arah kebijakan pengembangan kakao menjelang tahun 2025 [compatibility mode]

Upload: muhammad-shaifullah-sasmono

Post on 07-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    1/19

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    2/19

    sebagai sumber devisa negara, sumberpendapatan petani, penciptaan lapangankerja, terbentuknya pusat pusatpertumbuhan, mendorong agribisnis danagroindustri kakao.

    Luas areal 1.677.254 ha

    Ekspor

    salah satu komoditiutama dan unggulanperkebunan

    didominasi oleh perkebunan

    rakyat (94,51%), melibatkanpetani secara langsung sebanyak

    1.563.669 KK.Produksi 712.231 ton

    Volume 436,9 ribu ton

    Nilai US$ 1,410 milyar

    penghasil devisaterbesar ketiga

    subsektorperkebunan

    setelah kelapasawit dan karet.

    KAKAO

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    3/19

    PENYEBARAN KAKAO NASIONAL

    TAHUN 2011*

    No. Wilayah

    ArealProduksi

    (Ton)Ha % thd

    Nasional

    1. Sulawesi 988.309 58,92 448.344

    2. Sumatera 377.032 22,47 166.609

    5. Maluku +Papua 107.641 6,42 33.568

    4. J awa 92.435 5,51 31.453

    3. NTT+NTB +Bali 68.637 4,09 18.121

    6. Kalimantan 43.201 2,58 14.136

    TOTAL 1.677.254 100 712.231

    Keterangan:

    *) Angka sementara

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    4/19

    Perkembangan Areal Tanaman Kakao Tahun 2007-2011* (Ha)

    No Pengusahaan 2007 2008 2009 2010 2011* Rata2pertb/th

    (%)

    1 PR 1,272,782 1,326,784 1,491,808 1,558,421 1,585,153 5,72

    2 PBN 57,342 50,584 49,489 48,932 48,932 -3,77

    3 PBS 49,156 47,848 45,839 43,268 43,169 -3,17

    Total 1,379,280 1,425,216 1,587,136 1,650,621 1,677,254 5,08

    Sumber: Stat istik Perkebunan Indonesia, Ditjen Perkebunan

    Keterangan:

    *) Angka Sementara

    No Pengusahaan 2007 2008 2009 2010 2011* Rata2

    pertb/th (%)

    1 PR 671,370 740,681 741,981 772,771 644,688 -0,48

    2 PBN 34,643 31,130 34,604 34,740 34,373 0,093 PBS 33,992 31,783 32,998 30,407 33,170 -0,36

    Total 740,005 803,593 809,583 837,918 712,231 -0,54

    Perkembangan Produksi Kakao Tahun 2007-2011* (Ton)

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    5/19

    Perkembangan Produktivitas Kakao Tahun 2006-2011* (kg/ha)

    No Pengusahaan 2006 2007 2008 2009 2010 2011* Rata2

    pertb/th (%)

    1 PR 843 796 779 811 793 648 -4,82

    2 PBN 880 787 834 941 958 911 1,03

    3 PBS 961 874 884 994 944 957 0,18

    Nasional 849 801 832 822 898 837 -0,11

    Sumber : Stat istik Perkebunan Indonesia, Dit jen Perkebunan

    Keterangan:

    * ) Angka Sementara

    Produktivitas perkebunan rakyat paling rendah dibandingkan denganproduktivitas perkebunan besar dan produktivitasnya menunjukkanpenurunan. Hal ini karena pengelolaan tanaman pada perkebunan rakyatbelum dilakukan secara intensif sesuai dengan standar teknis.

    Produktivitas pada beberapa tahun terakhir memang menunjukkanpenurunan. Namun, dengan adanya Gernas Kakao sejak tahun 2009,diharapkan produktivitas akan meningkat hingga mencapai 1,5 ton/tahun.

