aplikasi teknologi bakteri dalam pekerjaan restorasi

14
Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94 1 APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI SUNGAI XUXI, KOTA WUXI, CHINA Doddi Yudianto 1 , Xie Yuebo 2 1 Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit No. 94, Bandung 2 National Engineering Research Center of Water Resources Efficient Utilization and Engineering Safety Hohai University Xikang Road, Nanjing, Jiangsu Province, China E‐mail: [email protected] Diterima: 29 September 2009 Disetujui: 15 Maret 2010 ABSTRAK Melihat keberhasilan aplikasi teknik pengolahan limbah secara biologi dari sejumlah pekerjaan restorasi di negeri China, studi ini bermaksud untuk memberikan gambaran baik proses maupun hasil yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi bakteri dalam merestorasi sungai perkotaan. Sehubungan dengan hal tersebut, lokasi penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah Sungai Xuxi yang berada di Kota Wuxi. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa teknologi bakteri ini mampu memberikan pandangan baru dalam proses pengendalian tingkat pencemaran sungai perkotaan. Selain kini Sungai Xuxi memiliki air yang jernih, pada sejumlah lokasi terindikasi adanya kehidupan grup ikan kecil. Meskipun selama proses restorasi diketahui bahwa terdapat peningkatan konsentrasi sejumlah parameter yang meliputi total phosphorus, total nitrogen, dan ammonium nitrogen, serta terjadinya pembentukan Alga di permukaan air, namun di akhir pekerjaan diperoleh hasil yang cukup menjanjikan. Kata kunci: Restorasi sungai, pengolahan limbah secara biologis, teknologi bakteri, sungai perkotaan, Sungai Xuxi. ABSTRACT Considering previous successful applications of biological treatment in several restoration works in China, this study is aimed to describe the complete processes and results derived from the application of bacterial technology in restoring urban river. Here the Xuxi River in Wuxi City was selected as an example of case study. Based on the results obtained, it is found that this bacterial technology is able to provide broader views of river restoration work for urban area. Besides it results better water quality, the water is now clearer and contains aquatic life. Although a considerable increase of concentration of total phosphorus, total nitrogen, and ammonium nitrogen may have enhanced to Algae problem during the treatment, but the final results show good achievement. Detail laboratory tests and mathematical model development are necessary to optimize the implementation. Keywords: River restoration, biological treatment, bacterial technology, urban stream, Xuxi River. PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk perkotaan dan tingginya angka produksi sejumlah kebutuhan, sungai sebagai tampungan berbagai macam limbah kini telah mengalami penurunan kualitas air yang signifikan. Kondisi yang cukup menyedihkan sesungguhnya banyak terjadi di sejumlah negara berkembang dan kota metropolitan dimana tidak terdapat pengendalian pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri yang baik (Jirka dan Weitbrecht 2005). Meskipun saat ini telah terse‐ dia berbagai macam kebijakan dan peraturan terkait dengan pengendalian pembuangan limbah ke dalam sungai, namun lemahnya penegakan hukum praktis menyebabkan penurunan kualitas air sungai dan badan air lainnya terus berlangsung. Kondisi ini kian memburuk sejak dijumpainya berbagai kegagalan sejumlah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam menghasilkan effluent sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Serupa dengan tingkat pencemaran badan air yang terjadi di Indonesia, berdasarkan studi investigasi yang dilakukan oleh Qi, dkk. pada tahun 1999, lebih dari 80% sungai‐sungai di China mengalami penurunan kualitas air yang signifikan meskipun dalam kurun waktu 5 tahun terhitung 1996–2000 pemerintah China meraih keberha‐

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94  1

APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI SUNGAI XUXI, KOTA WUXI, CHINA 

Doddi Yudianto1 , Xie Yuebo2

1 Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit No. 94, Bandung  

2National Engineering Research Center of Water Resources Efficient Utilization and Engineering Safety Hohai University 

Xikang Road, Nanjing, Jiangsu Province, China  E‐mail: [email protected] 

Diterima: 29 September 2009 Disetujui: 15 Maret 2010 

ABSTRAK Melihat keberhasilan aplikasi teknik pengolahan limbah secara biologi dari sejumlah pekerjaan restorasi di negeri China,  studi  ini bermaksud untuk memberikan gambaran baik proses maupun hasil yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi bakteri dalam merestorasi sungai perkotaan. Sehubungan dengan hal tersebut, lokasi penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah Sungai Xuxi yang berada di Kota Wuxi. Berdasarkan hasil  yang  diperoleh  diketahui  bahwa  teknologi  bakteri  ini mampu memberikan  pandangan  baru  dalam proses pengendalian tingkat pencemaran sungai perkotaan. Selain kini Sungai Xuxi memiliki air yang jernih, pada  sejumlah  lokasi  terindikasi  adanya  kehidupan  grup  ikan  kecil.  Meskipun  selama  proses  restorasi diketahui  bahwa  terdapat  peningkatan  konsentrasi  sejumlah  parameter  yang meliputi  total  phosphorus, total nitrogen, dan ammonium nitrogen,  serta  terjadinya pembentukan Alga di permukaan air, namun di akhir pekerjaan diperoleh hasil yang cukup menjanjikan. Kata kunci:   Restorasi  sungai,  pengolahan  limbah  secara  biologis,  teknologi  bakteri,  sungai  perkotaan, 

Sungai Xuxi.  

ABSTRACT Considering previous  successful applications of biological  treatment  in  several  restoration works  in China, this study  is aimed to describe the complete processes and results derived from the application of bacterial technology  in  restoring urban  river. Here  the Xuxi River  in Wuxi City was  selected as an  example of  case study. Based on the results obtained, it is found that this bacterial technology is able to provide broader views of river restoration work for urban area. Besides it results better water quality, the water is now clearer and contains aquatic life. Although a considerable increase of concentration of total phosphorus, total nitrogen, and ammonium nitrogen may have enhanced  to Algae problem during  the  treatment, but  the  final results show  good  achievement.  Detail  laboratory  tests  and mathematical model  development  are  necessary  to optimize the implementation. Keywords:   River restoration, biological treatment, bacterial technology, urban stream, Xuxi River.   PENDAHULUAN

Seiring  dengan  pesatnya  pertumbuhan penduduk  perkotaan  dan  tingginya  angka produksi  sejumlah  kebutuhan,  sungai  sebagai tampungan  berbagai  macam  limbah  kini  telah mengalami penurunan kualitas air yang signifikan.  Kondisi  yang  cukup  menyedihkan  sesungguhnya banyak  terjadi  di  sejumlah  negara  berkembang dan  kota  metropolitan  dimana  tidak  terdapat pengendalian  pertumbuhan  penduduk  dan pengembangan  industri  yang  baik  (Jirka  dan Weitbrecht 2005).   Meskipun saat  ini  telah  terse‐dia  berbagai  macam  kebijakan  dan  peraturan terkait dengan pengendalian pembuangan  limbah ke  dalam  sungai,  namun  lemahnya  penegakan 

hukum praktis menyebabkan  penurunan  kualitas air  sungai  dan  badan  air  lainnya  terus berlangsung.    Kondisi  ini  kian  memburuk  sejak dijumpainya  berbagai  kegagalan  sejumlah Instalasi  Pengolahan  Air  Limbah  (IPAL)  dalam menghasilkan  effluent  sesuai  dengan  ketentuan yang berlaku. 

