apendisitis akut

16
Apendisitis akut Epidemiologi. Insiden apendisitis akut di negara maju lebih tinggi dari pada di negara berkembang. Namum dalam tiga empat dasawarsa terakhir kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini di duga di sebabkan oleh meningkatnya penggunaan makan berserat dalam menu sehari hari Apendisitis dapat di temukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang di laporkan. Insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun . insidens pada laki- laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun insiden lelaki lebih tinggi Etiologi Apendisitis akut merupakan infeksi bakteri. Berbagai hal berperean sebagai factor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan factor yang di ajukan sebagai factor pencetus di samping hyperplasia jaringan limf,fekalit,tumor apendiks,dan cacing askaris dapan menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang di duga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.histolytica . Penetilitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan intrasektel yang berakibat sumbatan fungsional apendiks dan

Upload: annie-bukang

Post on 01-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

apen

TRANSCRIPT

Apendisitis akut Epidemiologi. Insiden apendisitis akut di negara maju lebih tinggi dari pada di negara berkembang. Namum dalam tiga empat dasawarsa terakhir kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini di duga di sebabkan oleh meningkatnya penggunaan makan berserat dalam menu sehari hariApendisitis dapat di temukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang di laporkan. Insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun . insidens pada laki- laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun insiden lelaki lebih tinggiEtiologiApendisitis akut merupakan infeksi bakteri. Berbagai hal berperean sebagai factor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks merupakan factor yang di ajukan sebagai factor pencetus di samping hyperplasia jaringan limf,fekalit,tumor apendiks,dan cacing askaris dapan menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang di duga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.histolytica .Penetilitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan intrasektel yang berakibat sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini akan mempermudah timbulnya apendisitis akutPatologi Patologi apendisitis dapat mulai dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama. Usaha pertahanan tubuh adalah membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periapendikular yang secara salah di kenal dengan istilah inflitrat apendiks. Di dalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi, jika tidak terbentuk perforasi apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan mengurai diri secara lambatApendisitis biasanya di sebabkan oleh penyumbatan apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit ,benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya. Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang di produksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersebut makin banyak, namum elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang di tandai oleh nyeri epigastrium.Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena,edema bertambah,dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini di sebut dengan apendisitis supuratif akut.Apendisitis yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi kan membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang di perut kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meredang akut lagi dan dinyatakan sebagai mengalami eksaserbasi.

WD: apendisitis Anatomi apendiksApendix vermiformis (umbai cacing) adalah sebuah tonjolan dari apex caecum, tetapi seiring pertumbuhan dan distensi caecum, appendix berkembang di sebelah kanan. Appendix merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya sekitar 10 cm (3-15 cm). Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar di bagian distal. Namun, pada bayi, appendix berbentuk kerucut, lebar di pangkal, dan sempit di ujung. Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut, tampaknya merupakan salah satu penyebab timbulnya appendisits. Di dalam apendiks juga terdapat immunoglobulin sekretoal yang merupakan zat pelindung efektif terhadap infeksi (berperan dalam sistem imun). Dan immunoglobulin yang banyak terdapat di dalam apendiks adalah IgA. Namun immunoglobulin yang banyak terdapat di dalam apendiks kecil sekali bila dibandingkan dengan yang ada pada saluran cerna lain sehingga tidak mempengaruhi sistem imun tubuh.

Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis,dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki- laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki laki berusia antara 10-30 tahunTahap tahap apendisitis Focal AppendisitisAdalah apendisitis yang baru terjadi. Penumpukan mucus dalam lumen menyebabkan apendiks mulai membengkak sehingga tekanan dalam lumen meningkat. Drainase limfe yang terhambat menyebabkan apendiks lebih membengkak dan terjadi dipedesis bakteri. Apendisitis Acuta SupurativaSekresi yang terus menerus menyebabkan tekanan interluminal meningkat dan terjadi obstruksi vena dan thrombosis, oedem bertambah, dan iskemia. Bakteri akan invasi melalui dinding apendiks,. Peradangan serosa apendisitis, kontak dengan peritoneum parietalis menyebabkan perangsangan peritoneum.Apendisitis GangrenosaTekanan yang meningkat menyebabkan terjadi hambatan pada perdarahan sehingga bagian yang tidak mendapat darah (bagian tengah ante mesenterika) menjadi gangren dan menjadi busuk. Dapat juga mengkontaminasi rongga peritoneum.Apendisitis PerforasiTekanan intra apendiks yang meningkat, menyebabkan perforasi melalui bagian yang mengalami gangren sehingga morbiditas menjadi meningkat.Infiltrat Apendicular / Apendicular MassJika perjalanan apendisitis tidak terlalu cepat, maka terjadi perlekatan antara apendiks peritoneum, omentum dan usus. Perforasi mengakibatkan peritonitis local. Dapat terjadi abses periapendicular.

