special handling pada suatu penerbangan

6. Memasukan data ATD dan delay code pada GFIS mode.

C. Aircraft rotation monitoring

Page 94: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

94

1. Memonitor rotasi dari pesawat pada daily log

2. Melakukan perubahan pada daily log secara sistematis jika terjadi perubahan rotasi

pesawat

3. Menginformasikan ke airport Authority ( AOC ) jika terjadi perubahan rotasi pesawat

4. Bekerjasama dengan AOC dalam pengaturan Gate dan Stand By dari pesawat secara

optimal

5. Memasukan data stang by, boarding Gate pada GFIS mode secara konsisten untuk setiap

penerbangan

6. Memasukan data ATA pada GFIS

7. Berkomunikasi dan memberikan informasi kepada aircrew dengan baik

D. Telex in / out Monitoring

1. Memonitor telex masuk dan memasukan data tersebut pada GFIS secara konsisten

2. Melakuakn pengisian Departure MVT sesuai dengan Departure handling Checklist dan

mengirim MVT tersebut.

3. Mengirim Arrival MVT

4. Memberikan ETD pada suatu penerbangan jika keterlambatan rotasi dari pesawat setelah

berkoordinasi dengan airline staff

5. Melakukan filling dari telex dengan baik

Page 95: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

95

TERMINAL AREA

1. Prosedur Keberangkatan Penumpang

Yang perlu disiapkan petugas sebelum check – ini counter dibuka :

Passenger Manifest (Passenger Name List).

Boarding Pass (bila secara manual).

Baggage Claim Tag.

Label/Tag lainnya, seperti security tag, priority tag, fragile tag, group tag, name tag, checked baggage tag, dsb.

Excess baggage ticket.

Seat Allocation, terutama tentang pemesanan special ticket.

Purser Information.

Form Passenger Baggage Weight Sheet (PWBS)

Form Passenger Transfer Message (PTM)

Free baggage allowance serta cara menghitung excess baggage. Hal pertama yang dilakukan penumpang ketika di bandara adalah dating ke check

– in counter, dengan membawa tiket, bagasi, dan tas tentengan (kalau ada). Setelah memeriksa tiket, petugas check – in counter akan menimbang bagasi untuk melihat apakah ada kelebihan berat atau tidak; bila lebih, calon penumpang akan diminta membayar excess baggage (kelebihan bagasi), dan petugasakan memberikan E#xcess Baggage ticket sebagai bukti pembayaran kelebihan berat itu. Setelah proses ini selesai, ia akan memberikan \boarding pass dan baggage claim tag, serta mengembalikan sisa tiket (cover ticket)

Dari check – in counter, dimana penumpang juga membayar airport tax dan fiscal, penumpang menuju pemeriksaan imigrasi, lalu ke boarding gate untuk menunggu boarding time.

Untuk kemyamanan calon penumpang dan kelancaran kerja, para petugas di check – in counter harus memperhatikan hal – hal berikut: 1. Penampilan harus rapi, banyak senyum, dan ramah. 2. Harus menguasai tata cara check – in, antara lain:

Bagaimana cara memeriksa tiket, paspor, visa, surat kesehatan (dan bilamana surat ini diperlukan).

Cara mempersiapkan boarding pass.

Cara mempersiapkan baggage claim tag.

Cara membaca PNL (Passenger Name List) atau PNR (Passenger Name Record) atau Daftar Nama Penumpang.

Cara membuat excess baggage ticket seandainya penumpang mempunyai kelebihan berat ats bagasinya.

Cara mambaca buku ABC, TIM

Dan lain – lain.

Page 96: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

96

3. Langkah – langkah yang mesti dilakukan petugas:

Manyapa dengan sopan dan senyum kepada penumpang yang dating dengan selamat pagi/siang/sore/malam.

Meminta dokumen perjalanan penumpang: tiket, paspor, visa dan apabila diperlukan surat kesehatan internasional.

Setelah menerima tiket, mencocokannya dengan PNL/PNR apakah nama si calon penumpang ada di dalam daftar tersebut; kalau ada, petugas langsung menyapa dengan menyebiut namanya, misalnya Mr. Dewa, Mrs Hadi, dsb.

Menimbang bagasi, lalu membuatkan kartu bagasi atau baggage claim tag, kalau ada kelebihan berat, penumpang diberi tahu akan harus membayar berapa, bagaimana cara pembayarannya (cash atau pakai credit card). Membuatkan excess baggage ticket

Memeriksa paspor, visa, dan dokumen lainnya

Menyakan apakah ada permintaan khusus sperti tempat duduk, makanan, dsb.

Apabila semua sudah beres, ia memberikan boarding pass untuk si penumpang disertai tiket, paspor, dan lain – lain; memberitahukan waktu berangkat serta dimana ruang tunggunya, dan dari check – in counter, penumpang harus pergi kemana, misalnya membayar fiscal lalu ke bagian imigrasi, baru ke ruang tunggu.

Jangan lupamenbgucapkan terima kasih dan selamat jalan “Have a nice trip”

2. Prosedur Kedatangan Penumpang. Petugas di bagian kedatangan pesawat/penumpang haruslah mengetahui jam –

jam kedatangan pesawat (ETA = Estimate Time Arrival), sehingga mereka bisa mempersiapkan diri. Mereka juga harus mengetahui apakah ada penumpang yang transit, yang transfer (pindah pesawat menuju ke lain kota/Negara), dan yang turun di situ. Penumpang yang transit (singgah) akan diberi transit card atau kartu singgah. Yang transfer atau pindah pesawat akan segera dibantu sehubungan dengan yempat duduk, bagasi, dsb. Dan bagi yang turun disitu, akan dibimbing ke bagian imigrasi untuk pemeriksaan paspor dan visa, lalu ke tempat pengambilan bagasi.

Kalau urusan bagasi sudah bagasi sudah beres, amaka mereka dipersilakan menuju ke pemeriksaan Pabean (doane)_, lalu ke luar. Bila ada bagasi yang belum ketemu atau hilang atau mengkin ada yang rusak, penumpang tersebut akan diajak ke bagian Lost and Found (tempat melaporkan kehilangan dan bagasi).

3. Prosedur Kalau Kehilangan Bagasi atau Bagasi Rusak.

Setelah melalui pemeriksaan paspor di bagian Imigrasi, anda menuju ke bagian pengambilan bagasi anda di conveyor belt (ban berjalan), seandainya bagasi/koper anda tidak ketemu atau hilang, dan juga apabila koper anda rusak sewaktu anda terima, anda harus malapor ke bagian Lost and Found atau bagian “Kehilangan dan Penemuan”

Beberapa hal yang perlu anda perhatikan untuk mengurus masalah ini adalah sebagai berikut:

Bila koper anda hilang, anda mesti menunjukan bukti baggage claim tag atau tanda penerimaan bagasi, dimana tertera nomor bagasi anda serta tujuannya. Anda akan dibuatkan Property Irregularities Report (Laporan

Page 97: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

97

Kehilangan) yang biasanya disingkat dengan PIR. Di dalam PIR, anda akan menemukan data anda dan koper anda.

Bila koper anda rusak, anda akan dibuatkan Damage Report (Laporan Kersukan. Apabila koper yang tadim masih bisa diperbaiki, maka pihak perusahaan penerbangan akan memperbaikinya, atau anda yang akan memperbaiki sendiri, nanti biayanya akan diganti oleh pihak perusahaan penerbangan.

Setelah semua bagasi/koper yang anda bawa anda temukan, anda langsung mwmbawanya ke bagian pabean. Di bandara Soekarno – Hatta , dibagian pabean ada jalur merah dan jalur hijau. Jalur merah bagi mereka yang mempunyai barang – barang bawaan yang sekiranya perlu dilaporkankepada pabean untuk pembayaran bea masuk. Jalur hijau dipergunakan bagi mereka yang tidak membawa barang – barang yang perlu dilaporkan kepada pihak pabean atau tidak ada barang yangperlu bayar bea masuk. Namun sekalipun anda menggunakan jalur hijau, kalau pihak pabeaningin melihat isi koper anda, maka anda harus membukanya. Bila semua ini beres,anda bisa meninggalkan bandara.

CARGO AREA

Cargo Handling adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian kargo

saat mulai diterima sampai dimuat ke dalam pesawat untuk diangkut dari suatu kota ke

kota lain di dalam dan luar negeri.

- Proses pekerjaan antara lain adalah :

1. Penerimaan (Acceptance).

2. Timbang barang.

3. Pembuatan Dokumen Angkut (Documentation).

4. Build-up / Break-down dari dan pallet/container atau gerobak.

5. Penarikan dari gudang ke pesawat dan sebaliknya.

6.Loading ke pesawat dan unloading dari pesawat.

7. Penyimpanan (storage).

8. Pengiriman (delivery)

Page 98: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

98

Cargo Handling dapat berjalan baik apabila sistem dan prosedur serta sarana dan

prasarana yang dimiliki gudang dan pergudangan di masing–masing stasiun mencukupi

dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan benar sesuai operating procedure.

1. Sistem

Untuk pembuatan bukti timbang barang / BTB digunakan program yang di-install

dalam Computer.

Manifest Cargo dibuat dengan menggunakan mengisi form yang telah tersedia.

2. Prosedur

Setiap gudang mempunyai acuan kerja yaitu Standard Operation Procedure

(SOP); berupa tindakan yang harus dilaksanakan petugas gudang agar

pekerjaan operasional dapat berjalan lancar.

Peraturan mengenai syarat dan tata cara menerima, menyusun barang kiriman

ke pallet dan kontainer serta menarik dan memuat barang ke pesawat secara

korporasi terdapat dalam manual Airlines.

Peraturan lainnya terdapat dalam Cargo Information Notice sebelum dibakukan

dalam manual.

Pencatatan kegiatan sehari-hari antara shift terutama bila terjadi irregularities

dilakukan dengan mengisi log book.

3. Sarana & Prasarana di Gudang

Timbangan

Computer

Printer

Ruang kantor, telepon.

Mesin X Ray

Mesin Telex

Fasilitas bergerak

Fasilitas tidak bergerak

Page 99: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

99

- Dokumen-dokumen pendukung pengiriman kargo

Dokumen pendukung dalam penanganan dan pelayanan handling kargo dapat

diketahui beberapa hal :

I. DOMESTIK

1. Acceptance : CBA (cargo booking advice), PTI (pemberitahuan tentang isi), BTB

(bukti timbang barang), SMU (surat muatan udara), CN 38 (pos),

Shipper Declaration for Dangerous Goods, Checklist for Dangerous

Goods, DB (delivery bill), DRSC (untuk kasir)/ Bordrel, dan Pertelaan

(untuk kasir).

2. Out Going : CBA (cargo booking advice), CLP (cargo load plan), SMU (surat muatan

udara), CN 38 (pos), Checklist Buildup, Manifest Cargo Outbond,

NOTOC (Notification to Captain), DO (delivery order) penarikan kargo.

3. Incoming : Manifest Cargo Inbound, SMU (surat muatan udara), NOA (notice on

arrival), DO (delivery order), DB (delivery bill), Surat Jalan, DRSC (untuk kasir),

dan Pertelaan.

II. EXPORT

1. Acceptance : CBA (cargo booking advice), SLI (shipper`s letter of instruction),

BTB (bukti timbang barang), Shipper Declaration for Dangerous Goods,

Checklist for Dangerous Goods, Shipper Certification for LAR, AWB (airwaybill),

CN 38 (pos), Payment Voucher, CCA, DB (delivery bill), DRSC (untuk kasir)/

Bordrel, Pertelaan (untuk kasir), dan PEB/PEBT (pemberitahian export barang

tertentu).

2. Movement : CBA (cargo booking advice), CLP (cargo load plan), AWB

(airwaybill), CN 38 (pos), Checklist Build up, Build up Report, Manifest Cargo

Outbound, NOTOC (notification to captain), dan DO (delivery order) penarikan

kargo.

Page 100: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

100

3. Transit : Manifest inbound dan Manifest outbound, AWB (airwaybill), CN 38 / AV

7 (pos), Checklist Build up, NOTOC (notification to captain), DO (delivery order).

III. IMPORT

1. Acceptance : Manifest Cargo inbound, AWB (Airwaybill), Checklist break down,

dan Overbringen.

2. Document Processing : Manifest cargo Inbound, AWB (airwaybill), NOA (notice

on arrival), DO (delivery order), Pecah PU, DB (delivery bill), OR (office receive),

DRSC (untuk kasir), dan Pertelaan.

3. Warehouse : DO (delivery order), Surat Jalan, BC 1.2 (untuk Bea & Cukai), dan

PIB/PIBT (pemberitahuan impor barang tertentu).

4. Rush Handling : Manifest Cargo inbound, AWB (airwaybill), CN 38/AV-7 (pos),

DO (delivery order), DB (delivery bill), Surat Jalan, BC 1.2 (untuk Bea & Cukai),

BC 2.3 (untuk Bea dan Cukai barang pabrik setengah jadi), DRSC, dan

Pertelaan.

- Pihak – pihak Terkait dalam Pengiriman Cargo

Ada tiga pihak utama yang terkait dengan pengiriman kargo, yaitu

a. Pihak pengirim ( shipper )

Shipper bisa berupa perorangan, badan usaha, dilakukan secara langsung tanpa perantara,

atau melalui jasa ekspedisi muatan kapal laut atau ekspedisi muatan pesawat udara.

b. Pihak pengangkut ( carrier )

Carrier bisa berupa cargo sales airline, cargo sales agent, airline / air charter yang juga

berfungsi sebagai pengangkut kargo.

c. Pihak penerima ( consignee )

Consignee bisa berupa perorangan, badan usaha maupun dalam bentuk cargo agent.

