anxiety disorder

9
Anxiety Disorder A. Pengertian Anxiety Anxiety atau kecemasan adalah keadaan suasana perasaan yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fsik dan kekawatiran tantang masa depan (American Psychiatric Association, 199! "arlow, #$$#%. Anxiety juga dapat diartikan se&agai suatu perasaan yang tidak tenang, cemas, takut, dan dapat &ersi'at ringan sampai parah. ondisi ini dapat muncul tanpa se&a& yang jelas. )a merupakan tingkatan emosional dengan karakteristik adanya peru&ahan pada tu&uh, pikiran, dan tingkah laku seseorang. Adapun pengertian anxiety menurut ahli diantaranya yaitu* 1. +reud ecemasan atau anxiety adalah keadaan tegang yang memoti'asi indi idu untuk &er&uat sesuatu. +ungsinya adalah untuk memperingatkan adanya ancaman &ahaya. Apa&ila tidak &isa mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung, maka ego mengendalikan cara-cara yang tidak realistis yakni tingkah laku yang &erorientasi pada pertahanan ego. #. a ison ecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya ketegangan fsiologis. alam teori pem&elajaran dianggap se&agai suatu dorongan yang menjadi perantara antara situasi yang mengancam dan prilaku menghindar. onsep &ahwa kecemasan adalah suatu proses menjelma se&agai teori yang mengatakan kecemasan adalah suatu jenjang peristiwa yang teratur dan si'atnya temporer. Ancaman menandai penilaian su&yekti' seseorang &ahwa suatu situasi mengandung &ahaya atau ancaman. Akan tetapi, jika orang yang mena'sirkan suatu situasi se&agai &ahaya atau ancaman itu tidak mampu mengatasi penye&a& stress, maka ia akan terje&ak dalam pertahanan psikologis untuk menghilangkan keadaan cemas itu, atau untuk mengurangi intensitasnya.

Upload: imran-taufik

Post on 02-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

3

TRANSCRIPT

Anxiety DisorderA.Pengertian AnxietyAnxiety atau kecemasan adalah keadaan suasana perasaan yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekawatiran tantang masa depan (American Psychiatric Association, 1994; Barlow, 2002).Anxiety juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan yang tidak tenang, cemas, takut, dan dapat bersifat ringan sampai parah. Kondisi ini dapat muncul tanpa sebab yang jelas. Ia merupakan tingkatan emosional dengan karakteristik adanya perubahan pada tubuh, pikiran, dan tingkah laku seseorang.Adapun pengertian anxiety menurut ahli diantaranya yaitu:1.FreudKecemasan atau anxiety adalah keadaan tegang yang memotifasi individu untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah untuk memperingatkan adanya ancaman bahaya. Apabila tidak bisa mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung, maka ego mengendalikan cara-cara yang tidak realistis yakni tingkah laku yang berorientasi pada pertahanan ego.2.DavisonKecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya ketegangan fisiologis. Dalam teori pembelajaran dianggap sebagai suatu dorongan yang menjadi perantara antara situasi yang mengancam dan prilaku menghindar.Konsep bahwa kecemasan adalah suatu proses menjelma sebagai teori yang mengatakan kecemasan adalah suatu jenjang peristiwa yang teratur dan sifatnya temporer. Ancaman menandai penilaian subyektif seseorang bahwa suatu situasi mengandung bahaya atau ancaman. Akan tetapi, jika orang yang menafsirkan suatu situasi sebagai bahaya atau ancaman itu tidak mampu mengatasi penyebab stress, maka ia akan terjebak dalam pertahanan psikologis untuk menghilangkan keadaan cemas itu, atau untuk mengurangi intensitasnya.

