“i don‟t believe in fate”€¦ · “i don‟t believe in fate” bagian 2 by : merumi aku...

221
“I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan jadi pens berat tulisan tulisan eonni karena pertama kalinya aku baca ff itu. Iya ff ini miris emang. dan satu lagi , bahasanya , kata kata kiasan , greget nya dapet dan semuanya deh aku suka , gaya tulisannya itu keren beda dari tulisan lain. (Rizki Mahmudah Nur Alifia ) “I Don‟t Believe In Fate”

Upload: others

Post on 03-Sep-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

“I Don‟t Believe In Fate”

Bagian 2

By : Merumi

Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

jadi pens berat tulisan tulisan eonni karena pertama kalinya aku baca ff

itu. Iya ff ini miris emang. dan satu lagi , bahasanya , kata kata kiasan ,

greget nya dapet dan semuanya deh aku suka , gaya tulisannya itu keren

beda dari tulisan lain. (Rizki Mahmudah Nur Alifia)

“I Don‟t Believe In Fate”

Page 2: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

2

Penulis : Mentari Puteri Utami

Twitter : @MissKyungSoo

Facebook : Mentari Lee

Email : [email protected]

Copyright © 2013 by Merumi

All rights reserved

Design Sampul : Amirra Lee ( @amirralee )

Layout & Editting : Amirra Lee ( @amirralee)

Penerbit :

AFL Club

www.facebook.com/AFreelance

Hak cipta dilindungi oleh Undang Undang

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa seizin penerbit

Diterbitkan melalui:

Page 3: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

3

Ayah, Ibu dan kedua saudara saya,

Asril Rizky Amalia dengan Aulia Rochmanis

Sidqi.

Terimakasih kepada Rizka Ifanda

Akbar untuk bantuan dalam perbaikan

penulisan naskah.

Terimakasih kepada penerbit yang

bersedia menerbitkan karya saya.

Terimakasih kepada teman-teman yang

selalu senantiasa mendukung setiap karya-

karya saya, exotic.

Love

* Merumi

Page 4: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

4

P r e v i e w “I Dont Believe In Fate : Bagian 1”

Cho Narri sudah memperhatikan mereka dari

kejauhan. Gadis itu berdiri dan berpegangan pada

dinding. Ia merasa sangat kesal saat melihat Do Kyung

Soo lebih memilih bergabung dengan saudara kembarnya

dibandingkan dengannya di perpustakaan dan

mengerjakan sesuatu bersama. Padahal gadis itu baru

saja bersikap marah pada Kyung Soo. Dan nampaknya

Do Kyung Soo sama sekali tidak khawatir dengannya.

“Jadi kau mau bermain-main denganku, Do

Kyung Soo?” Narri mengernyit dan terus menatap Kyung

Soo dari tempatnya berdiri. Kini Kyung Soo terlihat

begitu senang dan sibuk ngobrol bersama teman-

temannya.

“Sekali kau menyalakan api, jangan harap aku

mau memadamkannya untukmu. Kau sudah

mempermainkanku,” desisnya lagi. Kini tangannya

mengepal menahan emosi.

Dalam hatinya sudah tertanam amarah yang

begitu besar. Tanpa sebab yang ia ketahui Do Kyung Soo

bersikap aneh padanya. Tidak seperti biasanya yang

selalu bersikap manis dan mengkhawatirkan dirinya.

Page 5: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

5

CHAPTER 5

“Trully”

Page 6: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

6

Seseorang telah menyentuh pundaknya Sontak

Narri menoleh.. Ia menatap Narri tanpa ekspresi. Namja

itu terlihat berbeda wajahnya begitu dingin. Tatapan

lembut yang biasa ia berikan sudah menghilang.

“Sekarang apa yang sedang kau rencanakan?”

Joon Myeon melihat kearah Eun Soo dan teman-

temannya. Ia tahu bahwa mantan wanita spesialnya itu

sedang memperhatikan dua bocah kembar yang ada

didekat taman.

“Jangan merusak kebahagiaan orang lain lagi.

Kau punya hati, „kan?” Joon Myeon tersenyum, walaupun

ia tidak bisa bersama Cho Narri lagi, setidaknya ia bisa

menyadarkan gadis yang pernah singgah dihatinya. Dan

baru saja perasaan itu ia hapus dengan mudah. Seperti

debu yang tertiup angin.

Joon Myeon ingat dengan baik apa yang Cho

Narri katakan padanya, „Tidak ada cinta abadi didunia

ini‟. Termasuk cintanya kepada Cho Narri. Cinta yang

selama ini ia harapkan.

**

“Kemarin sungguh bombastis.” Baekhyun

membuka lebar-lebar kedua lengannya. Ada sesuatu yang

bergejolak didadanya, sebuah perasaan yang tak pernah ia

rasakan sebelumnya. Begitu bahagia.

“Kalau saja kau ikut, aku yakin suasana akan

menjadi lebih menyenangkan.” Kini ia menatap Kim

Yumi yang duduk dihadapannya lebih dekat lagi. Kyung

Soo mengernyit tidak mengerti.

Page 7: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

7

“Aku dan Kyung Soo membuat seisi studio

rekaman itu menjadi bergetar. Semuanya terdiam

membisu, seperti sedang mendengar suara malaikat dari

surga bernyanyi.” Kini Baekhyun menangkupkan kedua

tangannya dipipi kiri dan kanannya sendiri. Sedangkan

Kyung Soo berdesis heran melihat tingkah konyol saudara

angkatnya yang sedang menunjukkan ekspresi hatinya.

Sontak Eun Soo berpura-pura batuk saat

mendengar kalimat terakhir yang Baekhyun ucapkan.

Yumi hanya terkekeh melihat tingkah abnormal

Baekhyun. Baekhyun selalu bersikap berlebihan.

Sedangkan Kyung Soo mulai terbiasa dengan sikap

saudaranya yang seperti itu. Bahkan sebelum tidur,

Baekhyun sering sekali melakukan berbagai ritual agar ia

bisa tidur dengan nyenyak.

Dimulai dengan menggunakan kaos kaki terlebih

dahulu, itupun sengaja ia pinjam dengan paksa dari Kyung

Soo yang bertujuan menghangatkan kakinya. Meminjam

piama terbagus milik Kyung Soo karena ia tidak punya

piama, dan membuat tempat tidur Kyung Soo semakin

sempit, yah dia bergonta-ganti posisi tidur. Kemudian

yang terakhir ia akan mendengking sampai ia benar-benar

tertidur. Jika tidak begitu, Baekhyun tidak bisa tidur

dengan nyenyak. Dan Kyung Soo hanya bisa memaklumi

dan mengalah padanya.

“Lalu kapan kalian mulai sibuk?” sahut Yumi

menghentikan kalimat Baekhyun.

“Semua itu kami serahkan kepada bu manager.”

Baekhyun menyentuh pundak Eun Soo yang duduk

disampingnya.

“Na?” Eun Soo menunjuk dirinya sendiri.

Page 8: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

8

“Bukankah kau sendiri yang meminta untuk

menjadi manager kami?” sahut Baekhyun sembari

merapikan kotak bekalnya.

“Um, tentu. Aku akan segera mengatur jadwal

kalian,” ujar Eun Soo ragu. Bahkan ia tidak tau apa-apa, ia

tidak tau apa saja tugas sebagai seorang manager.

“Aku tidak bisa membayangkan jika kau benar-

benar menjadi managerku.” Kyung Soo menatap Eun Soo

ragu.

**

Kai membaringkan tubuhnya. Ia mengangkat

kedua kakinya diatas sofa tanpa melepas sepatunya

terlebih dahulu. Jam kuliah hari ini membuat kepalanya

semakin pusing. Kemudian ia meletakkan lengannya

menutupi kedua matanya. Ia mencoba untuk tidur. Hari ini

sangat melelahkan setelah ia harus mengikuti semua mata

kuliah yang ia tinggalkan kemarin. Dan untuk pertama

kalinya ia langsung pulang kerumah sebelum mampir ke

studio terlebih dahulu.

Kamar yang dipenuhi dengan gambar seorang

drumer terkenal itu tampak sedikit berantakan. Tapi Kai

tidak usah khawatir atau terburu membersihkannya,

karena ada ahjumma yang bisa membantunya

membersihkan kamar itu.

“Hey, Kamjong-ah? Kau sudah tidur?” seorang

gadis yang berusia 3 tahun lebih tua darinya berusaha

membangungkan adik laki-lakinya yang baru saja terlelap.

Kemudian gadis yang bernama Kim Jae In itu

duduk ditepian ranjang adiknya dan memperhatikan tubuh

adiknya yang tergeletak diatas sofa. Ia selalu memanggil

adiknya dengan sebutan si hitam Jong, Kam berarti hitam

Page 9: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

9

dan Jong adalah nama adiknya. Itu karena kulit Kai lebih

gelap dari kulitnya.

Jae In mengulas senyum. Ia masih menatapi tubuh

Kai yang benar-benar sedang tidur. Sebenarnya Jae In

sangat merindukan keberadaan Kai dirumah. Lebih

tepatnya karena Kai jarang pulang kerumah dan lebih

memilih untuk tinggal distudio sebagai markas barunya

bersama dengan dua pria berkaki panjang lainnya.

Semenjak kepergian Yixing ke China, Kai adik

kesayangannya itu berubah total.

Senyuman dan tawa Kai yang renyah sudah tak

pernah Kai tunjukkan padanya. Padahal Jae In sangat

menyukai gelak tawa adiknya yang akan membuatnya

tertawa juga. Masa-masa indah saat mereka masih kecil

sangat ia rindukan.

“Kau cepat sekali tumbuh besar. Padahal aku

merasa baru kemarin kau kupaksa bermain boneka

bersamaku.” Jae in memelankan volume suaranya. Ia tau

bahwa adiknya sangat lelah.

“Kemana saja kemarin? Kau membuatku

khawatir, aboji menanyakanmu. Ia juga khawatir

denganmu.” Jae In mendekat. Ia menurunkan lengan Kai

yang menutupi kedua mata yang sedang terpejam itu.

Perlahan ia melepas sepatu yang masih terpasang rapi

dikedua kaki adiknya. Dan membantu memperbaiki posisi

tidur Kai.

“Huh, bahkan kakimu berat sekali.” Desis Jae In

sembari memukul pelan kaki Kai. Dan namja itu masih

terlelap. Ia tidak merasa terganggu sama sekali.

“Baiklah, semoga kau mimpi indah.” Jae In

mengecup pelan pipi kanan Kai. Kemudian berjalan keluar

Page 10: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

10

dari kamar Kai. Ia tidak ingin berlama-lama menganggu

aktifitas tidur adiknya.

**

Namja kurus dan berbadan tinggi itu meletakkan

topi yang baru saja ia kenakan diatas meja. Kemudian

perlahan melepas tas gitar yang sedari tadi menggantung

dipunggungnya. Jemarinya dengan cepat melepas tali

sepatu yang bersimpul kupu-kupu itu dan mengeluarkan

kedua kakinya dari sana. Ia merebahkan tubuhnya diatas

ranjang kecil kamarnya dengan menghela nafas lega. Hari

ini cuaca sangat cerah. Terik matahari nyaris membakar

kulit seputih susu yang dimilikinya.

Sehun melihat seisi kamarnya. Kedua orang

tuanya sedang keluar kota dan hanya tinggal dia dan

kakak laki-lakinya yang berada dirumah. Dan Sehun

sudah membaca isi memo yang tertempel didepan pintu

kamarnya.

„Sehun, eomma dan aboji akan pulang beberapa

hari lagi. Kau jangan lupa makan. Semua sudah eomma

siapkan didalam kulkas, kau hanya tinggal

menghangatkannya. Ada tteobbokki kesukaanmu. Tapi

ingat jangan membawa teman pulang kerumah. Dan

jangan terlalu sering membeli bubble tea, uang jajanmu

sekarang eomma batasi. Araseo? Jangan lupa mengunci

pintu dan mematikan air setelah kau mandi. Ingat.. ingat!

telpon eomma jika kau merindukan eomma.‟

Sehun mernghela nafas. Baru saja ia

membayangkan ibunya mengomel panjang lebar

menyampaikan isi pesan dalam memo itu. Sehun sangat

menyayangi ibunya. Wanita itu adalah wanita yang satu-

satunya ia cintai didunia ini. Sekalipun Sehun tidak pernah

melanggar apa yang dikatakan ibunya. Sebab itulah ibu

Page 11: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

11

Sehun tidak mengkhawatirkan memo yang ia tulis akan

diabaikan putra bungsunya.

“Hyeong!!! Na paegopayo1.” Sehun berteriak dari

dalam kamarnya dan hyeong-nya bisa dengan jelas

mendengarnya kerena kamar mereka bersebelahan.

“Mwo moggosip‟oyo2?” balas hyeong-nya yang

berada dikamar sebelah.

“Molla, terserah hyeong saja. Aku mau bubble

tea!” Teriak Sehun lagi. Kini perutnya sudah keroncongan

kehabisan isi.

Beberapa saat kemudian seseorang membuka

pintu kamarnya. Sehun sontak mengangkat kepalanya.

Pria yang berusia 2 tahun lebih tua darinya itu berjalan

mendekat dan duduk disampingnya. Ditangannya sudah

memegang dua gelas cup berisi bubble tea rasa coklat dan

susu.

Sehun tersenyum seraya bangun dan duduk. Ia

segera meraih minuman itu dan menyeruputnya.

“Eomma sudah siapkan makanan didalam kulkas.

Jadi kita tidak usah membeli makanan diluar.” Tukas pria

itu yang kemudian ikut menyeruput minumannya.

“Aku bosan dengan tteobbokki3, walaupun aku

sangat menyukainya,” jelas Sehun. Hampir setiap hari ia

memakan makanan yang sama dan tidak berani protes

kepada eomma untuk mengganti menu.

1 Paegopayo = Lapar

2 mwo moggosip‟oyo = Kau mau makan apa?

3 Tteobbokki = makanan yang terbuat dari tepung beras

Page 12: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

12

“Sudah kukira, apa kau pikir aku tidak begitu,”

sahut pria yang berada disamping Sehun.

“Katakan pada eomma kalau kita sudah benar-

benar bosan.” Kini Sehun mengoncang-goncangkan tubuh

kakaknya dan membuat minuman yang dipegang

kakaknya sedikit tumpah.

“Hentikan! Bubble tea-ku tumpah.” Luhan

memegangi tangan Sehun. Ia terburu membersihkan

tumpahan gelembung tapioka yang mengenai celananya.

Sehun melanjutkan minum bubble tea itu sampai

habis. Kemudian dengan anggun melempar gelas cup itu

kedalam tong sampah yang ada didalam kamarnya. Luhan

berdiri, ia meletakkan gelas cupnya diatas meja dekat

dengan gitar milik Sehun.

“Bagaimana soal rekaman?” Luhan beralih duduk

dikursi yang ada didekat meja. Celana selututnya sedikit

basah karena tumpahan bubble tea tadi.

“Sukses. Kau tau tidak kalau pemilik studio yang

akan merekrut kami memberikan oplos tanpa henti sampai

kami keluar dari dapur rekaman. Itu rasanya sangat

menyenangkan. Seolah aku sudah menjadi artis terkenal.”

“Tapi bergabung dengan anak SMA apa cukup

menguntungkan band-mu?”

“Tentu saja. Suara mereka sangat bagus. Bahkan

kau tidak ada apa-apanya. Hahaha.” Sehun tergelak. Ia

selalu mengejek hyeong-nya, padahal suara yang Luhan

miliki tidak buruk, bahkan bagus. Karena Luhan juga

memiliki band sendiri dan dia juga sebagai vokalis dalam

bandnya. Hanya saja sampai sekarang Luhan dan teman-

temannya belum pernah masuk kedapur rekaman karena

biaya. Berbeda dengan band Sehun, Chanyeol adalah

Page 13: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

13

putra orang kaya yang bisa kapan saja mengeluarkan uang

dan berapapun jumlahnya.

“Aku ingin tau sebagus apa band-mu? Kalau

diluar dugaan. Gitar bass-mu ini untukku.” Ancam Luhan

dengan nada sinis. Ia menunjuk kearah gitar yang berdiri

disampingnya, tepatnya diatas meja kamar Sehun.

“Enak saja. Gitar itu lebih mahal dari gigimu. Jika

satu gigimu dijual hanya mampu membeli senarnya saja,

itu juga mungkin beberapa centi.”

Luhan semakin tergelak. Kemudian ia melepaskan

sandal yang ia kenakan dan melemparnya ke Sehun dan

mengenai dada bidang dongsaeng-nya yang duduk diatas

ranjang kecil itu.

**

Baekhyun memegang bolpoin hitam milik Kyung

Soo ditangan kanannya. Ia berdiri diatas ranjang Kyung

Soo dengan posisi kaki terbuka lebar. Kyung Soo duduk

diatas kursi belajar dan menoleh karah Baekhyun. Ia

dengan heran memperhatikan tingkah saudaranya yang

aneh itu.

“Apa yang akan kau lakukan?”

“Aku sedang latihan. Apa kau tidak melihatnya?”

“Latihan untuk apa? Kau bisa merusak ranjangku,

apa kau mau tidur dibawah? Huh?” Kyung Soo

membalikkan tubuhnya. Ia memutar kursinya sampai

menghadap Baekhyun yang berada diatas ranjang.

“Ah, hanya sebentar. Aku sedang latihan

bernyanyi.

Penampilan saat dipanggung juga harus diperhatikan Do

Kyung Soo.”

Page 14: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

14

“Sudah cepat turun. Atau kau mau kulempari

bolpoin?” Kyung Soo berdiri.

“Kenapa kau pelit sekali. Apa perlu aku berdiri

diatas meja saja?” Tawarnya seraya turun dari atas ranjang

dan duduk.

“Coba saja kalau kau berani,” balas Kyung Soo

dengan ketus. Ia kembali pada posisi duduknya.

Menghadap sebuah buku yang ada diatas meja.

Baekhyun berjalan mendekat. Ia meletakkan

bolpoin yang ia pinjam kembali kemeja Kyung Soo.

Kyung Soo menatapnya.

“Apa kau tidak ingin membaca komik Doraemon

milik Eun Soo?” Baekhyun mencoba menggodanya. Tak

ada jawaban dari Kyung Soo, ia hanya mencoretkan

segaris hitam bolpoinnya ditangan kanan Baekhyun dan

kembali menatap bukunya.

“Iks, aku tau kenapa kau punya banyak sekali

bolpoin cadangan,” decak Baekhyun sembari

membersihkan tangannya.

“Kau mau lagi?” Kyung Soo sudah mengangkat

tangan kanannya dan menunjukkan bolpoinnya pada

Baekhyun.

Sontak Baekhyun melangkah mundur. Kemudian

ia berjalan menuju pintu dan menyeret kakinya keluar dari

kamar. Ia menuruni anak tangga, dibawah tangga sudah

terlihat eomma dan Eun Soo sibuk memasak. Mereka

berdua sama-sama mengenakan apron mereka masing-

masing. Eomma dengan motif kotak-kotak berwarna

merah muda dan Eun Soo dengan corak bunga berwarna

biru.

Page 15: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

15

“Apa kalian perlu bantuan?” tawar Baekhyun

yang masih berdiri dipertengahan tangga. Ia menundukkan

kepalanya kebawah, tepatnya kearah dapur.

“Kau sudah selesai belajar?” tanya eomma yang

masih sibuk

mengaduk masakannya. Sedangkan Eun Soo membantu

eomma memotong lobak.

“Hari ini tidak ada tugas.” Jawab Baekhyun

sembari dengan cepat menuruni anak tangga. Ia tidak

takut jatuh seperti Kyung Soo.

“Ah bagus sekali, setelah makan tolong temani

aku belajar.” Sahut Eun Soo yang masih memotong

lobaknya.

“Gaure4, dengan senang hati.” Baekhyun sangat

bersedia menjadi tutor dadakan Eun Soo.

“Hari ini bahasa inggris ya?” ujar Eun Soo

sembari meletakkan pisaunya. Ia sudah selesai memotong

lobak.

Eomma terlihat heran dengan sikap putrinya.

Belajar? eomma memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

Beberapa saat kemudian ketika mereka sibuk

memasak dan Baekhyun sibuk memperhatikan, bel rumah

berdenting. Mereka bertiga saling memandang. Seorang

tamu datang ketika makan malam dimulai adalah hal

kurang sopan dan tidak biasanya.

4 Gaure = tentu

5 Yoboseyo = siapa itu?, bisa diartikan sebagai halo saat menerima

telpon

Page 16: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

16

“Biar aku saja yang bukakan pintu.” Baekhyun

berlari kecil menuju pintu depan. Untuk pertama kalinya

ia membuka pintu untuk seorang tamu dirumah ini. Dalam

benaknya mengira bahwa appa-lah yang datang, tapi appa

tidak akan menekan tombol bel sebelum masuk. Appa

akan langsung masuk dan menyapa semua menghuni

rumah.

“Yoboseyo5?” tanya Baekhyun seraya memegang

knop pintu dan membukanya dengan cepat.

“Ternyata benar kau disini rupanya!”

plak….

Tubuh Baekhyun menabrak dinding dan merosot

duduk. Kepalanya sempat membentur dinding. Wanita

berambut putih itu tidak puas dengan sekali tamparan, ia

menghantam kepala Baekhyun dengan tangan kanannya.

“Ampuni aku, ampuni aku.” Baekhyun merintih

dan terus berusaha menghindar. Tapi tangan wanita itu

dengan cekatan meraih tubuh Baekhyun dan memukulinya

berkali-kali.

Eun Soo berlari mendekat. Ia begitu terkejut

ketika melihat seorang nenek-nenek menghajar saudara

angkatnya dengan brutal. Eun Soo berteriak memanggil

eomma. Mendengar teriakan itu, eomma langsung

mendatangi mereka, begitu juga dengan Kyung Soo.

“Tolong hentikan, hentikan.” Eomma meraih

tubuh Baekhyun dan memeluknya erat. Kini punggung

eomma menjadi sasaran empuk pukulan nenek itu.

Page 17: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

17

Kyung Soo segera menolong. Ia menahan tubuh

nenek itu dengan bantuan Eun Soo. Dua anak kembar ini

hampir kehabisan tenaga karena nenek itu memberontak

dengan sangat kuat.

“Eun Soo-ah, kita dorong sama-sama.” Bisik

Kyung Soo dan semakin menguatkan pegangannya. Ia

memegangi tangan kanan nenek itu dan Eun Soo tangan

kirinya.

“hana.. tull.. set6!”

Akhirnya tubuh nenek itu roboh didekat sofa.

Baekhyun yang masih dalam pelukan eomma terlihat

begitu ketakutan. Tangannya

bergetar dan terus memegangi lengan eomma semakin

erat.

“Haramoni7! Kau ini siapa? Malam-malam

menganggu kami!” Teriak Eun Soo menatap tajam kedua

mata nenek itu.

“Kau mau tau siapa aku? Huh? Aku adalah

neneknya Baekhyun!”

Sontak mereka bertiga terkejut. Baekhyun

semakin mengeratkan pegangannya pada eomma.

“Beraninya kalian menculik cucuku? Kenapa

kalian ambil cucuku, huh?”

“Kami tidak menculiknya!” balas Kyung Soo

kesal. Suaranya terdengar sangat marah.

6 Hana Dul Set = 1, 2, 3

7 Haramoni = nenek

Page 18: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

18

“Hey, bocah ingusan. Diam kau! Seenaknya saja

kau ambil cucuku. Aku sudah mengeluarkan banyak uang

untuk merawatnya dari kecil.” Teriak nenek itu seraya

berdiri. Eun Soo mencoba menahannya, tapi tiba-tiba ia

takut dengan wajah menyeramkan yang ditunjukkan nenek

itu.

“Berapa yang kau minta? Kami akan

membayarnya.” Jawab eomma sembari melepaskan

pelukannya dari tubuh Baekhyun.

“Eomma, jangan..” ujar Baekhyun lirih. Ia masih

berjongkok ketakutan dan menghimpit tubuhnya pada

dinding.

“Dia memanggilmu apa? Hahaha. Aku tidak habis

pikir kau bisa masuk kekeluarga sekaya ini dan

membiarkan aku terlantar dirumah. Kau harus pulang dan

bekerja lagi untukku. Ingat, Baekhyun. Siapa yang

membesarkanmu, huh?”

“Berapa? Berapa aku harus memberimu uang?”

Sahut eomma dan kembali menegaskan dirinya.

“Apa kau pikir nyawa seseorang bisa dibayar

dengan uang? Dia cucuku, jadi kembalikan padaku!”

Bentak nenek itu dan memberi satu tamparan pada pipi

kiri eomma.

Kyung Soo dan Eun Soo terkaget. Dengan segera

Eun Soo berlari masuk dan meraih telpon rumah yang ada

didekat televisi. Ia menghubungi appa.

“Kau tidak boleh menyentuh ibuku!” Kyung Soo

mendorong tubuh nenek itu sekuat tenaganya. Ia sangat

marah dengan sikap kasar nenek Baekhyun pada ibunya.

Page 19: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

19

Dan nenek itu meraih rambut Kyung Soo. Ia

menjambak rambut Kyung Soo dengan keras. Membuat

Kyung Soo berteriak kesakitan.

“Lepaskan anakku, jebal! Kami akan memberimu

uang, berapapun yang kau minta asalkan kau jangan

pernah datang lagi kemari.” Eomma melerai, Kyung Soo

berlari kebelakang punggung eomma dan memegangi

Baekhyun.

Suasana dalam rumah itu sangat kacau. Lebih

hebatnya lagi nenek itu bisa menerobos gerbang depan

yang selalu terkunci. Tapi sepertinya memang Eun Soo

lupa mengunci kembali karena appa akan segera datang

saat jam makan malam tiba.

“Apa yang kau lakukan dirumahku!”

“Appa?”

“Nampyon8?”

Appa berdiri diambang pintu. Melihat anggota

keluarganya berantakan membuatnya sangat terkejut.

Dengan kasar appa menarik tangan nenek itu dan

menyeretnya keluar. Nenek itu tampak

memberontak, ia sempat memukuli appa dengan

tangannya.

Melihat hal itu, hati Baekhyun serasa tercabik. Ia

mencoba berdiri dan mengikuti langkah appa dengan

sedikit terseok. Bagaimanapun Baekhyun merasa tidak

tega melihat neneknya meronta dan menangis

menginginkan dirinya kembali. Kyung Soo menahannya.

Ia memegangi lengan Baekhyun erat. Sontak Baekhyun

8 Nampyon = suami

Page 20: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

20

menoleh, wajahnya terlihat mengerikan. Kyung Soo

menggelengkan kepalanya. Ia melarang Baekhyun untuk

keluar.

“Kyung Soo?”

“Aniyo, jangan lakukan itu.”

**

Eomma membersihkan luka yang ada dipipi

Baekhyun dengan air hangat. Sedangkan Eun Soo

membantu Kyung Soo mengompres kepalanya. Kepalanya

masih terasa sakit. Dan appa duduk memperhatikan

mereka dengan berfikir.

“Mianhae, mianhaeyo,” ujar Baekhyun terus

menerus.

“Gwenchana. Sekarang kami tau seperti apa

nenekmu,” ujar eomma sembari mengelus pelan pundak

Baekhyun.

“Dia lebih mengerikan dari monster,” sahut

Kyung Soo sembari mengelus kepalanya. Appa dan

eomma berdecak.

“Kau tidak boleh mengatakan seperti itu.” Eomma

memukul dahi Kyung Soo. Sekarang Kyung Soo beralih

mengelus dahinya.

“Dia memang monster. Yang dikatakan Kyung

Soo benar.” Sahut Baekhyun. Wajahnya tertunduk dan

tangannya bermain sendiri. “Itu sebabnya aku tidak tahan

dengannya,” lanjutnya.

“Sekarang kalian harus lebih berhati-hati lagi,

mengunci pintu sangat penting dan jangan asal membuka

pintu untuk sembarangan tamu. Besok appa akan

menganti gerbang rumah yang lebih tinggi lagi dan

Page 21: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

21

tertutup. Dan memasang cctv didepan. Sekarang kita

makan, untuk menenangkan pikiran.”

Perlahan mereka semua beranjak menuju ruang

makan. Eun Soo berlari dengan cepat menuju dapur,

eomma lupa mematikan kompor dan membuat sayuran

yang dimasaknya hangus.

“Sepertinya, kita harus makan diluar,” ujar Eun

Soo seraya menunjukkan panci berwarna kehitaman itu

kepada appa.

“Ya Tuhan, aku lupa.” Eomma menepuk jidatnya

sendiri.

“Eomma, bukankah itu panci serba guna yang

baru saja kau beli.” Kyung Soo menunjuk panci yang ada

ditangan Eun Soo.

“Omo9, panciku. Itu mahal sekali harganya.”

Seketika eomma menjadi panik. Dan seisi rumah tertawa

memperhatikan eomma frustasi melihat pancinya.

**

“Tahun ini mereka sendiri yang akan

menjemputmu, jadi nenek tidak usah mengantarmu

kebandara.”

Yumi menoleh. Kedua tangannya yang sibuk

mengupas bawang kini berhenti. Ia menatap neneknya

yang berkutat dengan masakan yang ada didepannya.

Neneknya seorang penjual jajanan dipinggiran jalan.

Walaupun sebenarnya keluarga Yumi sangat

berkecukupan, neneknya tidak ingin menganggur. Ia

menjadikan aktifitas itu sebagai hoby-nya.

9 Omo = Astaga

Page 22: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

22

“Benarkah? Apa mereka menelpon nenek?”

“Iya, tadi saat kau masih disekolah. Apa kau tidak

merindukan mereka dan negeri sakura tempat

kelahiranmu,” ujar neneknya dan menatap cucunya sesaat.

“Bogosippoyo10, tapi aku lebih nyaman tinggal

disini bersama nenek. Aku mempunyai banyak teman

dan…”

“Kau tidak bisa meninggalkan Korea begitu saja-

kan?”

“Tepat sekali.” Yumi mengulas senyum. Ia akan

sangat merindukan Korea jika harus pulang ke Jepang.

Tapi kesempatan ia bertemu dengan kedua orang tuanya

hanya ada di liburan akhir tahun.

“Bagaimana dengan Yuki? Apa dia sudah

sekolah?” Bahkan Yumi tidak tau kabar tentang adiknya

sendiri. Ia jarang sekali menghubungi kedua orang tuanya

terkecuali ia sedang membutuhkan uang untuk

sekolahnya. Yumi tidak pernah protes jika kedua orang

tunya tidak bisa tinggal di Korea bersamanya, tapi setelah

Yumi lulus SMA. Ia akan dibawa pulang ke Jepang dan

tinggal disana, termasuk juga neneknya.

“Sebentar lagi, suara adikmu itu sangat lembut.

Tidak ada bedanya denganmu. Kau mengenal internet,

tidak? Ibumu bilang ia akan mengirimkan foto Yuki lewat

internet, tapi nenek tidak tau internet itu siapa? Apa dia

bekerja dikantor pos?”

Yumi hanya tertawa menanggapi neneknya. Ia

melanjutkan mengupas kulit bawang.

10 Bogosippo = rindu, kangen

Page 23: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

23

“Kenapa kau tidak beri tau nenek, siapa internet

itu? Apa dia teman ibumu.”

Yumi menoleh. Tergambar senyuman tipis

dibibirnya. “Internet itu jaringan social, haramoni. Dia

bukan orang atau barang..”

“Apa yang kau bicarakan, nenek tidak mengerti.”

“Nanti akan kutunjukkan pada nenek,” tukas

Yumi. Ia tidak mau panjang lebar menjelaskan tentang

internet pada neneknya,

karena itu hanya akan membuang-buang tenaganya saja.

**

Suasana sekolah serasa tidak terlalu nyaman. Eun

Soo mengetuk-ngetukan bolpoinnya kelembaran buku

yang ada didepannya. Ia terlihat tidak bersemangat hari

ini. Akhir-akhir ini tidak terlalu menyenangkan baginya.

“Apa yang kau pikirkan?” Yumi menepuk pundak

Eun Soo pelan.

“Ujian,” jawabnya tidak bersemangat.

“Um, aku juga khawatir. Tapi kita harus optimis

berhasil melewatinya.”

“Dengan cara apa? Bagaimanapun aku tidak

yakin. Bagaimana kalau aku tinggal kelas?”

“Tidak boleh, apa yang sedang kau bicarakan?

Jangan menyerah begitu.” Eun Soo menyandarkan

dagunya diatas meja. Ia benar-benar putus asa.

Kyung Soo berjalan menyusuri koridor bersama

Baekhyun. Hari ini Baekhyun mengenakan masker untuk

menutupi pipinya yang bengkak karena incident semalam.

Ia berjalan dengan sesekali menundukkan kepalanya. Ia

Page 24: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

24

merasa malu jika tatapan-tatapan aneh itu

memperhatikannya.

“Kyung Soo-ah, apa tidak sebaiknya kita dikelas

saja?” Baekhyun meraih lengan Kyung Soo dan terus

berjalan mengikuti Kyung Soo.

“Kau tidak membawa bekalkan? Kita makan

dikantin, apa kau tidak lapar?”

“Tentu saja aku lapar, tapi aku malu dengan

keadaan seperti ini.”

“Sudahlah, jangan perdulikan mereka. Anggap

mereka tidak

melihatmu.” Ujar Kyung Soo dengan entengnya.

Baekhyun sontak melotot kesal. Tapi ia terus berjalan

mengekori Kyung Soo.

Perlahan Baekhyun melepas masker yang

menutupi wajahnya. Bekas biru kemerahan itu terlihat

jelas disudut pipi kirinya, tepat dibawah mata. Ini akibat

pukulan dan cakaran yang neneknya berikan. Seperti

semasa ia duduk disekolah dasar, luka itu selalu menghiasi

wajahnya.

Sekelilingnya perlahan memperhatikan. Mereka

ngeri melihat luka yang menempel diwajah imut

Baekhyun. Namja itu mulai terlihat tidak nyaman. Ia turut

memperhatikan sekelilingnya. Hampir semua yang ada

didekatnya melihat kearahnya.

“Aku habis terjatuh, makanya pipiku bengkak,”

tiba-tiba Baekhyun bersuara dan membuat seisi kantin itu

Page 25: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

25

mengangguk mengerti. Ia tersenyum aneh, dan mulai

memakan jajangmyeon11 pesanannya.

Kyung Soo hanya menatapnya tanpa ekspresi

sembari melahap makanannya. Ia memesan spaggeti dan

memaksa untuk membuatkan menu itu, padahal nemu itu

tidak tersedia dalam daftar.

Eun Soo tiba-tiba duduk disamping Kyung Soo. Ia

membuat kedua saudaranya terkejut karena hampir

membuat makanan mereka tumpah. Eun Soo dengan keras

menggebrak meja. Kemudian menyembunyikan wajahnya

diatas meja dengan melipat kedua tangannya.

“Kau kenapa?” tanya Baekhyun heran. Ia masih

mengaduk-aduk makanannya untuk mencampur mie dan

bumbu dalam mangkuknya.

“Huh.” Eun Soo hanya menghela nafas.

Kemudian ia mengangkat sedikit kepalanya, ia melirik

kearah mangkuk yang ada didepan Kyung Soo. Kemudian

dengan sangat antusias Eun Soo menatap makanan yang

ada dihadapan Kyung Soo.

“Waeyo?” Menyadari hal itu Kyung Soo segera

menggeser mangkuknya. Ia menghalangi Eun Soo dengan

lengannya.

“Itu spaghetti ya?” Eun Soo menatap mata Kyung

Soo lekat.

“Belilah sendiri,” jawab Kyung Soo ketus

kemudian kembali menggeser mangkuknya dan berpindah

tempat.

11 Jajangmyeong = mie hitam, makanan khas Korea.

Page 26: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

26

“Pelit. Belikan aku juga..” suaranya terdengar

manja. Kyung Soo hanya berdecih tanpa memperdulikan

adiknya yang sedang berusaha merayunya.

Akhirnya dengan senang hati Baekhyun mau

berbagi makanannya dengan Eun Soo. Mereka berdua

makan dalam mangkuk yang sama. Wajah Kyung Soo

terlihat jijik melihatnya, dia kehilangan selera makannya.

“Dari kecil Kyung Soo itu pelit. Bahkan dia tidak

mau berbagi makanan denganku,” bisik Eun Soo pada

telinga Baekhyun dan Kyung Soo mendengarnya.

“Apa yang kau bicarakan? Bukannya kau yang

pelit, aku selalu berbagi denganmu. Karena jika tidak, kau

pasti akan menggigit jariku,” jelas Kyung Soo dan Byun

Baekhyun sontak menjaga jaraknya dari tempat duduk

Eun Soo.

“Itukan dulu, sekarang tidak. aku tidak akan

menggigitmu, Byun Baekhyun.”

Baekhyun kembali pada posisi duduknya semula

dan mulai menyantap makanannya lagi. Beberapa saat

kemudian seseorang menghampiri mereka. Ia duduk

disamping Kyung Soo. Kyung Soo tertegun, mereka

bertiga sama-sama tertegun.

“Maaf aku menganggu kalian,” ujarnya seraya

meletakkan

sesuatu diatas meja.

Ia mendorong barang bawaannya kearah Eun Soo,

Eun Soo menelan makanannya bulat-bulat. Kedua

matanya terbuka lebar.

Page 27: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

27

“Kuharap ini bisa berguna untukmu.” Joon Myeon

mendorong buku itu sampai menyentuh tangan Eun Soo.

Eun Soo kebingungan.

“Aku menulisnya sendiri, untukmu.”

Baekhyun dan Kyung Soo tersentak kaget.

Mereka berdua tidak percaya dengan apa yang baru saja

Joon Myeon katakan. Kemudian Joon Myeon pergi dari

tempat mereka. Eun Soo mengerjapkan kedua matanya, ia

terus memandangi tubuh Joon Myeon yang semakin

menjauh.

“Hari ini hari apa?” Baekhyun menatap Kyung

Soo yang masih menatap Eun Soo dengan bibir sedikit

terbuka.

“Aku tidak percaya.” Sekali lagi Eun Soo

mengerjapkan kedua matanya.

“Apa itu? Cepat lihat.” Baekhyun meraih buku itu

dan membukanya. Ia terbelalak saat melihat tulisan yang

terjajar rapi disana.

Kyung Soo menyambar buku itu dan melihatnya.

Ia juga penasaran dengan apa yang Joon Myeon berikan

pada adiknya.

“Apa dia hilang ingatan?” Kyung Soo menatap

Eun Soo lagi.

Baekhyun dan Eun Soo menggelengkan kepala

mereka berdua kemudian mengangkat bahu bersamaan.

Buku catatan tentang ringkasan rumus matematika itu

masih Kyung Soo pegang dengan kedua tangannya. Ia

menatap setiap tulisan yang ada didepannya. Kyung Soo

tidak meragukan lagi, Joon Myeon memang cerdas, ia

Page 28: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

28

menulis semua rumus itu dengan detail dan memberikan

cara cepat untuk mengerjakannya.

Kyung Soo menutup buku itu dan menyodorkan

pada adiknya. Ia tersenyum tipis pada Eun Soo.

“Sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak

belajar.” Kyung Soo menyingkirkan mangkuk yang ada

dihadapannya. Padahal ia belum menghabiskan setengah

makanan dari mangkuknya.

Eun Soo tertegun. Ia menurunkan sumpit yang

menunjuk bibirnya. Sejenak pikirannya menjadi hilang

arah. Joon Myeon, Eun Soo pernah mencintai namja itu.

Tapi entah kenapa kebencian lebih memenuhi hatinya

dibandingkan dengan cinta yang ia miliki untuk Joon

Myeon. Eun Soo sudah berpaling kepada cinta yang lain.

**

Kyung Soo memegang knop pintu. Ia

melongokkan kepalanya masuk kedalam kamar Eun Soo.

Disana ia sedang melihat gadis itu duduk tenang di meja

belajarnya. Adiknya sedang belajar, bahkan ia tidak

menyadari bahwa Kyung Soo mencoba masuk kedalam

kamarnya. Dibawah meja belajar itu ada meonggu yang

menemaninya. Anjing itu rupanya sudah melupakan

pemilik aslinya.

“Ehm.” Dehem Kyung Soo sembari memperlebar

pintu. Eun Soo menoleh.

“Ada apa?”

“Cepat turun, makan malam sudah siap.” Kini

separuh tubuh Kyung Soo mulai masuk.

Page 29: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

29

“Em, nanti aku akan menyusul. Hari ini aku tidak

nafsu makan,” ujar Eun Soo dan kembali memfokuskan

dirinya pada buku yang ada didepannya.

“Benarkah? Jangan menyesal jika Baekhyun

menghabiskan jatah bulgogi-mu juga?” Kyung Soo

perlahan manarik knop pintu dan akan menuntupnya.

“Bulgogi?” Eun Soo tertegun. Ia tidak bisa

menolak bulgogi begitu saja. “Eh, eh.. tunggu. Aku ikut

makan.”

Tanpa banyak berfikir ia langsung berlari

menyusul Kyung Soo. Sesuai dengan perkiraan Kyung

Soo, adiknya tidak mungkin melewatkan makan malam

kali ini.

Kyung Soo dan Eun Soo duduk pada kursi mereka

masing-masing. Baekhyun sudah standby sedari tadi

menunggu kedatangan adik perempuannya. Hari ini appa

pulang terlambat, jadi mereka makan malam lebih dulu.

Dan eomma akan menemani appa makan malam setelah

appa datang.

“Ah, hampir saja aku menolak untuk makan.”

Ujar Eun Soo seraya meraih sumpitnya dan mengambil

satu potongan cumi-cumi yang ada didepannya.

“Umm.” Eun Soo mulai menikmati makan

malamnya. Ia terus menyantap makanannya dengan

bersemangat.

Disampingnya, Kyung Soo juga mencoba

menikmati menunya malam ini. Ia tidak bisa makan

makanan yang sama dengan saudaranya. Eomma

menyiapkan sereal yang sekarang menjadi makanan pokok

untuknya. Ia tidak boleh makan cumi-cumi, udang dan

telur burung puyuh seperti yang dokter anjurkan. Semua

Page 30: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

30

makanan itu mengandung kolesterol yang tinggi dan tidak

boleh Kyung Soo konsumsi. Atau semua makanan itu

akan mempercepat perkembangan penyakitnya.

“Um? Kenapa kau makan sereal? Ini sudah

malam.” Tanya Eun Soo heran melihat makanan yang ada

dalam mangkuk Kyung Soo.

“Aku tidak suka cumi-cumi,” jawab Kyung Soo

singkat.

“Iks, bohong sekali.”

“Cumi-cumi tidak baik untuk Kyung Soo. Kau

harus tau itu.” Sahut Baekhyun yang kemudian

menyingkirkan mangkuk yang berisi

bulgogi itu dari hadapannya.

Kemudian meraih mangkuk lain dan mengisinya

dengan sereal yang sama seperti yang Kyung Soo makan.

Melihat hal itu Eun Soo terheran. Perlahan ia mulai

mengerti. Ia memakan potongan terakhir cumi-cuminya

dengan sedikit perasaan yang tidak rela.

“Baiklah, aku juga mau makan sereal.” Teriak

Eun Soo seraya tersenyum lebar. Ia juga menyingkirkan

santapan yang sangat ia sukai dari hadapannya. Kemudian

mengambil makanan yang sama seperti yang dimakan

dua saudaranya itu.

Kyung Soo tertegun. Ia merasa sangat bahagia.

Bahkan ingin sekali melonjak-lonjak melihat perhatian

kedua saudaranya pada dirinya. Hatinya serasa terbalut

sesuatu yang lebih lembut dari pelukan eomma dan appa.

Tanpa sadar air bening itu mengaliri pipinya.

Kyung Soo menatap kedua saudaranya yang

terlihat jelas sedang memaksakan untuk memakan

Page 31: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

31

makanan yang sama dengannya. Sereal ini tidak enak,

outmeal ini jauh lebih buruk dibandingkan Kimchi atau

bawang putih fermentasian.