Serupa  dengan  tingkat  pencemaran  badan air  yang  terjadi  di  Indonesia,  berdasarkan  studi investigasi  yang  dilakukan  oleh  Qi,  dkk.  pada tahun 1999, lebih dari 80% sungai‐sungai di China mengalami penurunan kualitas air yang signifikan meskipun  dalam  kurun  waktu  5  tahun  terhitung 1996–2000  pemerintah  China  meraih  keberha‐

Page 2: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

2  Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94

silan  luar  biasa  dengan  diberlakukannya kebijakan dan sistem penegakan hukum yang baru terkait pencemaran badan air oleh industri.  Selain ditutupnya  lebih dari 80.000 industri yang dinilai bertanggungjawab  atas  tingginya  konsentrasi bahan  pencemar  di  sejumlah  sungai,  pemerintah China  pun  berhasil  melakukan  penyesuaian kualitas  effluent  yang  dihasilkan  lebih  dari 214.200 buah industri.   Amat sangat disayangkan ternyata  keberhasilan  pengendalian  pencemaran badan air oleh industri tersebut tidak cukup untuk memperbaiki kualitas badan air.  

Sesuai  dengan  laporan  nasional  investigasi kondisi  lingkungan  yang  dipublikasi  oleh  State Environmental  Protection  Administration  (SEPA) pada  tahun 2002, diketahui bahwa 70% dari 741 buah  sungai  terindikasi  pencemaran  yang  amat serius  sehingga  tidak  aman  untuk  digunakan secara  langsung  oleh  publik.    Selain  kurang efektifnya  pelaksanaan  pengendalian  tingkat pencemaran badan air  (Abigail 1997; Zhang, dkk. 1997;  Zhang,  dkk.  2007),  berdasarkan  studi  yang dilakukan  oleh Wang,  dkk.  (2006),  teridentifikasi bahwa  justru daerah perdesaan dan permukiman kota  yang  sesungguhnya  telah  memberikan kontribusi bahan pencemar domestik yang sangat besar  dan  kian  meningkat  setiap  tahunnya  baik volume  maupun  konsentrasi  Chemical  Oxygen Demand atau COD (lihat Gambar 1 dan 2).   Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan penanganan dan  pemulihan  kualitas  air  sungai  dan  badan  air yang tercemar. 

Mengingat  adanya  resiko  dan  sejumlah hasil  akhir  yang  tidak  dikehendaki  dari pengolahan  limbah  secara  kimiawi,  kini  teknik restorasi  sungai  secara  alami  memperoleh perhatian  yang  cukup  besar  dari  berbagai kalangan.    Selain  pengalihan  titik  pembuangan limbah (Gupta, dkk. 2004), pemanfaatan pelimpah secara seri guna meningkatkan kemampuan aerasi sungai  (Campolo,  dkk.  2002;  Cox 2003a,b;  Kannel, dkk.  2007;  Yudianto  dan  Xie  2008),  serta pemompaan  oksigen  ke  dalam  badan  air (Campolo,  dkk.  2002;  Misra,  dkk.  2006),  teknik restorasi  menggunakan  wetland  dan  constructed wetland  telah  menjadi  fokus  kajian  selama beberapa  tahun  terakhir  (Green,  dkk.  1996;  Jing, dkk. 2001; Juang dan Chen 2007; Chen, dkk. 2008; Cheng, dkk. 2008).  

Berdasarkan  hasil  penelitian  yang dilakukan  oleh  Zhou,  dkk.  (2007),  constructed wetland dinilai mampu memberikan solusi terbaik dalam  pengembalian  daya  dukung  dan  kualitas sungai  tercemar  di  antara  teknik  restorasi  yang ada. Bahkan karena biaya konstruksi dan operasi pemeliharaannya  yang  relatif  rendah  dibanding‐kan  IPAL  konvensional  serta  kemudahannya untuk  dioperasikan  dalam  skala  yang  berbeda‐

beda,  constructed wetland menjadi  pilihan  favorit di banyak negara berkembang. 

Sayangnya,  berdasarkan  hasil  penelitian yang  dilakukan  oleh  Pusat  Litbang  Sumber  Daya Air (2004) serta Juang dan Chen (2007), diketahui bahwa  secara  umum  wetland  dan  constructed wetland  memiliki  surface  loading  yang  relatif rendah  dalam  mengolah  limbah  organik.    Lebih daripada  itu,  wetland  dan  constructed  wetland ternyata  tidak  mampu  memberikan  hasil terbaiknya apabila diaplikasikan pada suhu udara yang  rendah.    Terkait  dengan  ketersediaan  lahan khususnya di daerah perkotaan, dapat dipastikan bahwa  aplikasi  teknologi  ini  menjadi  semakin terbatas.  

Meskipun  teknologi  bakteri  bukanlah  hal baru dalam teknik restorasi sungai dan badan air lainnya  dan  seiring  dengan  hasil  studi  yang dilakukan oleh Wu, dkk. (2008) yang menyatakan bahwa  pengelolaan  sumber  daya  air  tercemar secara  alami  masih  merupakan  suatu  tantangan mengingat  akan  terbentuknya  produk  akhir sebagai  respon  atas  proses  restorasi  tersebut, namun  keberhasilan  yang  diperoleh  sebelumnya dari  teknologi  ini  dalam  proses  restorasi  danau Tai di Kota Suzhou (Nie, dkk. 2008), peningkatan kualitas  effluent  dari  sistem  pengolahan  limbah industri  di  Kota  Taixing  (Liao,  dkk.  2008),  dan pemulihan  kualitas  air  sejumlah  sungai  serta peningkatan kapasitas wetland  di Kota Shenzhen, membuat  para  pengambil  keputusan  serta sejumlah  peneliti  khususnya  di  China  mulai memberikan  perhatiannya  kepada  teknologi  ini. Sebab  itu,  studi  ini  dimaksudkan  untuk memberikan  gambaran  terkait  dengan  proses, teknis  pelaksanaan,  dan  hasil  yang  diperoleh dengan  dimanfaatkannya  teknologi  bakteri sebagai  solusi  alternatif  penanganan pencemaran sungai  perkotaan.    Adapun  tinjauan  kasus  yang menjadi  materi  dasar  dalam  studi  ini  adalah pekerjaan  restorasi  Sungai  Xuxi  yang  terletak  di Kota  Wuxi,  China  (Yudianto  dan  Xie,  publikasi tahun 2011). 

 TINJAUAN PUSTAKA 

1 Parameter Kualitas Air 

Pada  dasarnya  kualitas  air  sangat tergantung  kepada  komponen  penyusunnya. Sebagai  luasan  yang  terbuka,  air  permukaan praktis  akan  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor yang  kiranya  memberikan  kontribusi  atau masukan terhadap konsentrasi parameter kualitas air  dari  badan  air  tersebut.    Pembuangan  limbah baik  padat  maupun  cair  ke  dalam  badan  air tentunya  merupakan  faktor  yang  sangat  penting yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas air secara signifikan. 