- Jenis – jenis Kargo

IATA Air Cargo Regulation (Ref: IATA AHM dan IATA DGR serta IATA TACT Rules)

mengelompokkan beberapa jenis kargo ke dalam dua golongan besar, yaitu

a. General Cargo

adalah barang – barang kiriman biasa sehingga tidak memerlukan penanganan secara khusus,

Page 101: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

101

namun demikian tetap harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam hal pengepakan

supaya isinya dapat ditampung dalam cargo space.

b. Special Cargo

adalah barang – barang kiriman yang memerlukan penanganan secara khusus.

Barang – barang, benda – benda atau bahan – bahan yang termasuk dalam kategori ini adalah:

AVI, DG, HUM, PER, PES, PEM, HEA, dll.

1) Explosive Material, dengan kode REC. Barang ini mudah meledak, karena mengandung zat

– zat kimia yang mudah meledak. Contoh: adalah amunisi, petasan, dll.

2) Flammable goods

Barang ini mudah terbakar baik dalam bentuk gas (RFG), padat (RFS) maupun dalam bentuk

cair (RFL). Contoh: oxigent.

3) Non Flammable Compressed Gas (RNG), contoh: film.

4) Corrosive Material (RCM)

Barang ini dapat menimbulkan karat. Contoh: air raksa dan zat asam.

5) Irritan Material

Barang atau bahan yang mengandung zat perangsang atau dapat merangsang benda – benda

lainnya, seperti alcohol, gas dan spiritus.

6) Magnetized Material (MAG)

Barang yang mengandung unsur magnetic. Contoh: kompas, loudspeaker, dll.

7) Oxidizing Material

Barang yang mudah terbakar bila bereaksi dengan O2. Contoh: zat pemutih, nitrat, peroksida.

8) Fragile goods (FRG)

Barang – barang yang mudah pecah-belah. Contoh: barang terbuat dari porselen, kaca gelas,

dll.

9) Poisonous Substances (RPS)

Barang – barang berupa racun, pengangkutannya harus ada izin dari yang berwenang. Contoh:

cianida, arsenik, dll.

10) Radio Active Material

Bahan – bahan yang mengandung radio aktif.

11) Valuable Goods (VAL)

Barang – barang berharga dan mengandung unsur kimia lainnya di dalamnya. Contoh: logam

mulia, perhiasan, kertas / dokumen berharga.

12) Wet Freight

Golongan barang – barang yang berbentuk cairan atau barang padat yang bercampur dengan

cairan sehingga pemuatannya harus dalam kontainer. Contoh: daging segar, udang basah,

makanan, telur, dll.

13) Perishable Goods (PER)

Barang – barang yang diduga akan hancur dan busuk selama perjalanan sehingga dalam

pemuatannya harus ada bahan pengawet supaya tahan lama dalam perjalanan / selama

pengiriman. Contoh: buah – buahan, tumbuh – tumbuhan hidup, bunga, dll.

14) Dangerous When Wet

Barang – barang yang berbahaya dan mudah meledak bila basah atau lembab. Contoh: karbit.

15) Live Animal (AVI)

Pengangkutan hewan hidup lewat udara, seperti sapi, kuda, ikan hias, monyet, anjing, kucing,

Page 102: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

102

burung, dll.

16) Human Remains (HUM)

Pengangkutan jenazah manusia melalui udara baik jenazah utuh (jasad), sudah dikremasi /

abu, dibalsem atau tidak dibalsem.

- Fungsi dan Kegunaan Dokumen

Fungsi dan kegunaan dokumen dapat diartikan dalam beberapa hal seperti :

a. Alat komunikasi.

b. Bukti dari apa yang kita kerjakan / lakukan.

c. Data pendukung apabila ada masalah.

d. Data pendukung untuk proses pengurusan kargo.

Dalam dunia penerbangan secara khusus bisnis kargo kelengkapan dan penataan dokumen

sangat penting, termasuk didalamnya pelayanan handling yang dilakukan oleh warehouse

operator, dan oleh karena itu dokumen yang telah selesai dikerjakan harus tertata (file) dengan

rapi dan benar.

Dokumen pendukung dalam penanganan dan pelayanan handling kargo dapat diketahui

beberapa hal :

(sumber : Materi Training PT. Gapura Angkasa Solo 2007)

1) Persiapan

(a). CBA ( cargo booking advice )

(b). PTI ( pemberitahuan tentang isi )

(c). BTB ( bukti timbang barang )

(d). SMU ( surat muatan udara )

(e). CN 38 ( pos )

(f). Shipper Declaration for Dangerous Goods

(g). Checklist for Dangerous Goods

(h). DB ( delivery bill )

(i). DRSC ( untuk kasir )/ Bordrel

(j). Pertelaan ( untuk kasir )

2) Out Going

(a). CBA ( cargo booking advice )

(b). CLP ( cargo load plan )

(c). SMU ( surat muatan udara )

(d). CN 38 ( pos )

(e). Checklist Buildup

(f). Manifest Cargo Outbond

(g). NOTOC ( Notification to Captain )

(h). DO ( delivery order ) penarikan kargo.

3) Incoming

(a). Manifest Cargo Inbound

(b). SMU ( surat muatan udara )

Page 103: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

103

(c). NOA ( notice on arrival )

(d). DO ( delivery order )

(e). DB ( delivery bill )

(f). Surat Jalan

(g). DRSC ( untuk kasir )

(h). Pertelaan

- Pengertian dan Fungsi Jenis-Jenis Dokumen Kargo Domestik

1. Pengertian dan fungsi Surat Muatan Udara

Adalah tanda bukti transaksi tentang pengiriman barang melalui jasa angkutan udara untuk

daerah Domestik antara pihak pengirim dengan pihak airlines operator yang mana masing-

masing pihak sudah mengetahui tentang persyaratn atau ketentuan terhadap barang kiriman

termasuk tanggung jawab dan sanksi masing-masing pihak.

AWB/SMU : harus dibuat sesuai dengan Rule Section 6.2, akurat dan lengkap didalam

pengisisan semua kolom yang ada didalam AWB/SMU tersebut.

Airwaybill atau SMU dalah dokumen non-negotiable yang minimum terdiri dari 8 (delapan) copy

yaitu:

a. Original 3 (yang berwarna biru)

yang diberikan kepada shipper dan berguna untuk :

1) Bukti penerimaan barang

2) Bukti tertulis dari perjanjian antara pengangkut dengan si pengirim, bagi sebuah kontrak

pengangkutan.

b. Original 1 (yang berwarna hijau) dan diperuntukan bagi pengangkut dan berguna untuk

penyelesaian accounting, juga sebagai bukti dari Kontrak Pengangkutan.

c. Original 2 (yang berwarna pink) yang diberikan kepada consignee (sipenerima barang).

Original 2 ini akan menyertai barang kiriman sampai ditempat tujuan, selanjutnya akan

diserahkan kepada Consignee

Sedangkan copy-copy lainnya, adalah copy dari original tersebut, dan sesuai dengan indikasi

yang terdapat dibaris bawah. Jadi setiap airwaybill akan berisi paling tidak :

d. Original 3 untuk sipengirim

e. Original 1 dipruntukkan bagi carrier

f. Copy no.8 diperuntukkan bagi agent

g. Dokumentasi dari ongkos yang terjadi

h. Dokumentasi dari perubahan atas permintaan shipper (shipper`s right disposition).

Airwaybill atau SMU adalah cargo dokumen yang diterbitkan oleh carrier (pengangkut) atau

agent yang dikuasakannya. Airwaybill atau SMU mempunyai fungsi bermacam-macam yang

penting yaitu:

a. Bukti tertulis dari kesimpulan Contract pengangkut

b. Bukti dari penerimaan barang kiriman

c. Sebagai bukti penagihan ongkos kirim (jika CCX shippment)

d. Sertifikat asuransi dari barang kiriman

Page 104: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

104

e. Sebagai acuan bagi pengangkut dalam melaksanakan pengiriman dan penyerahan barang

kiriman ditempat tujuan.

f. Airwaybill diparaf oleh sipengirim, atau atas namanya dan

g. Jika sudah ditanda tangani oleh Pengangkut (carrier) atau oleh cargo agent atas nama

sipengangkut yang telah disetujui oleh pengangkut

h. Airwaybill yang sudah dirubah ataupun dihapus tulisannya, tidak bisa diterima oleh carrier

(pengangkut)

i. Validitas dari airwaybill tersebut akan berakhir ketika barang kiriman diserahkan kepada

consignee ditempat tujuan.

Sesuai dengan Convensi Warsawa dan Hague Protocol, dan sesuai dengan syarat yang tertera

dipersyaratan pengangkutan, maka sipengirim (shipper)lah yang akan menyiapkan penerbitan

airwaybill atau SMU. Sipengirim bertanggung jawab atas kebenaran tentang hal yang

berhubungan dengan kiriman barang yang ia tuliskan di airwaybill atau SMU, atau yang telah

dituliskan atas nama sipengirim.

Sipengirim akan bertanggung jawab akan hal yang merugikan, atau merusakkan, yang

diakibatkan karena kesalahan, ataupun ketidak benaran, ataupun kekurangan, untuk hal yang

tertulis di airwaybill atau SMU. Meskipun penulisan tersebut tidak dilakukan oleh sipengirim

sendiri, oleh agen yang dikuasakannya, atau orang lain yang dikuasakannya. Dengan ditanda

tanganinya airwaybill atau SMU tersebut, sekaligus sipengirim setuju terhadap segala syarat

pengiriman, yang tercantum dibelakang airwaybill atau SMU sebagai kontrak pengangkutan.

Perkataan Not Negotiable yang tercantum di airwaybill atau SMU berarti bahwa airwaybill atau

SMU tersebut adalah bersifat langsung, dan bersifat non negotiable yang berbeda dengan Bill

of Lading dari pengangkutan laut. Siapapun tidak boleh menerbitkan airwaybill atau SMU

negotiable, sehingga siapapun tidak boleh menghilangkan perkataan “Not Negotiable” dari

airwaybill tersebut.

2. Bukti Timbang Barang (BTB)

Formulir/Dokumen yang dikeluarkan oleh pihak pengangkut/Warehouse Operator, Sebagai

bukti hasil dari penimbangan serta pengukuran dimensi barang/kargo yang akan dikirim

a. Fungsi BTB :

1. Keselamatan Penerbangan

2. Perhitungan Tarif

3. Batas Muat Dasaran ( Contact Area )

4. Penentuan Loading/Unloading Equipment.

3. Pemberitahuan Tentang Isi (PTI)

PTI adalah Formulir yang dipergunakan oleh Shipper/pengirim barang untuk enginstruksikan

kepada pengangkut (Airlines) agar menerbitkan SMU/AWB, setelah dilakukan proses timbang

barang serta dibuatkan BTB.

PTI berfungsi Menyediakan semua perincian data-data yang diperlukan untuk membuat atau

enerbitkan Surat Muatan Udara (SMU).

a. Cara melengkapi PTI ada 11 kolom yang harus diisi oleh pengirim barang/cargo, kolom-

kolom tersebut adalah :

1. Kolom NAMA PENGIRIM : diisi dengan nama

Page 105: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

105

lengkap pengirim.

2. Kolom ALAMAT : diisi alamat lengkap pengirim barang

dengan mencantumkan nama kota dan nomor telepon

serta nomor faksimili jika ada.

1. Kolom NAMA PENERIMA : diisi dengan nama

lengkap penerima barang/cargo.

2. Kolom ALAMAT : diisi alamat lengkap penerima

barang dengan mencantumkan nama kota, nomor

telepon serta nomor faksimili jika ada.

3. Kolom NOMOR SMU : diisi dengan nomor SMU sesuai

dengan reservasi/pembukuan yang sudah dibuat.

4. Kolom JUMLAH :diisi dengan jumlah total koli dari

kiriman.

5. Kolom SATUAN : diisi dengan ara apa kiriman

tersebut dikemas/dipacking.

6. Kolom PENJELASAN ISI BARANG : harus diisi

dengan perincian dari kiriman tersebut,

contoh : 75 Pot bunga segar 4 Ekor ayam jago

7. Kolom BERAT : ditulis dengan berat kotor dari kiriman sebagai hasil proses penimbangan

dalam satuan Kilogram ( Kg ).

8. Kolom JUMLAH BERAT : diisi dengan jumlah total berat dari kiriman.

9. Kolom TANGGAL DAN TANDA TANGAN : diisi dengan tanggal pada saat pengirim

menandatangani PTI.

4. Delivery Bill (DB)

Tanda bukti pembayaran sewa gudang, baik inbound maupun outbound kargo.

