aplikasi diagnosa penyakit infeksi gigi …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal uning nur...
TRANSCRIPT
APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI GIGI BERBASIS ANDROID
(Studi Kasus : DRG. Budi Hartawan Kota Bogor)
Uning Nur Agis Tiani, Sri Setyaningsih, Sufiatul Maryana,
Program Studi Ilmu Komputer-FMIPA Universitas Pakuan
Jl. Pakuan PO BOX 452, Bogor
Telp/Fax (0251) 8375 547
Email : [email protected]
Abstrak
Penggunaan perangkat komputer pada saat ini juga sangat berkembang pesat dari sekedar
pengolahan data maupun penyajian informasi, menjadi sarana yang mampu untuk menyediakan pilihan-
pilihan sebagai pendukung pengambilan keputusan.. Penyakit infeksi (Infectious disease) pada gigi atau
karises merupakan suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai
akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan
asam mikrobial dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya
terjadi kavitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan
metode Certainty Factor dapat di implementasikan ke dalam aplikasi Diagnosis Penyakit Infeksi Gigi.
Serta penerapannya ke dalam aplikasi guna membantu dalam proses pembuatan aplikasi Dignosis
Penyakit Infeksi Gigi. Implementasi pada aplikasi ini berupa perhitungan manual yang hasilnya sama
atau valid. Metode Certainty Factor memiliki tingkat akurasi sampai 86%.
Kata Kunci : Aplikasi, Infeksi Gigi, Android.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi saat ini
telah memungkinkan untuk pengambilan
keputusan yang dapat dilakukan dengan lebih
cepat dan cermat. Penggunaan perangkat
komputer pada saat ini juga sangat berkembang
pesat dari sekedar pengolahan data maupun
penyajian informasi, menjadi sarana yang
mampu untuk menyediakan pilihan-pilihan
sebagai pendukung pengambilan keputusan..
Kesehatan merupakan salah satu hal penting
bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Namun semakin berkembangnya zaman.
Penyakit semakin mudah menghampiri manusia.
Serta semakin meningkatnya aktifitas manusia,
terkadang membuat manusia itu sendiri lupa
akan kesehatan tubuhnya. Misalnya kesehatan
gigi, karna mulut ataupun gigi merupakan jalan
masuk utama makanan atau proses utama
makanan masuk ke dalam tubuh manusia.
Seperti contoh junk food (makanan siap saji)
yang banyak mengandung banyak kadar gula,
garam, lemak yang tinggi tetapi rendah vitamin,
mineral dan juga serat. Sehingga timbulah
penyakit pada gigi, yang menyebabkan gigi
berlubang atau pengeroposan gigi. Penyakit gigi
berlubang merupakan penyakit pada gigi yang
dapat menyebabkan penyakit kronis lainnya.
Seperti, infeksi lambung, kelainan jantung,
infeksi ginjal, dan memperberat penyakit
diabetes. (Soniawibisonono, 2009)
DASAR TEORI
Pengertian Aplikasi
Aplikasi merupakan perangkat lunak atau
software yang berisikan sekelompok atribut
yang terdiri dari beberapa form. Aplikasi itu
sendiri merupakan program yang telah di buat
yang berisikan perintah-perintah untuk
melakuakan pengolahan data serta mengerjakan
tugas-tugas. Secara umum aplikasi juga
merupakan suatu proses secara manual yang di
transformasikan ke dalam komputer dengan
membuat sistem atau program agar data yang
diolah lebih berdaya guna secara optimal.(
Jogiyanto, 2004).