B.Faktor Penyebab AnxietyBeberapa penyebab dari gangguan kecemasan adalah:1.Traumatis2.Depresi3.Konflik-konflik4.Ketidak seimbangan kimia dalam tubuh5.Perubahan struktur otakDari Pandangan Biologis Meski penyebab anxiety belum diketahui sepenuhnya, namun gangguan keseimbangan neurotransmitter dalam otak tidak dapat menimbulkan anxiety dalam diri seseorang. Faktor genetic juga dapat menimbulkan gangguan ini. Pasien yang mengalami cemas yang luar biasa akibat ancaman yang dating dari dalam diri sendiri yang merupakan bahaya yang tidak nyata yang disertai reaksi fisik dan prilaku.Dari pandangan psikologis Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotic dengan memasukkan persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.Dari pandangan PsikososialSaat melakukan hal ini, ego juga harus menghadapi tuntutan yang bertentangan dari id dan superego, id berusaha untuk memenuhi semua keinginan, kebutuhan dan dorongan, sementara super ego berusaha mendapatkan ego untuk bertindak dalam cara yang idealis dan moral.Dari pandangan Sosiokultural Tampak bahwa kondisi sosioekonomik tertentu cendrung berkaitan dengan gejala gangguan tertentu. Akan tetapi, bagaimana sesungguhnya dinamika pengaruhnya belum cukup jelas.

C.Tanda-Tanda Anxietya. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was dan keresahan bersifat tak menentu.b. Mudah tersinggung, sering merasa tidak mampu, minder, depresi.c. Sulit berkomunikasi dan mengambil keputusan serba takut salah.d. Bersifat tegang-lamban, bereaksi terhadap rangsangan yang secara tiba-tiba.e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, mengalami diare ringan, sering buang air kecil, insomnia, dan mimpi buruk.f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangan sering basah.g. Sering berdebar-debar.h. Sering mengalami anxiety attocus/ tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicu yang jelas.Gejalanya dapat berupa berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan. Emosinya tidak stabil, ia sangat irritable, cepat tersinggung, sering dalam keadaan excited/gempar/gelisah. Namun juga cepat menjadi depresi disertai bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi dan rasa dikejar-kejar oleh sesuatu yang tidak jelas. Selalu diliputi ketegangan emosional dan diganggu bayangan-bayangan. Sering merasa mual dan muntah, badan selalu lelah, menderita sesak nafas, banyak berkeringat, bergemetaran.

D.Jenis-Jenis AnxietyBeberapa jenis anxiety disorders yang bisa kita jumpai adalah:Panic disorders.Orang-orang dengan gangguan kepanikan ini biasanya sering merasa diteror secara tiba-tiba dan terjadi berulang kali. Mereka sering kali mudah berkeringat, merasakan sakit di dada, palpitasi (detak jantung tidak teratur), dan perasaan tersedak, yang dapat membuat seseorang merasa seperti sedang mengalami serangan jantung.Obsessive-Compulsive Disorders(OCD). Orang-orang yang mengalami OCD ini biasanya memiliki gangguan pikiran yang konstan dan ketakutan-ketakutan tertentu akan sesuatu secara berlebihan sehingga mendorongnya untuk melakukan ritual atau rutinitas tertentu. Misalnya, orang yang takut pada kuman secara berlebihan sering kali berpikiran bahwa ada banyak kuman di sekelilingnya, sehingga setiap kali ia menyentuh sesuatu, ia harus segera mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan.Post-traumatic stress disorder (PTSD).Orang dengan gangguan PTSD ini biasanya pernah mengalami trauma atau peristiwa yang sangat mengerikan seperti pelecehan seksual atau fisik, kematian tak terduga orang yang dicintai, atau bencana alam. Orang dengan PTSD sering memiliki pikiran dan kenangan yang abadi dan cenderung menakutkan terhadap kejadian tersebut. Biasanya, mereka cenderung mati rasa secara emosional.Social anxiety disorders.Sering disebut juga sebagai fobia sosial, yakni kecemasan berlebihan seseorang terhadap lingkungan sosialnya. Orang-orang dengan gangguan ini biasanya takut dengan penilaian orang lain, takut diejek, takut tidak diterima oleh teman-temannya, dsb.Spesific phobias.Biasanya, orang-orang dengan gangguan ini memiliki ketakutan-ketakutan terhadap hal-hal tertentu. Seperti takut ketinggian, takut darah, takut ular, takut terbang, dsb.Generalized anxiety disorder.Gangguan ini melibatkan rasa khawatir yang berlebihan, sering kali tidak realistis, meski tidak ada hal-hal yang memprovokasi ketakutan tersebut. Orang-orang demikian sering kali mengalami halusinasi.