- Persiapan Outgoing Kargo

1. Persiapan

a. Briefing, cek Log Book & Particular

b. Check schedule ETA / ETD / Type Aircraft / Registrasi / PIC / Parking Stand

c. Check Message In / Out / Irregularities / Reservasi Cargo

d. Check Cargo Cart / Gerobak dalam kondisi baik ( ban tidak kempes / lantai Cart tidak basah )

e. Cek / Menyiapkan formulir-formulir sbb. :

1) Cargo manifest domestik, cargo manifest master copy untuk internasional & amplop cargo

manifest

2) Shipping Document

3) Shipper Letter of Instruction ( SLI )

4) Shipper Declaration for Dangerous Goods

5) Shipper Certificate for Live Animal Shipment

6) Cargo booking chart

7) Shipper Statement for Valuable Goods

8) Surat Pemberitahuan tentang Isi barang ( PTI )

Page 106: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

106

9) Cargo Demage / Lost Report

10) Cargo Tracing ( Tracer ) Report

11) Pemberitahuan kedatangan barang

12) Cargo irregularity Report

13) Shipper statement for perishable shipment

14) NOTOC

15) Delivery order

16) Dll.

f. Cek & menyiapkan label-label

g. Melaporkan kepada koordinator / Supervisor / SQA tentang irregularity yang kedapatan di

gudang.

h. Check space / load yang di release oleh freight space control ( Load Control / Ops )

i. Cek pembukuan cargo / mail.

j. Cek / memperhatikan prioritas kiriman, restriksi yang ada

2. Pelaksanaan (penerimaan)

a. Mail

1) Menerima serta menimbang

2) Check berat POS tidak boleh lebih dari 30-kg / koli

3) Kalau lebih ditolak sebagai kiriman POS & dikenakan biaya Cargo Umum ( issued SMU )

4) Cek dokumen AV-7 dan masukkan dalam menifest berdasarkan :

(a). Pos biasa

(b). Pos kilat

(c). Paket kilat

5) Membuat tanda terima

6) Menempatkan & mengatur POS sesuai dengan tujuan dan jenis.

b. Cargo Umum ( Domestik )

1) Menerima & menimbang barang kiriman

2) Mengisi form timbang barang & ukuran dengan lengkap

3) Cek pada dokumen ( SMU / SAB )

(a). Berat sesuai dengan aktual berat barang / volume

(b). Cocokan Chargeble weight

(c). Penulisannya benar & jelas

4) Check fisik barang & packing sesuai procedure ( standard / FIN014/98 )

5) Periksa label dan marking sesuai tujuan ( destination ) dan jenis barang

6) Membuat tanda terima pada copy SMU

7) Check PTI

8) Periksa surat karantina untuk pengiriman :

(a). Tumbuh-tumbuhan

(b). Buah-buahan

(c). Daging

(d). Binatang hidup

9) Periksa surat pernyataan pengiriman mengenai valuable shipment sesuai Cargo Manual 4.

10) Dalam menerima “ Human Remain “ diperlukan :

Page 107: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

107

(a). Visum dokter

(b). Akte kematian

(c). Surat izin jalan dari pemerintah daerah

(d). Periksa keadaan peti jenasah

(e). Surat keterangan dari Kedutaan / Perwakilan Negara ( orang Asing )

11) Pengiriman yang tergolong dalam “ Dangerous Goods “ diperlukan :

(a). Shipper Certification / Dangerous Goods untuk Amunisi dan semacamnya

(b). Harus ada paking list yang disahkan oleh “ PINDAD “ ( Perindustrian Angkatan Darat )

12) Pengiriman “ Active Material “ harus ada paking list yang disahkan oleh “ BATAN “ ( Badan

Tenaga Atom Nasional )

13) Dalam penerimaan barang kiriman selalu cek Reservasi / Space Load

14) Menempatkan dan mengatur barang sesuai dengan tujuan, jenis, ukuran & berat

15) Menyiapkan barang yang akan diberangkatkan sesuai premanifest cargo :

(a). Reservasi / space load

(b). Prioritasnya ( build – Up )

16) Membuat manifest cargo ( surat muatan )

17) Membuat traffic slip & NOTOC untuk dilaporkan kepada Operation / Load Control dengan

tanda terima

18) Memasukkan dokumen cargo ke dalam tas ( Board – Tas )

19) Mengawasi barang kiriman sejak dari gudang sampai dimuat ke dalam pesawat

20) Memasukkan flight bag cargo ke dalam pesawat ( ditempatkan pada cabin door side dan

melaporkannya kepada Cabin One )

21) Melaporkan / menyampaikan kepada PIC, apabila ada barang kiriman khusus dengan

membuat Form Receipt for Special Consignments

- Persiapan Incoming Kargo

1. Persiapan

a. Briefing, cek log book & particular

b. Cek schedule ETA, Parking Stand & Type Pesawat

c. Cek msg. / telek yang masuk / irregularities

d. Cek keadaan gudang & peralatan pendukung yang lain dalam kondisi baik.

e. Cek / menyiapkan formulir-formulir sbb.:

1) Cargo demage / lost report

2) Cargo tracing ( tracer ) report

3) Pemberitahuan kedatangan barang

4) Cargo irregularity report

2. Pelaksanaan

a. Mengambil Flt-Bag cargo dari pesawat

b. Memeriksa cargo manifest, bila ada hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian segera (

barang kiriman khusus, transit )

c. Mengawasi barang kiriman dari pesawat sampai gudang

d. Cek dokumen ( SMU / AWB, AV-7, Cargo Manifest )

Page 108: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

108

e. Cek phisik incoming cargo / pos sesuai dengan dokumen cargo / manifest

f. Membuat pembukuan barang masukdan mencatat irregularities ( kekurangan, kerusakan )

g. Dalam setiap penerimaan barang harus dilengkapi dengan dokumen, apabila dokumen tidak

ada, barang tersebut harus ditahan / disimpan sampai penyelesaian dokumennya

h. Membuat Delivery Order ( DO ) untuk serah terima barang.

Ramp handling :

Ramp Handling merupakan satuan unit yang bertugas sebagai koordinator dalam pelaksanaan

handling pesawat (ramp dispatcher) di apron mulai dari pesawat block on sampai pesawat block off.

Tanggung jawab setiap petugas ramp dispatcher adalah mengawasi dan mengkoordinasikan segala

aktifitas di area ramp yang berkaitan dengan keberangkatan maupun kedatangan pesawat.

Dalam melakukan tugasnya seorang petugas ramp dispatcher berkordinasi dengan unit – unit yang

terkait dalam mendukung perencanaan suatu penerbangan, diantaranya:

1. Awak cockpit / cabin crew

2. Petugas boarding gate

3. Petugas penanganan kargo

4. Load control

5. GSE (Ground Support Equipment )

1. GPU

2. GTC

3. AIRCON

4. AVIO BRIDGE / PAX STAIR

5. PUSH BACK CAR

6. Loading master

Page 109: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

109

7. Teknik

8. Pertamina (refueling)

9. Catering

10. Cleaning service

11. Porter

12. Security

1. Hal – hal yang dilakukan Ramp Dispatcher antara lain :

Ø Ramp Handling check list harus dilaksanakan secara benar sesuai aturan didalam Station Manual

Ø Ramp Activity Check List harus ditandatangani oleh PIC/FSM/Ramp Staff

semua pihak harus setuju dengan isi dari Ramp Activity Check List yang dibuat

Ø Ramp Staff selalu berkordinasi dengan boarding. Gate Staff/PIC/FSM sebelum memberikan

informasi bahwa passengger diperbolehkan naik ke pesawat.

Ramp Checklist berisi data – data kronologis yang digunakan selama berada di Apron.

Untuk mencapai schedule dalam time frame dibagi 2 yaitu :

1. Narrow Body 40 menit

2. Wide Body 60 menit

Seluruh komando ada di Ramp Setiap Garuda ingin terbang meminta release dari Release Man.

Ramp Dispatcher yang menangani sebuah pesawat dilengkapi dengan :

1. Ramp Activity Check List

2. Bon Fuel

Page 110: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

110

3. Data flight dibagi 2 yaitu :

1) Flight Schedule

2) ETD

4. Radio HT

Tanggung jawab setiap petugas ramp dispatcher adalah mengawasi dan mengkoordinasikan segala

aktifitas ramp yang berkaitan dengan keberangkatan maupun kedatangan pesawat.

Ramp safety :

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang, diantaranya seperti Teknik

Error, Human Error, Cuaca Error, dan Engine Error. Tidak bisa diabaikan begitu saja 4 faktor tersebut

karena dalam Transportasi Udara Safety & Security menjadi prioritas utama. Kita ketahui bahwa Ramp

Handling merupakan proses penanganan dan pelayanan pesawat terbang selama berada di darat

dengan aman, tertib dan teratur sesuai peraturan yang berlaku.

Kegiatan dari ramp handling ini meliputi persiapan teknis pesawat, pengisian bahan bakan(fuel),

menaikan serta menurunkan bagasi, makan, air, dll. Dari sekian banyaknya kegiatan Ramp Handling

terkadang membuat tingkat Incident di daerah ramp ini meningkat karena dilihat dari kebutuhan dan

jumlah pesawat di Indonesia. Contohnya adalah penataan parkir pesawat yang berada dibandara

soekarno hatta yang sudah tidak memadai lagi serta menjadi ancaman bahaya para petugas ramp

handling yang perlu diwaspadai. bahkan adapun kejadian ketika pesawat diparkir dan mesin belum

dimatikan, tiba-tiba taxi way(mobil pendorong peswat) melintas dibelakang peswat dan alhasil taxi

way itu terkena semmburan dari Jet Blast(mesin peswat) sehinga mobil tersebut mental dan terpental

Ada baiknya dalam ramp handling ini harus mengikuti prosedur dengan baik karena menyagkut Safety

& Security, seperti :

Memeriksa persiapan semua perlengkapan kerja dan data-data(radio komunikasi,transportasi

ramp,posisi parker pesawat,jumlah penerbangan,catering,cargo,dll).

Mengikuti briefing sebelum aktifitas ramp handling.

Memerikasa & mengkoordinasi perasi penerbangan

Page 111: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

111

Menginformasikan ke unit-unit terkait sesegera mungkin apabila terjadi sesuatu diluar kebiasaan

(irregularities).

Berkoordinasi dengan Departure Control.

Memastikan informasi jumlah awak pesawat.

Memeriksa dan memonitor aktivitas yang ada di sisi pesawat dan mempastikan bahwa proses

bongkar muat selesai dalam rentang waktu yang ditentukan.

Kerugiaan terhadap pesawat sangatlah mahal apalagi jika sampai membahayakan jiwa para

petugas/pekerja diwilayah Ramp Handling. Oleh karena itu Safety dan Security pada wilyah ramp

handling haruslah sesuai dengan prosedur serta memenuhi standar keselamatan. Dengan kata lain

Setiap orang yang memasuki Ramp mesti memiliki pengetahuan tentang sikap dan orientasi

menyangkut keselamatan . Ketahuilan apa saja larangan yang berlaku, batasan wilayah kerja, izin

dari otoritas bandara dan terutama melakukan pekerjaan itu dengan pelindung (personal protection

equipment/PPE).

PENANGANAN PADA DANGEROUS GOODS DAN TATA

CARA PENGIRIMANNYA

Dangerous goods merupakan barang yang dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan

manusia,keselamatan property pesawat ataupun membahayakan perjalanan penerbangan. Yang

termasuk dengan dangeorous goods misalnya bahan peledak,minuman beralkohol,tabung-tabung kecil

yang berisi gas oksigen untuk keperluan medis, tabung kecil berisi gas karbon dioksida untuk

keperluan mekanik dll. Lalu bagaiman tata cara pengiriman dangerous goods:

1. Pengirim memohon pembukuan terlebih dahulu melalui airlines customer service dengan

memberikan pemberitahuan tentang isi,tujuan dan tanggal pengiriman.

2. Customer service menginformasikan dan meminta klarifikasi persetujuan angkut atas laporan

MSDS dari pengirim kepada station ramp/traffic yang bersertifikat DGR.

3. Station ramp/traffic akan meneliti msds serta peralatan yang ada apakah sudah sesuai dengan

ketentuan minimum DGR.

TANGGUNG JAWAB AIRLINES

Page 112: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

112

1. Acceptance adalah kegiatan awal yang harus melakukan pengontrolan DG sebagai berikut:

a. Check MSDS

b. Check pengisian shipper declaration sudah benar apa belum

c. Check packing atau kemasannya

d. Check labeling

e. Melaporkan ke station ramp/traffic

2. Storage

3. Loading

4. Inspection

Penggolongan Muatan Berbahaya

1.Bahan yang dapat meledak

2.Gas: bertekanan, cair, dan padat oleh

tekanan

3.Cairan yang menyala

4.1.Bahan yang dapat menyala

4.2.Bahan yang dapat membara secara

Mendadak.

Page 113: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

113

4.3.Bahan yang kalau kena air, menimbulkan

gas yang menyala

5.1.Bahan yang beroksidasi

5.2.Organic paroxid

6.1.Bahan yang beracun

6.2.Bahan yang dapat menimbulkan

infeksi/peradangan

7.Bahan radioaktif

8.Bahan yang menimbulkan karat

9.Jenis bahan lain yang dapat menimbulkan bahaya atau

memperhatikan sifat berbahaya

Hazard Labels

Page 114: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

114

IATA now offers a wide variety of fully compliant hazard labels for all classes:

Class 1 - Explosives

Class 2 - Gases

Class 3 - Flammable Liquids

Class 4 - Flammable Solids

Class 5 - Oxidizing Substances

Class 6 - Toxic and Infectious Substances

Class 7 - Radioactive Material

Class 8 - Corrosives

Class 9 - And Miscellaneous Dangerous Goods

Volume discounts are available when ordering in quantities of 25+/50+, these discounts will automatically be applied

at the checkout, or when you view your basket. Our labels are also available on rolls of 1,000. For more

information on specific labels not displayed on our website or general enquiries please contact our customer support

at [email protected].