Eun Soo mencoba tersenyum. Ia tau bagaimana

perasaan kakaknya. Sakitnya melebihi kulit yang melepuh

karena tertempel bara api. Bahkan lebih sakit dari luka

yang menempel menghiasi wajah Baekhyun. Mereka

bertiga menikmati makan malam mereka dengan

menangis bersama-sama.

“Gwenchana, kita akan makan ini untuk

seterusnya,” ujar Baekhyun mencoba menenangkan

hatinya. Perasaannya sangat kacau. Bukan hanya karena

neneknya yang tiba-tiba datang kerumah Kyung Soo, tapi

melihat kondisi Kyung Soo yang semakin melemah.

**

Gadis berambut almond itu meraih tangan seorang

namja yang duduk disampingnya. Ia menatap jemari-

jemari yang semakin terlihat kurus itu dengan sendu.

Perlahan ia mengenggam jemari itu kuat-kuat, hatinya

mulai sakit. Perasaan aneh itu tiba-tiba muncul tanpa ia

sadari.

Namja yang masih focus dengan makan siangnya

itu tidak memperdulikan dirinya yang telah diperlakukan

berlebihan oleh Cho Narri. Kyung Soo membiarkan gadis

itu dengan seenaknya memainkan jemarinya.

“Aku khawatir denganmu. Apa kau baik-baik

saja?” Cho Narri membelai pipi kanan Kyung Soo. Sontak

Kyung Soo menjauhkan pipinya dari sentuhan Narri.

Ada sesuatu yang berbeda. “Kau berbeda.

Ada apa denganmu?” Cho Narri menatap kedua mata

Page 32: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

32

Kyung Soo dalam. Ia benar-benar khawatir kehilangan

Kyung Soo.

“Aku baik-baik saja. Jangan

mengkhawatirkanku.” Kyung Soo mencoba tersenyum.

Kemudian gadis itu memeluk lengannya.

Kedua mata Kyung Soo semakin melebar. Kini

seisi kantin memperhatikan mereka berdua. Bahkan

dulunya Cho Narri dan Joon Myeon tidak pernah

melakukan hal itu. Joon Myeon sama sekali tidak

menyentuh Cho Narri dengan sembarangan. Ia sangat

menghormati seorang wanita.

“Kumohon, lepaskan tanganku. Apa kau tidak

bisa menempatkan diri dengan baik?” Kyung Soo terlihat

panik.

“Aku tidak peduli. Biarkan saja mereka

memperhatikan kita.”

“Aku tidak suka jika kau seperti ini.” Kyung Soo

mengernyit kesal.

Eun Soo menarik tangan Yumi memasuki kantin.

Mereka berdua berniat membeli air minum karena Yumi

lupa menuangkan air kedalam botol kesayangannya itu.

Langkah Eun Soo dan Yumi terhenti. Yumi tanpa sadar

menjatuhkan botol minumannya. Ia terkejut ketika melihat

Kyung Soo dan Cho Narri duduk dimeja yang tak jauh

dari tempatnya berdiri.

Kyung Soo terkesiap. Ia sontak berdiri dan

pelukan Narri dilengannya itu terlepas. Kini mereka

berdua bertatapan. Yumi menundukkan kelapanya, ia

meraih botol yang sempat terjatuh dari tangannya.

Kemudian menarik tangan Eun Soo pergi dari kantin.

Page 33: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

33

Kedua tangan Kyung Soo mengepal kesal. Ia

menahan amarah yang sudah meledak-ledak dalam

hatinya. Rasa itu muncul lagi, rasa sakit yang luar biasa

yang timbul diantara kedua paru-parunya. Ia memegangi

dadanya dengan tangan kanannya. Dan tangan kiri

bersangga pada meja.

“Kyung Soo-ah? Waeyo? Ada apa? Kyung Soo-

ah?” Cho Narri berteriak histeris ketika melihat tubuh

Kyung Soo perlahan roboh.

**

Yumi menundukkan kepalanya. Ia meletakkan

botol itu tepat dihadapannya. Baekhyun dan Eun Soo

hanya menatap sendu pada sahabatnya yang sedang sedih

melihat sesuatu yang terjadi dikantin.

“Kyung Soo tidak melakukannya. Kau tau-kan

kalau Narri yang memeluk lengan Kyung Soo. Aku tau

bagaimana kakakk,” jelas Eun Soo meyakinkan. Ia sendiri

tidak percaya akan melihat hal seperti itu.

“Apa lagi yang mereka lakukan. Aku benar-benar

kesal dengan Cho Narri.” Balas Baekhyun. Ia masih

menatap sendu Yumi yang sedari tadi belum mengangkat

kepalanya.

“Eun Soo-ya, apa yang kau lakukan disini! Kyung

Soo sedang di UKS, dia baru saja pingsan di kantin.”

Seorang yeoja dengan nafas terengah-engah itu berdiri

sembari memegangi lututnya dan menyampaikan pesan itu

pada Eun Soo.

Eun Soo dan kedua sahabatnya itu berlari terburu

menuju UKS. Disana sudah ada Cho Narri yang duduk

disamping ranjang Kyung Soo.

Page 34: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

34

Gadis itu menangis. Ia merasa ketakutan.

Dengan kasar Eun Soo meraih rambut gadis itu

dan menariknya dengan keras sampai terjatuh dari

kursinya. Amarahnya sudah sangat meledak-ledak.

Tatapan benci itu ia tunjukkan tanpa ditahan lagi. Sekali

lagi Eun Soo mendekat, dan menampar gadis itu dengan

penuh kebencian. Baekhyun mencoba melerai, sikap Eun

Soo sudah diluar batas.

“Kau!” Eun Soo menunjukkan jemarinya tepat

diwajah Narri. Sedangkan Baekhyun sudah menahan

tubuhnya. “Aku sangat membencimu.” Eun Soo menatap

Narri tajam. Yumi menatap Kyung Soo yang terbaring

diatas ranjang dan takut untuk mendekat.

“Aku tidak tau kenapa Kyung Soo bisa pingsan?”

kata Narri seadanya. Kini ia mencoba untuk berdiri.

“Kau mau tau kenapa kakakku pingsan? Huh?”

“Eun Soo hentikan. Jangan katakan hal ini.” Pekik

Baekhyun, ia nampak khawatir.

“Kenapa? ada apa dengan Kyung Soo?” Narri

mengernyit bingung.

“Kyung Soo terkena gangguan jantung!” bentak

Eun Soo.

Tubuh Yumi dan Narri seketika mengejang.

Mereka berdua tidak percaya dengan apa yang baru saja

mereka dengar.

“Eun Soo-ah!” Teriak Baekhyun. Ia menatap Eun

Soo dengan kecewa.

“Mianhae. Mianhaeyo.” Eun Soo merosot

kelantai. Ia terbawa emosi. Ia sangat menyesal

mengatakan hal ini.

Page 35: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

35

Eun Soo menutupi wajahnya dengan kedua

telapak tangannya. Ia menangis. Tidak hanya Eun Soo,

Yumi tidak bisa menahan air matanya untuk keluar.

Tubuhnya bergetar, hatinya terasa penuh. Penuh dengan

kesakitan, sesak.

**

Kai berjalan menuju mobilnya. Tanpa pamit ia

keluar dari rumah dan berniat menuju studio hari ini.

Perlahan langkahnya terhenti. Kedua matanya terfokus

pada seseorang yang berdiri didepan rumah mantan

sahabatnya. Namja berambut pirang itu sedang menari di

halaman rumahnya, terdengar suara musik yang tidak

terlalu keras dari sana.

Kai tersenyum miring. Ia berfikir bahwa namja itu

sudah kehilangan pusarnya sehingga menari didepan

rumah orang tanpa malu. Terlebih lagi ia menggunakan

masker yang menutupi separuh wajahnya.

Namja itu terhenti. Ia berdiri menatapi Kai yang

sedang menatap dirinya disamping mobil Mercedes hitam

milik Jae In. Mereka berdua bertatapan sejenak, kemudian

Kai membuka pintu mobil miliknya dan masuk. Dengan

segera ia melaju. Kedua matanya melirik kearah spion

mobil. Kini mereka bertatapan dari spion kecil itu.

“Apa dia tidak pernah melihat orang setampan

diriku?” desis Kai dalam hatinya.

Pikirannya berubah. Tujuannya datang ke studio

ia rubah menjadi kesekolah untuk menjemput Eun Soo.

Akhir-akhir ini ia ingin selalu melihat wajah Eun Soo.

Tiba-tiba rasa rindu itu menyelimuti hatinya. Rasa yang

tak pernah ia tau sebelumnya, rasa yang tak pernah Kai

rasakan sebelumnya.

Page 36: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

36

Kedua matanya berpencar. Ia turun dari mobil

silver itu dengan langkah khas dari kedua kakinya.

Perlahan ia mengenakan kaca mata hitam yang ia

keluarkan dari sakunya. Membuat gaya maskulinnya

semakin terpancar jelas. Kedua tangannya ia masukkan

kedalam saku celana skinny hitam yang ia kenakan.

Sweeter pelangi itu membalut dada bidang yang membuat

dirinya semakin terlihat sempurna, begitu keren.

“Uwah, artis itu lagi.”

“Sudah kukira. Do Eun Soo berganti pasangan.

Aku tidak pernah melihat namja berambut emas itu datang

menjemputnya.” Bisik seorang yeoja yang sempat

berpapasan dengan Kai.

Kai bersandar pada dinding pagar sekolah Eun

Soo. Ia menunggu gadis yang ia rindukan disana. Namja

berambut emas? Siapa? tanya Kai dalam hatinya. Ia tidak

mengerti dengan ucapan-ucapan yang baru saja ia dengar.

Eun Soo sudah mengayuh sepedanya. Ia tidak lagi

dibonceng oleh Kyung Soo. Sedangkan Kyung Soo, sudah

berdiri dibelakang punggung Baekhyun. untung saja

Kyung Soo bisa sadar kembali setelah pinsang hampir

selama 10 menit lamanya.

“Kau harus meminum obatmu. Jangan sampai

terlambat lagi.” Gerutu Eun Soo sembari menjajari sepeda

yang Baekhyun naiki.

“Iya, kami ini mengkhawatirkanmu.” Balas

Baekhyun dan berusaha menyeimbangkan sepedanya yang

mulai oleng.

Mereka bertiga keluar dari gerbang sekolah. Kai

langsung berteriak setelah melihat Kyung Soo dan dua

saudaranya keluar. Namja itu berlari kecil mengejar Eun

Page 37: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

37

Soo. Lengan panjangnya meraih bagian belakang sepeda

Eun Soo dan membuat gadis itu terhenti mendadak.

Eun Soo menoleh dengan wajah kagetnya. Ia

menatap senyum smirk itu lagi. Baekhyun dan Kyung Soo

juga berhenti.

“Aku menjemputmu pulang.” Kai terlihat

terengah-engah.

“Um?” Eun Soo nampak kebingungan.

Eun Soo membuka pintu mobil. Ia membantu

Kyung Soo masuk. Keadaan kakaknya tidak cukup baik.

Setidaknya sinar matahari tidak

membuat kulitnya kemerahan, dan kondisi tubuhnya

masih lemah.

“Mianhae, merepotkanmu. Tapi kurasa Kyung

Soo-lah yang harus kau antar pulang.” Eun Soo

membungkukkan badannya. Kemudian berjalan menuju

sepedanya dan berlalu bersama Baekhyun.

Kai menatap punggung Eun Soo yang semakin

menjauh. Ia menghela nafas, kemudian dengan kecewa

memasuki mobilnya.

“Sebenarnya aku tidak terlalu yakin akan sampai

dirumah dengan selamat.”

Kai menoleh. Wajahnya terlihat kurang

bersemangat. Ia juga melihat pelupuk mata Kyung Soo

sedikit kebiruan. Bibir semarah semangka itu juga terlihat

pucat pasi.

“Aku akan mengantarmu dengan hati-hati. Kau

sakit lagi?” Kai memutar kunci mobilnya.

“Seperti yang kau lihat.”

Page 38: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

38

“Sebenarnya kau sakit apa? Kau tidak boleh sakit,

sebentar lagi kita akan diundang diacara promnite di

Kirin.”

“Benarkah? Aku akan berusaha sembuh.”

“Jangan lemah begitu. Separah apa penyakitmu

sampai kau seperti ini, apa separah leukemia?” Kai

menoleh. Tatapan itu Kyung Soo terima, tatapan seperti

sebuah penyesalan. Tatapan yang terlihat aneh yang Kai

tunjukkan padanya.

Kai pun mulai menarik pedal gasnya. Ia melaju

dengan hati-hati menyusuri jalanan yang ramai dengan

pelajar yang pulang kerumah mereka masing-masing.

Hari ini langit sangat cerah. Jalanan serasa

diselimuti semilir angin yang begitu lembut membelai

rerumputan yang ada ditepi jalan. Warna biru itu semburat

menghiasi langit. Gelombang-gelombang putih yang

indah. Mereka berdua terdiam membisu tanpa

membicarakan

sesuatu. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing.

Kai masih memikirkan namja berambut emas

yang ia dengar dari gadis yang tak dikenalnya. Sedangkan

Kyung Soo, dalam benaknya masih mengganjal satu

pikiran tentang Yumi. Mereka sama-sama terluka.

Kai memakirkan mobilnya diluar gerbang. Ia

membantu Kyung Soo keluar dari mobilnya. Mereka

berdua berjalan menyusuri jalan setapak menuju pintu

utama rumah Kyung Soo. Mereka melihat Eun Soo dan

Baekhyun baru saja keluar dari garasi untuk meletakkan

sepeda mereka.

Page 39: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

39

Kai duduk dikursi ruang tamu. Eun Soo sudah

menyiapkan minuman yang ia taruh diatas meja, tentunya

dengan beberapa camilan yang menemaninya. Usai

mengganti baju, Baekhyun ikut menemati Eun Soo

diruang tamu. Sedangkan Kyung Soo, eomma tengah

menyiapkan obat untuknya dikamar. Dan menemani

putranya untuk istirahat.

“Kyung Soo, sakit lagi?”

Eun Soo dan Baekhyun mengangguk. Mereka

berdua terdiam. Kedua mata Eun Soo masih sembab usai

menangis disekolah tadi. Tangan kanannya merah memar

karena menampar wajah Cho Narri dengan ganas. Ia tidak

menyadari pukulannya itu terlalu keras dan melukai

dirinya sendiri.

Kemudian meonggu datang. Ia duduk disamping

Eun Soo. Kai tersenyum miring. Anjing itu tidak asing

baginya, seperti kata Sehun.

“Anjingmu memang lucu,” ujar Kai sembari

menyeruput minumannya.

“Nde, dia sangat manis, bukan?” Eun Soo

mengelus bulu kepala anjing itu.

“Siapa namanya?”

“Meonggu. Sebenarnya aku mempunyai dua ekor

anjing. Yeonggu namanya,” jelas Eun Soo lagi.

“Lalu kemana dia? Apa dia juga kembar seprtimu

dan Kyung Soo?” Kai terlihat mulai bersemangat.

Baekhyun meraih camilan yang ada diatas meja dan

memakannya perlahan.

“Oh ya, dulu aku pernah menabrak seekor anjing

betina, yah kira-kira hampir sama dengan anjing milikmu.

Page 40: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

40

Incident yang aku ceritakan padamu, pengalaman

mengemudi keduaku bersama Sehun. Kau masih ingat

tidak?”

Eun Soo tertegun.“Anjing betina?” Eun Soo

mencoba meyakinkan.

“Yah, karena anjing itu memakai pita merah

ditelinganya. Aku sangat gugup. Sebenarnya aku ingin

turun dan membantu anjing itu pulang, tapi kau tau aku

selalu lupa dimana pedal remku. Bahkan aku sempat

menabrak pagar dan harus membawa mobilku kebengkel.”

Kai tertawa. Itu sama sekali tidak lucu.

Baekhyun dan Eun Soo terdiam. Eun Soo

mencoba memastikan satu hal. Ia harap apa yang

diceritakan Kai hanyalah omong kosong.

“Dimana kau menabraknya?” Eun Soo menatap

Kai dalam. Ia sangat ingin tau seperti apa kejadian yang

Kai alami.

“Um, seingatku didekat daerah in..” Seketika Kai

menghentikan kalimatnya. Ia merasa aneh dengan dirinya

sendiri. Tiba-tiba Ia ingat dengan baik kejadian yang ia

alami bersama Sehun.

Kai menatap Eun Soo semakin dalam. Gadis itu

terlihat kecewa. Seharusnya Kai ingat saat anjing ras

terrier airedale yang ada disamping Eun Soo itu sempat

mengejar mobilnya karena temannya sudah ia tabrak. Ia

ingat bagaimana gonggongan anjing itu mengharapkan

pertanggung jawabannya.

Mereka bertiga terdiam membisu. Rasanya dada

Eun Soo semakin sesak. Hampir saja ia berhasil

melupakan masalah itu, tapi kini teringat kembali.

Page 41: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

41

“Aku tidak akan memaafkan orang yang

menabrak yeonggu.”

“Nado..”

Selintas ucapan Kyung Soo terdengar

ditelinganya. Eun Soo mencoba meredam amarahnya. Ia

meraih tubuh meonggu dan masuk tanpa pamit. Baekhyun

menatap Kai tajam. Ia mengerti dengan apa yang terjadi

pada Eun Soo.

Jemari Kai mengepal. Dadanya terasa sakit. Ia

menyesal telah mengatakan kalimat itu pada Eun Soo.

Seharusnya Kai tidak usah menceritakan incident itu.

**

Kai menatapi layar ponsel yang ada ditangan

kanannya. Ada nomor ponsel Sehun tertera disana.

Kemudian kembali meletakkan ponsel itu dimeja yang ada

dihadapannya. tangannya meraih sebotol soju12 yang

sudah ia pesan sebelumnya. Kai sedang duduk disebuah

kedai tempat langganannya minum kopi.

“Ahjumma. Ahjumma?” Kai berteriak memanggil

bibi pemilik kedai itu.

“Ada apa? Bukankah aku sudah memberi

pesanananmu.”

“Nde! Tapi tolong pegang ponselku. Ini.” Kai

menyodorkan ponselnya. Ia meletakkan ponsel itu

ditangan kanan bibi yang ada dihadapannya. Bibi itu

mengernyit bingung.

12 Soju = minuman beralkohol khas Korea

Page 42: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

42

“Tolong hubungi nomor itu setelah aku mabuk

nanti. Katakan padanya untuk menjemputku.” ujar Kai

sembari meneguk segelas soju-

nya.

“Kau sedang frustasi, huh? Tidak biasanya kau

memesan soju padaku.”

“Nde, aku sedang patah hati.” Ujarnya lagi tanpa

ekspresi kemudian meneguk segelas soju lagi.

“Sudahlah, jangan memaksakan dirimu seperti ini.

Aku tau kau tidak biasa mabuk.”

“Biarkan saja. Aku ingin melupakannya! Rasanya

kepalaku mau pecah. Gadis itu membuatku sakit. Disini.”

Kai mengacak-acak rambutnya frustasi setelah menunjuk

uluh hatinya.

Kini kepalanya sudah bersandar diatas meja. Ia

setengah sadar dan terus menuang soju itu kedalam

gelasnya. Dia baru meminum dua gelas dan yang ini

ketiga kalinya.

“Wanita, terkadang memang sulit dimengerti.”

“Yah, aku tidak mengerti seperti apa wanita.

Bukankah aku pria yang bodoh?” Kai mengangkat

kepalanya. Kedua matanya terlihat sayu seperti sedang

mengantuk, tapi berbeda. Ia mulai mabuk.

“Memangnya kesalahan apa yang kau lakukan?”

“Ah, sudahlah. Yang penting aku sangat

menyesal.” Kai kembali meletakkan kepalanya diatas

meja. Ia sudah tidak sadarkan diri.

Page 43: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

43

“Percuma saja kau menyesal tapi tidak minta maaf

padanya.” Gerutu bibi itu sembari memandangi ponsel

Kai.

Beberapa saat kemudian Sehun datang setelah

menerima panggilan dari ponsel Kai tapi bukan Kai yang

berbicara. Ia melihat hyeong-nya tertidur di kedai itu

dengan keadaan menjijikkan, mabuk.

“Ada apa denganmu? Kenapa kau mabuk begini!”

Sehun memukul pundak Kai. Sedangkan namja itu sudah

tertidur pulas.

“Um, nafasmu bau alcohol!” Sehun menahan

nafasnya. Ia sedang berusaha mengangkat tubuh Kai.

“Ah, dia sudah habiskan 4 botol sekaligus.” ujar

bibi itu sembari membantu Sehun mengangkat tubuh Kai.

Selama Kai menunggu Sehun, ia minum sampai 4 botol.

“Mwo? Apa dia sudah gila.” Sehun terkaget.

Langkah Sehun terhenti. Ia kebingungan melihat

mobil Kai. Jelas saja karena ia tidak bisa menyetir mobil.

Perlahan Sehun membuka pintu mobil Kai dan

meletakkan tubuh Kai yang berat di sofa tengah.

**

Kyung Soo mengangkat tangannya. Ia sedang

memegang pita merah itu ditangan kanannya dan

menunjukkannya pada Eun Soo. Dengan senyuman penuh

arti ia meraih tangan Eun Soo dan meletakkan pita merah

itu ditelapak tangan kanan Eun Soo.

“Pakailah, aku suka jika kau memakai pita ini saat

pergi kesekolah. Tapi aku hanya melihatmu sekali saja.”

Eun Soo masih membisu. Ia memandangi pita

merah yang sedang ia pegang dengan tatapan sendu.

Page 44: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

44

Perlahan tangan kirinya meraih rambut hitam yang terurai

itu dan mengikatnya dengan pita merah pemberian Kyung

Soo. Ia memakai pita itu dihadapan Kyung Soo.

Segaris senyuman tersungging dibibirnya. Kini ia

beralih menatap mata kakaknya yang duduk disampingnya

dan masih terjaga.

“Yeppuji13.” Ujar Kyung Soo dan dengan sengaja

mencubit pipi Eun Soo gemas. Untuk pertama kalinya ia

menyentuh pipi adik kembarnya itu.

Pengakuan yang tak terduga itu membuat hati Eun

Soo kembali muram. Kai tidak tau jika sepenggal

pengalaman hidupnya yang ia ceritakan tanpa sengaja

akan membuat gadis yang ia cintai menjadi benci

padanya.

Kai menceritakan pengalaman mengemudinya

yang paling buruk. Ketika ia bersama Sehun dan melewati

kompleks rumah Kyung Soo dan sebelum mereka

berkenalan. Kai tanpa sengaja menabrak seekor anjing

betina ras terrie aider itu. Ia tidak bermaksud melarikan

diri, tapi Kai selalu melupakan pedal remnya ketika gugup

menggerayangi hatinya.

Ia tidak ada niatan melarikan diri, bahkan usai

menabrak anjing milik Eun Soo, Kai menabrak pembatas

jalan dan mobilnya sulit sekali ia kendalikan.

“Kau menyukainya? Sedikit atau banyak?” Kyung

Soo tersenyum jail, ia mencoba menggoda adik

kembarnya yang sedang sedih itu.

13 Yeppu = cantik

Page 45: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

45

“Empati, itulah yang kurasakan padanya. Dia

butuh teman.”

“Aku tau kau sedang berbohong.”

“Entahlah, Kyung Soo. Aku tidak mengerti

bagaimana perasaanku. Aku tidak pernah merasakan ini

sebelumnya.”

“Seperti apa perasaanmu pada Chanyeol?” Kyung

Soo menatap Eun Soo lekat. Gadis itu menundukkan

kepalanya.

“Aku, menyukainya. Dia sangat baik, entahlah.

Aku merasa senang jika bersamanya.”

“Lalu? Kai?”

“Terlalu sulit menjelaskan. Aku merasa ia

membutuhkanku. Atau hanya perasaanku sendiri yang

mengatakan hal ini. Aku melihat sesuatu yang berbeda

darinya, namja itu butuh sesuatu yang bisa

mengembalikan dirinya yang sebenarnya. Ada sesuatu

yang berbeda dibalik wajah dinginnya.”

“Apa maksudmu?”

“Aku pernah melihatnya menangis.”

“Apa?” Kyung Soo mengernyit tak percaya. Eun

Soo menatap Kyung Soo penuh keyakinan.

“Dia tidak seperti itu, dia lebih lemah dari yang

kau lihat. Bahkan lebih lemah darimu, kurasa.”

End Of

Chapter 5

Page 46: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

46

CHAPTER 6

“Miss”

Page 47: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

47

Kyung Soo dan Baekhyun memandangi

rerumputan yang berayun-ayun terkena semilir angin

malam. Bunga-bunga yang Kyung Soo tanam beberapa

bulan yang lalu kini semakin tumbuh besar. Mereka

tumbuh dengan baik. Pikiran mereka melayang-layang.

Keduanya sama-sama terhanyut oleh perasaan masing-

masing.

Kesakitan, air mata dan kebohongan menyelimuti

hati mereka. Baekhyun masih menatap daun-daun yang

berhamburan tergulung angin. Suara riuh dedaunan

berterbangan menambah suasana hening malam itu.

Seperti angin, hatinya tidak pernah tentu seperti apa.

Hati Kyung Soo masih terbalut oleh luka, sakit

seperti tersayat pecahan kaca. Terlalu sulit untuk

disembuhkan. Bahkan luka itu terlalu dalam. Gadis itu,

Kim Yumi. Mungkin dia akan benar-benar melupakan

dirinya. Sesak rasanya jika mengingat kejadian itu.

Page 48: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

48

“Aku merindukannya?” Baekhyun memecah

keheningan.

Kyung Soo menoleh. Ia menatap wajah sendu

Baekhyun. Ada genangan air mata yang sedang ia tahan.

Bibirnya mengatup dan bergetar. Matanya menatap tak

terarah. Batinnya begitu tersiksa.

“Nuguya?”

“Haramoni. Monster itu.” Baekhyun menoleh

sembari tersenyum, air matanya sudah jatuh membanjiri

pipinya. Terasa begitu perih untuk mengatakan bahwa ia

merindukan neneknya.

Kyung Soo menatapnya sendu. Baekhyun

berusaha tetap tersenyum dan menghapus air mata yang

dengan sendirinya berjatuhan tanpa keinginannya.

“Aneh bukan? Sempat-sempatnya aku

merindukan orang seperti dia.” Sekali lagi Baekhyun

tertawa dalam tangisnya. “Tapi..” bibirnya bergetar,

sejenak Baekhyun menahan kata-katanya. “Setiap aku

melihatnya aku seperti melihat wajah ayahku.” Sekarang

ia benar-benar membiarkan tangisnya pecah. Kedua

tangannya terangkat menutupi wajahnya.

Kyung Soo masih memandanginya. Ia tidak bisa

mengatakan apa-apa pada Baekhyun. Kemudian perlahan

Kyung Soo melingkarkan tangannya dibahu Baekhyun. Ia

memeluk saudara angkatnya yang tengah terisak itu.

“Kau bisa datang menjenguknya. Jangan

khawatir.” Hibur Kyung Soo lirih. Kini suasana hati

mereka tidak jauh berbeda, sama-sama kesakitan.

Eun Soo yang memperhatikan mereka dari balik

pintu hanya bisa melihat dengan pilu kepada kedua

Page 49: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

49

saudaranya. Hatinya ikut menjadi sesak. Seperti saat

mengetahui penyakit Kyung Soo.

“Aku akan menjaga kalian dengan baik.” Ucap

Eun Soo dalam hatinya.

**

Chanyeol menutup pintu mobilnya. Ia datang ke

studio sendirian dan berharap semua personelnya bisa

berkumpul hari ini. Ada jadwal yang ingin ia sampaikan

pada keempat personelnya. Ia memandangi layar

ponselnya. Disana tertera nomor ponsel milik Eun Soo.

Tiba-tiba saja hatinya benar-benar merindukan gadis itu.

Selama rekaman kemarin ia tidak sempat menemui Eun

Soo karena sibuk sendiri.

“Yoboseyo?”

“Yoboseyo?” Jawab seseorang diseberang sana.

Chanyeol sedang berbicara dengan Eun Soo melalui

telepon.

“Eun Soo-ah, um. apa yang kau lakukan

sekarang?”

“Aku sedang belajar, oppa.”

“Ah, benarkah? Apa aku mengganggumu?”

“Aniyo. Aku hampir selesai. Ada apa kau

menelponku?”

“Aku merindukanmu.”

“Huh?” Eun Soo memastikan bahwa ia tidak salah

dengar.

“Um, maksudku aku sudah lama tidak mengobrol

denganmu. Apa hari ini Kyung Soo akan datang latihan?”

Chanyeol mulai gugup dengan sendirinya.

Page 50: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

50

“Um, molla. Aku sudah dirumah. Kyung Soo dan

Baekhyun sampai sekarang belum pulang, mungkin

sedang menuju ketempatmu.”

“Ah begitu ya. Baiklah kalau begitu.”

“Huh?”

“Um, maksudku lanjutkan saja belajarnya. Maaf

aku sudah menganggu.”

“Um, oppa?” Panggil Eun Soo dari seberang

sana.

“Nde?” Chanyeol baru saja akan menutup

telponnya.

“Apa kau tidak ingin bertemu denganku?”

Chanyeol tersenyum. Itulah tujuannya menelpon

Eun Soo. Ia ingin sekali bertemu dengan Eun Soo. Dan

pergi bersama ke suatu tempat. Seperti saat mereka berdua

kesungai Han, tapi tanpa Kyung Soo dan Baekhyun.

“Aku akan menjemputmu akhir pekan nanti.

Sekarang belajarlah dengan rajin.”

“Nde..” Eun Soo tersenyum girang.

“Sampai bertemu akhir pekan?”

“Nde, aku akan menunggu.”

“Baiklah, sampai jumpa.”

“Sampai jumpa.” Mereka berdua sama-sama

terdiam dan belum menutup telepon mereka masing-

masing. Keduanya sama-sama menatap layar ponsel

dengan wajah sumringah.

“Kenapa tidak kau matikan?” Ujar Eun Soo

kemudian.

Page 51: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

51

“Kau saja yang menutup duluan.”

“Aniyo, kau yang menelponku duluan.”

“Ah baiklah.” Chanyeol menatap layar ponselnya.

Beberapa saat kemudian ia mendekatkan bibirnya pada

layar ponsel. “Saranghae.” Bisik Chanyeol lirih yang

kemudian dengan segera memutus teleponnya dengan Eun

Soo.

Chanyeol merasa lega. Setidaknya rasa rindu yang

merayapi hatinya sedikit terobati dengan mendengar suara

gadis itu melalui telepon.

Brak.

“Ya!” Chanyeol berteriak kaget. Bibirnya terbuka

dan kedua matanya melebar.

Kai melongok keluar jendela mobil. Kemudian ia

tersenyum miring tanpa bersalah. Baru saja ia

menabrakkan mobilnya kebagian belakang mobil milik

Chanyeol.

“Maaf, aku terlambat untuk mengeremnya.” Ujar

Kai setelah berhasil memarkirkan mobilnya. Sehun segera

keluar. Ia terlihat begitu lega sesampainya di studio.

“Hari ini aku senam jantung lagi,” ujar Sehun

yang kemudian berpegangan pada tubuh Chanyeol.

Kepalanya pusing, sepertinya Sehun sedang mabuk darat.

“Sudah kubilang kau harus belajar lagi.” Sahut

Chanyeol dan segera membantu Sehun untuk berjalan. Ia

tak kuat berdiri dan menegakkan kakinya dengan baik.

“Huh, menyebalkan!” Kai menendang ban mobil

bagian belakang milik Chanyeol. Kemudian berjalan

menyusul kedua temannya memasuki studio.

Page 52: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

52

Chanyeol membersihkan gitarnya. Kemudian Kai

membersihkan tempat duduknya. Sedangkan Sehun

berbaring diatas sofa.

“Jelaskan padaku apa yang terjadi padamu?

Kenapa kau minum sampai mabuk begitu.” Sehun

berusaha untuk membuka matanya walaupun kepalanya

terasa pusing.

Chanyeol menatap Sehun dengan bingung. Ia

tidak mengerti dengan apa yang baru saja Sehun tanyakan.

Sedangkan Kai berpura-pura tak mendengarnya.

“Siapa maksudmu?” tanya Chanyeol tidak

mengerti.

“Kai hyeong! Kau tuli!” Namja itu sontak duduk

dan melempar bantalan kursinya kearah Kai.

Kai menangkapnya. Kemudian meletakkan bantal

itu diatas kursinya dan ia duduki. Tangannya sudah

mengayun-ayunkan stik pada drum yang ada

dihadapannya. Sehun mendengus kesal, jelas saja karena

ia harus membayar sewa supir untuk mengantarkan Kai

pulang saat mabuk kemarin. Dan ia juga harus melunasi

semua minuman yang Kai pesan di kedai itu.

“Hyeong! Ini bill-nya.” Sehun mendatangi Kai

dan menyerahkan selembar kertas.

Kai menatap Sehun tanpa ekspresi. Dan tak

kunjung menerima kertas pemberian dari Sehun. Kepala

Kai masih terasa pusing, semalam ia minum terlalu

banyak. Ini pertama kalinya Kai mabuk, biasanya ia hanya

akan memesan segelas kopi.

“Aku sedang frustasi.”

Page 53: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

53

Kai memukul piringan baja yang ada didepannya.

Kemudian berdiri dan merampas kertas itu dari tangan

Sehun. Sebentar ia melihat lembaran itu kemudian ia

mengeluarkan beberapa Won dari dompetnya.

“Frustasi? Kau frustasi? Karena siapa?” Chanyeol

berdiri sembari membenarkan senar gitarnya.

“Seorang yeoja. Ah, sudahlah jangan dibahas

lagi.” Kai melengos.

Chanyeol dan Sehun melongo. Mereka terkejut

mendengar Kai frustasi karena seorang gadis karena

biasanya ia yang membuat yeoja frustasi terlebih dahulu.

Kini ketiganya sibuk dengan alat musik mereka

masing-masing. Suasana di studio terlihat berbeda dari

biasanya. Mereka berkumpul seperti orang asing. Kai

sibuk dengan pikirannya, kacau. Chanyeol terlalu bahagia,

itu karena Eun Soo. Dan Sehun masih normal seperti

biasanya.

“Ini, jadwal kita sebulan kedepan. Mulai bulan

depan kita akan tampil di acara-acara sekolah. Terutama

Kirin, itu sekolah musik yang sangat bagus jadi kita harus

sering latihan,” jelas Chanyeol sembari menyodorkan

selembar kertas itu pada Sehun dan Kai.

Kyung Soo dan Baekhyun tidak kunjung datang.

Sudah satu jam lebih mereka bertiga menunggu, tapi sama

sekali tidak ada tanda-tanda kedatangan mereka. Sampai

Kai memutuskan untuk pulang dan mengacuhkan

perkataan Chanyeol begitu saja.

“Tunggu, kau tidak bisa pulang begitu saja.”

Chanyeol menghentikan langkah Kai.

“Kita belum latihan. hyeong.” Sehun ikut berdiri.

Page 54: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

54

“Mereka tidak datang, percuma saja. Lebih baik

kita pulang dan beristirahat. Besok kita akan latihan lagi.

Aku sedang tidak bersemangat.” Ucapnya seraya

mengenakan jaket merah ketubuhnya. Kemudian ia

kembali melanjutkan langkahnya dan keluar dari studio.

“Hyeong, kau mau mengantarku pulang?” Sehun

beralih menatap Chanyeol yang berdiri memandangi Kai

yang semakin menjauh.

**

Kai turun dari mobilnya. Ia sudah melewati

hampir 2 jam perjalanan menuju rumah. Itu bukan karena

jalanan sedang macet. Namja berkulit „tan‟ itu bersandar

pada mobilnya kemudian mengepalkan tangannya dan

memukul kepalanya pelan.

“Bodoh, bodoh!” ucapnya lirih. “Sekarang apa

yang bisa kau lakukan untuknya, Kim Jong In!” Lanjutnya

lagi.

Sebuah kelereng mendarat dikakinya. Kai

menginjaknya dan hampir saja jatuh terpeleset. Beberapa

saat kemudian terdengar gelak tawa seseorang yang ada

disamping rumahnya.

Kai menyeimbangkan tubuhnya. Kemudian ia

bersandar pada mobil yang ada disampingnya. Kedua

telinganya mendengar jelas gelak tawa itu. Bukan suara

yeoja, tapi namja. Biasanya Kim Jae In akan

menertawainya jika Kai akan terjatuh. Perlahan Kai

melangkah dan mencari sumber suara itu berasal.

Ia menatap seseorang yang berpegangan pada

pagar pembatas rumahnya dengan rumah mantan

sahabatnya, Yixing. Namja itu melempar senyum.

Tampak lesung pipit yang begitu manis menghiasi

Page 55: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

55

wajahnya. Senyuman itu tidak asing bagi Kai. Kemudian

Kai berjalan mendekat. Seseorang yang ada didepannya

semakin mengembangkan senyumnya.

“Chogiyo!” Tanya Kai sembari melipat kedua

tangannya didepan dada. Pria itu tertawa saat melihat

wajah dingin Kai kembali menyapanya. “Apa kau mau

cari gara-gara denganku? huh?” Kai terlihat kesal.

“Um, apa aku menganggumu?”

“Nde, kau hampir membuatku jatuh. Untuk apa

kau melempariku dengan kelerengmu?”

“Aku tidak sengaja. Mianhae?” ujarnya sembari

mengulas senyum.

“Lalu kenapa kau tertawa? Apa kau pikir itu tadi

lucu?” Kai berjalan semakin mendekat.

“Aku memang sengaja melemparnya padamu.

Aku ingin menyapamu.”

“Apa? Aneh! kau orang baru ya? Rumah itu tidak

disewakan. Kenapa kau menempatinya.” Kai melirik

kearah rumah yang ada didepannya. Sudah lama rumah itu

tidak ditempati.

“Untuk apa aku menyewa rumahku sendiri.”

Jawab namja itu santai.

“Rumahmu?” Kai mengernyit bingung.

Sedangkan namja yang ada dihadapannya tertawa gemas

melihat wajah Kai.

Kai semakin memfokuskan dirinya. Ia menatap

namja itu lekat. Ia mencoba mengingat sesuatu. Mata

coklat, lesung pipit dan senyum yang khas. juga gelak

tawa yang dulu sering ia dengar dulu.

Page 56: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

56

“Tidak mungkin.” Ucap Kai sembari

mengerjapkan kedua matanya.

Sontak Kai membalikkan badan dan berlari

menerobos gerbang rumahnya. Ia melompat pagar yang

menghalangi pijakannya dan dengan penuh perasaan yang

luar biasa bahagia Kai melempar tubuhnya pada seorang

pria yang mempunyai lesung pipit itu.

“Hyeong!!! Aku sangat merindukanmu!!!!

Jeongmal!!! aaaa..”

Kini tubuh mereka berdua sama-sama jatuh diatas

tanah. Dengan posisi Kai berada diatas tubuh Yixing dan

memeluk namja itu dengan erat. Sedangkan Yixing

meronta tidak tahan dengan hembusan nafas Kai yang

mengenai lehernya.

“Ah, hentikan. hentikan!” Ia mencoba mendorong

tubuh Kai yang terasa semakin berat. Tapi Kai masih tetap

saja memeluknya dengan erat.

“Hey, apa yang kalian lakukan?” yeoja itu

berkacak pinggang dan memandang ngeri atas sikap

adiknya yang memalukan.

Kai melepaskan pelukannya. Ia menatap seorang

namja yang terlihat lega setelah terlepas dari pelukan

menyakitkan itu. Senyumnya masih tetap terjaga. Kai

membantu Yixing untuk berdiri. Sementara Jae In

mencoba memastikan apa yang ia lihat bukanlah sekedar

bayang-bayang saja.

“Yixing? Jinja?” Jae in mendekat. Ia mencoba

melihat wajah namja itu lebih dekat. Dulu Jae In dan

Yixing adalah teman sekolah saat masih duduk dibangku

dasar, walaupun usia Jae In satu tahun lebih tua darinya.

Page 57: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

57

Yixing tersenyum. Wajahnya terlihat begitu sehat,

tidak seperti terakhir mereka bertemu. Dengan perlahan

Yixing meletakkan tangannya di bahu Kai. Kini ia kalah

tinggi dengan badan dongsaeng-nya.

“Kau sudah besar.” Ucapnya sembari terus

menepuk bahu Kai.

“Hahaha, tentu saja. Apa kau pikir aku tetap

pendek seperti dulu? Aku rajin berolah raga.” Ucap Kai

bangga. Tidak jauh berbeda dengan semasa kecilnya, ia

tidak pernah mau kalah.

“Hyeong… bagaimana kabarmu? Kenapa kau

tidak memberitahuku kalau kau sudah kembali? Hyeong,

apa saja yang kau lakukan di China?”

“Hentikan, Kamjong. Lebih baik kalian

mengobrol di dalam saja. Sambil meminum susu.” Tawar

Jae In. ia menatap wajah Yixing

sembari tersenyum. Yixing semakin terlihat tampan

setelah dewasa.

“Aku mau kopi, aku tidak mau minum susu lagi.

Apa nuna pikir aku ini masih berusia 7 tahun?” Protes Kai

kemudian menarik tangan sunbae-nya dengan penuh

semangat. Ia sangat bahagia dengan kedatangan Yixing.

**

“Dari mana saja kau?” Eun Soo memergoki

Kyung Soo dan Baekhyun berjalan mengendap-endap

memasuki kamar mereka. Ditangan mereka berdua sudah

menenteng sepasang sepatu milik mereka masing-masing.

“Haha, kau sudah sampai dirumah?” ujar

Baekhyun sembari menegapkan punggungnya.

Page 58: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

58

“Aku sampai 3 jam lebih awal dari kalian.” Jawab

Eun Soo dan sebelah alisnya terangkat.

“Kami ada perlu. Jadi pulang terlambat.” Tukas

Kyung Soo dan segera menarik tangan Baekhyun untuk

memasuki kamarnya.

“Ya! kenapa kalian aneh begitu?”

Baekhyun kembali keluar kamar. Ia mendekati

Eun Soo dan berbisik padanya.

“Um, jangan katakan pada eomma. Kami tadi

berniat pergi kerumah nenekku, tapi tidak jadi,” jelas

Baekhyun, wajahnya terlihat murung.

Mereka berdua pulang sekolah dengan terburu-

buru dan pulang lebih dulu tanpa pamit kepada Eun Soo.

Baekhyun sangat merindukan neneknya, itulah yang ia

rasakan. Pukulan, jambakan dan bentakan yang selalu

neneknya berikan padanya membuatnya rindu. Tapi dia

juga sangat menyayangkan jika harus meninggalkan

keluarga Kyung Soo yang dengan senang hati

menerimanya dalam keluarga mereka.

“Kau lupa dengan pesan appa? Kau jangan

menemuinya lagi! Aku saja selalu berhati-hati. Oh ya, apa

kau sudah mengunci gerbang depan? Besok gerbang kita

akan direnovasi.” Eun Soo tampak kesal.

“Aku senang kalian peduli padaku, tapi

menurutku apa ini tidak terlalu berlebihan?”

Eun Soo menatap Baekhyun kaget. Kyung Soo

berjalan keluar kamar. Ia berdiri disamping Eun Soo.

Anak kembar itu menatap saudara angkat mereka dengan

tatapan tidak percaya.

Page 59: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

59

“Kami menyayangimu, tapi kenapa kau

mengatakan seperti itu?” tanya Kyung Soo kecewa.

“Huh, Byun Baekhyun! jangan biarkan aku

mengatakannya.” Bentak Eun Soo seraya meninggalkan

Kyung Soo dan Baekhyun kemudian ia memasuki

kamarnya.

Baekhyun memandangi langkah Eun Soo. Ia tidak

mengerti dengan apa yang baru saja Eun Soo katakan.

Kemudian ia beralih menatap Kyung Soo yang ada

didepannya. Sepertinya Kyung Soo juga tidak tau maksud

kalimat yang Eun Soo katakan.