Pengertian Diagnosa
Diagnosa merupakan langkah awal
penentuan jenis penyakit dengan cara
melakuakan penelitian terlebih dahulu ataupun
melakukan pemeriksaan berdasarkan gejala-
gejalanya. Pemeriksaan tersebut dilakukan
terhadap suatu hal ataupun pemeriksaan medis
sebagai penentuan jenis penyakit berdasarkan
tanda atau gejala dengan menggunakan cara atau
alat labolatorium, foto, uji klinik pembanding
diagnosis yang mebanding-bandingkan tanda
klinis dari suatu penyakit dengan tanda penyakit
klinis lain. (KMBB, 2014)
Pengertian Penyakit Infeksi Gigi
Penyakit infeksi (Infectious disease) yang
juga di kenal communicable disease merupakan
penyakit yang berbentuk nyata secara klinik
yakni adanya tanda-tanda atau gejala medis dari
suatu sifat atau karakteristik penyakit akibat
adanya infeksi, keberadaan dan pertumbuhan
agn biologic potegenik pada organisme host
individu. Di dalam kasus tertentu, penyakit yang
di akibatkan infeksi dapat berlangsung
sepanjang waktu. Patogen penginfeksian
meliputi virus, bakteri, jamur, parasite,
multiseluler dan protein yang menyimpang yang
di kenal sebagai prion. Dan istilah infeksi berarti
kemampuan organisme untuk masuk dan
bertahan hidup dan perkembangbiakannya di
dalam tubuh (Anonim, 2011).
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu
caries yang artinya kebusukan. Karies gigi
adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai
dengan larutnya mineral email sebagai akibat
terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh
pembentukan asam mikrobial dari substrat
sehingga timbul destruksi komponen-komponen
organik yang akhirnya terjadi kavitas .(Depkes,
2004)
Pengertian Android
Android merupakan sebuah sistem operasi
pada perangkat mobile atau handphone yang
bersifat terbuka dan berbasis pada sistem operasi
Linux. Android bisa digunakan oleh setiap orang
yang ingin menggunakannya pada perangkat
mereka. Android menyediakan platform terbuka
bagi para pengembang untuk menciptakan
aplikasi mereka sendiri yang akan digunakan
untuk bermacam peranti bergerak. (Safaat H,
2012).
Android memiliki Android Market yang
menyediakan ribuan aplikasi baik yg gratis
maupun berbayar, serta memiliki aplikasi native
Google yang terintegrasi, seperti push email
GMail, Google Maps, dan Google Calendar.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk perancangan
aplikasi sistem informasi ini adalah
menggunakan metode System Development Life
Cycle (SDLC). Di dalam melakukan penelitian
digunakan beberapa proses / tahap yaitu tahap
perencanaan, analisis, perancangan,
implementasi, uji coba dan penggunaan. Tahap-
tahap pendekatan SDLC secara lengkap
disajikan pada Gambar Tahap
Perencanaan
Tahap Analisis
Tahap
Perancangan
Tahap
Implementasi
Uji Coba
Sistem
Sistem
Diterima
Tahap
Penggunaan
Ya
Tidak
Gambar 1. Bagan Alur SDLC
Perencanaan Sistem
Tahap ini menentukan tujuan penelitian atau
penentuan aplikasi yang akan dikembangkan
setelah melakukan studi literatur dan studi
lapangan atau observasi secara langsung. Secara
garis besar penelitian ini akan membahas
mengenai pengembangan sebuah aplikasi untuk
diagnosis penyakit infeksi gigi pada perangkat
android
Analisis Sistem Tahap analisis sistem merupakan tahap
setelah perencanaan sebelum perancangan.
Analisis sistem sangat menentukan keberhasilan
pengembangan sistem basis data, karena
kesalahan dalam tahap ini akan mempengaruhi
langkah pengembangan selanjutnya. Bagan alir
sistem akan digambarkan dalam tahap ini
sebagai alat komunikasi antara analisis sistem
dan pemakai. Itu pula yang digunakan pada
sistem yang berjudul Aplikasi Sistem Diagnosa
Penyakit Infeksi Gigi Berbasis Android.
Analisis Yang Berjalan
Analisis sistem merupakan gambaran
tentang sistem yang saat ini sedang berjalan
pada bagian persedian aset tetap, sistem yang
digunakan semuanya masih dilakukan secara
manual. Analisis sistem ini bertujuan untuk
mengetahui lebih jelas dari cara kerja sistem
tersebut, sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya.
Dalam prosesnya analisi yang sedang
berjalan DRG. Budi Hartawan masih
menggunakan sistem secara manual. Sistem
manual adalah sistem medis atau pengecekan
secara medis oleh dokter gigi itu sendiri.