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    6/19

    Produksi Kakao Dunia

    (4 juta ton)

    Pantai Gading

    1,4 juta ton (35%)

    Ghana:

    0,860 juta ton (21,5%)

    Indonesia:

    0,712 juta ton (17,8%)

    Lainnya:

    1,028 juta ton (25,7%)

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    7/19

    No EKSPOR BIJI &

    OLAHAN KAKAO 2008 2009 2010 2011 2012*

    1 Volume (ribu ton) 531,3 554,8 578,3 436,9 187,3

    2 Nilai (US$ juta) 1.307,2 1.460,9 1.701,9 1.410,1 511,0

    PERKEMBANGANEKSPOR DAN IMPORTAHUN 2008 -2012

    No IMPOR BIJI &

    OLAHAN KAKAO 2008 2009 2010 2011 2012*

    1 Volume (ribu ton) 56,1 48,2 49,5 44,7 20,6

    2 Nilai (US$ juta) 122,6 124,3 171,5 180,1 75,7

    Sumber: BPS diolah Kementerian Perdagangan

    Keterangan:

    * ) Januari Mei 2012

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    8/19

    Penurunan tingkat produktivitas akibat sebagian besar tanaman tua/rusak,

    belum menggunakan bibit unggul, kurangnya perawatan tanaman, serangan

    hama penyakit utamanya VSD dan PBK;

    Rendahnya tingkat diseminasi teknologi akibat minimnya tenaga penyuluh,

    luasnya cakupan wilayah, terbatasnya sarana dan prasarana pendukung;

    Terbatasnya akses terhadap permodalan;

    Kelembagaan petani belum kuat;

    Kualitas biji kakao masih rendah (sebagian besar biji kakao yang dihasilkanbelum difermentasi);

    Masih terbatasnya kemitraan antara pengusaha/industri dengan petani

    pekebun;

    Tata niaga biji kakao yang masih panjang (didominasi oleh tengkulak);

    1

    2

    4

    5

    3

    7

    6

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    9/19

    PROSPEK

    & POTENSI

    Meningkatnya permintaan

    kakao dunia (terbukanya

    pasar baru di China, Rusia,

    India, Jepang dan Timur

    Tengah)

    Terbuka peluang untuk

    pengembangan industri kakaomenjadi produk jadi dan

    produk setengah jadi serta

    pengembangan pasar dalam

    negeri

    Keterbatasan negara

    produsen utama (Pantai

    Gading dan Ghana) untuk

    meningkatkan pasokan

    biji kakao

    Tersedianya teknologi

    budidaya

    Tersedianya peneliti dan

    tenaga ahli di bidang

    kakao

    Minat masyarakat untuk

    menanam kakao cukup

    tinggi

    Masih tersedianya lahan

    yang sesuai untuk

    pengembangan tanaman

    kakaoKakao Indonesia memiliki

    karakteristik khusus yang tidak

    dimiliki negara lain yaitu rasa

    fruity dengan melting point yang

    tinggi sehingga tidak mudah

    meleleh pada suhu setempat

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    10/19

    KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAKAO

    Mensinergikan seluruh potensi sumberdayatanaman kakao dalam rangka peningkatan dayasaing usaha, nilai tambah, produktivitas danmutu produk, melalui partisipasi aktif parapemangku kepentingan dan penerapan strukturorganisasi yang sesuai dengan kebutuhanberlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan

    teknologi serta didukung dengan tata kelolapemerintah

    KebijakanUmum

    Pengembangan komoditi kakao

    Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia

    (SDM) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan

    Peningkatan investasi usaha

    Pengembangan sistem informasi manajemen

    KebijakanTeknis

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    11/19

    Revitalisasi Lahan

    Revitalisasi perbenihan

    Revitalisasi teknologi danindustri hilir

    Revitalisasi insfrastruktur dansarana

    Revitalisasi kelembagaanpetani

    Revitalisasi SDM

    Revitalisasi Pembiayaanpetani

    S

    T

    R

    A

    T

    E

    G

    I

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    12/19

    Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman KakaoBerkelanjutan

    GERNAS KAKAOPengembangan

    RevitalisasiKakao

    PengembanganKakaoNonRevitalisasi

    PengembanganIntegrasi Kakao-

    Ternak

    Pengembangan

    melalui APBD

    Gernas Kakaomulai dilaksanakantahun 2009 disentra produksikakao dengankegiatan utamayaitu peremajaan