Page 3: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94  3

Secara umum, terdapat sejumlah parameter kualitas  air  yang  menjadi  acuan  dalam  penilaian tingkat pencemaran yang terjadi.  Dua diantaranya adalah  Biological  Oxygen  Demand  (BOD)  dan Dissolved Oxygen (DO).  Analisis BOD adalah suatu analisis  empiris  untuk mengukur  proses  biologis yang  terkait  khususnya  dengan  aktivitas mikroorganisme  yang  berlangsung  di  dalam  air.  Di  sisi  lain,  DO  merupakan  suatu  pendekatan umum  yang  menunjukkan  jumlah  oksigen  yang dibutuhkan  oleh  mikroorganisme  untuk  meng‐uraikan  material  atau  zat  organik  terlarut  dan sebagian  zat  organik  yang  tersuspensi  di  dalam air.  Selain BOD, di dalam pemantauan kualitas air 

sungai  atau  pun  badan  air  lainnya,  nilai  DO  ini menjadi  salah  satu  parameter  yang  juga digunakan  untuk  mengukur  tingkat  pencemaran air.  Namun demikian, kelarutan oksigen di dalam air sangat dipengaruhi oleh suhu.   Semakin tinggi suhu,  seiring  dengan  meningkatnya  aktivitas penguraian  material  atau  zat  organik  oleh mikroorganisme,  maka  konsentrasi  oksigen  yang terlarut di dalam air akan semakin rendah.  2 Persamaan Streeter dan Phelps 

Sesuai  dengan  konsep  restorasi  alami sungai  yang  dikemukakan  oleh  Streeter  dan Phelps  pada  tahun  1925,  konsentrasi  Dissolved 

Gambar 1   Volume  Limbah  Cair  Terbuang  yang  Berasal  dari  Permukiman  dan  Industri 

(Zhang, dkk., 2007)   

 Gambar 2   COD  Air  Limbah  Terbuang  yang  Berasal  dari  Permukiman  dan  Industri 

(Zhang, dkk. 2007) 

0

100

200

300

400

500

600

1995 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Volum

e (10

8 ton)

Domestik Industri Total Limbah Cair

0

500

1000

1500

2000

2500

1995 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

COD

(104 to

n)

Domestik Industri Total Limbah Cair

Page 4: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

4  Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94

Oxygen  (DO)  pada  dasarnya  akan  mengalami penurunan akibat degradasi biologis dari material organik  yang  terkandung  dalam  air  dan direpresentasikan  sebagai  Biochemical  Oxygen Demand (BOD) (Schnoor 1996). Secara matematik, hubungan  antara  konsentrasi  BOD  dan  DO  ini dapat didefinisikan sebagai: 

Lkdx

LdE

dxdL

udtdL

dxx −+−=2

2

  … (1) 

( )CCkLkdx

CdE

dxdC

udtdC

sad

xx

−+−

+−=2

2

  … (2) 

DkLkdx

DdE

dxdD

udtdD

ad

xx

−+

++−=2

2

  … (3) 

dengan keterangan: L, konsentrasi BODultimate (ML-3) C, konsentrasi DO (ML-3) D, konsentrasi defisit DO (ML-3)

ux, kecepatan aliran rata-rata (LT-1)

Ex, koef. dispersi horisontal (L2T-1) Cs, konsentrasi jenuh DO (ML-3) kd, laju deoxygenation (T-1) ka, laju reaerasi (T-1)

Seperti  yang  tersaji  dalam  persamaan  (1) dan  (2),  terdapat  lima  buah  parameter  yang mempengaruhi  profil  konsentrasi  DO  dan  BOD. Selain  parameter  adveksi  (ux)  dan  dispersi horisontal (Ex), terdefinisi secara jelas bahwa laju reaerasi  (ka)dan  deoxygenation  (kd)  yang  sering kali  diasumsikan  mengikuti  laju  pembusukan bakteri  dengan  order  linier  juga  memberikan kontribusi  yang  signifikan  terhadap  proses biodegradasi  yang  terjadi.    Mengingat  bahwa parameter adveksi dan dispersi di atas merupakan fungsi dari kecepatan aliran pada saluran terbuka, maka  peran  model  hidraulik  menjadi  penting dalam penentuan profil terkait. 

Dalam  perkembangan  selanjutnya,  persa‐maan  Streeter  dan  Phelps  ini  mengalami modifikasi  sehingga  parameter  yang  ikut diperhitungkan menjadi bertambah sesuai dengan kompleksitas  proses  biodegradasi  yang  terjadi. Dalam  bentuk  terbarunya,  persamaan  Streeter dan  Phelps  menyertakan  sejumlah  parameter baru  antara  lain:  background  BOD,  Carboneous BOD,  Nitogenous  BOD,  Sediment  Oxygen  Demand (SOD), dan fungsi fotosintesis.  Pada kondisi aliran langgeng (steady state), dengan memperhitungkan berbagai  parameter  tersebut,  besarnya konsentrasi  defisit  DO  dapat  dihitung  sesuai dengan persamaan (4) berikut ini. 

[ ][ ]

[ ] [ ]a

bdtak

a

tak

a

taktnk

na

n

taktrk

ra

dtak

kLk

ekPR

e

HkS

eekkNk

eekkLk

eDD

+−−

+−

+−−

+

−−

+=

−−

−−

−−−

1 1

0

00

   … (4) dengan keterangan: D, konsentrasi O2 defisit (ML-3) Lo, konsentrasi awal CBOD (ML-3) No, konsentrasi awal NBOD (ML-3) S, SOD (ML-2) H, kedalaman aliran (L) R-P, Respirasi-fotosintesis (ML-3) Lb, background BOD (ML-3) kd, laju deoxygenation (T-1) ka, laju reaerasi (T-1) t, waktu pengaliran (T) 3 Model Reaktor 

Secara  umum  terdapat  dua  buah  metode yang  dapat  digunakan  dalam  memformulasikan transportasi  massa  aliran  permukaan  satu dimensi  yaitu  Continuous  Stirred  Tank  Reactor (CSTR)  dan  Plug  Flow  Reactor  (PFR).    Namun karena  perbedaan  karakteristik  yang  dimiliki kedua  reaktor  tersebut,  mutlak  diperlukan pemahaman  kasus  yang  baik  sebelum menentukan  jenis  reaktor  yang  sesuai  (Jones 1978;  Benefield  dan  Randall  1980).  Adapun persamaan  matematik  yang  digunakan  untuk mempresentasikan  kedua  jenis  reaktor  tersebut tersaji sebagai berikut.  Persamaan CSTR

( ) XSK

S

YSS

VQ

dtdS

SSXoH

+−−= max

  … (5) 

( )

ndH

SH XkX

SKS

XXVQ

dtdX

−+

+

−=

max

0

μ  … (6) 

Persamaan PFR dengan dispersi

XSK

S

Y

dx

SdE

dxdS

udtdS

SSXoH

xx

+−

+−=

max

2

2

μ

  … (7) 

ndH

SH

xx

XkXSK

Sdx

XdE

dxdX

udtdX

−+

+

+−=

max

2

2

μ  … (8) 

