appendix

33
APENDISITIS

Upload: kharisma-pertiwi

Post on 15-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

app

TRANSCRIPT

Page 1: Appendix

APENDISITIS

Page 2: Appendix

ANATOMI

Page 3: Appendix

Anatomi

Page 4: Appendix

membentuk produk Ig, berbentuk tabung, P ± 10 cm (kisaran 3-15 cm) , diameter 0,5-1 cm, dan berpangkal di sekum.

Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar dibagian distal.

Secara medis apendiks terletak pada daerah Mc Burney yaitu 1/3 tengahgaris yang menghubungkan sias kanan dengan pusat

Page 5: Appendix
Page 6: Appendix

Fisiologi

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari

Dinding appendiks terdiri dari jaringan lymphe yang merupakan bagian dari sistem imun dalam pembuatan antibodi

(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)

Page 7: Appendix

Definisi

Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.

(Kapita Selekta Kedokteran – Bedah Digestif, FK UI)

Page 8: Appendix

Etiologi

Obstruksi lumen Inflamasi pada apendiks Erosi mukosa apendiks

(Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Schwartz – Shires – Spencer)

Page 9: Appendix

Patogenesis

Page 10: Appendix
Page 11: Appendix

DIAGNOSIS

Gejala Klinis Nyeri abdominal Mual-muntah biasanya pada fase awal Nafsu makan menurun Obstipasi dan diare pada anak-anak Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum

ada komplikasi biasanya tubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar 37,5º-38,5º C

(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)

Page 12: Appendix

(Schwartz’s Manual Of Surgery 8th Edition)

Page 13: Appendix
Page 14: Appendix

Apendisitis kronik Apendisitis perforata

(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)

Page 15: Appendix

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi Palpasi Tanda pemeriksaan apendisitis

(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)

Page 16: Appendix

PSOAS sign

rovsing sign

Pemeriksaan rectal toucher pada apendisitis

Page 17: Appendix

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : darah & urin USG Abdominal X-Ray Appendicogram

(Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Schwartz – Shires – Spencer)

Page 18: Appendix

Diagnosis Banding

Gastroenteritis Limfadenitis mesenterica Ileitis akut Kehamilan ektopik Batu ureter atau batu ginjal ISK

(Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim De Jong – R. Sjamsuhidajat)

Page 19: Appendix

Penatalaksanaan

1. Apendiktomi 2. Antibiotik : pre operative & post

operative

(Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Schwartz – Shires – Spencer)

Page 20: Appendix

Teknik apendiktomi McBurney :

1. Pasien berbaring terlentang dalam anastesi umum ataupun regional. Kemudian dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah perut kanan bawah.

2. Dibuat sayatan menurut Mc Burney sepanjang kurang lebih 10 cm (gambar 40.1.a) dan otot-otot dinding perut dibelah secara tumpul menurut arah serabutnya, berturut-turut m. oblikus abdominis eksternus, m. abdominis internus, m. transverses abdominis, sampai akhirnya tampak peritoneum (gambar 40.1.b).

Page 21: Appendix
Page 22: Appendix

3. Peritoneum disayat sehingga cukup lebar untuk eksplorasi (gambar 40.2.a).

4. Sekum beserta apendiks diluksasi keluar (gambar 40.2.b).

Page 23: Appendix
Page 24: Appendix

5. Mesoapendiks dibebaskan dan dipotong dari apendiks, dari puncak ke arah basis (gambar 40.3.a dan 40.3.b).

6. Semua perdarahan dirawat.

Page 25: Appendix
Page 26: Appendix

7. Disiapkan tabac sac mengelilingi basis apendiks dengan sutra, basis apendiks kemudian dijahit dengan catgut (gambar 40.4.a).

8. Dilakukan pemotongan apendiks apical dari jahitan tersebut (gambar 40.4.b).

Page 27: Appendix
Page 28: Appendix

9. Puntung apendiks diolesi betadine.

10. Jahitan tabac sac disimpulkan dan puntung dikuburkan dalam simpul tersebut. Mesoapendiks diikat dengan sutra (gambar 40.5.a dan 40.5.b).

11. Dilakukan pemeriksaan terhadap rongga peritoneum dan alat-alat didalamnya, semua perdarahan dirawat.

12. Sekum dikembalikan ke abdomen.

Page 29: Appendix
Page 30: Appendix

13. Sebelum ditutup, peritoneum dijepit dengan minimal 4 klem dan didekatkan untuk memudahkan penutupannya. Peritoneum ini dijahit jelujur dengan chromic catgut dan otot-otot dikembalikan.

(Kapita Selekta Kedokteran – Bedah Digestif, FK UI)

Page 31: Appendix

Prognosis

Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila terjadi komplikasi. Serangan berulang dapat terjadi bila appendiks tidak diangkat.

(Kapita Selekta Kedokteran – Bedah Digestif, FK UI)

Page 32: Appendix

Kesimpulan

Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Obstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. Apendiktomi merupakan terapi yang utama untuk penanganan apendisitis.

Page 33: Appendix

TERIMAKASIH