aplikasi teknologi bakteri dalam pekerjaan restorasi
TRANSCRIPT
Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94 1
APLIKASI TEKNOLOGI BAKTERI DALAM PEKERJAAN RESTORASI SUNGAI XUXI, KOTA WUXI, CHINA
Doddi Yudianto1 , Xie Yuebo2
1 Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit No. 94, Bandung
2National Engineering Research Center of Water Resources Efficient Utilization and Engineering Safety Hohai University
Xikang Road, Nanjing, Jiangsu Province, China E‐mail: [email protected]
Diterima: 29 September 2009 Disetujui: 15 Maret 2010
ABSTRAK Melihat keberhasilan aplikasi teknik pengolahan limbah secara biologi dari sejumlah pekerjaan restorasi di negeri China, studi ini bermaksud untuk memberikan gambaran baik proses maupun hasil yang diperoleh dari pemanfaatan teknologi bakteri dalam merestorasi sungai perkotaan. Sehubungan dengan hal tersebut, lokasi penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah Sungai Xuxi yang berada di Kota Wuxi. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa teknologi bakteri ini mampu memberikan pandangan baru dalam proses pengendalian tingkat pencemaran sungai perkotaan. Selain kini Sungai Xuxi memiliki air yang jernih, pada sejumlah lokasi terindikasi adanya kehidupan grup ikan kecil. Meskipun selama proses restorasi diketahui bahwa terdapat peningkatan konsentrasi sejumlah parameter yang meliputi total phosphorus, total nitrogen, dan ammonium nitrogen, serta terjadinya pembentukan Alga di permukaan air, namun di akhir pekerjaan diperoleh hasil yang cukup menjanjikan. Kata kunci: Restorasi sungai, pengolahan limbah secara biologis, teknologi bakteri, sungai perkotaan,
Sungai Xuxi.
ABSTRACT Considering previous successful applications of biological treatment in several restoration works in China, this study is aimed to describe the complete processes and results derived from the application of bacterial technology in restoring urban river. Here the Xuxi River in Wuxi City was selected as an example of case study. Based on the results obtained, it is found that this bacterial technology is able to provide broader views of river restoration work for urban area. Besides it results better water quality, the water is now clearer and contains aquatic life. Although a considerable increase of concentration of total phosphorus, total nitrogen, and ammonium nitrogen may have enhanced to Algae problem during the treatment, but the final results show good achievement. Detail laboratory tests and mathematical model development are necessary to optimize the implementation. Keywords: River restoration, biological treatment, bacterial technology, urban stream, Xuxi River. PENDAHULUAN
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk perkotaan dan tingginya angka produksi sejumlah kebutuhan, sungai sebagai tampungan berbagai macam limbah kini telah mengalami penurunan kualitas air yang signifikan. Kondisi yang cukup menyedihkan sesungguhnya banyak terjadi di sejumlah negara berkembang dan kota metropolitan dimana tidak terdapat pengendalian pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri yang baik (Jirka dan Weitbrecht 2005). Meskipun saat ini telah terse‐dia berbagai macam kebijakan dan peraturan terkait dengan pengendalian pembuangan limbah ke dalam sungai, namun lemahnya penegakan
hukum praktis menyebabkan penurunan kualitas air sungai dan badan air lainnya terus berlangsung. Kondisi ini kian memburuk sejak dijumpainya berbagai kegagalan sejumlah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam menghasilkan effluent sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Serupa dengan tingkat pencemaran badan air yang terjadi di Indonesia, berdasarkan studi investigasi yang dilakukan oleh Qi, dkk. pada tahun 1999, lebih dari 80% sungai‐sungai di China mengalami penurunan kualitas air yang signifikan meskipun dalam kurun waktu 5 tahun terhitung 1996–2000 pemerintah China meraih keberha‐
2 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94
silan luar biasa dengan diberlakukannya kebijakan dan sistem penegakan hukum yang baru terkait pencemaran badan air oleh industri. Selain ditutupnya lebih dari 80.000 industri yang dinilai bertanggungjawab atas tingginya konsentrasi bahan pencemar di sejumlah sungai, pemerintah China pun berhasil melakukan penyesuaian kualitas effluent yang dihasilkan lebih dari 214.200 buah industri. Amat sangat disayangkan ternyata keberhasilan pengendalian pencemaran badan air oleh industri tersebut tidak cukup untuk memperbaiki kualitas badan air.
Sesuai dengan laporan nasional investigasi kondisi lingkungan yang dipublikasi oleh State Environmental Protection Administration (SEPA) pada tahun 2002, diketahui bahwa 70% dari 741 buah sungai terindikasi pencemaran yang amat serius sehingga tidak aman untuk digunakan secara langsung oleh publik. Selain kurang efektifnya pelaksanaan pengendalian tingkat pencemaran badan air (Abigail 1997; Zhang, dkk. 1997; Zhang, dkk. 2007), berdasarkan studi yang dilakukan oleh Wang, dkk. (2006), teridentifikasi bahwa justru daerah perdesaan dan permukiman kota yang sesungguhnya telah memberikan kontribusi bahan pencemar domestik yang sangat besar dan kian meningkat setiap tahunnya baik volume maupun konsentrasi Chemical Oxygen Demand atau COD (lihat Gambar 1 dan 2). Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan penanganan dan pemulihan kualitas air sungai dan badan air yang tercemar.
