apakah yang dimaksud dengan kesalahan
TRANSCRIPT
Yang satu dengan maksud, yang dua dengan paksaan, yang tiga dengan kekerasan, yang keempat
sedang dikehendakinya
1.
2. Apakah yang dimaksud dengan kesalahan?
a) Dalam arti luas: memiliki pengertian yang sama dengan pertanggungjawaban dalam hukun
pidana
b) Dalam arti sempit: kesalahan berarti ke-alpaan
c) Dalam arti bentuk kesalahan:
a. Kesalahn disengaja (dolus/opzet): Prinsip dari kesengajaan dalam MvT adalah
mengetahui (weten) dan menghendaki (willen)
b. Kesalahan karena kealpaan: Kealpaan terjadi bila pelaku mengetahui tetapi secara tidak
sempurna karena dalam kealpaan seseorang mengalami sifat kekurangan (kurang hati-
hati, kurang teliti dsb.)
3. Apakah unsur–unsur kesalahan atau syarat-syarat agar seseorang dapat dipertanguungjawabkan?
a) Adanya kemampuan bertanggungjawab
b) Adanya hubungan batin antara pelaku dengan perbuatannya (dolus atau ulpa)
c) Tidak adanya alasan-alasan penghapus kesalahan (schuld uitsluitsground)
4. Apakah yang dimaksud dengan kesalahan? (istilah kesalahan, pengertian kesalahan)
a) Istilah kesalahan
Schuld: kesalahan
Schuld-verbad: kesalahan si pelaku tindak pidana
Geenstrafbaar feit zonder schuld: suatu tindak pidana yang pelakunya dapat di jatuhu
hukuman pidana
Dolus/opzet: kesengajaan
Ulpa: kealpaan/lalai
b) Pengertian kesalahan
Pengertian kesalahan yang normatif, pandangan yang normatif tentang kesalahan ini
menentukan kesalahan seseorang tidak hanya berdasar sikap batin atau hubungan batin
antara pembuat dengan perbuatannya, tetapi juga ada unsur penilaian atau unsur normatif
terhadap perbuatannya. Saat menyelidiki bathin orang yang melakukan perbuatan, bukan
bagaimana sesungguhnya keadaan bathin orang itu yang menjadi ukuran, tetapi bagaimana
penyelidik menilai keadaan batinnya, dengan menilik fakta–fakta yang ada. Kesalahan
dapat dilihat dari sikap batin pembuat terhadap perbuatan dan akibatnya, dari adanya
kesalahan dapat ditentukan adanya pertanggungjawaban. Jan Remmelink mendefinisikan :
“Kesalahan adalah pencelaan yang ditujukan oleh masyarakat yang menerapkan standar etis
yang berlaku pada waktu tertentu- terhadap manusia yang melakukan perilaku menyimpang
yang sebenarnya dapat dihindarinya”, berperilaku bertentangan terhadap tuntutan
masyarakat hukum untuk tidak melanggar garis yang ditentukan dan menghindari perbuatan
yang dicela oleh umum, yang dipertegas oleh Jan Remmelink yakni berperilaku dengan
menghindari egoisme yang tidak dapat diterima oleh kehidupan dalam masyarakat.
4. Apakah unsur–unsur dari kesalahan tersebut?
a) Adanya kemampuan bertanggungjawab si pembuat; keadaan jiwa si pembuat harus normal
b) Hubungan batin antara si pembuat dengan perbuatannya, yang berupa kesengajaan (dolus)
atau kealpaaan (culpa); ini disebut bentuk-bentuk kesalahan,
c) Tidak adanya alasan yang menghapus kesalahan atau tidak adanya alasan pemaaaf
5. Apakah yang dimaksudkan dengan kemampuan bertanggung jawab
Menurut Simons : “kemampuan bertanggung jawab dapat diartikan sebagai suatu
keadaan psychis sedemikian, yang membenarkan adanya penerapan sesuatu upaya
pemidanaan, baik dilihat dari sudut umum maupun dari orangnya”.
Menurut Van Hamel :
a). mampu untuk mengerti nilai dari akibat-aakibat perbuatannya
b). mampu uuntuk menyadari bahwa perbuatan dilarang
c). mampu utntuk menentukan keberlakuan atas perbuatan-perbuatan tersebut
6. Kapankah seorang dikatakan tidak mampu bertanggung jawab?
Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, karena
jiwanya cacat dalam tumbuhnya atau jiwa yang terganggu karena penyakit.