Page 5: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94  5

dengan keterangan: S, konsentrasi substrat sebagai BOD5 (ML−3) X, konsentrasi bakteri (ML−3) Q, debit inflow (L3T-1) V, volume reaktor (L3)

Hmaxμ , laju pertumbuhan spesifik maks. (T-1)

SX

oY , koef. pemanfaatan substrat oleh bakteri KS, koef. derajat kejenuhan (ML−3) kdh, koefisien pembusukan bakteri (T-1) N, order reaksi pembusukan, untuk kondisi linier

diasumsikan = 1 Berdasarkan  studi  yang  dilakukan  oleh 

Lawrence  dan  McCarty  (1970),  yang  kemudian dilanjutkan  oleh  Benefield  dan  Randall  (1980) serta  Wiesmann,  dkk.  (2007),  diketahui  bahwa PFR  memiliki  efisiensi  yang  lebih  besar dibandingkan  CSTR.  Mengingat  PFR  yang  ideal (lihat  Gambar  3)  sesungguhnya  hampir  tidak pernah dijumpai dalam praktis sehari‐hari, sungai sebagai  sebuah  sistem  PFR  dengan  tingkat dispersi  yang  bervariasi  sesungguhnya  tetap memiliki  potensi  yang  besar  untuk  dapat  dikaji lebih  lanjut  sebagai  reaktor  yang  baik  terkait dengan proses restorasi secara alami.  

Sesuai  dengan  pemahaman  tersebut, maka secara  umum  dapat  disimpulkan  bahwa efektivitas  dari  suatu  proses  biodegradasi  alami pada  sungai  juga  akan  dipengaruhi  oleh  tingkat pencampuran  mikroorganisme  pengurai  dan material organik yang terkandung di dalam aliran. Besarnya  pengaruh  tersebut,  ditinjau  dari  segi dinamika aliran pada saluran terbuka,  dinyatakan sebagai koefisien dispersi.  

 4 Potensi  Aplikasi  Teknologi  Bakteri 

Berdasarkan Analisis Numerik 

Dengan  memanfaatkan  persamaan  kinetik Monod, Yudianto dan Xie (2010a,b) mencoba untuk 

memberikan  deskripsi  awal  secara  numerik terkait  dengan  aplikasi  teknologi  bakteri  dalam proses  restorasi  sungai.    Berdasarkan  hasil simulasi  yang  diperoleh,  diketahui  bahwa ketersediaan  sejumlah  substrat  dan  oksigen merupakan  faktor  pembatas  bagi  pertumbuhan bakteri.  Artinya, meskipun di dalam aliran sungai tersedia  cukup  material  organik,  tanpa  adanya kandungan  oksigen  yang  memadai  maka pertumbuhan  bakteri  menjadi  sangat  terbatas.  Sebab  itu,  dengan memperbesar  dispersi  melalui artificial mixing  dan  memberikan  injeksi  oksigen tambahan  yang  cukup  ke  dalam  badan  air, efisiensi  proses  restorasi  dapat  ditingkatkan secara signifikan (lihat Gambar 4). 

Kemudian,  pada  kondisi model  tersebut  di atas  disimulasikan  terhadap  variasi  substrat, diketahui  bahwa  akibat  penyertaan  ammonium nitrogen  sebagai  faktor  pembatas  pertumbuhan bakteri  terindikasi  adanya  peningkatan  sesaat terhadap  konsentrasi  COD  (SS).    Secara  lengkap hasil  simulasi  tersebut  disajikan  pada  Gambar  5. Selain  substrat  dan  oksigen,  sesungguhnya pertumbuhan  bakteri  juga  dipengaruhi  oleh berbagai faktor lain, salah satunya adalah suhu air. Berdasarkan  hasil  simulasi  yang  dilakukan  oleh Yudianto  dan  Xie  (2010b),  dengan  menggunakan seri  data  yang  diperoleh  dari  studi  terdahulu melalui  serangkaian  percobaan  activated  sludge, diketahui bahwa pertumbuhan bakteri cenderung lambat pada suhu yang rendah.  Dengan demikian, agar  proses  biodegradasi  dapat  berlangsung secara  efisien,  suhu  air  menjadi  parameter  lain yang  juga  penting  untuk  diperhatikan  dalam penerapan  teknologi  bakteri  untuk  memulihkan kondisi  sungai  yang  tercemar  khususnya  oleh limbah organik (lihat Gambar 6).  

Gambar 3   Perbandingan Hasil Keluaran Sistem CSTR dan PFR Instalasi Pengolah Limbah 

pada Kondisi Ideal (Yudianto & Xie, 2010a)

0

25

50

75

100

125

150

175

200

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50Time (d)

Kons

entra

si BO

D 5 (

mgL

-1 )

CSTR PRF (Ex mendekati complete mixing)

Page 6: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

6  Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94

Gambar 4   Pengaruh Artificial Mixing dan Injeksi Oksigen dalam Proses Restorasi 

Sungai Menggunakan Teknologi Bakteri (Yudianto dan Xie, 2010a)  

 Gambar 5   Pengaruh Terbatasnya Ketersediaan Ammonium Nitrogen terhadap 

Proses Biodegradasi secara Periodik (Yudianto dan Xie, 2010b)  

Gambar 6   Pengaruh  Suhu  Air  terhadap  Proses  Biodegradasi  oleh  Bakteri 

(Yudianto dan Xie, 2010b) 

(0.8 , 10.103)

(0.8 , 57.358)

0

10

20

30

40

50

60

70

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jarak (km)

Kon

sent

rasi

(mgL

-1)

BOD dengan Oksigen Co mg/L X dengan Oksigen = Co mg/L

O2 dengan Oksigen = Co mg/L BOD dengan Oksigen = Co+2 mg/L

X dengan Oksigen = Co+2 mg/L O2 dengan Oksigen = Co+2 mg/L

BOD dengan Oksigen = Co+2 mg/L dan Ex bakteri = 10Ex X dengan Oksigen = Co+2 mg/L dan Ex bakteri = 10Ex

O2 dengan Oksigen = Co+2 mg/L dan Ex bakteri = 10Ex

0

10

20

30

40

50

60

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5

Waktu (hari)

Kon

sent

rasi

(mgL

-1)

SS dengan limiting factor O2 & SS pada 20C SS dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CXH dengan limiting factor O2 & SS pada 20C XH dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CC dengan limiting factor O2 & SS pada 20C C dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20C

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jarak (km)

Kon

sent

rasi

(mgL

-1)

SS dengan limiting factor O2 & SS pada 20C SS dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CXH dengan limiting factor O2 & SS pada 20C XH dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CNH4 dengan limiting factor O2 & SS pada 20C NH4 dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CC dengan limiting factor O2 & SS pada 20C C dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20C

Page 7: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

Jurnal 

MET

kebersejumwetlaChinaKota secarsunganakanlokaspola sungadihasmembrestodisajiakhirbakte

GAM

dengaChangcanalsalura1,36 kedalskemterdadi septerdaharin

Teknik Hidraul

ODOLOGI 

Studi  ini  mrhasilan  aplmlah  instalasand,  dan  coma.  Dengan  mWuxi, studi  ira  umum  proai perkotaan n teknologi bi  studi,  pendan  teknis pai,  serta  idsilkan dalam pberikan  gamrasi  Sungai  Xikan  sejumlar  yang  dipeeri.   