Mengingat adanya resiko dan sejumlah hasil akhir yang tidak dikehendaki dari pengolahan limbah secara kimiawi, kini teknik restorasi sungai secara alami memperoleh perhatian yang cukup besar dari berbagai kalangan. Selain pengalihan titik pembuangan limbah (Gupta, dkk. 2004), pemanfaatan pelimpah secara seri guna meningkatkan kemampuan aerasi sungai (Campolo, dkk. 2002; Cox 2003a,b; Kannel, dkk. 2007; Yudianto dan Xie 2008), serta pemompaan oksigen ke dalam badan air (Campolo, dkk. 2002; Misra, dkk. 2006), teknik restorasi menggunakan wetland dan constructed wetland telah menjadi fokus kajian selama beberapa tahun terakhir (Green, dkk. 1996; Jing, dkk. 2001; Juang dan Chen 2007; Chen, dkk. 2008; Cheng, dkk. 2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhou, dkk. (2007), constructed wetland dinilai mampu memberikan solusi terbaik dalam pengembalian daya dukung dan kualitas sungai tercemar di antara teknik restorasi yang ada. Bahkan karena biaya konstruksi dan operasi pemeliharaannya yang relatif rendah dibanding‐kan IPAL konvensional serta kemudahannya untuk dioperasikan dalam skala yang berbeda‐
beda, constructed wetland menjadi pilihan favorit di banyak negara berkembang.
Sayangnya, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Litbang Sumber Daya Air (2004) serta Juang dan Chen (2007), diketahui bahwa secara umum wetland dan constructed wetland memiliki surface loading yang relatif rendah dalam mengolah limbah organik. Lebih daripada itu, wetland dan constructed wetland ternyata tidak mampu memberikan hasil terbaiknya apabila diaplikasikan pada suhu udara yang rendah. Terkait dengan ketersediaan lahan khususnya di daerah perkotaan, dapat dipastikan bahwa aplikasi teknologi ini menjadi semakin terbatas.
Meskipun teknologi bakteri bukanlah hal baru dalam teknik restorasi sungai dan badan air lainnya dan seiring dengan hasil studi yang dilakukan oleh Wu, dkk. (2008) yang menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya air tercemar secara alami masih merupakan suatu tantangan mengingat akan terbentuknya produk akhir sebagai respon atas proses restorasi tersebut, namun keberhasilan yang diperoleh sebelumnya dari teknologi ini dalam proses restorasi danau Tai di Kota Suzhou (Nie, dkk. 2008), peningkatan kualitas effluent dari sistem pengolahan limbah industri di Kota Taixing (Liao, dkk. 2008), dan pemulihan kualitas air sejumlah sungai serta peningkatan kapasitas wetland di Kota Shenzhen, membuat para pengambil keputusan serta sejumlah peneliti khususnya di China mulai memberikan perhatiannya kepada teknologi ini. Sebab itu, studi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran terkait dengan proses, teknis pelaksanaan, dan hasil yang diperoleh dengan dimanfaatkannya teknologi bakteri sebagai solusi alternatif penanganan pencemaran sungai perkotaan. Adapun tinjauan kasus yang menjadi materi dasar dalam studi ini adalah pekerjaan restorasi Sungai Xuxi yang terletak di Kota Wuxi, China (Yudianto dan Xie, publikasi tahun 2011).
TINJAUAN PUSTAKA
1 Parameter Kualitas Air
Pada dasarnya kualitas air sangat tergantung kepada komponen penyusunnya. Sebagai luasan yang terbuka, air permukaan praktis akan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kiranya memberikan kontribusi atau masukan terhadap konsentrasi parameter kualitas air dari badan air tersebut. Pembuangan limbah baik padat maupun cair ke dalam badan air tentunya merupakan faktor yang sangat penting yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas air secara signifikan.
Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94 3
Secara umum, terdapat sejumlah parameter kualitas air yang menjadi acuan dalam penilaian tingkat pencemaran yang terjadi. Dua diantaranya adalah Biological Oxygen Demand (BOD) dan Dissolved Oxygen (DO). Analisis BOD adalah suatu analisis empiris untuk mengukur proses biologis yang terkait khususnya dengan aktivitas mikroorganisme yang berlangsung di dalam air. Di sisi lain, DO merupakan suatu pendekatan umum yang menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk meng‐uraikan material atau zat organik terlarut dan sebagian zat organik yang tersuspensi di dalam air. Selain BOD, di dalam pemantauan kualitas air
sungai atau pun badan air lainnya, nilai DO ini menjadi salah satu parameter yang juga digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air. Namun demikian, kelarutan oksigen di dalam air sangat dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu, seiring dengan meningkatnya aktivitas penguraian material atau zat organik oleh mikroorganisme, maka konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air akan semakin rendah. 2 Persamaan Streeter dan Phelps
Sesuai dengan konsep restorasi alami sungai yang dikemukakan oleh Streeter dan Phelps pada tahun 1925, konsentrasi Dissolved
Gambar 1 Volume Limbah Cair Terbuang yang Berasal dari Permukiman dan Industri
(Zhang, dkk., 2007)
Gambar 2 COD Air Limbah Terbuang yang Berasal dari Permukiman dan Industri
(Zhang, dkk. 2007)
0
100
200
300
400
500
600
1995 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Volum
e (10
8 ton)
Domestik Industri Total Limbah Cair
0
500
1000
1500
2000
2500
1995 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
COD
(104 to
n)
Domestik Industri Total Limbah Cair
4 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94
Oxygen (DO) pada dasarnya akan mengalami penurunan akibat degradasi biologis dari material organik yang terkandung dalam air dan direpresentasikan sebagai Biochemical Oxygen Demand (BOD) (Schnoor 1996). Secara matematik, hubungan antara konsentrasi BOD dan DO ini dapat didefinisikan sebagai:
Lkdx
LdE
dxdL
udtdL
dxx −+−=2
2
… (1)
( )CCkLkdx
CdE
dxdC
udtdC
sad
xx
−+−
+−=2
2
… (2)
DkLkdx
DdE
dxdD
udtdD
ad
xx
−+
++−=2
2
… (3)
dengan keterangan: L, konsentrasi BODultimate (ML-3) C, konsentrasi DO (ML-3) D, konsentrasi defisit DO (ML-3)
ux, kecepatan aliran rata-rata (LT-1)
Ex, koef. dispersi horisontal (L2T-1) Cs, konsentrasi jenuh DO (ML-3) kd, laju deoxygenation (T-1) ka, laju reaerasi (T-1)
Seperti yang tersaji dalam persamaan (1) dan (2), terdapat lima buah parameter yang mempengaruhi profil konsentrasi DO dan BOD. Selain parameter adveksi (ux) dan dispersi horisontal (Ex), terdefinisi secara jelas bahwa laju reaerasi (ka)dan deoxygenation (kd) yang sering kali diasumsikan mengikuti laju pembusukan bakteri dengan order linier juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses biodegradasi yang terjadi. Mengingat bahwa parameter adveksi dan dispersi di atas merupakan fungsi dari kecepatan aliran pada saluran terbuka, maka peran model hidraulik menjadi penting dalam penentuan profil terkait.