Gambar 2. Analasis yang sedang berjalan
Analisis Yang Akan Dikembangkan
Pada analisis sistem yang dikembangkan
ini terdapat beberapa perubahan-perubahan yang
dilakukan dalam proses pembuatan berbagai
laporan, dan perubahan dari proses yang
dilakukan secara manual menjadi proses yang
dilakukan secara komputerisasi.
Gambar 3. Analisis yang di kembangkan
Analisis Kebutuhan Sistem
Dalam proses untuk memperoleh sebuah
informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara
yakni melalui pakar, buku, jurnal, laporan dan
sebagainya. Untuk dapat memperoleh informasi
terhadap penyakit gigi itu sendiri yaitu dari hasil
pemeriksaan secara medis dari gejala dan
keluhan yang di alami pasien. Maka hasi dari
pemeriksaan medis yang di lakukan oleh dokter
atau pakar tersebut di olah sebagai sumber
pengetahuan yang di presentasikan ke dalam
basis pengetahuan pada komputer yang
menggunakan kaidah JIKA-MAKA (IF- THEN)
Data yang berupa hasil dari diagnose dan
pemeriksaan medis tersebut di gunakan untuk
penerapan pada sistem aplikasi yang
menggunakan metode Cetainty Factor, metode
tersebut di pilih karna sesuai dengan sistem
pakar untuk mengukur apakah hasil pemeriksaan
medis tersebut sudah pasti akurat atau tidak pasti
dalam mendiagnosis penyakit gigi.
Tabel 1. Kode Penyakit
Kode Nama Penyakit
P01 Ginggivitis Ulseratif Nekrosis Akut
P02 Trench Mouth
P03 Candidiasis Oral
P04 Abses Periodental
P05 Glossitis
P06 Abses Periapikal
P07 Herpes Labialis
P08 Herpes Zoster
P09 Stomatitis Angularis
P10 Gingivostomatitis
Tabel 2. Diagnosa
Kode Diagnosa
DG01 Bau mulut
DG02 Gusi bengkak merah dan berdarah
DG03 Gelisah
DG04 Kelelahan
DG05
Gingival berkaratin, gaung luka diantara
gigi dan gusi
DG06
Pembesaran Limfonodi di kepala, leher
atau rahang
DG07 Demam
DG08 Gusi mudah berdarah
DG09
Kelenjar getah bening di bawah rahang
sering kali membengkak
DG10
Mengunyah dan menelan makanan
menyebabkan rasa nyeri
DG11 Kehilangan selera makan
DG12 Pembekakan pada gusi
DG13 Sakit saat menelan
DG14
Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut
mulut
DG15 Peradangan pada lidah
DG16
Pembekalan kelenjar getah bening di
leher
DG17 Permukaan ludah yang halus
DG18
Mengunyah akan menimbulkan rasa
sakit
DG19 Lidah berwarna merah dan putih
DG20 Alergi pada pasta gigi dan obat kumur
DG21 Gigi terasa sakit
DG22
Kesulitan mengunyah, menelan dan
berbicara
DG23
Ujung-ujung gusi yang terletak di antara
dua gigi mengalami pengikisan
DG24
Muncul bintik kuning , putih atau krem
di dalam mulut
DG25 Kulit terkelupas
DG26 Sedikit pendarahan apabila lesi tergores
DG27 Timbulnya kerak yang berlebihan
DG28
Tubuh merasa meriang. Pening, dan
pegal-pegal
DG29 Merintis kecil
DG30 Bibir terasa kering
DG31 Luka kecil sekitar (- milimeter diameter)
DG32 Gusi membuka mulut
DG33 Perih sekitar di luka di mulut
DG34
Sakit dan bercak gatal di kulit
trigeminal, vesikel unilateral, dan ulser
mulut.
DG35
fisur eritemotosis simetris pada kulit
commisura
DG36 Kesemutan pada wilayah bibir
DG37 Lesi menyerupai keju
DG38 Di dalam mulut seperti terdapat kapas
DG39
Rasa gatal dan iritasi pada daerah bibir
dan mulut
DG40
Rasa sakit dan nyeri pada bibir dan
mulut
DG41 Munculnya nanah
DG42 Susah mengunyah makanan
Bila ditelesuri maka akan ditemukan
penyakitnya berdasarkan gejala yang diderita
maka nilai kemungkinan terkena penyakit akan
dihitung dengan menggunakan teorema
Certainty Factor. Keuntungan dari Certainty
Factor adalah bisa memprediksikan inferensi
algoritma dalam menangani data yang hilang
dan lazim dalam sistem klinis.