MBARAN LO

Sungai Xuxan  nama  Shag  Nan  Kota l,  Sungai  Xan kuno yangkm,  lebar  plaman aliran ma Sungai Xuxapat kawasanpanjang aliraapat  sebuah nya  memberi

Gambar

ik, Vol. 1 No. 1,

 

merupakan  klikasi  teknosi  pengolah mmunal  septmengambil  kaini mencoba oses  pengembyang tercemakteri yang mngembangbiakendistribusiadentifikasi  pproses restormbaran  pelaXuxi,  di  dalaah  ilustrasi eroleh  dari 

KASI STUD

i, yang sebeluaoxiangbang, Wuxi.    Bera

Xuxi  mengalg memiliki toermukaan  rasebesar  1,5 xi  tersaji padn permukiman sungai, di spasar  tradikan  kontribu

r 7  Skema Sun

, Juni 2010: 1 –

kajian  lanjutaologi  bakterair  limbah, tic  tank  di asus  Sungai untuk memabalian  daya mar dengan mmencakup pekan  kultur  ban bakteri  keproduk  akhirrasi tersebutaksanaan  pem makalah  idan  evaluasaplikasi  te

umnya lebih terletak  di  w

awal  dari  Jinir  melalui otal panjang ata‐rata  5,0 m.   Untuk  je

da Gambar 7.n yang cukupsisi hilir Sungisional  yangusi  volume  s

ngai Xuxi Berik

94 

an  dari i  pada danau, Negara Xuxi  di aparkan dukung menggu‐milihan bakteri, e dalam r  yang .  Selain kerjaan ini  juga si  hasil eknologi 

dikenal wilayah ng  Hang sebuah saluran m,  dan elasnya,    Selain p padat gai Xuxi g  setiap sampah 

 

kut Letak Titik

padat  yang  bsaja  mengakamis  yang  amhijau pekat. di  atas,  Sumenerima bebuah  industrumum.    Bedilakukan suyang  terletaVillage  terddominasi perSungai  Xuxrestorasi disa 

PEKERJAAN

SecaraXuxi dilakukdari  titik  SJembatan  Srestorasi  didilakukan  ptergenang  dibakteri dapabawah  Jembambang  tidaatas muka ai

Kemuakan diaplikabesar  yaitu kemudahan bakteri  dike

k Pengamatan

besar  ke  dalakibatkan  sumat  tidak  seDi samping lngai  Xuxi  teban  buangari  rumah  tanerdasarkan urvai  lapangaak  di  sekitardapat  lapisarmukaan air.xi  sebelum ajikan pada G

N RESTORA

a  umum,  pekkan  sepanjangSmall  BridgeSmall  Woodimulai,  sebapengangkatani  permukaant dimanfaatkbatan  Small ak  permanenr rata‐rata.  dian karena tasikan ke da11,1  ton  dpraktis  pe

embangbiaka

n Kualitas Air 

am  sungai.    Hngai  menghedap  dan memlimbah dometernyata  dikan  limbah dangga  dan  5  bhasil  pengaan awal, padar  Jembatan an  minyak .   Secara lengdilakukanny

Gambar 8. 

ASI 

kerjaan  restg 1,2 km  terhe  of  Rong  Ld.  Sebelumagai  langkahn  sampah n  sungai.    Selkan secara efiWood  diban

n  dengan  ting

total volume alam sungai adan  sehubunlaksanaan  dan  di  tepi 

7

Hal  ini  tentuhasilkan  baumiliki warnaestik tersebutketahui  pulari  sekitar  50buah  jambanamatan  saata ruas sungaiXishan  Newyang  men‐gkap, kondisiya  kegiatan

orasi  Sungaihitung mulaiLane  hingga  pekerjaanh  persiapanpadat  yanglain  itu,  agarsien, tepat dingun  sebuahggi  0,5  m  di

bakteri yangadalah cukupngan  dengandi  lapangan,Sungai  Xuxi

7

u u a t a 0 n t i w ‐i n 

i i a n n g r i h i 

g p n , i 

Page 8: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

dengan  menbesarnya kolamanya  walukan,  dipeuntuk  paramyang  diambSungai  Xuxselama  kukonsentrasi bakteri/litertian  dan  reflogi  bakterisungai  dan sumber‐sumXuxi,  prakti

(a) Kond

(c) Kond Gamba  

Ga 

Gr

nggunakan  sonsentrasi baaktu  pengemerkirakan  mmeter  COD  abil  pada  saati.    Dalam  hurang  lebih 

bervariasi r.   Mengingaferensi  terkai  untuk  menkarena  kesumber pencemis  pendistrib

disi Hulu Sungai

disi di Jembatan

ar 8   Kondisi 

ambar 9    Wa

May 3

1

rand Canal

200 m70 m

sejumlah  druakteri yang dmbangbiakanmelalui  uji atas  sejumlat  investigasi hal  ini,  bakte

dua  minantara  11t  kurangnya ait  dengan  apgembalikan ulitan  dalam maran di  sepabusian  bakte

 Xuxi 

n Xishan New V

Sungai Xuxi Se

aktu dan Loka

31, 3.5 ton

June 4,

July 31,

m 300

um.    Adapunigunakan dan  yang  diperlaboratoriumah  contoh  aiawal  kondiseri  disiapkanggu  dengan0–120  gramstudi  peneliplikasi  teknodaya  dukungpengendaliananjang  Sungaeri  ke  dalam

Village 

ebelum Dilaku

asi Pendistribu

June 3, 2.5 ton

June 13, 2.2 ton

0.8 ton

1.5 ton

2 m 200

Ju

n n r‐m r si n n m i‐o‐g n ai m 

Sungaidengan

dilakukvolumesederhmenggkembapada  t(3,0 toton),  dwaktu pada G

(b) Kondi

(d) Kondi

ukannya Kegia

usian Bakteri k

June 4, 2.2

June 24,

30 m 220

rnal Teknik Hid

  Xuxi  dilakn hasil pengaSecara umumkan pada tane  bakteri  sehana yang dilagunakan  peraali  dilakukantanggal  3  Junn), 13 Juni 20dan  31  Juli  2dan lokasi peGambar 9. 

si Tengah Sung

si Hilir Sungai X

atan Restoras

ke dalam Sung

2 ton

0.3 ton

40 m 20

draulik, Vol. 1 N

ukan  secaramatan lapangm, pendistribnggal 31 Mei ebesar  3,5  takukan dengahu  sampann  secara  bni  2009  (2,5 009 (2,2 ton)2009  (1,5  toendistribusia

gai Xuxi

Xuxi

si 

gai Xuxi 

500 m 17

No. 1, Juni 2010

a  bertahap gan.  usian awal b2009 denganton  dengan gan artificial m.    Pendistribberkesinambton),  4  Juni), 24 Juni 200on).    Selengkan bakteri dis