Dalam perkembangan selanjutnya, persa‐maan Streeter dan Phelps ini mengalami modifikasi sehingga parameter yang ikut diperhitungkan menjadi bertambah sesuai dengan kompleksitas proses biodegradasi yang terjadi. Dalam bentuk terbarunya, persamaan Streeter dan Phelps menyertakan sejumlah parameter baru antara lain: background BOD, Carboneous BOD, Nitogenous BOD, Sediment Oxygen Demand (SOD), dan fungsi fotosintesis. Pada kondisi aliran langgeng (steady state), dengan memperhitungkan berbagai parameter tersebut, besarnya konsentrasi defisit DO dapat dihitung sesuai dengan persamaan (4) berikut ini.
[ ][ ]
[ ] [ ]a
bdtak
a
tak
a
taktnk
na
n
taktrk
ra
dtak
kLk
ekPR
e
HkS
eekkNk
eekkLk
eDD
+−−
+−
+−−
+
−−
+=
−−
−−
−−−
1 1
0
00
… (4) dengan keterangan: D, konsentrasi O2 defisit (ML-3) Lo, konsentrasi awal CBOD (ML-3) No, konsentrasi awal NBOD (ML-3) S, SOD (ML-2) H, kedalaman aliran (L) R-P, Respirasi-fotosintesis (ML-3) Lb, background BOD (ML-3) kd, laju deoxygenation (T-1) ka, laju reaerasi (T-1) t, waktu pengaliran (T) 3 Model Reaktor
Secara umum terdapat dua buah metode yang dapat digunakan dalam memformulasikan transportasi massa aliran permukaan satu dimensi yaitu Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) dan Plug Flow Reactor (PFR). Namun karena perbedaan karakteristik yang dimiliki kedua reaktor tersebut, mutlak diperlukan pemahaman kasus yang baik sebelum menentukan jenis reaktor yang sesuai (Jones 1978; Benefield dan Randall 1980). Adapun persamaan matematik yang digunakan untuk mempresentasikan kedua jenis reaktor tersebut tersaji sebagai berikut. Persamaan CSTR
( ) XSK
S
YSS
VQ
dtdS
SSXoH
+−−= max
0μ
… (5)
( )
ndH
SH XkX
SKS
XXVQ
dtdX
−+
+
−=
max
0
μ … (6)
Persamaan PFR dengan dispersi
XSK
S
Y
dx
SdE
dxdS
udtdS
SSXoH
xx
+−
+−=
max
2
2
μ
… (7)
ndH
SH
xx
XkXSK
Sdx
XdE
dxdX
udtdX
−+
+
+−=
max
2
2
μ … (8)
Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94 5
dengan keterangan: S, konsentrasi substrat sebagai BOD5 (ML−3) X, konsentrasi bakteri (ML−3) Q, debit inflow (L3T-1) V, volume reaktor (L3)
Hmaxμ , laju pertumbuhan spesifik maks. (T-1)
SX
oY , koef. pemanfaatan substrat oleh bakteri KS, koef. derajat kejenuhan (ML−3) kdh, koefisien pembusukan bakteri (T-1) N, order reaksi pembusukan, untuk kondisi linier
diasumsikan = 1 Berdasarkan studi yang dilakukan oleh
Lawrence dan McCarty (1970), yang kemudian dilanjutkan oleh Benefield dan Randall (1980) serta Wiesmann, dkk. (2007), diketahui bahwa PFR memiliki efisiensi yang lebih besar dibandingkan CSTR. Mengingat PFR yang ideal (lihat Gambar 3) sesungguhnya hampir tidak pernah dijumpai dalam praktis sehari‐hari, sungai sebagai sebuah sistem PFR dengan tingkat dispersi yang bervariasi sesungguhnya tetap memiliki potensi yang besar untuk dapat dikaji lebih lanjut sebagai reaktor yang baik terkait dengan proses restorasi secara alami.
Sesuai dengan pemahaman tersebut, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa efektivitas dari suatu proses biodegradasi alami pada sungai juga akan dipengaruhi oleh tingkat pencampuran mikroorganisme pengurai dan material organik yang terkandung di dalam aliran. Besarnya pengaruh tersebut, ditinjau dari segi dinamika aliran pada saluran terbuka, dinyatakan sebagai koefisien dispersi.
4 Potensi Aplikasi Teknologi Bakteri
Berdasarkan Analisis Numerik
Dengan memanfaatkan persamaan kinetik Monod, Yudianto dan Xie (2010a,b) mencoba untuk
memberikan deskripsi awal secara numerik terkait dengan aplikasi teknologi bakteri dalam proses restorasi sungai. Berdasarkan hasil simulasi yang diperoleh, diketahui bahwa ketersediaan sejumlah substrat dan oksigen merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan bakteri. Artinya, meskipun di dalam aliran sungai tersedia cukup material organik, tanpa adanya kandungan oksigen yang memadai maka pertumbuhan bakteri menjadi sangat terbatas. Sebab itu, dengan memperbesar dispersi melalui artificial mixing dan memberikan injeksi oksigen tambahan yang cukup ke dalam badan air, efisiensi proses restorasi dapat ditingkatkan secara signifikan (lihat Gambar 4).
