apakah sox penting di indonesia

5
Apakah SOX (Sarbanes‐Oxley Act) Penting di Indonesia ? Sarbanes-Oxley Act atau disingkat dengan SOX adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. Tujuan formal dari undang-undang ini adalah untuk melindungi investor dengan meningkatkan akurasi dan keandalan pengungkapan perusahaan dilakukan sesuai dengan undang-undang sekuritas. Undang-undang ini juga diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes dan Representative Michael Oxley dan disahkan oleh Presiden George W. Bush. Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan Xerox, yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC. Dari kasus-kasus yang dilakukan oleh perusahaan besar ini berdampak pada turunnya kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di perusahaan yang terdaftar di pasar modal, sehingga akan membawah perusahaan-perusahaan yang ada ke tingkat kebangkrutan dan hal ini akan sangat berpengaruh pada perekonomian suatu negara. Isi pokok dari Sarbanes-Oxley act yaitu : Membentuk suatu Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) yang anggotanya independen dan ditunjuk oleh Securities Exchange Commission (SEC). Melarang KAP yang sedang melakukan audit melaksanakan juga jasa pelayanan non-audit pada klien yang sama. Adanya kewajiban rotasi bagi KAP maupun partner in-charge dari KAP (dibatasi lima tahun) dalam melakukan audit bagi klien yang sama. Auditor harus melapor kepada komite audit (KA) dan tidak saja kepada menajemen. KA harus terdiri dari anggota independen. KA bertanggungjawab untuk penunjukan dan penyupervisian auditor. Pengungkapan secara lengkap hal-hal lepas neraca(off balance sheet) yang material. Dan harus ditanyakan secara eksplisit dalam diskusi dan analisis manajemen.

Upload: bryan-kaihatu

Post on 01-Feb-2016

422 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

SOX di indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Apakah SOX Penting Di Indonesia

Apakah SOX (Sarbanes‐Oxley Act) Penting di Indonesia ?

Sarbanes-Oxley Act atau disingkat dengan SOX adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. Tujuan formal dari undang-undang ini adalah untuk melindungi investor dengan meningkatkan akurasi dan keandalan pengungkapan perusahaan dilakukan sesuai dengan undang-undang sekuritas. Undang-undang ini juga diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes dan Representative Michael Oxley dan disahkan oleh Presiden George W. Bush. Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan Xerox, yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC. Dari kasus-kasus yang dilakukan oleh perusahaan besar ini berdampak pada turunnya kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di perusahaan yang terdaftar di pasar modal, sehingga akan membawah perusahaan-perusahaan yang ada ke tingkat kebangkrutan dan hal ini akan sangat berpengaruh pada perekonomian suatu negara.

Isi pokok dari Sarbanes-Oxley act yaitu : Membentuk suatu Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) yang

anggotanya independen dan ditunjuk oleh Securities Exchange Commission (SEC). Melarang KAP yang sedang melakukan audit melaksanakan juga jasa pelayanan non-

audit pada klien yang sama. Adanya kewajiban rotasi bagi KAP maupun partner in-charge dari KAP (dibatasi lima

tahun) dalam melakukan audit bagi klien yang sama. Auditor harus melapor kepada komite audit (KA) dan tidak saja kepada menajemen. KA harus terdiri dari anggota independen. KA bertanggungjawab untuk penunjukan dan penyupervisian auditor. Pengungkapan secara lengkap hal-hal lepas neraca(off balance sheet) yang material. Dan

harus ditanyakan secara eksplisit dalam diskusi dan analisis manajemen. Laporan keuangan tahunan harus menyertakan pertanyaan mengenai tanggung jawab

manajemen atas internal control (IC) dan asesmen manajemen terhadap kondisi IC yang ada di perusahaan.

Jika dilihat dari isi pokok Sarbanes-Oxley Act maka ini merupakan hal-hal yang penting dan relevan untuk diterapkan di Indonesia. Peningkatan transparansi, peningkatan tanggung jawab untuk secara terus menerus menyempurnakan system internal control (IC), dan peningkatan efektifitas dan independensi auditor external merupakan hal-hal yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Dan hal ini juga akan menjadikan pasar modal yang sehat sehinggga dapat menunjang pertumbuhan dan penguatan perekonomian di Indonesia. Maka dari itu sudah sepantansnya badan legislative maupun badan-badan pembentuk kebijakan di Indonesia mulai merancang undang-undang mengenai pasar modal dan juga undang-undang akuntan dengan memperhatikan hal-hal pokok yang ada dalam Saebanes-Oxley Act. Bagaimanapun penyesuaian perlu dilakukan karena hal ini bukan sesuatu yang mudah jika di hadapkan dengan kondisi Indonesia yang sekarang ini.