Class 1. Explosives

Back to top

Explosive 1.1

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Explosive 1.2

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Explosive 1.3

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Explosive 1.4D

Page 115: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

115

Class 1. Explosives

Back to top

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Explosive 1.4F

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Explosive 1.4G

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Explosive 1.4S

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Explosive 1.5D

This is an asy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Page 116: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

116

Class 1. Explosives

Back to top

Explosive 1.6N

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Class 2. Gases Back to top

Flammable Gas 2.1

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Non-Flammable Gas 2.2

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Toxic Gas 2.3

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Class 3. Flammable

Liquids Back to top

Page 117: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

117

Class 3. Flammable

Liquids Back to top

Flammable Liquid

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Class 4. Flammable

Solids Back to top

Flammable Solid 4.1

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Spontaneously Combustible 4.2

This is an asy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Dangerous When Wet 4.3

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Class 5. Oxidizing

Substances Back to top

Page 118: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

118

Class 5. Oxidizing

Substances Back to top

Oxidizer 5.1

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Organic Peroxide 5.2

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Class 6. Toxic and

Infectious Substances Back to top

Toxic 6.1

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Infectious Substance 6.2

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Class 7. Radioactive

Material Back to top

Page 119: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

119

Class 7. Radioactive

Material Back to top

Fissile

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labelling dangerous goods labeling.

Radioactive - I-White

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Radioactive - II-Yellow

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Radioactive - III-Yellow

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Class 8. Corrosives Back to top

Corrosive

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Page 120: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

120

Class 8. Corrosives Back to top

Class 9. Miscellaneous Dangerous Goods Back to top

Miscellaneous (without word)

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Miscellaneous (with word)

This is an easy peel off vinyl label, 100 mm x 100 mm, and supplied on rolls of 150. All Labels are

compliant with IATA DGR, ICAO and 49 CFR requirements for labeling dangerous goods shipments.

Sumber : IATA , kumpulankaryasiswa.wordpress.com, Wikipedia

PACKAGING

(Marking and Labeling)

• Modul ini sangat penting bagi Freight Forwarders .

FF tidak saja sebagai pemberi saran kepada shipper

dalam hal packaging, tetapi juga meningkatkan

Page 121: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

121

keterlibatannya dalam melaksanakan packaging barang di

kontainer baik melalui angkutan udara .

Sebagai kepanjangan tangan dari Principals, FF

mempunyai kewajiban untuk mengangkut barang shipper

sampai ke tempat tujuan dengan kondisi yang sama.

• Informasi FF dalam menjawab permintaan packaging

barang dan moda transpor sampai final destination

merupakan petunjuk berharga bagi FF dalam

memasuki bisnis International.

• Hal penting untuk mengingatkan kembali kepada

pelanggan bahwa material tertentu yang digunakan

sebagai bahan packaging dapat membahayakan

lingkungan.

TUJUAN:

Mempunyai pengetahuan dasar fungsi

packaging dan macam-macam

Memberi saran & petunjuk kepada

Page 122: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

122

shipper dalam hal packaging cargo.

packaging cargo.

TIGA FUNGSI DASAR

DARI PACKAGING

Perlindungan, Pencegahan dan Penampilan

Tiga Fungsi Dasar Kemasan

a. Perlindungan →

kehilangan,

kerusakan,

pencurian, dll.

b. Pencegahan → perubahan temperatur, hama,

kontaminasi, risiko alam, dll.

Penampilan → ukuran, bentuk, warna, hiasan, dll

Pengiriman yang aman dimulai dari contoh di bawah ini

Page 123: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

123

Panduan/Pedoman untuk Pilihan Packaging

1.Secara umum, beberapa pedoman berikut dapat

dijadikan rujukan dalam menentukan cara atau

teknik kemasan/packaging dengan segala

pertimbangannya

2.Khusus untuk barang yang kecil-kecil, seyogyanya

secara hati2 dan cermat diletakkan pada landasan yang

Page 124: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

124

kuat terbuat dari papan (palet). Penggabungan barang2

tersebut akan membantu dan mempermudah

penanganan, serta dapat dihindari dari kemungkinan

terjadinya pencurian, dan memperkecil volume

pengiriman.

3.Barang harus diletakkan secara tepat dalam kemasan, merata dan

terhindar dari benturan satu dengan yang lain. Tidak jarang harus

digunakan media/bahan pelindung atau bantalan yang berfungsi sebagai

penyekat di antara barang-barang yang di kemas.

4. Packaging palet sangat cocok untuk shipment, yang

akan dimuat dalam kontainer. Bisa jadi shipment

barang diangkut secara konvensional. Sebagai

konsekwensi bisa juga terjadi risiko kerusakan selama

pengangkutan.

5.Dalam menentukan tipe kemasan yang baik dan tepat harus

diperhitungkan kemungkinan barang/shipment tertindih oleh muatan lain

diatasnya, pada saat barang masih di gudang .

Page 125: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

125

Teknik mengikat dengan menggunakan “plaster” selalu dipakai pada setiap

parsel.

6.Untuk mengantisipasi dan menghindari masalah,

seyogianya di pelajari peraturan negara tujuan, ataupun

airport transit, supaya waspada terhadap penggunaan

bahan yang dilarang,khususnya yg dapat mencemari lingkungan hidup.

7.Penggunaan karton/material bekas harus dihindari,

karena kemasan akan mudah rusak, sehingga barang

dapat terlihat dan kemungkinan pencurian akan terjadi.

8.Terhadap kiriman dalam jumlah besar, bentuk kemasan

harus disesuaikan dengan ukuran produk yang akan di

kirim, supaya ongkos angkut akan dapat ditekan.

Kasus di lapangan ( study cases ) :

Dangerous Goods di Tas Kita: Mulai Parfum Hingga Kutek

Nurul Hidayati - detikNews

Jakarta - Hendak jalan-jalan ke luar negeri? Tentunya sarana mempercantik diri

tak pernah ketinggalan: parfum dan kutek. Tapi tahukah Anda kedua benda favorit

Page 126: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

126

Anda itu masuk kategori dangerous goods? Berikut ini informasi dari Ina Haryati

pada detikcom, Senin (2/4/2007): Saya cuma mau sedikit share saja, kebetulan

pekerjaan saya masih berhubungan dengan barang-barang Dangerous Goods yang

akan diangkut pesawat. Selain ICAO, dalam dunia penerbangan internasional ada

juga yang namanya International Air Transport Association (IATA), cakupan IATA

ini lebih luas daripada International Civil Aviation Organization (ICAO).

Sehubungan dengan pekerjaan, saya pernah ikut training Dangerous Goods

Regulation yang dikeluarkan oleh IATA. Setelah ikut training ini, mata saya jadi

terbuka bahwa tanpa disadari kadang-kadang kita suka membawa barang yang

termasuk Dangerous Goods atau disingkat DG menurut IATA ke dalam kabin.

Contohnya korek api gas yang termasuk DG kelas 2 (Flammable Gas) atau minuman

beralkohol atau minyak wangi yang sebetulnya masuk kategori kelas 3 (Flammable

Liquid). Bahkan dosa parfum dobel, selain masuk flammable liquid apabila

berbentuk aerosol dia juga masuk kategori flammable gas juga. Buat cewek-cewek

yang suka pake kutek, kutek juga masuk dalam kategori Flammable Liquid. Siapa

sangka kalau kamper juga masuk kategori DG karena IATA mengkategorikan

sebagai DG kelas 4 (Flammable Solid). Batere lithium dalam jam, HP, laptop,

camera atau barang elektronik lainnya termasuk DG kelas 9 (miscelaneous).

Baterai biasa yang mengandung alkali bahkan masuk DG kelas 8 (Corrosive).

Contoh di atas hanya sebagian kecil dari Dangerous Goods yang dibawa penumpang

ke kabin pesawat. Sebetulnya apabila dibawa dalam jumlah yang terbatas dan

diperlakukan dengan tepat semua barang itu tidak akan menimbulkan bahaya. Jadi

sekali lagi sebetulnya sangat perlu dibuat peraturan seperti ini sebab tujuannya

adalah untuk meminimalisir tingkat kecelakaan transportasi yang tinggi di

Indonesia. Dari pihak yang berwenang juga diharapkan bisa memberikan info-info

kepada masyarakat umum mengenai "Dangerous Goods on Board" ini, infonya

meliputi barang apa yang dilarang atau kalau diperbolehkan seberapa jumlah yang

boleh dibawa dan bagaimana cara menghandlenya. Saya rasa masyarakat Indonesia

sudah cukup cerdas, apabila diberikan penjelasan yang tepat pastinya akan

dipatuhi. (nrl/asy)

2 Jam untuk Antre Cek Benda Cair di AS & Kanada

Nurul Hidayati - detikNews

Jakarta - Calon penumpang penerbangan internasional di Bandara Cengkareng

masih lebih beruntung dibandingkan penumpang di bandara di luar negeri. Benda

cair yang boleh dibawa ke kabin 1.000 cc alias 1 liter. Sedangkan di AS dan

Page 127: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

127

Kanada, hanya 100 cc! Berikut kisah Ahmad K pada detikcom, Senin (2/4/2007):

Menyambung berita tentang pembatasan benda cair yang diperbolehkan dibawa ke

kabin pesawat, saya mengalaminya sendiri pada saat peraturan keamanan ini baru

saja diterapkan di Amerika dan Kanada (Amerika Utara) setelah peristiwa kejadian

bandara Heathrow di London yang diduga akan diserang oleh teroris dengan cairan

bom sehingga menyebabkan chaos di bulan Agustus 2006 lalu. Pada saat saya

bepergian ke AS dan Kanada di bulan Oktober 2006, sistem security airport yang

baru di seluruh Amerika Utara mulai diterapkan dengan penggeledahan dan

pembatasan benda cair, apa pun wujudnya, yang akan dibawa ke pesawat baik di

kabin maupun di bagasi. Yang terjadi adalah koridor menuju pemeriksaan diubah

sedemikian rupa sehingga calon penumpang seperti berada di dalam 'labirin'

menuju pemeriksaan x-ray. Terjadi antrean yang amat panjang dan mengular dan

beberapa penumpang sudah sangat resah sehubungan jadwal penerbangan yang

sudah mepet. Dalam hal ini, pihak keamanan tidak ambil peduli. Seluruh isi

bagasi/luggage/kopor dan tas jinjing harus dibuka. Bahkan cairan yang melebihi

100 cc harus diserahkan. Ada parfum, ada shampo, ada pasta gigi, air minum,

cairan kumur dll, semuanya yang lebih 100 cc harus ditinggalkan atau dibuang di

tempat sampah yang telah disediakan. Hanya ada dispensasi pada obat-obatan

yang ada resepnya atau susu dan makanan bayi. Susu bayi pun juga dibatasi hanya

250 cc saja. Tidak hanya itu, bagi orang-orang yang bertampang Asia atau apalagi

Timur Tengah, wah...lebih menyiksa lagi pemeriksaannya. Sepatu, ikat pinggang,

jam tangan, HP, kaos kaki, jaket, dan tas jinjing harus dibuka dan dimasukkan ke

kotak x-ray. Laptop dan kamera harus ditest dan dihidupkan. Pokoknya amat ketat

tanpa terlewat satu inci dan barang sedikit pun untuk diperiksa. Saat itu saya

hanya membawa satu cabin suitcase dan satu ransel lapto. Terpaksa deh, semua isi

keperluan mandi saya harus direlakan dibuang, kecuali sikat gigi. Waktu yang

diperlukan untuk pemeriksaan adalah kurang lebih 5 - 10 menit per orang atau per

bagasi. Bayangkan bila antrean itu ada ratusan orang sementara koridornya cuma

satu berapa lama dibutuhkan untuk lepas dari pemeriksaan menuju counter check

in. Saya memerlukan waktu hampir dua jam untuk mengantre pemeriksaan saja.

Ini di bandara International San Fransisco dan Vancouver. Jadi kalau sekarang di

bandara Soekarno Hatta dibatasi maksimal 1.000 cc (1 liter) itu masih lumayan...

lha di AS dan Kanada malah 100 cc. Jadi bagi calon penumpang, sebaiknya tidak

perlu bawa benda-benda cair yang bervolume banyak, agar antrean bisa tertib

lancar serta cepat. Atau tidak perlu bawa sama sekali benda cair sehingga lebih

cepat. Ada kesan memang, ini adalah bentuk paranoid yang mengekor AS tapi juga

ada kesan bahwa pemerintah sedang berpesan bahwa teroris itu masih

gentanyangan dengan membawa cairan bom, apa itu jenisnya saya tidak tahu.

Waktu iseng-iseng saya tanya kenapa air minum (fresh water) juga disita, jawab

petugasnya bahwa air bisa jadi bom hidrogen. Begitu ketakutannya pada air.

Page 128: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

128

Dengan semakin tumbuhnya era maskapai Low Cost Carrier di Indonesia dalam satu dasa warsa

belakangan ini maka pertumbuhan lahirnya beberapa maskapai baru telah medorong

pertumbuhan

Jumlah perusahaan penerbangan di tanah air. Tahun 2000 jumlah penumpang angkutan moda

transpotasi udara hanya berkisar dibawah 10 juta penumpang , maka pada tahun 2015 jumlah

penumpang angkutan moda transportasi udara diperkirakan akan mencapai angka 100 juta

penumpang . Hal ini diakibatkan dengan semakin banyaknya tumbuh maskapai niaga yang baru

di Indonesia yang sampai saat kini ada sekitar kurang lebih 15 maskapai niaga berjadual dan

beberapa maskapai kargo. Jumlah maskapai akan semakin bertambah seiring dengan beberapa

Page 129: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

129

ijin maskapai baru yang tengah antri ijin operasi dari Kemenhub saat kini.Maka tak heran bila

dunia penerbangan di Indonesia saat kini kekurangan SDM penerbangan yang siap pakai. Para

analis memperkirakan kebutuhan SDM dalam dunia penerbangan sampai dengan tahun 2020

mencapai 2 juta staff siap pakai.Termasuk didalamnya tenaga staff passanger handling di semua

maskapai dan bandara di Indonesia .Padahal kita ketahui bersma buku buku “Passeger handling

“ dalam bahasa Indonesia juga masih terbatas . Beranjak karena terjadi kekurangan SDM

penerbangan yang sangat serius maka maka kami berusaha menulis buku tersebut dalam

bahasa Indonesia yang sekerinya akan bermanfaat bagi para pembaca mahasiswa dan

mahasiswi di kampus jurusan Penerbangan , Pariwisata dan pembaca pada umumnya.

