apendisitis akut rama

30
APENDISITIS AKUT PENDAHULUAN Apendiks adalah organ yang berbentuk seperti cacing yang berpangkal pada sekum, karena alasan inilah maka apendiks sering juga disebut dengan vermiform appendix (vermi berarti cacing, form berarti berbentuk). (1) Appendiks disebut juga umbai cacing.Istilah usus buntu yang sering dipakai dimasyarakat awam adalah kurang tepat karena usus buntu sebenarnya adalah sekum.Fungsi organ ini tidak diketahui namun sering menimbulkan masalah kesehatan.Peradangan akut apendiks memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. (2) Penyakit ini merupakan salah satu kasus emergensi bedah dan penyebab nyeri abdomen yang paling bayak ditemukan. Apendiksitis dapat disebabkan oleh berbagai sebab antara lain infeksi tetapi mekanisme yang paling utama adalah obstruksi pada lumen apendiks. (1,2) Orang yang pertama sekali melakukan apendektomi adalah Amyan, seorang ahli bedah militer inggris. Amyan melakukan apendektomi tanpa tindakan anestesi, apendektomi ini dilakukannya pada suatu kasus apendiks perforasi. Reginal H. Fitz adalah orang yang pertama kali menjelaskan 1

Upload: iramayaulfah

Post on 04-Jan-2016

251 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mxkkncjacagsb xhsvyxjv

TRANSCRIPT

Page 1: APENDISITIS  AKUT rama

APENDISITIS AKUT

PENDAHULUAN

Apendiks adalah organ yang berbentuk seperti cacing yang

berpangkal pada sekum, karena alasan inilah maka apendiks sering

juga disebut dengan vermiform appendix (vermi berarti cacing, form

berarti berbentuk). (1)

Appendiks disebut juga umbai cacing.Istilah usus buntu yang

sering dipakai dimasyarakat awam adalah kurang tepat karena usus

buntu sebenarnya adalah sekum.Fungsi organ ini tidak diketahui

namun sering menimbulkan masalah kesehatan.Peradangan akut

apendiks memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya.(2)

Penyakit ini merupakan salah satu kasus emergensi bedah dan

penyebab nyeri abdomen yang paling bayak ditemukan. Apendiksitis

dapat disebabkan oleh berbagai sebab antara lain infeksi tetapi

mekanisme yang paling utama adalah obstruksi pada lumen apendiks.(1,2)

Orang yang pertama sekali melakukan apendektomi adalah

Amyan, seorang ahli bedah militer inggris. Amyan melakukan

apendektomi tanpa tindakan anestesi, apendektomi ini dilakukannya

pada suatu kasus apendiks perforasi. Reginal H. Fitz adalah orang yang

pertama kali menjelaskan mengenai anatomi patologi dari apendiksitis.

Pada abad ke-19 seorang ahli bedah inggris H. Hancock berhasil

melakukan tindakan apendektomi pada seorang pasien apendiksitis

akut. Beberapa tahun kemudian seorang warga Amerika Serikat, Mc

1

Page 2: APENDISITIS  AKUT rama

Burney menerbitkan suatu serial laporan mengenai dasar dan tindakan

terapi pada apendiksitis akut.(3,4)

Meskipun telah banyak dicapai kemajuan dalam hal diagnostik

dan penatalaksanaannya, apendiksitis masih menjadi suatu

permasalahan emergensi bedah. Penyakit ini masih merupakan suatu

penyebab paling banyak dari akut abdomen. Jika tidak ditanggulangi

dengan baik maka akan dapat menyebabkan berbagai komplikasi

antara lain perforasi atau sepsis. Diagnosa dari apendiksitis didasarkan

atas gejala klinis yang dikeluhkan penderita, riwayat penyakit dan

pemeriksaan klinis. Jika muncul dalam bentuk klasiknya, apendiksitis

akan mudah dan cepat didiagnosis dan diterapi. Namun jika muncul

dalam yang tidak khas akan menjadi suatu kasus yang membutuhkan

penanganan yang cermat dan mendalam. Dalam hal ini termasuk

didalamnya pemeriksaan laboratorium dan foto yang digunakan untuk

membantu menegakkan diagnosis apendiksitis.(3,4)