Analisis Kebutuhan Pengguna
Informasi yang akan diberikan kepada
pengguna harus sesuai dengan data dan hasil
diagnosa dari sumber yang dapat dipastikan
keakuratannya. Selain itu juga, informasi yang
akan diberikan harus sesuai dengan kebutuhan
dari pengguna aplikasi, seperti halnya informasi
mengenai macam-macam penyakit yang dapat
ditimbulkan, bagaimana cara menanggulangi
penyakit yang diderita, dan informasi
pendukung lainnya dalam sistem pakar itu
sendiri.
Analisis Sistem Operasi
Penggunaan suatu sistem operasi
sangatlah penting, aplikasi yang dibuat harus
sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan tersebut
harus disesuaikan dengan banyaknya pengguna
dari sistem operasi itu sendiri. Android dijadikan
acuan dalam pembuatan aplikasi ini karena
banyaknya pengguna smartphone dengan sistem
operasi ini, sehingga penggunaan sistem pakar
yang dibuat dapat memenuhi akan keadaan dari
pengguna.
Metode perhitungan menggunakan metode
Certainty Factor
Mencari nilai kepercayaan dan ketidakpercayaan
Rumus :
CF (H, E) = MB (H, E) – MD (H, E)
Keterangan :
CF (H, E) : Certainty Factor dari hipotesis
H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E.
Besarnya CF berkisar antara -1 sampai 1. Nilai -
1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak
sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan
mutlak.
MB (H, E) : Ukuran kenaikan kepercayaan
(measure of increased belief) terhadap hipotesis
H yang dipengaruhi oleh gejala E.
MD (H, E) :Ukuran kenaikan
ketidakpercayaan (measure of increased
disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi
oleh gejala E.
Tahap Proses Perancangan
Tahap ini bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai rancangan sistem yang akan
dibangun meliputi perancangan secara umum
dan perancangan secara rinci, perancangan ini
lebih dekat dengan perancangan antarmuka
(User Interface) sesuai dengan tujuan dan
kebutuhannya. Pada tahap ini dilakukan
penggambaran rancangan sistem yang akan
dibuat.
Dalam proses perancangan pebuatan
aplikasi untuk mendiagnosis penyakit infeksi
pada gigi menggunakan metode Certainty
Factor dan pengenalan masalah adalah langkah
pertama yang harus dilakukan. Adapun tahapan
pada perancangan sistem tersebut adalah:
Perancangan Sistem Secara Umum
Tahap perancangan secara umum yakni
membuat perancangan antar muka (user
interface) secara keseluruhan atau gambaran
lengkap pada aplikasi seperti flowchart sistem,
stuktur navigasi, bagan alir, dll.
Perancangan Flowcart Sistem
Perancangan flowchart sistem pada
Sistem Diagnosa Penyakit Infeksi Gigi ini
bertujuan untuk menggambarkan alur program
pada aplikasi. Flowchart dimulai dengan
menampilkan menu utama serta di ikuti dengan
sub-sub menu.