Gambaran klinis Apendisitis akut sering tampil dengan gejala yang khas yang di dasari radang yang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak di sertai rangsang peritoneum local. Gejalah klasik apendisitis ialah nyeri samar samar dan tumpul yang merupakan nyeri visceral di daerah epigastriumdi sekitar umbilicus. Keluhan ini sering di sertai dengan mual, dan kadanga da muntah. Umunya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik McBurney. Di sini nyeri di rasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat. Kadang tidak ada nyeri epigrastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tinndakan ini di anggap berbahaya karena mempermudah terjadinya perforasi.Gejala apendisitis akut pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya sering hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa mengambarkan rasa nyerinya. Dalam beberapa jam kemudian akan timbul muntah-muntah dan anak menjadi lemas dan legargik. Karena gejala yang tidak khas tadi, sering apendisitis baru di ketahui setelah perforasi.Pada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, muntah. Yang perlu di perhatikan ialah, pada kehamilan trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak di rasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke region lumbal kanan.Riwayat AlamiahPada kebanyakan pasien dan khususnya kelompok usia lebih muda,apendisitis karena hyperplasia folikel limfoid submukosa, yang menyebabkan obstruksi lumen appendiks vermiformis. Sekresi mukosa kontinu,walaupun ada lumen tersumbat dan tekanan di dalam apendiks meningkat.karena tekanan intralumen meningkat. Karena tekanan intralumen meningkat,maka aliran limfe tersumbat,yang menyebabkan edema appendix. Stadium apendisitis fokal akut yang di tandai oleh ekstravasasi bakteri yang dini. Karena appendix vermiformis dab usus halus mempunyai persyarafan yang sama, maka mula-mulanyeri visera di terima sebagai nyeri tumpul samar-samar dalam area periumbilicus.Stadium kedua apendisitis ( apendisitissupurativa akuta) di tandai oleh peningkatan lebih lanjut tekanan intralumen,obstruksi vena, iskemia fokal dan iritasi serosa. Bila tunica serosa appendix yang meredang dekat dengan peritoneum paritonalis, maka pasien mengalami perpindahan nyeri periumbilicus ke kuadran kanan bawah. Nyeri somatic terlokalisasi baik ini menunjukkan ancaman penyediaan darah arteri dan iskemia menyebabkan infrak kecil sepanjang batas antimesenterica appendix. Stadium appendix gangrenosa ini di sertai dengan peningkatan eksravasasi bakteri dan kontaminasi lokalisasi cavities peritonealis. Progresivitas menyebabkan perforasi dan massa periappendix lokalisata atau peritonitis generalisata.Sehingga apendisitis berlanjut melalui stadium peradangan,stadium obstruksi, stadium iskemi,dan stadium perforasi,semuan ya mencerminkan tanda dan gejala fisik berbeda. Sayangnya kerangka waktu untuk progrevitas kejadian klinik ini sangat bervariasi.Pasien appendisitisi akut tampil dengan nyeri abdomen serta lokasi nyeri tergantung atas stadium penyakit dan lokasi vermiformis. Appendicitis khas tampil dengan nyeri epigastrium atau periumbilicus tumpul samar-samar yang di sertai anoreksia 90%, mual 80%, muntah 65%.GejalaPresentasi klinis klasik apendisitis akut terdiri dari fase prodroma ketidaknyamaan atau periumbilikus yang samar, difus,anoreksia, sedikit mual dan kadang-kadang muantah. Nyeri jenis visera ini( yang di sebabkan oleh peningkatan tekanan di lumen appendix) biasanya menetapdan kontinyu,tetapi tidak parah serta sering pasien menganggap masalah ini sebagai masalah cerna. Setelah masa waktu yang bervariasi ( biasanya beberapa jam), nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah abdomen ( titik McBurney) dan menjadi bersifat lebih jelas dan tajam. Khas nyeri somatic ini, di sebabkan oleh kontak apendiks yang meradang dengan ujung saraf dalam peritoneum menjadi terlokalisasi dan di perkuat oleh gerakan atau tindakan seperti batuk atau bersin. Persentasi klinis yang khas ini, yang mencakup gejala fase visera atau prodroma dan fase somatic berikutnya, timbul dalam sekitar 50% paien yang menderita apendisitis akut.Pengenalan kemungkinan apendisitis akut lebih sulit bila rangkaian visera somatic klasik ini berubah dalam cara apapun. Banyak factor yang dapat mempengaruhi kompleks gejala, terutama lokasi apendiks, usia dan keadaan kesehatan pasien, serta keadaan patologi apendiks pada waktu pemeriksaan. Banyak interaksi atau kombinasi berbeda dari factor dasar ini bertanggung jawab bagi banyak presentasi klinis tak khas dari apendisitis akut dan komplikasi penyerta.Pada beberapa pasien, fase prodromal bisa minimum atau tak ada serta mulainya apendisitis di tunjukkan oleh nyeri yang terlokalisasi pada kuadran kanan bawah abdomen. Sebaliknya nyeri bisa tak pernah terlokalisasidan bisa tetap difus selama masa pra bedah.Kemungkinan lokasi peradangan apendiks berbeda , bertanggung jawab bagi sejumlah variasi dalam kompleks gejala. Contohnya apendisitis retrosekum yang khas menyebabkan nyeri di pinggang dengan komponen abdomen minimum atau tidak ada, apendiks panjang yang meradang dan terbentang ke dalam pelvis, bisa meniru patologi ginekologi atau traktus urinarius karena gejalanya terutama dalam lokasi pelvis.Usia pasien apendisitis akut bisa mempengaruhi anamnesis. Bayi dan anak kecil di hambat oleh ketidak mampuannya mengungkapkan keluhan. Beberapa pasien mengeluh perasaan konstipasi dan sering meminum laksatif atau enema. Tindakan tersebut, khas tidak memberikan peringan gejala. Sebaliknya kelainan fungsi usus bisa bersifat diare yang menggambarkan gastroenteritis.Anamnesis Anamnesis merupakan tahap awal dalam pemeriksaan untuk mengetahui riwayat penyakit dan menegakkan diagnosis. Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, teratur dan lengkap karena sebagian besar data yang diperlukan dari anamnesis untuk menegakkan diagnosis. Anamnesis dapat langsung dilakukan pada pasien (auti-anamnesis) atau terhadap keluarga atau pengantarnya (alo-anamnesis) bila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk diwawancarai, misalnya dalam keadaan gawat-darurat, afasia akibat strok dan lain sebagainya.Untuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah: Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Muntah oleh karena nyeri viseral. Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus). badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri. Selain itu kita juga perlu menanyakan keluhan lain yang mungkin berkaitan misalnya badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri serta riwayat alergi obat.