ANATOMI

Panjang rata-ratanya adalah 8-10cm (dengan kisaran panjang

2-20cm). Organ ini mulai muncul pada janin dengan masa kehamilan 5

bulan dan disertai dengan terbentuknya folikel-folikel limfoid pada

mukosanya. Folikel ini akan meningkat jumlahnya pada usia 8-20

tahun.(1,2,5)

Tonjolan apendiks pada neonatus berbentuk kerucut yang

menonjol dari apeks sekum sepanjang 4,5 cm.Pada masa kananak-

kanak batas apendiks dari sekum semakin jelas dan bergeser ke arah

dorsal kiri. Pada orang dewasa panjang apendiks rata-rata 9-10 cm,

2

Page 3: APENDISITIS  AKUT rama

terletak posteromedial sekum kira-kira 3 cm inferior dari valvula

ileosekalis.Posisi apendiks bisa retrosekal,retroileal,subileal atau di

pelvis.memberikan gambaran klinis yang sama.(1,2,3,4,5)

Pada 65% kasus, apendiks terletak intraperitoneal.Kedudukan

ini memungkinkan apendiks bergerak-gerak dan ruang geraknya

bergantung pada panjang mesoapendiks pegantungnya.(1,2,3,4,5)

Pada kasus selebihnya apendiks terletak retroperitonel,yaitu

dibelakang sekum,dibelakang kolon asendens,atau ditepi lateral kolon

asendens.Gejala apendiks ditentukan oleh letak apendiks.(1,2,3,4,5)

Persyarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang

mengikuti a.mesenterika superior dan a.apendikular ,sedangkan

persyarafan simpatis berasal dari n.torakalis X.Karena itu nyeri visceral

pada apendiksitis bermula di sekitar umbilicus.

Perdarahan apendiks berasal dari a.apendikular yang merupakan arteri

tanpa koleteral.Jika arteri ini tersumbat ,misalnya trombosis pada

infeksi ,apendiks akan mengalami ganggren.(1,2,5)

FISIOLOGI

Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml perhari.lendir ini secara

normal dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir kedalam

sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan

pada patogenesis apendiksitis.(1,2,5)

3

Page 4: APENDISITIS  AKUT rama

Immonoglobin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut

associated lymphoid tissue) yang terdapat disepanjang saluran cerna

termasuk apendiks ,ialah Ig A.Immunoglobin itu sangat efektif sebgai

pelindung terhadap infeksi.Namun demikian pengankatan apendiks

tidak mempengaruhi sistim imun tubuh sebab jumlah jaringan limfe

disini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlah disaluran cerna dan

seluruh tubuh.(1,2,5)

DEFINISI

Apendiksitis didefenisikan sebagai inflamasi atau peradangan

sepanjang organ apendiks yang dapat menyebar kebagian lain

sedangkan apendiksitis perforasi merupakan salah satu dari komplikasi

dari suatu apendiksitis akut (komplikasi lainnya adalah peritonitis,

abses dan pylephlebitis), mekanisme terjadinya akan dijelaskan pada

bagian berikutnya.(1,2,3,4,5,6,7)

ETIOLOGI

Apendiksitis disebabkan oleh obstruksi pada lumen apendik.

Penyebab dari obstruksi ini adalah hiperplasi sekunder limfoid akibat

Irritable Bowel Disease (IBD) atau inflamasi saluran cerna, infeksi

(terutama sekali pada anak-anak usia muda), stasis fekal dan fecalit

(lebih sering terjadi pada usia lanjut), parasit (sering ditemukan

dinegara-negara timur), atau yang lebih jarang lagi disebabkan oleh

benda asing dan neoplasma. Hiperplasia limfoid berkaitan dengan

penyakit crohn, mononukleosis, amubiasis, campak dan infeksi saluran

nafas dan pencernaan. Fekalit merupakan benda padat didalam

apendiks yang terbentuk setelah presipitasi garam kalsium dan serat

4

Page 5: APENDISITIS  AKUT rama

tidak diserap didalam suatu matrik material feses yang telah

mengalami proses penyerapan air.(1,2,3,4,5,6,7)

Pada pasien apendiksitis perforasi dan abses 20% diantaranya

disebabkan oleh fekalit. Namun pada prinsipnya apendiksitis perforasi

merupakan komplikasi dari suatu apendiksitis yang mengalami

gangguan aliran darah akibat infeksi bakteri pada dinding apendiks

dan akibat distensi lumen oleh pus atau nanah, ganggren dan perforasi

akan dapat terjadi dalam 24 jam pertama.(1,2,5)