Kemudian, pada kondisi model tersebut di atas disimulasikan terhadap variasi substrat, diketahui bahwa akibat penyertaan ammonium nitrogen sebagai faktor pembatas pertumbuhan bakteri terindikasi adanya peningkatan sesaat terhadap konsentrasi COD (SS). Secara lengkap hasil simulasi tersebut disajikan pada Gambar 5. Selain substrat dan oksigen, sesungguhnya pertumbuhan bakteri juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, salah satunya adalah suhu air. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan oleh Yudianto dan Xie (2010b), dengan menggunakan seri data yang diperoleh dari studi terdahulu melalui serangkaian percobaan activated sludge, diketahui bahwa pertumbuhan bakteri cenderung lambat pada suhu yang rendah. Dengan demikian, agar proses biodegradasi dapat berlangsung secara efisien, suhu air menjadi parameter lain yang juga penting untuk diperhatikan dalam penerapan teknologi bakteri untuk memulihkan kondisi sungai yang tercemar khususnya oleh limbah organik (lihat Gambar 6).
Gambar 3 Perbandingan Hasil Keluaran Sistem CSTR dan PFR Instalasi Pengolah Limbah
pada Kondisi Ideal (Yudianto & Xie, 2010a)
0
25
50
75
100
125
150
175
200
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50Time (d)
Kons
entra
si BO
D 5 (
mgL
-1 )
CSTR PRF (Ex mendekati complete mixing)
6 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94
Gambar 4 Pengaruh Artificial Mixing dan Injeksi Oksigen dalam Proses Restorasi
Sungai Menggunakan Teknologi Bakteri (Yudianto dan Xie, 2010a)
Gambar 5 Pengaruh Terbatasnya Ketersediaan Ammonium Nitrogen terhadap
Proses Biodegradasi secara Periodik (Yudianto dan Xie, 2010b)
Gambar 6 Pengaruh Suhu Air terhadap Proses Biodegradasi oleh Bakteri
(Yudianto dan Xie, 2010b)
(0.8 , 10.103)
(0.8 , 57.358)
0
10
20
30
40
50
60
70
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak (km)
Kon
sent
rasi
(mgL
-1)
BOD dengan Oksigen Co mg/L X dengan Oksigen = Co mg/L
O2 dengan Oksigen = Co mg/L BOD dengan Oksigen = Co+2 mg/L
X dengan Oksigen = Co+2 mg/L O2 dengan Oksigen = Co+2 mg/L
BOD dengan Oksigen = Co+2 mg/L dan Ex bakteri = 10Ex X dengan Oksigen = Co+2 mg/L dan Ex bakteri = 10Ex
O2 dengan Oksigen = Co+2 mg/L dan Ex bakteri = 10Ex
0
10
20
30
40
50
60
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Waktu (hari)
Kon
sent
rasi
(mgL
-1)
SS dengan limiting factor O2 & SS pada 20C SS dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CXH dengan limiting factor O2 & SS pada 20C XH dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CC dengan limiting factor O2 & SS pada 20C C dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20C
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak (km)
Kon
sent
rasi
(mgL
-1)
SS dengan limiting factor O2 & SS pada 20C SS dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CXH dengan limiting factor O2 & SS pada 20C XH dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CNH4 dengan limiting factor O2 & SS pada 20C NH4 dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20CC dengan limiting factor O2 & SS pada 20C C dengan limiting factor O2, SS & NH4 pada 20C
Jurnal
MET
kebersejumwetlaChinaKota secarsunganakanlokaspola sungadihasmembrestodisajiakhirbakte
GAM
dengaChangcanalsalura1,36 kedalskemterdadi septerdaharin
Teknik Hidraul
ODOLOGI
Studi ini mrhasilan aplmlah instalasand, dan coma. Dengan mWuxi, studi ira umum proai perkotaan n teknologi bi studi, pendan teknis pai, serta idsilkan dalam pberikan gamrasi Sungai Xikan sejumlar yang dipeeri.
MBARAN LO
Sungai Xuxan nama Shag Nan Kota l, Sungai Xan kuno yangkm, lebar plaman aliran ma Sungai Xuxapat kawasanpanjang aliraapat sebuah nya memberi
Gambar
ik, Vol. 1 No. 1,
merupakan klikasi teknosi pengolah mmunal septmengambil kaini mencoba oses pengembyang tercemakteri yang mngembangbiakendistribusiadentifikasi pproses restormbaran pelaXuxi, di dalaah ilustrasi eroleh dari
KASI STUD
i, yang sebeluaoxiangbang, Wuxi. Bera
Xuxi mengalg memiliki toermukaan rasebesar 1,5 xi tersaji padn permukiman sungai, di spasar tradikan kontribu
r 7 Skema Sun
, Juni 2010: 1 –
kajian lanjutaologi bakterair limbah, tic tank di asus Sungai untuk memabalian daya mar dengan mmencakup pekan kultur ban bakteri keproduk akhirrasi tersebutaksanaan pem makalah idan evaluasaplikasi te
I
umnya lebih terletak di w
awal dari Jinir melalui otal panjang ata‐rata 5,0 m. Untuk je
da Gambar 7.n yang cukupsisi hilir Sungisional yangusi volume s
ngai Xuxi Berik
94
an dari i pada danau, Negara Xuxi di aparkan dukung menggu‐milihan bakteri, e dalam r yang . Selain kerjaan ini juga si hasil eknologi
dikenal wilayah ng Hang sebuah saluran m, dan elasnya, Selain p padat gai Xuxi g setiap sampah
kut Letak Titik
padat yang bsaja mengakamis yang amhijau pekat. di atas, Sumenerima bebuah industrumum. Bedilakukan suyang terletaVillage terddominasi perSungai Xuxrestorasi disa
PEKERJAAN
SecaraXuxi dilakukdari titik SJembatan Srestorasi didilakukan ptergenang dibakteri dapabawah Jembambang tidaatas muka ai
Kemuakan diaplikabesar yaitu kemudahan bakteri dike
k Pengamatan
besar ke dalakibatkan sumat tidak seDi samping lngai Xuxi teban buangari rumah tanerdasarkan urvai lapangaak di sekitardapat lapisarmukaan air.xi sebelum ajikan pada G
N RESTORA
a umum, pekkan sepanjangSmall BridgeSmall Woodimulai, sebapengangkatani permukaant dimanfaatkbatan Small ak permanenr rata‐rata. dian karena tasikan ke da11,1 ton dpraktis pe
embangbiaka
n Kualitas Air
am sungai. Hngai menghedap dan memlimbah dometernyata dikan limbah dangga dan 5 bhasil pengaan awal, padar Jembatan an minyak . Secara lengdilakukanny
Gambar 8.