Page 130: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

130

How to know about : Ground Support Equipment (GSE)?

Pada saat ini kita kenal banyak tipe dan jenis pesawat yang dipakai oleh berbagai macam maskapai penerbangan,hal itu pasti diperlukan adanya penanganan yang dilakukan pada saat mendarat ataupun transit.Penanganan pada saat pesawat mendarat biasanya secara umum memerlukan waktu 40 menit-1jam.Kegiatan tersebut adalah Ramp Handling.Ada berbagai

macam kegiatan Ramp handling,seperti:

Aircraft handling

Marshalling

Parking

Ramp to flight deck communication

Starting

Safety measures

Moving aircraft

Tetapi semua kegiatan tersebut tidak bisa terlaksana tanpa adanya bantuan dari alat-alat

yang mendukungnya yang disebut dengan istilah Ground Support Equipment atau GSE.GSE diklasifikasikan berdasarkan geraknya yaitu Motorized GSE dan Non Motorized GSE.

Motorized equipment,terdiri dari

Apron bus:sebagai alat transportasi di dalam apron area.

Air conditioning unit.

Aircraft Towing Tractor

Baggage Towing Tractor

Belt Conveyor loader

High Lift Loader

Main Deck Loader

Passenger Boarding Stairs

Lavatory Service Truck

Non motorized equipment,terdiri dari,

Aircraft Wheel Chock

Aircraft Tow Bar

Aircraft Jack

Cart

Hand Pallet

Pallet Dolly

Tail Stand Jack

Semua jenis alat tersebut adalah sebagai pendukung kerja di dalam lingkup Ramp Handling,semua dibutuhkan untuk kinerja pesawat.

Page 131: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

131

Page 132: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

132

Page 133: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

133

Page 134: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

134

Page 135: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

135

Page 136: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

136

Page 137: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

137

Page 138: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

138

Tugs And Tractors

Digunakan untuk menarik atau menggerakkan alat-alat ground support yang mengalami kerusakan

v Main Deck Loader

Page 139: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

139

Digunakan untuk loading dan unloading cargo yang berada di container atau di pallet

v Passenger BoardingStairs

Terkadang disebut tangga udara, digunakan untuk mengangkut penumpang dari darat ke kabin pesawat

Page 140: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

140

Digunakan untuk menarik pesawat dari runway menuju apron, begitu juga sebaliknya

Overview

Catering vehicle

Many airlines subcontract ground handling to an airport or a handling agent, or even to another airline. Ground handling addresses the many service

requirements of a passenger aircraft between the time it arrives at a terminal gate and the time it departs on its next flight. Speed, efficiency, and accuracy are

important in ground handling services in order to minimize the turnaround time (the time during which the aircraft remains parked at the gate).

Small airlines sometimes subcontract maintenance to a much larger and reputable carrier, as it is a short-term cheaper alternative to setting up an independent

maintenance base. Some airlines may enter into a Maintenance and Ground Support Agreement (MAGSA) with each other, which is used by airlines to assess

costs for maintenance and support to aircraft.

Most ground services are not directly related to the actual flying of the aircraft, and instead involve other service tasks. Cabin services ensure passenger comfort

and safety. They include such tasks as cleaning the passenger cabin and replenishment of on-board consumables or washable items such as soap, pillows,

tissues, blankets, and magazines. Security checks are also made to make sure no threats have been left on the aircraft. Airport ground support equipment (GSE)

comprise a diverse range of vehicles and equipment necessary to service aircraft during passenger and cargo loading and unloading, maintenance, and other

ground-based operations. The wide range of activities associated with aircraft ground operations lead to an equally wide ranging fleet of GSE. For example,

activities undertaken during a typical aircraft gate period include: cargo loading and unloading, passenger loading and unloading, potable water storage,

lavatory waste tank drainage, aircraft refueling, engine and fuselage examination and maintenance, and food and beverage catering. Airlines employ specially

designed GSE to support all these operations. Moreover, electrical power and conditioned air are generally required throughout gate operational periods for

both passenger and crew comfort and safety, and many times these services are also provided by GSE.

Page 141: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

141

Chocks

Chocks

Chocks are used to prevent an aircraft from moving while parked at the gate or in a hangar. Chocks are placed in the front ('fore') and back ('aft') of the wheels

of landing gear. They are made out of hard wood or hard rubber. Corporate safety guidelines in the USA almost always specify that chocks must be used in a

pair on the same wheel and they must be placed in physical contact with the wheel. Therefore, "Chocks" refers to a pair of chocks connected by a segment of

rope or cable.

Chock is also a verb, as in, "You need to chock that belt loader if you're going to leave it parked there," or, "As I was chocking the nose gear, the aircraft's

engines were still spinning down."

Non-powered equipment

Trolley for containers

Page 142: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

142

Trolley for pallets

[edit] Bag carts

Baggage carts are used for the transportation of luggage, mail, cargo and other materials between the aircraft and the terminal or sorting facility. Carts are fitted

with a brake system which blocks the wheels from moving when the connecting rod is not attached to a tug. Most carts are completely enclosed except for the

sides which use plastic curtains to protect items from weather.

[edit] Trollies for containers and pallets

The trolley or dollie are for containers and palettes are used for the transport of loads placed in containers and on pallets. Both kinds of trolley have inbuilt

rollers or balls in the space for the acceptance of containers or pallets for their easier moving. The containers or pallets on trolleys must obligatory be secured

with built-in Stops. The mechanical brake, depending on construction blocks the wheels when the towbar of the trolley is raised to 90°. The trolleys for

containers have revolving deck to make containers turn to the direction of loading on aircraft. On all trolleys the parts as brake for wheels blocking, the wheels,

the towbar, the hook for connecting, stops on the revolving platform, and stops for locking the containers or pallets must be in order or with them is prohibited

any tra;nsport.

Powered equipment

[edit] Refuelers

Page 143: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

143

Hydrant truck aircraft refueler.

Aircraft refuelers can be either a self contained fuel truck, or a hydrant truck or cart. Fuel trucks are self contained, typically containing up to 10,000 US gallons

of fuel and have their own pumps, filters, hoses, and other equipment. A hydrant cart or truck hooks into a central pipeline network and provides fuel to the

aircraft. There is a significant advantage with hydrant systems when compared to fuel trucks, as fuel trucks must be periodically replenished.

[edit] Tugs and tractors

The tugs tractors at an airport have several purposes and represent the essential part of ground support services. They are used to move any equipment that can

not move itself. This includes bag carts, mobile air conditioning units, air starters, lavatory carts, and other equipment.

[edit] Ground power units

Ground power unit

A ground power unit is a vehicle capable of supplying power to aircraft parked on the ground. Ground power units may also be built into the jetway, making it

even easier to supply electrical power to aircraft. Many aircraft require 28V of direct current and 110V 400 Hz of alternating current. The electric energy is

carried from a generator to a connection on the aircraft via 3 phase 4-wire insulated cable capable of handling 200 amps. These connectors are standard for all

aircraft.

[edit] Buses

Airport Bus

Page 144: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

144

Main article: Airport bus

Buses at airports are used to move people from the terminal to either an aircraft or another terminal. Some airports use buses that are raised to the level of a

passenger terminal and can only be accessed from a door on the 2nd level of the terminal. These odd looking buses are usually referred to as "people movers"

or "mobile lounges". Airport buses are usually normal city buses or specialised terminal busses. The biggest producers of airport busses are in China

(Shenyang, Beijing, Jinhua), Portugal and Slovenia.[specify]

[edit] Container loader

The loader for widebodied aircraft (cargo platform) is used for loading and unloading of cargo placed in containers or on pallet. The loader has two platforms

which independently raise or come down. The containers or palettes on the loader are moved with the help of built-in rollers or wheels, and are carried in

aircraft across the platforms. The ground handling is different in the different areas. In Northern and South America the pallet is dominating and in Europe and

Asia the container is stronger in use. So there are different container and pallet loaders. - 3.5 to - 7 to, standard version, wide-body, universal (up to main body

height) - 14 to - 30 to For military transport planes special container and pallet loaders are in use. Also for military use airborne (transportable within the

transport plane) are in use. Container and pallet loaders are produced mainly in France, Germany, Estonia, Spain, Canada, in the U.S.A., Brazil, Japan and

China.

[edit] Transporters

Container transporter

The transporters are cargo platforms constructed so that beside loading and unloading can transport cargo. Depending on the type and load capacity the

containers could be transported, and the same is valid for greater transporters and palettes.

[edit] Air starter

Page 145: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

145

A jet air starter

An air starter is a vehicle with a built-in gas turbine engine which, during the start of aircraft engine, gives the necessary quantity of air to start the engine.

While a compressor cannot deliver the necessary quantity of air for its own work, the air is provided by an air starter. An air starter blows air in by a hose

attached to aircraft.

[edit] Potable water trucks

Potable water trucks are special vehicles that fill up drinking water tanks in aircraft. The water is filtered and protected from the elements while being stored

on the vehicle. A pump in the vehicle assists in moving the water from the truck to the aircraft.

[edit] Lavatory service vehicles

Lavatory service vehicles empty and refill lavatories onboard aircraft. Waste is stored in tanks on the aircraft until these vehicles can empty them and get rid of

the waste. After the tank is emptied, it is refilled with a mixture of water and a disinfecting concentrate, commonly called 'blue juice'. Instead of a self-powered

vehicle, some airports have lavatory carts, which are smaller and must be pulled by tug.

[edit] Catering vehicle

Catering includes the unloading of unused food and drink from the aircraft, and the loading of fresh food and drinks for passengers and crew. The meals are

typically delivered in standardized carts. Meals are prepared mostly on the ground in order to minimize the amount of preparation (apart from chilling or

reheating) required in the air.

The catering vehicle consists of a rear body, lifting system, platform and an electro-hydraulic control mechanism. The vehicle can be lifted up, down and the

platform can be moved to place in front of the aircraft.

In-flight food is prepared in the flight kitchen which is completely HACCP certified facility where food is made in sterile and controlled environments. The

packed food is then placed in trollies and wheeled into the Catering truck at the flight kitchen, which can be located within a 5 km radius of the airport.

Thereon the vehicle drives to the airport and is parked in front of the plane. The stabilizers are deployed and the van body is lifted. The platform can be fine

controled to move left-right as well as in-out so that it is aligned with the door correctly.

The body is made of insulated panels and is capable of maintaining temperatures of 0 degrees by means of refrigeration unit.

A special Hi Lift for the A380 plane has been designed and is seen in cities with the A380 traffic.

Some of the manufacturers manufacturing Hi Lifts are CTV DOLL, FFG, Byron GSE, Nandan GSE, TLD, Aeromobiles, etc

Page 146: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

146

[edit] Belt loaders

Belt loader

Belt loaders are vehicles with movable belts for unloading and loading of baggage and cargo of aircraft. A belt loader is positioned to the door sill of an aircraft

hold (baggage compartment) for the operation. Belt loaders are used for narrow body aircraft (e.g. 737) and bulk hold of wide body aircraft (e.g. 767 and 747).

Baggage stored without containers is known as bulk loading.

[edit] Passenger boarding stairs

Passenger boarding stairs

Passenger boarding stairs, sometimes referred to as 'air-stairs', 'boarding ramps' or 'aircraft steps', provide a mobile means to traverse between aircraft doors and

the ground. Because larger aircraft have door sills 5 to 20 feet high, stairs facilitate safe boarding and deboarding. While smaller units are generally moved by

being towed or pushed, larger units are self-powered. Most models have adjustable height to accommodate various aircraft. Optional features may include

canopy, heat, supplementary lighting and red carpet.

[edit] Pushback tugs and tractors

Main article: Pushback

Pushback tugs are mostly used to push an aircraft away from the gate when it is ready to leave. These tugs are very powerful and because of the large engines,

are sometimes referred to as an engine with wheels. Pushback tugs can also be used to pull aircraft in various situations, such as to a hangar. Different size tugs

are required for different size aircraft. Some tugs use a tow-bar as a connection between the tug and the aircraft, while other tugs lift the nose gear off the

ground to make it easier to tow or push.

[edit] De/anti-icing vehicles

Page 147: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

147

A de/anti-icing vehicle

The procedure of de/anti-icing, protection from fluids freezing up on aircraft, is done from special vehicles. These vehicles have booms, like a cherry picker,

to allow easy access to the entire aircraft. A hose sprays a special mixture that melts current ice on the aircraft and also prevents some ice from building up

while waiting on the ground.

Convenience Int'l Airport : The Official Airport of IDC..j/k..

GROUND SUPPORT EQUIPMENT

Ground Support Equipment biasa ditemukan di suatu Bandar Udara , terkadang berada

di jalur area pelayanan terminal. Peralatan ini digunakan untuk melayani pesawat

Page 148: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

148

terbang sebelum keberangkatan maupun setelah tiba di bandara, dinamakan ground

support equipment karena peralatan ground handling ini dapat mendukung operasi

pesawat ketika berada di darat. Adapun fungsi umum dari peralatan ini meliputi

ground power operations, aircraft mobility, dan loading operations (penumpang dan

barang).