“Ada yang dia sembunyikan dariku.” Baekhyun

menatap Kyung Soo penuh tanya. Dan Kyung Soo hanya

menggelengkan kepalanya.

Eun Soo melempar buku harian berwarna biru itu

kelantai. Ia memberantakkan seisi mejanya. Perasaannya

sedang cemburu. Yah, Eun Soo cemburu dengan

Baekhyun. Perhatian eomma dan appa sedikit teralihkan.

Ia merasa semua perhatian eomma lebih mengedepankan

Baekhyun. Setiap mereka memasak bersama, eomma

selalu menanyakan Baekhyun dan Kyung Soo, sedangkan

dirinya mulai kurang diperhatikan.

Awalnya Eun Soo mengira itu adalah hal yang

wajar karena Baekhyun anggota keluarga baru yang butuh

adaptasi. Tapi hati Eun Soo merasakan hal yang berbeda,

eomma dan appa berubah.

Eun Soo melipat kedua tangannya diatas meja.

Kemudian kepalanya menuduk dengan derai air mata

amarah. Ia ingin sekali marah, hatinya ingin sekali

memberontak. Perasaannya dipenuhi kecewa, kepada

kedua orang tuanya dan namja itu, Kai.

Page 60: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

60

Entah ia bisa memaafkan atau tidak. Tapi hatinya

sudah terlanjur membatu. Kai telah menabrak Yeonggu.

Dan membuat anjing kesayangannya itu mati.

“Meonggu, aku sedih sekali.” Eun Soo menunduk

kesamping, tempat Meonggu tengah menatapi dirinya.

“Kau kenapa?”

Eun Soo terkesiap. Ia masih menunduk dan

berusaha menyembunyikan air matanya. Kyung Soo

memperhatikan punggung adiknya. Ia berjalan mendekat

dan menyentuh pundak Eun Soo.

“Kau baik-baik saja?” Kini kedua tangan Kyung

Soo berada pada bahu kiri dan kanan Eun Soo.

“Kyung Soo-ya!!!” Dengan cepat Eun Soo

membalikkan tubuhnya dan memeluk Kyung Soo dengan

posisi duduk. Kyung Soo tertegun. Gadis yang memeluk

pinggangnya itu menghamburkan air mata dengan deras.

“Apa kau tidak merasakan hal itu? Apa eomma

dan appa sudah tidak menyayangi kita?” Tanya Eun Soo

getar yang masih memeluk Kyung Soo erat.

“Apa maksudmu?”

“Baekhyun. Aku merasa eomma lebih

memperhatikan Baekhyun.”

“Jangan berfikir yang tidak-tidak. Baekhyun

seperti saudara kandung kita sekarang.”

Eun Soo mulai sesenggukan. Kyung Soo

melepaskan kedua tangan Eun Soo yang melingkari

pinggangnya. Kemudian berjongkok menjajari wajah

adiknya. Kyung Soo melihat banyak sekali luka disana.

Tergambar jelas dari kedua bola mata Eun Soo yang basah

terkena air mata.

Page 61: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

61

“Kau sudah memaafkan Kai?” Eun Soo

menggelengkan kepalanya. Kemudian tertunduk.

“Kenapa? Dia tidak sengaja melakukan hal itu.”

“Ingat janji kita Kyung Soo. Kau bilang tidak

akan memaafkan orang yang sudah membunuh Yeonggu.”

Kepalanya terangkat, Eun Soo menatap Kyung Soo kesal.

“Apa kita tidak boleh melanggar janji demi

kebaikan? Coba jelaskan padaku?”

“Memaafkan tidak semudah saat kau

memasukkan jarimu kelubang hidung,” gerutu Eun Soo. Ia

tidak pernah melupakan motto hidupnya.

“Lalu sampai kapan kau akan marah padanya?”

“Kenapa hanya aku yang marah. Kau tidak marah

saat tau Kai menabrak Yeonggu?” Eun Soo menatap

Kyung Soo tajam. Tangisnya mulai reda.

“Aku marah. Tapi aku berusaha memaafkannya.

Karena Kai tidak sengaja, jadi kita tidak berhak marah

padanya.”

“Do Kyung Soo!”

“Dan satu lagi, hapus semua pikiran burukmu

tentang Baekhyun. Yang perlu kau pikirkan hanyalah

belajar.” Kyung Soo beralih berdiri.

“Tidak, aku benci dengan Baekhyun, aku benci

dengan Kai. Aku benci dengan mereka!”

“Do Eun Soo, cukup!”

“Apa kau tidak berfikir bahwa eomma dan appa

memperlakukannya seperti Jeong Soo oppa? Jeong Soo

oppa tidak bisa digantikan.”

Page 62: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

62

“Cukup, Eun Soo. Jangan diteruskan lagi, hyeong

sudah lama pergi!”

Eun Soo kembali menangis. Hatinya tersentak

mendengar apa yang Kyung Soo katakan. Ia sangat

merindukan Jeong Soo. Kakak laki-laki pertamanya. Dia

meninggal diusia muda karena kecelakaan motor. Bukan

dia yang mengendarai motor, tapi tertabrak oleh motor

dan membuat tubuhnya terlempar sampai berkilo-kilo

meter. Kecelakaan maut itu seketika merenggut

nyawanya. Do Jeung Soo meninggal saat usia mereka

masih 5 tahun.

Berminggu-minggu eomma frustasi. Mengurung

diri sampai 3 hari didalam kamar. Bahkan melakukan hal

apapun yang berhubungan dengan Do Jeong Soo

membuatnya menangis. Tapi semenjak kehadiran

Baekhyun. Sosok Jeong Soo sangat lekat padanya.

Membuatnya merasakan putra sulungnya hadir kembali,

begitu juga dengan Baekhyun. Ia merasakan kehadiran

kedua orang tuanya dalam keluarga Kyung Soo.

Baekhyun mengatupkan bibirnya. Ia menahan

pukulan menyakitkan dihatinya. Baekhyun mendengar

dengan jelas apa yang sedang Kyung Soo dan Eun Soo

bicarakan. Ia tidak pernah mengira akan seperti ini.

Baekhyun hanya berfikir semuanya akan baik-baik saja.

**

Eun Soo duduk disofa paling belakang.

Sedangkan Kyung Soo

dan Baekhyun berada disofa tengah. Bagian depan diisi

oleh eomma dan appa. Sore ini waktunya Kyung Soo

untuk chek-up. Dan seluruh keluarganya mengantar.

Page 63: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

63

“Sebentar lagi kalian kelas tiga. Setelah lulus

kalian mau kuliah dimana?” Eomma memutar kepalanya

kebelakang. Tatapannya menuju pada Baekhyun.

“Baekhyun. Kau mau kuliah mengambil jurusan

apa?” Tanya eomma lembut.

“Kuliah, aku tidak pernah terfikir soal itu.” Jawab

Baekhyun ragu. Hatinya benar-benar ragu.

“Bagaimana kalau kalian bertiga mengambil

jurusan yang sama saja. Dengan begitu kalian bisa pulang

dan berangkat bersama-sama.” Eomma tersenyum.

“Ah, itu ide yang sangat bagus,” timpal appa.

“Eun Soo otte14? Gwenchana?” Sahut eomma

yang melonggok kearah Eun Soo.

“Nde.” Jawab Eun Soo dengan malas. Ia

mendengus kesal dan melemparkan padangannya keluar

jendela.

Mendengar jawaban itu, Baekhyun sontak

menjadi murung. Ia tau Eun Soo sedang tidak enak hati

padanya.

**

“Jadi menurutmu bagaimana? Apa aku harus

terus bersembunyi darinya?” Kai menyeruput secangkir

kopi buatan Jae In. Kopi itu sedikit pahit.

“Datanglah padanya dan minta maaf dengan cara

yang baik.” Yixing hanya menatap wajah Kai yang terlihat

baik-baik saja.

14 Otte/ottoekke/oddokke = bagaimana?

Page 64: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

64

“Ah, itu yang sulit hyeong. Seharusnya aku tidak

usah menceritakan hal itu padanya! Sial!” Kai mengumpat

sudah kesekian kalinya.

Yixing tersenyum. Kai sedikit berbeda. Wajah

polosnya sudah hilang tak berjejak. Dongsaeng-nya itu

terlihat begitu manly jauh dari dugaannya. Bocah manja

dan cengeng yang ia kenal dulu berubah menjadi seorang

namja yang penuh dengan karisma.

“Seperti apa dia sampai kau bersikap seperti itu?”

Yixing ikut menyeruput kopi dalam gelasnya.

“Um, dia gadis yang aneh. Tapi aku sangat

menyukainya. Wajahnya itu menggemaskan.” tersungging

senyuman tipis dibibirnya. Tapi seketika menghilang

setelah tau Yixing memperhatikannya.

“Jadi begitu. Aku mengerti,” jawab Yixing

sembari mengangguk-anggukan kepalanya.

“Apa? kau bisa membantuku tidak?” kini kopi

dalam gelas Kai sudah habis. “Oh ya hyeong. Kau baik-

baik saja, „kan?” Kai menatap pria yang duduk

didepannya itu dengan khawatir.

Yixing mengerutkan keningnya.

“Leukemia?” Kini tatapan itu semakin menjadi-

jadi. Yixing hanya tertawa lebar.

“Kenapa kau tertawa?” Kai menjadi bingung.

“Aku membohongimu. Hahaha.” Yixing berusaha

menertawai wajah Kai yang sama sekali tidak terlihat

lucu.

“Apa maksudmu?” Kai menatapnya tidak

mengerti. Baru saja ia terlihat untuk serius.

Page 65: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

65

“Sudahlah, jangan membuatku tertawa lagi.”

Tukas Yixing dan menyeruput kopinya sampai habis.

Sedangkan Kai masih menatapnya tidak percaya. “Kau

mau menemaniku jalan-jalan? Aku ingin melihat apa saja

yang berubah disini. Atau kita pergi ketaman bermain

tempat kita bermain kelereng dulu?”

Mereka berdua pergi ketaman bermain itu, dengan

berjalan

kaki. Menikmati suasana taman yang tidak banyak

perbedaan dengan beberapa tahun yang lalu. Kembali

mengingat tiap chapter kehidupan masa kecil mereka.

Terlalu indah. Yixing kecil dan Kai yang suka menangis.

“Kau tidak tau seperti apa aku saat kau pergi,

hyeong.” Kai menundukkan kepalanya. “Rasanya seperti

sekarang ini. Saat yeoja itu membenciku,” lanjutnya lagi.

“Aku tidak bisa bergaul dengan baik. Aku tidak

mempunyai banyak teman. Selama kau pergi, aku seperti

tidak punya siapa-siapa lagi.”

“Babo! Kenapa kau bersikap seperti itu, kau

memang payah.” Umpat Yixing seraya memukul kepala

Kai. Rasanya tidak sakit sama sekali.

“Yah, beginilah aku,” jawab Kai malas. Ia

memaksakan duduk di ayunan kecil itu. Pinggangnya

sudah tak sekecil dulu. Sampai akhirnya ia menyerah dan

beralih duduk di dekat kotak pasir.

**

Kai memandangi sebuah gerbang yang berdiri

jauh beberapa meter darinya. Ia sudah hampir satu jam

hanya berdiri bersandar pada mobilnya dan tak ada

pertanda akan beranjak dari tempat itu. Ditangan

Page 66: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

66

kanannya mengenggam sebuket bunga yang ia beli

sebelum berangkat ketempat ini.

Hari ini adalah akhir pekan. Seoul sedang cerah.

Tidak ada kuliah atau latihan band seperti biasanya. Park

Chanyeol bilang dia sedang ada urusan yang sangat

penting dan membatalkan latihan. Dan dalam benak Kai

mengatakan ini adalah kesempatan yang baik untuk

meminta maaf pada Eun Soo.

Kai menghela nafas berat. Hembusannya sampai

terdengar. Meskipun sorot matahari sore menerobos tiap

cela dedaunan, tapi udara begitu dingin sampai membuat

nafasnya berasap. Tubuhnya sedikit menggigil karena

hanya jaket hitam tipis itu yang membalut tubuhnya.

Perlahan kakinya melangkah. Terlalu sulit untuk

membuat pijakan. Ia ragu bertemu dengan Do Eun Soo.

Lebih tepatnya ia belum siap. Hanya tiga langkah kakinya

berjalan, tapi sudah terhenti kembali. Kedua matanya

terfokus pada sebuah mobil antik hitam yang baru saja

terparkir didepan gerbang rumah Eun Soo. Mobil itu tidak

asing baginya, bahkan ia sangat mengenalnya. Matanya

beralih terfokus pada pintu mobil yang akan segera

terbuka. Namja jangkung itu keluar. Ditangannya samar-

samar terlihat sebuket bunga berwarna putih. Dan sebuah

kotak bewarna biru.

Tidak salah lagi. Dia adalah Park Chanyeol. Kai

berubah murung, ia melangkah mundur dan melupakan

niatnya untuk meminta maaf pada yeoja itu. Dan beberapa

saat kemudian Kai melihat yeoja dengan blues putih

selutut itu keluar dari balik gerbang. Hatinya semakin

hancur. Senyuman yang tidak ada bedanya dengan milik

Kyung Soo itu terpancar jelas. Begitu indah, gadis itu

sedang bahagia. Berbeda dengan dirinya.

Page 67: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

67

Kai segera masuk kedalam mobilnya. Ia

menginjak pedal gasnya dan berlalu pergi. Ia mengendarai

mobilnya dengan keadaan tidak stabil. Berbaur dengan

emosi.

**

“Hari ini tanpa Baekhyun dan Kyung Soo.”

Ucapnya seraya tersenyum. Chanyeol sangat senang

karena tidak ada yang akan menganggu kencan mereka

untuk hari ini.

“Kau mau membawaku kemana?”

“Setelah sampai, kau akan tau. Kau berlebihan

hari ini.” Chanyeol memegangi setir mobilnya.

Eun Soo memandangi kostum yang ia kenakan.

Terlalu

berlebihan. Bahkan ini sangat cocok dengan acara kencan

mereka. Eun Soo terlihat kecewa.

“Apa perlu aku menganti baju terlebih dahulu?”

jawabnya lesu.

“Untuk apa? Maksudku kau terlalu berlebihan

cantiknya hari ini,” jawab Chanyeol tanpa ragu. Wajah

Eun Soo seketika memanas. Ia melempar pandangannya

keluar jendela dengan menahan senyum.

Sesampainya mereka di sebuah restaurant yang

tak jauh dari tempat cherry blossom festival. Chanyeol

dengan sangat anggun membawa gadisnya masuk. Yang

mereka datangi adalah restoran yang sangat terkenal

dengan ke-elite-annya. Disana sudah tertata lilin dan gelas

kaca. Beberapa pelayan berdiri didekat meja mereka.

Semua sudah Chanyeol siapkan dengan baik.

Page 68: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

68

Chanyeol mempersilahkan gadis itu untuk duduk.

Eun Soo merasa sangat canggung. Ia tidak pernah datang

ketempat seperti ini sebelumnya. Ia juga tidak bisa

melakukan table manner dengan baik.

“Chanyeol oppa. Bukankah lebih baik kita makan

dipinggir jalan? Aku tidak terbiasa.” Bisiknya lirih. Ia

merasa salah tempat.

Chanyeol hanya tersenyum. Ia tidak mengabulkan

permintaan gadis itu dan membiarkan waktu berjalan

selama yang ia inginkan.

**

“Tolong selamatkan adikku?” Jae In terus

membututi Dokter yang berjalan tergesa menuju ruang

ICU. Dibelakangnya sudah ada Yixing yang

menemaninya.

Yixing dan Jae In berhenti tepat didepan pintu

kamar ICU itu, seorang perawat menahan mereka. Hati

Jae In benar-benar sakit, begitu juga dengan Yixing. Ia

sangat terkejut saat menerima telepon dari Polisi bahwa

mobil Kai mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak

truk besar pengangkut cairan pembakar, gas untuk

kompor. Mobil Kai sudah tidak tau seperti apa bentuknya,

sedangkan Kai masih beruntung terpental dari tempat itu

cukup jauh. Walaupun keadaannya sekarang sangat kritis,

tapi setidaknya ada kesempatan untuk bertahan. Meskipun

hanya sedikit.

Jae In merosot duduk diatas lantai. Tubuhnya

seketika kehilangan tenaga. Kedua orang tuanya masih

tidak bisa dihubungi, terlalu sibuk dengan pekerjaan

masing-masing. Yixing membantunya duduk dikursi

Page 69: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

69

tunggu, tepat didepan ruangan itu. Perasaannya juga

sangat khawatir.

“Kita hanya bisa berdoa, biarkan dokter berusaha

dengan baik,” ucap Yixing dengan paksa. Ia tidak bisa

menenangkan hati nuna Kai. Karena perasaannya sendiri

juga sama buruknya.

7 jam berlalu. Belum ada satupun orang yang

keluar dari ruangan itu. Jae In semakin khawatir. Yixing

berdiri didepan pintu ruangan itu, ia teringat dengan

kejadian waktu itu. Masa-masa kritis yang ia lalui

diruangan serba putih itu. Dokter bilang, ia tidak akan bisa

hidup lebih lama lagi, hanya tinggal menghitung bulan.

Tapi keajaiban datang padanya, ia masih bisa bernafas

hingga sekarang. Dan hal itu ia percaya akan terjadi pada

Kai juga. Kai akan tetap bertahan. Dia tidak boleh mati

begitu saja.

**

“Baekhyun tidak membawa ponselnya, eomma.”

Ujar Kyung Soo sembari menunjukkan ponsel milik

Baekhyun ditangan kanannya kepada eomma.

“Kemana dia pergi, apa dia tidak

memberitahumu?”

“Aniyo, aku dari tadi hanya tidur,” ucap Kyung

Soo seadanya. Eomma terlihat sangat panik. Ia berjalan

kesana kemari dan berkali-kali melihat kearah jam yang

tertempel di dinding.

“kenapa adikmu jam segini belum pulang?”

Eomma teringat bahwa putrinya juga tidak sedang

dirumah. “Apa dia juga bersama Baekhyun?”

Page 70: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

70

“Eun Soo tidak bersama Baekhyun. Dia dengan

orang lain,” jelas Kyung Soo seraya menekan layar

ponselnya dan menghubungi Eun Soo. Ia mengantongi

ponsel milik Baekhyun.

Belum sempat telpon Kyung Soo terhubungi, Eun

Soo sudah memasuki rumah dengan wajah yang begitu

sumringah. Eomma dan Kyung Soo menatapnya, panik.

“Ada apa? Kenapa kalian melihatku seperti itu?”

Eun Soo menatap bingung.

“Kenapa jam segini baru sampai di rumah?”

Eomma terlihat marah.

“Aku lupa menghubungi kalian. mianhae.” Eun

Soo menundukkan kepalanya takut.

“Baekhyun pergi dari rumah.” Celetuk Kyung Soo

dan membuat wajah gadis itu terkejut.

“Mwo?”

“Bagaimana ini, ini sudah malam. Seharusnya dia

sudah bersama dirumah bersama kita,” eomma kembali

mondar mandir.

Eun Soo terdiam sejenak, ia melihat wajah Kyung

Soo mulai kesal. “Dia-kan laki-laki, eomma tidak usah

khawatir.” Lanjutnya kemudian berjalan menaiki tangga.

“Bagaimana kalau dia bertemu dengan

neneknya?” tanya eomma lagi.

“Biarkan saja. Kenapa eomma

mengkhawatirkannya begitu.” Sahut Eun Soo dan

membuat langkahnya terhenti.

“Dia kakakmu, jelas saja eomma khawatir. Dia

juga putra eomma.”

Page 71: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

71

“Hentikan eomma. Kalau tau begini aku juga

tidak akan pulang,” jawab Eun Soo ketus.

“Do Eun Soo? Apa yang sedang kau bicarakan?

Kenapa kau bilang seperti itu?”

“Aku tidak suka dengan sikap eomma yang

berlebihan padanya.”

“Eun Soo!”

“Eomma! Aku juga pulang malam tapi eomma

tidak mengkhawatirkanku.”

“Eomma juga mengkhawatirkanmu. eomma

mengkhawatirkan kalian berdua.”

“Tidak, tapi lebih besar pada Baekhyun.”

Kyung Soo yang berada diantara mereka mulai

bingung. Ia tidak bisa melerai perang mulut ibunya juga

adik perempuannya. Terlalu sulit baginya untuk

menghentikan mereka, salah-salah dialah yang terkena

batunya.

Kyung Soo menunduk. Ia memegangi dadanya

erat. Wajahnya tampak kesakitan. Dengan panik eomma

menghampirinya, begitu juga dengan Eun Soo. Mereka

berdua membantu Kyung Soo untuk duduk. Tidak ada

cara lain yang bisa Kyung Soo lakukan selain berpura-

pura sakit untuk menghentikan mereka berdua.

**

“Hyeong, Kai kecelakaan.” Chanyeol dan Sehun

sedang berbicara melalui telpon.

“Dimana dia? Apa sangat parah?”

Page 72: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

72

“Keadaanya sangat kritis. Cepatlah datang kesini,

aku sudah berada dirumah sakit. Jangan lupa beri tau

Kyung Soo dan Baekhyun.”

“Baiklah.”

Tut.

Sehun menutup teleponnya terlebih dahulu. Kini

Chanyeol beralih menghubungi Kyung Soo, yang saat ini

sedang tidur diranjangnya dan ditemani oleh eomma dan

Eun Soo. Kyung Soo sukses melakukan aksinya. Berpura-

pura sakit agar pertengkaran itu selesai.

“Kau sudah minum obatmu-kan?” eomma

membelai rambut hitam Kyung Soo. Namja itu masih

berbaring diatas ranjangnya dan dibalut dengan selimut

tebal.

Eun Soo duduk ditepian ranjangnya. Ia

memperhatikan wajah kakaknya dengan seksama. Tidak

pucat. biasanya Kyung Soo akan berubah menjadi pucat

jika kambuh. Hanya saja ia terlihat lesu.

“Kau harus lebih menjaga kesehatanmu, jangan

sakit lagi,” Ucap eomma kesekian kalinya. Kyung Soo

menatapnya sendu. Tapi ia berusaha untuk tenang dengan

posisinya sekarang ini.

Eun Soo segera meraih ponsel Kyung Soo yang

terletak tidak jauh dari tempatnya. Ponsel Kyung Soo

memekik keras, ia melihat Chanyeol sedang memanggil.

Sejenak perasaannya menjadi aneh.

“Yoboseyo?”

“Oppa?”

“Eun Soo-ah? Ah, kenapa kau yang mengangkat

telpon?”

Page 73: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

73

“Kyung Soo sedang sakit. Jadi aku yang

mengangkatnya. Ada apa? Akan kusampaikan pesanmu

padanya.”

“Kai, Kai kecelakaan. Keadaannya sangat kritis.

Kuharap kalian bisa datang kerumah sakit. Atau aku

jemput sekarang juga?”

“Um.” Eun Soo menatap Kyung Soo, Nafasnya

tersengal. Eomma ikut memperhatikan. Kemudian Eun

Soo berjalan mendekat dan memberikan ponsel itu pada

Kyung Soo.

“Ada apa?”

“Ah, kenapa kalian bertukar-tukar begini.

Bagaimana? Aku jemput sekarang atau tidak?”

“Ini sudah malam, hyeong. Tidak mungkin kami

dapat izin untuk keluar. Aku juga sedang sakit.”

“Ah, besok. Aku akan menjemput kalian. Besok

hari liburkan.”

“Memangnya ada apa?”

“Kai kecelakaan, keadaannya sangat parah, baru

saja aku mendapat telpon dari Sehun.”

“Mwo?” Kyung Soo terkejut.

“Yasudah, aku mau melihatnya dulu.”

tut.. tut..

Kyung Soo menurunkan ponselnya. Ia beralih

menatap Eun Soo. Baekhyun pergi dari rumah dan Kai

kecelakaan. Apa yang terjadi pada mereka. Eomma hanya

menatap mereka bingung tanpa mengeluarkan pertanyaan

apapun.

Page 74: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

74

Kini hati Eun Soo mengharu biru. Ia tidak tau jika

Baekhyun pergi karena dirinya, karena Eun Soo tidak

menyukainya. Yang ia rasakan adalah penyesalan. Eun

Soo juga tidak tau apa penyebab kecelakaan Kai. Namja

itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh

sedangkan ia tidak mahir mengendarai mobil. Dan

kecelakaan na‟as itu terjadi.

Eomma memutuskan keluar dari kamar dan

membiarkan kedua buah hatinya menyelesaikan masalah

mereka.

“Kau merasa puas?” Kyung Soo berdiri

mematung didepan Eun Soo yang terduduk disofa sambari

menundukkan kepalanya.

“Kau membenciku?” Ucap Eun Soo yang masih

menundukkan kepalanya. Ia sudah membendung deraian

air mata bersalah yang siap tumpah kapan saja.

“Ada apa denganmu, Do Eun Soo? Kau seperti

bukan dirimu sendiri.”

Hatinya sangat kalut. Itulah yang Eun Soo rasakan

sekarang ini. Eun Soo sudah mencederai perasaannya

sendiri. Byun Baekhyun, dengan berat hati pergi dari

rumah yang sudah ia anggap sebagai surganya. Tapi tidak

ada tujuan lain baginya selain kembali ketempat orang

yang sudah dengan susah payah merawatnya. Mungkin

semua kesakitan itu akan kembali menyilimuti dirinya,

tapi Baekhyun tidak punya pilihan lain.

Kim Jong In, untuk pertama kalinya ia merasakan

perasaan yang berbeda saat bertemu dengan Do Eun Soo.

Gadis itu mampu mewarnai hidupnya selain sebuah drum

yang setiap hari ia pukul sebagai luapan perasaannya. Dan

untuk pertama kalinya Kai merasakan cemburu yang

Page 75: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

75

begitu dalam. Ini bukan kegagalan cinta, tapi sebuah

perasaan yang harus ia kubur dalam.

**

Hari semakin gelap. Jalanan mulai terlihat sepi.

Semilir angin semakin terasa mengigit dikulit. Dedaunan

yang berlari-lari tertiup angin menjadi satu-satunya teman

baginya. Tubuhnya serasa siap terhempas angin dan

melayang bagai debu, terlalu lemah. Hatinya terluka,

bahkan lebih sakit yang ia rasakan dibandingkan saat

kehilangan kedua orang tuanya.

Sampai semalam ini ia masih duduk termenung

ditrotoar jalan dan hanya berbekal backpack

dipunggungnya. Jarum panjang berhenti di angka

sembilan dan jarum pendek berada di angka sebelas. Ia

memandangi jam yang melingkar di pergelangan

tangannya. Tatapannya kosong, pikirannya melayang-

layang tak tentu arah.

“Aku menyayangimu, Eun Soo.” Bibirnya

bergetar. Ia masih menatap jalanan gelap dan sunyi yang

ada dihadapannya.

Perlahan ia menguatkan kakinya untuk berdiri.

Rasanya sendi-sendi dalam tulangnya kering. Ia kembali

melanjutkan langkahnya menuju rumah itu. Rumah yang

pernah menjadi tempat berlindung satu-satunya.

Baekhyun menghela nafas, terlalu berat. Ia

menatapi rumah itu dengan nanar. Perasaannya ragu untuk

kembali ketempat itu. Tapi dengan langkah yang enggan

ia inginkan, Baekhyun berhasil berdiri tepat didepan pintu

rumah yang dulu ia tempati.

“Haramoni, aku pulang.” Baekhyun mengetukkan

jemarinya kearah pintu kayu yang ada dihadapannya.

Page 76: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

76

Beberapa saat kemudian lampu menyala, dan si pemilik

rumah membuka pintu.

Tatapan angkuh itu tak henti memandanginya.

Bibirnya mengatup rapat dan sedari tadi tak bersuara.

Baekhyun hanya tertunduk, semakin dalam. Ia sudah

menyiapkan diri untuk kembali menerima pukulan-

pukulan menyakitkan dari neneknya. Kepergiannya dari

rumah juga ia lakukan karena terpaksa. Dan kini ia

kembali, ia hanya ingin tinggal bersama keluarganya

sendiri.

“Kenapa kau pulang? Bukankah kau sudah sangat

bahagia tinggal bersama mereka?”

Baekhyun hanya diam membisu. Ia tidak mau

mengeluarkan komentar apapun. Terlalu sulit untuk

menjelaskan dan hanya percuma baginya untuk

menceritakan kepada orang yang tidak mau perduli

dengannya.

“Ini bukan rumahmu lagi, jadi cepat pergi dari

sini.”

Baekhyun mengangkat kepalanya. Ia terkejut

mendengar hal itu. “Nenek?”

“Aku bukan nenekmu, jadi jangan panggil aku

dengan sebutan itu lagi.”

Lebih baik Baekhyun merasakan hantaman

dikepalanya dari pada dihatinya. Ada genangan air mata

dipelupuknya. Ia tidak tau harus pergi kemana lagi.

“Lebih baik kau ikut mereka, untuk apa kau ikut

denganku. Mereka lebih tau untuk masa depanmu. Aku

hanya akan menyuruhmu bekerja dan menghasilkan uang,

Page 77: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

77

jika kau bersama mereka, hidupmu akan lebih baik. Jadi

kembalilah, jangan pedulikan aku.”

“Nenek?” bibir Baekhyun kembali bergetar.

“Aku ini sudah tua, kapan saja Tuhan bisa

mencabut nyawaku. Aku juga tidak bisa merawatmu

dengan baik. Dari kecil hidupmu tidak menyenangkan,

kau harus bekerja. Membelikan minuman soda saja aku

tidak mampu. Jadi pergilah.” mereka berdua saling

bertatapan dalam.

Neneknya menyembunyikan rasa itu. Rasa

kehilangan cucunya selama beberapa bulan. Bahkan air

mata nyaris menetes ketika melihat bocah yang sering ia

pukuli kembali menghampirinya.

“Apa lagi yang kau tunggu, kembali-lah ke

keluarga itu.”

Baekhyun menatapnya tidak percaya. Kemudian

neneknya masuk kedalam kamarnya, dan beberapa saat

kemudian ia keluar membawa sesuatu.

“Kalau kau pulang, berikan ini pada orang tua

angkatmu. Hanya ini yang tersisa dari sepeninggalan

orang tuamu. Aku tidak tau harus kuapakan semua ini,

tapi kurasa kau sudah cukup dewasa. Jadi kau bisa

mengurusnya sendiri.” Neneknya menyodorkan berkas-

berkas itu

pada Baekhyun.

Baekhyun terdiam. Ia masih tidak mau menerima

benda itu. Yang ia butuhkan adalah neneknya, bukan

lembaran-lembaran yang tidak tau harus diapakan.

“Apa lagi yang kau pikirkan, cepat ambil ini dan

cepat pergi dari rumah ini.”

Page 78: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

78

Sebentar neneknya melihat kearah jam dinding

yang tak jauh dari tempatnya. Sudah terlalu larut, tidak

mungkin Baekhyun kembali kerumah Kyung Soo selarut

ini.

“Baiklah, kau boleh kembali ke kamarmu untuk

malam ini dan cepat pergi saat pagi tiba.”

Baekhyun masih tertunduk diam. Sedangkan

neneknya sudah pergi dari hadapannya. Kemudian

Baekhyun menatap langkah gontai itu pergi, hatinya

semakin larut dalam kesedihan. Rumah ini, kecil tapi

begitu berarti baginya. Walaupun tak sebesar rumah milik

orang tua Kyung Soo, tak selengkap fasilitas yang ada

dirumah orang tua Kyung Soo tapi ia tumbuh dirumah ini.

Rumah mewah yang pernah ia tinggali bersama

kedua orang tuanya dulu kini sudah diambil alih oleh

bibinya, adik ayahnya. Ironisnya mereka tidak mau

merawat Baekhyun.

**

Terik matahari pagi baru saja menerobos

dedauanan pohon yang berdiri dipekarangan itu. Tapi niat

Eun Soo menanti Baekhyun pulang masih bulat. Ia ingin

menyambut kedatangan Baekhyun kembali kerumahnya.

Perasaan bersalah itu masih menghantui dirinya. Menjadi

mimpi buruknya setiap malam tiba.

Tatapannya semakin sendu. Tidak ada tanda-tanda

seseorang berdiri dibalik pagar rumahnya. Kyung Soo

memperhatikannya dari dalam, ia berdiri dibalik jendela

dan terus mengawasi Eun Soo. Kyung Soo menghela

nafas, kemudian ia berjalan keluar dan duduk disamping

Eun Soo.

Page 79: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

79

“Dia belum pulang? Ini masih terlalu pagi,

sebaiknya kita sarapan terlebih dahulu.” Tawar Kyung

Soo sembari berusaha meraih tangan Eun Soo.

“Aniyo.” Eun Soo menepis tangan Kyung Soo.

“Kau masih ingin menunggu? Eomma sudah

siapkan sarapan untuk kita. Jangan membuatnya kecewa

dengan kau tidak mau makan.” Kyung Soo berusaha

sabar.

“Aku tidak butuh nasihatmu! kalau kau mau

makan silahkan, tidak usah menungguku. Aku bisa

menyusul nanti!” Eun Soo beralih berdiri. Kyung Soo

mendongakkan kepalanya.

“Kenapa kau marah padaku? Kenapa kau

membentakku seperti itu!” Kyung Soo ikut berdiri, ia

menjajari Eun Soo.

“Siapa yang marah padamu, siapa yang

membentakmu! Kau yang mulai duluan.” Eun Soo mulai

kesal. Ia melipat kedua tangannya didepan dada.

“Baru saja. Bicara dengan nada pelan-kan lebih

enak didengar dari pada kau berteriak seperti itu!” Kedua

mata Kyung Soo semakin melebar.

“Lebih baik kau diam!” Balas Eun Soo ketus.

Kyung Soo mulai naik darah. Ia sangat kesal

dengan semua ucapan Eun Soo. Rasa khawatir yang

sebelumnya ia rasakan seketika menghilang. Dengan

gemas Kyung Soo meraih rambut Eun Soo dan

menariknya. Tangannya serasa gatal ingin melakukan

sesuatu, dan hanya itu yang bisa Kyung Soo lakukan.

Page 80: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

80

“Ah, appo!” Eun Soo mengelus kepalanya. Ia

menatap Kyung Soo tajam. Sedangkan Kyung Soo sudah

menjaga jarak dari Eun Soo.

“Kenapa kau menjambakku! Kenapa hari ini kau

sangat

menyebalkan Do Kyung Soo!”

“Aku kesal melihatmu! Kau membuatku marah!.”

“Kau juga membuatku marah. Jangan melototiku

seperti itu!” Bentak Eun Soo yang masih memegangi

kepalanya. Tepat dibagian yang terasa sakit.

Kyung Soo mengernyit. “Siapa yang melototimu!

Mataku memang besar!”

“Argh, pergi kau dari hadapanku. Aku tidak ingin

melihatmu!”

“Nado!” Kyung Soo membalikkan tubuhnya. Ia

berjalan menuju pintu. Dengan cepat tangan kirinya

meraih knop pintu.

plak..

“Ya!.” Kyung Soo sontak membalikkan

badannya. Dan gadis yang berdiri sekitar dua meter dari

tempatnya sedang tertawa lebar.

Baru saja Eun Soo melempar sandal miliknya dan

mengenai bagian belakang kepala Kyung Soo. Kali ini

Kyung Soo benar-benar melotot. Dengan cepat ia

melangkah dan meraih sandal Eun Soo yang tergeletak

disamping kakinya. Kemudian berjalan dengan langkah

penuh emosi menuju tempat Eun Soo berdiri.

Page 81: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

81

Melihat reaksi Kyung Soo, sontak Eun Soo berlari

kecil menghindari Kyung Soo. Tapi rupanya Kyung Soo

tidak berniat untuk membalas perbuatan adiknya.

“Apa yang kau lakukan?” Eun Soo mengernyit

bingung. Ia menatap gerak gerik kakaknya yang kini

berdiri menghadap rumah. Kepalanya mendongak keatas,

menatapi langit.

“Ucapkan selamat tinggal untuk sandal

Doraemon-mu ini.” Yah, sandal dengan boneka Doraemon

yang ada ditangan kiri Kyung Soo itu terlempar keatas

genting rumahnya.

Kemudian dengan senyuman miring yang khas

dari bibirnya, Do

Kyung Soo berjalan masuk meninggalkan Do Eun Soo

yang terlihat ironis menatapi genting rumahnya.

“Ya!!! Do Kyung Soo! cepat ambil sandalku!!!!

Ppalli!” Eun Soo berteriak sekuat tenaganya. Ia sangat

kesal karena kehilangan sebelah sandal kesangannya.

**

Kyung Soo memegangi tangga dengan kedua

tangannya sedangkan Eun Soo memberanikan diri menaiki

satu persatu anak tangga itu untuk mengambil sandalnya.

Ia tidak berani menoleh kebawah, behkan kedua matanya

terpejam karena takut.

“Ya Tuhan, tubuhku bergetar.” Desisnya tapi terus

menaiki tangga itu tanpa ragu.

Kyung Soo mendongakkan kepalanya. Ia tahu

benar bahwa adiknya itu sama dengannya, pobia

ketinggian. Kyung Soo tersenyum miring. Dipikiranya

terbesit ingin selalu menggoda Eun Soo. Dia paling suka

Page 82: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

82

jika melihat Eun Soo marah-marah karena ulahnya.

Berteriak-teriak dan melakukan segala hal untuk

membalas perbuatan Kyung Soo.

Dengan sengaja Kyung Soo menggoyang-

goyangkan tangga yang sedang ia pegang. Dan bibirnya

menahan tawa melihat Eun Soo dengan panik merangkul

tangganya.

“Kyung Soo-ya!!! Apa yang kau lakukan!! huh!”

Eun Soo menundukkan kepalanya. kedua matanya

melebar. “Hah? Tinggi sekali.” Tubuhnya semakin

bergetar. Padahal ia masih berada dipertengahan tangga.

“Menaiki satu tangga saja kau menghabiskan

waktu 5 menit. Apa kau pikir aku tidak bosan, huh?”

teriak Kyung Soo dan lagi-lagi ia menggoyang tangga

yang ada didepannya.

“Uwah, aku hampir jatuh bodoh! Ini ulahmu!”

Eun Soo mempererat pegangannya.

“Kalau kau tidak melempari kepalaku, tentu saja

aku tidak akan melakukannya,” protes Kyung Soo.

“Apa yang kalian lakukan?”

Kyung Soo dan Eun Soo sontak menoleh kearah

sumber suara yang ada didekat mereka. Kedua mata bocah

kembar itu melebar. “Baekhyun!!!”

Kyung Soo berlari kecil menuju Baekhyun dan

memeluk sahabat sekaligus saudaranya yang baru saja

kembali kerumah.

“Ya!! Do Kyung Soo! Pegangi tanggaku, babo!”

Eun Soo berteriak histeris.

Kyung Soo tersenyum miring. Ia hanya menatapi

adiknya yang hampir saja menangis ketakutan karena

Page 83: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

83

tidak berani turun dari tangga. Terlebih lagi tidak ada

seorangpun yang memegangi tangga itu.

“Kemana saja kau, huh? Apa kau tau, kami seisi

rumah mengkhawatirkanmu!” Eun Soo berkacak pinggang

didepan Baekhyun. Ia sudah berhasil turun juga karena

bantuan dari Baekhyun.

Baekhyun menundukkan kepalanya. Ia tidak

berani menatap wajah Eun Soo dan Kyung Soo yang ada

dihadapannya.

“Sudahlah, yang penting Baekhyun sudah

pulang.” Kyung Soo menurukan tangan Eun Soo. Tapi

Eun Soo kembali pada posisinya.

“Aniyo. kita harus memarahinya.” Elak Eun Soo

dan masih menatap tajam Baekhyun. “Jangan pergi lagi.

Kau membuat kami khawatir. Kau tidak tau bagaimana

eomma mengkhawatirkanmu. Tidak hanya eomma, aku,

Kyung Soo dan appa juga. Kami semua.” Eun Soo

mengernyit kesal, nafasnya tiba-tiba tersengal.

Baekhyun menatapnya bersalah. “Aku minta

maaf. Maaf aku sudah bersikap seperti itu padamu.”

Kyung Soo menatap Eun Soo tidak percaya,

begitu juga dengan Baekhyun. Gadis itu terlihat tulus.

“Jadi jangan pergi lagi. Kalau kau pergi lagi, aku tidak

akan meminjamkan sepedaku untukmu.” Lanjutnya.

Baekhyun tersenyum lega.

Baekhyun berjalan mendekat. Wajahnya nampak

lusuh, kedua matanya sembab karena semalaman

menangis dan tidak bisa tidur dengan tenang. Ia pergi dari

rumah neneknya sebelum pagi tiba dan tidur dikursi taman

Page 84: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

84

yang dekat dengan rumah Kyung Soo. Sampai akhirnya ia

memutuskan untuk kembali pulang kerumah Kyung Soo.

“Nado mianhaeyo. Aku mengerti bagaimana

perasaanmu.” Baekhyun menepuk pundak Eun Soo pelan.

“Kenapa kalian berisik sekali. Apa kalian tidak

lelah dari pagi bertengkar terus?” Eomma keluar dari pintu

depan. Ketiga buah hatinya menatapnya. Senyum eomma

mengembang ketika melihat seseorang yang sangat ia

khawatirkan berdiri tidak jauh dari hadapannya.

“Baekhyun? Benar itu kau?” Eomma berlari kecil

menuju mereka. Langkahnya begitu tergesa. Ada sesuatu

yang meledak-ledak dihatinya.

Kedua tangannya ia lebarkan untuk merangkul

tubuh putra angkatnya itu. Ia merasa sangat bahagia.

Kemudian Eun Soo ikut melebarkan kedua tangannya dan

memeluk tubuh eomma yang tengah memeluk Baekhyun.

Kyung Soo memutar bola matanya, ia tidak percaya kalau

dirinya juga ingin sekali melakukan hal yang sama. Kyung

Soo juga memeluk eomma, tepat dipunggung Baekhyun.

End Of Chapter 6

CHAPTER 7

Page 85: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

85

“Night Mare”

Langkahnya begitu terburu. Sepasang kaki yang

terbungkus sepatu hitam itu berlari sekuat tenaganya

menyusuri koridor. Ia menerobos tidak peduli

Page 86: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

86

sekelilingnya yang hampir terjatuh karena tertabrak

tubuhnya.

“Eun Soo-ah!” Teriaknya lantang. Membuat

orang yang berada disekelilingnya ikut memperhatikan.

Tatapan mereka begitu sinis, tentu saja karena itu

perpustakaan.

Langkahnya sekarang mulai pelan. Ia menuju

seorang gadis yang tengah duduk tenang mengerjakan

tugasnya, sendirian.

“Eun Soo-ah?” Panggilnya lirih. Tatapannya

berbeda, sangat sendu. Tidak seperti biasanya yang selalu

terlihat angkuh.

Eun Soo mengangkat kepalanya. Memperhatikan

sosok yeoja yang berdiri dihadapannya dengan tatapan

yang sebenarnya tak ingin ia berikan. Terlalu malas dan

memuakkan melihat gadis menyebalkan seperti dia.

“Ada yang ingin ku sampaikan padamu.” Ia mulai

duduk disamping Eun Soo, tanpa permisi. Eun Soo

menatapnya sinis.

Eun Soo menghela nafas. Ada sesuatu yang serasa

mengganjal dalam hatinya. “Apa?” Eun Soo kembali

fokus mengerjakan tugasnya.

Cho Narri memainkan jemarinya. Tatapannya

berlari-lari entah kemana. Seperti ada yang ia pikirkan

terlebih dahulu sebelum mengatakan isi hatinya pada Do

Eun Soo. Sedangkan gadis yang ada dihadapannya

nampak jengkel melihat perilaku Cho Narri yang tidak

dengan segera menyampaikan sesuatu yang ia maksud.

“Pergilah, waktumu sudah habis,” ucap Eun Soo

kemudian. Narri terperanjat.

Page 87: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

87

“Tunggu. Untuk pertama kalinya aku memohon

padamu.”