EPIDEMIOLOGI

Dari laporan statistik, 1 dari kasus apendiksitis salah

didiagnosis oleh dokter dan 15-40% dari pasien yang menjalani

apendektomi ternyata memiliki apendiks yang sehat. Meskipun telah

ditemukan berbagai jenis dan generasi antibiotika, apendiksitis akut

masih merupakan kasus bedah emergensi, terlebih lagi untuk

apendisitis perforasi.(1,2,3,5)

Tingkat kejadian apendiksitis akut adalah 7 % dari seluruh

populasi (US dan Eropa). Di negara-negara Asia dan Afrika tingkat

kejadian apendisitis akut lebih rendah karena pola makan dari orang-

orang di negara-negara tersebut. Setiap usia dapat mengalami

apendiksitis, dengan tingkat kejadian tertinggi dialami pada usia

dekade kedua dan ketiga. Jarang sekali kasus apendiksitis ditemukan

pada neonatus dan prenatal. Apendiksitis lebih sering ditemukan pada

laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 1,7:1. Dari kasus

apendiksitis akut tersebut 12% diantaranya mengalami apendiksitis

perforasi. Dilaporkan tingkat kejadian apendisitis perforasi 60% pada

penderita usia diatas 60 tahun. Faktor yang mempengaruhinya selain

keterlambatan diagnosis dan penanganan adalah terdapatnya

perubahan anatomis apendiks berupa penyempitan lumen, dan

5

Page 6: APENDISITIS  AKUT rama

arteriosklerosis. Sedangkan tingkat kejadian yang tinggi pada anak-

anak disebabkan apendiks yang masih tipis dan anak kurang

komunikatif sehingga memperpanjang waktu diagnosis dan

keterlambatan terapi. Faktor lainnya yang mempercepat terjadinya

perforasi pada apendiksitis anak adalah omentum anak belum

berkembang dengan baik.(1,2,4,5)

Insiden apendiksitis akut di negara maju lebih tinggi dari pada

negara berkembang, namun dalam tiga dasarwasa terakhir menurun

secara bermakna.Kejadian ini di duga disebabkan oleh meningkatnya

penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari.(1,3,5)

Apendiksitis akut adalah kondisi yang sering terjadi pada

abdomen.penyakit ini biasanya terjadi pada segala umur tetapi sering

pada masa-masa kehidupan 2-3 dasarwasa.Jarang timbul pada masa

muda, kemungkinan disebabkan karena konfigurasi apendiks pada

umur ini membentuk obstruksi pada lumen.(1,2)

Perbandingan jenis kelamin laki-laki dengan wanita pada

penderita apendiksitis kira-kira 1 : 1 bergantung pada

pubertas.Biasanya timbul pada laki-laki lebih besar pada wanita

dimana perbandingan 2 : 1 antara usia 15 – 25 tahun dan berkurang

isidensnya bila umur meningkat.(1,5)

PATOFISIOLOGI

Apendisitis akut merupakan infeksi bacterial.Berbagai hal

berperan sebagai faktor faktor pencetusnya.Obstruksi pada lumen

6

Page 7: APENDISITIS  AKUT rama

adalah faktor dominan penyebab apendiksitis akut.Fecalit biasanya

menyebabkan obstruksi appendicial.Jarang di jumpai hipertropi

jaringan limfoid, disebabkan oleh pengumpilan barium (kontras) pada

sinar X, sayur-sayuran,biji-bijian, cacing terutama Ascariasis.Penyebab

yang lain diduga dapat menimbulkan apendiksitis adalah erosi

mukosa apendiks karena parasit seperti Entamoeba histolytica.(1,2,5,6,7)

Obstruksi tersebut meyebabkan mucus yang diproduksi

mukosa mengalami bendungan.Makin lama mucus tersebut makin

banyak,sehinga elastisitas tekanan intralumen meningkat.Tekanan

yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang

mengakibatkan edema ,dipedesis bakteri, dan ulserasi mukosa.Pada

saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri

epigastrium.(1,2,3,5,7)

