arcade floating market
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi dan Pengertian Judul
Pasar Terapung (Floating Market) adalah kegiatan jual-beli antara pedagang
dan pembeli dimana transaksi tersebut berlangsung di atas sungai dengan
menggunakan perahu klothok dan jukung. Kegiatan jual-beli di atas sungai ini
merupakan budaya yang diwariskan oleh masyarakat air. Pemilik budaya tersebut
salah satunya adalah suku Banjar di Kalimantan Selatan. Lok Baintan sendiri
merupakan desa yang berada di tepian sungai Martapura, Kecamatan Sungai Tabuk,
Kabupaten Banjar, dimana masyarakatnya hingga saat ini masih mempertahankan
budaya tersebut, sehingga hal ini membuat Lok Baintan menjadi salah satu tujuan
wisata.
Sedangkan Arcade merupakan pola penataan pada Pasar Apung Lok Baintan,
dimana di kedua sisi sungai Martapura dirancang sebagai “retail jual-beli” secara
linier sehingga membentuk sebuah lorong diantara kedua sisi tersebut sebagai jalur
perdagangan dengan menggunakan waterways (klothok dan jukung).
1.2 Latar Belakang Masalah
Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Pulau Kalimantan merupakan
etalase perkembangan ekonomi dan budaya masyarakatnya. Kondisi geografis yang
berada pada daerah rawa dengan ketinggian 0.16 meter dibawah permukaan laut dan
dialiri ratusan sungai besar maupun kecil, menjadikan kota ini dijuluki dengan Kota
Seribu Sungai. Dengan kondisi geografis wilayah tersebut, membuat alat transportasi
air tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat hingga saat ini. Sejarah kota
memperlihatkan sungai merupakan pusat pertumbuhan, jalur pergerakan dan
transportasi utama. Kegiatan dan kehidupan berorientasi ke sungai, sehingga sungai
mempunyai peranan dan arti yang sangat penting bagi masyarakat Kalimantan
Selatan.
Sungai Martapura merupakan salah satu sungai terbesar di Kalimantan Selatan
yang membentang dari Kota Banjarmasin hingga Kota Martapura. Berbagai budaya
sungai masih bertahan di sungai ini, penduduk lokal yang tinggal di rumah lanting
(rumah apung-rumah tradisional suku Banjar), kegiatan jual-beli di pasar terapung
yang menjadi daya tarik wisata, hingga sistem transportasi air (waterways) dengan
menggunakan klothok maupun jukung oleh masyarakat tepian sungai.
Pusat kota yang merupakan indikator pengenalan identitas sebuah kota
merupakan melting pot dengan keberagaman fisik, fungsi dan sosial budaya yang
berdampak terjadinya alkulturasi sosial budaya perkotaan. Alkulturasi budaya tersebut
berakibat masuknya norma-norma baru yang melemahkan budaya yang sudah ada
serta melunturkan struktur ruang kota tradisionil yang telah terbentuk. Degradasi fisik
fungsional sungai dan lingkungan strategi serta budaya kota sungai yang meluntur
akibat masuknya norma baru tersebut mengakibatkan mengaburnya citra Kalimantan
Selatan sebagai Kota Seribu Sungai.
Pasar Terapung (Floating Market) merupakan salah satu bentuk pola interaksi
jual beli masyarakat yang hidup di atas air, dalam hal ini adalah salah satu produk
budaya suku Banjar yang sudah ada lebih dari 400 tahun lalu. Pasar Terapung di
Kalimantan Selatan tersebut patut dilestarikan sebagai salah satu upaya yang dapat
dijadikan sebagai acuan pengembangan kawasan.