Ground support equipment

Banyak Airlines yang melakukan sub contract dengan perusahaan ground handling di

bandara ataupun handling agent, atau juga dengan Airline lainnya. Ground handling

memiliki banyak persyaratan dalam memberikan pelayanan dari pesawat pengangkut

penumpang, diantara waktu tiba harus berada di (apron) pintu terminal dan

keberangkatan selanjutnya juga demikian. Kecepatan, akurasi, dn efisiensi sangatlah

penting di dalam pelayanan ground handling. in order untuk meminimalisir waktu yang

terbuang (turnaround time), selama pesawat berada di pintu.

Airlines kecil terkadang memperbaiki sub contract dengan Airline yang lebih besar dan

memiliki reputasi. Melalui kerja sama jangka pendek, yang merupakan alternatif

termurah.

Ada beberapa kategori untuk ground support equipment, dan (GSE) terdiri dari dua

kategori, yaitu:

1.non-powered equipment

2.powered equipment

1. NON-POWERED EQUIPMENT

CHOCKS

Chock digunakan untuk mencegah pesawat bergerak ketika parkir di apron atau di

hanggar. Chocks diletakkan di depan dan di belakang roda landing gear pesawat.

Chocks terbuat dari kayu yang keras atau karet yang keras.

Trolley for containers Trolley for pallets

BAG CARTS

Page 149: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

149

Kereta angkut (Baggage carts), digunakan untuk mengangkut cargo, excess baggage,

mail, dan material lainnya dari terminal ke pesawat atau sorting facility. Carts

dilengkapi dengan system pengereman dengan memblok roda sehingga tidak bergerak

ketika akan disambungkan dengan balok untuk ditarik. Banyak kereta yang dilengkapi

dengan penutup, kecuali untuk bagian yang menggunakan plastik dilindungi dengan

terpal sehingga items terlindungi dari kondisi cuaca.

DOLLIES FOR CONTAINERS AND PALLETS

Trolli untuk container dan pallet digunakan untuk mengangkut muatan di container

dan pallet. Dari keduanya memiliki inbuilt rollers atau roll untuk memudahkan di

dalam mengangkut container dan pallet ke dalam space pesawat. Container dan pallet

juga wajib dilengkapi dengan built-in fuses. Mekanik rem bergantung kepada

konstruksi blok roda ketika trolli diangkat ke atas atau sebaliknya. Trolli untuk

container memiliki pola memutar untuk membuat container dapat berbalik arah

secara langsung saat proses loading ke dalam pesawat. Semua bagian pada trolli, baik

roda, pole, system pengereman, bagian sambungan haruslah sesuai prosedur.

2. POWERED EQUIPMENT

REFUELLERS

Hydrant truck aircraft refueller

Aircraft refuellers biasa juga disebut fuel truck, atau hydrant truck. Fuel truck sendiri

dapat mengangkut bahan baker sekitar 10,000 US gallons, fuel truck memiliki alat

pemompa, penyaring, selang karet, dan peralatan lainnya. Sebuah hydrant cart

bergerak ke pipeline network untuk menyediakan bahan bakar pesawat. Ada

perbedaan yang signifikan antara hydrant system dengan fuel truck, hydrant system

lebih menguntungkan karena fuel truck harus mengisi kembali secara berkala.

TUGS AND TRACTORS

Tugs dan tractors memiliki beberapa fungsi dan tujuan di dalam memberikan

pelayanan pendukung di darat. Mereka digunakan untuk menarik atau menggerakkan

alat-alat ground support yang mengalami kerusakan, termasuk bag carts, mobile air

conditioning units, air starters, lavatory carts, and peralatan lainnya.

Page 150: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

150

GROUND POWER UNITS

Ground power units

Ground power unit adalah kendaran yang mampu menyuplai tenaga ke pesawat yang

sedang berada di parkir area. Ground power units juga memungkinkan dapat

menyuplai jetway, mempermudah suplai energi listrik ke pesawat. Semua pesawat

yang memiliki syarat 28V arus searah, dan 200V 400HZ arus bolak balik, energi listrik

dibawa dari sebuah generator yang disambungkan ke pesawat lewat kabel yang sangat

tebal. Kabel penghubung ini adalah standar untuk semua pesawat.

BUSES

Airport buses

Bis digunakan untuk mengangkut penumpang, dan memindahkan penumpang dari

pesawat ke terminal, atau dari satu terminal ke terminal yang lainnya. Di beberapa

Bandar udara bis hanya dapat digunakan untuk penumpang yang berada di lantai

dasar, apabila berada di lantai 2 biasanya penumpang menggunakan garbarata, bis

terkadang disebut sebagai mobile lounges.

CONTAINER LOADER

Loader untuk pesawat berbadan lebar (aircraft platform) digunakan untuk loading dan

unloading cargo yang berada di container atau di pallet. Loader memiliki dua peron

yang secara bebas mengangkat dan menurunkan. Container dan pallet saat di loader

digerakkan dengan built-in rollers atau roda, dan diangkut ke pesawat melewati

peron.

TRANPORTERS

Container transporters

Transporters adalah peron kargo yang memiliki konstruksi untuk membantu proses

loading dan unloading. Tipe transporter tergantung pada load capacity container yang

akan diangkut, dan berlaku juga untuk pallet serta transporter yang lebih besar.

Page 151: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

151

AIR STARTER

A jet air starter

Sebuah air starter adalah sebuah kendaraan yang dilengkapi dengan mesin gas turbin

yang, selama menghidupkan pesawat membutuhkan udara seperlunya agar mesin

pesawat dapat hidup. Selama kompresor tidak bisa bekerja sendiri mengantarkan

udara yang cukup, udara disediakan oleh air starter. Air starter mengeluarkan udara

dengan selang yang didekatkan ke pesawat.

POTABLE WATER TRUCKS

Potable water trucks adalah kendaraan khusus yang mengisi drinking water di tangki

pesawat. Air disaring dan dilindungi dari beberapa elemen selama tersimpan di

kendaraan. Sebuah pompa di kendaraan membantu menggerakkan air dari kendaraan

ke pesawat.

LAVATORY SERVICE VEHICLES

Kendaraan lavatory service kosong dan mengisi dari lavatories onboard aircraft,

kotoran yang tersimpan di tangki, kemudian dibersihkan dengan kendaraan ini,

setelah tangki dibersihkan kemudian diberikan campuran air dengan disinfecting

concentrate, biasa disebut blue juice. Beberapa Bandar udara memiliki kereta

lavatory yang lebih kecil dan harus ditarik dengan penarik.

CATERING VEHICLE

Catering vehicle

Catering juga meng unloading minuman dan makanan yang tidak habis terkonsumsi,

selain me loading makanan dan minuman yang baru untuk penumpang dan crew. Tipe

makanan di antar dengan kereta yang distandarkan. Makanan dibuat di darat sesuai

Page 152: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

152

dengan banyaknya permintaan (apart from chilling or reheating).

Kendaraan catering terbuat dengan lifting system, platform and an electro-hydraulic

control mechanism. Kendaraan dapat mengangkat dan menurunkan, peron dapat

menggerakkan ke depan pesawat.

BELT LOADERS

Belt loader adalah kendaraan yang menyediakan moveable belts untuk loading dan

unloading baggage dan cargo. Sebuah belt loader digerakkan untuk membuka ruang di

bawah pesawat, dikenal sebagai bin atau pit. Belt loader banyak digunakan pesawat

kecil yang tidak dapat menggunakan container. Baggage tersimpan tanpa container

melainkan dengan bulk loading.

PASSENGER BOARDING STAIRS

Passenger boarding stairs

Passenger boarding stairs terkadang disebut tangga udara, digunakan untuk

mengangkut penumpang dari darat ke kabin pesawat. Semenjak banyak pesawat yang

memiliki pintu pesawat yang tinggi dari darat, tangga membantu penumpang naik dan

turun dengan aman serta efisien. Ada beberapa tangga yang seperti eskalator

sehingga mempermudah penumpang, ada juga tangga yang biasa saja. Banyak tangga

yang dapat menyesuaikan ketinggian tangga dengan ketinggian pesawat.

PUSHBACK TUGS AND TRACTORS

Taxing in/pushing back

Pushback tugs banyak digunakan untuk menarik pesawat dari runway menuju apron,

begitu juga sebaliknya. Tugs ini sangat bertenaga karena memiliki mesin yang besar.

Pushback tug juga bisa mendorong pesawat dalam beberapa situasi, seperti

mendorong ke hangar. Ukuran tugs disesuaikan dengan ukuran pesawat. Beberapa tugs

menggunakan tow-bar sebagai penghunbung antara pesawat dengan tug itu sendiri.

Selama menarik tugs menggunakan gear secara perlahan agar mempermudah

Page 153: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

153

DE / ANTI-ICING VEHICLES

A de/anti-icing vehicle

Prosedur dari de/ anti icing, melindungi pesawat dari kebekuan akibat tertutup salju,

dengan menggunakan kendaraan khusus yang memiliki tangan-tangan, seperti sebuah

cherry picker untuk mempermudah akses masuk ke pesawat. Sebuah selang

penyempot khusus mencairkan ice pada pesawat, juga mencegah penumpukkan salju

selama berada di darat.

LAMPIRAN :

Nama nama Bandara Udara di seluruh Indonesia .

Internasional

Sumatera

BTJ - Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh

MES - Bandar Udara Polonia, Medan

BTH - Bandar Udara Hang Nadim, Batam

TNJ - Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang

PKU - Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru

PDG - Bandar Udara Minangkabau, Padang

PLM - Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang

BKS - Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu

TKG - Bandar Udara Radin Inten II, Bandar Lampung

Jawa

CGK - Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten. Singkatan CGK merujuk kepada

Cengkareng

HLP - Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta

SUB - Bandar Udara Juanda, Surabaya

SOC - Bandar Udara Adisumarmo, Solo

JOG - Bandar Udara Adi Sucipto, Yogyakarta

SRG - Bandar Udara Achmad Yani, Semarang

BDO - Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung

Page 154: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

154

] Bali dan Nusa Tenggara

DPS - Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar

AMI - Bandar Udara Selaparang, Mataram

KOE - Bandar Udara El Tari, Kupang

--- - Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima

--- - Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng

BJW - Bandar Udara Soa, Bajawa

--- - Bandar Udara H.Hasan Aroeboesman, Ende

--- - Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, Bima

--- - Bandar Udara Frans Seda, Maumere

--- - Bandar Udara Mali, Alor

--- - Bandar Udara Haliwen, Atambua

Kalimantan

BPN - Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan

PNK - Bandar Udara Supadio, Pontianak

TRK - Bandar Udara Juwata, Tarakan

BEJ - Bandar Udara Kalimarau, Berau

Sulawesi

UPG - Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Makassar

MDC - Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado

Maluku

AMQ - Bandar Udara Pattimura, Ambon

] Papua

DJJ - Bandar Udara Sentani, Jayapura

BIK - Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak

TIM - Bandar Udara Mozes Kilangin, Tembagapura

MKQ - Bandar Udara Mopah, Merauke

Ket: Bandar udara internasional memiliki 2 jenis penerbangan,

yaitu penerbangan internasional dan penerbangan domestik.