Gu Canal

70 m

: 1 – 94

sesuai 

bakteri n total aerasi mixing busian ungan   2009 09 (0,3 kapnya ajikan 

Page 9: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

Jurnal 

HASI

minggdalamkuranselansecarsungademikdalamberanTiga bAgustuntukEnvirmelakstasiutasantidak Adaplain  stotal 

setelaselainpada kehid

(

(

G

Teknik Hidraul

IL PENELIT

Diawali  degu  awal  setem sungai (lihang  lebih jutnya  teridra  marak  (Aai  (lihat  Gamkian, setelah m  Sungai  Xungsur‐angsurbulan kemudtus  2009,  sk  mengevaronmental Prokukan  pengaun  pengamatn  dana  yang dilakukan un  parametesuhu  air,  dernitrogen, ammBerdasarka

ah  pekerjaann  kini  Sunga

sejumlah dupan  grup 

a) Tampak Dek

c) Sebaran Alga

Gambar 10   K

ik, Vol. 1 No. 1,

TIAN 

engan  terbenelah  pendistat Gambar 103‐4  minggudentifikasi  plgae  bloom) mbar  10c  dpenambahanuxi,  sebaran r  berkurang dian tepatnyasebagai  pihaaluasi  hasilotection Agenambilan  contan.  Sayangndimiliki,  pesecara  mender  yang  diukrajat  keasammonium nitroan  hasil  penn  restorasi  ui  Xuxi  memilokasi  te

ikan  kecil 

kat Flocs  

a di Hulu Sunga 

Kondisi Sungai

, Juni 2010: 1 –

ntuknya  floctribusian  bak0a dan 10b), u,  dalam pembentukandi  permuka

dan  10d). n kembali bakAlga  yang dalam  1–2  ma pada tanggaak  yang  ditel  pekerjaancy (EPA) Kotntoh  air  di ya,  karena  kengujian  condetail  dan  kkur  meliputi man  (pH),  DOogen, dan phongamatan  lapusai,  tampak liki  air  yangerindikasi (lihat  Gamb

ai Xuxi 

i Xuxi sebelum

94 

cs  pada kteri  ke setelah proses n  Alga aan  air Namun kteri ke terjadi minggu. al 25‐31 etapkan n  ini, ta Wuxi kelima 

keterba‐ntoh  air kontinu. antara 

O,  COD, osporus.  pangan, bahwa 

g  jernih, adanya ar  11). 

 (b

(d

m dilakukanny

Seiring  denmenunjukkaberarti  mepeningkatan yang meliputammonium n

Sepertdengan  kons2,72  mg/litetotal  phospmenurun  pabagian  tengaatas sempat bakteri  yanSedangkan  dbahwa  seirpemulihan, kyang  diukuruntuk  COD, hari  pengamkonsentrasi akhirnya Ketidakstabididuga  disebyang  tidak  dakurat  baik waktu.  Selai

) Sebaran Flocs

) Sebaran Alga 

ya kegiatan re

ngan  itu,  hn peningkataeskipun  prokonsentras

ti total phospnitrogen. ti  yang  tersentrasi  DO er,  konsentrphorus  danda  arah  hilirah  konsentramengalami kg  dituangkaditinjau  daring  dengankonsentrasi sr  mengalamtidak  lama  bmatan  ke  emyang  cukukonsentrasi lan  dari  hababkan  oleh didasarkan  puntuk  konsin  itu,  akiba

s di Permukaan 

di Bagian Teng

storasi 

hasil  uji  lan kualitas airoses  restorsi  sejumlahphorus, total n

rsaji  pada berkisar  an

rasi  COD,  ton  ammoniumr meskipun  pasi  keempat pkenaikan akiban  pada  rui  segi  waktn  bertambahsebagian besami  fluktuasi. berselang,  tempat  terjadi up  signifika

tersebut asil  yang  dpendistribu

pada  suatu  psentrasi,  lokaat  tidak  adan

 Sungai Xuxi 

gah Sungai Xuxi 

9

laboratoriumr yang cukuprasi  terjadi  parameternitrogen, dan

Gambar  12,ntara  2,14  –tal  nitrogen,m  nitrogenpada  saluranparameter dibat dominasias  tersebut.tu,  diketahuihnya  waktuar parameterKhususnya

patnya  padapeningkatanan  sebelum

menurun.iperoleh  iniusian  bakterirediksi  yangasi,  maupunnya  pengen‐

 

 

9

m p i r n 

, – , n n i i . i u r a a n m . i i g n ‐

Page 10: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

10 

dalian  dan limbah oleh selama  prosdari  prosesluasi  secarayangkan  pupekerjaan inair  secara diperoleh  mmemberikanterindikasi konsentrasi nitrogen  yanmarak selamdapat  dipundiperoleh Sesungguhndireduksi atdalam  peneperencanaandengan  idenmar dan tek

SayanSungai  Xuxkualitas air tersedianya pekerjaan digunakan  o

(a) Kondi 

(c) Kondi Gamba

pengawasanmasyarakat ses  restorasis  biodegradaa  komprehenula  bahwa ni tidak dilakdetail,  sehmelalui  pekn  dukungan 

adanya substrat 

ng  disertai  pma proses rengkiri  bahwhasil  yang

nya  peristiwtau bahkan merapan  teknon  secara  mntifikasi  karaknis pendistringnya  dalamxi  ini  tidaksecara detailinformasi 

restorasi  doleh  EPA  Ko

si Tengah Sung

si Tepat di Jem

r 11  Kondisi S

n  terhadap setempat ke i  berlangsunasi  menjadi nsif.    Tentunypada  awal 

kukan pengamhingga  hasil kerjaan  ini secara  ilmiapeningkatankhususnya 

pembentukanstorasi berlawa  pada  akhg  cukup wa  marak mungkin dihilogi  bakteri atang  khusuakteristik  maibusian baktem  pekerjaak  dilakukan  dan kontinukualitas  a

dilaksanakan, ta Wuxi  san

gai Xuxi 

batan Xiaomu 

Sungai Xuxi Se

pembuangandalam sungang,  efektivitatidak  terevaya  amat  disapelaksanaan

mbilan contohakhir  yangpun  kurangh.    Meskipunn  sejumlahammonium

n  Alga  secarangsung,  tidakhir  pekerjaanmenjanjikanAlga  dapa

indari apabilaini  dilakukanusnya  terkaiaterial  penceeri. an  restoraspengamatan

u.  Selain tidakair  sebelumdata  yang

gatlah  minim

ebelum Dilaku

Ju

n ai s a‐a‐n h g g n h m a k n n. at a n it e‐

si n k m g m 

sehinggmemilitersaji tidak prosessecara 

pekerjasumbemelihayang dpengalefisienadanyapengemdapat dalam trasi ba

nisme mutlaksejumlbulkanmenjadsitas  ulimbahtercemkarena

 (b) Kondis

 (d) Kelomp

ukannya Kegia

rnal Teknik Hid

ga  hasil  akiki  nilai  keilpada Gambaintensif  m  biodegradautuh digambKemudian aan ini tidak r pencemaraat  penentuanidasarkan keaman  lapangan  proses  rea  serangkambangan  sebmendukung penentuan bakteri.  Mengingat  byang sensitifk  diperlukanah  unsur  pn  kematian  bdi  sangat  penunsur  penceh buangan mamar  oleh  limba  bakteri 