Bila sekresi mucus terus berlanjut, tekanan akan terus

meningkat.Hal ini akan meyebabkan obstruksi vena,edema bertambah,

dan bakteri akan menembus dinding peradangan yang timbul meluas

mengenai peritoneum setempat sehingga meninggalkan nyeri

didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis

supuratif akut.(1,2,5,6)

Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark

dinding apendiks yang diikuti dengan ganggren .stadium tersebut ini

disebut dengan apendisitis gangrenosa.Bila dinding yang telah rapuh

itu pecah,akan terjadi apendisitis perforasi.(1,2,5)

7

Page 8: APENDISITIS  AKUT rama

Bila semula proses diatas berjalan lambat ,omentum dan usus

yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu

masa lokal yang isebut infiltrat apendikularis.Peradangan apendiks

tersebut dapat menjadi abses atau hilang.(1,2,5)

Usaha pertahanan tubuh adalah membatasi proses radang

dengan menutup omentum, usus halus,atau adneksa sehingga

terbentuk masa periapendikular yang secara umum dikenal dengan

istilah infiltrate apendiks.Didalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan

berupa abses yang dapat mengalami perforasi.Jika tidak terbentuk

abses,apendiksitis akan sembuh dan masa periapendikular akan

menjadi tenang dan selanjutnya akan mengurai diri secara lambat.

(1,2,3,5,7)

Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna

tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan

perlengketan dengan jaringan sekitarnya.Perlengkatan ini dapat

menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah.Pada suatu

ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan sebagai

mengalami eksaserbasi akut.(1,2,4,6)

Pada anak- anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks

lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis, ditambah dengan daya

tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya

perforasi.Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena

telah ada gangguan pembuluh darah.(1,2,3,4,5)

8

Page 9: APENDISITIS  AKUT rama

Apendiksitis terjadi akibat obstruksi pada lumen apendiks

disebabkan oleh berbagai penyebab. Diluar dari fakor etiologinya,

obstruksi akan menyebabkan peningkatan tekanan pada lumen

apendiks. Peningkatan ini dihubungkan dengan sekresi cairan dan

mukus yang terus menerus oleh mukosa apendiks dan timbulnya

stagnasi dari bahan-bahan tersebut. Pada saat yang sama, bakteri

usus akan berkembang biak didalam apendiks dan bakteri ini akan

berusaha dimusnahkan oleh leukosit, akibatnya akan terbentuk pus

dan ini akan semakin meningkatkan tekanan didalam lumen.(1,2,5)

Jika obstruksi tersebut menetap, akan timbul peningkatan

tekanan yang semakin tinggi didalam lumen dan akibatnya akan

menimbulkan obstruksi pada aliran vena-vena apendik. Akibat

lanjutnya adalah timbulnya iskemia pada dinding apendik dan

menimbulkan gangguan pada integritas epitel dinding apendiks dan

bakteri akan dengan mudah menyerang dinding tersebut.(1,2)

Dalam beberapa jam, keadaan yang masih bersifat lokal ini

akan semakin memburuk dan menimbulkan trombosis pada arteri dan

vena yang akan menyebabkan terjadinya perforasi dan ganggren pada

apendiks. Jika proses ini terus berlangsung akan timbul periapendikular

abses dan peritonitis.(2,5)

Tahap peradangan apendiks adalah:

1. Apendiksitis akut (sederhana, tanpa perforasi)

2. Apendiksitis akut perforata (termasuk apendiksitis

ganggrenosa).(1,2,5)

9

Page 10: APENDISITIS  AKUT rama

GAMBARAN KLINIS(1,2,3,4,5,6,7,8)

Apendiksitis akut sering timbul dengan gejala khas yang

didasari oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat,disertai maupun tidak disertai rasangan peritoneum

lokal.Nyeri pada perut adalah gejala utama rasangan peritoneum lokal.

Gejala klasik apendiksitis adalah nyeri samar-samar dan tumpul

yang merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar

umbilicus.keluhan ini sering disertai mual dan kadang-kadang ada

muntah. Umumnya nafsu makan menurun.Setelah beberapa jam ( 1 –

12 jam, tapi biasanya 4 – 6 jam ), nyeri akan kekuadran kanan bawah

ketitik Mc Burney, yang akan menetap disini nyeri dirasakan lebih

tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatic

setempat.Kadang-kadang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat

konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat

pencahar.Tindakan itu dianggap berbahaya karena bisa

mempermudah terjadinya perforasi. Bila terdapat peransangan

peritoneum biasanya pasien megeluh sakit perut bila berjalan atau

batuk.

