aplikasi metode ft zat cair dan gas

27
METODOLOGI FISIOTERAPI DENGAN MENGGUNAKAN ZAT CAIR DAN GAS APLIKASI/MODALITAS FISIOTERAPI ZAT CAIR DAN GAS OLEH : KELOMPOK 3

Upload: wawank-darmawan

Post on 24-Nov-2015

191 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

Aplikasi Metode FT Zat Cair Dan Gas

TRANSCRIPT

METODOLOGI FISIOTERAPI DENGAN MENGGUNAKAN ZAT CAIR DAN GAS

METODOLOGI FISIOTERAPI DENGAN MENGGUNAKAN ZAT CAIR DAN GASAPLIKASI/MODALITAS FISIOTERAPI ZAT CAIR DAN GASOLEH : KELOMPOK 3Kelompok 3Anggota:Zulaeha AprianiResky Samsuriana HalmuSiti WulandariSry Hardyanti TaufikHasriyani APLIKASIDalam penatalaksanaan terapi dengan menggunakan modalitas zat cair dan gas, urutan pelaksanaannya:Persiapan alatPersiapan penderitaPemilihan metode yang digunakanPengaturan dosis terapiEvaluasiIndikasi dan kontraindikasiModalitas Terapi Sumber Fisis Zat Cair Dan Gas1. Kompres/packA. Kompres panas ( hot pack )B. kompres dingin ( cold pack )Metode ini dipakai untuk terapi lokal. Alat-alat yang digunakan dapat berupa :Hidrokolator pack yang dipanaskan dalam unit pemanasCold pack yang didinginkan dalam unit pendinginNb : bila tidak ada bisa dipakai kain/handuk yang direndam dalam air panas atau dingin, setelah diperas baru dipakai.

A. Kompres panas/hot packHidrokolator packBila hidrokolator pack dipanaskan dalam unit pemanas, dapat mempertahankan panas tersebut selama 20-30 menit.2. Kompres sederhanaBentuk kompres panas ini berupa kain/handuk yang direndam dalam air panas dengan temperatur 55 C, kemudian diperas hingga kering, lalu digunakan. Kompres ini dibalutkan pada extremitas dengan otot-otot yang spasme dan oedem. Setelah terasa dingin, panaskan lagi dan ganti setiap 5 menit, waktu total pengobatan : 20-30 mnt

INDIKASIKONTRAINDIKASI Sprain dan strain yang kronis Gangguan sensibilitas kulit Sebagai tindakan pendahuluan (preeliminary) sebelum dilakukan latihan untuk kondisi stiff joint (kekakuan sendi) Penyakit buerger LBP disertai spasme otot Gangguan peredaran darah arteri perifer arthtritis kronisB. Kompres Dingin/Cold packCara ini dapat menggunakan cold pack yang didinginkan dalam cold pack unit atau menggunakan handuk/kain yang sebelumnya direndam kedalam air dingin/es dengan temperatur antara 13-18C, setelah diperas baru digunakan. Waktu total pengobatan 10-30 menit.

indikasikontraindikasi1. Sprain dan strain serta pasca trauma akutGangguan sensibilitas

2. Bursitis, fibrositis, kapsulitis akut2. Buergers disease3. Gangguan peredaran darah arterial perifer2. Rendaman / water bathCold bathNeutral bathHot bath

Cold BathMetode ini digunakan secara lokal, seperti pada kompres, kita gunakan tabung/bak dari bahan stein less steel dengan ukuran cukup untuk merendam ekstremitas ( tungkai, lengan )Tabung stain less steel diisi dengan air es dengan temperatur antara 13-18C. Waktu total pegobatan 10-30 menit tujuannya untuk sedatif dan vasokonstriksi.Indikasi cold bath Digunakan setelah terjadi cedera ( injury ), atau paling lama selama 2-3 hari setelah cedera.b. Neutral bath/rendaman netralRendaman ini menggunakan air dengan temperatur antara 33.5 C- 35.5 C. Lama terapi 10-30 menit. Tujuannya untuk menimbulkan efek sedatif, rileksasi otot, dan vasodilatasi. c. Hot Bath/rendaman panasTabung stein less steel diisi dengan air panas dengan temperatur 36,5 - 40C. Lama terapi 10-30 menit. Tujuannya untuk rileksasi otot, sedatif, vasodilatasi.Indikasi hot bathdigunakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada:Kekakuan (stiffness) akibat arthritis kronis yang menyerang beberapa persendianFibrositis kronisMuscle spasmeMiositis kronisneuritis3. Kontras Bath / Rendaman KontrasKontras bath adalah perendaman anggota tubuh kedalam air panas dan dingin secara bergantian dalam waktu yang teratur dan dilakukan dengan cepat. Persiapan:Gunakan dua tabung stainless stell/bak/ember yang memenuhi syarat untuk merendam ekstremitas atau anggota tubuh yang diobati, temp. air panas 36,5 C 40 C, temp. air dingin 13 C- 18 C.Cara kerja:perendaman dimulai dengan air panas, lamanya dapat bervariasi antara 3, 4 atau 5 menit. Diselingi perendaman kedalam air dingin selama 1-2 menit. Rendaman secara silih berganti ini dapat dilakukan selama 5-8 kali.