i di Hulu Jemba

pok Ikan Kecil y

atan Restorasi

draulik, Vol. 1 N

khir  yang lmuan  yang ar 12 dan 13,menyebabkanasi  yang  terbarkan. karena  dalada pengendan di sepanjann  pola  pendiepada sejumlagan  ahli  terkestorasi.    Untian  uji  labuah  modeloptimasi  a

baik  lokasi, w

bakteri  meruf, selain pengun  studi  idenencemar  yanbakteri  secarnting melihatemar  yang  tasyarakat, tebah  industrisecara  b

atan Xiaomu 

yang Teridentifi

No. 1, Juni 2010

diperoleh  kberarti.    S

, pengamatann  kesinambrjadi  tidak 

lam  pelaksdalian atas sung Sungai Xuistribusian  bah faktor termait,  terjadi  ktuk  itu  diperaboratorium   matematik plikasi  khuswaktu, dan ko

upakan  mikroujian dasar dntifikasi  terng  dapat  mra  massal.    Ht  tingkat  komterkandung rlebih sunga.    Di  sampiniologis  me

ikasi 

: 1 – 94

kurang Seperti n yang ungan dapat 

sanaan umber‐xi dan bakteri masuk etidak rlukan dan yang 

susnya onsen‐

oorga‐di atas, hadap 

menim‐Hal  ini mplek‐dalam i yang ng  itu, emiliki 

 

 

Page 11: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94  11

kemampuan  bermutasi  pada  kondisi  lingkungan tertentu,  pelaksanaan  studi mikrobiologi menjadi diperhatikan guna menjamin bahwa  teknologi  ini adalah  aman  untuk  digunakan  dalam  pekerjaan restorasi sungai tercemar. 

Melihat  keberhasilan  aplikasi  teknologi bakteri  dalam  sejumlah  pekerjaan  pengendalian pencemaran sumber daya air, studi ini merupakan kajian  awal  yang  diperuntukkan  bagi  penyediaan informasi  dasar  atas  aplikasi  teknologi  terkait dalam  proses  pengembalian  daya  dukung  sungai perkotaan  yang  tercemar  limbah  domestik. 

Berdasarkan  hasil  yang  diperoleh  dalam pekerjaan  restorasi  Sungai  Xuxi,  sejumlah  kesim‐pulan  dan  saran  yang  dapat  diberikan  melalui studi ini antara lain: 1) Teknologi  bakteri  menawarkan  solusi  yang 

inovatif  dalam  pemulihan  daya  dukung sungai tercemar. 

2) Karena  teknologi  bakteri  ini  praktis  tidak hanya  dipengaruhi  oleh  ketersediaan substrat, penambahan oksigen selama proses restorasi  menjadi  suatu  hal  yang  penting untuk diperhatikan. Selain itu, karena bakteri 

(a) Konsentrasi DO  

(b) Konsentrasi COD 

(c) Konsentrasi Total Phosphorus 

(d) Konsentrasi Total Nitrogen 

(e) Konsentrasi Amonium Nitrogen

(f) Distribusi Suhu Air 

 Gambar 12  Kondisi Sungai Xuxi Sebelum Dilakukannya Kegiatan Restorasi 

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

Small Bridge of RongLane

Xux i Bridge Xishan New VillageBridge

Wuai Road Small Wood Bridge

Stasiun Pengamatan

Diss

olved

Oxy

gen

(mgL

-1)

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage

7.00

9.00

11.00

13.00

15.00

Small Bridge of RongLane

Xux i Bridge Xishan New VillageBridge

Wuai Road Small Wood Bridge

Stasiun Pengamatan

COD

(mgL

-1)

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

Small Bridge of RongLane

Xux i Bridge Xishan New VillageBridge

Wuai Road Small Wood Bridge

Stasiun Pengamatan

Tota

l Pho

spho

rus

(mgL

-1)

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Small Bridge of RongLane

Xux i Bridge Xishan New VillageBridge

Wuai Road Small Wood Bridge

Stasiun Pengamatan

Tota

l Nitr

ogen

(mgL

-1)

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

Small Bridge of RongLane

Xux i Bridge Xishan New VillageBridge

Wuai Road Small Wood Bridge

Stasiun Pengamatan

NH4 (

mgL

-1)

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage

20.00

25.00

30.00

35.00

Small Bridge of RongLane

Xux i Bridge Xishan New VillageBridge

Wuai Road Small Wood Bridge

Stasiun Pengamatan

Suhu

Air

o C

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage

Page 12: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

12  Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94

cenderung  tumbuh  lebih  baik  pada  suhu  air 200 ‐ 350 Celcius, penerapan teknologi terkait pada  kawasan  tropis  seperti  Indonesia menjadi sangat potensial. 

3) Meskipun  secara  visual  hasil  yang  diberikan oleh  teknologi  bakteri  ini  pada  pekerjaan restorasi  Sungai  Xuxi  adalah  cukup menjanjikan,  namun  kurangnya  data  penga‐matan  yang  dimiliki  melemahkan  dukungan ilmiah  terhadap  aplikasi  dari  teknologi bakteri  ini.  Selain  studi  mikrobiologi  lanjut, pengujian  aplikasi  teknologi  bakteri  terkait 

dalam  skala  laboratorium  dan  pengem‐bangan model matematik mutlak diperlukan untuk  mengoptimalkan  aplikasi  teknologi bakteri. 

4) Karena  keberhasilan  pengendalian  pence‐maran  badan  air  tidak  terlepas  dari  peran aktif berbagai pihak/pemangku kepentingan, diperlukan  tindakan  nyata  khususnya  dari pihak  pengelola  sungai  dan  masyarakat setempat untuk secara konsisten mendukung keberlanjutan  dari  sungai  yang  telah direstorasi.  

(a) Konsentrasi DO  (b) Konsentrasi COD 

(c) Konsentrasi Total Phosphorus  (d) Konsentrasi Total Nitrogen 

(e) Konsentrasi Amonium Nitrogen  (f) Distribusi Suhu Air 

Gambar 13  Kondisi Sungai Xuxi Sebelum Dilakukannya Kegiatan Restorasi 

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09

Waktu

Diss

olved

Oxy

gen

(mgL

-1)

Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge

Wuai Road Small Wood Bridge Av erage

7.00

9.00

11.00

13.00

15.00

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09

Waktu

COD

(mgL

-1)

Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge

Wuai Road Small Wood Bridge Av erage

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09

Waktu

Tota

l Pho

spho

rus

(mgL

-1)

Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge

Wuai Road Small Wood Bridge Av erage

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09

Waktu

Tota

l Nitr

ogen

(mgL

-1)

Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge

Wuai Road Small Wood Bridge Av erage

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09

Waktu

SNH 4 (

mgL

-1)

Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge

Wuai Road Small Wood Bridge Av erage

20.00

25.00

30.00

35.00

25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09

Waktu

Suhu

Air

o C

Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge Wuai Road Small Wood Bridge Av erage

Page 13: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94  13

DAFTAR PUSTAKA   

Abigail,  R.J.  1997.  The  Contradictory  Impact  of Reform  on  Environmental  Protection  in China. China Quarterly 149: 81 ‐ 103. 