Gejala apendiksitis akut pada anak tidak spesifik.Gejala awalnya sering

hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan

rasa nyerinya.Dalam beberapa jam kemudian akan timbul muntah-

muntah dan akan menjadi lemah dan letargi.Karena gejala yang tidak

10

Page 11: APENDISITIS  AKUT rama

khas tadi, sering apendisitis diketahui setelah perforasi.Pada bayi 80 %

- 90 % apendisitis baru diketahui setelah perforasi.

Pada kehamilan keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual

dan muntah.Yang perlu diperhatikan ialah pada kehamilan trimester

pertama.Sering juga terjadi mual dan muntah.Pada kehamilan lanjut

sekum dengan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan

tidak dirasakan diperut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal

kanan.

Riwayat Penyakit:

Gambaran gejala penyakit yang paling sering dikeluhkan

penderita adalah nyeri abdomen.

Biasanya nyeri mula-mula dirasakan didaerah periumbilikal atau

epigastrium dan menyebar kekuadran kanan bawah abdomen,

pada bayi dan anak-anak sering tidak dapat menunjukkan letak

sakitnya, biasanya sakit dirasakan diseluruh tubuh.

Jika penyakit berlanjut gejala yang dirasakan adalah nyeri

bersamaan dengan mual, muntah dan anoreksia. Pada saat ini

demam biasanya belum muncul.

Untuk dapat menjelaskan diagnosis banding perlu ditanyakan riwayat

penyakit gastrointestinal, saluran kemih dan kelamin, dan berbagai

penyakit infeksi lainnya. Pada penderita wanita harus ditanyakan

mengenai riwayat ginekologisnya.

Gejala klinis lain adalah:

Keadaan umum penderita terlihat benar-benar sakit.

11

Page 12: APENDISITIS  AKUT rama

Suhu tubuh sedikit meningkat, dan akan semakin tinggi jika telah

terjadi perforasi.

Dehidrasi ringan sampai berat tergantung derajat sakitnya.

Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara hati-hati dan tidak

hanya terbatas pada daerah abdomen.

Pada penderita harus dilakukan pemeriksaan rektum (RT)

terlebih pada penderita dengan gambaran klinis yang tidak jelas.

Sedangkan pada penderita wanita harus dilakukan pemeriksaan

pelvik (VT).

Pada palpasi akan didapatkan nyeri pada titik McBurney di

kuadran kanan bawah abdomen (McBurney Sign).

Tanda lainnya adalah nyeri meningkat pada saat batuk (Dunphy

Sign).

Nyeri lepas didaptkan jika terdapat iritasi pada peritoneum

(Blumberg Sign), dan kadang-kadang ditemukan tanda-tanda

guarding (sikap penderita atau posisi yang diambil penderita

untuk melindungi bagian yang sakit).

Pada penderita apendisitis 35-45% diantaranya tidak

menunjukkan gejala-gejala yang klasik tersebut, terutama jika

apendik tersebut berlokasi ditempat yang tidak khas. Pada

penderita tersebut biasanya akan memiliki tanda-tanda khusus

yang dapat membantu menegakkan diagnosis, tanda-tanda

tersebut adalah:

Obturator sign, nyeri meningkat jika dilakukan

rotasi internal pada paha ( dijumpai pada apendicitis

pelvix )

Psoas sign, nyeri meningkat dengan melakukan

ekstensi pada paha kanan ( dijumpai pada apendicitis

retroperitoneal atau apendicitis retrosekal )

12

Page 13: APENDISITIS  AKUT rama

Pada perporasi apendik akan menyebabkan peritonitis purulenta

yang ditandai dengan:

Demam tinggi (rata-rata 38,3 0C).

Nyeri yang hebat serta meliputi seluruh perut.

Perut menjadi tegang dan kembung.

Nyeri tekan dan defans muskular di seluruh perut (mungkin

dengan pungtum maksimum diregio iliaka kanan).

Peristaltik usus menurun sampai hilang karena ileus paralitik,

kecuali abses diregio kanan, abses rongga peritoneum bisa

terjadi bila mana pus yang menyebar bisa dilokalisir disuatu

tempat.