Ucapnya lirih. Nyaris tidak terdengar. Gadis itu

mengatupkan bibirnya rapat. Menahan sesuatu agar tidak

keluar dari bibirnya secara sembarangan.

“Maksudmu?” tanya Eun Soo tidak mengerti.

Kesabarannya hampir habis menanggapi sikap berbelit-

belit yang Cho Narri berikan padanya.

“Aku sangat mencintai Kyung Soo. Aku mohon

padamu, biarkan aku menjaganya. Aku akan melakukan

apapun untuknya. Beri aku kesempatan. Aku berjanji. Aku

tidak akan menyakitinya. Aku tidak ingin kehilangan

Kyung Soo.” Bibirnya bergetar. Buliran air bening itu

mengaliri pipi putih gadis itu. Eun Soo menatapnya

bingung. Ia sedikit tidak percaya.

“Kau bercanda?” Eun Soo tersenyum sinis.

“Aku serius. Aku mohon padamu.” Gadis itu

menatapnya dalam. Tidak ada kebohongan yang terpancar

dari mata coklat gadis itu.

“Apa yang bisa kau lakukan untuknya? Huh?”

“Apapun. Aku bisa lakukan untuknya.”

“Mwo?” Eun Soo tertawa kecil. Ia melemparkan

pandangannya ketempat lain. “Apa kau bisa memberikan

jantungmu untuk Kyung Soo? Kau hampir membuat

kakakku sekarat. Sekarang kau ingin menjaganya?”

Lanjutnya.

“Apa aku tidak terlihat tulus? Aku masih terlihat

ingin menghancurkan hatinya? Aku benar-benar tulus.”

Cho Narri menatapnya sendu. Gadis itu sudah lama

merasakan hal aneh pada dirinya sendiri. Entahlah,

Page 88: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

88

perasaannya terombang-ambingkan karena memikirkan

Kyung Soo.

“Cih.” Decak Eun Soo. Ia segera menutup buku

yang ada dihadapannya kemudian berlalu begitu saja dari

hadapan Cho Narri.

Langkahnya semakin ia percepat untuk segera

pergi dari tempat itu. Baru saja ia merasa tenang bisa

belajar dan dengan keyakinan bisa menyelesaikan ulangan

akhir semester dengan baik. Tapi kedatangan gadis itu

merusak suasana hatinya seketika.

Di persimpangan koridor ia bertemu dengan

Yumi. Gadis itu terlihat begitu sumringah. Wajahnya

berbinar saat bertemu dengan wajah Eun Soo yang sedari

tadi tertekuk kesal.

“Kau tidak ingin melihat Baekhyun? Hari ini dia

menjadi pemandu sorak dilapangan sepak bola.” Yumi

meraih tangan Eun Soo dan menyeret gadis itu untuk

datang melihat aksi saudara angkatnya.

Disana sudah ada Kyung Soo yang duduk tenang

memandangi lapangan yang ada didepannya. Tidak hanya

dia, masih banyak sekali yang berkerumun ditepi lapangan

untuk melihat pertandingan antar kelas itu.

Baekhyun hari ini menjadi supporter kelasnya. Ia

sudah siap dengan sesuatu yang berwarna warni ditangan

kanan dan kirinya. Gayanya itu benar-benar menyita

perhatian orang-orang disekitarnya. Suaranya yang sedikit

ia buat cempreng dan gerakan-gerakan aneh yang enerjik.

Semuanya itu menjadi pusat perhatian.

Kyung Soo menatapnya aneh. Ia merasa malu

dengan sikap Baekhyun. Sedangkan Eun Soo tidak pernah

Page 89: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

89

membayangkan jika Baekhyun bertingkah seperti itu

dihadapan banyak orang.

“B-B-B!! Ciayo! Fighting!! Yo Yo Yo.”

“Apa dia meniru gaya cheerleader tim basket?”

Bisik Yumi yang saat itu mereka sudah duduk disamping

Kyung Soo.

“Entahlah.” Eun Soo memutar bola matanya.

Sebenarnya Eun Soo tidak tertarik dengan

pertandingan sepak bola. Tapi demi Baekhyun, ia rela

menonton permainan yang menurutnya membosankan itu.

Yumi beranjak pergi dari tempat duduknya, ia bilang ingin

mengambil air minum. Ia membiarkan Eun Soo duduk

berdua dengan Kyung Soo. Tatapan mereka berdua sama,

benar-benar bosan.

Kyung Soo menyangga dagunya. Ia tidak

mengerti dengan pertandingan ini walaupun ia seorang

anak laki-laki yang pada umumnya gemar dengan

permainan berebut bola itu. Berkali-kali Kyung Soo

menguap dan menatap lapangan itu dengan mata setengah

terbuka.

Eun Soo yang berada disampingnya berkali-kali

menganti posisi duduknya. Tidak berbeda jauh dengan

Kyung Soo, ia juga tidak suka dengan sepak bola. Lebih

tepatnya Eun Soo tidak suka dengan olahraga yang

berhubungan dengan bola. Ia kesal jika melihat permainan

sepak bola yang berlarian hanya untuk berebut satu bola

saja.

“Kyung Soo-ah, apa kau tidak berfikir bahwa

permainan ini aneh?” Eun Soo menatap Kyung Soo.

Tergambar diwajahnya sedang ada yang ingin ia jelaskan

pada Kyung Soo. Kyung Soo hanya menatapnya datar.

Page 90: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

90

“Ish, mereka berebut satu bola. Itu hanya

membuang tenaga,” lanjutnya. Kyung Soo mendengus

tidak percaya. Bibirnya sedikit terbuka dan terus menatap

gadis yang ada disampingnya. “Kalau aku jadi presiden

nanti, akan ku-ubah permainan aneh ini.” Timpalnya lagi.

Kyung Soo tidak memperhatikan.

“Mau kau rubah seperti apa juga memang

peraturannya seperti itu?” Tukas Kyung Soo.

“Aku akan membuat para pemain membawa bola

mereka masing-masing. Dengan begitu mereka tidak akan

berebut lagi.” Ucapnya dengan ekspresi sangat datar.

Kyung Soo berdecak.

“Babo.” Gumam Kyung Soo kemudian. Ia

mengalihkan pandangannya kembali kelapangan dan ia

melewatkan gol pertama kelasnya.

Baekhyun meloncat kegirangan. Kyung Soo

mendengus, ia tidak bisa melihat aksi teman sekelasnya

saat melakukan gol. Kim Jong Dae sangat ahli dalam

permainan yang dianggap konyol oleh Eun Soo. Dia

bintang dalam permainan sepak bola di sekolahnya,

sekaligus menjadi ketua tim sepak bola di sekolah mereka.

“Gara-gara kau! Aku tidak tau kalau Jong Dae

membuat Gol.” Kyung Soo melirik kesal kearah Eun Soo.

“Salahnya sendiri kau mau mendengarkanku.”

Balasnya ketus dan tidak merasa bersalah sama sekali.

Kyung Soo berdecih, hampir saja ia akan memukul kepala

Eun Soo tapi Yumi datang mengurungkan niatan

buruknya.

**

Page 91: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

91

Baekhyun menyeka keringatnya dengan punggung

tangan. Ia berlari menuju tempat duduk Kyung Soo dan

Eun Soo juga Yumi. Mereka bertiga tersenyum, namja itu

tampak begitu bersemangat. Pertandingan berlangsung

sampai dua jam. Dan kelas Kyung Soo mendapatkan

juaranya, itu karena pemain terbaik disekolah mereka ada

dikelas Kyung Soo.

“Bagaimana penampilanku menurut kalian?”

Tanya Baekhyun sembari mengumbar senyum.

Mereka bertiga bertatapan bergantian. Kemudian

menunjukkan senyuman yang sama. Tidak ada sesuatu

yang „spesial‟ yang bisa mereka sampaikan pada

Baekhyun. Penampilannya sangat sempurna sebagai

pemandu sorak. Sangat cocok dengan karakter dirinya

yang selalu ceria, dan usahanya berteriak-teriak tadi tidak

sia-sia karena kelasnya mendapat juara pertama.

“Bagus, kau yang terbaik. Akan lebih baik jika

kau mentraktir kami minum.” Eun Soo menepuk kedua

tangannya didepan dada. Ia menunjukkan jajaran giginya

yang rapi dan bersih pada Baekhyun.

Baekhyun mengernyit kemudian ia tersenyum

hambar. Dan meng-iya-kan permintaan Eun Soo dengan

terpaksa. Mereka berempat berjalan menuju kantin

sekolah.

Kyung Soo dan Yumi sama sekali tidak bertegur

sapa walaupun sedari tadi mereka bersama. Kim Yumi

lebih memilih diam dari pada berbicara dan

mengeluarkan kata-kata yang tidak ia inginkan.

Sedangkan Kyung Soo, ia tidak punya topik pembicaraan

untuk gadis itu.

Page 92: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

92

“Setelah ulangan akhir tahun, apa rencana

kalian?” Tanya Eun Soo sembari mengaduk-aduk

minuman yang ada didepannya.

“Aku seperti biasanya.” Jawab Yumi. Dia tidak

terlihat bahagia saat mengungkapkan kalimat itu.

“Kau pulang ke Jepang?” Eun Soo menunjuknya

dengan sendok yang ia pegang. Yumi hanya mengangguk

dan tersenyum tipis. “Ah, sebelum kau pulang ke Jepang,

pergilah ke rumahku terlebih dahulu.”

“Nde, itu ide yang sangat bagus.” Sahut

Baekhyun penuh semangat, sedangkan Kyung Soo tidak

memberi komentar apapun. Sebentar ia melirik kearah

Yumi kemudian ia berusaha menyibukkan diri dengan

minuman yang ada didepannya, Es Cappucino.

“Apa rencana kalian diakhir tahun?”

“Molla, sepertinya kami tidak punya schedule.”

Eun Soo menggosok hidungnya yang sama sekali tidak

gatal. Memang mereka tidak punya rencana untuk liburan

akhir tahun dan akhir semester ini. Yang Eun Soo pikirkan

adalah belajar dan komiknya kembali.

“Sepulang sekolah nanti aku akan menjenguk Kai,

apa kalian mau ikut?” Kyung Soo mulai bersuara. Ia

menatap satu persatu wajah teman-temannya, terutama

Eun Soo. Seketika ekspresinya berubah.

“Ada apa dengan Kai? Dia sakit?” tanya

Baekhyun. Yah, dia belum tau kalau teman bandnya itu

sedang meringkuk dirumah sakit dalam keadaan koma.

“Kai?” Yumi menatap Eun Soo. Tapi gadis itu

hanya memperhatikan minumannya.

Page 93: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

93

“Dua hari yang lalu dia kecelakaan. Chanyeol

bilang keadaannya sangat kristis,” ujar Kyung Soo

kemudian. Ia masih menatap wajah adiknya yang

tertunduk tidak memperhatikan.

“Jinja? Kenapa kalian tidak memberitahuku?”

Baekhyun mulai terlihat khawatir.

“Aku lupa, karena sangking senangnya kau

kembali pulang.” Jawab Kyung Soo seadanya. Yumi

semakin tidak mengerti, ia tidak tau dengan keadaan yang

terjadi.

“Um,” gumam Baekhyun kemudian perlahan

menyeruput minumannya.

“Eun Soo-ah, aku ingin melihat keadaan Kai. Kau

jelas ikut kan?” Yumi menyentuh lengan Eun Soo. Tapi

Eun Soo tidak memberikan respon apapun.

“Ada apa denganmu? Hum?” Yumi menundukkan

wajahnya. Memperhatikan Eun Soo lebih dekat.

“Bukankah kau tidak menyukai Kai? Kenapa kau

ingin menjenguknya?” Eun Soo menatap Yumi datar.

Yumi mengatupkan bibirnya rapat. Kemudian ia menghela

nafas panjang.

“Um, aku tidak menyukai Kai bila dekat

denganmu. Selebihnya aku tidak mempermasalahkan hal

itu.”

Eun Soo mengangkat pundaknya. Ia berdecak

kesal. Kemudian pergi meninggalkan meja itu tanpa

alasan. Ia melangkah cepat menjauhi tempat itu. Kyung

Soo tau jelas bahwa Eun Soo masih tidak ingin

memaafkan namja itu. Dan setiap mendengar nama itu,

hatinya menjadi sakit.

Page 94: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

94

Langkah kakinya tidak tau kemana, tidak ada

tujuan yang

jelas dan tiba-tiba ia sudah berdiri didepan pintu

perpustakaan. Tanpa berfikir panjang Eun Soo berjalan

masuk dan meraih buku dengan sembarangan. Ia berusaha

untuk duduk dengan tenang dan membaca sebuah buku

yang baru saja ia ambil dari rak.

Eun Soo menghela nafas berat. Ada sesuatu yang

sedang mengganjal dihatinya. Ia berusaha untuk tidak

mengingat kembali semua kenangan yang ia lalui dengan

Kai. Baginya Kai bukanlah orang yang baik, dia jahat.

Eun Soo memejamkan kedua matanya. Perlahan

kepalanya jatuh diatas buku yang terbuka lebar. Ia ingin

tidur sebentar. Dengan begitu hatinya akan tenang.

Joon Myeon merapikan semua buku yang baru

saja ia pinjam dari tempat itu. Ia mengembalikan buku-

buku itu sesuai dengan nomor urut yang tertulis di

punggung buku. Banyak sekali buku yang ia pinjam untuk

persiapan akhir semester ini karena ia akan segera masuk

ke Universitas dan mulai belajar di lingkungan baru.

Beberapa tes akan ia jalani, jadi tidak ada kesempatan

untuk bermain-main lagi. Ujian semakin dekat setelah

semester adik-adik kelasnya selesai.

Ia berjalan mencari tempat duduk. Pendangannya

tersebar keseluruh sudut perpustakaan. Cukup sepi disaat

jam istirahat seperti ini. Ia sudah tidak pernah lagi melihat

Cho Nari datang ketempat ini. Tapi Joon Myeon merasa

beruntung dengan hal itu, tidak akan ada lagi yang

menganggu konsentrasi belajarnya.

Langkahnya terhenti, kedua matanya membulat

kaget ketika melihat seorang gadis dengan manisnya tidur

ditempat seperti ini. Joon Myeon berjalan mendekat. Ia

Page 95: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

95

tidak berniat menganggu gadis itu tapi hanya untuk

memastikan ia tidak salah lihat.

Joon Myeon duduk dibangku yang ada disamping

gadis itu. Ia memperhatikan gadis itu sambil tersenyum

tipis. Bibirnya sedikit terbuka. Kedua matanya terpejam

rapat seolah benar-benar kelelahan. Rambut hitamnya

terurai rapi tanpa ada sesuatu yang menghiasinya. Kedua

tangannya menggantung dibawah meja. Benar-benar

bukan seperti seorang wanita. Tidak ada kesan anggun

yang ia tunjukkan, tapi saat tidurpun ia terlihat sangat

menggemaskan.

Joon Myeon duduk dengan tenang disampingnya.

Perlahan kepalanya menunduk dan jatuh diatas meja. Ia

menghadap tepat dengan wajah Eun Soo. Ia masih

memperhatikan wajah gadis yang terlelap disampingnya.

Kini wajah mereka hanya berjarak 3 jengkal saja. Joon

Myeon menatap Eun Soo dengan tatapan penuh arti.

“Kau sedang berusaha? Belajar memang sangat

melelahkan. Tapi aku yakin kau bisa. Kau sudah berusaha

dengan baik.” Gumam Joon Myeon dalam hati. Segaris

senyuman itu kembali tersungging dibibirnya. Kedua

matanya terus menatapi wajah Eun Soo tanpa sadar.

Ada sesuatu yang ia tak mengerti tumbuh

dihatinya. Penyesalan itu menjadi sebuah cinta. Yang akan

terus tumbuh walau dia tidak merawatnya. Seperti pohon

Cherry Blossom, yang akan terus tumbuh sesuai dengan

musimnya. Jatuh saat musim gugur tapi akan berkembang

dan besar dimusim semi. Bertahan ketika musim panas

dan tetap tumbuh saat dimusim dingin. Itulah cinta.

**

Page 96: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

96

Jae In menggenggam erat tangan kanan Kai.

Sampai saat ini ia belum menunjukkan reaksi apapun.

Gadis itu belum beranjak dari tempat duduknya setelah

adiknya keluar dari ruang ICU. Sesekali ia terisak tangis

saat menatap wajah Kai yang semakin kurus. Baru dua

hari, tapi tulang pipi adiknya sudah terlihat menonjol.

Sebagian dari tubuh Kai terbalut oleh perban. Ada

gulungan perban yang menghiasi kepala namja berkulit

„tan‟ itu. Kepalanya mengalami benturan keras. Dokter

menjelaskan mungkin beberapa saat setelah sadar ingatan

Kai akan terganggu.

Banyak sekali selang yang terhubung dengan

tubuh Kai. Ada Canul oksigen yang terpasang dibagian

hidungnya. Suara bipp yang tak henti mengisi ruangan itu

membuat hati Jae In sedikit khawatir. Ia takut jika tiba-

tiba suara bipp itu berhenti.

Ruangan serba putih itu begitu sunyi. Sebelumnya

Yixing masih menemani gadis itu, tapi ia memutuskan

pulang sebentar untuk beristirahat dan akan kembali

setelah keadaannya lebih segar.

Jae In mengusapkan handuk basah itu pada wajah

adiknya. Ia membersihkan wajah Kai yang terlihat pucat.

Kemudian ia beralih mengelap kaki Kai dengan hati-hati.

“Terus berbaring pasti akan membuatmu lelah.

Tapi jika dibersihkan seperti ini kau akan merasa baik,”

ujarnya sembari memaksakan senyum.

“Aku sudah bolos kuliah selama dua hari. Kau

mau aku mengulang? Tentu tidak-kan? Jadi cepatlah

bangun. Aku berjanji tidak akan memaksamu untuk terus

menemaniku dirumah. Setelah kau pulang dari studio aku

tidak akan membiarkanmu kepalaran, aku akan memasak

makanan kesukaanmu. Aku akan lebih memperhatikanmu.

Page 97: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

97

Aku juga tidak akan menyuruhmu untuk menelpon eomma

dan appa lagi. Dengan begitu mereka tidak akan

memarahimu.” Sebulir air bening itu tiba-tiba mengaliri

pipinya. Isakkan tangis kembali terdengar setelah

beberapa jam yang lalu reda.

“Bahkan sampai dua hari kau menginap dirumah

sakit eomma dan appa belum menengokmu. Mereka

jahat,” gumamnya lagi. Tangisnya mulai pecah. Hatinya

benar-benar terluka jika melihat perlakuan kedua orang

tuanya yang lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan

putra putri mereka.

Tok.. tokk…

Jae In langsung terkesiap. Ia segera menghapus air

matanya dan memperhatikan pintu yang sedikit terbuka.

Mungkin Yixing datang, batinnya. Dengan segera ia

membereskan handuk yang baru saja ia gunakan untuk

membersihkan tubuh adiknya.

“Chogiyo?” Kyung Soo melongokkan kepalanya.

Ia melihat ruangan serba putih itu begitu hening. Hanya

terdengar suara bipp ECG(electrocardiography) yang

terus beruntun.

Kyung Soo berjalan masuk, dibelakang

punggungnya sudah ada Baekhyun dan Chanyeol.

Sedangkan Yumi masih menunggu diluar, tiba-tiba ia

mengurungkan niatannya untuk melihat Kai. Dan Eun Soo

benar-benar tidak ingin ikut. Ia memutuskan pulang

sendirian dan berfikir dirumah. Entah apa yang sedang

dipikirkan gadis itu.

Wajah Kai terlihat begitu kurus. Disudut bibirnya

ada segaris luka merah. Matanya sembab, mungkin efek

obat bius selama dia diruang ICU. Terlihat jelas banyak

Page 98: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

98

sekali goresan ditubuh namja itu. Seperti goresan-goresan

yang menyayat hatinya.

Baekhyun dan Kyung Soo menatap sendu.

Mereka sangat prihatin dengan apa yang terjadi pada Kai.

Beberapa saat kemudian Jae In keluar dari kamar mandi.

Ia mencuci wajahnya agar tidak terlihat sama

mengerikannya seperti wajah adiknya.

“Um, kalian? Kapan datang?” Tegur Jae In dan

memaksakan dirinya untuk tersenyum.

“Nuna. Kami baru saja datang.” Kyung Soo

membungkukkan badannya, kemudian diikuti oleh

Chanyeol dan Baekhyun.

“Apa Kai sudah ada perkembangan?” Tanya

Chanyeol khawatir. Jae In menggeleng pelan, kemudian ia

menatap tubuh adiknya yang masih tertidur pulas.

“Bagaimana kejadiannya? Kenapa bisa dia

mengalami kecelakaan seperti ini?” Baekhyun benar-

benar tidak tau apa yang sudah terjadi pada teman-

temannya.

“Entahlah, sebelum kecelakaan dia hanya

berpamitan pergi kesuatu tempat. Dia tidak memberi

tahuku akan pergi kemana. Dia berdandan sangat rapi dari

biasanya.” Jelas Jae In seraya mendekat

dan membelai pipi adiknya dengan pelan.

Kyung Soo terdiam. Ia menghapus pikirannya

tentang sebab kecelakaan Kai, karena Kyung Soo tidak tau

dengan pasti kejadian yang menimpa Kai. Kini mereka

bertiga duduk terdiam disofa yang ada di ruangan itu.

Kemudian seseorang masuk. Ia membawa beberapa

bungkusan ditangan kiri dan kanannya. Mereka bertiga

Page 99: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

99

memperhatikan, kemudian namja itu tersenyum dan

memberikan salam.

“Kalian teman Kai?” Tanyanya seraya

menyodorkan tiga botol minuman bersoda kepada mereka.

“Nde, kami teman bandnya.” Jawab Chanyeol

sembari meraih botol minuman yang ada diatas meja.

“Ah, sudah kukira. Aku Yixing, teman Kai juga.”

Brak..

“Um, jangan tergesa begitu.” Yumi berjalan cepat

mengikuti langkah Eun Soo. Kedua tangannya tidak bisa

menahan tubuh Eun Soo dan membiarkan gadis itu masuk

kedalam kamar bernomor 12.

Seisi ruangan itu terkejut. Mereka sontak berdiri

dan terfokus pada Eun Soo yang dengan sopan masuk

kedalam ruangan itu tanpa permisi.

Eun Soo berdiri disamping ranjang Kai. Kedua

matanya berkaca-kaca memandangi tubuh Kai yang

terbaring diatas ranjang itu. Yumi menunduk, ia merasa

bersalah karena tidak bisa menahan Eun Soo.

“Ini rumah sakit, bukan rumahmu sendiri.” Ucap

Kyung Soo yang terdengar kesal.

Eun Soo mengabaikan orang-orang yang berada

disekelilingnya. Perlahan ia meraih tangan Kai, kemudian

mengenggamnya dengan lembut. Perlahan air bening itu

mengaliri pipinya. Melihat hal itu, Chanyeol tersentak

kaget. Tubuhnya seketika mengejang. Ada pukulan yang

luar biasa dihatinya, begitu menyakitkan.

Kyung Soo memperhatikan. Ia melihat Eun Soo

dan Chanyeol secara bergantian. Dengan cepat Kyung Soo

Page 100: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

100

mendekat ketempat Eun Soo berdiri. Ia memegangi lengan

adiknya dengan erat.

“Eun Soo-ah, hentikan.” Bisik Kyung Soo.

“Kai-ssi, ironnayo!” Ucapnya getar. Tangisnya

seketika pecah.

Chanyeol berjalan cepat keluar kamar. Ia sempat

menabrak tubuh Yumi yang sedari tadi berdiri tenang

didekat pintu. Seisi kamar itu terlihat bingung. Jae In

mendekat kearah Eun Soo. Ia memperhatikan Eun Soo

dengan tajam. Tatapannya tidak bisa dibilang biasa saja.

“Kau siapa?” Tanya Jae In dingin. Eun Soo

menyeka air matanya. Ia masih terisak tangis.

“Dia adikku, dia sahabat baik Kai. Mianhae nuna,

kami membuatmu tidak nyaman.” Kyung Soo

membungkukkan badannya, kemudian ia meraih tangan

Eun Soo dan membawa adiknya keluar dari ruangan yang

seketika berubah riuh.

Yixing memperhatikan, sepertinya ia mengetahui

sesuatu. Kini dalam pikirannya gadis itulah yang sempat

Kai ceritakan padanya.

Diluar kamar, Kyung Soo menarik tangan Eun

Soo dengan kasar dan membuat adiknya tersandar di

dinding. Kyung Soo terlihat begitu kesal. Ia menatap Eun

Soo dengan kedua matanya yang semakin melebar.

“Kau memalukan.” Umpat Kyung Soo. Wajahnya

semakin mendekat kewajah Eun Soo. “Seharusnya kau

bisa menahan diri! Kenapa kau melakukan hal seperti itu,

huh?” Tangan kanan Kyung Soo bersangga pada dinding.

Eun Soo hanya menunduk.

Page 101: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

101

“Hentikan, Kyung Soo-ya! Untuk apa kau

memarahinya?”

Sontak Kyung Soo dan Eun Soo menoleh. Lelaki

berperawakan tinggi itu berjalan mendekat. Dengan

seuntai senyum terpaksa Chanyeol berdiri disamping

teman kembarnya itu.

Ia mencoba menganalisir getaran menyakitkan

diseluruh ruas tulangnya. Otaknya mulai melupakan

kejadian manis yang terjadi di restoran mewah kemarin.

Chanyeol sudah mengatakan isi hatinya saat makan

malamnya bersama Eun Soo. Tapi gadis itu menjanjikan

setelah ujian akhir akan memberi jawaban, tapi melihat

apa yang baru saja terjadi membuat Chanyeol merasa

tidak membutuhkan lagi jawaban dari gadis itu.

“Aku tidak tau apa yang terjadi diantara kalian,

tapi aku harap sebaiknya jangan menganggu Kai.

Keadaannya belum sepenuhnya membaik.” Ucapnya

seraya tersenyum, terlihat begitu dipaksakan.

“Oppa?” Eun Soo menatap Chanyeol dalam. Ia

tahu ada yang sedang ia sembunyikan.

“Kau sudah makan? Hem?” Tanya Chanyeol

sembari menyentuh pipi kiri Eun Soo dengan tangan

kanannya. “Lebih baik kita makan dulu.” Kemudian

Chanyeol meraih tangan Eun Soo.

Kyung Soo mengernyit bingung. Ia terus

mengamati tingkah aneh mereka berdua.

“Kau mau ikut dengan kami?” Tawar Chanyeol

dan perlahan kepala Kyung Soo menggeleng.

Ia menatap langkah Chanyeol dan Eun Soo. Ia

tidak habis pikir mereka berdua bisa melakukan hal seperti

Page 102: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

102

itu. Tapi Kyung Soo tahu benar jika chanyeol cemburu

dengan sikap Eun Soo pada Kai.

“Aku tidak tau apa yang kau rasakan pada Kai,

Eun Soo. Tapi aku akan tetap menunggumu. Kuharap kau

bisa mengerti perasaanku. Sekarang terserah apa saja

yang kau lakukan dengan namja itu, aku masih

memberimu waktu.” Chanyeol semakin mengeratkan

genggaman tangannya. Eun Soo menatap wajah namja

yang berada disampingnya dengan menyesal.

**

Semua murid berkerumun didepan ruangan itu.

Suasana sekolah menjadi ramai saat kabar tak sedap

muncul. Ada seorang gadis yang nekat mengantung

dirinya diruang perpustakaan.

Ketua osis yang mengetahui pertama kali saat

akan mengadakan rapat di perpustakaan. Xiumin, dia

segera melapor kepada kepala sekolah setelah melihat

tubuh seorang gadis menggantung diatas meja, tepatnya

disudut perpustakaan. Kejadiannya masih sangat pagi.

Tidak ada orang yang akan berkunjung keruang

perpustakaan pada jam 06.00 pagi. Bahkan penjaga

perpustakaan juga belum masuk kedalam ruangan itu.

Hanya Xiumin dan Joon Myeon yang pertama memasuki

ruangan itu. Keduanya sama-sama terkejut saat melihat

seorang gadis dengan seragam lengkapnya menggantung

diatas meja. Tidak ada tanda-tanda pembunuhan. Hanya

kursi roboh yang ada diatas meja sebagai bukti gadis itu

memang bunuh diri.

“Ha?? Kau yakin?” Eun Soo terkejut tidak

percaya. Baru saja teman sekelasnya menceritakan berita

panas yang sudah ramai dibicarakan dari pagi. Sedangkan

Eun Soo belum tau sama sekali kabar itu, sesampainya ia

Page 103: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

103

di sekolah bersama Kyung Soo, ia hanya duduk manis

didalam kelas dan terus mempelajari sebuah buku

bersampul merah pemberian Joon Myeon.

Eun Soo berlari cepat menuju tempat itu.

Keadaannya masih begitu ramai bahkan ada segerombolan

polisi tengah melakukan evakuasi. Itu menghalanginya

untuk melihat keadaan yang terjadi didalam sana.

“Cho Narri.” Gumamnya dalam hati. Kini langkah

kakinya berbalik arah, ia berlari menuju kelas Kyung Soo.

Suasana sekolah benar-benar bising dengan banyaknya

kerumunan siswa-siswi yang

membicarakan incident bunuh diri itu.

Eun Soo sudah berdiri diambang pintu, kedua

matanya terpencar mencari keberadaan Kyung Soo. Dan

akhirnya ia dapati saudara kembarnya itu duduk terdiam di

kursi dengan kedua tangan yang saling menggenggam

dengan rapi diatas bangku.

Eun Soo berjalan mendekat. Ia melihat Kyung

Soo sibuk memandangi kedua tangannya yang bermain

sendiri. Kini gadis itu duduk dihadapan Kyung Soo.

Kyung Soo tidak memperhatikan, ia sibuk dengan

tangannya. Tatapannya begitu cemas. Peluhnya terus

berjatuhan.

“Kau baik-baik saja?” Ucap Eun Soo seraya

meletakkan tangan kanannya pada kedua tangan Kyung

Soo. Ia menghentikan kesibukan Kyung Soo agar Kyung

Soo bisa terfokus padanya.

Kyung Soo mengangkat kepalanya. Ia menatap

Eun Soo dengan tatapan sendu. Disana berhamburan

sejuta rasa bersalah dan penyesalan.

Page 104: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

104

“Kau sudah melihatnya?” Tanya Eun Soo

kemudian. Kyung Soo menggelengkan kepalanya. Ia

kembali tertunduk setelah menghela nafas dalam.

Dadanya menjadi sesak.

“Aku benar-benar terkejut. Apa yang membuatnya

bunuh diri?” Eun Soo kembali menarik tangannya,

melepaskan genggamannya dari tangan Kyung Soo. “Apa

kalian sebelumnya ada masalah?” Eun Soo mengangkat

kepalanya, ia menerawang langit-langit.

“Aku jarang bertemu dengannya. Karena aku juga

sekarang jarang datang ke perpustakaan.”

Eun Soo tersentak, nafasnya seolah tersenggal

saat mengingat sebuah perpustakaan. Eun Soo menelan

ludah. Perasaan khawatir mulai merayapi hatinya.

“Dia hanya meminjamiku novel terbarunya,

setelah itu kami tidak pernah bertemu,” ucap Kyung Soo

kemudian. Ia menatap Eun Soo

yang sontak terlihat panik. “Kau kenapa?”

“Aniyo.” Jawabnya gugup.

Kyung Soo mengernyit heran. Ada sesuatu yang

telah Eun Soo sembunyikan darinya. Eun Soo melempar

pandangannya ke tempat lain untuk menghindari tatapan

mencurigakan dari Kyung Soo.

“Sekarang mayat Narri sudah dibawah kerumah

sakit. Sementara perpustakaan ditutup selama satu

minggu.” Tiba-tiba Baekhyun berdiri diantara mereka

berdua. Ia baru saja keluar dari tempat evakuasi.

Baekhyun nekat ikut berkerumun dan mengaku sebagai

kerabat Cho Narri. Dengan begitu ia bisa dengan mudah

masuk untuk ikut melakukan evakuasi.

Page 105: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

105

Insiden itu diduga terjadi pada malam hari.

Melihat kondisi mayat yang sudah dingin dan sedikit

kaku. Dan mendengar penjelasan dari orang tua Cho Narri

bahwa putri mereka memang tidak pulang. Tapi Cho Nari

mengirim pesan kepada orang tuanya akan menginap

dirumah temannya karena tugas yang sangat penting dan

hal ini adalah kali pertama Cho Nari berpamitan untuk

menginap dirumah teman.

“Kyung Soo-ya?” Desahnya lirih. Ia menatapi

sebuah buku yang dulunya sering Kyung Soo pegang. Air

matanya mengalir deras, hatinya seperti tercabik-cabik.

Begitu sakit.

Sampai selarut ini gadis itu tidak beranjak dari

tempat duduknya. Ia masih duduk termenung dan

membiarkan air matanya berjatuhan begitu saja. Pintu

perpustakan sudah terkunci sejak bel pulang sekolah

berdering. Ia memang sengaja bersembunyi dari penjaga

perpustakaan agar tetap bisa didalam ruangan itu.

Bahkan ruangan itu gelap, ia tidak menyalakan satupun

penerangan yang tersedia disana.

“Chagia15? Niga inneun gose?16.” Suara itu

terdengar khawatir. Cho nari sedang berbicara dengan

ibunya melalui telpon.

“Um, eomma.. aku tidak pulang hari ini, aku

sedang ada tugas dan mengerjakan dirumah hyejin.”

15 Changia = sayang

16 Niga inneun gose = kemana kau pergi?

Page 106: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

106

“Jeongmal? Kenapa harus menginap? Eomma

mengkhawatirkanmu.”

“Tugasnya sangat penting.” Sebentar Nari

terdiam. “Sharanghae eomma.”

“Nado. Waeyo?”

Tut. Tut. Tut.

Nari menutup teleponnya begitu saja. Ia

mengantongi ponselnya usai melepas baterai dari ponsel

itu. Dan kembali menatap buku yang ada dihadapannya.

Kemudian ia berdiri dan berjalan dengan gontai menuju

rak buku. Perlahan tangannya meletakkan buku itu disela-

sela jajaran yang lain.

Seperti tubuhnya mati rasa ketika hatinya

menyadari bahwa ia benar-benar jatuh cinta kepada

Kyung Soo. Namja itu sudah tidak pernah peduli padanya,

untuk sekedar bertemu saja Kyung Soo langsung

menghindar. Dan sejak saat itu nilai-nilai sekolahnya

menurun drastis.

Keinginannya menjaga Kyung Soo tidak akan

pernah terjadi, Eun Soo sudah bersikeras menolak

tawaran baiknya. Kini yang bisa ia lakukan hanya

berdiam diri dan tidak ada yang mau bergaul dengannya.

“Nari-ah? Bagaimana bisa nilaimu menjadi

sangat jelek? Bukankah kau pandai dalam bahasa

inggris?” ujar Hyejin seraya menyerahkan selembar

kertas ulangan pada Nari. Gadis itu dengan kaget

menerima lembaran hasil ulangannya.

“Ini aneh? Tugasmu selalu mendapat nilai A-

kan? Tapi kenapa ulangan seperti ini kau tidak bisa

Page 107: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

107

mengerjakanya.” Cibir Hyejin kemudian pergi dari

hadapan Nari.

Semuanya berubah. Begitu berbeda dengan

keistimewahan yang selalu ia dapatkan. Bahkan teman

yang selalu bersamanya dengan tiba-tiba menghindar

begitu saja. Ia merasa frustasi dengan semua yang terjadi

dalam hidupnya. Dan keputusan untuk mengakhiri

semuanya itu tertanam dalam benaknya.

“Kyung Soo-ya? Kau tidak menyukaiku? Kau

membenciku? Kau tidak tau bahwa aku benar-benar

menyukaimu! Bahkan lebih dari suka.” Teriaknya

memenuhi ruangan hampa penghuni itu. Tangisnya

semakin pecah. “Aku sekarang sangat membencimu!

Sangat membencimu. Karena kau tidak membalas

cintaku.” Nari memegangi sebuah tali yang sudah ia

pasang sendiri dengan terisak tangis.

Brak.. sebuah kursi yang tadinya menjadi tempat

pijakan kakinya sengaja ia robohkan. Tepat tengah malam

gadis itu menahan sakit cekikan yang sengaja ia buat

sendiri dari sebuah tali yang entah dari mana ia

dapatkan. Siksa itu berlangsung selama 15 menit sampai

akhirnya ia sudah tidak menunjukkan reaksi.

**

Pemakaman berlangsung dengan cepat. Kyung

Soo dan Eun Soo datang untuk melihatnya. Mereka

berdua mengenakan pakaian hitam, Eun Soo dengan pita

berwarna putih yang tertempel dirambutnya.

Bagaimanapun juga Cho Narri pernah terlibat dalam hidup

mereka.

Keduanya tertegun. Padangannya berubah begitu

sendu ketika melihat wajah periang Cho Narri, tatapan

Page 108: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

108

angkuh dan semua tentang gadis itu dilingkari oleh

karangan bunga.

Eun Soo dan Kyung Soo menoleh. Mereka berdua

mendengar tangisan dari seorang namja yang berdiri tepat

dihadapan foto besar itu. Ia terlihat begitu kehilangan.

Tangisnya berhamburan tak tertahan. Eun Soo datang

mendekat. Tubuh namja itu terlihat menggigil karena

tangis yang terasa begitu menyayat hatinya.

“Oppa?” Panggil Eun Soo pelan. Tangannya

sengaja ia letakkan dibahu namja itu. Dengan lembut Eun

Soo mengelus bahu Joon Myeon.

“Dia pergi, sekarang dia pergi,” ucapnya getar

tanpa memandang gadis yang berdiri disampingnya.

“Nde.” Balas Eun Soo dan turut memperhatikan

sebuah foto besar yang ada dihadapannya.

**

“Jadwal kita dibatalkan. Semua acara mereka

cancel karena kita tidak pernah datang ketempat

rekaman.” Chanyeol terduduk dikursi. Ia begitu kecewa,

usahanya untuk menuju dapur rekaman dan

mempromosikan „single‟ mereka memang hanya sekedar

mimpi.

Melihat keadaan Kai yang masih tidak

memungkinkan. Bahkan sudah seminggu namja itu masih

terlelap dalam tidurnya. Chanyeol harus merelakan uang

jutaan Won yang sudah ia keluarkan untuk promosi single

mereka menghilang begitu saja. Ia berniat untuk

mengundur jadwal yang sudah ditetapkan oleh produser

mereka untuk menunggu sampai Kai bisa kembali

bergabung. Tapi ternyata usahanya sia-sia.

Page 109: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

109

“Ini belum waktunya, hyeong. Aku yakin setelah

Kai sembuh kita bisa berdiri dipanggung pertama kita.

Dan aku akan menabung untuk membantumu membayar

semua keperluan kita.” Ucap Sehun dan berusaha

menenangkan Chanyeol yang sudah hampir gila

kehilangan semua yang sudah ia keluarkan dengan Cuma-

Cuma.

“Bukan itu, aku tidak peduli berapapun yang

sudah hilang. Tapi

kesempatan kita, kesempatan emas ini.” Chanyeol

menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“Tapi kita tidak mungkin tampil tanpa Kai.”

Sehun menatapnya dalam. “Kai adalah bagian penting

dalam band kita. Kau harus ingat itu.”

“Arrgghh!” Chanyeol menepis tangan Sehun dari

bahunya. Ia berdiri. Wajahnya terlihat begitu marah.

Kemudian tatapan tajam itu ia tunjukkan pada Sehun.

“Yah. Aku sudah hampir gila karenanya!”

Sehun ternganga. Ia tidak mengerti dengan ucapan

Chanyeol. Ia membiarkan Chanyeol keluar dari studio itu

tanpa menahannya terlebih dahulu. Chanyeol melangkah

dengan penuh amarah. Ia melampiaskan amarahnya

dengan menendang sebuah kursi yang menghalangi

pijakannya.

“Ada apa dengan kalian?” tanya Sehun dalam

hatinya. Dia benar-benar tidak mengerti.

Dengan cepat Sehun beranjak dari duduknya dan

mengejar langkah Chanyeol. Chanyeol membuka pintu

mobil, wajahnya terlihat emosi.

Page 110: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

110

“Tunggu, hyeong!” Sehun meraih pintu mobil dan

menghentikan tangan Chanyeol. Ia menoleh, dan kembali

menurunkan kakinya yang sempat terangkat akan masuk

mobil.

“Aku ingin tau, ada apa dengan kalian? Aku

merasa aneh. Apa kau dan Kai sedang ada masalah?

Kenapa kalian merahasiakannya dariku?” Sehun

memegangi lengan Chanyeol. Ia menatap wajah Chanyeol

dengan curiga.

“Huh! Aku tidak akan mengatakan padamu.”

“Hyeong! Aku ini juga temanmu!”

“Benarkah? Kalau begitu katakan padaku, apa Kai

dan Eun

Soo sebelumnya pernah berkencan? Apa mereka

mempunyai hubungan khusus yang tidak ku tahu

sebelumnya?”

Sehun sontak terdiam. Ia lebih tidak mengerti

dengan maksud ucapan Chanyeol. Sehun hanya

menatapnya bingung dan tidak bisa memberikan

penjelasan apapun karena memang Sehun tidak

mengetahui hubungan Eun Soo dan Kai. Kai tidak pernah

menceritakan hal itu pada Sehun.

“Kenapa kau diam saja?” teriak Chanyeol kesal.

“Mianhae, hyeong. Bahkan aku sama sekali tidak

tau kalau Kai dan Eun Soo mempunyai hubungan

khusus.” Perlahan Sehun melepas tangannya. Chanyeol

melemparkan tubuhnya diatas sofa sembari menghela

nafas.

“Kalian menyukai gadis itu? Benar begitu? Ah,

sudah kukira akan seperti ini. Wanita memang

Page 111: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

111

menyebalkan. Dia bisa merusak segalanya, bahkan

persahabatan,” ucap Sehun santai. Chanyeol sontak

mengangkat tubuhnya. Ia berdecak dan menatap Sehun

tajam. “Apa aku salah bicara? Um, maksudku tidak semua

wanita seperti itu. Yah, ibuku juga tidak termasuk. Dia

wanita yang baik.” Sehun mengulas senyum hambar. Ia

berusaha meredam Chanyeol.

“Ngomong-ngomong soal ibuku, apa kau mau

makan malam dirumahku. Hari ini dia bilang masak enak

dan banyak sekali menu. Nanti juga akan kukenalkan kau

dengan kakakku. Oke?” Sehun beranjak memasuki mobil

Chanyeol. Ia duduk dikursi belakang, yang biasanya ia

tidak pernah mau duduk dikursi tengah mobil dan akan

memaksa duduk didepan. Untuk kali ini ada sedikit

toleransi karena ia takut jika Chanyeol akan memarahinya.

**

Hari ini Kyung Soo dan Baekhyun terpaksa

menemani Eun Soo untuk menjenguk Kai. Hanya ada

Yixing disana, sementara Jae In beristirahat dirumah

setelah beberapa hari berjaga dirumah sakit.

Eun Soo masih menatapi wajah namja berkulit

„tan‟ yang tertidur dengan pulas. Alat-alat itu masih

lengkap menghiasi tubuhnya. Bibir tebal yang hanya bisa

mengeluarkan kata-kata ganas itu begitu pucat. Lebih

mengerikan dibandikan bibir domentor.

“Kau seperti tupai yang sedang hibernasi.”

Gumam Eun Soo memecah suasana yang hening dalam

ruangan itu. “Kapan kau akan bangun? Aku

merindukanmu.” Eun Soo menatap wajah Kai dalam.

Page 112: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

112

Yixing terus memperhatikan. Bahkan ia sempat

kaget mendengar apa yang Eun Soo katakan. Ia masih

belum yakin dengan dugaannya.