Pemeriksaan fisik Kenaikan suhu sedikit, kalau ada perforasi bisa mencapai 40C Nadi biasanya tetap normal Inspeksi : pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling, sehingga pada inspeksi biasa ditemukan distensi perut. Palpasi : kecurigaan menderita apendisitis akan timbul pada saat dokter melakukan palpasi perut dan kebahagian paha kanan. Pada daerah perut kanan bawah seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri ( Blumberg sign ). Nyeri perut kanan bawah merupakan kunci dari diagnosis apendisitis akut. Psoas sign dan Obturator sign : pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui letak apendiks yang meradang. Uji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat hiperektensi sendi panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila appendiks yang meradang menempel di m. psoas mayor, maka tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri. Sedangkan pada uji obturator dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Bila apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan nyeri. Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis pelvika. Tanda Ten Horn : dilakukan pada penderita apendisitis laki-laki. Yaitu dengan melakukan penarikan testis kanan ke bawah maka akan timbul nyeri pada bagian perut, hal ini disebabkan oleh ikut tertariknya peritoneum sehingga menyentuh bagian apendiks yang meradang menyebabkan rasa sakit. Terkadang dokter akan melakukan pemeriksaan colok dubur untuk menentukan letak apendiks bila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan colok dubur kemudian terasa nyeri maka kemungkinan apendiks penderita terletak didaerah pelvis.