Abses paling sering dirongga pelvik dan subdiafragma.

Peritonitis biasanya terjadi setelah 12 jam pertama penderita

mengalami apendiksitis akut.

PEMERIKSAAN FISIK(1,2,3,4,5,6,7,8)

Pemeriksaan fisik ditentukan oleh posisi anatomi apendiks yang

meradang.Tanda-tanda fisik tidak banyak berubah pada apendiksitis

yang tidak mengalami komplikasi.Peningkatan temperatur jarang lebih

dari 1 derajat.

Tekanan biasanya normal atau sedikit meningkat.Perubahan-

perubahan yang bermakna biasanya pada kasus yang mengalami

komplikasi atau diduga penyakit lain.

Penderita dengan apendiksitis lebih suka dengan posisi supine dan

tungkai kanan ditekuk untuk mengurangi rasa sakit.Jika pasien disuruh

13

Page 14: APENDISITIS  AKUT rama

bergerak maka pasien akan bergerak dengan hati-hati karena gerakan

lain bisa menimbulkan rasa nyeri.

Nyeri kanan bawah merupakan tanda yang sering dijumpai pada

peradangan apendiks.Nyeri tekan yang maksimal yaitu 1/3 lateral dari

garis yang ditarik dari Sias ke Umbilikus.

Rovsing Sign adalah nyeri perut kanan bawah apabila dilakukan

palpasi pada perut kiri bawah.Ini juga menandakan adanya ransangan

peritoneal.hiperestesia pada kulit, pada daerah dipersyarafi T10,T11,

dan T12 tidak selalu menyertai keadaan apendiksitis akut yang sering

terjadi.Untuk memeriksa hiperestesia tersebut dapat dilakukan dengan

merangsang dengan jarum.Defans muscular pada palpasi dari dinding

abdomen sesuai dengan derajat inflamasi.Iritasi ransangan peritoneal

yang berlanjut meningkatkan spasme otot dan tidak menimbulkan

gerakan involunter.

Psoas Sign menandakan adanya focus iritasi pada proximal dari otot

tersebut,dilakukan dengan mengekstensikan tungkai kanan sehingga

menimbulkan peregangan pada otot ileopsoas.Disebut positif jika

timbul nyeri.

Obturator Sign adalah nyeri pada hipogastrika yaitu pada peregangan

musculus obtirator internus juga mengindikasikan adanya iritasi pada

lokasi tersebut,testnya dilakukan secara pasif memfleksikan tungkai

kanan dan kemudian dilakukan internal rotasi.

14

Page 15: APENDISITIS  AKUT rama

LABORATORIUM(1,2,3,4,5,6,7,8)

1. Pemeriksaan Darah :

Leukositosis dijumpai 10.000- 12.000/mm3 dengan PMN yang

dominan.Ini adalah suatu indikasi daripada apendiksitis akut

yang tidak mengalami komplikasi .Jika leukosit lebih dari

18.000 /mm3 atau jika shift to the left (PMN) dijumpai berarti

mengalami perforasi.

2. Pemeriksaan Urine

Sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih

dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter

atau vesika urinaria.

3. Radiologi

- Foto polos abdomen dikerjakan apabila dari hasil

pemeriksaan riwayat sakit dan pemeriksaan fisik

meragukan.

- Tanda – tanda peritonitis kuadran kanan bawah.Gambaran

terselubung mungkin terlihat “Ileal atau caecal Ileus”.

- Patognomik bila terlihat gambaran fecalit.

- Foto polos pada apendiksitis perforasi :

a. Gambaran perselubungan lebih jelas dan dapat

tidak terbatas di kuadaran kanan bawah.

b. Penebalan dinding usus disekitar letak apendiks,

seperti sekum dan ileum.

15

Page 16: APENDISITIS  AKUT rama

c. Garis lemak praperitoneal menghilang.

d. Scoliasis kekanan

e. Tanda- tanda obstruksi usus seperti garis –garis

permukaan cairan akibat paralysis usus-usus lokal

didaerah proses infeksi.

4. C-reaktif protein

C-reaktif protein akan dihasilkan oleh sel hepar saat terjadi

infeksi bakteri dan meningkat dengan cepat dalam 12 jam

pertama.