Page 2: Apakah SOX Penting Di Indonesia

Untuk menerapkan Sarbanes-Oxley Act ini di Indonesia tentunya akan menghadapi kendala-kendala yang bisa dikatakan tidak semudah membalikan telapak tangan. Kendala yang pertama adalah SDM atau sumber daya manusia, apakah para oknum yang berkepentingan dalam hal ini memiliki kemampuan atau ilmu yang cukup untuk menerapkan hal-hal yang di atur dalam SOX seperti contoh pengaturan pernyataan direksi mengenai tanggung jawab direksi terhadap internal control di perusahaan dimana direksi harus membuat pernyataan mengenai kondisi IC di perushaan, yang jadi pertanyaan apakah direksi yang ada di Indonesia mampu untuk melakukan hal ini jika kita melihat kenyataan atau realita yang terjadi di Indonesia, maka kita dapat menyimpulkan bahwa ada banyak perusahaan di Indonesia yang internal controlnya kurang baik atau buruk dibuktikan dengan beberapa kasus yang terjadi di Indonesia. Untuk meningkatkan internal control yang baik maka diperlukan juga perbaikan dan penyempurnaan dari system informasi yang dimiliki, kenyataan inilah yang membuat proses perbaikan system IC menjadi sesuatu yang cukup mahal. Tetapi menurut saya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan harus dilihat sebagai investasi jangka panjang bagi kemajuan perusahaan, pasar modal, dan perekonomian Indonesia jangan melihat biaya tersebut sebagai suatu kendala yang besar. Kita juga harus ingat bahwa untuk melakukan suatu terobosan yang baru harus dibutuhkan pengorbanan yang lebih.

Kendala yang berikutnya dapat terjadi adalah KAP, terkait dengan melarang KAP yang sedang melakukan audit di klien tertentu untuk melaksanakan juga jasa konsultasi dan non-audit lainya pada saat yang sama kepada klien yang sama. Hal seperti ini juga kerap kali terjadi di Indonesia, kenapa? Karena hampir setiap KAP yang ada di Indonesia memiliki orientasi pada money dimana ada istilah yang dikenal yaitu follow the money , jadi hal apapun akan dilakukan untuk mendapatkan uang atau keuntungan yang besar bagi KAP. Ketika KAP melakukan audit dan jasa konsultasi atau non-audit pada klien yang sama maka akan membuat KAP tidak independen dalam melakukan audit, dan kembali lagi bahwa imbalan non-audit atau jasa konsultasi biasanya lebih besar dari pada jasa audit itu sebabnya uang itu bekerja. KAP sekarang ini rela menjual kode etiknya demi sejumlah uang, hal inilah yang menjadi kendala bagi bangsa ini untuk segera membenahinya.

Kendala atau masalah yang terpenting dan paling penting menurut saya adalah reward and punishment. Menurut saya berikan reward yang sebesar-besarnya bagi pelaku yang melakukan kebenaran dan perbuatan yang semestinya, karena hal ini akan memberikan motivasi bagi yang lain bahwa untuk menjadi orang yang benar dan baik akan mendapatkan imbalan yang bukan sedikit sehingga lama kelamaan hal-hal buruk akan ditinggalkan. Berikan hukuman seberat-beratnya bagi pelaku yang melakukan kesalakan atau melakukan hal diluar aturan yang sudah berlaku, karena hal ini akan menimbulkan efek jerah pagi para pelaku kejahatan, sehingga mereka akan melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang sudah ada. Masalah inilah yang menurut saya masih terjadi di Indonesia, dimana bangsa ini masih kurang tegas terhadap pelaku-pelaku kejahatan yang merugikan banyak orang, dan bahkan hampir tidak ada reward yang diberikan bagi pelaku yang menjunjung tinggi kebenaran.

Jika kita melihat Indonesia sekarang ini sudah ada beberapa peraturan yang dikeluarkan beberapa pihak berwenang walaupun tidak sekomprehensif Sarbanes-Oxley, akan tetapi secara terpisah memiliki beberapa kesamaan dengan komponen Sarbanes-Oxley antara lain :

Pernyataan Standar Audit (PSA) no. 62 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang isinya mensyaratkan agar KAP yang sedang memeriksa

Page 3: Apakah SOX Penting Di Indonesia

klien milik Negara ataupun mendapat bantuan dari keuangan Negara untuk memeriksa kondisi IC dan memberikan atestasi atas tingkat kepatuhan klien terhadap peraturan dan undang-undang.

Bagi industri perbankan, Bank Indonesia telah mengeluarkan beberapa peraturan yang mengharuskan direksi bank untuk membuat pernyataan mengenai kondisi IC dan juga mengenai tingkat kepatuhan.

Badan Pengelola Pasar Modal telah mengeluarkan peraturan Bapepam no:VIII.G.1 pada tanggal Des. 2003 mengenai tanggung jawab direksi terhadap laporan keuangan dengan cara menandatangani suatu pernyataan bahwa direksi bertanggung jwab terhadap IC perusahaan.

Hal-hal seperti diatas merupakan suatu langkah yang baik karena menunjukan prinsip-prinsip dasar transparansi yang sudah mulai dilaksanakan. Tapi menurut saya hal ini masih belum cukup kuat untuk menghindari peristiwa buruk seperti yang terjadi di Amerika Serikat.

Manfaat dari undang-undang Sarbanes-Oxley adalah jangka panjang. Peningkatan transparansi dan pengaturan industri audit yang mendorong efektifitas dan independensi auditor diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar modal. Dengan begitu demi manfaat jangka panjang dan untuk menguatkan pasar modal dan perekonomian Indonesia, penerapan undang-undang semacam Sarbanes-Oxley patut dipertimbangkan untuk diterapkan di Indonesia. Kendala atau masalah pasti akan ada, akan tetapi kalau bangsa ini optimis akan hal ini maka segala suatu dapat terjadi untuk Indonesia yang lebih baik.