7. Bagaimanakah bila ada ada keragu-raguan dalam menetukan adanya kemampuan bertanggung
jawab (in dubio pro reo)
Bila ada keragu-raguan seorang hakim harus memberikan keputusan yang menguntungkan bagi
terdakwa
8. Apakah yang dimaksud dengan kesengajaan?
Orang yang melakukan perbuatan dengan sengaja menghendaki perbuatan itu dan disamping itu
mengetahui atau menyadari tentang apa yang dilakukan itu
9. Bagaiamanakah menetukan bahwa suatu perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja?
Berdasarkan teori kehendak, jika sipelaku menetapkan dalam batinnya, bahwa ia lebih
menghendaki perbuatan yang dilakukan itu, meskipun nanti akan ada akibat yang ia tidak
harapkan, dari pada tidak berbuat, maka kesengajaan orang tersebut juga ditujukan kepada
akibat yang tidak diharapkan itu.
Berdasarkan teori pengetahuan, pelaku mengetahui / membayangkan akan kemungkinan
terjadinyan akibat yang tak dikehendaki, tetapi bayangkan itu tidak mencegah dia untuk
tidak berbuat; maka dapat dikatakan, bahwa kesengajaan diarahkan kepada akibat yang
mungkin terjadi itu.
10. Apakah untuk adanya kesengajaan tersebut si pelaku harus mengetahui bahwa perbuatannya
tersebut dilarang?
Ya karena pelaku menyadari bahwa perbuatannya pasti akan menimbulkan akibat lain, tapi
pelaku mengambil resiko terjadinya akibat lain, demi tercapainya akibat utama.
11. Bagaimana penempatan unsur kesengajaan dalam undang-undang?
12. Jenis-jenis kesengajaan yang dikenal apakah yang dikenal dalam hukum pidana?
a) Kesengajaaan sebagai maksud atau tujuan:
Apabila pembuat menghendaki akibat perbuatannya;
Tidak dilakukan perbuatan itu jika pembuat tahu akibat perbuatannya tidak terjadi
b) Kesengajaan sebagai keinsyafan kepastian:
Pembuat yakin bahwa akibat yang dimaksudkannya tidak akan tercapai tanpa terjadinya
akibat yang tidak dimaksud
c) Kesengajaan sebagai keinsyafan kemungkinan:
Pembuat sadar bahwa mungkin akibat yang tidak dikehendaki akan terjadi untuk
mencapai akibat yang dimaksudnya
Macam kesengajaan sebagai keinsyafan kemungkinan (Hazewinkel-Suringa) :
(a) Kesengajaan dengan kemungkinan sekali terjadi
(b) Kesengajaan dengan kemungkinan terjadi atau sengaja bersyarat atau dolus eventualis
13. Apakah yang dimaksud dengan kealpaan itu?
Yang dimaksud dengan kealpaan adalah terdakwa tidak bermaksud melanggar larangan undang-
undang, tetapi ia tidak mengindahkan larangan itu
14. Bagaimanakah menetapkan kealpaan pada seseorang?
Kealpaan pada seseorang terjadi bila sikap orang itu sembrono, teledor dan berbuat kurang
hati- hati atau kurang penduga-duga yang membahayakan keamanan orang atau
barang, atau mendatangkan kerugian terhadap seseorang yang sedemikian besarnya dan
tidak dapat diperbaiki lagi, sehingga umdang-undang juga bertindak.
15. Bentuk-bentuk kealpaan apakah yang dikenal dalam hukum pidana?
a) Kealpaan yang disadari (bewuste schuld)
Disini sipelaku dapat menyadari tentang apa yang dilakukan beserta akibatnya, akan tetapi
ia percaya dan mengharap-harap bahwa akibatnya tidak akan terjadi
b) Kealpaan yang tidak disadari (onbewuste schuld).
Dalam hali ini si pelaku melakukan sesuatu yang tidak menyadari kemungkinan akan
timbulnya sesuatu akibat, padahal seharusnya ia dapat menduga sebelumnya.