Kalimantan Selatan memiliki dua pasar terapung yang keberadaannya masih
eksis. dimana keduanya menjadi andalan tujuan wisata di Kalimantan Selatan, yaitu
pasar terapung Muara Kuin dan pasar terapung Lok Baintan. Pasar Terapung Muara
Kuin terdapat di Sungai Barito, Kota Banjarmasin dan berada pada lalu lintas yang
cukup padat, karena letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan khusus
pertambangan Pertamina, dermaga untuk penyeberangan lokal, dan juga sebagai jalur
pengangkutan kayu dari hutan. Akibatnya, di Pasar Terapung Muara Kuin ini terdapat
cukup banyak pedagang kayu gelondongan (legal-semi illegal), dan menjadi sentra
penjualan kayu di Kota Banjarmasin dan sekitarnya.
Sedangkan, pasar terapung Lok Baintan berada di aliran Sungai Martapura,
jalur penghubung strategis Kota Banjarmasin-Kota Martapura, maupun jalur
transportasi air, khususnya bagi masyarakat di tepian sungai Martapura. Kondisi fisik
yang masih belum begitu terolah, karena letaknya yang berada di pinggiran kota.
Namun hal tersebut justru menarik bagi wisatawan mancanegara, berbaur dengan
penduduk lokal dan melihat secara dekat tradisi yang ada, pasar terapung yang
terintegrasi dengan pemukiman tepian sungai, yang membedakan pasar terapung Lok
Baintan dengan pasar terapung Muara Kuin. Sehingga, hal tersebut menjadikan pasar
terapung Lok Baintan lebih berpotensi untuk dikembangkan menjadi prototype dalam
mengembalikan citra Kalimantan Selatan sebagai Kota Seribu Sungai.
Fungsi pasar terapung Lok Baintan yang telah terbentuk menjadi salah satu
tujuan wisata, melalui kegiatan pasar terapungnya, semakin mempermudah dalam
membentuk pencitraan tersebut. Pengembangan yang dilakukan difokuskan pada
aspek ekonomi dan budaya (economy-cultural), yang merupakan dua embrio yang
potensial. Kriteria pengembangan melalui aspek ekonomi diantaranya adalah kawasan
yang dikembangkan memiliki potensi yang dapat menarik pengunjung (wisatawan),
dalam hal ini adalah kegiatan perdagangan di pasar terapung dan waterways yang
merupakan produk budaya suku banjar yang dikemas dalam kegiatan pariwisata,
sehingga berdampak positif terhadap ekonomi sosial masyarakat yang turut aktif
berperan dalam kegiatan ini. Sedangkan kriteria untuk aspek budaya adalah adanya
pelestarian kawasan yang didukung dengan pengelolaan lingkungan. Pelestarian yang
dimaksud adalah dengan mempertahankan ataupun menghadirkan kembali kesan
visual baik melalui bentuk fisik dan juga non fisik dari kawasan.
Melalui konsep pengembangan pada pasar Lok Baintan tersebut diatas, serta
dukungan dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, untuk menjadikan Pasar
Terapung sebagai tujuan pariwisata skala nasional setelah Jakarta, dan juga wacana
mengenai peruntukkan Kabupaten Banjar sebagai Kota Wisata Budaya, diharapkan
dapat menjadi salah satu solusi atas degradasi budaya sungai yang kini tengah terjadi,
sehingga bukan tidak mungkin Citra Kalimantan Selatan sebagai Kota Seribu Sungai
seperti 50 tahun lalu kembali terbentuk.
1.3 Permasalahan dan Persoalan
1.3.1 Permasalahan
Bagaimana perancangan Arcade Floating Market di Desa Lok Baintan
mampu menjadi prototype Kota Sungai Kalimantan Selatan.
1.3.2 Persoalan
1. Bagaimana penataan Arcade Floating Market
2. Bagaimana merancang program ruang (aktivitas, kebutuhan ruang, dan pola
hubungan massa)
3. Bagaimana menata fasade bangunan yang lokalitas dengan lingkungan
sekitar berbasis konservasi
4. Bagaimana mengaplikasikan floating structure yang sesuai dengan arus
sungai Martapura
1.4 Tujuan dan Sasaran
1.4.1 Permasalahan
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan bangunan Arcade
Floating Market di Desa Lok Baintan sebagai salah satu upaya untuk
mengembalikan citra kota sungai melalui aspek economy-cultural.