E.Cara Pencegahan1.Terapi AnxietySecara umum terapi kelainan anxiety dibagi menjadi dua macam, dengan obat-obatan dan dengan psikoterapi atau biasa dikenal dengan nama terapi bicara.Walaupun tiap anxiety disorder memiliki karakteristik tersendiri, umumnya mereka memberikan respon yang baik terhadap dua jenis terapi ini. Dua terapi ini dapat diberikan sendiri-sendiri atau dikombinasikan (Dickey, 2002; American Psychiatric Association, 2005).Kedua bentuk terapi tersebut dapat dilakukan pada kebanyakan jenis anxiety disorder. Pemilihan terapi, baik salah satu ataupun kombinasi keduanya adalah berdasarkan pilihan dari dokter dan pasien ataupun berdasarkan jenis anxiety yang dialami. Sebagai contoh, hanya psikoterapi yang efektif untuk mengatasi phobia (Dickey, 2002).Tahap awal yang tepat dalam melakukan perawatan terhadap kelainan ansietas adalah dengan mengunjungi dokter keluarga. Pertama kali, dokter akan melakukan evaluasi diantaranya apakah gejala yang sedang dialami berasal dari anxiety disorder, jenis anxiety disorder apa yang sedang dialami, dan kondisi-kondisi apa saja yang ikut menyertai.Sangatlah penting untuk menentukan masalah yang spesifik yang menjadi penyebab sebelum memulai suatu rangkaian perawatan. Pasien perlu memberi tahu dokter perawatan apa saja yang pernah dicoba apabila sebelumnya telah mendapatkan perawatan anxiety disorder.Biasanya dari dokter keluarga, pasien akan dirujuk ke ahli kesehatan mental. Mereka diantaranya adalah psikiater, psikolog, pekerja sosial, dan konselor. (Dickey, 2002).1.Obat-obatan AnxietyObat-obatan tidak akan menyembuhkan anxiety disorder, melainkan hanya mengendalikan gejala yang timbul sehingga pasien dapat menjalani hidupnya dengan lebih normal (Dickey, 2002).a.AntidepresanAntidepresan dapat digunakan sampai beberapa minggu sampai gejala mulai menghilang. Obat antidepresan yang digunakan untuk terapi anxiety diantaranya (Dickey, 2002):SSRIsSelective serotonin reuptake inhibitors atau SSRIs bekerja di otak pada serotonin dan memiliki efek samping lebih kecil dari antidepresan sebelumnya. Pada awal pemakaian pasien mungkin dapat mengalami rasa mual ataupun gugup, namun kondisi ini akan menghilang.Beberapa pasien terkadang mengalami gangguan seksual setelah mengkonsumsi obat ini. Hal ini dapat diatasi dengan mengatur dosis obat ataupun menggantinya dengan SSRIs lain (Dickey, 2002).Fluoxetine, sertraline, fluvoxamine, paroxetine, dan citalopram merupakan SSRIs yang umum diberikan untuk kondisi panic disorder, OCD, PTSD, dan social phobia ataupun depresi. Venlafaxine merupakan obat yang masih berhubungan dengan obat-obatan SSRIs dan sangat efektif untuk merawat GAD (Dickey, 2002).TricyclicsSebelum SSRIs ada juga obat lain untuk merawat anxiety disorder yaitu tricyclics. Obat ini seefektif SSRIs dalam mengatasi anxiety disorder, namun banyak dokter dan pasien lebih memilih memakai obat terbaru, yaitu SSRIs, karena tricyclic terkadang menyebabakan pusing, mengantuk, mulut kering, dan kenaikan berat