Indikasi kontras bathKontraindikasi kontras bath kondisi pasca fraktur pada daerah tangan atau kaki yang menimbulkan keluhan penyakit buergersArthritis kronis gangguan sirkulasi darah yang berat (karena ada bahaya timbul luka bakar/kombusio dan timbul gangrene) penyakit vaskuler perifer yang ringan sebagai tindakan pendahuluan atau (preeliminary) sebelum dilakukan massage atau terapi latihan terhadap kondisi-kondisi sprain/kontusio.4. Parafin Bath / wax bath / rendaman parafinpengobatan ini terdiri dari beberapa cara:Rendaman anggota tubuh yang diobati kedalam parafin yang telah melelehMenggunakan kuas atau sikat yang dicelupkan kedalam parafin yang meleleh kemudian di oleskan pada anggota tubuh yang diobatiParafin packParafin yang digunakan yaitu parafin biasa + parafin oil, kemudian dipanaskan sampai meleleh/mencair dengan suhu 55C. Oleh karena toleransi seseorang terhadap parafin bath berkisar antara 47.8C - 54C. Sehingga sebelum digunakan temperatur parafin diturunkan hingga 47C.

125. Cryotherapy / Es therapyterdiri dari:Dry ice pack / kompres es keringpecahan es yang kecil-kecil dibungkus dengan handuk kering, kemudian diletakkan pada daerah yang diterapi. Lama waktu terapi 5- 20 menit. Ice towel / Handuk Esdigunakan handuk yang telah direndam didalam air yang dicampur dengan potongan es dengan suhu akhir 16 C. Handuk yang sudah direndam tadi kemudian diperas dan selanjutnya dibalutkan kedaerah yang akan diterapi, sekitar 15-20 menit.

Indikasi parafin bathKontraindikasi parafin bath pasca trauma : bengkak, kekakuan luka terbuka pasca fraktur gangguan sensibilitas kulit sprain/strain arthritis kronisc.Imersion/pencelupan pecahan pecahan es di masukan ke dalam air,kemudian anggota tubuh yang sakit di rendam di dalamnya,selama 10-20 menit. Terapi ini masudnya adalah untuk mengontrol udema agar tdk berlebihan d.Ice massage/massage dengan es sangat tepat di gunakan pada daerah atau anggota tubuh yang datar misalnya punggung,shoulder dll. Keuntunganya pengaruhnya lebih terlokalisir, lama waktu terapi 20-30 menit. mula-mula (2-3) menit pertama akan timbul persaan dingin sampai nyeri,sampai seperti terbakar setelah tiga menit pertama akan timbul perasaan kaku,tebal,anastesia relatif (rasa nyeri tidak ada) 5-10 menit kemudian akan timbul hyperaemia pada daerah yang bersangkutan. setelah timbul anastesia relatif kemudian di berikan exercise.kalau timbul rasa sakit maka es massage dapat di ulangi sampai akan erjadi anastesia relatif lagi kemudian di berikan exercise dan seterusnya sampai terapi selesai 6, Whirl pool bath pada whirl pool bath efek terapeutik di hasilkan oleh pengaruh temperatur air dan efek mekanis dari gerakan air. untuk terapi seluruh tubuh temperatur air yang di pakai kurang lebih 32-37 untuk terapi kedua tungkai,temperatur air yang di pakai 37-39C. Untuk terapi anggota badan atas temperatur air yang di pakai kurang lebih 40C, lama terapi sekitar 20-30 menit

indikasikontraindikasiKondisi peradangan atau inflamatatorik,kondisi traumatik kronis,kekakuan sendi akutGangguan sensibilitas kulitNyeri pada puntung amputasi,nyeri pada jaringan parut,perlengketan jaringanGangguan peredaran darah periferNeurirtis,arthritisTenosinovitis,sprain/strain Pre eliminari sebelum pemberian massege,exercise/electrikal stimulasiPenderita dengan cidera pada kaki atau tungkai yang masih kontra indikasi untuk penumpuan berat badan (weight bearing).7 Hubbard Tank merupakan alat untuk melakukan under water exercise. alat ini di rancang khusus dengan bentuk spesifik yaitu seperti lubang/bentuk kupu-kupu agar pemberian exercise anggota bawah dan atas dapat secara bersamaan Hubber Tank di lengkapi dengan agitator atau aerator agar di peroleh efek mekanik (under water massage) selain itu alat lain yang melengkapi yaitu canvas plint,over head cranes,head riset,thermostat. Temperatur air yang digunakan 35,5C-39C lama terapi sekitar 20-30 menit.