“Sillehamnida?17” Mereka bertiga sontak

menoleh kearah Yixing. “Ireumi muosiyeyo?18”

“Eun Soo imnida? Ne?”

“Yixing imnida.” Yixing menuduk. Eun Soo

melebarkan kedua matanya tak percaya.

“Jinja?” Sontak Eun Soo mengangkat tubuhnya.

Kyung Soo dan Baekhyun mengernyit bingung.

“Waeyo?”

“Ah, aniyo. Aku hanya terkejut.” Eun Soo masih

menatapi Yixing tidak percaya. Yah, bukankah leukemia

sulit disembuhkan? Tapi namja itu terlihat segar bugar dan

tidak seperti pernah merasakan penyakit mengerikan itu.

End Of Chapter 7

CHAPTER 8

“Take Care”

17 Sillehamnida? = permisi

18 irumi muosiyeyo = siapa namamu?

Page 113: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

113

Eun Soo membawa seikat bunga berwarna putih

terang yang mempunyai harum yang khas. Bunga yang

mempunyai nama latin Rosalba itu ia letakkan kedalam

vas dan merapikannya. Perlahan tangannya membuka tirai

kamar itu agar cahaya matahari bisa masuk dan

menggantikan cahaya lampu yang sudah bertugas

semalaman.

Page 114: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

114

Ia sengaja datang sendirian tanpa meminta untuk

ditemani oleh Kyung Soo ataupun Baekhyun. Mengingat

pesan dokter agar Eun Soo selalu menemani namja itu dan

membantu ingatannya kembali. Eun Soo tidak ingin

mengecewakan Jae In ataupun keluarga Kai. Walaupun ia

dengan sangat terus terang sudah menyayat hati Chanyeol.

Perasaan yang tiba-tiba bisa ia ubah dengan

sesuka hatinya. Ia sudah menaruh harapan besar kepada

Chanyeol dan meyakinkan namja itu dengan sepenuh

hatinya, itu sebabnya Eun Soo tidak pernah menolak

untuk berkencan dengan Chanyeol. Tapi semua terjadi

diluar dugaannya. Ia sangat mengkhawatirkan Kai.

Hari ini Dokter sudah melepas kop oksigen yang

sudah hampir berminggu-minggu bertengger di hidung

Kai. Namja itu baru saja terbangun, ia melihat gadis yang

sangat ia cintai sedang sibuk merapikan sesuatu disamping

ranjangnya. Kai tersenyum. Entah kenapa yang bisa ia

kenali hanyalah Eun Soo. Benturan keras itu mampu

menghilangkan semua ingatannya terkecuali kepada Eun

Soo.

“Kau sudah bangun?” Eun Soo meletakkan mawar

putih itu sembarangan kemudian mendatangi Kai. Kai

hanya tersenyum. “Kau mau sarapan? Kau mau makan

apa?” tawar Eun Soo sembari menunjukkan beberapa

gambar menu yang sengaja ia bawa.

Kai memandangi lembaran kertas yang ada

ditangan Eun Soo. Ia tidak tau harus memakan apa. Tapi

sepertinya hidangan dari rumah sakit-lah yang paling tepat

untuk Kai.

“Lebih baik kau makan ini saja.” Eun Soo

tersenyum lebar. Ia menunjukkan sepiring bubur yang

Page 115: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

115

sudah rumah sakit siapkan untuk pasien dengan nomor

kamar 12 itu.

Sekali lagi Kai hanya tersenyum dan

menunjukkan jajaran giginya yang rapi pada Eun Soo.

Dengan telaten Eun Soo menyuapi namja itu dan

membersihkan sisa-sisa makanan yang belepotan

menghiasi bibirnya.

Eun Soo tertawa. Ia tidak bisa menahan geli saat

melihat ada setitik bubur yang menempel diujung hidung

Kai. “Kau lucu sekali,” ucapnya dengan gelak tawa. Kai

melongo, perlahan bibirnya ikut tersenyum dan akhirnya

ikut tertawa.

“Hahaha, cepat bersihkan.” Tukas Kai kemudian.

Eun Soo terkejut. Baru saja ia mendengar Kai berbicara.

“Kau sudah bisa berbicara? Coba ulangi lagi.”

Pinta Eun Soo dan menatap lurus mata namja itu.

“Benarkah? Baru saja aku bicara?” Tanya Kai.

Eun Soo mengerucutkan bibirnya. Dengan gemas ia

menekan perban yang melingkari kepala Kai.

“Ah, appo.” Teriak Kai sembari mengernyit

kesakitan.

Semakin hari Kai sudah menunjukkan banyak

perkembangan. Ia sudah bisa duduk diranjangnya. Bisa

menggerakkan tangannya dan mencoba berjalan menuju

kamar kecil. Tapi satu hal, sampai sekarang ini ia tidak

bisa mengenali keluarganya sendiri.

Eun Soo merapikan selimut Kai. Ia membungkus

tubuh Kai sampai menutupi dada. Kemudian memperbaiki

letak bantal dan guling yang ada diranjangnya. Kembali

Page 116: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

116

menutup tirai karena hari beranjak gelap. Menyalakan

lampu ruangan itu dan menurunkan volume AC-nya.

“Kau mau kemana?” Kai menahan tangan Eun

Soo. Ia memegangi tangan Eun Soo dengan erat dan

menatap kedua mata

bulat itu dengan harapan untuk tidak beranjak dari tempat

ini.

“Ini waktunya aku pulang.” Eun Soo melempar

senyum.

“Tolong jangan pergi. Jangan tinggalkan aku,”

pintanya kemudian. Tatapan Kai semakin dalam.

Eun Soo terdiam. Ia menunduk sembari berfikir.

“Aku tidak bisa, besok aku harus sekolah. Tapi setelah

pulang sekolah aku akan datang lagi kemari.” Eun Soo

menyentuh tangan Kai dan dengan perlahan melepas

genggaman tangan Kai.

“Jebal. Kajima.” Kai menunjukkan permohonan

yang dalam. Dan kembali mengeratkan genggamannya.

**

Jarum jam semakin naik ke-angka yang lebih

besar. Kyung Soo dan appa sudah menunggu diluar

ruangan. Sedangkan Eun Soo masih duduk termenung

disamping ranjang Kai dengan pergelangan yang masih

digenggam oleh jemari Kai. Namja itu belum sepenuhnya

terlelap. Didalam ruangan bernomor 12 itu juga sudah ada

Yixing dan Jae In. Mereka berdua tidak menyangka jika

Kai akan sampai seperti ini. Bersikap diluar dugaan.

“Apa yang sudah kau lakukan pada Kai sampai

dia seperti ini padamu. Apa kau menggunakan paranormal

agar adikku mengejar-ngejarmu. Huh. Kenapa yang

Page 117: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

117

diingatnya hanya kau. Seharusnya aku, akukan kakaknya.”

Gerutu Jae In sembari melipat kedua tangannya didepan

dada dan menatap lurus pada Eun Soo. Ia berkali-kali

mengumpat dalam hatinya. Yixing yang mendengar

semua ocehan pelan itu hanya tersenyum geli.

Beberapa saat kemudian Kyung Soo masuk. Ia

sudah terlalu lama menunggu Eun Soo untuk keluar dari

ruangan itu. Jae In dan Yixing menoleh kearah pintu.

Kyung Soo membungkukkan tubuhnya sembari

tersenyum. Ia masih memegangi knop pintu dan

menunjukkan separuh

tubuhnya.

“Ehm, Eun Soo-ah. Appa sudah menunggu.” ujar

Kyung Soo pelan agar tidak membangungkan seseorang

yang mulai terlelap diatas ranjang itu. Eun Soo menoleh,

tangannya ia tarik perlahan dan melepaskan jemari-jemari

itu dari pergelangannya dengan sangat hati-hati.

Kemudian dengan lembut meletakkan tangan namja itu

diatas perutnya. Sebentar Eun Soo menatap wajah Kai dan

berpamitan pulang pada Jae In dan Yixing.

“Bukankah dia gadis yang manis? Apa kau

cemburu jika adikmu dekat dengan yeoja lain,” bisik

Yixing tepat ditelinga kanan Jae In. Jae In hanya

memicingkan matanya dan membiarkan langkah Eun Soo

dan Kyung Soo berlalu.

“Apa dia sekarang lebih baik?” Kyung Soo

berjalan sejajar dengan Eun Soo menyusuri lantai putih

itu.

“Nde, dia sudah bisa berbicara. Dan banyak hal

yang bisa ia lakukan.”

Page 118: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

118

“Aku senang mendengarnya. Semoga saja dia

cepat sembuh. Apa dia juga tidak mengingatku?” Tanya

Kyung Soo kemudian.

“Jangankan dirimu, kakaknya sendiri saja dia

tidak tau.” Eun Soo mulai menaiki mobil. Disana sudah

ada appa yang duduk didepan kemudi. Kemudian Kyung

Soo juga mengambil tempat duduk ditengah bersama Eun

Soo. Baekhyun bertugas menjaga eomma dirumah.

“Lalu, kau dan Chanyeol?” Kyung Soo menatap

Eun Soo dengan tatapan yang mengintimidasi. Eun Soo

terdiam. Ia membalas tatapan Kyung Soo penuh tanya.

Untuk apa Kyung Soo menanyakan hal itu.

“Aku masih memikirkannya.” Jawabnya

kemudian dan membiarkan suasana hening dalam mobil

itu terus mengalir.

Lampu-lampu jalanan yang ramai menghiasi jalan

dengan lalu lalang mobil yang tak ada hentinya. Suasana

Seoul yang selalu dipadati oleh kendaraan berasap itu

tidak menghilangkan keindahan kota ini. Jalanan yang

selalu tertib dan bersih, juga keramaian yang seolah kota

ini tidak pernah tidur.

Eun Soo dengan lesu menuruni mobil.Kyung Soo

memperhatikan wajah adiknya yang terlihat jelas penuh

dengan beban. Bukan hanya beban belajar darinya tapi

dengan beban-beban yang lainnya juga. Sebuah beban

yang tidak Kyung Soo ketahui sepenuhnya.

**

“Hey Park Chanyeol. Apa yang kau lakukan?”

Page 119: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

119

Chanyeol mengernyitkan keningnya. Ia masih

memejamkan kedua matanya tapi bisa mendengar dengan

baik suara yang sudah menganggu ketenangannya.

Chanyeol masih diam. Ia membaringkan tubuhnya diatas

sofa dan meletakkan kakinya diatas meja dengan sepatu

lengkapnya.

Park Yura membanting tubuhnya disofa tempat

Chanyeol tidur dan membuat tubuh Chanyeol goyah.

Dengan susah payah Chanyeol masih memejamkan kedua

matanya erat. ia memalingkan wajahnya dari Yura, kakak

perempuannya.

“Aku tau kau hanya pura-pura tidur.” Yura

menyentil telinga kanan Chanyeol. Membuat namja itu

sontak membuka kedua matanya.

“Nuna!!!!” Teriak Chanyeol kesal. Membuat

tubuh Yura mengejang kaget kemudian tertawa.

“Kau kenapa? Kenapa kau berteriak. Huh?” Yura

mencubit kecil pipi Chanyeol. Dan Chanyeol hanya

menunjukkan wajah kesalnya.

“Nuna!!” Chanyeol menepis tangan Yura. Ia

menunduk dan menurunkan kakinya.

“Kau sedang ada masalah? Hari ini kau bolos

kuliah-kan? Ada

apa? Kau mau eomma dan appa mencabut semua

fasilitasmu?” tanya

Yura berturut-turut.

“Tentu saja tidak. Aku memang sedang banyak

sekali masalah. Band-ku batal kontrak.”

“Ah, sudah kukira. Untuk apa kau memberatkan

ide konyolmu menuju dapur rekaman. Hanya membuang-

Page 120: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

120

buang biaya dan yang pasti hanya kau yang memenuhi

semua tagihannya. Aku tau semua teman-temanmu itu

hanya memanfaatkanmu.”

“Bukan begitu!” Chanyeol berteriak lebih keras

dari sebelumnya. Ia menatap kedua mata Yura dengan

tajam. “Bukan itu masalahnya! Nuna tidak mengerti lebih

baik diam saja.” Chanyeol beranjak dari duduknya dan

pergi meninggalkan Yura yang kebingungan.

Ia membanting pintu kamar dengan sangat keras.

Bahkan kalau itu pintu murahan mungkin sudah roboh

sejak satu kali ia melempar pintu itu menuju engselnya.

Terdengar jelas suara dari bagian atas rumah mereka. Park

Chanyeol mulai menggila bersama dengan gitarnya. Ia

memutar volume tertinggi tape compo yang ada

dikamarnya. Music yang ia mainkan senada dengan isi

hatinya yang terombang-ambingkan karena gadis itu.

Gadis yang tanpa terasa sudah mengisi hari-harinya.

Membiarkan waktu berlalu hanya untuk

memikirkannya. Melewati dan membuat setiap

kesempatan untuk bertemu dengannya. Tapi semua terasa

hambar. Tidak ada penyesalan, tapi hanya kecewa dengan

dirinya sendiri. Kenapa gadis itu terlalu mudah untuk

dicintai. Sikapnya berbeda dengan gadis yang sebelumnya

ia kenal. Sikapnya yang terlalu polos, ceria dan tidak

membosankan, itulah yang selama ini Chanyeol rasakan

saat bersama dengan Eun Soo.

“Aisssshhh!” Chanyeol berhasil membanting gitar

kesayangannya itu keatas lantai dan membuat gitar mahal

dengan merk gibson les paul itu terbagi menjadi dua

bagian.

Nafasnya menjadi tidak stabil. Ia membanting

tubuhnya sembarangan dan akhirnya terjatuh diatas karpet

Page 121: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

121

merah bercorak bola yang terpasang rapi didepan ranjang.

Yura yang masih terdiam diatas sofa hanya mendengar

semua suara yang berasal dari kamar adiknya.

Chanyeol mengepalkan tangannya. Kemudian ia

memejamkan kedua matanya dan berusaha menghela

nafas untuk menahan amarahnya. Kehilangan gitar

kesayangan tidak sesakit kehilangan seorang gadis yang ia

cintai.

“Kenapa kau lakukan ini padaku, Do Eun Soo.”

Gumamnya dalam hati. Kedua matanya mendapati

sesosok gadis yang tersenyum manis kearahnya. Yang

kemudian menghilang begitu saja. “Aku akan

menunggumu.”

**

Yumi mengerjapkan kedua matanya berkali-kali.

Ia menatapi lembaran itu dengan seksama. Penglihatannya

benar, tidak ada kesalahan. Dengan tergesa Yumi kembali

kebangkunya dan menatap tubuh Eun Soo yang tertidur

diatas mejanya.

Mereka baru saja melewati ulangan harian

matematika dan baru saja guru mata pelajaran matematika,

Kim Taeyeon. Membagikan hasil ulangan mereka.

“Eun Soo-ah. lihat ini.” Yumi menggoncang-

goncangkan tubuh Eun Soo yang memaksakan untuk

tidur. Ia tidak mau melihat hasil ulangannya karena sangat

yakin akan mengulang dipelajaran berikutnya.

“Um, sudahlah. Aku yakin hasilnya sama saja

atau naik 10 point seperti biasanya.” Eun Soo

memalingkan wajahnya.

Page 122: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

122

“Eh, coba lihat dulu!” Yumi menjambak rambut

Eun Soo dengan sengaja dan membuat yeoja itu

mengangkat kepalanya.

“Ah! waeyo!!” Teriaknya kesal. Tidak ada yang

memperhatikan teriakan itu karena kelas memang sedang

gaduh. Setelah membagikan hasil ulangan mereka, guru

metematika itu lantas pergi meninggalkan kelas.

“Ini!!” Yumi meletakkan lembaran itu tepat

dihadapan Eun Soo. Kedua matanya seketika melebar tak

percaya. Ia menatap Yumi ragu. kemudian memandangi

lagi lembaran itu.

“Imposibble.” Gumamnya. Kata itu ia dapat dari

Kyung Soo. “Kya….! Apa benar ini punyaku.” Eun Soo

berdiri dan menenteng lembaran itu dengan bahagia.

Gadis itu terus melonjak kegirangan. Diluar

dugaan jika ia mendapat nilai 85 dalam pelajaran

metematika. Dengan begini setidaknya sebagian komiknya

yang tersita oleh Kyung Soo dapat kembali.

“Kyung Soo-ya! Apa kau tidak mau mengucapkan

selamat pada adikmu ini?” Eun Soo sudah berdiri didepan

Kyung Soo yang sibuk mengerjakan tugas didalam kelas

saat jam istirahat.

“Untuk apa?” Jawab Kyung Soo datar. Baekhyun

sudah menikmati bekalnya dikantin bersama Yumi.

“Lihat ini.” Eun Soo mengeluarkan lipatan kertas

itu dari saku kemejanya dan dengan bangga menunjukkan

kepada kakak kembarnya itu.

“Mwo?” Kedua mata Kyung Soo melebar. Ia

benar-benar terkejut dengan hasil ulangan Eun Soo kali

ini.

Page 123: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

123

“Chukkhae. Kau sudah berhasil.” Kyung Soo

tersenyum dan Eun Soo tertawa puas.

“Huh.” Eun Soo menghela nafas, lega. “Apa

komikku bisa kembali?” tanyanya dengan tenang pada

Kyung Soo dan kembali mengantongi lembaran itu.

“Kau bisa mengambilnya dikamarku nanti. Tapi

hanya satu komik saja.” Kyung Soo tersenyum jahil.

“Mwo? Hanaman?”

“Yah, satu pelajaran satu buah komik. Kalau kau

bisa memperbaiki semua mata pelajaran maka kau bisa

mengambil seluruhnya dariku.”

“Do Kyung Soo! Kau mulai lagi! Kau tidak

mengatakannya padaku sebelumnya.”

“Sekarang kau sudah tau, „kan? Kaukan juga tidak

bertanya padaku.”

“Huh, kenapa kau sangat menyebalkan!” Eun Soo

menepuk keras meja Kyung Soo. Kyung Soo mengangkat

bukunya sembari mengerjapkan mata ketika mendapat

tatapan horror dari Eun Soo.

“Eun Soo-ya. Apa urusanmu sudah selesai? Kau

tidak makan bekalmu?” Baekhyun yang berdiri diambang

pintu melambaikan tangan berkali-kali. dan Eun Soo

masih fokus menatap Kyung Soo.

“Ah, anak kembar itu tiada hari tanpa bertengkar,”

gumamnya dalam hati setelah tau ada pertarungan sengit

kedua bocah yang saling beradu tatapan tajam itu.

“Awas kau ya! Aku akan membalasmu, Do

Kyung Soo,” gerutu Eun Soo dalam hati. Sedangkan

Kyung Soo yang tersandar pada bangkunya dan

Page 124: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

124

meletakkan buku pelajarannya didepan dada

mengernyitkan keningnya.

“Kenapa kau melihatku seperti itu. Kau semakin

terlihat jelek. Kau tidak akan dengan mudah mendapatkan

komik-komikmu kembali jika kau tidak mau

mendengarkanku.” Batin Kyung Soo.

Kemudian Eun Soo beranjak pergi dari hadapan

Kyung Soo. Ia berjalan menuju Baekhyun dan pergi

meninggalkan kelas Kyung Soo. Mereka menuju taman

sekolah. Ia melihat kotak bekal Baekhyun dan Yumi

masih terbungkus rapi dan belum tersentuh.

“Kalian belum makan?” tanya Eun Soo sembari

mengambil posisi duduknya disamping Baekhyun.

“Kami menunggumu.” Yumi menyodorkan kotak

bekal milik Eun Soo tepat didepannya. Eun Soo meraih

sumpitnya dengan malas. Yah, itu karena Kyung Soo baru

saja membuatnya kesal.

Eun Soo membuka kotak bekalnya dengan cepat.

Ia melihat ada sepotong daging asap yang sangat

menggoda selera. Dengan cepat sumpitnya ia tusukkan

pada daging itu dan mengigit makanan itu dengan ganas.

“Yumi-ah? Kau suka daging? Ini untukmu,

cicipilah, masakan ibu kami sangat enak,” ujar Baekhyun

sembari meletakkan potongan daging miliknya kedalam

kotak bekal Yumi. Eun Soo membuka lebar kedua

matanya dan memperhatikan Baekhyun.

“Kenapa kau berikan pada Yumi, aku juga suka.”

Sahut Eun Soo dan menjulurkan sumpitnya pada daging

yang ada dalam kotak milik Yumi. Dengan cepat

Baekhyun menepis tangan Eun Soo dengan sumpit yang ia

pegang.

Page 125: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

125

“Hey, kau kan sudah ada.” Tukas Baekhyun dan

memberi isyarat untuk menyingkirkan tangannya dari

kotak bekal Yumi. Yumi hanya tersenyum geli

menunjukkan jajaran giginya.

“Tapi aku juga mau. Bagi jadi dua, otte?” Tawar

Eun Soo dengan menunjukkan wajah termanisnya pada

Baekhyun.

“Ani.” Baekhyun memelototkan kedua matanya.

Eun Soo hanya mendengus dan menghentikan aksi

permohonannya. Baekhyun tersenyum, tentu saja kearah

Yumi dan mempersilahkan gadis itu untuk menikmati

daging asap masakan ibunya.

Baekhyun terlihat berbeda. Akhir-akhir ini ia

sering berdua

dengan Yumi. Dan selalu bersikap manis pada gadis itu,

tapi dari awal Baekhyun selalu bersikap manis. Dia tidak

pernah mengeluarkan kata-kata menyakitkan seperti

Kyung Soo. Namja itu memang berbeda, sesedih apapun

perasaannya, dia akan selalu terlihat ceria.

Aktifitas makan mereka terhenti. Kyung Soo

diam-diam sudah duduk disamping Yumi dan menatap

Eun Soo penuh arti.

“Bagi makananmu denganku, aku lapar.”

Ucapnya kemudian setelah cukup lama mengamati

makanan yang ada didalam kotak bekal adiknya.

“Tumben sekali? Tidak biasanya.” Eun Soo

mengernyitkan keningnya.

Yumi menyodorkan kotak bekal miliknya kepada

Kyung Soo. Wajahnya hanya tertunduk tak menatap

keberadaan namja itu. Kemudian ia mengelap ujung

Page 126: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

126

sumpitnya dengan tissue dan meletakkannya disamping

tangan Kyung Soo. Baekhyun dan Eun Soo melongo.

Sedangkan Kyung Soo menatapnya tidak percaya.

“Kau bisa makan punyaku. Aku tidak terlalu

lapar,” ujar Yumi kemudian. Ia menyembunyikan kedua

tangannya dibawah meja.

Baekhyun langsung meraih kotak bekal milik

Yumi dan kembali menggesernya kedepan Yumi. Eun Soo

mengerjapkan kedua matanya. Kyung Soo hanya

melongo.

“Kau makan punyaku saja. Biarkan Yumi makan

miliknya sendiri.” Tukas Baekhyun kemudian

memberikan kotak bekalnya sendiri. Eun Soo mengernyit

heran.

“Ah, gwenchanayo. Aku tidak lapar.” Balas Yumi

dan kembali menggeser kotak bekalnya pada Kyung Soo.

“Sudahlah, biarkan Kyung Soo makan punyaku

saja,” sahut Baekhyun dan berusaha menggeser kotak

milik Yumi. Eun Soo mulai merasa geli, ia tidak

memperdulikan kedua temannya dan terus

menikmati makan siangnya.

“Aku makan punya Eun Soo saja,” ujar Kyung

Soo setelah berhasil merampas makanan adiknya dan

membuat gadis itu melakukan protes keras. Tapi dengan

santai Kyung Soo melahap makanan yang tinggal separuh

dalam kotak itu dan tidak memperdulikan adiknya yang

sudah mengomel dan berusaha mengambil kotak bekalnya

kembali.

“Bagaimana dengan kematian Cho Narri? Berita

ini masih hangat dibicarakan satu sekolah.” ujar Baekhyun

Page 127: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

127

setelah lama berkutat dengan makanannya. Ia mengelap

bibirnya dengan tissue kemudian membersihkan mejanya.

“Um, aku tidak tau,” ucap Kyung Soo dan

menyudahi makan siangnya. Tinggal beberapa sendok lagi

tapi nafsu makanannya sudah menghilang.

“Terakhir kita bertemu denganya saat dia

mengambil novel padamu, „kan?” Baekhyun menatap

Kyung Soo, dan Kyung Soo mengiyaikan dengan

mengangguk pelan.

Eun Soo menghela nafas. Terakhir ia bertemu

dengan gadis itu dalam keadaan yang kurang

menyenangkan. Ia sempat membentak dan mengelak

semua ucapan Cho Narri, bahkan mengatakan hal yang

sangat menyakitkan padanya. “Huh, aku merasa bersalah,”

gumam Eun Soo. Pandangannya langsung jatuh kemeja.

“Ada apa? Kau bertengkar dengannya?” Yumi

terlihat penasaran. Dan ketiga pasang mata itu menatap

Eun Soo penuh mengintimidasi.

“A.. aku hanya menolak permohonannya. Hanya

itu,” ucap Eun Soo gugup. Ia tidak berani menatap mata

Kyung Soo karena ia yakin Kyung Soo akan marah

padanya.

“Permohonan apa?” Kyung Soo berujar dan

memfokuskan

pandangannya pada Eun Soo.

“Dia bilang dia ingin menjagamu. Aku rasa terlalu

terlambat untuk gadis itu menyadari kesalahannya.

Seharusnya dari awal dia tidak usah melakukan hal bodoh

ini, tentu semua tidak akan seperti ini. Benarkan apa yang

kukatakan? Kalau saja gadis itu tetap bersama Joon

Page 128: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

128

Myeon oppa dan tidak mengganggu kau dan Yumi, pasti

juga tidak akan seperti ini.”

Yumi langsung terperanjat. Eun Soo mengatakan

hal itu tanpa sadar dan diluar kendalinya. Yumi menunduk

canggung, ia merasa sangat malu. Sedangkan Kyung Soo

sempat menatap gadis yang duduk disampingnya

kemudian mengembalikan pandangannya pada Eun Soo.

Baekhyun hanya tersenyum janggal menatapi Eun Soo.

“Apa yang kau katakan, Do Eun Soo.” pekik

Yumi dan melirik kesal pada gadis itu.

“Apa? Memangnya apa yang aku katakan?” Eun

Soo bingung dengan sendirinya. Kyung Soo mengumpat

bodoh pada adiknya kemudian memukul kening gadis

yang ada didepannya.

**

“Oppa? Ghamsahamida. Ini semua berkat

bantuanmu. Aku sangat senang. Aku tidak pernah tau jika

aku bisa melaluinya dengan baik. Sekali lagi terimakasih

banyak.” Eun Soo membungkukkan tubuhnya. Ia

tersenyum lebar dan sangat berterimakasih kepada seorang

namja yang memberinya bantuan. Ia datang seperti

malaikat dan memberi Eun Soo sesuatu yang sangat ia

butuhkan.

Joon Myeon tersenyum. Ia menutup buku yang

ada didepannya. Jam sekolah sudah berakhir 10 menit

yang lalu. Dan dengan percaya diri Eun Soo datang

kekelas Joon Myeon hanya untuk mengucapkan

terimakasih karena sudah mendapatkan pertolongan

darinya. Ini akan menjadi berita baik sesampainya

dirumah nanti dan yang pasti eomma dan appa akan

mendapatkan kejutan yang tak pernah mereka kira.

Page 129: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

129

Joon Myeon berdiri dari duduknya. Ia berjalan

mendekat pada Eun Soo yang berdiri disamping

bangkunya dengan tatapan terfokus pada mata gadis itu.

Eun Soo menjadi gugup, ia tersenyum aneh dan selangkah

memundurkan kakinya. Dengan santai Joon Myeon

meraih tubuh gadis itu jatuh kedalam pelukannya. Kedua

tangannya melingkar rapat pada tubuh Eun Soo.

Kedua mata Eun Soo semakin melebar. Degupan

jantungnya terdengar jelas sampai ketelinganya. Rasanya

syaraf-syaraf ditubuhnya berhenti beraktifitas detik itu

juga. Nafasnya tersengal. Ia kesulitan untuk menelan

ludahnya sendiri. Degupan jantungnya semakin cepat

ketika Joon Myeon menaruh jemarinya menyisir helaian

rambutnya. Kelas saat itu sudah sangat sepi. hanya tinggal

mereka berdua disana. Eun Soo masih terdiam membisu

dan sulit mengeluarkan kata-kata dari kerongkongannya

yang tiba-tiba mengering.

“Chukkaeyo.” Bisik Joon Myeon tepat ditelinga

kiri Eun Soo. Eun Soo menelan ludah dengan susah

payah.

Kyung Soo dan Yumi menghentikan langkahnya.

Mereka berdua langsung bersembunyi dibalik dinding dan

melongokkan kepala kedalam pintu. Yumi menunduk dan

menunjukkan sebelah matanya kedalam kelas, begitu juga

dengan Kyung Soo yang berdiri diatasnya hanya

menunjukkan separuh wajahnya. Kyung Soo mengernyit.

“Apa yang mereka lakukan?” Desis Kyung Soo

pelan. Yumi mendongak dan menggelengkan kepalanya.

Kemudian ia kembali melihat apa yang terjadi didalam

ruangan hampa penghuni itu.

Page 130: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

130

Joon Myeon semakin mengeratkan pelukannya. Ia

mendekap tubuh gadis itu dan membuatnya kesulitan

bernafas. Yumi terbelalak. Ia menatap Kyung Soo panik.

“Kyung Soo-ya, apa kau akan membiarkan

mereka tetap seperti itu? Dia bisa mati,” gumam Yumi

khawatir. Ia melihat Eun Soo menjinjitkan kakinya karena

tertarik oleh pelukan Joon Myeon.

“Memangnya apa yang bisa kita lakukan. Aku

yakin Eun Soo juga sedang menikmatinya. Sudahlah, kita

ketempat Parkir saja. Untuk apa kita menjadi penonton

seperti ini. Ini bukan drama.” Kyung Soo menarik tangan

Yumi dan membawanya pergi.

“Eh? Tapi.. tapi...” Yumi sesekali masih mencoba

mengintip kejadian yang ada didalam ruangan itu.

Eun Soo sama sekali tidak membalas pelukan

Joon Myeon. Ia hanya terdiam dan ruangan itu semakin

hening. Joon Myeon tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia

melihat sosok Cho Narri dalam diri Eun Soo. Seperti saat

gadis itu dengan girang mengucapkan terimakasih

padanya.

“Oppa, aku tidak bisa bernafas,” ujar Eun Soo

lirih. Joon Myeon melonggarkan pelukannya dan enggan

melepas kedua tangannya dari tubuh Eun Soo. Kemudian

ia tertawa kecil dan terus mendekap gadis itu.

“Kau sedang ada masalah?” Ucap Eun Soo

kemudian. Kedua tangannya kini menahan tubuh Joon

Myeon. Ia berusaha melepas pelukan itu.

“Jangan menghindar. Aku mohon.”

Eun Soo kembali diam. Ia menurunkan kedua

tangannya. Hatinya tiba-tiba menjadi kalut. Ketakutan

Page 131: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

131

yang selama ini ia khawatirkan datang. Ia takut jika harus

kembali mencintai Joon Myeon, ia takut perasaannya

semakin kacau. Ia masih punya janji dengan Chanyeol dan

tidak mungkin membuat pria itu semakin lama menunggu.

Sedangkan Kai, Eun Soo masih punya hutang untuk

menyembuhkan ingatan Kai.

**

Yumi memandagi punggung namja yang sedang

membawanya

pergi. Ia membiarkan dirinya terseret tanpa

pemberontakan sama sekali. Tangan kanannya masih

dipegang erat oleh Kyung Soo. Mereka berdua berjalan

menyusuri halaman sekolah yang tinggal beberapa anak

manusia saja. Yumi tersenyum, ia tidak pernah menyentuh

Kyung Soo sekalipun. Tapi kali ini ia bisa merasakan

dengan nyata sentuhan yang begitu lembut dari namja

yang sudah membuat hatinya gelisah selama ini.

Kyung Soo menatap lurus jalan yang ada di

depannya. Ia tidak berani menoleh kebelakang atau akan

menghancurkan adegan yang selama ini ia nantikan.

Langkahnya ia buat selambat mungkin agar waktu bisa ia

kendalikan dengan baik. Hatinya cukup bahagia, tapi

Kyung Soo harus ingat konsekuensinya. Ia tidak boleh

bahagia berlebih. Dan Kyung Soo tidak bisa

menyembunyikan perasaan ini, detak jantungnya terasa

semakin cepat. Ia menghela nafas dan berusaha

mengendalikan emosi yang berlonjak-lonjak dihatinya.

Dari kejauhan Baekhyun mendapati kedua

sahabatnya sedang bergandengan tangan dan seperti akan

menuju ketempatnya berdiri. Ia sudah menunggu ditempat

Parkir. Baekhyun tersenyum miring. Ada sesuatu yang

serasa menusuk hatinya. Bukan bahagia, tapi sebuah luka.

Page 132: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

132

Baekhyun akan tetap dengan baik menyembunyikan

perasaannya, ia tidak akan membuat Kyung Soo kecewa

dan tidak akan melukai hati orang yang sudah bersikap

sangat baik padanya.

Baekhyun berteriak sembari melambaikan tangan.

Hanya tinggal sepeda mereka berdua yang ada diparkiran.

Langkah Kyung Soo semakin dekat. kemudian Kyung

Soo menoleh kebelakang seraya melempar senyum dan

perlahan melepas tangannya dari tangan Yumi. Yumi

membalas senyuman Kyung Soo. Ia mengenggam

tangannya sendiri. Dan berjalan dibelakang Kyung Soo

menuju Baekhyun.

“Mana Eun Soo?” Baekhyun mencari keberadaan

Eun Soo.

“Dia masih ada urusan. Kita tunggu sebentar

lagi,” jelas Kyung

Soo sembari duduk diatas sepedanya.

“Um, kali ini biarkan aku saja yang membonceng

Eun Soo. Sudah lama aku ingin membuatnya berteriak

karena tidak mengerem sepeda.” Baekhyun tertawa lebar.

Sama sekali tidak terlihat guratan kesedihan diwajahnya.

Kyung Soo dan Yumi hanya tertawa.

Sementara Eun Soo yang masih menjadi korban

kepedihan hati Joon Myeon. Gadis itu masih membiarkan

Joon Myeon memeluknya sampai hati namja itu menjadi

tenang.

“Eun Soo-ah. Katakan kalau kau mencintaiku?”

Ujar Joon Myeon lirih. Eun Soo tersentak. “Aku tau kau

sudah tak mencintaiku, tapi aku ingin mendengarmu

mengatakan itu.”

Page 133: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

133

Eun Soo mengatupkan bibirnya rapat. Tiba-tiba

saja kedua matanya mendapati siluet senyuman Chanyeol,

namja itu berdiri dan tersenyum dengan membuka

lengannya lebar. Hati Eun Soo terasa sesak. “Mianhae,

oppa. Aku tidak bisa.”

“Jebal. sharanghae”

“Aniyo. Aku tidak bisa mengatakannya.” Eun Soo

mendorong tubuh Joon Myeon. Joon Myeon menabrak

bangku yang ada dibelakangnya. Eun Soo menatapnya

tajam, nafasnya menjadi tidak stabil. “Aku mencintainya.

Bukan mencintaimu!” kemudian ia berlari sekuat

tenaganya meninggalkan kelas itu.

Joon Myeon merosot kelantai. Ia menertawai

dirinya sendiri. Tapi kemudian air mata mengalir di

pipinya.

**

Kai terdiam diatas ranjangnya. Ia memainkan

selang infuse yang tertancap di tangan kirinya. Kemudian

memperhatikan pintu yang tak ada tanda-tanda seorang

akan masuk. Biasanya Kai akan tidur dan bangun saat Eun

Soo datang, tapi rupanya Eun Soo melupakan janjinya

untuk datang menjenguknya.

“Kau mau tidur? Akan kurapikan selimutmu,

berbaringlah. Kau sudah terlalu lama duduk.” Jae In

meraih selimut Kai. Kai hanya memandangnya datar. Ia

masih menatap asing pada Jae In dan tidak berusaha

mengingat kakak perempuannya itu.

“Aku akan tidur nanti,” jawab Kai dan matanya

masih terfokus pada pintu.

Page 134: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

134

“Kau menunggunya? Sepertinya hari ini dia tidak

datang, mungkin dia sedang sibuk.” Tukas Jae in dan

berusaha membantu Kai berbaring. Tapi Kai menepis

tangan Jae In yang menyentuh pundaknya.

Jae In terkejut. Kedua matanya melebar dan

menatap wajah adiknya yang kesal. “Jangan

menyentuhku,” ucap Kai tegas. Kai membaringkan

tubuhnya sendiri dan meraih selimut untuk membungkus

tubuhnya.

“Saengi, apa kau benar-benar melupakan aku. Kau

tidak ingat padaku? Aku kakakmu, sejak kecil kita selalu

bersama-sama. Apa sedikitpun aku tidak ada dalam

ingatanmu.” Jae In memandangi punggung Kai karena Kai

membelakanginya.

**

Kyung Soo dengan sengaja menjatuhkan sebelah

earphone-nya. Ia mengayuh sepedanya dengan sangat

tenang. Dibelakang punggungnya ada seorang gadis yang

duduk sembari berpegangan pada pinggangnya.

Sedangkan Baekhyun dan Eun Soo yang dengan riang

menyusuri jalan itu dengan bernyanyi dan mengayuh

sepedanya dengan semangat. Mereka berdua melantunkan

lagu anak-anak semasa kecil mereka, tiga ekor beruang.

“Mendengar suara mereka hanya akan membuat

telingamu sakit. Jadi pakai saja earphone ini.” Ujar Kyung

Soo sembari melepar sebelah earphone-nya kearah

belakang. Yumi meraihnya dan memasang earphone itu

ditelinga kanannya.

Page 135: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

135

“Appa kom, eomma kom, aegi kom.19” Yumi

tertawa kecil, tetap saja suara Baekhyun dan Eun Soo bisa

ia dengar dengan sangat jelas walaupun Kyung Soo sudah

menaikkan volume mp3-nya.

“Kurasa sama saja,” gumam Yumi sembari

menepuk pelan bahu Kyung Soo. Kyung Soo tersenyum

miring. Ia mempercepat kayuhan sepedanya agar dapat

menjajari sepeda Baekhyun dan Eun Soo.

“Ya? Apa kalian tidak bisa berhenti bernyanyi.

Kalian hanya membuat polusi suara.” Ketus Kyung Soo.

Baekhyun dan Eun Soo melengos. Mereka langsung

menaikkan volume suara mereka masing-masing.

“Baekhyun, percepat saja mengayuhnya. Biar

Kyung Soo tidak bisa menyusul kita.” Bisik Eun Soo.

Setelah itu ia menoleh kebelakang. Disana Kyung Soo

sedang berusaha menyusulnya. Dengan wajah yang penuh

dengan pikiran nakal, Eun Soo menjulurkan lidahnya pada

Kyung Soo dan meledeknya berkali-kali karena tidak

berhasil menyusulnya.

“Akhirnya sampai juga.” Baekhyun menghentikan

sepedanya. Kini mereka berempat sudah sampai didepan

rumah Yumi dan menurunkan gadis itu dari boncengan

Kyung Soo.

“Terimakasih atas tumpangannya,” ujar Yumi

sembari menundukkan kepalanya. Ia tersenyum penuh arti

pada Kyung Soo. Kyung Soo pun membalas senyuman

itu, tanpa mereka sadari Baekhyun memperhatikan mereka

19 Appa kom, eomma kom, aegi kom = ayah beruang, ibu beruang dan anak beruang.

Page 136: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

136

dan tersenyum perih. Kemudian mereka bertiga berlalu

untuk masuk ke rumah.

**

“Aku mau yang ini. Karena ini edisi terbaru tapi

sudah satu bulan lebih belum kubaca.” Eun Soo

memandangi buku bersampul biru dengan animasi

kesangannya yang ada ditangannya. Kyung Soo segera

mengikat kembali kantung itu rapat-rapat setelah adik

perempuannya menangih satu buah komik yang ia

janjikan akan kembali.

“Kalau begitu cepat keluar dari kamarku.”

Ekspresi Kyung Soo tampak datar. Eun Soo mendengus

sembari berdiri.

“Aku akan dapatkan nilai seratus dalam bahasa

inggris, tapi dengan satu syarat?” Eun Soo mengangkat

jari telunjuknya.

“mwo?” tanya Kyung Soo dengan malas yang

sebenarnya tidak ingin tau syarat itu.

“Kembalikan semua komikku? Otte?” Eun Soo

terlihat sangat serius. Kyung Soo memutar bola matanya.

“Baiklah, terserah kau saja,” jawabnya dan

dengan segera mendorong tubuh Eun Soo kearah pintu.

“Aku bisa jalan sendiri.” Eun Soo memberontak.

Dengan cepat tangannya memukulkan buku komik itu

tepat dikening Kyung Soo.

“Aw!” Kyung Soo mengelus keningnya karena

benar-benar sakit.

“Rasakan! Ini hukuman untukmu Do Kyung Soo.”

Dan tak lama dari itu Eun Soo menghilang dibalik pintu.

Page 137: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

137

Ia berlari kecil menuruni tangga. Siap memamerkan nilai

terbaiknya pada eomma.

“Chajan!!” Eun Soo sudah membuka lebar

lembaran itu didepan wajah eomma. Baekhyun yang

berada disamping eomma hanya tersenyum dan terus

menikmati camilannya.

“Apa ini?” eomma meraih lembaran itu dan

memcoba membacanya. Kedua matanya melebar,

kemudian tersungging sebuah senyuman dibibir eomma.

Ia bernafas lega dan menatap putrinya itu penuh arti.

“Eomma senang sekali. Sebagai hadiahnya kau

mau makan apa malam ini?”

Eun Soo berfikir sejenak. Ia menatap Baekhyun

dan melihat sebuah isyarat dari mata dan bibir Baekhyun.

Setelah cukup lama mencerna bahasa aneh yang

Baekhyun berikan, akhirnya Eun Soo mengerti.

“Bagaimana kalau kita makan diluar? Aku mau

makan di restoran keluarga dan merayakan hari bahagia

ini bersama-sama,” ucapnya dengan girang dan penuh

permohonan. Baekhyun bersorak semangat menyetujui

keinginan Eun Soo.

Eomma menggeleng-gelengkan kepalanya

sembari menatap kedua buah hatinya. Eun Soo mulai

kecewa. “Jebal, eomma?” pintanya dengan merengek.

Kemudian eomma tersenyum dan mengangguk. Tapi

bagaimanapun juga eomma harus meminta izin dulu

kepada appa.

Kyung Soo mengernyitkan keningnya. Kepalanya

menunduk dan menatap suasana yang ada dibawah tangga

dengan sembunyi-sembunyi. “Iks, ini tidak adil. setiap aku

Page 138: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

138

mendapat nilai bagus, mereka tidak pernah memberiku

hadiah.” Umpatnya dalam hati.

Kyung Soo menuruni tangga dan setelahnya

sampai diruang tengah, ia duduk disamping Eun Soo

sembari meraih remote yang tergeletak diatas meja.

Jemarinya dengan santai menekan tombol untuk

mengganti channel yang sedari tadi mereka tonton. Jam 4

sore adalah jadwal untuk tayang „pororo‟ distasiun tv

anak-anak. Sedangkan Baekhyun dan Eun Soo sudah

menantikan drama yang hampir setengah jam mereka

tunggu, Summer Scent. Walaupun drama tersebut sudah

berkali-kali diputar di salah satu channel tv, tapi Eun Soo

tidak bosan-bosannya menonton drama yang mengisahkan

percintaan yang sulit itu.

“Hey!” Kedua mata Eun Soo dan Baekhyun

melotot setelah sadar bahwa adegan romantic yang

mereka tonton berubah menjadi pororo melompat dari

rumah es-nya.