    70.000 ha,rehabilitasi235.000 ha,intensifikasi145.000 ha sertakegiatanpendukung

    upaya percepatanpengembanganperkebunan rakyatmelalui perluasan,peremajaan danrehabilitasitanaman dengan

    pembiayaanmelalui kreditperbankan (KPEN-RP) dengan subsidibunga daripemerintah

    pengembangankakao rakyatdengan sumberdana APBNmelaluipemberian bibitunggul bermutu

    dan pupukdengan PolaBantuan Sosial(Bansos),kegiatannyameliputiperluasan.

    usaha tani terpadu kakao

    dan ternak melalui

    pemanfaaatan limbah

    tanaman (sebagai pakan)

    dan limbah ternak

    (sebagai pupuk).

    Kegiatan ini meliputi

    bantuan kepada kelompoktani berupa 10-15 ekor

    ternak (sapi/kerbau) dan 1

    set alat pengolah limbah

    kakao (alat pencacah dan

    alat penepung kulit buah

    kakao).

    Pengembangan

    kakao rakyat

    dengan sumber

    dana dari APBD

    Provinsi dan

    Kabupaten

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    13/19

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    14/19

    Keamanan Pangan

    Standar Mutu

    Kepastian Jumlah

    Produksi Kakao

    Yang Sustain

    Keamanan

    Lingkungan

    Rasional

    SustainableCocoa

    Production

    Penerapanpembatasan

    Maximum Residu

    Limit (MRL)

    Undang-Undang

    No. 18/2004 tentang

    Perkebunan

    Pembangunan perkebunan dilaksanakan

    dengan azas berkelanjutan

    UUD 1945

    Pasal 33

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    15/19

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    16/19

    DESAIN PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS KAKAO

    UNIT FERMENTASI BIJI

    KAKAO

    Bangunan Unit PengolahKapasitas 1 ton/50 ha/4 hr

    BIBIT TANAMAN UNGGUL

    BERMUTU

    SUMBER ENTRES UNGGUL

    PUPUK DAN

    PESTISIDA/AGENSIA HAYATI

    PERBAIKAN TANAMAN

    MELALUI PEREMAJAAN,

    REHABILITASI,

    INTENSIFIKASI

    PERLUASAN TANAMAN

    KELEMBAGAAN

    GAPOKTAN

    KOPERASI

    PEMBERDAYAAN PETANI

    PENINGKATAN MANAJEMEN

    ADMINISTRASI

    INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO

    1) Output : * Cocoa Butter* Cocoa Powder

    * Cocoa Pasta

    * Cocoa Cake

    2) Output : Industri pengolahan cokelat

    (consume product) 16

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    17/19

    ISU PENTING

    SAAT INI Terjadinya anomali iklim pada tahun 2010/2011 yang berakibat

    pada penurunan produktivitas. Selisih harga antara biji kakao non fermentasi dengan biji kakao

    fermentasi sangat rendah.

    Sebagian besar kualitas biji kakao yang diproduksi petani belum

    memenuhi standar mutu yang ditetapkan,

    Komoditas kakao belum memiliki brand sehingga nilai tambah

    kakao olahan masih relatif rendah. Pengembangan kakao berkelanjutan/sertifikasi kebun kakao

    menjadi issu penting bagi konsumen terkait dengan kepastian

    jumlah produksi kakao yang memenuhi standar mutu, keamanan

    pangan dan lingkungan.

    Pengembangan kakao menjadi prioritas untuk memenuhi

    kebutuhan industri kakao dalam negeri dan luar negeri

    Perlu dibentuk cocoa linkerssebagai wadah untuk berkoordinasi

    bagi para pemangku kepentingan di bidang kakao

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    18/19

    Kelanjutan Pengembangan kakao

    merupakan tuntutan kebutuhan global,

    namun pelaksanaannya harus dalam

    bingkai pembangunan berkelanjutan;

  • 7/21/2019 Arah Kebijakan Pengembangan Kakao Menjelang Tahun 2025 [Compatibility Mode]

    19/19