ASI
kerjaan restg 1,2 km terhe of Rong Ld. Sebelumagai langkahn sampah n sungai. Selkan secara efiWood diban
n dengan ting
total volume alam sungai adan sehubunlaksanaan dan di tepi
7
Hal ini tentuhasilkan baumiliki warnaestik tersebutketahui pulari sekitar 50buah jambanamatan saata ruas sungaiXishan Newyang men‐gkap, kondisiya kegiatan
orasi Sungaihitung mulaiLane hingga pekerjaanh persiapanpadat yanglain itu, agarsien, tepat dingun sebuahggi 0,5 m di
bakteri yangadalah cukupngan dengandi lapangan,Sungai Xuxi
7
u u a t a 0 n t i w ‐i n
i i a n n g r i h i
g p n , i
8
dengan menbesarnya kolamanya walukan, dipeuntuk paramyang diambSungai Xuxselama kukonsentrasi bakteri/litertian dan reflogi bakterisungai dan sumber‐sumXuxi, prakti
(a) Kond
(c) Kond Gamba
Ga
Gr
nggunakan sonsentrasi baaktu pengemerkirakan mmeter COD abil pada saati. Dalam hurang lebih
bervariasi r. Mengingaferensi terkai untuk menkarena kesumber pencemis pendistrib
disi Hulu Sungai
disi di Jembatan
ar 8 Kondisi
ambar 9 Wa
May 3
1
rand Canal
200 m70 m
sejumlah druakteri yang dmbangbiakanmelalui uji atas sejumlat investigasi hal ini, bakte
dua minantara 11t kurangnya ait dengan apgembalikan ulitan dalam maran di sepabusian bakte
Xuxi
n Xishan New V
Sungai Xuxi Se
aktu dan Loka
31, 3.5 ton
June 4,
July 31,
m 300
um. Adapunigunakan dan yang diperlaboratoriumah contoh aiawal kondiseri disiapkanggu dengan0–120 gramstudi peneliplikasi teknodaya dukungpengendaliananjang Sungaeri ke dalam
Village
ebelum Dilaku
asi Pendistribu
June 3, 2.5 ton
June 13, 2.2 ton
0.8 ton
1.5 ton
2 m 200
Ju
n n r‐m r si n n m i‐o‐g n ai m
Sungaidengan
dilakukvolumesederhmenggkembapada t(3,0 toton), dwaktu pada G
(b) Kondi
(d) Kondi
ukannya Kegia
usian Bakteri k
June 4, 2.2
June 24,
30 m 220
rnal Teknik Hid
Xuxi dilakn hasil pengaSecara umumkan pada tane bakteri sehana yang dilagunakan peraali dilakukantanggal 3 Junn), 13 Juni 20dan 31 Juli 2dan lokasi peGambar 9.
si Tengah Sung
si Hilir Sungai X
atan Restoras
ke dalam Sung
2 ton
0.3 ton
40 m 20
draulik, Vol. 1 N
ukan secaramatan lapangm, pendistribnggal 31 Mei ebesar 3,5 takukan dengahu sampann secara bni 2009 (2,5 009 (2,2 ton)2009 (1,5 toendistribusia
gai Xuxi
Xuxi
si
gai Xuxi
500 m 17
No. 1, Juni 2010
a bertahap gan. usian awal b2009 denganton dengan gan artificial m. Pendistribberkesinambton), 4 Juni), 24 Juni 200on). Selengkan bakteri dis
Gu Canal
70 m
: 1 – 94
sesuai
bakteri n total aerasi mixing busian ungan 2009 09 (0,3 kapnya ajikan
Jurnal
HASI
minggdalamkuranselansecarsungademikdalamberanTiga bAgustuntukEnvirmelakstasiutasantidak Adaplain stotal
setelaselainpada kehid
(
(
G
Teknik Hidraul
IL PENELIT
Diawali degu awal setem sungai (lihang lebih jutnya teridra marak (Aai (lihat Gamkian, setelah m Sungai Xungsur‐angsurbulan kemudtus 2009, sk mengevaronmental Prokukan pengaun pengamatn dana yang dilakukan un parametesuhu air, dernitrogen, ammBerdasarka
ah pekerjaann kini Sunga
sejumlah dupan grup
a) Tampak Dek
c) Sebaran Alga
Gambar 10 K
ik, Vol. 1 No. 1,
TIAN
engan terbenelah pendistat Gambar 103‐4 minggudentifikasi plgae bloom) mbar 10c dpenambahanuxi, sebaran r berkurang dian tepatnyasebagai pihaaluasi hasilotection Agenambilan contan. Sayangndimiliki, pesecara mender yang diukrajat keasammonium nitroan hasil penn restorasi ui Xuxi memilokasi te
ikan kecil
kat Flocs
a di Hulu Sunga
Kondisi Sungai
, Juni 2010: 1 –
ntuknya floctribusian bak0a dan 10b), u, dalam pembentukandi permuka
dan 10d). n kembali bakAlga yang dalam 1–2 ma pada tanggaak yang ditel pekerjaancy (EPA) Kotntoh air di ya, karena kengujian condetail dan kkur meliputi man (pH), DOogen, dan phongamatan lapusai, tampak liki air yangerindikasi (lihat Gamb
ai Xuxi
i Xuxi sebelum
94
cs pada kteri ke setelah proses n Alga aan air Namun kteri ke terjadi minggu. al 25‐31 etapkan n ini, ta Wuxi kelima
keterba‐ntoh air kontinu. antara
O, COD, osporus. pangan, bahwa
g jernih, adanya ar 11).