Start
1. Diagnosa Penyakit
2. Pustaka
3. Panduan
4. Tentang Aplikasi
IF solusi =0
Baca pilihan
gejala sesuai
aturan
Tampilkan Pertanyaan
dan Pilihan GejalaTampilkan Pustaka Tampilkan Panduan
Tampilkan Tentang
Aplikasi
1.Diagnosa
PenyakitAplikasiPanduanPustaka
Solusi = KdPenyakit
Tampilkan hasil diagnosa
penyakit
End
Keluar
Penyimpan
A
A
Informasi Form
Data Panduan
Informasi Form
Data Tentang
Aplikasi
Informasi Form
Data Pustaka
Informasi Hasil
Diagnosa
Penyakit
Tampilan
Intro
Menu utama
Gambar 4. Flowchart Sistem
Flowchart Metode Certainty Factor
Flowchart Certainty Factor pada Sistem
Diagnosa Penyakit Infeksi Gigi yaitu sebagai
berikut: Mulai
Input
Gejala
Pemisahan gejala
sesuai klasifikasi
penyakit
CFs[h,e]=MB[h,e]-MD[h,e]
Persentase
Penyakit
CFCombine * 100%
Informasi
Penyakit
Selesai
Pilih gejala
Daftar gejala
Ya
Tidak
Gambar 5. Flowchart Certainty Factor
Struktur Navigasi
Menu Utama
Menu Utama
Gejala
Pertanyaan
Penyakit
Solusi
Pustaka
Data Pustaka
Panduan
Data Panduan
Tentang Aplikasi
Gambar 6. Struktur Navigasi
Bagan Pohon
Gambar 7. Bagan Pohon
Perancangan Sistem Secara Detail
Perancangan sistem yang dilakukan pada
tahapan ini adalah membuat perancangan form-
form yang digunakan sebagai media komunikasi
dengan pengguna sistem yang ada.
Perancangan Antar Muka
Perancangan antar muka merupakan
bentuk dari desain program yang akan di bangun
pada sistem. Pada rancangan antar muka
terdapat rancangan yang berisikan tampilan
desain sistem yang akan di buat seperti berikut :
Rancangan Halaman Menu Utama
Halaman menu utama merupakan
tampilan utama ketika user menggunakan
aplikasi dan terlihat menu apa saja yang tersedia
dalam sistem di dalamnya. Dapat di lihat pada
Gambar
Diagnosa Info Penyakit
Tentang
PenyakitPanduan
Exit
Gambar 8. Rancangan Form Menu Utama
Rancangan Halaman Diagnosa
Halaman diagnosa berfungsi untuk
menampilkan halaman diagnose penyakit
dimana user dapat memilih diagnose sesuai
dengan keluhan yang di derita oleh user.
TidakYa
HomeBack
Logo
DIAGNOSA
PERTANYAAN ?
Gambar 9. Rancangan Halaman Diagnosa
Rancangan Hasil Diagnosa
Halaman ini merupakan rancangan yang
menampilkan dari hasil diagnosa berdasarkan
pada gejala-gejala yang tela di pilih sebelumnya
. Berisikan tentang penyakit yang kemungkinan
di derita oleh user.
HomeBack
Gambar Penyakit
DIAGNOSA
Hasil Diagnosa
Gambar 10. Rancangan Hasil Diagnosa
Tahap Proses Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap
pembangunan sistem yang telah dirancang
sehingga menjadi sebuah aplikasi yang
kemudian dapat digunakan. Implementasi sistem
dilakukan melalui dua tahapan, yaitu
implementasi basis data menggunakan database
Sqlite dan implementasi sistem menggunakan
Android.
Implementasi Sistem Menggunakan Intel
XDK
Implementasi sistem menggunakan Intel
XDK. Tahap pembuatannya sebagai berikut:
1. Bukalah Intel XDK, buatlah project untuk
memulai membuat rancangan aplikasi yang
ingin di buat dengan pilih Project klik
New Project. Dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Tampilan Intel XDK New
Projects
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Implementasi
Implementasi sistem merupakan tahap
yang berisikan hasil pembuatan aplikasi dengan
kata lain hasil realisasi dari perancangan sistem
yang sebelumnya telah di lakukan kedalam
bentuk sebenarnya. Pada tahap tahapan ini
menampilkan hasil dan pembahasan yang
meliputi tampilan home, menu utama, diagnosis,
info penyakit, panduan dan tentang aplikasi.
Aplikasi ini dapat berjalan di android versi 4.0
(Ice Cream Sandwich) sampai android terbaru
versi 5.0 (Lollipop).