Domestik

Sumatera

Page 155: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

155

SBG - Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang

LSX - Bandar Udara Lhok Sukon, Aceh Utara

LSW - Bandar Udara Malikus Saleh, Lhokseumawe

MEQ - Bandar Udara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya

TPK - Bandar Udara Teuku Cut Ali, Tapaktuan

SKL - Bandar Udara Syekh Hamzah Fansyuri, Singkil

SNB - Bandar Udara Lasikin, Sinabang

SIW - Bandar Udara Sibisa, Toba Samosir

SQT - Bandar Udara Silangit, Siborong-borong

SIX - Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga

AEG - Bandar Udara Aek Godang, Padang Sidempuan

GNS - Bandar Udara Binaka, Gunung Sitoli

LSE - Bandar Udara Lasondre, Pulau-pulau Batu

DUM - Bandar Udara Pinang Kampai, Dumai

SEQ - Bandar Udara Sungai Pakning, Bengkalis

PPR - Bandar Udara Pasir Pengaraian, Pasir Pengaraian

SIQ - Bandar Udara Dabo, Singkep

RGT - Bandar Udara Japura, Rengat

TJB - Bandar Udara Sei Bati, Karimun

NTX - Bandar Udara Ranai, Natuna

MWK - Bandar Udara Matak, Pal Matak

RKO - Bandar Udara Rokot, Sipura

DJB - Bandar Udara Sultan Thaha Syarifuddin, Jambi

KRC - Bandar Udara Depati Parbo, Kerinci

BKS - Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu

MPC - Bandar Udara Mukomuko, Mukomuko

PGK - Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang

TJQ - Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin , Tanjung Pandan

LLG - Bandar Udara Silampari, Lubuklinggau

PDO - Bandar Udara Pendopo, Empat Lawang

Jawa

PCB - Bandar Udara Pondok Cabe, Pamulang

PPJ - Bandar Udara Pulau Panjang, Kepulauan Seribu

TSY - Bandar Udara Cibeureum, Tasikmalaya

CBN - Bandar Udara Cakrabhuwana, Cirebon

CXP - Bandar Udara Tunggul Wulung, Cilacap

PWL - Bandar Udara Wirasaba, Purbalingga

KWB - Bandar Udara Dewa Daru, Karimunjawa

CPF - Bandar Udara Ngloram, Cepu

MLG - Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang

SUP - Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep

MSI - Bandar Udara Masalembo, Masalembo

Page 156: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

156

] Bali dan Nusa Tenggara

SWQ - Bandar Udara Brangbiji, Sumbawa Besar

LYK - Bandar Udara Lunyuk, Sumbawa

BMU - Bandar Udara Muhammad Salahuddin, Bima

KOE - Bandar Udara El Tari, Kupang

LBJ - Bandar Udara Komodo, Manggarai Barat

RTG - Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng

TMC - Bandar Udara Tambolaka, Waikabubak

WGP - Bandar Udara Mau Hau, Waingapu

BJW - Bandar Udara Soa, Bajawa

ENE - Bandar Udara H Hasan Aroeboesman, Ende

MOF - Bandar Udara Wai Oti, Maumere

LKA - Bandar Udara Gewayantana, Larantuka

LWE - Bandar Udara Wonopito, Lewoleba

ARD - Bandar Udara Mali, Alor

RTI - Bandar Udara Lekunik, Rote

SAU - Bandar Udara Tardamu, Pulau Sawu

ABU - Bandar Udara Haliwen, Atambua

Kalimantan

KTG - Bandar Udara Rahadi Oesman, Ketapang

SQG - Bandar Udara Susilo, Sintang

NPO - Bandar Udara Nanga Pinoh, Nanga Pinoh

PSU - Bandar Udara Pangsuma, Putussibau

PKY - Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya

PKN - Bandar Udara Iskandar, Pangkalan Bun

TBM - Bandar Udara Tumbang Samba, Katingan

SMQ - Bandar Udara H. Asan, Sampit

MTW - Bandar Udara Beringin, Muara Teweh

BDJ - Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin

TJG - Bandar Udara Warukin, Tanjung

BTW - Bandar Udara Bersujud, Batulicin

KBU - Bandar Udara Stagen, Kotabaru

SRI - Bandar Udara Temindung, Samarinda

NNX - Bandar Udara Nunukan, Nunukan

LBW - Bandar Udara Yuvai Semaring, Krayan

BYQ - Bandar Udara Bunyu, Pulau Bunyu

MLN - Bandar Udara R.A. Bessing, Malinau

LPU - Bandar Udara Long Ampung, Kayan Selatan

TJS - Bandar Udara Tanjung Harapan, Tanjung Selor

NAF - Bandar Udara Banaina, Bulungan

BEJ - Bandar Udara Kalimarau, Tanjung Redeb

SGQ - Bandar Udara Sangkimah, Sangatta

BXT - Bandar Udara Bontang, Bontang

Page 157: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

157

TSX - Bandar Udara Tanjung Santan, Marang Kayu

KOD - Bandar Udara Kotabangun, Kutai Kartanegara

SZH - Bandar Udara Senipah, Kutai Kartanegara

MLK - Bandar Udara Melalan, Melak

DTD - Bandar Udara Datah Dawai, Kutai Barat

TNB - Bandar Udara Tanah Grogot, Tanah Grogot

- Bandar Udara Tanjung Bara, Sangatta

Sulawesi

MXB - Bandar Udara Andi Djemma, Masamba

BUW - Bandar Udara Betoambari, Bau-bau

GTO - Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo

SQR - Bandar Udara Inco Soroako Waws, Sorowako

PSJ - Bandar Udara Kasiguncu, Poso

TLI - Bandar Udara Lalos, Tolitoli

MJU - Bandar Udara Tampa Padang, Mamuju

MNA - Bandar Udara Melonguane, Melonguane

BJG - Bandar Udara Mopait, Bolaang Mongondow

PLW - Bandar Udara Mutiara, Palu

NAH - Bandar Udara Naha, Tahuna

UOL - Bandar Udara Pogugol, Buol

PUM - Bandar Udara Pomalaa, Pomalaa

TTR - Bandar Udara Pongtiku, Tana Toraja

RAQ - Bandar Udara Sugimanuru, Raha

LUW - Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk

KDI - Bandar Udara Haluoleo, Kendari

- Bandar Udara H. Aroeppala , Selayar

- Bandar Udara Matahora , Wangi-wangi

- Bandar Udara Maranggo , Pulau Tomia

Maluku

AHI - Bandar Udara Amahai, Masohi

NDA - Bandar Udara Bandaneira, Banda

DOB - Bandar Udara Dobo, Kepulauan Aru

LUV - Bandar Udara Dumatubun, Langgur

SQN - Bandar Udara Emalamo, Sanana

GLX - Bandar Udara Gamarmalamo, Galela

GEB - Bandar Udara Gebe, Gebe

KAZ - Bandar Udara Kuabang, Tobelo

MAL - Bandar Udara Mangole, Mangole

NAM - Bandar Udara Namlea, Namlea

NRE - Bandar Udara Namrole, Namrole

BJK - Bandar Udara Nangasuri, Benjina

LAH - Bandar Udara Oesman Sadik, Labuha

Page 158: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

158

SXK - Bandar Udara Olilit, Saumlaki

OTI - Bandar Udara Pitu, Morotai

TTE - Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate

TAX - Bandar Udara Taliabu, Taliabu

WHI - Bandar Udara Wahai, Pulau Seram

- Bandar Udara Buli, Maba

] Papua

RSK - Bandar Udara Abresso, Manokwari

AGD - Bandar Udara Anggi, Anggi

AAS - Bandar Udara Apalapsili, Jayawijaya

ARJ - Bandar Udara Arso, Arso

AYW - Bandar Udara Ayawasi, Sorong

BXB - Bandar Udara Babo, Babo

BXD - Bandar Udara Bade, Merauke

BXM - Bandar Udara Batom, Pegunungan Bintang

NTI - Bandar Udara Bintuni, Bintuni

BUI - Bandar Udara Bokondini, Jayawijaya

DRH - Bandar Udara Dabra, Puncak Jaya

ELR - Bandar Udara Elilim, Jayawijaya

EWI - Bandar Udara Enarotali, Enarotali

EWE - Bandar Udara Ewer, Merauke

ILA - Bandar Udara Illaga, Paniai

IUL - Bandar Udara Ilu, Puncak Jaya

INX - Bandar Udara Inanwatan, Inanwatan

SOQ - Bandar Udara Jeffman, Sorong

FOO - Bandar Udara Yemburwo., Numfor Timur

KBX - Bandar Udara Kambuaya, Sorong Selatan

KCD - Bandar Udara Kamur, Asmat

KBF - Bandar Udara Karubaga, Jayawijaya

KEQ - Bandar Udara Kebar, Manokwari

LLN - Bandar Udara Kelila, Jayawijaya

KEI - Bandar Udara Kepi, Merauke

KMM - Bandar Udara Kimaan, Merauke

KOX - Bandar Udara Kokonao, Mimika

LHI - Bandar Udara Lereh, Jayapura

ZRM - Bandar Udara Mararena, Sarmi

RDE - Bandar Udara Merdey, Manokwari

MDP - Bandar Udara Mindiptana, Boven Digoel

ONI - Bandar Udara Moanamani, Dogiyai

LII - Bandar Udara Mulia, Puncak Jaya

MUF - Bandar Udara Muting, Merauke

NBX - Bandar Udara Nabire, Nabire

OBD - Bandar Udara Obano, Nabire

OKQ - Bandar Udara Okaba, Puncak Jaya

Page 159: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

159

OKL - Bandar Udara Oksibil, Pegunungan Bintang

GAV - Bandar Udara Pulau Gag, Raja Ampat

MKW - Bandar Udara Rendani, Manokwari

SEH - Bandar Udara Senggeh, Keerom

ZEG - Bandar Udara Senggo, Mappi

NKD - Bandar Udara Sinak, Puncak Jaya

ZRI - Bandar Udara Sudjarwo Tjondronegoro, Serui

TMH - Bandar Udara Tanah Merah, Tanah Merah

TXM - Bandar Udara Teminabuan, Teminabuan

TMY - Bandar Udara Tiom, Jayawijaya

FKQ - Bandar Udara Torea, Fakfak

UBR - Bandar Udara Ubrub, Keerom

KNG - Bandar Udara Utarom, Kaimana

WET - Bandar Udara Waghete, Deiyai

WMX - Bandar Udara Wamena, Wamena

WAR - Bandar Udara Waris, Keerom

WSR - Bandar Udara Wasior, Wasior

RUF - Bandar Udara Yuruf, Jayawijaya

UGU - Bandar Udara Zugapa, Paniai

SOQ - Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong

— —

Pangkalan militer

PDG - Bandar Udara Tabing, Padang

PKU - Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru

AKQ - Bandar Udara Astraksetra, Way Tuba

- Bandar Udara Wiridinata, Tasikmalaya

- Bandar Udara Iswahyudi, Madiun

ATS - Bandar Udara Atang Sendjaja, Bogor

- Bandar Udara Suryadarma Kalijati, Subang

- Bandar Udara Sulaiman Margahayu, Bandung

SKI - Bandar Udara Sugiri Sukani Jatiwangi, Majalengka

GDA - Bandar Udara Gorda Cikande, Serang

MRT - Bandar Udara Pitu, Morotai - Halmahera Utara .

Niaga Berjadwal

No Nama Perusahaan Alamat

1 PT. GARUDA INDONESIA Gedung Management Lantai 3, Garuda Maintenance Facility, Bandara Soekarno Hatta

Jakarta 19130

Page 160: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

160

2 PT. MERPATI NUSANTARA Jln. Angkasa Blok B-15 Kav. 2 & 3 Kemayoran Jakarta 10720

3 PT. MANDALA AIRLINES Jln. Tomang Raya Kav. 33 - 37 Jakarta 11440

4 PT. LION MENTARI AIRLINES Lionair Tower, Jln. Gajah Mada No. 7 Jakarta 10130

5 PT. INDONESIA AIRASIA Office Management Building, 2nd Floor, Soekarno-Hatta International Airport Jakarta

19110

6 PT. METRO BATAVIA Jln. Ir. H. Djuanda No. 15 Jakarta 10130

7 PT. WINGS ABADI AIRLINES Lionair Tower, Jln. Gajah Mada No. 7 Jakarta 10130

8 PT. TRIGANA AIR SERVICE Komplek Puri Sentra Niaga, Jln. Wiraloka Blok D No. 68 - 70 Kalimalang Jakarta

13620

9 PT. TRAVEL EXPRESS Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 2B/3 Jakarta 10710

10 PT. SRIWIJAYA AIR Jln. Jayakarta No. 68 Blok C/1516 Jakarta Pusat

11 PT. TRAVIRA AIR GRAHA PARAMITA. JL. DENPASAR RAYA BLOK D2, KAV 8, KUNINGAN

JAKARTA, INDONESIA 12940

12 PT. INDONESIA AIR TRANSPORT JL. BARU SKATEK-APRON SELATAN HALIM PERDANA KUSUMA AIRPORT,

JAKARTA 13610

13 PT. KAL STAR AVIATION VILLA MELATI MAS, BLOK SR I NO. 14 BSD JAKARTA 15322

14 PT. PELITA AIR SERVICE JLN. ABDUL MUIS 52 - 56 JAKARTA PUSAT 10160

15 PT. DIRGANTARA AIR SERVICE GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA KUSUMA LANTAI 2

RUANG 229 JAKARTA 13610

Niaga Tak Berjadwal

No Nama Perusahaan Alamat

1 PT. RIAU AIRLINES JLN. JENDERAL SOEDIRMAN NO, 474 PEKAN BARU -

RIAU 28126

2 PT. MANUNGGAL AIR

SERVICE

GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 1 RUANG 67 - 68 JAKARTA 13610

3 PT. AIRFAST

INDONESIA

Plasa Kuningan Suite 305 Jln. H.R. Rasuna Said Kav. C 11 -

14 Jakarta

4 PT. ASI PUDJIASTUTI

AVIATION

PERGUDANGAN BANDARA BENDA PERMAI BLOK A4

KEC. BENDA KAB. TANGERANG PROP. BANTEN

5 PT. AVIASTAR

MANDIRI

Komplek Puri Sentra Niaga, Jln. Wiraloka Blok B No. 29

Kalimalang Jakarta 13620

Page 161: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

161

6 PT. DABI AIR JLN. TEUKU UMAR NO. 6 PEKAN BARU - RIAU 28412

7 PT. DERAYA GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 1 150/HT JAKARTA 13610

8 PT. DERAZONA AIR

SERVICE

Gedung Terminal Bandara Halim Perdana Kusuma Lantai 1

Jakarta 13610

9 PT. EAST INDONESIA

AIR TAXI AND

CHARTER SERVICE

(EASTINDO)

GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 2 JAKARTA 13610

10 PT. EKSPRES

TRANSPORTASI

ANTARBENUA

Wisma Rajawali Lantai 3 Jln Jenderal Sudirman Kav. 34

Jakarta Pusat

11 PT. GATARI AIR

SERVICE

Gedung Terminal Bandara Halim Perdana Kusuma Lantai 2

Jakarta 13610

12 PT. INTAN ANGKASA

AIR SERVICE

Komplek Industri Kimu, Jln. Pintu Gerbang Tol Cibitung -

Bekasi

13 PT. KURA-KURA

AVIATION

Bumi Harapan Permai, Jln. Bangun Cipta Blok E/6 Kramat

Jati - Jakarta Timur 13550

14 PT. GERMANIA TRISILA

AIR (MIMIKA AIR)

GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 2 RUANG 224A JAKARTA 13610