pasien apendisitis jarang memperlihatkan tanda toksisitas sistemik. Ia bisa berjalan dalam cara agak membungkuk. Sikap di ranjang cenderung tak bergerak, sering dengan tungkai fleksi. Inspeksi langsung abdomen biasanya tak jelas serta auskultasi atau perkusi tidak sangat bermanfaat dalam pasien apendisitis. Palpasi abdomen yang lembut di mulai dalam kuadran kiri bawah, yang di lanjutkan ke kuadran kiri atas, kuadran kanan atas dan di akhiri dengan pemerikasaan kuadran kanan bawah dengan spasme otot kuadran kanan bawah merupakan indikasi untuk operasi, kecuali ada petunjuk lain bahwa apendisitis mungkin bukan diagnose primer.Pemeriksaan rectum dan pelvis harus di lakukan dalam semua pasien apendisitis. Pada apendisitisatipik, nyeri mungkin tidak diterlokalisasi dari daerah umbilicus, tetapi nyeri tekan rectum kuadran kanan bawah dapat di bangkitkan.adanya nyeri tekan atau secret serviks pada wanita muda dengan nyeri kuadran kanan bawah membawa ke diagnosis peradangan pelvis. Tanda rovsing bisa positif dengan adanya apendisitis supurativa. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif (CRP). Pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.000-20.000/ml dan neutrofil diatas 75%. Jika terjadi peningkatan yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami perforasi (pecah). Sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat. Pemeriksaan urin juga perlu di lakukan untuk membedakannya dengan kelainan pada ginjal dan saluran kemihPada kasus akut tidak di perbolehkan melakukan barium enema, sedangan pada apendisitis kronis tindakan ini di benarkan. Pemeriksaan USG di lakukan bila terjadi inflitrat apendikularis.

PenatalaksaanPernah dicoba pengobatan dengan antibiotik, walaupun sembuh namun tingkat kekambuhannya mencapai 35 %. Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur (peca), terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis). Bila diagnosis sudah pasti, maka terapi yang paling tepat dengan tindakan operatif. Ada dua teknik operasi yang biasa digunakan : Operasi terbuka : satu sayatan akan dibuat ( sekitar 5 cm ) dibagian bawah kanan perut. Sayatan akan lebih besar jika apendisitis sudah mengalami perforasi. Laparoskopi : sayatan dibuat sekitar dua sampai empat buah. Satu didekat pusar, yang lainnya diseputar perut. Laparoskopi berbentuk seperti benang halus dengan kamera yang akan dimasukkan melalui sayatan tersebut. Kamera akan merekam bagian dalam perut kemudian ditampakkan pada monitor. Gambaran yang dihasilkan akan membantu jalannya operasi dan peralatan yang diperlukan untuk operasi akan dimasukkan melalui sayatan di tempat lain. Pengangkatan apendiks, pembuluh darah, dan bagian dari apendiks yang mengarah ke usus besar akan diikat.Sebelum operasi dilakukan pasien perlu dipersiapkan secara fisik maupun psikis, disamping itu juga pasien perlu diberikan pengetahuan tentang peristiwa yang akan dialami setelah dioperasi dan diberikan latihan-latihan fisik (pernafasan dalam, gerakan kaki dan duduk) untuk digunakan dalam periode post operatif. Hal ini penting oleh karena banyak pasien merasa cemas atau khawatir bila akan dioperasi dan juga terhadap penerimaan anastesi. Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 10 hari. Pemberian antibiotika ini ditujukan untuk membunuh kuman yang menjadi penyebab inflamasi dan peradangan apendiks.

PrognosisDengan diagnosis yang adekuat serta pembedahan , tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnose akan menimbulkan morbiditas dan mortalitas bila terjadi komplikasi. Serangan berulangan dapat terjadi bila apendiks tidak di angakat. Terminology apendisitis kronis sebenarnya tidak ada.

Komplikasi Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah (perforasi). Peritonitis purulenta biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Peritonitis purulenta ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik. Terbentuknya abses. Pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan. Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal. Massa Periapendikuler bisa terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum. Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis generalisata. Massa apendix dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan keadaan umum masih terlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda-tanda peritonitis, lekositosis, dan pergeseran ke kiri. Massa apendix dengan proses meradang telah mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik, suhu tidak tinggi lagi, tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan ringan, lekosit dan netrofil normal

WD: GastroenteritisPada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare berlebihan merupakan gambaran yang menonjol dan khas mendahului mulainya nyeri yang berbatas kurang tegas atau bersifat kram di bandingkan nyeri yang terlihat pada apendisitis. Hiperperitalsis sering di temukan dan merupakan gejala yang khas. Panas dan leukositosis kurang menonjol di bandingkan apendisitis akut. Lokasi nyeri tidak jelas dan berpindah - pindah. Gastroenteritis biasanya berlangsung akut, suatu observasi berkala akan dapat menegakkan diagnosis. H Jj