(b
(d
m dilakukanny
Seiring denmenunjukkaberarti mepeningkatan yang meliputammonium n
Sepertdengan kons2,72 mg/litetotal phospmenurun pabagian tengaatas sempat bakteri yanSedangkan dbahwa seirpemulihan, kyang diukuruntuk COD, hari pengamkonsentrasi akhirnya Ketidakstabididuga disebyang tidak dakurat baik waktu. Selai
) Sebaran Flocs
) Sebaran Alga
ya kegiatan re
ngan itu, hn peningkataeskipun prokonsentras
ti total phospnitrogen. ti yang tersentrasi DO er, konsentrphorus danda arah hilirah konsentramengalami kg dituangkaditinjau daring dengankonsentrasi sr mengalamtidak lama bmatan ke emyang cukukonsentrasi lan dari hababkan oleh didasarkan puntuk konsin itu, akiba
s di Permukaan
di Bagian Teng
storasi
hasil uji lan kualitas airoses restorsi sejumlahphorus, total n
rsaji pada berkisar an
rasi COD, ton ammoniumr meskipun pasi keempat pkenaikan akiban pada rui segi waktn bertambahsebagian besami fluktuasi. berselang, tempat terjadi up signifika
tersebut asil yang dpendistribu
pada suatu psentrasi, lokaat tidak adan
Sungai Xuxi
gah Sungai Xuxi
9
laboratoriumr yang cukuprasi terjadi parameternitrogen, dan
Gambar 12,ntara 2,14 –tal nitrogen,m nitrogenpada saluranparameter dibat dominasias tersebut.tu, diketahuihnya waktuar parameterKhususnya
patnya padapeningkatanan sebelum
menurun.iperoleh iniusian bakterirediksi yangasi, maupunnya pengen‐
9
m p i r n
, – , n n i i . i u r a a n m . i i g n ‐
10
dalian dan limbah oleh selama prosdari prosesluasi secarayangkan pupekerjaan inair secara diperoleh mmemberikanterindikasi konsentrasi nitrogen yanmarak selamdapat dipundiperoleh Sesungguhndireduksi atdalam peneperencanaandengan idenmar dan tek
SayanSungai Xuxkualitas air tersedianya pekerjaan digunakan o
(a) Kondi
(c) Kondi Gamba
pengawasanmasyarakat ses restorasis biodegradaa komprehenula bahwa ni tidak dilakdetail, sehmelalui pekn dukungan
adanya substrat
ng disertai pma proses rengkiri bahwhasil yang
nya peristiwtau bahkan merapan teknon secara mntifikasi karaknis pendistringnya dalamxi ini tidaksecara detailinformasi
restorasi doleh EPA Ko
si Tengah Sung
si Tepat di Jem
r 11 Kondisi S
n terhadap setempat ke i berlangsunasi menjadi nsif. Tentunypada awal
kukan pengamhingga hasil kerjaan ini secara ilmiapeningkatankhususnya
pembentukanstorasi berlawa pada akhg cukup wa marak mungkin dihilogi bakteri atang khusuakteristik maibusian baktem pekerjaak dilakukan dan kontinukualitas a
dilaksanakan, ta Wuxi san
gai Xuxi
batan Xiaomu
Sungai Xuxi Se
pembuangandalam sungang, efektivitatidak terevaya amat disapelaksanaan
mbilan contohakhir yangpun kurangh. Meskipunn sejumlahammonium
n Alga secarangsung, tidakhir pekerjaanmenjanjikanAlga dapa
indari apabilaini dilakukanusnya terkaiaterial penceeri. an restoraspengamatan
u. Selain tidakair sebelumdata yang
gatlah minim
ebelum Dilaku
Ju
n ai s a‐a‐n h g g n h m a k n n. at a n it e‐
si n k m g m
sehinggmemilitersaji tidak prosessecara
pekerjasumbemelihayang dpengalefisienadanyapengemdapat dalam trasi ba
nisme mutlaksejumlbulkanmenjadsitas ulimbahtercemkarena
(b) Kondis
(d) Kelomp
ukannya Kegia
rnal Teknik Hid
ga hasil akiki nilai keilpada Gambaintensif m biodegradautuh digambKemudian aan ini tidak r pencemaraat penentuanidasarkan keaman lapangan proses rea serangkambangan sebmendukung penentuan bakteri. Mengingat byang sensitifk diperlukanah unsur pn kematian bdi sangat penunsur penceh buangan mamar oleh limba bakteri
i di Hulu Jemba
pok Ikan Kecil y
atan Restorasi
draulik, Vol. 1 N
khir yang lmuan yang ar 12 dan 13,menyebabkanasi yang terbarkan. karena dalada pengendan di sepanjann pola pendiepada sejumlagan ahli terkestorasi. Untian uji labuah modeloptimasi a
baik lokasi, w
bakteri meruf, selain pengun studi idenencemar yanbakteri secarnting melihatemar yang tasyarakat, tebah industrisecara b
atan Xiaomu
yang Teridentifi
i
No. 1, Juni 2010
diperoleh kberarti. S
, pengamatann kesinambrjadi tidak
lam pelaksdalian atas sung Sungai Xuistribusian bah faktor termait, terjadi ktuk itu diperaboratorium matematik plikasi khuswaktu, dan ko
upakan mikroujian dasar dntifikasi terng dapat mra massal. Ht tingkat komterkandung rlebih sunga. Di sampiniologis me
ikasi
: 1 – 94
kurang Seperti n yang ungan dapat
sanaan umber‐xi dan bakteri masuk etidak rlukan dan yang
susnya onsen‐
oorga‐di atas, hadap
menim‐Hal ini mplek‐dalam i yang ng itu, emiliki
Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94 11
kemampuan bermutasi pada kondisi lingkungan tertentu, pelaksanaan studi mikrobiologi menjadi diperhatikan guna menjamin bahwa teknologi ini adalah aman untuk digunakan dalam pekerjaan restorasi sungai tercemar.