Halaman Menu Utama
Tampilan ini menampilkan keseluruhan
menu yang terdapat pada aplikasi ini yang
merupakan halaman utama dari aplikasi Infeksi
Gigi itu sendiri. Pada halaman utama memiliki 4
menu yaitu : Menu Diagnosa, Menu Info
Penyakit, Menu Panduan dan Menu Tentang
Aplikasi. Berikut tampilan gambar :
Gambar 12. Halaman Menu Utama
Halaman Diagnosis
Halaman Diagnosis berisikan gejala-
gejala yang fungsinya sebagai acuan untuk user
atau pengguana aplikasi untuk memilih gejala
yang di alami berdasarkan keluhan yang di
rasakan oleh pasien penderita sakit gigi
Gambar 13. Halaman Diagnosis
Halaman Hasil Diagnosis
Halaman ini berisikan diagnosis dari
gejala-gejala penyakit yang berfungsi untuk
menampilkan hasil dari diagnosis yang telah di
pilih oleh user . Dalam kasus ini persentase
penyakit yang paling besar adalah penyakit yang
di derita user.
Gambar 14. Halaman Hasil Diagnosis
Berikut ini adalah coding dari metode certainty
factor yang digunakan untuk mendiagnosis suatu
penyakit sehingga menghasilkan data seperti
pada gambar :
var MB = 1;
var a = 0.52;
var b = 0;
MD = a + (b *(1 - a));
CF = (1 - MD).toFixed(2);
persentase = (CF * 100).toFixed(2);
document.write("Dengan Nilai Certainty Factor
(CF) sebesar : :" + CF);
document.write("<br>");
document.write("Dengan Persentase
kemungkinan sebesar : " + persentase + "%");
Pembahasan
Pembahasan merupakan tahap uji coba
sistem. Aplikasi ini dijalankan pada emulator
android yang terdapat pada Intel XDK. Uji coba
ini dapat dilakukan untuk mengetahui
kekurangan atau kelemahan dari aplikasi, yaitu
menu tidak berjalan, tombol tidak berfungsi dan
kesesuaian aplikasi. Aplikasi telah diuji
langsung pada perangkat handphone Samsung
Grand 1 dan Asus Zenfone 5
Tahapan Uji Coba Sistem
Tahapan uji coba sistem merupakan
tahapan pengujian pada sistem yang berfungsi
untuk mengetahuai apakah sistem yang telah di
buat sesuai dengan perancangan.
Tahapan Uji Coba Struktural
Uji coba ini dilakukan untuk
memastikan apakah sistem telah terstruktur pada
setiap tampilan seluruh aplikasi, yang telah
dibuat dengan baik sesuai dengan rancangan
yang telah dibuat. Uji coba struktural
ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 3. Uji Coba Struktural
Tahapan Uji Coba Fungsional
Setelah melakukan uji coba struktural
selanjutnya dilakukan uji coba fungsional, uji
coba fungsional dilakukan dengan cara mengklik
setiap link dan melihat halaman yang akan
terbuka untuk memastikan yang terdapat pada
sistem yang terkoneksi bejalan sesuai dengan
benar fungsinya. Hasil uji coba fungsional ini
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 4. Uji Coba Fungsional
Uji Coba Validasi
Uji coba validasi dilakukan untuk
mengetahui apakah sistem yang telah di buat
dapat bekerja dengan benar dan sudah sesuai
dengan sistem perhitungan manual. Pada fitur
diagnosis menggunakan metode Naïve Bayes
untuk menentukan penyakit Infeksi Gigi.
Berikut pengujian validasinya dengan
memandingkan perhitungan manual dengan
perhitungan :
Rumus :
CF (H, E) = MB (H, E) – MD (H, E)
1. Penyakit Ginggivitis Ulseratif Nekrosis
Akut
Ginggivitis Ulseratif Nekrosis Akut atau
Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis
(ANUG) atau gingivitis ulseratif akut yang
ternekrotisasi merupakan keadaan ynag ditandai
dengan timbulnya ulserasi yang cepat dan terasa
sakit pada tepi gingiva dan papila interdental.
Penderita biasanya memiliki bau mulut yang
tidak sedap (halitosis) (Lewis & Lamey ,
1998).Penyebab ANUG belum diketahui tetapi
organisme anaerob terutama spirochaeta dan
spesise Fusobacterium umumnya terlibat.
Pericoronitis, margin restorasi berlebih,
merokok, malnutrisi, kelelahan dan stress
dianggap sebagai faktor predisposisi (Lynch et
al., 1994; Lewis & Lamey , 1998.