C-reaktif protein meningkat lebih dari 1mg/dL pada

penderita apendiksitis.

DIAGNOSA BANDING(1,2,3,4,5,6,7)

1. Gastroenteritis

2. Demam Dengue

3. Limfadenitis Mesentrika

4. Gangguan Alat Kelamin Wanita (misalnya folikel yang pecah)

5. Infeksi Panggul (salfingitis, PID)

6. Kehamilan Ektopik Terganggu

7. Kista Ovarium Terpuntir

8. Endometriosis Eksrerna

- Urolitiasis pielum / ureter kanan

- Penyakit lain (divertikulitis meckel, perforasi tukak

duodenum atau lambung, kolesistis akut, pankreatitis,

diverkulitis kolon, obstruksi usus awal, perforasi kolon,

16

Page 17: APENDISITIS  AKUT rama

demam tipoid abdominalis, karsinoid, dan mukokel

apendiks).

KOMPLIKASI(1,2,3,4,5,6,7,8)

Komplikasi apendiks akut adalah :

1. Perforasi

Perforasi sering diagnosa dengan adanya nyeri dan demam yang

tinggi yaitu diantara 38,3 derajat celcius.Inflamasi akut pada

apendiks sampai terjadinya perforasi terjadi dalam 12 jam

pertama.

2. Peritonitis

Secara makroskopik, peritonitis yang terlokalisir dijumpai dengan

adanya ganggren apendiks.Keadaan peritonitis biasanya

dinyatakan secara tidak lansung pada cavitas peritoneum yang

luas.bertambahnya nyeri tekan dan otot yang kaku,distensi

abdominal,dan gerakan ileus yang berkurang (peristaltic

menurun) didapati pada pasien peritonitis.

3. Massa Periapendikular

Masa apendiks terjadi bila apendiksitis gangrenosa atau

mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum daun atau

lekuk usus.Pada masa periapendikular yang pendindingannya

belum sempurna,dapat terjadi penyebaran pus keseluruh rongga

peritoneum jika perforasi diikuti peritonitis purulenta

17

Page 18: APENDISITIS  AKUT rama

generalisata.Oleh karena itu, di sarankan masa periapendikular

yang masih mobil dioperasi segera untuk mencegah penyulit

tersebut.

Bila terjadi perforasi akan terbentuk abses apendiks.Hal ini

ditandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi

nadi ,bertambahnya nyeri ,dan pembengkakan massa,serta

bertambahnya kenaikan leukosit.

4. Pylephlebitis.

Pylephlebitis adalah tromboblebitis supurativa dari sistim vena

porta.Dijumpai dengan adanya menggigil,demam tinggi,joundice

dari yang ringan sampai yang berat.Abses hepar adalah tanda

khas dari keburukan pylephlebitis.Ct scan adalah cara yang

terbaik untuk mendeteksi trombosis dan gas didalam vena porta.

PENATALAKSANAAN(1,2,3,4,5,6,7,8)

1. Pasien dipuasakan

2. Bed rest dengan posisi semi fowler medium

3. Pemasangan NGT

4. Perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infus

(koreksi cairan dan elektrolit, transfusi bila diperlukan)

5. Penanganan syok septik bila ada

6. Antibiotika umum kuman gram negatif dan positif serta

kuman anaerob (sebelum dilakukan kultur kuman)

7. pasang NGT, dipasang sebelum melakukan tindakan

pembedahan, pembedahan dilakukan jika rehidrasi dan usaha

18

Page 19: APENDISITIS  AKUT rama

penurunan suhu tubuh telah tercapai, suhu tubuh tidak melebihi

380C, produksi urin 1-2 ml/kgBB/jam, nadi dibawah 120 x/1`

8. Pada saat pembedahan dilakukan teknik insisi yang

panjang, supaya dapat dilakukan pencucian rongga peritoneum

dari pus maupun pengeluaran fibrin secara adekuat (dilakukan

dengan larutan saline)

9. Dianjurkan pemasangan penyelir subfasia, kulit

dibiarkan terbuka untuk kemudian dijahit bila dipastikan tidak ada

infeksi. Pada anak tidak usah dipasang penyalir intraperitoneal

karena dapat menyebabkan komplikasi infeksi.