Melihat keberhasilan aplikasi teknologi bakteri dalam sejumlah pekerjaan pengendalian pencemaran sumber daya air, studi ini merupakan kajian awal yang diperuntukkan bagi penyediaan informasi dasar atas aplikasi teknologi terkait dalam proses pengembalian daya dukung sungai perkotaan yang tercemar limbah domestik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pekerjaan restorasi Sungai Xuxi, sejumlah kesim‐pulan dan saran yang dapat diberikan melalui studi ini antara lain: 1) Teknologi bakteri menawarkan solusi yang
inovatif dalam pemulihan daya dukung sungai tercemar.
2) Karena teknologi bakteri ini praktis tidak hanya dipengaruhi oleh ketersediaan substrat, penambahan oksigen selama proses restorasi menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan. Selain itu, karena bakteri
(a) Konsentrasi DO
(b) Konsentrasi COD
(c) Konsentrasi Total Phosphorus
(d) Konsentrasi Total Nitrogen
(e) Konsentrasi Amonium Nitrogen
(f) Distribusi Suhu Air
Gambar 12 Kondisi Sungai Xuxi Sebelum Dilakukannya Kegiatan Restorasi
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
Small Bridge of RongLane
Xux i Bridge Xishan New VillageBridge
Wuai Road Small Wood Bridge
Stasiun Pengamatan
Diss
olved
Oxy
gen
(mgL
-1)
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage
7.00
9.00
11.00
13.00
15.00
Small Bridge of RongLane
Xux i Bridge Xishan New VillageBridge
Wuai Road Small Wood Bridge
Stasiun Pengamatan
COD
(mgL
-1)
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
Small Bridge of RongLane
Xux i Bridge Xishan New VillageBridge
Wuai Road Small Wood Bridge
Stasiun Pengamatan
Tota
l Pho
spho
rus
(mgL
-1)
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
Small Bridge of RongLane
Xux i Bridge Xishan New VillageBridge
Wuai Road Small Wood Bridge
Stasiun Pengamatan
Tota
l Nitr
ogen
(mgL
-1)
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
Small Bridge of RongLane
Xux i Bridge Xishan New VillageBridge
Wuai Road Small Wood Bridge
Stasiun Pengamatan
NH4 (
mgL
-1)
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage
20.00
25.00
30.00
35.00
Small Bridge of RongLane
Xux i Bridge Xishan New VillageBridge
Wuai Road Small Wood Bridge
Stasiun Pengamatan
Suhu
Air
o C
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09 Av erage
12 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94
cenderung tumbuh lebih baik pada suhu air 200 ‐ 350 Celcius, penerapan teknologi terkait pada kawasan tropis seperti Indonesia menjadi sangat potensial.
3) Meskipun secara visual hasil yang diberikan oleh teknologi bakteri ini pada pekerjaan restorasi Sungai Xuxi adalah cukup menjanjikan, namun kurangnya data penga‐matan yang dimiliki melemahkan dukungan ilmiah terhadap aplikasi dari teknologi bakteri ini. Selain studi mikrobiologi lanjut, pengujian aplikasi teknologi bakteri terkait
dalam skala laboratorium dan pengem‐bangan model matematik mutlak diperlukan untuk mengoptimalkan aplikasi teknologi bakteri.
4) Karena keberhasilan pengendalian pence‐maran badan air tidak terlepas dari peran aktif berbagai pihak/pemangku kepentingan, diperlukan tindakan nyata khususnya dari pihak pengelola sungai dan masyarakat setempat untuk secara konsisten mendukung keberlanjutan dari sungai yang telah direstorasi.
(a) Konsentrasi DO (b) Konsentrasi COD
(c) Konsentrasi Total Phosphorus (d) Konsentrasi Total Nitrogen
(e) Konsentrasi Amonium Nitrogen (f) Distribusi Suhu Air
Gambar 13 Kondisi Sungai Xuxi Sebelum Dilakukannya Kegiatan Restorasi
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09
Waktu
Diss
olved
Oxy
gen
(mgL
-1)
Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge
Wuai Road Small Wood Bridge Av erage
7.00
9.00
11.00
13.00
15.00
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09
Waktu
COD
(mgL
-1)
Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge
Wuai Road Small Wood Bridge Av erage
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09
Waktu
Tota
l Pho
spho
rus
(mgL
-1)
Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge
Wuai Road Small Wood Bridge Av erage
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09
Waktu
Tota
l Nitr
ogen
(mgL
-1)
Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge
Wuai Road Small Wood Bridge Av erage
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09
Waktu
SNH 4 (
mgL
-1)
Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge
Wuai Road Small Wood Bridge Av erage
20.00
25.00
30.00
35.00
25 Agst 09 26 Agst 09 29 Agst 09 30 Agst 09 31 Agst 09
Waktu
Suhu
Air
o C
Small Bridge of Rong Lane Xux i Bridge Xishan New Village Bridge Wuai Road Small Wood Bridge Av erage
Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94 13
DAFTAR PUSTAKA
Abigail, R.J. 1997. The Contradictory Impact of Reform on Environmental Protection in China. China Quarterly 149: 81 ‐ 103.
Campolo, M., P. Andreussi, dan A. Soldati. 2002. Water Quality Control in the River Arno. Technical Note of Water Resources 36(10): 2673–2680.