1.4.2 Persoalan
Sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan konsep perencanaan dan
perancangan ini dibagi menjadi dua yaitu :
1.4.2.1 Sasaran Fisik
a. Mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan Arcade
Floating Market
b. Menentukan konsep dasar pengolahan site dan tampilan fasad
bangunan
c. Menentukan konsep dasar pemilihan floating structure yang kuat
dan efektif
d. Menentukan konsep dasar fasilitas bangunan yang sesuai dengan
kebutuhan penggunaan ruang
1.4.2.2 Sasaran Non Fisik
a. Menciptakan suatu wadah yang mudah dalam hal pencapaian baik
di dalam site maupun menuju ke site
b. Menentukan tata massa yang mampu menunjang kegiatan yang
berlangsung didalamnya
1.5 Batasan Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan yang diterapkan adalah perancangan Arcade Floating
Market di Desa Lok Baintan. Lok Baintan berlokasi di Kecamatan Tabuk, Kabupaten
Banjar. Desa ini merupakan salah satu desa di tepian sungai Martapura, dengan Pasar
Apung (Floating Market) sebagai potensi pariwisata lokal maupun mancanegara.
1.6 Metoda Perencanaan dan Perancangan
1.6.1 Kerangka Proses
1. Perencanaan
a. Literatur Pasar Apung (Floating Market)
b. Tinjauan Kabupaten Banjar
2. Perancangan
1.6.2 Metode Studi Pustaka dan Survei Lapangan
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca refferensi
baik melalui buku maupun situs internet yang mampu mendukung
perancangan Arcade Floating Market. Studi pustaka diperlukan sebelum atau
bersamaan dengan survei lapangan agar apabila ditemukan kesulitan
dilapangan,dapat mengacu ke teori yang telah dipelajari atau dapat melakukan
perbandingan kebenaran dari teori dengan kejadian nyata di lapangan.
Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui aspek maupun potensi
lain yang diperlukan dalam merancang Arcade Floating Market. Dengan
survei lapangan diperoleh foto-foto yang mampu memberikan gambaran
kondisi existing jalur pariwisata menuju ke Lok Baintan
1.6.3 Pengumpulan Data
1.6.3.1 Pengumpulan Data Primer
Pengambilan gambar dan dokumentasi saat peninjauan secara
langsung dilokasi.
1.6.3.2 Pengumpulan Data Sekunder
Sumber data sekunder dapat diperoleh dari beberapa instansi
terkait.
1.7 Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Pembahasan dalam bagian ini meliputi pengertian judul, latar belakang
yang menjadi landasan perancangan, permasalahan dan persoalan, tujuan dan
sasaran pembuatanan konsep, lingkup pembahasan, metodologi dan sistematika
penulisan.
2. BAB II TINJAUAN UMUM
Tinjauan Umum membahas mengenai tinjaun teori dan fakta lapangan yang
mampu mendukung proses perancangan Lok Baintan Arcade Floating Market
baik melalui peninjauan langsung di lapangan maupun kajian data.
3. BAB III TINJAUAN KOTA
Pembahasan mengenai landasan pemilihan site yang digunakan sebagai
proyek perancangan, yang terdiri dari letak geografis, ekonomi-budaya
masyarakat terutama di sekitar site maupun rencana penataan wilayah yang
bersangkutan (RTRW).
4. BAB IV LOK BAINTAN ARCADE FLOATING MARKET
Membahas mengenai pendekatan yang dilakukan untuk membentuk konsep
perencanaan dan perancangan berdasarkan bentuk bangunan, floating structure,
dan pola penataan di dalam maupun menuju site yang terbentuk melalui perilaku
arsitektur.
5. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Melalui pendekatan konsep perencanaan dan perancangan diharapkan
mampu menjadi gambaran mengenai proyek perancangan Lok Baintan Arcade
Floating Market.