PROGNOSIS(1,2,3,4,5)

Pada pasien tanpa perforasi prognosa baik, sedangkan pada apendiksitis perforasi tingkat kematian adalah 1%. Pada penderita dengan usia lanjut tingkat kematian mencapai 5% dan pada anak-anak tingkat mortalitas adalah 1-4% akibat keterlambatan dalam mendiagnosis dan kesulitan dalam mendiagnosis dengan penyakit lain.

Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan,tingkat

mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil.Keterlambatan

diagnosis akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila terjadi

komplikasi.Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks tidak

diangkat.Terminologi apendiksitis sebenarnya tidak ada.

19

Page 20: APENDISITIS  AKUT rama

DAFTAR PUSTAKA

1. Pieter J.Usus Halus,Apendiks,Kolon dan Anarektum ; Buku Ajar

Ilmu Bedah.Editor Syamsuhidajat R.,Jong WB. Edisi Revisi,EGC,

Jakarta 1997:P.865 – 875.

2. Mansjol A,Suprohaita, Wahyu Ika Wardhani, Wiwek Setio

Wulan,Bedah Digestif: Kapita Selekta Kedokteran, Edisi

Ketiga,Jilid Kedua,Penerbit Media Aesculapius FKUI, Jakarta

2000 ; P. 307 – 310.

3. Schwartz I Seymour,Apendix Principles of Surgery, Sixth Edition,

Internatinal Edition, Schwartz Shires Spencer , P.1307 –1316.

4. Way W. Lawrence MD, Appendix : Current Surgical Diagnosis and

Treatment, Ten Edition, A.Large Medical Book, P.610 – 614.

5. Kartono D, Apendiksitis Akut: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah,

Editor Reksopradjo S, Penerbit FKUI, Jakarta, 1995: 109-126.

6. Adam, Appendicitis, Internet: http:// www.emedisine/surg/topic

Treament Case Reviewed,Desember 29,2002.

7. Adam, Appendectomy Internet: http:// www.emedisine/surg/topic

Treament Case Reviewed,Desember 29,2002.

20

Page 21: APENDISITIS  AKUT rama

8. Santacrase L. Gagiardi S,Appendicits internet:http://

www.emedisine/surg/topic 1531 html,April 2,2002, VOL 3.

APENDICITIS AKUT

Paper ini dibuat sebagai syarat untuk Memenuhi Syarat Ujian Mid-Test Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Bedah Di RSU Dr. Pirngadi Medan

Fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah

Oleh

Ovri Aprianza95 310057

Desi Sofiana97 310013

Pembimbing

Dr.Robert F Siregar,Sp B

SMF ILMU BEDAH RSU Dr. PIRNGADI FAKULTAS KEDOKTERAN

21

Page 22: APENDISITIS  AKUT rama

UNIVERSITAS BAITURRAHMAHMEDAN

2004

KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, penulis telah selesai

menyusun paper ini guna memenuhi syarat untuk ujian nilai agar mid-

test Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit

Umum Dr. Pirngadi Medan dengan judul “appendicitis akut”.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada Dr.Robert F Siregar,Sp B atas kesediaan beliau

membimbing dalam penulisan paper ini.

Bahwasanya hasil usaha penyusunan paper ini masih banyak

kekurangan tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan

yang ada pada penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan guna perbaikan penyusunaan paper lain

dikemudian kesempatan.

Harapan penulis semoga paper ini dapat bermanfaat dalam

menambah pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam

mengimplementasikan penatalaksanaan kasus bedah di masyarakat.

Medan, April 2004

22

Page 23: APENDISITIS  AKUT rama

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar

……………………………………………………………………………………….

. i

Daftar Isi

………………………………………………………………………………………

……….. . ii

Pendahuluan

………………………………………………………………………………………………

1

Definisi.....................................................................................................

...... 1

Epidemiologi……………………………………………………………………………

…………………. 2

Etiologi……………………………………………………………………………………

………………….. 3

Patofisiologi……………………………………………………………………………

…………………. 4

Gambaran

Klinis………………………………………………………………………………

………... 5

Diagnosis…………………………………………………………………………………

…………………. 6

Terapi……………………………………………………………………………………

……………………. 7

Prognosis…………………………………………………………………………………

…………………. 8

23

Page 24: APENDISITIS  AKUT rama

Daftar

Pustaka……………………………………………………………………………

……………. 10

9.

24