Chen, Z.M., B. Chen, and J.B. Zhou, et. al. 2008. A Vertical Subsurface‐flow Constructed Wetland in Beijing. Communications in Nonlinear Science and Numerical Simulation 13(9): 1986‐1997.
Cheng, H.S., M.K. Yusoff, B. Shutes, S.C. Ho, dan M. Mansor. 2008. Nutrient Removal in A Pilot and Full Scale Constructed Wetland, Putrajaya City, Malaysia. Journal of Environmental Management 88(2): 307‐317.
Cox, B.A. 2003a. A Review of Currently Available In‐stream Water Quality Models and Their Applicability for Simulating Dissolved Oxygen in Lowland Rivers. The Science of the Total Environment 314 –316(1): 335–377.
Cox, B.A. 2003b. A Review of Dissolved Oxygen Modelling Techniques for Lowland Rivers. The Science of the Total Environment 314–316(1): 303–334.
Gupta, I., S. Dhage, A.A. Chandorkar, dan A. Srivastav. 2004. Numerical Modeling for Thane Creek. Environmental Modelling and Software 19(6): 571–579.
Green, M., I. Safray, dan M. Agami. 1996. Constructed Wetlands for River Reclamation: Experimental Design, Start‐up and Preliminary Results. Bioresource Technology 55(2): 157‐162.
Jing, S.R., Y.F. Lin, D.Y. Lee, dan T.W. Wang. 2001. Nutrient Removal from Polluted River Water by Using Constructed Wetlands. Bioresource Technology 76(2): 131‐135.
Jirka, G.H. dan V. Weitbrecht. 2005. Mixing Models for Water Quality Management in Rivers: Continuous and Instantaneous Pollutant Releases. Water Quality Hazards and Dispersion of Pollutants. eds. Rowinski, P.M. dan Czernuszenko, W., New York: Springer, 1‐34.
Juang, D.F., dan P.C. Chen. 2007. Treatment of Polluted River Water by A New Constructed Wetland. Int. J. Environ. Sci. Tech. 4(4): 481‐488.
Kannel, P.R., S. Lee, Y.S. Lee, S.R. Kanel, dan G.J. Pelletier. 2007. Application of Automated QUAL2Kw for Water Quality Modeling and Management in the Bagmati River, Nepal. Ecological Modelling 202(3‐4): 503–517.
Lawrence, A.W. dan P.L. McCarty. 1970. Unified Basis for Biological Treatment Design and Operation. Journal of the Sanitary Engineering Division, ASCE 96(3): 767 ‐ 778.
Liao, J., Y.B. Xie, X.C. Zong, dan G.J. Cao. 2008. Pilot Study on Treatment of Complicated Chemical Industrial Effluent with CABRM Process. Pollution Control Technology 21(1): 11‐15.
Misra, A.K., P. Chandra, dan J.B. Shukla. 2006. Mathematical Modeling and Analysis of the Depletion of Dissolved Oxygen in Water Bodies. Nonlinear Analysis: Real World Applications 7(5): 980 – 996.
Nie, Q.Y., Y.B. Xie, J. Zhuang, dan L.L. She. 2008. Cyanobacteria Control Using Microorganism. World Sci‐Tech Research and Development 30(4): 430‐432.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (RIWRD). 2004. Status Mutu Air Sungai. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum.
Qi, F., D.G. Cheng, dan M. Masao. 1999. Water Resources in China: Problems and Countermeasures. Ambio 28(2): 202 ‐ 203.
State Environmental Protection Administration (SEPA). 2002. Report on the State of the Environment in China 2002. Beijing. Environmental Information Centre (SEPA).
Wang, M., M. Webber, B. Finlayson, dan J. Barnett. 2006. Rural Industries and Water Pollution in China. Journal of Environmental Management 86: 648‐659.
Wu, Q.H., R.D. Zhang, S. Huang, dan H.J. Zhang. 2008. Effects of Bacteria on Nitrogen and Phosphorus Release from River Sediment. Journal of Environmental Sciences 20: 404‐412.
14 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010: 1 – 94
Wiesmann, U., I.S. Choi, dan E.M. Dombrowski. 2007. Fundamentals of Biological Wastewater Treatment. Weinheim: WILEY‐VCH Verlag Gmbh & Co. KgaA.
Yudianto, D. dan Y.B., Xie. 2008. The Development of Simple DO Sag Curve in Lowland Non‐tidal River Using MATLAB. Journal of Applied Science in Environmental Sanitation 3(2): 80‐98.
Yudianto, D. dan Y.B. Xie. 2010a. The Feasibility of Bacteria Application for Treating the Polluted Urban Stream from the Perspective of Numerical Modelling. Polish Journal of Environmental Studies 19(2): 421‐429.
Yudianto, D. dan Y.B. Xie. 2010b. Influences of Limited Ammonium Nitrogen and Water Temperature on the Urban Stream Restoration. Journal of Water Resources and Protection 2(3): 227‐234.
Yudianto, D. dan Y.B. Xie. The Natural Restoration of Xuxi River Using Bacterial Technology. diterima dalam Water Environment Research untuk dipublikasikan pada tahun 2011.
Zhang, K. M., Z.G. Wen, and L.Y. Peng. 2007. Environmental Policies in China: Evolvement, Features and Evaluation, China Population. Resources and Environment 17(2): 1‐7.
Zhang, T. Z., D.Q. Wang, G.Y. Wu, dan J.N. Wang. 1997. Water Pollution Charges in China: Practice and Prospects. In Applying Market Based Instruments to Environmental Policies in China and OECD Countries. Paris. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), 239‐257.
Zhou, J.B., M.M. Jiang, B. Chen, dan G.Q. Chen. 2007. Energy Evaluations for Constructed Wetland and Conventional Wastewater Treatments. Communications in Nonlinear Science and Numerical Simulation 14(4): 1781‐1789.