Kyung Soo tergelak melihat aksi lucu yang ada

didepannya. Pororo dan Krong sedang berkejar-kejaran

merebutkan sesuatu. Baekhyun dan Eun Soo melirik

kearah Kyung Soo. Tapi namja itu sama sekali tidak

memperdulikannya. Ia masih terfokus dengan animasi

yang diputar setiap jam 4 sore itu.

“Hahaha, lucu sekali. Lucu sekali,” ujar Kyung

Soo sembari menahan perutnya geli. Eun Soo mendengus,

Baekhyun mengerucutkan bibirnya. Jika remote tv mereka

sudah berada ditangan Kyung Soo, maka hanya ada

sedikit kesempatan untuk mereka bisa mendapatkannya

kembali.

Page 139: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

139

“Setelah iklan kau harus segera menganti ke

channel yang tadi.” Gerutu Baekhyun. Episode kali ini

sangat ia nantikan.

“Yang mana?” Tanya Kyung Soo tanpa ekspresi.

“Ke TvN20, Do Kyung Soo!” Teriak Baekhyun

dan Eun Soo bebarengan. Mereka berdua sudah hampir

meledak-ledak kesal.

Kyung Soo bergidik. Tapi kemudian ia kembali

keposisi semula dan menuruti permintaan kedua

saudaranya. Mengikuti setiap adegan yang menurut

Kyung Soo sangat membosankan, bagi Kyung Soo

dimana-mana serial drama pasti akan menunjukkan inti

cerita yang sama. Berkelit-kelit dan dibuat se-dramatis

mungkin. Dan Kyung Soo lebih baik menonton film

horror ataupun kolosal yang membosankan dibanding

dengan serial drama yang hanya dipenuhi dengan

kesedihan. Baginya, kisah hidupnya sudah sangat

menyedihkan.

“Eun Soo-ah, hari ini kau tidak menemui Kai?”

Kyung Soo membuyarkan imajinasi adiknya yang hampir

sama persis dengan drama yang sedang ia tonton. Eun Soo

mengerjapkan kedua matanya, ia melupakan sesuatu. Ia

berjanji akan datang ke rumah sakit untuk menjenguk Kai

sepulang sekolah, tapi Eun Soo lupa dengan hal itu. Dan ia

tidak tau bahwa namja itu sangat menantikan

kedatangannya sejak ia bangun dari tidur malam.

“Eomma, makan bersamanya lain kali saja. Aku

lupa jika mempunyai janji dengan seseorang. Aku akan

20 TvN = salah satu nama Channel Tv di Korea. Biasanya menayangkan berbagai drama.

Page 140: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

140

kembali setelah jam makan malam tiba.” Mendengar hal

itu Baekhyun merengut kecewa. Eun Soo tergesa

menuruni tangga dan berlari keluar rumah. Kyung Soo

memperhatikannya.

“Kau tidak ingin kami menemanimu?” teriak

Kyung Soo dan menghentikan langkah Eun Soo. Ia

menoleh kearah Kyung Soo, Baekhyun langsung

mengangkat tubuhnya.

“Yah, tidak baik jika kau pergi sendirian. Biarkan

kami pergi bersamamu,” sambung Baekhyun. Eun Soo

tergopoh panik, kemudian ia memperhatikan jam digital

yang melingkari tangannya. Sudah hampir jam 5 sore.

“Ah, kajja!” Ucapnya pasrah dan memberi waktu

untuk kedua lelaki itu mengganti baju.

Eun Soo melempar pandangannya keluar jendela.

Ia tidak bisa tenang. mereka bertiga menaiki bus menuju

rumah sakit. Kyung Soo duduk dengan tenang

disampingnya dan hanya menatap tingkah gelagapan

adiknya dengan ekspresi biasa saja. Menurut Kyung Soo,

gadis itu terlalu berlebihan.

“Jangan terlalu cemas, yang penting kau sudah

meluangkan waktumu untuknya.” Kyung Soo mengelus

bahu Eun Soo pelan. Perjalanan terasa begitu lama bagi

Eun Soo. Dalam keadaan seperti ini, secepat apapun

waktu berlalu tetap saja akan seperti ada jangkar yang

membebaninya.

Eun Soo merasa lega ketika kedua matanya

menangkap tulisan besar yang terpasang didepannya.

Seoul National University Hospital, merupakan rumah

sakit termahal dan mewah yang sekarang menjadi tempat

Kai dirawat.

Page 141: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

141

Langkah Eun Soo semakin cepat. Baekhyun dan

Kyung Soo sampai kewalahan menyusul jejak gadis itu.

Baekhyun memegang pundak Kyung Soo. Kyung Soo

sedang membungkuk sembari bersangga pada lututnya

karena kelelahan berlari dan hampir kehabisan nafas.

“Kau lelah? Biarkan saja Eun Soo sampai duluan,

kita akan menyusulnya. Sekarang lebih baik kita mencari

tempat duduk dulu.” Baekhyun memegangi lengan Kyung

Soo dan membawanya ketempat duduk yang ada

didekatnya, kebetulan tempat itu sedang kosong.

Tangan kanan Eun Soo menyambar knop pintu

dan membukanya dengan terburu. Ia sudah berhasil masuk

kedalam kamar Kai. Pandangannya mendapati tubuh

namja berkulit „tan‟ itu terlelap diatas ranjangnya. Terlihat

begitu lemah. Eun Soo berjalan mendatanginya. Ia

menyentuh pelan tangan kanan Kai.

“Mianhae, aku lupa dengan janjiku,” gumam Eun

Soo penuh penyesalan dalam hatinya. Kai menunggunya

sampai benar-benar tertidur.

“Kenapa kau lakukan ini padanya?”

Eun Soo tersentak. Tubuhnya seketika mengejang

saat mendengar teriakan itu. Dengan cepat Eun Soo

membalikkan tubuhnya dan tanpa sadar melepas

genggaman tangannya dari Kai. Kedua mata bulatnya

langsung tertunduk saat Jae In menunjukkan amarah yang

berkobar-kobar dari mata hitam itu. Nafas Jae In

tersenggal, gadis itu berjalan mendekat kearah Eun Soo. Ia

ingin sekali melampiaskan amarahnya pada Eun Soo.

“Dari tadi adikku menunggumu! Ia tidak mau

makan dan tidak mau kubantu melakukan apapun! Yang

ada dipikirannya hanyalah dirimu, tapi kenapa kau

Page 142: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

142

membuatnya menunggu lama, huh?” Jae in berusaha

mengatur nafasnya. Ia juga tidak ingin menganggu

aktifitas Kai karena namja itu baru saja bisa tidur.

“Kau tidak hanya menyakiti adikku, tapi kau juga

menyakitiku! Apa yang kau lakukan padanya sampai

membuatnya seperti ini? Kenapa diingatan adikku

hanyalah dirimu! Seberarti apa dirimu bagi adikku?

Kenapa kau membuatnya sampai seperti ini? Apa kau

membuatnya sakit hati? Kau mencampahkannya? Katakan

padaku!” Teriakan terakhirnya berhasil keluar begitu saja

tanpa tertahan.

“Mianhae, eonni. Jeongmal mianhae.” Ucap Eun

Soo lirih. Tubuhnya seketika bergetar ketakutan.

“Apa kau pikir hanya dengan meminta maaf bisa

mengembalikan ingatan adikku dengan cepat! Lebih baik

kau jangan lagi datang kemari. Kau hanya membuatnya

semakin buruk. Kai tidak membutuhkanmu.” Jae In mulai

terengah-engah. Ada gejolak menyakitkan dihatinya.

“Um, aku akan berusaha. Aku akan membantunya

semampuku, beri aku kesempatan untuk

memperbaikinya.”

Plak.

Eun Soo merosot kelantai. Ia berpegangan pada

meja yang hampir saja ia tabrak. Sangking kerasnya

tamparan Jae In membuatnya terjatuh dan membuat Kai

terganggu. Kyung Soo dan Baekhyun terbelalak hebat saat

menyaksikan adiknya jatuh karena tamparan kakak Kai.

Mereka baru saja memasuki kamar Kai, tapi sedang terjadi

sesuatu yang tidak menyenangkan didalam ruangan itu.

“Nuna!” tanpa sadar Kyung Soo meneriaki Jae In.

Kai terbangun dari tidurnya. Ia menatap seseorang yang

Page 143: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

143

berdiri disamping ranjangnya, kemudian beralih pada

seorang gadis yang tidak ia tau apa sebabnya sampai

membuat gadis itu terduduk diatas lantai sembari

memegangi pipi kirinya.

Kemudian terdengar isakan kecil dari Eun Soo.

Rasanya benar-benar sakit, bahkan lebih sakit dari

pukulan balok kayu. Baekhyun dan Kyung Soo menatap

kesal pada Jae In, mereka berdua mempercepat

langkahnya dan segera meraih tubuh Eun Soo.

“Kenapa kau menampar adikku?” Kyung Soo

menatap Jae In tajam. Kedua manik hitam itu

menunjukkan amarah yang begitu dalam. Pukulan itu ikut

terasa sakit dalam hatinya. Membuatnya ikut merasa

tersiksa saat melihat Eun Soo terjatuh.

Kai tersentak. Ia dengan nekat bangun dari

ranjangnya. Melihat Jae In yang dengan siap seperti akan

menampar Kyung Soo juga.

“Hentikan!” Kai berteriak setelah ia berhasil

duduk walaupun terasa menyiksa pinggangnya yang

belum sembuh total. “Apa yang kau lakukan? kenapa kau

melakukan itu pada gadisku!”

Jae In terkesiap. Ia menatap wajah adiknya

dengan nanar dan mata yang mulai memanas. Bahkan Kai

membentaknya karena Eun Soo. Eun Soo tertunduk, ia

menyeka air matanya dengan bantuan Baekhyun yang

berada disampingnya dan menjaganya dalam pelukannya.

“Nan gwenchana21.” Ucap Eun Soo lirih. Ia

menatap wajah Kai dengan segaris senyuman yang terlihat

21 Nan Gwenchana = aku baik-baik saja.

Page 144: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

144

begitu menyakitkan. Tatapan Kai berubah sendu, terlihat

dengan jelas sebuah luka memar pada pipi kiri Eun Soo.

“Lebih baik kita pulang sekarang,” ucap Kyung

Soo sembari meraih tangan Eun Soo dan menyeret gadis

itu menuju pintu. Baekhyun mengikuti mereka dan

melempar tatapan sinis saat melintas didepan Jae In.

“Kajima! Jebal.” Teriakan itu membuat langkah

tiga makhluk yang akan mendekati pintu terhenti.

Eun Soo menoleh. Kemudian menatap Kyung

Soo, sedangkan Kyung Soo masih terfokus menatap lurus

yang ada didepannya. Beberapa saat kemudian Kyung Soo

menggelengkan kepalanya dan kembali menarik Eun Soo

untuk ikut pergi bersamanya.

Mereka bertiga terdiam membisu didalam bus saat

perjalanan pulang. Ini sudah hampir jam 7 malam, mereka

harus sampai dirumah sebelum jam makan malam

dimulai. Kyung Soo dan Baekhyun terdiam, pandangan

mereka lurus kedepan walaupun tampak jelas

mengambang. Tidak ada yang mereka lihat. Sedangkan

Eun Soo menatap keluar jendela sembari menahan perih

yang ada dipipi kirinya. Tamparan itu membuat pipinya

sedikit lebam kemerahan. Ia memandangi ramainya

jalanan Seoul, seperti ada sesuatu yang tertinggal. Hatinya

masih tertinggal dirumah sakit.

Mereka sampai dirumah pukul 20.00 pm waktu

Seoul, tepat jam makan malam. Taxi yang mereka

tumpangi berlalu pergi. Tetapi Eun Soo masih terdiam

didepan gerbang rumahnya. Kyung Soo yang berniat akan

masuk mejadi terhenti. Ia menatap Eun Soo dan

memegang lengan gadis itu, kemudian menarik tubuhnya

agar menghadap pada dirinya.

Page 145: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

145

“Kau masih memikirkannya? Seharusnya dia

berterimakasih padamu karena kau mau membantu

pemulihan adiknya, bukan malah memberimu hadiah

sebuah tamparan seperti itu.” Kyung Soo mengomel kesal.

Eun Soo hanya meliriknya kemudian berjalan masuk

melintasi gerbang.

“Huh!” Decak Kyung Soo dan ikut berjalan

mengekori Eun Soo.

“Kalian sudah datang?” Sambut eomma dan ia

sibuk menata makanan diatas meja makan. Ketiga buah

hatinya terlihat lesu. “Waeyo? Kalian kenapa?” eomma

menatapi satu persatu wajah buah hatinya yang masing-

masing menutup bibirnya rapat.

“Eun Soo-ah? Ada apa dengan wajahmu, huh?”

tanya eomma

setelah menyadari ada luka lebam dipipi kiri putrinya.

Eun Soo segera menutupi pipinya dengan tangan.

Ia tersenyum dan mencoba menyembunyikan rasa

sakitnya. “Gwenchana eomma. Tadi aku sempat terjatuh,”

elaknya dan segera mengalihkan perhatian ibunya dengan

melihat masakan yang ada dimeja.

“Rasanya pasti sakit, bagaimana bisa kau sampai

terjatuh? Kyung Soo, Baekhyun? Kenapa kalian tidak bisa

menjaga adik kalian dengan baik, huh? Kemana saja

kalian berdua sampai membiarkan Eun Soo terjatuh.”

Kyung Soo dan Baekhyun melongo. Mereka

gelagapan mencari alasan. Eun Soo tertunduk dan yakin

bahwa Kyung Soo sudah melototkan kedua matanya

padanya.

Page 146: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

146

“Uri, um.. uri22..” Baekhyun benar-benar

kehilangan alasan.

“Karena Eun Soo berlari, kakinya terpeleset tanpa

sepengetahuan kami. Karena kami tidak bisa

mengejarnya.” Kyung Soo menoleh kearah Eun Soo dan

Eun Soo hanya mengangguk.

“Kenapa sampai seperti itu. Untuk apa kau berlari.

Cepat makan, setelah itu eomma siapkan air panas untuk

mengompres lukamu. Dan kalian berdua cepat mandi.”

“Nde eomma.”

**

“Chanyeol-ssi? Apa benar Kai berpacaran dengan

gadis itu? Gadis kembar itu?” Jae In sedang berbicara

dengan Chanyeol melalui telepon.

“Aniyo. Dia gadisku! adikmu yang merebutnya

dariku.” Chanyeol langsung terbangun dari ranjangnya.

“Jeongmal? Kalau begitu jauhkan gadis itu dari

Kai.”

“Huh?”

“Jika dia memang gadismu, kenapa kau

membiarkannya dekat dengan adikku?”

Chanyeol tidak membalas ucapan Jae In.

“Yoboseyo? kalo masih mendengarku, „kan? Aku

harap kau bisa melakukannya dengan baik. jangan sampai

Kai dekat dengan gadis itu.”

22 Uri = kami

Page 147: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

147

“Huh.” Chanyeol tertawa kecil. “Kau tidak ingin

adikmu cepat sembuh, huh?”

“Ya! tapi tidak dengan gadis seperti dia! Aku

tidak menyukainya.”

“Apa alasanmu membenci Eun Soo. Dia gadis

yang baik. Kau tidak mengenalnya jadi jangan seenak

jidatmu mengatakan tentang Eun Soo.”

Jae In menjauhkan ponsel Kai dari telingannya

karena teriak Chanyeol sangat keras. Kemudian

menempelkan kembali pada telinganya setelah Chanyeol

meredam.

“Baiklah, terserah kau saja asalkan gadismu itu

menjauh dari adikku.”

Jae In menekan layar ponsel milik Kai dan

mengakhiri telponnya begitu saja. kemudian ia meraih

ponselnya sendiri dan mengirim beberapa fotonya pada

ponsel Kai.

Jae In berjalan masuk kedalam kamar Kai. Namja

itu terdiam diatas ranjangnya dan belum menyentuh

makanan yang ada diatas meja, tepat dimeja kecil yang

ada dihadapannya. Jae In menyodorkan ponsel itu pada

Kai.

“Gomawo23

,” ucap Jae In seraya tersenyum. Ia

memandangi makanan yang ada didepan adiknya. “Kau

belum memakannya? Apa mau kusuapi saja?”

Kai berdecih dan melempar tatapannya ketempat

lain. Kemudian ia melipat kedua tangannya didepan dada

setelah meletakkan ponselnya diatas meja.

23 Gomawo = terimakasih (pengucapan secara informal)

Page 148: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

148

“Jika kau terus seperti ini? Bagaimana kau bisa

mengingatku kembali. Aku ini kakakmu? Kita selalu

bersama sejak kecil.”

“Aku tidak punya seorang kakak sejahat dirimu,”

ucap Kai tanpa menoleh. Jae In menatapnya kesal. Ia

mengatur nafasnya yang mulai tidak stabil.

“Kim Jong In! Karena aku begitu menyayangimu

sampai membuatku seperti ini.” Jae In berusaha

menyentuh pipi Kai tapi dengan kasar Kai menepisnya.

“Apa aku masih punya orang tua?” tanya Kai

dengan menatap tajam mata Jae In.

“Gaure. Kita masih punya orang tua lengkap.”

“Lalu dimana mereka? Kenapa aku tidak

melihatnya sama sekali.”

Jae In menghela nafas, kemudian menatap kedua

mata adiknya lagi. “Mereka sangat sibuk, itulah sebabnya

mereka tidak bisa menjengukmu.”

“Walaupun disaat putra mereka sakit seperti ini?

Orang tua macam apa itu?” Kai tersenyum miring. Ia

meraih ponselnya dan menyentuh layar ponsel itu.

Keningnya saling terpaut ketika melihat fotonya bersama

dengan seseorang, yang tak lain adalah Jae In. Foto itu

diambil saat Kai tertidur dan disampingnya Jae In sedang

tersenyum lebar.

“Huh?” Kai melirik kearah Jae In yang masih

terdiam disampingnya. Gadis itu tersenyum. Dengan cepat

Kai menghapus foto itu dan mengantongi ponselnya. “Aku

sedang tidak lapar, jadi tolong ambil meja ini dari tempat

tidurku.”

Page 149: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

149

“Tapi kau belum makan apa-apa dari pagi.” Ucap

Jae In khawatir.

“Siapa yang peduli dengan hal itu.”

**

Sehun berlari-lari kecil mengitari rumahnya. Ia

membolos kuliah hari ini karena tidak ada yang

menemaninya pergi ke Universitas. Chanyeol tidak masuk

lagi sedangkan Kai masih dirumah sakit.

Namja yang mengenakan celana diatas lutut dan t-

shirt putih polos itu bersandar pada pintu. Ia menatapi

adiknya yang sibuk berolahraga dipagi yang sangat cerah

ini.

“Sehun-ah?” teriaknya tapi tidak mendapat

respon. Sehun tetap berlari-lari memutari halaman

rumahnya.

“Ya! Sehun-ah!” Teriak Luhan sekali lagi. Kini ia

berjalan mendekat dan menghentikan Sehun sejenak.

Ia berdiri dihadapan Sehun dan membuat Sehun

mengerem kakinya cepat. Sehun kini terduduk diatas

rerumputan karena terpeleset oleh embun sisa semalam.

“Ahhh.” Desah Sehun sembari mengelus

pantatnya karena sakit. Luhan terkekeh dan membantu

adiknya untuk berdiri.

“Apa yang kau lakukan, hyeong.” Pekik Sehun

dan terus memegangi pantatnya.

“Haha, aku tidak pernah melihatmu berpamitan

untuk ke studio? Wae?”

Sehun langsung merubah ekspresinya. “Ah, itu

karena kami sedang libur.”

Page 150: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

150

“Libur latihan maksudmu?” tanya Luhan lagi, ia

selalu mengorek-ngorek urusan Sehun sampai jelas. Dan

Sehun adalah orang yang tidak pandai berbohong.

“Nde. sebelum naik keatas panggung kami

beristirahat terlebih dahulu,” ucapnya dengan

mengangguk-anggukan kepalanya. Menunjukkan kesan

bahwa dia berbicara apa adanya.

“Bukankah latihan akan diperketat jika kalian

akan melakukan penampilan pertama?”

Sehun tertegun. Ia menatap wajah licik namja

yang ada dihadapannya. Kemudian menelan ludah dan

memperbaiki pita suaranya. “Ah, um. Band kami itu

berbeda,” balas Sehun kemudian berlalu dari hadapan

Luhan.

Luhan tertawa licik dan berjalan dibelakang

punggung Sehun. Ia tau ada sesuatu yang Sehun

sembunyikan darinya. Sehun juga tidak mungkin

mengatakan kegagalan bandnya kepada Luhan, karena itu

akan membuat harga dirinya terjatuh setelah bersikap

congkak pada kakaknya dan ia akan kehilangan gitar bass

kesayangannya.

“Kau tidak ada kuliah, traktir aku minum bubble

tea.” pinta Luhan sembari meletakkan tangannya pada

bahu Sehun. Tinggi badannya kalah dengan adiknya.

“Aku tidak punya uang. Minta saja pada eomma,”

jawab Sehun malas. Ia membanting tubuhnya diatas sofa

dan mulai melepas satu persatu tali sepatu yang mengikat

kakinya.

“Ck, dasar pelit,” Luhan mencibir dan ikut

menjatuhkan tubuhnya disamping Sehun. Tangannya

meraih remote yang tergeletak di

Page 151: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

151

meja dan mulai menekan tombolnya bergantian.

**

Yumi datang menghampiri Eun Soo yang sibuk

membaca sesuatu. Berbeda dari biasanya. Gadis itu

tertawa dengan sangat keras dan focus pada buku yang ia

baca. Ia memperhatikan cover buku yang dipegangi Eun

Soo dengan erat. Kemudian tatapan serius berubah ketika

sadar bahwa yang Eun Soo baca adalah sebuah komik.

“Sejak kapan kau dapatkan komikmu kembali?”

Yumi menarik komik itu dari tangan Eun Soo.

“Sejak Kyung Soo melakukan pengakuan dosa,”

jawab Eun Soo asal dan menarik kembali komiknya.

Yumi mengernyit bingung kemudian ia tersenyum dan

duduk dihadapan Eun Soo setelah membalikkan bangku

yang ada didepan Eun Soo.

Yumi tersenyum. Eun Soo menjadi tidak fokus

pada komiknya. Ia tidak mengangkat kepalanya tapi hanya

menggerakkan kedua matanya menatap gadis yang hari ini

sangat aneh duduk didepannya.

“Kau kenapa?” Eun Soo menatapnya tanpa

ekspresi. Yumi tertawa kecil.

“Aku sangat bahagia,” ucapnya pelan sembari

berbisik kearah Eun Soo.

“Bahagia karena kepergian Cho Narri?” Eun Soo

menyeringai. Kemudian Yumi memukul gemas dahi

sahabatnya itu.

“Kau mau mati juga! Aku bahagia sebelum Cho

Narri bunuh diri. Apa kau pikir aku sekejam itu.”

“Karena Kyung Soo?” tanya Do Eun Soo sembari

menengadahkan tangannya.

Page 152: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

152

“Em.” Yumi mengangguk malu. Wajahnya tiba-

tiba memanas.

“Sudah kuduga. Apa kau siap menjadi kakak

iparku?” goda

Eun Soo sembari berpura-pura berfikir. “Aku rasa itu

bukan ide yang baik.” Lanjutnya.

“Ah, kau ini.” Sekali lagi Yumi menjitak kening

Eun Soo.

Mereka berdua terus tergelak membayangkan

sesuatu tentang Kyung Soo dan Yumi. Menerka-nerka

masa depan mereka dan membuat jalan hidup sesuai

keinginan mereka.

“Kau sudah dengar gossip tidak?” gadis yang tiba-

tiba saja mendatangi Yumi dan Eun Soo membuat tawa

mereka seketika mereda.

“Apa?” tanya Yumi tidak mengerti.

“Sebaiknya kau segera cari tau. Semoga saja ini

cuma gossip. Aku yakin dia tidak melakukannya.”

“Maksudmu apa?” Eun Soo terlihat tidak sabaran.

“Ah, Cho Narri. Ada yang bilang ia meninggal

karena sebab yang sangat jelas, bukan karena masalah

dalam keluarganya. Ada seseorang yang membuatnya

gantung diri seperti itu. Orang tuanya akan menyuruh

kepala sekolah mengeluarkan anak itu.”

Yumi dan Eun Soo mengernyit bingung. Mereka

berdua bertatapan sejenak dan membiarkan yeoja yang

memberi berita tidak jelas itu berlalu.

Page 153: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

153

End Of Chapter 8

Page 154: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

154

CHAPTER 9

“Hard Time”

Page 155: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

155

“Kyung Soo-ssi, bisa kau ikut denganku?”

panggil seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri

disamping bangku Kyung Soo. Kyung Soo mengalihkan

pandangannya, ada perlu apa sampai ketua osis

memanggilnya. Kemudian Kyung Soo meletakkan pensil

yang hampir setengah jam membantunya mengerjakan

tugas.

Kyung Soo bangkit dari duduknya, kemudian

berjalan mengikuti langkah seseorang yang ada

didepannya. Dia Xiumin, yang menjabat sebagai ketua

osis disekolah Kyung Soo. Entah apa yang membuat

Xiumin harus memanggil Kyung Soo, tapi Xiumin tidak

akan mendatangi seseorang jika tidak ada urusan yang

penting.

Kyung Soo menatap pintu ruang osis sejenak,

kemudian ia melangkah masuk dan duduk setelah

dipersilahkan oleh kepala sekolah. Disana ada staf guru,

kepala sekolah dan dua wali murid yang tidak Kyung Soo

tau wali dari siapa. Selain Xiumin, ada Joon Myeon juga

yang duduk disamping kepala sekolah. Kyung Soo

menjadi cemas. Ada urusan apa sampai ia harus datang

ketempat ini, dan berhadapan dengan kepala sekolah

secara langsung.

Kyung Soo memegangi lututnya dengan gemetar.

Degupan jantungnya semakin terasa cepat.

Page 156: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

156

“Kami menemukan buku ini diperpustakaan saat

melakukan evakuasi. Apa kau pernah melihat buku ini

sebelumnya? Apa ini buku milik Cho Narri.” Kepala

sekolah menatapnya tajam. Terlalu mengintimidasi

dengan guratan-guratan penuh curiga kepada Kyung Soo.

Kyung Soo memandangi buku yang memang tak

asing baginya. Buku itu dulu sering ia bawa karena

membantu Cho Narri mengerjakan tugas. Kyung Soo

tertegun, rasanya terlalu sulit meng-iyakan pertanyaan

kepala sekolah. Ia hanya menganggukkan kepalanya

kepada kepala sekolah tanpa mengeluarkan komentar

apapun.

“Coba kau baca halaman terakhir buku itu, ada

sebuah pesan

untukmu,” ujar kepala sekolah dan masih menatap Kyung

Soo dengan tatapan yang kurang menyenangkan.

Kyung Soo tertegun. Ia menatap buku itu dan

sejenak mengalihkan pandangannya kearah dua orang wali

yang memperhatikannya dengan tatapan yang kurang

ramah. Dengan segera Kyung Soo membuka halaman

terakhir buku itu. Hanya ada sebaris kalimat disana,

dengan sebuah tanda tangan kecil yang berakhir bentuk

hati diujungnya. Tapi kalimat itu membuat hati Kyung

Soo menjadi sesak. Hatinya menciut seperti terendam

dalam air raksa. Dengan bibir yang sedikit terbuka karena

terkejut, Kyung Soo menutup kembali buku itu dan

meletakkannya diatas meja. Kyung Soo menunduk

semakin dalam.

“Apa kau yang menyebabkan Cho Narri

mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini? jelaskan

pada kami.” Bentakan kepala sekolah membuat tubuh

Page 157: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

157

Kyung Soo mengejang kaget. Nafasnya menjadi tersengal.

Sulit bagi Kyung Soo untuk menjelaskan.

“Na, na..” Kyung Soo memperbaiki suaranya

yang menjadi serak. Tiba-tiba ia merasakan sakit yang

luar biasa pada ulu hatinya. Peluh dingin mulai bercucuran

dan kelihatan jelas mengaliri wajah pucatnya. Tatapannya

menjadi kabur. Keadaan begitu mencekam dan

membuatnya langsung tak sadarkan diri.

“Kyung Soo-ssi?” Teriak penghuni ruangan itu

dengan panik.

**

“Semua itu tidak ada urusannya dengan kakakku.”

Eun Soo berusaha menjelaskan kepada kepala sekolah dan

dua orang wali yang ternyata wali dari Cho Narri.

Sementara Kyung Soo sudah diantar kerumah sakit untuk

mendapatkan perawatan.

“Kau yakin?” tanya kepala sekolah yang masih

tidak percaya dengan ucapan Eun Soo.

“Hwakshirhan mitta24, bukankah kau juga tau

masalah ini?” Eun Soo beralih menatap Joon Myeon yang

masih terdiam disamping kepala sekolah. Joon Myeon

langsung terperanjat. Tatapan mereka beralih pada Joon

Myeon.

“Apa maksudmu?”

“Kau jangan berpura-pura tidak tau, oppa. Kau

yang lebih lama dekat dengan Cho Narri dibandingkan

dengan Kyung Soo, aku yakin kau pasti hafal dengan

semua buku milik Cho Narri. Terlebih lagi kau sering

24 hwakshirhan mitta= sangat yakin sekali

Page 158: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

158

mengerjakan tugas bersamanya, „kan?” ungkap Eun Soo

panjang lebar. Joon Myeon seketika kehilangan kata-kata.

Seisi ruangan itu menjadi bingung dan tidak mengerti

maksud dari penuturan Eun Soo.

Eun Soo meraih buku yang tergeletak diatas meja

dan membukanya dengan kasar. Kemudian membuka satu

halaman dan menunjukkannya pada Joon Myeon.

“Bukankah ini tulisanmu?” tanya Eun Soo dan Joon

Myeon tidak bisa mengelak.

“Um. Apa yang sedang kau bicarakan! Dari mana

kau tau kalau itu tulisanku?” Joon Myeon menatap Eun

Soo tajam, ia bangkit dari duduknya dan berdiri menjajari

Eun Soo.

“Huh, lucu sekali. Kau meminjamiku buku

matematika, jelas saja aku hafal dengan tulisanmu, oppa,”

ujar Eun Soo dengan santai. Kemudian ia meletakkan

buku milik Cho Narri kembali diatas meja. “Aku rasa

semua sudah jelas, Kyung Soo oppa tidak ada

hubungannya sama sekali dengan kasus ini. Kalaupun Cho

Narri menulis pesan untuk Kyung Soo, kakakku tidak

membunuh gadis itu. Maaf atas kelancanganku kepala

sekolah. Maaf ahjussi, ahjumma. Aku akan kembali ke

kelas.”

Usai membungkukkan tubuhnya Eun Soo lantas

pergi dari

tempat itu. Seisi ruangan itu masih kebingungan dan tidak

mendapat alasan yang jelas. Tidak ada yang tau jawaban

yang pasti kenapa gadis itu nekat menggantung dirinya,

dan kenapa ia lakukan hal itu disekolah.

Page 159: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

159

“Eun Soo-ah, Eun Soo-ah.” Xiumin berlari

mengejar langkah Eun Soo yang semakin cepat.

“Tunggu.”

Eun Soo menghentikan langkahnya dan

membalikkan badan untuk melihat seseorang yang telah

tergesa mengejarnya. Xiumin menarik nafas dalam untuk

mengisi rongga dadanya yang serasa kehilangan udara

karena habis berlari. Kemudian ia menatap Eun Soo

sembari memegangi kedua bahu gadis itu, membuat gadis

itu merasa aneh dengan sikap ketua osis yang sebelumnya

mereka tak pernah bertemu.

“Aku ingin mendengar lebih banyak lagi, tentang

Kyung Soo dan Narri, juga Joon Myeon. Mungkin aku

bisa membantu Kyung Soo menyelesaikan tuduhan ini.”

“Yang jelas Kyung Soo adalah praduga tak

bersalah.”

“Kita bicarakan hal ini dikelasmu.”

Akhirnya mereka berdua berjalan menuju kelas

Eun Soo. Disana Yumi terdiam khawatir. Ia berfikir

kenapa kasus ini sampai berhubungan dengan Kyung Soo.

Semua siswa ribut membicarakan ini.

“Jadi yang menyebabkan kematian Cho Narri

adalah Do Kyung Soo? Kau yakin?”

“Padahal menurutku Kyung Soo itu namja yang

pendiam, „kan?”

“Yah tapi jelas saja. Apa kau tidak tau setelah

dekat dengan presiden Joon Myeon, Kyung Soo berhasil

merebut Cho Narri

Page 160: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

160

darinya.”

“Ah, nde. Apa mungkin Kyung Soo sudah

menodai Cho Narri sampai membuatnya frustasi?”

“Ah yang benar saja. Kau jangan mengada-

ngada.”

Eun Soo berdecak kesal. Sepanjang perjalanannya

menuju kelas ia mendengar gadis-gadis itu membicarakan

kakaknya sedangkan kakaknya sekarang sedang dirumah

sakit karena gangguan jantungnya kambuh.

Xiumin yang juga mendengar pembicaraan itu

hanya menatap sinis pada gadis-gadis yang dengan

sengaja membicarakan sesuatu yang belum jelas

kebenarannya saat tau Eun Soo melintas didepan mereka.

“Tapi Kyung Soo sudah tidak berhubungan

dengan gadis itu sebelum gadis itu bunuh diri. Tapi kurasa

Cho Narri mengalami depresi berat karena dia tidak punya

seseorang yang bisa ia manfaatkan lagi. Dan, dia juga

mengatakan padaku sangat mencintai Kyung Soo.”

Begitulah Eun Soo mengakhiri cerita panjangnya. Xiumin

mencoba memahami dan menghubungkan semua kejadian

pasca insiden gantung diri di perpustakaan itu.

“Kurasa memang yang kau katakan benar. Jika

memang Cho Narri mengalami hal buruk dirumahnya,

jelas saja gadis itu mengakhiri hidupnya dirumahnya

sendiri, tapi ia menggantung diri disekolah. Terutama

tempat itu sering ia datangi. Ah, aku mengerti sekarang.”

“Apa?” Eun Soo seketika menatap namja itu

tajam. Yumi juga terlihat sangat antusias untuk mendengar

penjelasan Xiumin.

Page 161: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

161

“Apa Kyung Soo menolak cinta Cho Narri?” Eun

Soo berfikir sejenak. Kemudian mengangguk karena

melihat sikap Kyung Soo

beberapa waktu yang lalu terlihat begitu dingin pada Cho

Narri.

“Dia mengatas namakan Kyung Soo dalam

pesannya. Itu berarti dia putus asa karena tidak bisa

mendapatkan cinta Kyung Soo, tapi pesan itu tidak hanya

tertuju pada Kyung Soo.”

Xiumin kembali memutar otaknya. Melihat isi

pesannya yang tertulis „kalian menjauh dariku, kalian

pergi dariku, aku kehilangan segalanya termasuk kau

Kyung Soo‟ . Xiumin menganggukan kepala yakin, ia

mencoba memahami kalimat itu dan mulai mengerti

maksud pesan Cho Narri.

Jika dalam pesan itu tertulis dengan „kalian‟ maka

pesan itu bukan hanya tertuju pada Kyung Soo saja,

melainkan ada beberapa orang yang ia maksud. Bisa Joon

Myeon dan orang-orang yang menjadi bagian hidupnya

disekolah. Itu pertanda banyak orang yang sudah

meninggalkan dirinya. Dan yang terakhir ia menulis

„termasuk kau Kyung Soo‟ itu karena memang Cho Narri

tidak bisa mendapatkan cinta Kyung Soo. Dan sekarang

sudah jelas bahwa kematian gadis itu bukan hanya karena

Kyung Soo, tapi juga karena ada faktor lain yang masih

belum mereka ketahui.

“Akan kujelaskan hal ini kepada kepala sekolah

dan wali Cho Narri. Dan aku akan menginterogasi teman

yang pernah dekat dengan Cho Narri.” Xiumin beranjak

dari duduknya.

Page 162: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

162

“Xiumin-ssi. Ghamsahamida.” Eun Soo

menghentikan langkah Xiumin. Namja itu hanya

tersenyum kemudian pergi dari kelas Eun Soo.

“Semoga semuanya tidak menjadi semakin buruk.

Eun Soo-ah, bagaimana dengan keadaan Kyung Soo?”

Yumi merangkul lengan Eun Soo.

Gadis itu juga tidak tau bagaimana keadaan

kakaknya sekarang.

**

Eun Soo, Baekhyun dan Yumi sontak terkejut

melihat sebuah mobil hitam antic itu terparkir di depan

sekolah mereka. Disana berdiri seorang pemilik mobil

yang terlihat sedang menunggu seseorang. Namja itu

memakai kaca mata hitam besar dengan rambut yang

tertata kurang sedikit rapi tapi tidak mengurangi kesan

glamor dan ketampanannya. Ia tersenyum ketika kedua

matanya melihat seorang gadis yang tengah ia tunggu

selama bermenit-menit lamanya. Eun Soo datang

mendekat. Ia mengayuh sepedanya menuju tempat

Chanyeol berdiri.

“Oppa?”

“Chanyeol-ie, anyeong,” sapa Yumi sembari

turun dari boncengan Baekhyun. Sudah lama sekali ia

tidak berjumpa dengan sahabatnya yang berbadan tinggi

itu.

“Anyeong. Kalian mau pergi kemana?” tanya

Chanyeol sembari melepas kaca mata hitamnya.

“Kami akan pergi kerumah sakit,” jawab Eun Soo

seadanya. Chanyeol seketika merubah mimik wajahnya.

Page 163: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

163

“Kau akan menjenguk Kai?” tanya Chanyeol

dengan malas.

“Aniyo. tapi Kyung Soo.”

“Kyung Soo?” Chanyeol tidak mengerti.

Kemudian Eun Soo menceritakan kejadian disekolah

sampai membuat penyakit Kyung Soo kambuh. Dan

sampai akhirnya Chanyeol menawarkan diri untuk

mengantar Eun Soo datang kerumah sakit. Sedangkan

Baekhyun dan Yumi harus pulang dengan membawa

sepeda Kyung Soo. Walau sebenarnya Kim Yumi sangat

menginginkan datang kerumah sakit untuk melihat

keadaan Kyung Soo.

Selama perjalanan pulang Yumi mengayuh

sepedanya dengan melamun. Baekhyun bisa menebak

dengan jelas apa yang sedang

dirasakan gadis itu. Ia terus menjajari sepeda yang Yumi

naiki.

Hanya wajah Kyung Soo yang menghiasi dinding

hati Yumi, namja itu tidak bisa ia hilangkan dalam

ingatannya. Walaupun tanpa sadar Kyung Soo sering

membuat hatinya terluka, tapi Kim Yumi sama sekali

tidak membenci Kyung Soo. Walaupun Kyung Soo

bukanlah yang pertama baginya tapi perasaan kali ini

sangat berbeda. Bahkan Yumi pernah berfikir akan dengan

rela mendonorkan jantungnya jika Kyung Soo

membutuhkannya.

Baekhyun menatap sendu wajah Yumi yang

terfokus kedepan menatapi jalanan. Rambut gadis itu

melambai-lambai tertiup angin dan membuat wajah yang

biasanya tertunduk kini terlihat jelas saat rambutnya

tersibak kebelakang. Membuat hati Baekhyun menjadi

Page 164: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

164

goyah dengan keputusannya. Ia juga merasakan hal yang

sama sedihnya, ia tidak ingin kehilangan Kyung Soo

karena masalah ini. Ia tidak ingin kehilangan segala

kebahagiaannya bersama keluarga Kyung Soo. Perasaan

cinta bisa kapan saja datang dan pergi tanpa ia sadari.

Eun Soo dan Chanyeol sudah sampai dirumah

sakit. Disana eomma dan appa duduk termenung disofa.

Sampai sekarang Kyung Soo belum sadarkan diri. Hampir

dua jam lebih dokter memberikan bantuan tabung oksigen

pada Kyung Soo dan menormalkan detak jantungnya yang

tidak stabil.

“Semuanya akan baik-baik saja. Aku akan

membantumu menyelesaikannya,” gumam Eun Soo

sembari mengelus pipi Kyung Soo. Wajah kakaknya

sangat pucat.

Chanyeol memperhatikan Eun Soo. Betapa

banyak sekali problema yang menumpuk dihatinya.

Ditambah lagi dengan adanya kasus Kyung Soo di

sekolah, tapi dengan sangat yakin Eun Soo memastikan

bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tidak akan

berakhir seperti yang tidak ia harapkan.

“Biarkan dia istirahat.” Chanyeol menyentuh

pundak Eun Soo agar tidak menganggu tidur Kyung Soo.

Kemudian mereka berdua duduk disofa tepat disamping

eomma dan appa.

“Dokter bilang, jika Kyung Soo dalam dua hari

masih belum sadar, maka dia harus segera melakukan

transplantasi jantung,” ucap eomma dengan sendu.

Mendapatkan transplantasi jantung bukanlah hal yang

mudah. tapi appa akan berusaha untuk mencari pendonor,

bagaimanapun mereka tidak ingin kehilangan putra

mereka untuk yang kedua kalinya.

Page 165: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

165

Eun Soo menghela nafas. Begitu juga dengan

Chanyeol yang turut merasakan kesedihan keluarga

Kyung Soo. Ini juga sangat berpengaruh pada band milik

Chanyeol. Kyung Soo adalah vocal utama. Tidak mungkin

ia harus kehilangan vokalis yang sudah lama ia cari untuk

bandnya.

**

Baekhyun menatap foto-foto yang terjajar rapi

dimeja belajar Kyung Soo. Beberapa hari yang lalu Kyung

Soo memasang foto masa kecilnya dimeja itu, satu-

satunya kenangan yang masih Baekhyun simpan. Tertata

rapi dengan foto masa kecil mereka berdua.

Baekhyun merasakan kedua matanya mulai

memanas. Dadanya menjadi sesak. Ia menahan air mata

itu dipelupuknya. Kini tangannya memegangi frame yang

terpasang rapi fotonya bersama Kyung Soo.

“Eomma, appa..” teriaknya sembari mengurai

tangis. Dadanya semakin sesak. Ia sangat khawatir dengan

keadaan Kyung Soo. “Kyung Soo-ya!!! Kau harus

sembuh!” tangis Baekhyun semakin pecah.

“Aku tidak akan memaafkanmu jika kau

meninggalkanku begitu saja! Kau tidak boleh pergi. Tidak

boleh.” Baekhyun tertunduk didepan meja belajar Kyung

Soo. Biasanya sepulang sekolah saudara angkatnya akan

sibuk belajar dimeja itu dan tidak bisa diganggu atau

Kyung Soo akan mencoret tangannya dengan bolpoin

yang dipegangnya. Kebiasaan itu menjadi hal yang sangat

ia rindukan.

Bagi Baekhyun tidak ada manusia sebaik Kyung

Soo yang mau berbagi kamar dengannya. Berbagi segala

fasilitasnya dirumah ini. Dia bukan hanya sekedar saudara

Page 166: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

166

angkat, kebaikannya melebihi seorang malaikat yang

tersesat di dunia dan bertemu dengannya. Semua yang

Kyung Soo lakukan padanya terlalu baik sampai

Baekhyun tidak bisa membalasnya dengan apapun

didunia. Bahkan ribuan mutiara hitam tidak sebanding

dengan kebaikan Kyung Soo.

Baru saja Eun Soo mengabarkan berita

menyedihkan itu pada Baekhyun dan Eun Soo akan segera

pulang bersama Chanyeol. Sedangkan eomma dan appa

tetap berjaga dirumah sakit.

Baekhyun berjalan keluar rumah, memandangi

pekarangan luas yang ada didepannya. Rerumputan hijau

itu tertutupi semburat merah karena maple berguguran.

Bebatuan marmer putih yang terjajar rapi menjadi jalan

setapak yang menghubungkan pintu gerbang dengan pintu

utama. Baekhyun duduk di teras, yang hanya tersedia tiga

kursi dan satu meja bundar, disana biasanya akan duduk

Kyung Soo dan Eun Soo yang menemani. Angin

berhenbus menelusupi sela baju rajutnya. Membuat pot-

pot yang tergantung berisi bunga bluebells itu berayun

pelan.