Campolo,  M.,  P.  Andreussi,  dan  A.  Soldati.  2002. Water Quality  Control  in  the  River  Arno. Technical Note of Water Resources 36(10): 2673–2680. 

Chen,  Z.M.,  B.  Chen,  and  J.B.  Zhou,  et.  al.  2008. A Vertical  Subsurface‐flow  Constructed Wetland  in  Beijing.  Communications  in Nonlinear  Science  and  Numerical Simulation 13(9): 1986‐1997. 

Cheng, H.S., M.K. Yusoff, B. Shutes, S.C. Ho, dan M. Mansor. 2008. Nutrient Removal in A Pilot and  Full  Scale  Constructed  Wetland, Putrajaya  City,  Malaysia.  Journal  of Environmental  Management  88(2):  307‐317. 

Cox, B.A. 2003a. A Review of Currently Available  In‐stream  Water  Quality Models  and  Their Applicability  for  Simulating  Dissolved Oxygen  in  Lowland Rivers. The Science of the  Total Environment 314 –316(1): 335–377. 

Cox,  B.A.  2003b.  A  Review  of  Dissolved  Oxygen Modelling Techniques  for Lowland Rivers. The Science of the Total Environment 314–316(1): 303–334. 

Gupta,  I.,  S.  Dhage,  A.A.  Chandorkar,  dan  A. Srivastav.  2004.  Numerical  Modeling  for Thane  Creek.  Environmental  Modelling and Software 19(6): 571–579. 

Green,  M.,  I.  Safray,  dan  M.  Agami.  1996. Constructed  Wetlands  for  River Reclamation:  Experimental  Design,  Start‐up  and  Preliminary  Results.  Bioresource Technology 55(2): 157‐162. 

Jing,  S.R.,  Y.F.  Lin, D.Y.  Lee,  dan  T.W. Wang.  2001. Nutrient  Removal  from  Polluted  River Water  by  Using  Constructed  Wetlands. Bioresource Technology 76(2): 131‐135. 

Jirka, G.H. dan V. Weitbrecht. 2005. Mixing Models for Water Quality Management  in Rivers: Continuous  and  Instantaneous  Pollutant Releases.  Water  Quality  Hazards  and Dispersion  of  Pollutants.  eds.  Rowinski, P.M.  dan  Czernuszenko,  W.,  New  York: Springer, 1‐34. 

Juang,  D.F.,  dan  P.C.  Chen.  2007.  Treatment  of Polluted  River  Water  by  A  New Constructed Wetland.  Int.  J.  Environ.  Sci. Tech. 4(4): 481‐488. 

Kannel,  P.R.,  S.  Lee,  Y.S.  Lee,  S.R.  Kanel,  dan  G.J. Pelletier. 2007. Application of Automated QUAL2Kw for Water Quality Modeling and Management  in the Bagmati River, Nepal. Ecological Modelling 202(3‐4): 503–517. 

Lawrence,  A.W.  dan  P.L.  McCarty.  1970.  Unified Basis  for Biological Treatment Design and Operation.  Journal  of  the  Sanitary Engineering  Division,  ASCE  96(3):  767  ‐ 778. 

Liao, J., Y.B. Xie, X.C. Zong, dan G.J. Cao. 2008. Pilot Study  on  Treatment  of  Complicated Chemical  Industrial  Effluent with  CABRM Process.  Pollution  Control  Technology 21(1): 11‐15. 

Misra,  A.K.,  P.  Chandra,  dan  J.B.  Shukla.  2006. Mathematical  Modeling  and  Analysis  of the  Depletion  of  Dissolved  Oxygen  in Water  Bodies.  Nonlinear  Analysis:  Real World Applications 7(5): 980 – 996. 

Nie,  Q.Y.,  Y.B.  Xie,  J.  Zhuang,  dan  L.L.  She.  2008. Cyanobacteria  Control  Using Microorganism.  World  Sci‐Tech  Research and Development 30(4): 430‐432. 

Pusat  Penelitian  dan  Pengembangan  Sumber  Daya Air  (RIWRD).  2004.  Status  Mutu  Air Sungai.  Bandung.  Departemen  Pekerjaan Umum. 

Qi,  F.,  D.G.  Cheng,  dan  M.  Masao.  1999.  Water Resources  in  China:  Problems  and Countermeasures. Ambio 28(2): 202 ‐ 203. 

State  Environmental  Protection  Administration (SEPA).  2002.  Report  on  the  State  of  the Environment  in  China  2002.  Beijing. Environmental Information Centre (SEPA). 

Wang, M., M. Webber, B. Finlayson, dan  J. Barnett. 2006. Rural Industries and Water Pollution in  China.  Journal  of  Environmental Management 86: 648‐659. 

Wu,  Q.H.,  R.D.  Zhang,  S.  Huang,  dan  H.J.  Zhang. 2008. Effects of Bacteria on Nitrogen and Phosphorus Release from River Sediment. Journal of Environmental Sciences 20: 404‐412. 

Page 14: APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI

14  Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94

Wiesmann,  U.,  I.S.  Choi,  dan  E.M.  Dombrowski. 2007.  Fundamentals  of  Biological Wastewater  Treatment.  Weinheim: WILEY‐VCH Verlag Gmbh & Co. KgaA. 

Yudianto, D. dan Y.B., Xie. 2008. The Development of Simple DO Sag Curve in Lowland Non‐tidal River  Using  MATLAB.  Journal  of  Applied Science  in  Environmental  Sanitation  3(2): 80‐98. 

Yudianto,  D.  dan  Y.B.  Xie.  2010a.  The  Feasibility  of Bacteria  Application  for  Treating  the Polluted  Urban  Stream  from  the Perspective  of  Numerical  Modelling. Polish  Journal  of  Environmental  Studies 19(2): 421‐429. 

Yudianto,  D.  dan  Y.B.  Xie.  2010b.  Influences  of Limited  Ammonium  Nitrogen  and Water Temperature  on  the  Urban  Stream Restoration.  Journal  of  Water  Resources and Protection 2(3): 227‐234. 

Yudianto, D. dan Y.B. Xie. The Natural Restoration of Xuxi  River  Using  Bacterial  Technology. diterima  dalam  Water  Environment Research untuk dipublikasikan pada tahun 2011. 

Zhang,  K.  M.,  Z.G.  Wen,  and  L.Y.  Peng.  2007. Environmental  Policies  in  China: Evolvement,  Features  and  Evaluation, China  Population.  Resources  and Environment  17(2): 1‐7. 

Zhang,  T.  Z.,  D.Q. Wang,  G.Y. Wu,  dan  J.N. Wang. 1997. Water  Pollution  Charges  in  China: Practice  and  Prospects.  In  Applying Market  Based  Instruments  to Environmental Policies  in China and OECD Countries.  Paris.  Organization  for Economic  Cooperation  and  Development (OECD), 239‐257. 

Zhou, J.B., M.M. Jiang, B. Chen, dan G.Q. Chen. 2007. Energy  Evaluations  for  Constructed Wetland  and  Conventional  Wastewater Treatments. Communications  in Nonlinear Science  and  Numerical  Simulation  14(4): 1781‐1789.