indikasikontraindikasiAthritis kronisPenyakit jantung combustioGangguan sisitem saraf respirasiSemua kondisi orthopaedie yaitu kelumpuhan syaraf motorik,post polio,neuritis,dan kondisi akibat traumaPenyakit kulit akibat infeksi atau luka terbukaEpilepsi,wanita sedang menstruasi8.douches/semprotan/pancaran Metode ini menggunakan pancaran air yang di kenakan pada permukaan tubuh penderita yang dapat di kontrol temperatur dan tekananya douches dapat di guanakan membersikan badan atau terapi. bentuk douches ada beberapa macam tergantung dengan penutup slang yang di gunakan bentuk tersebut antara lain: jet douche,fan douche,needle shower,shower douche,under water douche,rain douche Temperatur Air yang di gunakan : - hot jet douche (pancaran panas metode jet) : 37,5C-44C - cold jet douche (pancaran dingin metode jet) : 15C-27CTekanan Air - hot (panas) : 10-15 pon -cold (dingin) : 15-20 ponLama terapi 6-10 menit, dengan durasi pancaran air: - hot (panas) : 12-40 detik -cold (dingin) : 3-10 detik

indikasikontraindikasiSciatika kronikKondisi jantunglumbagoTekanan darah tinggi/hypertensiPerlengketan jaringanVena vericousLelah karna posisi tubuh menetap dalam waktu yang lama 9. pool theraphy Merupakan metode dalam terapi sumber fisis zat cair dengn menggunakan kolam air,di mana latihan (exercise theraphy) dapt di laksanakan dalam kolam air tersebut menurut ahli bernama Lowman di berikan batasan mengenai ukuran pool theraphy yang ideal yaitu 3,6-4,5 meter panjang 6-7,2 meter dengan kedalaman 135-150 cm dasar kolam di buat miring mulai dari kedalaman 60-70 cm sampai 150- 165cm Dalam pool theraphy posisi mengapung secara bebas di gunakan sebagai posisi awal yang berperan menanamkan kepercayaan diri penderita, mengontrol perubahan posisi dan untuk aktifitas rekreasi. posis ini tidak cocok untuk strengthening exercise karena kosentrasi penderita lebih banyak di arahkan untuk keseimbangan tubuh Metode Fiksasi Air mempunyai keuntungan sebagai media gerak yang comfortable bagi penderita di mana memungkinkan penderita untuk bergerak bebas ke segalah arah namun penyanggah air pada tubuh tidak sekokoh seperti dinding atau papan

oleh karena itu apabila sedang latihan tertentu dari sendi tertentu atau group otot tertentu secara dan fixsasi yang benar agar penderita dapat stabil dalam air sehingga dapat berkosentrasi dengan penuh dan menuju latihan yang benar

Metode fixsasi yang sering di pakai yaitu - menggunakan alat yang sudah ada - fiksasi dengan tangan - di lakukan oleh fisioterapis yang ikut masuk ke dalam kolam dan luar kolam - dengan penderita lain secara berpasang pasangan, gerakan serantak dari kedua anggota tubuh

indikasikontraindikasiSemua kondisi orthopeadie terutama pasca bedah atau pasca immobilisasiPenderita dalam keadaan demamPenderita arthritis terutama polyarthrihis sub akut dan kronisPenderita dengan penyakit jantung yang beratPenderita dengan kelumpuhan saraf motork : stadium racidual,poliomyelitis,akibat trauma para presisPenderita dengan penyakit paru paru tertentuUntuk keperluan walking exercise Penderita debilitas beratPenderita dengan penyakit ginkal atau kolikPenderita dengan hypertensi atau hipotensiInfeksi kulitPenderita dengan luka terbuka Penderita incotinentia urinal at alviSedang menstruasi dan epilepsiFluidotheraphyFluidotherapy adalah modalitas pemanasan superfisial yang menghantarkan panas dengan konveksi. Fluidotherapy biasanya digunakan pada wrist dan hand , Juga pada ankle dan foot.Indikasi klinis:ArthritisTendonistis KronikKondisi Pasca OperasiManajemen Pasca FrakturSyndrome Raynaud

Teknik PenggunaanMesin Fluidotherapy dipanaskan terlebih dahulu hingga 40 menit dalam suhu ruangan untuk mencapai temperatur therapeutic.Waktu treatement dilakukan sekitar 15-20 menit.

Fluidotherapy berbahaya digunakan pada pasien yang mempunyai luka terbuka. Penggunaan pada luka terbuka, dapat diatasi dengan membungkus luka dengan plastik penutup.Bahaya dan KontraindikasiBahaya dan KontraindikasiFluidotherapy berbahaya digunakan pada pasien yang mempunyai luka terbuka. Penggunaan pada luka terbuka, dapat diatasi dengan membungkus luka dengan plastik penutup.Referensi:Kuntono, Heru Purbo, dkk.1993. Sumber Fisis. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI

Therapeutic Modality Chapter 2.pdf