Kedua matanya berpencar, mengitari pekarangan

luas dihadapannya. Rumah yang terlihat kecil dari depan

ini begitu hening. Tidak ada keempat pemilik asli rumah

yang biasa mengisi setiap sudutnya. Kini ia beralih

membuka pintu kayu dengan aroma yang khas itu,

kemudian kembali menutupnya agar angin yang berbau

musim gugur tidak masuk kedalam.

“Eun Soo-ah, cepat pulang. Aku kesepian.”

Gumamnya dalam hati sembari menatap layar ponsel yang

tidak ada satupun pesan dari adik angkatnya.

Page 167: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

167

Kakinya berjalan menuju belakang pekarangan

rumah Kyung Soo. Tempat yang biasanya ia gunakan

untuk merenung bersama dengan Kyung Soo. Menikmati

wewangian black eyed susan yang berhasil tumbuh

dengan sangat baik disana. Warna kekuningan yang

membuat indra penglihatan mereka kembali segar, dan

aroma yang tidak bisa dilewatkan penciuman mereka.

Angin kembali menghembus dan membuat

tanaman dipekarangan itu jatuh berguguran. Musim gugur

akan segera tiba dan musim semi berlalu meninggalkan

Korea.

“Baekhyun?”

Dengan cepat Baekhyun menoleh. Ia mendapati

wajah gadis berpipi gembul itu begitu sembab. Dan

disampingnya berdiri seorang namja berkaki panjang

dengan pakaian santainya menatapnya sendu.

“Bagaimana dengan Kyung Soo?” Baekhyun

hanya mendapat gelengan pelan dari kepala Eun Soo.

“Ada apa?”

“Keadaannya mengkhawatirkan. Kita hanya

mempunyai waktu 2 hari saja,” jelas Eun Soo singkat.

Baekhyun tersentak.

“Dua hari untuk apa?” tanya Baekhyun lagi.

“Untuk mendapat donor jantung.” Bibir Eun Soo

bergetar, tak kuasa menahan kesedihan yang terpupuk

dihatinya. Ia menutupi bibirnya dengan tangan kanan dan

mencoba menahan tangis yang sudah kesekian kalinya

untuk ia ungkapkan.

Chanyeol memegang bahu gadis itu, mencoba

menenangkan perasaan sedih yang begitu mendalam. Dua

Page 168: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

168

hari bukanlah waktu yang panjang, dua hari hanya waktu

singkat 24 jam yang dikali dua dan akan berlalu begitu

saja jika kita terburu melewatinya. Dan mendapat donor

jantung tidak semudah memunguti guguran maple di

pekarangan rumah mereka.

“Beristirahatlah, kau terlihat begitu lelah.” Tukas

Baekhyun

dan membawa gadis itu kedalam kamarnya.

Baekhyun menarik knop pintu kamar Eun Soo

dengan pelan sampai tertutup rapat. Ia bersama Chanyeol

duduk didepan televisi tanpa menyalakan alat elektronik

itu. Jemari Baekhyun saling tertaut satu sama lain. Ia

menatap lurus kedepan dan berfikir dengan keras.

Chanyeol hanya menatapi sekelilingnya, banyak sekali

terpasang rapi foto-foto masa kecil Eun Soo dan Kyung

Soo, tapi ia tidak menemukan satupun foto masa kecil

Baekhyun.

“Sebentar lagi liburan musim gugur akan tiba dan

ujian semester akhir hanya tinggal menghitung hari.

Maafkan kami sudah mengecewakanmu.” Baekhyun

membuka suara.

“Araseo. Aku tau bagaimana keadaan kalian.

jangan terlalu memikirkan hal itu.”

“Lalu bagaimana dengan kontrak kita?”

“Kita akan memulainya lagi setelah semua baik-

baik saja. Soal Kyung Soo, apa yang bisa aku bantu

untuknya?”

“Aku juga tidak tau.” Guratan kesedihan itu

kembali muncul. Baekhyun tertunduk dan terhanyut oleh

pikirannya, begitu juga dengan Chanyeol.

Page 169: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

169

**

Kai kembali memandangi pintu ber-cat biru itu

dan berharap gadis yang selalu ia tunggu datang.

Semenjak kejadian itu Eun Soo tak pernah menginjakkan

kakinya diruangan serba putih itu. Bunga yang ia tata rapi

dimeja Kai sudah hampir layu dan menjatuhan kelopaknya

satu per satu.

Yixing menatap tubuh Kai. Yang ia lihat

dongsaengnya tidur dan bangun hanya untuk menanyakan

kedatangan Eun Soo. Menolak untuk makan dan

melakukan segala aktifitas yang membuat tubuhnya

semakin terlihat kurus.

“Dokter sudah mengizinkanmu untuk keluar

kamar, apa kau ingin berjalan-jalan melihat taman rumah

sakit? Tamannya sangat indah, aku bisa membantumu

mendorong kursi roda untuk kesana.”

Karena hari ini tidak ada Jae In, Kai merasa

sangat bebas tanpa perlu terawasi oleh yeoja

menyeramkan itu. Setelah Yixing membantunya duduk

dikursi roda, dan membenarkan posisi tangannya yang

baru saja terlepas oleh jarum infus, Yixing mendorong

kursi beroda itu berjalan keluar kamar. Kai mengawasi

sekelilingnya, berharap ada seseorang yang sangat ia

harapkan berada diantara lalulalang mengunjung rumah

sakit itu. Tapi hasilnya tetap nihil, gadis itu tidak ada

disana. Dia tidak akan datang lagi ketempat itu, dia tidak

akan membantu Kai menyembuhkan ingatannya.

Tepat disini, Kai duduk menghadap sebuah kolam

air mancur yang terletak dipertengahan taman. Didalam

kolam itu banyak sekali ikan Koi yang berenang dengan

leluasa. Dipinggiran kolam itu tertanam rapi canna merah

yang bermekaran begitu indah. Yixing duduk ditepian

Page 170: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

170

kolam dan menghadap pada Kai. Sebentar mereka saling

bertatapan.

“Kau tidak mengingatku? Aku yang mempunyai

pacar leukemia dan orang yang mengajarimu bermain

kelereng. Dan juga orang yang menyuruhmu datang ke

China dengan naik sepeda. Kau lupa dengan semua itu,

Kim Jong In?”

Kai menatap lamat wajah Yixing. dalam

ingatannya kalimat-kalimat itu tidak asing, tapi ia tidak

tau apa maksud dari semua kalimat Yixing. Bahkan

namanya sendiri Kai hampir melupakannya.

“Yang kuingat hanya gadis itu, jantungku bergetar

setiap melihatnya, aku merasa tenang jika ia berada

disampingku.”

“Do Eun Soo maksudmu?”

Kai menoleh. “Jadi namanya Do Eun Soo.”

Ucapnya datar kemudian kembali melempar

pandangannya kearah kolam. Yixing mengernyit, baru ia

sadari jika Kai sendiri tidak tau nama Eun Soo.

Chanyeol berjalan cepat, ia melangkahkan kaki

panjangnya dengan tergesa. Dibelakang punggungnya ada

Baekhyun yang mengejar langkahnya. Dan disampinya

ada Eun Soo. Mereka bertiga mendapat telpon dari eomma

bahwa Kyung Soo sudah siuman. Hari berganti dan doa

mereka terkabulkan. Ketiga anak manusia itu berebut

memasuki pintu, sampai tubuh jangkung itu berhasil

masuk lebih dulu.

Chanyeol tersenyum lebar. Dengan hati yang luar

biasa bahagia Chanyeol langsung memeluk tubuh mungil

Kyung Soo. Kyung Soo tersenyum tipis, wajahnya

menunjukkan bahwa kondisinya masih sangat lemah. Ada

Page 171: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

171

kantung hitam di sekitar matanya, bibir tebal yang

biasanya semerah semangka terlihat pucat.

Eun Soo berdiri mematung didepan ranjang itu.

Kedua mata bulatnya menatap ranjang yang menjadi

tempat istirahat saudaranya kembarnya.

“Aku yakin Tuhan mendengar do‟aku.” Eun Soo

berjalan mendekat. Mendengar itu Chanyeol melepaskan

pelukannya. Kyung Soo beralih menatap Eun Soo. Mereka

berdua bertatapan.

“Aku membuatmu khawatir?”

“Nomu25.”

“Mianhae saengi. Aku tidak akan membuatmu

khawatir lagi.” Eun Soo mengangguk. Ia tersenyum

sampai membuat matanya menghilang.

“Apa kau tidak ingin memelukku?”

Eun Soo membungkukkan badannya, dengan hati-

hati ia merangkul tubuh Kyung Soo. “Sekarang aku

merasa lebih baik.” Bisik Kyung Soo.

Eomma yang melihat hal itu langsung

memalingkan wajahnya dan bersembunyi dibahu appa. Ia

tidak tahan melihat kedua buah hatinya. Baekhyun

menghela nafas lega. Ia berdiri disamping Chanyeol.

Mereka berdua hanya bisa memperhatikan dengan

perasaan yang benar-benar bahagia.

Eun Soo dan Chanyeol berjalan keluar kamar.

Bagaimanapun Kyung Soo masih harus istirahat untuk

memulihkan kondisinya. Kyung Soo sempat menanyakan

kasus yang menimpanya disekolah, Eun Soo hanya bisa 25 Nomu = sangat

Page 172: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

172

mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan

Kyung Soo dapat belajar dengan tenang. Kyung Soo tidak

harus memikirkan masalah itu, kasus itu hanya akan

membuat kondisinya semakin buruk. Eun Soo hanya bisa

mempercayakan semuanya pada Xiumin.

Mereka berdua berjalan sejajar menyusuri lantai

putih licin itu. Tidak ada yang mereka bicarakan saat

menyusuri koridor rumah sakit. Perasaan mereka sama-

sama bahagia. Kesembuhan Kyung Soo adalah segala

jawaban dari sekian banyak pertanyaan bagi mereka

berdua.

Hari ini rumah sakit ramai pengunjung. Banyak

sekali orang sakit saat pergantian musim. Musim semi

adalah musim yang tidak terlalu disukai. Mereka harus

mengucapkan selamat tinggal pada bunga-bunga yang siap

berhibernasi dan mengugurkan daunnya. Kemudian

disusul musim dingin, musim yang lebih sulit dari musim

lainnya.

“Sebantar lagi adalah puncak cherryblossom

bermekaran,” ucap Eun Soo dan membuyarkan lamunan

Chanyeol.

“Ah, nde. Kau benar.”

Kai tertegun. Ia melihat seseorang yang selalu ia

tunggu kedatangannya. Ia menjenjangkan lehernya karena

pandangannya terhalangi oleh air mancur yang ada

didepannya. Yixing masih sibuk bermain air dan berusaha

menyentuh ikan-ikan yang berenang kesana kemari. Kai

memegangi roda kursinya, berusaha memutar roda itu agar

bisa berjalan. Dia mulai tergesa memutar rodanya agar

bisa berjalan lebih cepat, tapi seseorang sudah dengan

sigap membantunya mendorong. Yixing tertawa, sebagian

Page 173: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

173

lengan Kai masih terbalut perban dan tentu saja sangat

sakit jika digerakkan.

“Kau masih sangat membutuhkanku, Kim Jong

In.”

Kai mengabaikan kalimat itu. Kedua matanya

masih mencari keberadaan gadis itu yang tiba-tiba

menghilang dari pandangannya hanya karena ia menoleh

kebelakang dan memperhatikan wajah Yixing yang

sedang tertawa.

“Kau mau kembali kekamar?”

“Tidak, aku melihat Eun Soo.”

Pandangan Yixing seketika berpencar. Ia

menatapi setiap wajah yang ada dikoridor. “Dimana?”

“Entahlah, baru saja aku melihatnya.” Kai sangat

yakin kalau dia tidak salah lihat. Gadis itu benar-benar

sedang dirumah sakit. Mungkin saja ia berniat untuk

menjenguknya.

“Kita kembali ke kamar, cepat.” Kai lantas

mengubah tujuannya untuk mengejar Eun Soo. Ia sangat

yakin bahwa Eun Soo sedang menuju kamarnya.

Tanpa penolakan, Yixing segera mendorong kursi

itu menuju kamar Kai. Ia berharap Kai bisa lebih tenang

agar kursi yang ia dorong tidak semakin berat. Seluruh

ototnya sedang bekerja sama menghasilkan energy.

Langkah kakinya yang mulai gontai mencoba

menyeimbangkan kembali laju roda yang tidak stabil.

Sedangkan namja yang duduk dikursi itu, hanya menatap

lurus apa yang didepannya. Ia tidak memperhatikan

seseorang yang sedang berusaha dibelakang punggungnya

dan bermandikan keringat.

Page 174: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

174

Kai kembali terdiam. Kamar itu kosong. Bunga

yang ada diatas meja juga masih tetap sama, malah

semakin mengering. Tirai kamarnya masih terbuka, lampu

yang seharian menyala juga tidak padam. Tidak ada

perubahan dalam kamarnya, itu berarti gadis yang ia

tunggu tidak datang menjenguknya.

“Aku benci dengan Jae In,” umpat Kai kesal.

Dengan sengaja ia menjatuhkan dirinya dari kursi roda

dan membuat Yixing terperanjat.

Kepalanya yang masih tertutup perban membentur

tepian meja. Tubuhnya jatuh sembarangan diatas lantai

dengan keadaan tengkurap. Ia menangis, bukan karena

sakit yang ada ditubuhnya, tapi karena sakit yang

merayapi hatinya.

Dengan cepat Yixing menekan tombol emergency

agar ada yang membantunya mengangkat tubuh Kai.

Berkali-kali Kai menepis tangan Yixing yang akan

membantunya duduk.

“Kau jangan keras kepala!”

“Biarkan aku mati.” Teriaknya dalam tangis.

“Apa kau pikir aku suka melihatmu begini?

Tidak! Kau bukan orang yang lemah! kau lemah hanya

karena seorang wanita, itu bukan dirimu.”

Beberapa perawat dan seorang dokter masuk.

Dengan cepat mereka membawa tubuh Jong In ketas

ranjang. Namja itu sebenarnya sudah bisa berjalan dengan

normal, hanya saja pinggangnya yang terbungkus perban

kadang-kadang nyeri secara tiba-tiba. Dan luka yang

berada dikepalanya menampakkan bercak merah.

**

Page 175: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

175

Kyung Soo berjalan menyusuri koridor. Kedua

telinganya ia tutup rapat-rapat dari segala umpatan dan

banyaknya mulut yang mencaci dirinya. Ia berusaha tetap

tenang dan tidak mendengar perkataan kotor tentang

dirinya. Gossip itu masih hangat dibicarakan disekolah,

entah dari mana sumbernya yang pasti mereka membuat

berita sendiri bahwa Kyung Soo telah menodai Cho Narri

sampai akhirnya gadis itu mengakhiri hidupnya dengan

tragis.

Wajah dingin, pendiam dan tenang itu memudar.

Hanya tatapan lesu yang selalu Kyung Soo tunjukkan.

Kyung Soo hanya tidak ingin melewatkan akhir-akhir

minggu menuju semester baru, ia memaksakan diri pergi

ke sekolah dengan hati yang sangat siap untuk

menghadapi semua konflik yang menimpa dirinya di

sekolah. Tapi Kyung Soo mencoba tetap bersikap tenang

walaupun sebenarnya banyak sekali kekhawatiran yang

menyelimuti hatinya.

Yumi menghentikan langkahnya, begitu juga

dengan Kyung Soo saat bertemu dipertengahan koridor.

Mereka berdua bertatapan. Kemudian Yumi berjalan

mendekat. Seolah dadanya menahan hembusan nafas saat

kedua matanya mendapati wajah mengerikan Kyung Soo

yang berdiri dihadapannya. Ia tidak cukup sehat.

Seharusnya Kyung Soo beristirahat dirumah dan

menenangkan dirinya, begitulah yang Yumi katakan

dalam hatinya.

“Aku mengkhawatirkanmu.” Bibirnya menjadi

kelu. “Cepat sekali kau keluar dari rumah sakit.”

Kyung Soo tersenyum. Terlihat begitu berbeda.

Terlalu berat dan begitu memaksakan. Guratan-guratan

menyakitkan itu tergambar jelas diwajahnya. Banyak

Page 176: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

176

sekali beban yang menumpuk dan terpupuk dikedua bola

mata yang biasanya ceria.

“Hah, sekarang mungkin yang dimangsa adalah

Kim Yumi.”

Senyum Kyung Soo seketika menghilang. Ia

kembali terdiam ketika indra pendengarannya mendapati

ucapan menyakitkan yang melintas. Tanpa banyak

berkomentar Kyung Soo lantas berlalu dari hadapan Kim

Yumi, lebih baik ia duduk tenang didalam kelas dan

belajar dibandingkan harus keluyuran atau duduk ditaman

bersama dengan kedua saudaranya. Ia baru dua hari tidak

pergi kesekolah tapi suasana tempat itu sangat berbeda.

Yumi duduk termenung dibangku taman. Ia

jatuhkan pandangannya kearah meja, pikirannya

melayang-layang diudara dan entah apa yang sedang ia

pikirkan. Kedua tangannya saling terpaut diatas meja

bermain dengan sendirinya. Tempat ini begitu sepi dari

biasanya. Ketiga sahabatnya sibuk mengurus masalah

mereka masing-masing. Eun Soo dan Baekhyun sedang

berunding bersama Xiumin di ruang OSIS bersama

dengan anggota OSIS yang lain, mereka sedang berusaha

untuk memperjelas masalah yang menimpa Kyung Soo.

Sedangkan Kyung Soo hanya berdiam diri dibangkunya.

Ia memasang earphone dikedua telinganya dan memutar

mp3 dengan volume paling tinggi. Semua teman kelasnya

menjaga jarak dengannya dan terus membicarakan

dirinya.

“Dia terlalu polos untuk melakukan hal

menjijikkan itu.”

“Nde, kurasa berita itu tidak benar. Aku tau

bagaimana Kyung Soo.”

Page 177: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

177

“Yah, kau pernah mencintainya. Setidaknya kau

harus melakukan pembelaan didepan kepala sekolah.”

“Tidak mungkin, kau tau wajah kepala sekolah

sangat mengerikan. Aku bisa-bisa terkena serangan

jantung. Aku sangat takut dengan kepala sekolah.”

Dan seterusnya pembicaran dua orang gadis itu

berlanjut. Tatapan mereka tak lepas dari punggung Kyung

Soo. Namja itu hanya menudukkan kepalanya. Banyak

sekali yang tidak percaya dengan berita konyol yang

menyebar disekolahnya. Terutama teman-teman sekelas

Kyung Soo yang sangat yakin bahwa Kyung Soo tidak ada

hubungannya dengan kematian Cho Narri. Tapi mereka

masih tidak tau dengan pasti bagaimana kejelasan

penyebab kematian Cho Narri.

“Kyung Soo-ya?” Eun Soo berjalan tergesa dan

sampai didepan bangku Kyung Soo. Eun Soo menatapi

sekelilingnya, tatapan sinis itu menyeruak tiba-tiba.

Dengan acuh Eun Soo menarik tangan Kyung Soo dan

membawa kakak kembarnya meninggalkan ruangan kelas

yang terasa seperti didalam neraka dan dihakimi oleh 10

malaikat.

“Ada apa dengan mereka!” umpat Eun Soo kesal

dan masih menyeret Kyung Soo untuk mengikutinya.

“Dimana otak mereka, siapa juga yang menyebarkan gosip

seperti ini!” Eun Soo terus mengumpat dalam hatinya dan

melalui koridor.

Keduanya sampai didalam ruangan OSIS. Dengan

sangat baik Xiumin menyambut kedatangannya. Ia

berencana akan memperjelas masalah ini langsung kepada

Kepala Sekolah. Didalam ruangan itu juga ada Hyejin,

sahabat Cho Narri. Ia sengaja diundang untuk menjawab

berbagai pertanyaan dari Xiumin.

Page 178: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

178

“Aku tidak tau apa-apa!” Sahutnya dengan ketus.

Gadis itu mengelak setiap menerima pertanyaan tentang

kematian Cho Narri yang berhubungan dengan dirinya.

“Narri hanya memperalatku, dia memang bilang

kepada orang tuanya pergi kerumahku tapi dia memang

tidak kerumahku, jangankan menginap, datang saja tidak.”

Jelas gadis itu dengan nafas tersengal. Ia terlihat begitu

kesal.

“Lalu bagaimana sikap Cho Narri saat terakhir

bertemu denganmu?” tanya Xiumin dengan tatapannya

yang begitu mengintimidasi.

“Aku memutuskan tidak berteman dengannya

lagi. Dia membohongiku, sudah lama sekali gadis itu

berpura-pura baik. Ah, menyebalkan sekali mengingatnya.

Aku sangat bersyukur mendengarnya bunuh diri.”

Semua dalam ruangan itu tersentak kaget. Kyung

Soo yang tadinya menunduk kini mengangkat kepalanya

dan menatap wajah gadis itu. Seisi ruangan itu saling

melempar tatapan mereka satu sama lain dan kembali

memfokuskan pada Hyejin yang duduk dengan tenang

dikursi kayunya.

Setiap menyebut nama Cho Narri, tatapannya

menjadi berubah. Penuh dengan kebencian yang lama

tertahan dan sekarang ia luapkan didepan semua orang

yang pernah mempunyai hubungan dengan gadis itu.

“Baiklah, kurasa cukup Shin Hyejin. Kau boleh

keluar dari ruangan ini.” Tukas Xiumin. Gadis itu sontak

berdiri dan menatap Kyung Soo sejenak.

“Dia depresi karena dirimu. Bukan aku

penyebabnya,” gumam Hyejin kemudian berlalu dari

ruangan itu.

Page 179: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

179

Kyung Soo menghela nafas berat. Suhu tubuhnya

meningkat. Tulang-tulangnya serasa tidak sanggup

menyangga tiap otot dalam tubuhnya. Eun Soo menyentuh

pundak Kyung Soo, ia beralih duduk disamping Kyung

Soo.

“Kau tidak sendirian, masih ada kami yang

memihakmu.”

**

Sudah terlalu lelah bagi Kai menunggu

kedatangan Eun Soo, sampai hari terakhirnya di rumah

sakit gadis itu juga tidak datang untuk menjenguknya. Kai

meraih mawar putih kering itu dari vasnya, sebentar ia

tersenyum sembari memandangi bunga yang seharusnya

sudah ia lempar kedalam tong sampah tapi dengan baik

hati Kai mau menyimpannya. Dengan hati-hati jemarinya

memasukkan bunga setengah kering itu kedalam koper

bajunya. Yixing sudah membereskan segala keperluannya

termasuk biaya selama menginap.

Jae In sedang sibuk bertengkar dengan ponselnya,

jelas saja karena ia sedang berbicara dengan kedua orang

tuanya yang dengan tega tidak menyempatkan waktu

mereka hanya untuk sekedar melihat adiknya. Walaupun

Kai juga tidak mengingat mereka sama sekali. Tapi

kesibukan pekerjaan kedua orang tuanya sudah diluar

batas.

“Baiklah, terserah kalian saja!”

“Yang penting kami sudah melunasi biaya rumah

sakit untuk penyembuhan Jong In. akhir pekan kami akan

ke Amerika, jadi kami

tidak bisa pulang karena harus menyiapkan semua

keperluan.”

Page 180: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

180

Jae In mendengus kesal. Ia menghela nafas

panjang dan mengacuhkan suara ayahnya yang sedang

menjelaskan kesibukan pekerjaan mereka. Ia terlalu bosan

dengan sikap kedua orang tuanya. Dari kecil sampai

sekarang mereka berdua hanya mementingkan uang dan

tidak memperhatikan kedua buah hatinya. Dengan cepat

Jae In memutus telepon dan mengantongi ponselnya

kembali disaku celananya.

Ia berjalan masuk kedalam kamar Kai.

Pandangannya langsung terfokus pada tubuh tegap

adiknya yang sibuk merapikan pakaiannya. Kemudian Jae

In berjalan mendekat menyentuh punggung bidang itu

dengan hati-hati.

“Nuna mianhaeyo..” gumamnya pelan. Kai

langsung terdiam, tangannya berhenti bergerak melipat

bajunya.

“Jangan membenciku lagi. Aku tidak akan

melarangmu bertemu dengannya.”

Kai tertegun. Kemudian ia tersenyum dan kembali

melanjutkan melipat bajunya. Jae In sangat berharap Kai

mau memandangnya, memberikan senyuman yang khas

milik adiknya itu tapi sayangnya Kai tidak akan

melakukannya.

Chanyeol menerobos masuk kedalam ruangan

bernomor 12 itu. Entah kenapa ia ingin sekali menjenguk

Jong In, ia juga mengajak kakak perempuannya Park Yura

yang kebetulan hari itu dia libur bekerja.

Yixing hanya bisa melongo saat melihat dua

manusia jangkung itu masuk kedalam kamar. Chanyeol

memperhatikan sekelilingnya. Ada beberapa tas dan koper

Page 181: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

181

yang tertata rapi disamping meja dan siap untuk diangkat

menuju mobil.

“Kau akan pulang?” Chanyeol mendekat kearah

Jong In. Ia sedang membenarkan jaketnya.

“Nde, aku akan pulang. Um, siapa namamu?”

“Park Chanyeol imnida.”

Kai berhenti mengancingkan jaketnya. Ia menoleh

menatap seorang namja berkaki panjang itu. Kedua

matanya berubah, seperti ada sesuatu yang ia ingat saat

namja itu menyebutkan namanya. Tapi beberapa saat

kemudian Kai kembali sibuk mengancingkan bajunya.

**

Kyung Soo berdiri mendekat jendela. Kedua mata

bulatnya menatap pekarangan kecil yang ada dibelakang

rumah, jendela kamar Kyung Soo menghadap pekarangan

rumah mereka yang menjadi tempat berkebun mereka

setiap hari minggu. Wajahnya semakin mendekat pada

kaca jendela, membuat permukaan kaca mengembun.

Jemarinya meraih selop kecil dan mendorongnya sampai

jendela itu terbuka. Membuat angin musim gugur tercium

dan masuk dengan leluasa kedalam kamarnya.

Kyung Soo menghembuskan nafas besar berkali-

kali. Ia memperhatikan bunga-bunga yang belum sempat

ia lihat mekarnya kini sudah jatuh berguguran. Angin

berhembus semakin kuat, menerobos tiap helai rambut

ikalnya yang ia biarkan terurai tanpa gel yang biasa ia

gunakan untuk menata rambutnya. Kyung Soo

menunjukkan jemarinya pada kaca yang ada

dihadapannya. Ia menggambar bentuk hati disana

kemudian membuka mulutnya selebar mungkin dan

Page 182: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

182

menghembuskan udara panas dari mulutnya, membuat

gambar buatannya semakin terlihat jelas.

Beberapa saat kemudian setelah Kyung Soo

menatap lamat gambaran hati itu, dengan kasar ia

menghapusnya. Dan kembali menutup jendela kamarnya

agar tirai yang bergantung disampingnya tidak berisik

lagi.

“Kyung Soo, waktunya minum obat.”

Kyung Soo sontak menoleh kearah sumber suara.

Eomma berdiri dibalik pintu kamar Kyung Soo dan hanya

membuka pintu itu selebar wajahnya. Kyung Soo

melempar senyum, eomma juga membalas senyum

putranya yang terlihat berbeda. Tetap sama terlihat manis,

tapi menunjukkan arti yang berbeda.

“Sebentar lagi aku akan turun eomma.”

“Baiklah, eomma tunggu didapur.”

Kyung Soo menganggukkan kepalanya. Ia

berjalan menuju ranjangnya dan membereskan beberapa

buku pelajaran yang sempat ia keluarkan dari dalam

tasnya. Ia tertidur sebentar saat berniat untuk belajar.

Kemudian Kyung Soo kembali merapikan selimut tebal

yang terlihat berantakan karenanya. Kini ia melangkah

menuju pintu. Tapi berhenti saat tangan kirinya sudah

memegang knop pintu. Ia melirik kearah meja belajar.

Kyung Soo hanya menghela nafas berat kemudian

melanjutkan langkahnya keluar dari kamar. Ia berjalan

dengan cepat menuruni tangga, tidak seperti biasanya

yang selalu berhati-hati karena takut jatuh. Dan Mulai

terdengar gelak tawa Eun Soo dan Baekhyun yang berada

didepan televisi. Mereka sedang menonton drama

kesayangan mereka, Summer Scent. Sebentar Kyung Soo

Page 183: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

183

melirik kearah dua saudaranya kemudian kembali berjalan

menuju dapur. Disana eomma sudah menyiapkan obat-

obat yang harus ia minum. Daftar obat-nya semakin

bertambah setelah keluar dari rumah sakit, jantungnya

semakin melemah dan harus segera melakukan

transplantasi jika Kyung Soo tiba-tiba pingsan lagi.

Kyung Soo meraih gelas yang berisi air bening itu

dan memasukkan beberapa kapsul kedalam mulutnya,

kemudian mendorong kapsul-kapsul itu masuk kedalam

tenggorokannya dengan air bening yang ada dalam gelas

itu. Eomma sibuk merapikan dapur. Tinggal satu butir

lagi, Kyung Soo segera memasukkan kedalam mulutnya.

“Hahahaha, bodoh sekali!” Teriak Eun Soo dan

terdengar gelak tawa Baekhyun. Kyung Soo menurunkan

gelas yang ada ditangannya, kepalanya menghadap kearah

ruang dimana kedua saudaranya sedang asyik

menyaksikan serial drama kesayangan mereka. Ia

berdecak.

“Itu suara adikmu,” ujar eomma dengan

tersenyum dan tangannya masih sibuk mengelap kompor

yang ada didepannya. Kemudian Kyung Soo kembali

meneguk air bening itu dan ritual minum obatnya sore ini

selesai.

Kyung Soo duduk terdiam dikursi dapur. Matanya

menatap kosong pada kompor yang tengah eomma

bersihkan. Eomma memperhatikannya dan terus

membersihkan. Putranya tengah melamunkan sesuatu.

Ada yang sedang ia pikirkan.

“Ada yang kau pikirkan?”

Page 184: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

184

Kyung Soo terkejut. Ia mendapati tatapan

khawatir dari eomma. Kemudian Kyung Soo berusaha

tersenyum. “Aniyo eomma. Eomma perlu bantuanku?”

“Gwenchana, eomma bisa mengerjakannya

sendiri. Kau bergabunglah dengan Baekhyun dan Eun

Soo.”

Kyung Soo segera bangkit dari duduknya dan

beranjak menuju tempat Baekhyun dan Eun Soo. Eomma

memperhatikan langkah putrnya, dadanya tiba-tiba terasa

sesak. Eomma menggenggam erat lap yang ada ditangan

kanannya.

„Jika saja eomma bisa menanggung semua

penyakitmu, biar eomma saja yang sakit. Biar eomma saja

yang merasakan semua itu. Ambil jantung eomma jika kau

membutuhkannya, Kyung Soo-ya.‟

**

Ujian akhir semakin dekat. Mereka bertiga sibuk

berkutat pada buku mereka masing-masing. Mengerjakan

dan mencoba mempelajari kembali semua pelajaran yang

sudah mereka peroleh dari

setahun di sekolah selama duduk dikelas sebelas.

Eun Soo terlihat begitu serius, ia mengerjakan

kembali semua soal yang pernah ia kerjakan. Ia tidak

berharap banyak, tapi setidaknya ia bisa naik kelas dan

masuk ke Universitas sesuai dengan harapannya.

Baekhyun pun melakukan hal yang sama. Tapi yang ia

pikirkan bukan hanya sekedar bisa masuk ke Universitas,

ia teringat dengan pemberian neneknya. Berkas-berkas

perusahaan milik orang tuanya tidak tau harus ia apakan.

Tapi setelah ujian semester ia akan memberikan semua

berkas itu kepada appa dan menyerahkan sepenuhnya

Page 185: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

185

pada appa. Sedangkan Kyung Soo, bayangan kematian itu

semakin menghantuinya. Mimpi-mimpi buruknya

membuatnya tidak tenang, tapi semua sudah ia pasrahkan

pada Tuhan. Semua akan baik-baik saja, seperti yang

eomma bilang, tidak ada penyakit yang tidak bisa

disembuhkan. Selama Kyung Soo tidak melanggar,

semuanya akan baik-baik saja.

Mimpinya beberapa hari yang lalu saat ia koma

dirumah sakit, Kyung Soo tidak bisa memaknainya. Ia

bertemu dengan Eun Soo. Wajah adik kembarnya terlihat

begitu cantik, memancarkan sesuatu yang berbeda.

Kemudian disamping Eun Soo ada kakaknya yang

meninggal bertahun-tahun yang lalu. Namja itu

menyerupai wajah appa. Ia tersenyum dan membuka

lengannya lebar, seolah menyuruh Kyung Soo datang

padanya dan membalas pelukannya, tapi Eun Soo

menghalanginya. Eun Soo memegangi tangannya dan

membawanya ketempat yang berbeda. Dan Kyung Soo

tersadar. Mimpi itu hanya ia pikirkan sendiri. Dan

merusak konsentrasinya belajar malam ini.

Eun Soo tiba-tiba menyentuh lengan Kyung Soo.

Kemudian menatap kedua mata Kyung Soo.

“Aku tidak mengerti soal yang ini? Tolong

jelaskan padaku.”

Kyung Soo menghela nafas. Ia mengira Eun Soo

tau bahwa ia tidak bisa belajar dengan tenang.

**

“Kau sudah gila?” Eun Soo membuka lebar kedua

matanya. Ia terfokus pada seseorang yang duduk dengan

tenang dihadapannya. Sedangkan Yumi yang masih

Page 186: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

186

kurang paham dengan penjelasan Xiumin hanya bisa diam

dan memperhatikan saja.

“Kepala sekolah akan tetap mengeluarkan Kyung

Soo atau mungkin skorsing selama sebulan, lebih parah-

nya lagi jika ia tidak bisa ikut ujian besok. Kedua orang

tua Cho Narri tidak bisa menerima penjelasan darimu dan

penjelasanku kemarin, Eun Soo. Aku sudah berusaha, tapi

aku minta maaf karena membuat kalian kecewa. Surat

keputusan akan dikeluarkan hari ini juga.” Xiumin

menundukkan kepalanya bersalah.

“Ini tidak boleh terjadi. Kyung Soo tidak bersalah,

bagaimanapun Kyung Soo harus tetap ikut ujian kenaikan

kelas.”

Eun Soo memegangi kepalanya dengan kedua

tangannya. Kini rasanya kepalanya sangat berat. Yumi

sibuk memainkan jemarinya dengan perasaan khawatir, ia

tidak tahu harus berbuat apa.

“Aku mohon padamu jangan beri tahu Kyung Soo

soal ini, aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi

padanya. Jika kau mendapat surat dari kepala sekolah, kau

serahkan saja padaku.” Eun Soo terduduk lemas, seolah

seluruh energy tubuhnya menghilang.

Xiumin berlalu dari hadapannya. Yumi tiba-tiba

saja menangis. Ia merasa semua ini tidak adil. Masalah

yang tidak pernah ia duga tiba-tiba saja muncul dan

menjadi seperti ini. Melibatkan masa depan Kyung Soo.

“Eun Soo. Eottoekke?” Yumi meraih tubuh Eun

Soo dan menangis dibahu sahabatnya itu. Eun Soo hanya

terdiam seribu bahasa

Ia tidak tahu harus melalukan apa.

Page 187: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

187

“Mollayo.”

Dengan tergesa Eun Soo mendatangi kelas Kyung

Soo. Tapi ia tidak melihat Kyung Soo dan Baekhyun

disana. Kemudian langkah kakinya semakin tergesa

menuju taman sekolah. Tidak salah lagi mereka sedang

duduk bersama disana. Disebuah bangku kayu yang

berada disamping pot-pot bunga dengan berbagai warna

dan harum yang khas. Baekhyun bersandar pada bahu

Kyung Soo. Ditangan mereka masing-masing memegang

buku dan fokus membacanya. Dengan perlahan Eun Soo

datang dan duduk disamping Kyung Soo.

Kyung Soo menoleh. Ia menurunkan buku yang ia

pegang. Kemudian Baekhyun juga menoleh tanpa

mengangkat kepalanya dari bahu Kyung Soo. Eun Soo

menatap wajah kedua pria itu bergantian, kemudian ia

menurunkan kepalanya dibahu Kyung Soo.

“Mwo?” Kyung Soo mengamati kepala adiknya

yang dengan sangat santai bersandar pada bahunya.

Baekhyun tersenyum.

“Hah, pantas saja Baekhyun suka sekali bersandar

pada bahumu, rasanya benar-benar nyaman,” gumam Eun

Soo. Kyung Soo tersenyum miring. “Bagaimana kalau

Yumi mencicipinya juga?”

“Huh?” Kyung Soo tertegun. Baekhyun hanya

tertawa ringan dan masih fokus pada bukunya. Kemudian

dengan sengaja Kyung Soo memukulkan buku yang ia

pegang pada kepala Eun Soo. “Apa yang kau katakan,

huh!” Decaknya gemas.

Page 188: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

188

End Of Chapter 9

Page 189: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

189

CHAPTER 10

“Fate”

Page 190: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

190

Chanyeol dengan penuh percaya diri berjalan

menyusuri jalan setapak menuju pintu utama. Hari ini ia

berkunjung kerumah Kyung Soo dan bertujuan untuk

bertemu dengan Eun Soo. Ia akan menyampaikan bahwa

Kai sudah ingat dengan keluarganya. Dan Eun Soo, ia

sudah berusaha tidak memperdulikan Kai yang sangat

mengharapkan kehadirannya.

Jari telunjuknya menekan tombol bel yang

membuat penghuni rumah membuka pintu. Eomma

membuka pintu hanya selebar wajahnya. Ia menatap sosok

pria berbadan jangkung itu dari atas hingga kebawah.

Berbeda dengan awal ia bertemu dengan Chanyeol, kali

ini namja itu rapi dengan tatanan yang begitu berkelas.

Setelan baju mahal itu membuat kesan elegant yang ia

tunjukkan mendapat nilai plus.

“Chogiyo?”

Chanyeol membungkukkan tubuhnya. Dengan

sangat hati-hati ia menyampaikan keinginannya untuk

bertemu putri keluarga Do. Dengan ramah eomma

menyuruhnya untuk masuk dan mempersilahkan duduk

untuk menunggu. Putrinya sedang melakukan ritual

belajar didalam kamar Kyung Soo dengan saudara

angkatnya.

Page 191: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

191

“Aku sudah meminta pada appa untuk menambah

satu ranjang lagi.” Eun Soo meraut pensilnya dan

berjongkok didepan tong sampah kamar Kyung Soo.

Kyung Soo sedang tengkurap diatas ranjang sembari

membaca sebuah buku. Sedangkan Baekhyun sangat

nyaman duduk diatas karpet bulu berwarna coklat gelap

itu sembari menyandarkan tubuhnya pada ranjang Kyung

Soo.

“Untuk apa? Satu ranjang sudah sangat cukup,”

ucap Kyung Soo tanpa menoleh.

“Aku tau kalian merasa kesulitan tidur dengan

ranjang sekecil ini,” jawab Eun Soo asal.

“Sudahlah, jangan meminta hal bodoh pada

appa.” Kyung Soo membalikkan tubuhnya dan

mengangkat buku yang ia pegang di hadapannya.

“Eun Soo-ya, kau ada tamu.” Eomma berteriak

dibalik pintu kamar Kyung Soo. Eun Soo menatap kedua

saudaranya bergantian, kemudian ia berjalan menuju pintu

dan tetap memegang pensilnya.

“Nugu?” Eun Soo melongokkan kepalanya dari

balik pintu.

“Temui dia dibawah.” Eomma hanya tersenyum

kemudian berlalu pergi.

Perlahan kakinya berjalan keluar kamar,

kemudian ia menundukkan kepalanya untuk melihat

seseorang yang duduk diruang keluarga tengah

menunggunya.

Kedua matanya melebar. Namja jangkung itu

masih duduk tenang disofa. Ia membaca sebuah majalah

yang tadinya tergeletak diatas meja. Eun Soo berjalan

Page 192: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

192

membuka pintu kamarnya, kedua lelaki yang ada didalam

kamar itu menoleh. Dengan cepat Eun Soo melempar

pensil yang ada ditangannya pada Baekhyun.

“Ya?” Baekhyun berhasil menangkapnya. Eun

Soo hanya tersenyum sembari mengedipkan sebelah

matanya sebelum menghilang dibalik pintu.

Ia begitu tergesa menuruni tangga dan menemui

Chanyeol. Rambutnya terurai dan mengenakan piama

yang kebesaran untuk tubuhnya itu. Ia duduk dengan

manis dihadapan Chanyeol. Pria berperawakan tinggi itu

sontak terkejut saat mengetahui Eun Soo sudah duduk

dihadapannya.

Wajahnya nampak sumringah, senyumnya

mengembang. Kedua matanya berbinar menatapi wajah

polos gadis yang ada dihadapannya.

“Oppa, Untuk apa kau datang kerumahku malam-

malam begini?”

“Ada yang ingin kusampaikan.” Wajahnya terlihat

sangat serius. Ia beralih duduk disamping Eun Soo. Eun

Soo hanya menatapnya dan memperbaiki posisi duduknya.

“Kai, dia sudah pulang beberapa hari yang lalu.”

“Benarkah, aku tidak tau soal itu. Bagaimana

keadaannya?”

“Dia sudah bisa mengingat kakaknya. Bukan

hanya itu, dia juga sudah mengingat kita. Ingatannya

sudah kembali.” Chanyeol tersenyum lebar, begitu juga

dengan Eun Soo.

“Syukurlah, aku senang mendengarnya.”

“Apa kau tidak ingin menjenguknya?” Chanyeol

menatap gadis yang ada didepannya lekat. Eun Soo

Page 193: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

193

menundukkan tatapannya. Kedua bibirnya mengatup

rapat.

“Aku takut, aku takut dengan Jae In eonni. Kalau

oppa mau menjenguknya bersama yang lain, sampaikan

saja salamku untuknya,” ucapnya tanpa ragu. Chanyeol

menatapnya penuh tanya.

“Ada apa?”

“Tidak ada apa-apa, aku hanya takut menganggu

Kai.”

“Kau berbohong. Apa yang sudah dilakukan Jae

In padamu?”

“Tidak ada.” Elak Eun Soo sembari

menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Baekhyun dan Kyung Soo yang mengamati

mereka dari depan kamar mereka hanya bisa mengernyit

kesal. Baekhyun berharap Chanyeol tau bahwa Eun Soo

pernah mendapat tamparan dari Jae In saat menjenguk

Kai.

Baekhyun yang tidak tahan melihatnya segera

turun. Kyung Soo mencoba menahannya tapi

genggamannya tidak cukup kuat untuk menahan tubuh

Baekhyun. Ia pun ikut berjalan dengan tergesa menyusul

Baekhyun.

“Seharusnya kau katakan pada Chanyeol bahwa

Jae In sudah menamparmu! Biarkan Chanyeol tahu. Apa

salahnya Chanyeol tahu hal ini,” ucap Baekhyun sembari

berjalan tergesa menuju sofa. Chanyeol tersentak kaget

saat mendengarnya, begitu juga eomma yang tidak sengaja

mendengar pembicaraan mereka.

Page 194: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

194

“Jadi luka memar dipipimu itu bukan karena

jatuh?” Eomma keluar dari dapur. Ia berdiri disamping

Baekhyun dan Kyung Soo sudah berada dibalik punggung

mereka. Chanyeol menatap wajah Eun Soo. Eun Soo

hanya menunduk dan menyembunyikan bekas luka yang

sedari tadi tidak Chanyeol sadari.

Chanyeol meraih wajah Eun Soo. Tangan

kanannya memegang pipi Eun Soo dan mengangkat

wajahnya. Terlihat jelas bekas memar yang lebam dan

hampir sembuh di sudut pipinya.