Tabel 5. Gejala yang dipilih penyakit
Ginggivitis Ulseratif Nekrosis Akut
Perhitungan MD
1 = 0 + (0 *( 1*0 )) = 0
2 = 0 (0.1 * ( 1-0.1)) = 0.1
5 = 0.1+( 0.1* (1 – 0.1)) = 0.24
6 = 0.24+( 0 * (1 – 0.24)) = 0.24
7 = 0.24+( 0 * (1 –0.24)) = 0.24
27 = 0.24+( 0 * (1 –0.24)) = 0.24
35 = 0.24+( 0 * (1 –0.24)) = 0.24
CF = MB – MD
= 1 – 0.24 = 0.76
Maka presentase hasil penyakit = 0.76 x 100 %
= 76 %
Gambar 15. Penyakit Ginggivitis Ulseratif
Nekrosis Akut
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Proses Aplikasi Sistem Diagnosa
Penyakit Gigi di rancang berdasarkan kebutuhan
pengguna akan sistem. Dalam kasus ini
penderita penyakit gigi yang memiliki gangguan
pada gigi . Sehingga untuk memudahkan
pendeteksian awal di buatlah sistem demi
membantu penderita penyakit gigi mengetahui
penyakit yang di derita berdasarkan gejala-gejala
yang di alami. Dalam prosesnya pembuatan
aplikasi ini menggunakan metode Certainty
Factor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan
metode Certainty Factor dapat di
implementasikan ke dalam aplikasi Diagnosis
Penyakit Infeksi Gigi. Serta penerapannya ke
dalam aplikasi guna membantu dalam proses
pembuatan aplikasi Dignosis Penyakit Infeksi
Gigi. Implementasi pada aplikasi ini berupa
perhitungan manual yang hasilnya sama atau
valid. Metode Certainty Factor memiliki tingkat
akurasi sampai 86%. Maka dapat disimpulkan
bahwa metode Certainty factors memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi .Berdasarkan
hasil pengujian yang telah dilakukan pada
perangkat android versi 4.0 atau Ice Cream
Sandwich sampai android versi 5.0 atau
Lollipop, semua fitur yang ada pada aplikasi
dapat berjalan dengan sangat optimal. Aplikasi
ini akan sangat membantu kedua belah pihak,
antara penderita dan dokter gigi.
Hasil uji coba pada aplikasi ini yaitu
melalui dua tahap yakni uji coba secara
structural dan fungsional . Apakah aplikasi yang
telah di bagun sesuai dengan tujuan pembuatan
aplikasi sehingga dapat berguna bagi masyarakat
khususnya para penderita sakit gigi yang di
sebabka oleh infeksi.
Saran Dari penelitian ini masih terdapat
banyak kemungkinan untuk mengembangkan
dan meningkatkan kemampuan serta menutupi
kekurangan-kekurangan yang telah dipaparkan
diatas. Saran yang dapat diberikan untuk
mengembangkan aplikasi diagnosis penyakit
gigi selanjutnya yaitu dilakukan pengembangan
mengenai metode yang digunakan, sehingga
dapat terlihat perbedaannya. Selain itu penyakit
dapat diperbanyak sehingga aplikasi mampu
mendeteksi lebih banyak penyakit serta
penambahan diagnosis melalui citra gambar.
Dilakukan juga pengembangan untuk beberapa
mobile OS lain yaitu Windows Phone dan iOS.
DAFTAR PUSTAKA
Program Studi Ilmu Komputer FMIPA
UNPAK. 2014. Buku Panduan Skripsi dan
Tugas Akhir. Program Studi Imu Komputer
FMIPA Universitas Pakuan, Bogor.
Narrudin, Safaat. 2012. Pemograman aplikasi
mobile smartphone berbasis android.
Informatika Bandung, Bandung
Sariningsih, Endang. 2014. Gigi Busuk dan
Poket Periodental Sebagai Fokus Infeksi. PT.
Elex Media Komputindo, Jakarta
Sembiring. 2012. Metode Certainty Factor.
www. Paustayugianus.com Akses 01 Juli 2015.
Daniel. 2010. Naskah Publikasi Implementasi
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit
Dengan Gejala Demam Menggunakan Metode
Certainty Factor.
Suyanto. 2014. Artifical Intellegence .
Informatika, Bandung.