15 PT. NATIONAL UTILITY

HELICOPTER

Cilandak Komersial Estate Building 206 WG, Jln. Raya

Cilandak KKO - Jakarta Selatan

16 PT. NUSANTARA

BUANA AIR

JL. DR SAHARJO NO. 123 EF JAKARTA 12860

INDONESIA

17 PT. NYAMAN AIR MENARA DEA 15TH FLOOR #1504-KAWASAN MEGA

KUNINGAN. JL. MEGA KUNINGAN BARAT KAV.E4.3

NO.1 JAKSEL 12950

18 PT. PELITA AIR

SERVICE

JLN. ABDUL MUIS 52 - 56 JAKARTA PUSAT 10160

19 PT. PENERBANGAN

ANGKASA SEMESTA

Jln. Yos Sudarso No. 6 Komplek Citra Graha AA2 Tanjung

Mulia Medan

20 PT. PURA WISATA

BARUNA

Jln. Kresna Jati Wetan PO. BOX 29 Kudus - Jawa Tengah

59346

21 PT. SABANG MERAUKE

RAYA AIR CHARTER

(SMAC)

Jln. DR. Saharjo No. 123 E-F Tebet - Jakarta 12860

22 PT. SAYAP GARUDA Jl. By Pass Ngurah Rai Gg. Dewaruci No.2 Bali

Page 162: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

162

INDAH

23 PT. TRANSWISATA

PRIMA AVIATION

Gedung Terminal Bandara Halim Perdana Kusuma Lantai 2

Ruang 225 Jakarta 13610

24 PT. TRAVIRA AIR Graha Paramita, Jln. Denpasar Raya Blok D2 Kav. 8

Kuningan Jakarta 12940

25 PT. SAMPOERNA AIR

NUSANTARA

JLN. RUNGKUT INDUSTRI RAYA - SURABAYA

26 PT. SKY AVIATION HALIM PERDANA KUSUMA AIRPORT ROOM A-11

TERMINAL BUILDING 2ND FLOOR, JAKARTA 13610

27 PT. JOHNLIN AIR

TRANSPORT

RUKO APARTEMENT PALAZZO A29-31 JL. BENYAMIN

SUEB BLOK A5, KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

28 PT. AIR PASIFIK

UTAMA

MENARA MATAHARI LT.17 JL. PALEM RAYA

BOULEVAR, LIPPO KARAWACI - TANGERANG

29 PT. SURVAI UDARA

PENAS

PURI SENTRA NIAGA BLOK B/36 JL. KALIMALANG -

JAKARTA 12369

30 PT. ALFA TRANS

DIRGANTARA

HALIM PERDANAKUSUMA AIRPORT, LANTAI DASAR,

JAKARTA 13610

AOC 121

No Nama Perusahaan Alamat

1 PT. GARUDA

INDONESIA

Gedung Management Lantai 3, Garuda Maintenance Facility,

Bandara Soekarno Hatta Jakarta 19130

2 PT. MERPATI

NUSANTARA

Jln. Angkasa Blok B-15 Kav. 2 & 3 Kemayoran Jakarta 10720

3 PT. MANDALA

AIRLINES

Jln. Tomang Raya Kav. 33 - 37 Jakarta 11440

4 PT. LION MENTARI

AIRLINES

Lionair Tower, Jln. Gajah Mada No. 7 Jakarta 10130

5 PT. INDONESIA Office Management Building, 2nd Floor, Soekarno-Hatta

Page 163: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

163

AIRASIA International Airport Jakarta 19110

6 PT. KARTIKA AIRLINES JLN. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 7 JAKARTA 10110

7 PT. METRO BATAVIA Jln. Ir. H. Djuanda No. 15 Jakarta 10130

8 PT. RIAU AIRLINES JLN. JENDERAL SOEDIRMAN NO, 474 PEKAN BARU -

RIAU 28126

9 PT. WINGS ABADI

AIRLINES

Lionair Tower, Jln. Gajah Mada No. 7 Jakarta 10130

10 PT. TRIGANA AIR

SERVICE

Komplek Puri Sentra Niaga, Jln. Wiraloka Blok D No. 68 - 70

Kalimalang Jakarta 13620

11 PT. TRAVEL EXPRESS Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 2B/3 Jakarta 10710

12 PT. SRIWIJAYA AIR Jln. Jayakarta No. 68 Blok C/1516 Jakarta Pusat

13 PT. REPUBLIC EXPRESS JLN. CIPUTAT RAYA NO. 99 PONDOK PINANG

JAKARTA SELATAN

14 PT. CARDIG AIR Jln. Alia Building 4th Floor JL.M.I. Ridwan Rais No. 10-18

Gambir Jakarta 10110

15 PT. MANUNGGAL AIR

SERVICE

GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 1 RUANG 67 - 68 JAKARTA 13610

16 PT. INDONESIA AIR

TRANSPORT

JL. BARU SKATEK-APRON SELATAN HALIM

PERDANA KUSUMA AIRPORT, JAKARTA 13610

17 PT. KAL STAR

AVIATION

VILLA MELATI MAS, BLOK SR I NO. 14 BSD JAKARTA

15322

18 PT. MEGANTARA AIR RUKO GOLDEN BOULEVARD S/23

19 PT. PELITA AIR

SERVICE

JLN. ABDUL MUIS 52 - 56 JAKARTA PUSAT 10160

20 PT. TRI MG INTRA ASIA

AIRLINES

GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 2 JAKARTA 13610

21 PT. TRI M G AIRLINES BUSINESS SUITE 19A-30-1 LEVEL 30 UOA CENTER NO.

19 JL. PINANG 50450 KUALA LUMPUR, MALAYSIA

22 PT. ASIA LINK CARGO

EXPRESS

GEDUNG GRAHA IRAMA, 2ND FLOOR, UNIT 2C. JL.

H.R. RASUNA SAID BLOK X-1 KAV.1-2, JAKARTA,

INDONESIA

23 PT. NUSANTARA AIR

CHARTER

GEDUNG BUMI PLAZA, JLN. IMAM BONJOL NO. 61 LT.

28 JAKARTA - INDONESIA

AOC 135

Page 164: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

164

No Nama Perusahaan Alamat

1 PT. TRAVIRA AIR GRAHA PARAMITA. JL. DENPASAR RAYA BLOK D2,

KAV 8, KUNINGAN JAKARTA, INDONESIA 12940

2 PT. AIRFAST

INDONESIA

Plasa Kuningan Suite 305 Jln. H.R. Rasuna Said Kav. C 11 -

14 Jakarta

3 PT. ASCO NUSA AIR GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 2 RUANG 222/HT JAKARTA 13610

4 PT. ASI PUDJIASTUTI

AVIATION

PERGUDANGAN BANDARA BENDA PERMAI BLOK A4

KEC. BENDA KAB. TANGERANG PROP. BANTEN

5 PT. AVIASTAR

MANDIRI

Komplek Puri Sentra Niaga, Jln. Wiraloka Blok B No. 29

Kalimalang Jakarta 13620

6 PT. DABI AIR JLN. TEUKU UMAR NO. 6 PEKAN BARU - RIAU 28412

7 PT. DERAYA GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 1 150/HT JAKARTA 13610

8 PT. DERAZONA AIR

SERVICE

Gedung Terminal Bandara Halim Perdana Kusuma Lantai 1

Jakarta 13610

9 PT. DIRGANTARA AIR

SERVICE

GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 2 RUANG 229 JAKARTA 13610

10 PT. EAST INDONESIA

AIR TAXI AND

CHARTER SERVICE

(EASTINDO)

GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 2 JAKARTA 13610

11 PT. EKSPRES

TRANSPORTASI

ANTARBENUA

Wisma Rajawali Lantai 3 Jln Jenderal Sudirman Kav. 34

Jakarta Pusat

12 PT. GATARI AIR

SERVICE

Gedung Terminal Bandara Halim Perdana Kusuma Lantai 2

Jakarta 13610

13 PT. INTAN ANGKASA

AIR SERVICE

Komplek Industri Kimu, Jln. Pintu Gerbang Tol Cibitung -

Bekasi

14 PT. KURA-KURA

AVIATION

Bumi Harapan Permai, Jln. Bangun Cipta Blok E/6 Kramat Jati

- Jakarta Timur 13550

15 PT. GERMANIA

TRISILA AIR (MIMIKA

AIR)

GEDUNG TERMINAL BANDARA HALIM PERDANA

KUSUMA LANTAI 2 RUANG 224A JAKARTA 13610

16 PT. NATIONAL UTILITY

HELICOPTER

Cilandak Komersial Estate Building 206 WG, Jln. Raya

Cilandak KKO - Jakarta Selatan

Page 165: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

165

17 PT. NUSANTARA

BUANA AIR

JL. DR SAHARJO NO. 123 EF JAKARTA 12860

INDONESIA

18 PT. NYAMAN AIR MENARA DEA 15TH FLOOR #1504-KAWASAN MEGA

KUNINGAN. JL. MEGA KUNINGAN BARAT KAV.E4.3

NO.1 JAKSEL 12950

19 PT. PELITA AIR

SERVICE

JLN. ABDUL MUIS 52 - 56 JAKARTA PUSAT 10160

20 PT. PENERBANGAN

ANGKASA SEMESTA

Jln. Yos Sudarso No. 6 Komplek Citra Graha AA2 Tanjung

Mulia Medan

21 PT. PURA WISATA

BARUNA

Jln. Kresna Jati Wetan PO. BOX 29 Kudus - Jawa Tengah

59346

22 PT. SABANG MERAUKE

RAYA AIR CHARTER

(SMAC)

Jln. DR. Saharjo No. 123 E-F Tebet - Jakarta 12860

23 PT. SAYAP GARUDA

INDAH

Jl. By Pass Ngurah Rai Gg. Dewaruci No.2 Bali

24 PT. TRANSWISATA

PRIMA AVIATION

Gedung Terminal Bandara Halim Perdana Kusuma Lantai 2

Ruang 225 Jakarta 13610

25 PT. TRAVIRA AIR Graha Paramita, Jln. Denpasar Raya Blok D2 Kav. 8 Kuningan

Jakarta 12940

26 BALAI KALIBRASI

27 PT. SAMPOERNA AIR

NUSANTARA

JLN. RUNGKUT INDUSTRI RAYA - SURABAYA

28 PT. SKY AVIATION HALIM PERDANA KUSUMA AIRPORT ROOM A-11

TERMINAL BUILDING 2ND FLOOR, JAKARTA 13610

29 PT. JOHNLIN AIR

TRANSPORT

RUKO APARTEMENT PALAZZO A29-31 JL. BENYAMIN

SUEB BLOK A5, KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

30 PT. AIR PASIFIK

UTAMA

MENARA MATAHARI LT.17 JL. PALEM RAYA

BOULEVAR, LIPPO KARAWACI - TANGERANG

Biodata- Arista Atmadjati,SE.MM

Page 166: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

166

Lahir di Surabaya , tanggal 11 April 1962, lalu menamatkan S1 nya

th.1987 di Yogyakarta Jurusan Ekonomi Manajeman .

Sedang S2 Magister Manajeman diselesaikan pada tahun 2005 di

Universitas DR.Soetomo (Unitomo) Surabaya.

menikah dengan 2 anak .

Pengalaman Kerja selama ini :

Th.1987-1988-: Penyiar Radio Elshinta , Jakarta .

Th.1988-1989 : Reporter pertama di RCTI Kebon Jeruk , Jakarta

(Seputar Jakarta).

Th.1989-1990 : -Magang sebagai calon pegawai Tetap PT.Garuda

Indonesia di Denpasar , Bali.

Th.1990-1997 : Staff Garuda Indonesia di Jakarta , urusan General

affair Niaga , staff Marketing area Asia dan China di Jakarta .

Th.1997-2005 : Sales Representative dan Coordinator Sales

Passenger di Garuda Indonesia Surabaya.

2005 –2008 : Sales and Marketing Manager Garuda Indonesia ,

Banjarmasin.

Page 167: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

167

2008 s/d sekarang :Marketing analyst , Marketing –

Garuda Indonesia ,Soekarno Hatta .

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada ,Yogyakarta

Dosen STTKD Yogyakarta

Kursus dan aktivitas :

1.Lufthansa System Indonesia , klas Electronic Tiketing , Frequent Flyer

Training ,Jakarta

2.PATA Chapter Indonesia – PCO (Professional Conference Organisation)

Jakarta.

3.IATA : Airline alliances & Air Transport Management Jkt

4.Garuda Indonesia : Dangerous Good regulation & Carega (Cargo

Reservation ) , Workshop Tariff

Sales Mission ybs ke luar negeri mewakili Garuda Indonesia ke :

Malaysia, Singapore, Bangkok, HongKong, China, VietNam,Saudia Arabia,

Taiwan .

Kursus –2 yang diikuti :

- Bahasa Perancis di CCF Yogyakarta ,

- Bahasa Inggris , British Council , Surabaya dan ELTI Yogyakarta.

- Jurnalistik Pers , diselenggarakan FE UII , Yogyakarta .

- Workshop Tariff , Dangerous Goods Regulations , Airline Marketing

dll nya oleh Pusdiklat Garuda I Indonesia(GITC) – Duri Kosambi.

Jakarta.

Page 168: Arista Atmadjati , SE.MM Yogyakarta. - aiac-aviationaiac-aviation.com/wp-content/uploads/2016/03/Manajeman-Bandara-re… · maskapai nasional dan kami pernah bertugas di ware house

168

- Electronic Ticketing , Frequent Flyer Training , diselenggarakan

Lufthansa System Indonesia.

- PCO (Profesional Conference Organization) course, oleh PATA

chapter Indonesia – licensed international .

-Airline Alliances & Air Transport Management –IATA &

Garuda,2009.

-Alliance Course by IATA 2010.

Referensi :

1.Ground handling Manual , IATA , reso

2.Blog STMT Trisaksti 2011

3.Google .co.id

4.indoflyer.net

5.wikipedia

6.Gapura Angkasa Ground handling company.

7. INFA Institute UN - ESCAP Standard, MODULE 2, PACKAGING, MARKING & SPECIAL CARGOES.