“Ini keterlaluan.” Desis Chanyeol penuh emosi.

“Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, kalian jangan

khawatir.” Elak Eun Soo dan terus menunjukkan ekspresi

yang benar-benar tenang. Tapi Chanyeol tetap saja terlihat

sangat emosi.

**

“Eomma, boleh aku tidur bersamamu?” Kyung

Soo memegangi knop pintu dan hanya menunjukkan

wajahnya. Ia sudah merangkul guling dan menggunakan

piama lengkap. Eomma yang berada diatas ranjang dan

siap tidur segera kembali menyalakan lampu mejanya.

“Kyung Soo? Kemarilah?” Eomma melambaikan

tangan. Ia segera menggeser tubuhnya dan memberi

tempat untuk putranya. Hari ini appa sedang sibuk di

kantor dan menginap ditempat kerjanya.

“Kau mimpi buruk?” Eomma merapikan selimut

tebal itu ke tubuh Kyung Soo. Kyung Soo membenarkan

posisi tidurnya dan tersenyum

pada eomma.

Page 195: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

195

“Sudah lama sekali aku tidak tidur bersama

eomma.” Kyung Soo melingkarkan lengannya ketubuh

eomma. Ia memeluk tubuh ibunya dengan erat.

Eomma terdiam. Kemudian ia membalas pelukan

Kyung Soo dan mulai membaringkan tubuhnya. “Kau

manja sekali.”

Perlahan Kyung Soo memejamkan kedua

matanya. Bibirnya masih membentuk senyuman simpul. Ia

menatap wajah kurus putranya. Ia membelai pipi tirus itu

dengan penuh kekhawatiran. Setiap mengingat keadaan

Kyung Soo membuatnya ingin menangis. Setelah itu

eomma mematikan lampu meja yang ada disampingnya. Ia

memulai mimpi indahnya malam ini.

Kyung Soo kembali membuka kedua matanya.

Remang-remang ia pandangi wajah ibunya. Tergambar

jelas guratan-guratan kesedihan diwajah ibunya yang

terpejam lelah.

Kyung Soo takut jika ia tidak bisa melihat ibunya

lagi. Ia sangat takut jika tidak bisa bersama keluarganya.

Takut tidak mendengar tawa Eun Soo, takut tidak bisa

bertengkar dengan mereka. Takut jika tidak bersama

Baekhyun. Ia sangat takut jika tidak bisa bangun setelah

tidur.

“Eomma?” Desisnya pelan dengan mulut

bergetar.

Malam itu terasa begitu panjang. Sampai selarut

ini Kyung Soo masih tidak bisa tidur. Eomma terlelap

begitu cepat, sedangkan Kyung Soo masih terjaga dan

terus menatap wajah lelah ibunya.

Dengan hati-hati Kyung Soo menuruni ranjang

besar itu. Ia beranjak pergi dari kamar itu, kedua kakinya

Page 196: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

196

berjalan menuju kamar Eun Soo. Eun Soo jarang sekali

mengunci pintu kamarnya terkecuali ia sedang bertengkar

dengan Kyung Soo. Maka dengan mudah Kyung Soo bisa

masuk kedalam ruangan serba biru itu.

Ruangan itu begitu gelap. Karena Eun Soo

terbiasa mematikan lampu ketika tidur. Kyung Soo

berjalan mendekati ranjang kecil yang ada disudut tengah

ruangan itu. Sudah lama sekali ia tidak masuk kedalam

kamar Eun Soo walaupun sekedar membangunkan

adiknya saat pagi tiba. Kedua mata bulatnya memandangi

wajah lelap Eun Soo. Kyung Soo duduk ditepian ranjang.

Ia merapikan selimut yang berantakan sampai menutupi

tubuh Eun Soo yang meringkuk kedinginan. Sebentar Eun

Soo menggeliat kemudian kembali tenang dalam posisi

tidurnya yang nampak begitu nyaman. Kyung Soo

tersenyum tipis. Ia mengelus pipi gembul adiknya dan

gadis itu sama sekali tidak terganggu.

“Kita tumbuh bersama dan dilahirkan bersama-

sama. Apa kau juga merasakan hal yang sekarang sangat

ku-khawatirkan?” Kyung Soo meraih tangan Eun Soo. Ia

mengelus punggung tangan Eun Soo dengan ibu jarinya.

“Eun Soo-ah, aku takut.” Kyung Soo mengusap air

matanya dengan segara agar tidak menetes dan mengenai

tangan Eun Soo.

**

Mereka bertiga terhenti didepan gerbang sekolah.

Tatapan mereka berubah sendu. Seperti melihat sebuah

lorong gelap yang akan membawa mereka menuju neraka.

Eun Soo berkali-kali menghela nafas dalam. Ia tidak siap

untuk menjalani hari terakhir sebelum ujian semester

kenaikan dimulai. Masalah yang semakin menunpuk

membuat mereka menjadi terpuruk.

Page 197: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

197

“Kita hadapi sama-sama.” Baekhyun mengayuh

sepedanya pelan. Kyung Soo dan Eun Soo hanya

memandang punggung Baekhyun tanpa ada keinginan

untuk ikut mengayuh sepedanya.

“Gwenchana, apapun yang terjadi, aku dan kau

tidak boleh menyerah. Kajja.” Eun Soo menepuk bahu

Kyung Soo. Kemudian perlahan Kyung Soo mulai

mengayuh sepedanya.

Mereka berdua menyusuri halaman sekolah

menuju parkiran.

Baekhyun sudah menunggu disana. Ketiganya

mengacuhkan setiap pandangan yang tertuju pada mereka.

Membiarkan segala cemo‟ohan yang terlontar dari bibir-

bibir yang tidak mengetahui apa-apa. Biarkan suara-suara

menyakitkan itu berlalu bersama angin dan menghilang

begitu saja.

“Kau sudah dengar bahwa Kyung Soo akan

dikeluarkan dari sekolah hari ini?”

Langkahnya terhenti. Ia menoleh kearah gadis

yang ada ditepi koridor dengan tatapan yang sulit

diartikan. Baekhyun dan Eun Soo ikut memperhatikan.

Tiga orang gadis itu seketika terdiam dan berlalu pergi

dari tempatnya. Kemudian Kyung Soo kembali berjalan

menyusuri koridor setelah memasang earphone dikedua

telinganya dan memutar lagu kesayangannya dengan

volume tertinggi.

Hari ini memang surat keputusan dari kepala

sekolah akan keluar. Dan Kyung Soo tidak tau akan hal itu

karena Eun Soo merahasiakan hal ini dari kakaknya. Ia

juga menutup rapat berita ini dari kedua orang tuanya

yang seharusnya tau. Hanya Yumi yang tau soal ini karena

Page 198: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

198

ia bersama dengan Eun Soo mendengarkan himbauan dari

Xiumin.

Yumi termenung diatas bangkunya. Ia merasa

tidak siap menghadapi hari ini. Seperti ketika Tuhan

menugaskan pada semua manusia untuk melakukan

pengakuan dosa. Ia tidak bisa membayangkan jika Kyung

Soo benar-benar dikeluarkan dari sekolah.

“Chogiyo? Apa Eun Soo sudah datang?”

Yumi terkaget. Ia sontak melihat orang yang tiba-

tiba berdiri dihadapannya. Namja itu lagi. Dia datang lebih

awal dari perkiraan. Yumi menoleh kearah bangku Eun

Soo. Bangku itu masih kosong. Gadis itu belum masuk

kedalam kelasnya.

“Dia tidak biasa terlabat. Akan kusampaikan jika

kau mencarinya.”

Xiumin beralih duduk dihadapan gadis itu.

Wajahnya terlihat sangat lesu. Seperti ada sesuatu yang

buruk.

“Aku menunggu kedatangannya diruang OSIS.”

Begitu isi pesan akhir yang Xiumin sampaikan. Kemudian

ia beranjak dari tempat duduknya dan menghilang dibalik

dinding.

Yumi segera bangkit dari tempat duduknya. Ia

berlari menyusuri koridor dengan sangat tergesa.

Perasaannya begitu kacau.

Sesampainya Yumi diambang pintu kelas Kyung

Soo. Ia mendapati tiga sahabatnya didalam kelas, tempat

dibangku Kyung Soo. Ia berjalan mendekat, menghampiri

sahabatnya yang sibuk membicarakan sesuatu.

“Xiumin mencarimu.”

Page 199: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

199

Deg…

Tatapan mereka seketika berubah. Terlebih lagi

Eun Soo yang sangat terkejut. Kedua mata bulatnya

memancarkan puluhan juta kekhawatiran.

Eun Soo menelan ludah. Sebentar ia menatapi

wajah kedua saudaranya, kemudian pergi meninggalkan

kelas Kyung Soo.

Ruang OSIS, Eun Soo dan Yumi sudah duduk

tenang dibangku yang sengaja disiapkan disana. Wajah

Eun Soo terlihat begitu datar, tapi kekhawatiran masih

nampak jelas dimatanya. Ia sudah sangat menyiapkan diri

untuk menerima segala keputusan yang keluarkan dari

sekolah.

“Eun Soo.” Yumi mengenggam erat jemari Eun

Soo.

Xiumin duduk dihadapan mereka. Ia membawa

sebuah amplop coklat dengan ukuran sedang yang ia

sodorkan pada Eun Soo. Eun Soo tidak segera mengambil

amplop itu. Xiumin menarik nafas sebelum mulai

berbicara. “Kami sudah menghubungi orang tuamu.”

“Apa?”

“Ini perintah kepala sekolah.”

Eun Soo langsung terdiam. Ia tidak bisa

membantah jika memang permintaan dari Kepala Sekolah.

“Wali Cho Narri juga akan datang hari ini.

Mereka ingin bertemu langsung dengan orang tuamu.”

Xiumin berhenti bicara. Eun Soo mulai menatapnya. “Dan

Kyung Soo juga harus ada dalam pertemuan itu.”

“Tidak bisa. Kyung Soo tidak bisa ikut.” Elak

Yumi. Ia membuat seisi ruangan itu menjadi gadu.

Page 200: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

200

“Ini perintah Kepala Sekolah.”

“Biarkan aku yang menggantikannya.”

“Tidak bisa Do Eun Soo!” Ucap Xiumin tegas.

“Apa kepala sekolah ingin membunuh Kyung Soo

juga!”

Seketika isi ruangan itu terdiam. Begitu hening.

Tatapan mereka kebingungan. Mereka tidak tau apa yang

sudah terjadi pada teman mereka.

“Kyung Soo sakit.” Eun Soo menundukkan

kepalanya. “Jangan membuatnya sekarat lagi. Aku

mohon.”

Suasana menjadi semakin hening. Xiumin

menatap sendu gadis yang ada dihadapannya. “Sekarang

kami hanya bisa memberikan ini.”

Eun Soo mengangguk. Ia meraih amplop itu dan

berlalu pergi dari ruangan itu. Dalam pikirannya

tergambar seperti apa reaksi eomma dan appa mengetahui

berita ini. Putra kebanggaan mereka, Do Kyung Soo.

Dikeluarkan dari sekolah karena menjadi penyebab

seorang

gadis bunuh diri.

“Katakan padaku! Apa yang sedang kau

sembunyikan.” Kyung

Soo menarik tangan Eun Soo menuju koridor yang sangat

sepi. Yumi menjadi kehilangan jejak Eun Soo.

Eun Soo hanya terdiam. Ia memalingkan

wajahnya dari Kyung Soo. Perlahan tubuhnya menggigil.

Air bening itu membanjiri wajahnya. Kedua matanya

sudah memanas saat keluar dari ruangan OSIS. Kyung

Page 201: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

201

Soo menarik tubuh gadis itu sampai terjatuh dalam

pelukannya. Tangis Eun Soo semakin pecah. Ia meremas

amplop yang ada ditangannya. Menyembunyikan benda

itu dari Kyung Soo.

“Andwe26!” Teriak Eun Soo. Ia membalas

pelukan Kyung Soo.

Kyung Soo membisu. Ia merasakan getaran hebat

didadanya. Begitu sakit.

“Kyung Soo-ya!”

**

Eomma terdiam diruangan tamu sekolah. Dimeja

itu terdapat tiga gelas kopi hangat yang hampir

mendingin. Tidak ada satupun kata yang terlontar. Begitu

hening dan hanya berbagai macam tatapan yang mereka

tunjukkan. Seperti sedang berbicara melalui tatapan.

Eomma tidak tau sepenuhnya apa yang sedang

terjadi pada putranya. Ia merasa tidak ada masalah serius

yang sedang terjadi pada Kyung Soo. Ketiga putranya

baik-baik saja. Kembali kedua mata eomma menatap

manusia paruh baya yang ada dihadapannya. Seperti

sedang menukar pikiran, melontarkan cacian lewat

pandangan.

“Putramu, sangat pantas dikeluarkan dari sekolah

ini,” celetuk ibu Cho Narri. Eomma hanya terdiam setelah

hatinya merasa tersentak.

Kepala sekolah memasuki ruangan itu. Ia

mengambil posisi duduk dikursi tunggal diantara mereka.

Ia juga datang bersama beberapa staff guru yang

26 Andwe = tidak mau

Page 202: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

202

bersangkutan, seperti wali kelas Kyung Soo dan Cho

Narri.

“Kami sudah memutuskan. Kyung Soo akan

dikeluarkan dari sekolah ini. Tuan dan nyonya Cho

meminta hal ini karena masih tidak bisa terima dengan

kematian putri mereka,” jelas kepala sekolah. Eomma

menatap kedua wajah angkuh itu.

“Apa yang sudah dilakukan putraku?” Tanya

eomma dengan tenang.

“Dia membunuh putriku!” Sahut Nyonya Cho

dengan penuh emosi.

“Benarkah? Putraku tidak mungkin melakukan hal

itu, apa kau yakin bahwa putraku yang membunuh

putrimu?” Eomma menatapnya, begitu tajam.

“Huh,” decak nyonya Cho. Kemudian ia

mengeluarkan sesuatu dari dalam tas coklatnya. Dengan

tatapan yang tidak mengenakkan ia menyerahkan buku itu

kepada eomma. “Itu adalah buktinya, nyonya Do.”

“Tapi putraku tidak membunuh putrimu. Dia

bunuh diri.”

“Itu karena putramu!”

Kepala sekolah mulai bingung. Ia tidak bisa

menghentikan perang mulut kedua wali yang ada

dihadapannya. Dewan guru yang ada disana berusaha

melerai, tapi tetap saja perang mulut itu masih berlanjut.

“Nyawa putriku tidak bisa kau gantikan hanya

dengan maaf. Masih beruntung putramu tidak kulaporkan

pada polisi.”

Page 203: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

203

“Atas tuduhan apa? Kau hanya akan membuat

malu keluargamu dengan cara seperti itu?” Balas eomma

dengan entengnya

“Sudah, nyonya. Aku mohon kita selesaikan

masalah ini dengan baik.” ujar wali kelas Cho Narri pada

nyonya Cho. Ia memegangi erat lengan wanita itu. Ayah

Cho Narri hanya menyangga kepalanya yang nampak

mulai stress menyaksikan perang mulut itu.

“Hentikan.” Teriak seseorang yang ada didekat

pintu. Kedua matanya melebar menyaksikan kegaduhan

yang terjadi di ruangan yang biasanya memang ramai

karena urusan anak-anak mereka yang mempunyai

masalah disekolah.

Seketika seisi ruangan itu terdiam. Pandangan

mereka sontak tertuju pada Kim Joon Myeon. Kemudian

ia berjalan mendekat kearah tempat wali yang usai beradu

mulut itu. Joon Myeon membungkukkan badannya. Ia

sudah berdiri disamping tempat duduk kepala sekolah.

“Anyeonghaseyo.” Joon Myeon menelan ludah.

“Kyung Soo tidak bersalah.” Lanjutnya.

Kepala sekolah nenatapnya penuh tanya. Ia tidak

mengerti apa yang sedang Joon Myeon katakan.

“Kyung Soo hanyalah korban. Ia tidak tau apa-

apa.”

“Apa maksudmu, Kim Joon Myeon?” Tanya

Kepala Sekolah bingung.

“Kyung Soo tidak ada hubungannya dengan kasus

gantung diri Cho Narri disekolah. Mereka hanya teman

biasa. Bahkan baru saja dekat. Cho Narri menulis nama

Kyung Soo dalam buku itu karena memang mereka

Page 204: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

204

sedang bertengkar. Mereka bertengkar juga karena ulah

Cho Narri sendiri. Jadi tolong segera cabut pengeluaran

Kyung Soo dari sekolah. Dia tidak ada hubungannya

dalam masalah ini.”

“Apa yang kau katakan?” Nyonya Cho bangun

dari tempat duduknya.

“Cho imo27,mianhae. Aku yang membuat putri

anda bunuh diri. Aku yang membuatnya sampai seperti

itu.”

Seisi ruangan itu tersentak kaget. Kepala sekolah

mengernyit tidak percaya. Mana mungkin kemenakannya

melakukan hal seperti itu.

“Kim Joon Myeon!” Teriak kepala sekolah.

“Mianhae, samchoon28. Jeongmal mianhae. Aku

sangat siap jika dikeluarkan dari sekolah.”

**

Eun Soo berlari sembari mendorong ranjang

beroda itu. Wajahnya sudah terbanjiri air mata. Ia terisak

tangis dan terus melangkah dengan tergesa. Langkahnya

beriringan dengan pijakan kaki perawat rumah sakit yang

juga sama-sama mendorong ranjang itu. Baekhyun dan

Yumi juga bersamanya.

Diatas ranjang itu tergeletak tubuh Kyung Soo. Ia

pingsan lagi. Serangan jantung itu membuat tubuhnya

seketika terjatuh saat dalam pelukan Eun Soo. Dan seperti

pesan dokter, jika Kyung Soo pingsan lagi, maka harus

27 Imo = Bibi (diucapkan kepada seseorang yang sudah lama kenal/ akrab)

28 Samchoon = paman (diucapkan kepada seseorang yang usdah lama kenal)

Page 205: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

205

segera melakukan transplantasi jantung untuk

menyelamatkan nyawanya.

Langkah mereka terhenti, seorang perawat

membatasi mereka untuk masuk. Pintu ruang ICU tertutup

begitu rapat. Lampu merah didepan ruangan itu menyala.

Appa sedang melakukan registrasi agar mendapat donor

jantung dengan segera. Jemarinya sampai bergetar saat

melakukan tanda tangan didepan dokter.

“Eun Soo-ya?” Pijakan kaki itu semakin cepat.

Eun Soo menoleh. Ia berlari menghampiri wanita itu dan

segera memeluknya.

“Eomma.” Tangisnya semakin pecah.

“Gwenchana, Kyung Soo akan baik-baik saja.”

Eomma berusaha untuk tenang walaupun

sebenarnya ia juga merasa khawatir. Baekhyun mendekat

dan memeluk lengan eomma. Mereka duduk dikursi

tunggu ruang ICU. Yumi memegangi tubuh Eun Soo yang

mulai sedikit tenang.

“Berdoalah, maka semuanya akan baik-baik saja,”

bisik Yumi sembari mengelus lengan Eun Soo. Gadis itu

juga sama sedihnya. Tapi ia berhasil menahan air mata

agar tidak menetes membanjiri wajahnya. Itu hanya akan

membuat Eun Soo semakin sedih.

Berjam-jam berlalu, tanpa terasa hari sudah

semakin gelap. Mereka masih terjaga dan terhanyut oleh

pikiran masing-masing.

“Kalian pulanglah. Besok kalian ada ujian. Lebih

baik kalian belajar dan beristirahat dirumah.”

Baekhyun menatap wajah Eun Soo yang masih

diam termenung. Gadis itu sedang melamun. Perlahan

Page 206: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

206

tangannya memegang lengan Eun Soo. “Kita pulang?”

ajak Baekhyun.

Eun Soo hanya menggeleng. Ia kembali fokus

dengan apa yang ada dihadapannya. “Aku masih ingin

menunggu sampai operasi selesai.”

Baekhyun beralih menatap Yumi. Dengan hati-

hati Yumi menyentuh bahu temannya.

“Besok kita akan kembali untuk melihatnya.”

Yumi mengelus bahu Eun Soo.

Eun Soo mengangkat tubuhnya. Tadi cukup lama

ia hanya berdiri dan memandangi pintu ruang ICU.

Baekhyun berdiri disampingnya. Ia memegangi bahu Eun

Soo dan menepuknya pelan.

“Dia akan baik-baik saja.”

“Eomma?” Eun Soo tiba-tiba menoleh dan

membuat orang yang ada disekelilingnya ikut

memperhatikan. “Apa Kyung Soo benar-benar

dikeluarkan dari sekolah?”

Eomma diam. Ia berdiri dan meletakkan tasnya

diatas kursi. Baekhyun dan Yumi menjadi sangat gugup.

Mereka masih belum tau bagaimana hasil dari pertemuan

tadi.

“Kalian masih bisa belajar bersama lagi.” Eomma

mengurai senyum. Ketiga anak manusia itu seketika

merasa lega. Senyuman Yumi semakin mengembang.

**

Dua hari berlalu. Operasi transplantasi jantung

yang Kyung Soo jalani berjalan dengan lancar. Kini

degupan jantungnya mulai stabil walaupun ia belum

sadar. Eun Soo sangat lega ketika mendapat kabar bahwa

Page 207: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

207

Kyung Soo mulai membaik. Walaupun Kyung Soo tidak

bisa mengikuti ujian akhir semester, tapi ia bisa menyusul

nanti.

Eun Soo berjalan dengan santai menyusuri

koridor. Hari ini ia akan datang ke rumah sakit dengan

Chanyeol dan Sehun, juga kedua sahabatnya, Yumi dan

Baekhyun. Ia masih tidak berani bertemu dengan Kai.

Bahkan Eun Soo tidak tau bagaimana keadaan Kai.

Sesampainya ia didepan kelas Baekhyun, Eun Soo

berdiri didepan pintu untuk menunggu saudara angkatnya

keluar. Yumi sudah berada didepan gerbang sekolah untuk

menunggu kedatangan Chanyeol dan Sehun.

Sesekali Eun Soo melongok kedalam kelas.

Disana masih sangat ramai dengan topik pembicaraan

tentang ujian matematika yang baru saja terjadi. Eun Soo

hanya tersenyum tipis, kemudian ia beralih memandangi

kedua kakinya.

“Bagaimana keadaan Kyung Soo?”

Eun Soo menoleh. Kedua matanya melebar dan

ia sangat

terkejut. “Oppa?”

Joon Myeon tersenyum tipis. Ia tidak mengenakan

seragam. Ditangannya menggenggam berbagai macam

buku.

“Kau?”

“Ada sesuatu yang tertinggal disekolah ini. Aku

hanya mengambilnya,” jelasnya singkat.

“Benarkah?” Eun Soo terdiam. “Aku sangat

berterima kasih padamu. Kenapa kau lakukan itu?”

Page 208: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

208

“Untuk menyelamatkan Kyung Soo. Aku sudah

mendapatkan sekolah baru walaupun harus mengulang

satu tahun lagi.”

“Apa?” Eun Soo tersentak. “Tapi syukurlah kau

bisa dengan mudah mendapatkan sekolah baru.”

“Sebab itulah kenapa aku lebih mencintai uang

dibandingkan seorang wanita.”

Eun Soo melongo. Joon Myeon hanya tertawa

kemudian pergi dari hadapan Eun Soo. Tanpa

membalikkan tubuhnya, namja itu melambaikan tangan

dan semakin menjauh.

Eun Soo tersenyum tipis. Beberapa saat kemudian

Baekhyun keluar dari kelasnya dengan wajah yang sangat

buruk. Ia terus menggerutu panjang lebar tentang

susahnya soal matematika tadi pada Eun Soo. Eun Soo

hanya mengiyakan tanpa mengeluarkan komentar apapun,

karena dia sendiri juga merasa kesulitan.

Yumi melambaikan tangan. Dengan cepat

Baekhyun dan Eun Soo memasuki mobil Chanyeol.

Disofa depan sudah ada Sehun yang mendudukinya.

Dengan segera Chanyeol menyalakan mesin mobilnya dan

berlalu pergi.

“Kai masih tidak ingin bertemu dengan siapapun,

” ucap Sehun. Ia baru saja datang kerumah Kai. Walaupun

Kai sudah mengingat siapa Sehun, namja itu bersikap

aneh. Seperti masih sangat malas menggali kisah masa

lalunya.

“Kurasa Kai masih membutuhkan banyak waktu.”

Sahut Baekhyun.

Page 209: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

209

“Yah, setidaknya dia bisa mengingat siapa Eun

Soo.” Semua yang ada didalam mobil itu menatap

Chanyeol yang sedang menyetir.

Ada sesuatu yang aneh. Tapi Chanyeol merasa

sangat lega bahwa Kai menyadari Eun Soo bukanlah

miliknya. Gadis itu juga tidak berhak untuknya. Chanyeol

mengenalnya lebih dulu, maka Chanyeol-lah yang berhak

mencintainya.

**

Masa-masa kritis adalah mimpi buruk bagi

siapapun yang mengalaminya. Walaupun masa-masa itu

sudah berlalu tapi tetap saja akan sangat mengkhawatirkan

jika orang yang mengalaminya tidak kunjung sadar. Do

Kyung Soo, ia tidak menunjukkan reaksi apapun. Dokter

mengatakan bahwa keadaannya sangat baik. Tapi Kyung

Soo tidak kunjung membuka kedua matanya.

Semester sudah berlalu dengan cepat. Liburan

akhir semester sekaligus akhir tahun akan segera tiba.

Kim Yumi juga dengan terpaksa menyiapkan segala

keperluannya untuk pulang ke Jepang. Seminggu lagi

kedua orang tuanya akan menjemputnya. Ia sangat rindu

dengan keluarganya, tapi ia juga tidak rela meninggalkan

Korea begitu saja. Ia ingin melihat Kyung Soo sadar.

Hampir setiap hari ia datang kerumah sakit menjenguk

Kyung Soo. Membuat kedua orang tua Kyung Soo hafal

dengannya. Tapi hasilnya sama saja, pria itu belum sadar.

Yumi memejamkan kedua matanya. Ia

merebahkan tubuhnya diatas ranjang kecilnya. Ia kembali

mengingat saat Kyung Soo menggenggam tangannya.

Membawanya menyusuri lapangan seluas itu. Menikmati

hembusan angin siang dengan cuaca yang sangat panas.

Page 210: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

210

“Kau terlalu sulit untuk dilupakan.”

Ia tersenyum tipis. Ia merasakan sentuhan itu

masih sangat membekas ditangannya. Seperti baru

kemarin ia melakukan kejadian, yang mungkin saja

setelah sadar Kyung Soo sudah melupakannya begitu saja.

**

Eun Soo berjalan mendekat. Ia tersenyum dalam

wajah sendunya. Kyung Soo menatap langkah adik

kembarnya yang terlihat begitu bahagia. Kedua sudut bibir

tebal itu lama kelamaan membentuk simpul senyum yang

begitu manis. Ada bekas air mata yang mengering dikedua

sudut mata Eun Soo. Eun Soo duduk dikursi yang

menghadap ranjang Kyung Soo. Baekhyun juga sudah

berdiri dibelakang Eun Soo.

Mereka berdua bertatapan dan saling melempar

senyum. Perlahan kedua tangan Kyung Soo yang

sebelahnya masih terpasang jarum infus itu terangkat.

Kemudian ia meraih tubuh adiknya dan memeluknya erat.

Otot-ototnya terasa begitu kaku karena lama tidak

digerakkan. Ia selalu lupa kapan terakhir memeluk tubuh

gadis itu. Baekhyun membuka lebar lengannya dan ikut

memeluk Kyung Soo. Mereka membuat suasana dalam

kamar itu semakin haru. Sampai membuat Eomma dan

appa menangis bahagia.

Kedua anaknya, terlahir dihari yang sama dan

tanggal yang sama dengan waktu yang berbeda.

Selebihnya mereka jauh berbeda karena memang bukanlah

kembar identik. Sifat mereka, bentuk fisik yang berbeda.

Seolah mereka bukanlah anak kembar. Tapi mereka

mempunyai mata, hidung dan bibir yang sama.

Page 211: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

211

Kyung Soo menyangga dagunya pada bahu Eun

Soo. Kedua tangannya sudah memeluk semakin erat tubuh

yeoja yang ada dihadapannya. Baekhyun hanya

memeluknya sebentar kemudian melepasnya kembali.

“Kau sudah menentukan siapa yang memang kau

cintai?” Eun

Soo tersenyum, ia mengangguk pelan. “Kalau begitu

jangan membuatnya menunggu lagi. Lelaki tidak suka

menunggu, kau harus tau itu.”

“Araseo.”

“Aku menyayangimu.”

“Aku juga sangat menyayangimu.” Eun Soo

mengelus punggung Kyung Soo, ia merasa sangat

bahagia.

Kemudian pelukan itu perlahan terlepas. Kyung

Soo beralih menatap Baekhyun. “Hey, aku sangat

menrindukanmu.”

Baekhyun berjalan cepat kemudian segera

memeluk Kyung Soo. Mereka berdua tertawa bahagia.

Buliran air bening itu berjatuhan dari pelupuk mata Kyung

Soo.

“Mianhae.” Ucap Kyung Soo pelan. Baekhyun

tidak mengerti.

“Untuk apa?” Baekhyun menepuk-nepuk

punggung Kyung Soo.

“Aku tidak mau mengalah padamu. Tapi kali ini

tolong jaga dia dengan baik.” Lanjutnya lagi.

Page 212: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

212

Baekhyun bangun dari pelukannya. Ia menatap

kedua mata bulat itu tidak mengerti. Kyung Soo mengulas

senyum.

“Aku tau kau menyukainya. Aku rasa kau lebih

pantas untuk menjaganya.” Kyung Soo tersenyum, terlihat

begitu memaksakan.

“Apa maksudmu?” Baekhyun mengernyit tidak

mengerti.

“Ah sudahlah, bagaimana semester kali ini? Apa

begitu mengerikan?”

Eun Soo berjalan mendekat. Ia menunjukkan hasil

ulangan Bahasa Inggrisnya pada Kyung Soo. Kyung Soo

mengerjap tidak percaya. Tapi kemudian ia tersenyum

lebar pada Eun Soo.

Eomma mendekat. Ia merapikan tempat tidur

Kyung Soo dan menyuruh putranya untuk segera

beristirahat. Ia baru saja sadar dan harus banyak istirahat,

masih banyak hari untuk berbicara dan bermain lagi

dengan kedua saudaranya.

“Bisa kalian tinggalkan aku dengan Eun Soo?”

Seisi ruangan itu mengangguk mengerti.

Kemudian perlahan meninggalkan tempat itu dan

membiarkan Eun Soo dan Kyung Soo berdua saja. Eun

Soo menaiki ranjang Kyung Soo dan duduk ditepiannya.

Ia tidak tau apa yang akan disampaikan padanya. Kedua

matanya masih memandangi wajah pucat kakaknya. Ia

masih belum sepenuhnya sehat.

“Datanglah kekamarku. Carilah surat Yumi dulu

yang yang ada ditempat bukuku. Dan tolong berikan pada

Yumi.” Eun Soo menatapnya heran.

Page 213: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

213

“Kenapa tidak kau saja yang memberikannya?”

“Aniyo. Tolong aku sekali ini saja.”

“Kyung Soo? Katakan padaku, kau mencintainya,

„kan?” Eun Soo menatapnya dalam. Kyung Soo

menundukkan pandangannya.

“Ya, aku mencintainya,” ucapnya setelah lama

terdiam. Eun Soo tersenyum. Dengan cepat ia memeluk

tubuh Kyung Soo dan membuatnya kesakitan. Bekas

operasi yang masih basah itu membuatnya harus berhati-

hati.

Kedua tangan Kyung Soo menurun.

Pandangannya menjadi gelap. Eun Soo tertegun. Ia

memegangi tubuh Kyung Soo yang tiba-tiba seperti

kehabisan energi.

“Kau tidur?” Ucap Eun Soo pelan. Kemudian ia

membaringkan tubuh Kyung Soo dan menarik selimut itu

sampai menutupi dadanya.

Ia mengelus pipi Kyung Soo. Kedua mata

bulatnya terpejam erat. Kyung Soo pingsan dan Eun Soo

tidak tau itu. Bibirnya tertutup rapat dan pucat.

Mereka berdua tidak tau bahwa hari ini Kim

Yumi berangkat ke Jepang. Ada urusan mendadak yang

membuat kedua orang tuanya harus segera kembali ke

Jepang dan membuat putriya tidak sempat berpamitan

dengan taman-temannya.

Yumi menatap keluar jendela pesawat yang

menunjukkan semburat putih dan biru langit. Perasaanya

tidak bisa tenang. Ia terus memikirkan seseorang yang ia

tinggalkan di Korea. Bukan neneknya, neneknya sudah

ikut berangkat bersamanya.

Page 214: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

214

“Kakak?” Jemari kecil itu mengenggam

tangannya. Yumi menoleh. Gadis kecil disebelahnya

tersenyum lebar. Ia sangat bahagia bisa bertemu dengan

kakaknya. Yuki sangat merindukan kakaknya, walaupun

sejak kecil mereka tidak tinggal bersama, tapi kedua orang

tuanya selalu menceritakan soal Yumi pada Yuki.

“Aku merindukan kakak. Banyak sekali yang

ingin kutunjukkan pada kakak saat sampai dirumah.”

Ucap gadis kecil itu. Yumi sedikit tidak mengerti Karena

adiknya berbicara dalam bahasa Jepang.

**

Semilir angin menggulung dedaunan yang hampir

menutupi seluruh rumput hijau yang ada di pekarangan

rumah itu, disana banyak sekali mobil terparkir rapi.

Rumah yang bagian depannya menggantung pot-pot kecil

itu berayun terkena semilir angin. Suasana begitu sunyi.

Hanya desah dan suara isak tangis menyeruak dalam

rumah yang dulunya dipenuhi dengan canda tawa itu.

Tidak ada teriakan, pertengkaran dan segala

keributan kecil disana. Semua itu menghilang begitu saja.

Eun Soo terduduk diam dengan menggunakan hanbok29

hitam dan dikepalanya ada seuntai pita putih kecil. Kedua

matanya tidak sanggup lagi untuk mencucurkan air

kesedihan itu. Air matanya serasa sudah habis menetes

karena terus menangis. Ia serasa kehilangan separuh dari

hidupnya. Nafas dari sebagian detak jantungnya. Separuh

dari seluruh kekuatannya.

Tangan kanannya menyentuh peti kayu yang ada

dihadapannya dengan perasaan yang begitu pahit. Dalam

29 Hanbok = pakaian khas Korea

Page 215: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

215

peti itu tertidur tenang sosok namja yang sangat ia

sayangi. Setelan jas yang dikenakan namja itu

membuatnya begitu tampan walaupun wajahnya pucat

mengerikan. Bibir tebalnya tersenyum. Seolah ia baik-baik

saja.

“Kyung Soo-ah, semoga kau mimpi indah.”

Sudah kelima kalinya Eun Soo mengucapkan pesan itu.

Pesan yang tidak mungkin didengar oleh Kyung Soo.

Mendadak Kyung Soo mengalami gagal jantung,

komplikasi dengan penyakit lain yang baru diketahui

seminggu setelah oprasi . Kejadian aneh ini membuat hati

Eun Soo seolah tercambuk. Ia tidak pernah

membayangkan jika usaha Kyung Soo hanya sampai

disini. Tuhan merencanakan hal lain. Ketika takdir sudah

tidak dapat dikendalikan.

Baekhyun masih terisak tangis. Ia tertunduk

disamping Chanyeol dan Sehun. Mereka berdua ikut

merasakan apa yang terjadi. Eomma dan appa, jangan

tanyakan bagaimana keadaan mereka. Mereka begitu

terpukul.

Yumi tertunduk didepan ranjangnya. Ia menangis

begitu keras dan sudah menjatuhkan ponselnya

disembarang tempat. Ia merosot dan terus menangis dan

membuat Yuki bingung. Baru saja ia mendapat pesan dari

Chanyeol dan Baekhyun. Isi pesan mereka sama.

Kyung Soo meninggal.

Baekhyun terus menangis. Air mata itu

bercucuran menyampaikan seribu pesan ketidak relaannya

atas kepergian Kyung Soo. Kyung Soo akan dimakamkan

disamping mendiang kakaknya, Do Jeun Soo. Di bukit

yang letaknya cukup jauh dari rumah mereka. Hari ini

Page 216: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

216

kakek dan neneknya juga ikut datang dalam upacara

pemakaman.

Sampai saat upacara perpisahan selesai. Eun Soo

masih termenung dikursi halaman belakang rumahnya.

Chanyeol datang menghampirinya. Ia menghela nafas

panjang kemudian duduk disamping Eun Soo.

“Tidak ada yang bisa menghindari takdir Tuhan

untuk kematian.”

Eun Soo menoleh. Wajah penuh ketenangan itu

menatapnya dengan tesenyum. Kemudian Chanyeol

meraih tangan Eun Soo. Mereka saling bertatapan

kemudian melempar pandangan mereka kepekarangan

kecil yang ditumbuhi bunga yang mulai berguguran.

Musim telah berganti.

**

5 tahun kemudian..

Kuharap kau bahagia. Sudah lama sekali aku

ingin menyampaikan ini padamu. Tapi entahlah setiap

berhadapan denganmu lidahku menjadi begitu kelu. Aku

kehilangan seribu kata yang inginku sampaikan padamu.

Tapi mungkin sekarang aku bisa mengatakannya tanpa

harus takut salah mengungkapkannya. Saat aku berusaha

menganalisir perasaanku sendiri, aku sangat bingung

melihat kenyataan yang kurasakan. Tapi ternyata

perasaan cinta itu tidak bisa membohongi diri kita. Entah

apa yang membuatku jatuh hati padamu. Mungkin dari

senyummu. Ah mungkin tidak. Ada hal lain yang berbeda

darimu. Tapi sampai sekarang aku belum mengetahuinya.

Biarlah dirimu sendiri yang mengetahui dan jangan beri

tahu pada yang lain. Kau tau bagaimana keadaanku

sekarang. Aku merasa tidak sanggup lagi menanggung

Page 217: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

217

sesuatu yang menyakitkan dalam tubuhku. Entah kapan

Tuhan akan memanggil tapi aku tidak bisa

menghindarinya. Dan sekarang aku hanya ingin

melihamut bahagia. Bersama dengan orang yang tepat.

Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu menangis.

Tapi tanpa sadar aku sering membuatmu menangis. Aku

minta maaf.

Hanya ini yang bisa kusampaikan padamu.

Jadikan tulisan ini sebagai kenang-kenang terkahir yang

bisa kau simpan.

Do Kyung Soo

Yumi melipat kembali lembar kertas itu.

Dibaliknya terdapat tulisannya. Yah, lembaran itu adalah

surat yang ia kirimkan untuk Kyung Soo dan sekarang

Kyung Soo mengembalikannya. Ia tidak bisa menahan

deraian air mata yang sudah tidak sanggup ia bendung

lagi. Ia menaruh lipatan kertas itu kedalam tasnya.

Kemudian berjongkok disamping gundukan tanah yang

sudah dipenuhi rumput itu.

“Aku sangat sedih. Apa kau tau seperti apa

rasanya saat mendengar kabar itu. Rasanya tulangku

remuk dan runtuh begitu saja. Aku tidak bisa melihat saat

terakhir kau bernafas Kyung Soo. Itulah yang kusesalkan

sampai sekarang. Tuhan mempunyai rencana lain. Aku

yakin rencananya sangat indah walaupun aku tidak bisa

menerimanya dengan baik. Terlalu adil bagi Cho Narri

jika kau pergi.” Yumi menghapus air matanya. Ia beralih

menatap foto besar yang usang itu.

“Saat aku di Jepang, aku takut tidak bisa bertemu

denganmu lagi dan ternyata itu benar. Kenapa setiap

ketakutanku menjadi kenyataan. Aku tidak bisa bertemu

denganmu lagi, tidak bisa. Saat kau menggenggam

Page 218: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

218

tanganku, sampai sekarang aku masih merasakannya.

Aku berfikir untuk tidak menghapusnya. Bukankah itu hal

yang bodoh? Aku tidak mencuci tanganku. Seandainya

kau masih hidup, mungkin aku tidak akan khawatir.”

Bibirnya kembali bergetar. Kedua matanya menatap lamat

wajah Kyung Soo.

“Sampai sekarang aku masih mencintaimu.”

Ia segera menutupi wajahnya. Menahan tangis

yang semakin menjadi-jadi. Kepergian Kyung Soo sudah

berlalu lama. Dan Yumi memutuskan untuk berlibur ke

Korea. Ia menjadi seorang mahasiswa disalah satu

Universitas ternama di Jepang. Dan lulus dengan nilai

yang begitu memuaskan. Sekarang sambil berlibur ia

juga berniat untuk

mencari pekerjaan di Korea karena seseorang.

“Ternyata benar kau disini?” Pria itu berjalan

sembari perlahan melepas jasnya. Kemudian

menyampirkan jas tebal itu pada tubuh seorang gadis yang

masih berjongkok di samping makam Kyung Soo.

“Sekarang sedang musim dingin, kenapa kau tidak

memakai jaket ?” ucapnya sembari membantu gadis itu

berdiri.

“Kau terlalu khawatir, Byun Baekhyun.” Yumi

melempar senyum tipis.

“Tentu saja. Aku tidak mau melihat calon istriku

sakit.”

Mereka berjalan menyusuri bukit itu setelah

berpamitan pergi dari makam Kyung Soo.

Di rumah sudah menanti Eun Soo dan seluruh

teman-temannya. Mereka mengadakan reuni kegagalan

Page 219: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

219

debut band mereka untuk yang ke 5 tahunnya. Lucu

memang, tapi ide ini dari Sehun. Sehun harus menerima

kekalahannya dalam bersaing dengan Luhan. Yah, Luhan

sudah menjadi seorang penyanyi saat mengikuti sebuah

audisi. Sekarang ia menjadi seorang bintang.

Baekhyun dan Yumi sudah menetapkan tanggal

pernikahan mereka setelah Yumi mendapatkan perkerjaan

sesuai bidangnya di Korea. Eun Soo dan Chanyeol, entah

kenapa hubungan mereka masih tidak bisa dibilang serius.

“Hey Park Chanyeol. Apa kau tidak bisa berhenti

mengupil?” EunSoo berteriak keras, padahal ia sedang

duduk disamping Chanyeol dan berada dimeja makan.

“Aku tidak mengupil, hidungku gatal!” Balas

Chanyeol ketus.

Chanyeol mejadi seorang Dosen di sebuah

Universitas. Sedangkan Eun Soo baru saja lulus dan tidak

berniat untuk bekerja, karena jika memang ia menikah

dengan Chanyeol, maka Eun Soo tidak perlu bersusah

payah untuk membantu mencari uang.

Sehun hanya memperhatikan sembari melahap

makanan yang ada dimeja. Ia dan Kai terus bersaing untuk

menghabiskan makanan yang ada dipiringnya.

“Apa kalian tidak bosan bertengkar terus?” Ucap

Kai dengan mulut penuhnya.

“Kami tidak bertengkar,” elak Chanyeol. Eun Soo

mengangguk.

“Kalau saja kau bersamaku, kau tidak akan

marah-marah seperti ini,” jawab Kai dengan entengnya.

Seketika Chanyeol melotot dan menunjukkan

garpu yang ada ditangan kanannya kewajah Kai. Eun Soo

Page 220: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

220

dan lainnya tertawa lebar. Acara makan mereka semakin

terdengar ramai oleh pertengkaran Kai dan Chanyeol.

The End

TENTANG

PENULIS

Mentari Puteri Utami . Bernama pena Merumi. Lahir di Sidoarjo tanggal 10 Agustus 1993.

Page 221: “I Don‟t Believe In Fate”€¦ · “I Don‟t Believe In Fate” Bagian 2 By : Merumi Aku suka , berasa nonton drama kalo baca tulisan eonni yang satu ini, dan

221

Email : [email protected]

Facebook : Mentari Lee

Twitter : @MissKyungsoo.