badan.Apabila efek samping ini muncul, dosis obat perlu diubah ataupun dilakukan penggantian obat (Dickey, 2002).Tricyclics sangat berguna untuk merawat orang dengan kekambuhan anxiety disorder dan depresi. Golongan obat ini diantaranya Clomipramine, satu-satunya antidepresan di golongan ini yang diresepkan untuk OCD, serta imipramine yang diresepkan untuk panic disorder dan GAD (Dickey, 2002).MAOIsMonoamine oxidase inhibitors, atau MAOIs merupakan golongan paling tua dari obat-obatan anti depresi. MAOI yang paling umum diresepkan adalah phenelzine, yang efektif untuk orang-orang dengan kelainan panik dan social phobia. Tranylcyprominedan isoprocarboxazid juga dapat digunakan untuk mengatasi anxiety disorder.Namun, penggunaan MAOI perlu diperhatikan dengan baik karena obat ini dapat berinteraksi dengan berbagai macam substansi seperti makanan (keju dan anggur merah) serta obat-obatan SSRI. Interaksi ini dapat berupa meningkatnya tekanan darah dan bahaya-bahaya lain yang dapat mengancam jiwa (Dickey, 2002).b. Antianxiety.Benzodiazepines.Benzodiazepines dapat mengurangi gejala dengan cepat dan memiliki sedikit efek samping, walaupun terkadang dapat menimbulkan rasa kantuk. Obat ini hanya diresepkan untuk jangka pendek, karena obat ini dapat menimbulkan toleransi bagi pemakainya.Pengecualian bagi kelainan panik, yang biasanya pengobatan dapat dilakukan 6 bulan sampai 1 tahun. Orang pengguna alkohol atau obat-obatan terlarang tidak dianjurkan memakai obat ini karena akan menyebabkan ketergantungan (Dickey, 2002).Beberapa orang dapat mengalami rasa kecanduan setelah mereka menghentikan obat ini. Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi dosis obat secara bertahap. Pada beberapa kasus, penghentian penggunaan obat ini dapat mengakibatkan kembalinya gejala anxiety.Masalah-masalah potensial dari obat ini mengakibatkan dokter jarang menggunakan obat ini, walaupun obat ini dapat memberikan keuntungan-keuntungan bagi pasiennya (Dickey, 2002).Beberapa obat benzodiazepines diantaranya clonazepam yang biasanya digunakan untuk social phobia dan GAD, alprazolam untuk panic disorder dan GAD, dan lorazepam untuk panic disorder (Dickey, 2002).Buspirone.Obat antianxiety terbaru, buspirone, dapat digunakan untuk merawat GAD. Efek samping yang dapat ditimbulkan diantaranya pusing, sakit kepala, dan mual. Obat ini harus digunakan secara teratur selama 2 minggu untuk mencapai efek antianxiety (Dickey, 2002).Beta-blocker.Beta-blocker, misalnya propanolol, dapat pula membantu mengatasi kelainan ansietas tertentu khususnya social phobia dengan gejala diantaranya jantung berdebar, tangan gemetar, dan gejala fisik lainnya (Dickey, 2002).Terapi menggunakan obat-obatan dapat pula dikombinasikan dengan psikoterapi, dan bagi beberapa orang kombinasi ini merupakan pendekatan yang paling baik dalam perawatan (Dickey, 2002).

2.Psikoterapi.Psikoterapi merupakan terapi yang dilakukan dengan cara melakukan pembicaraan dengan ahli kesehatan mental profesional, seperti psikiater, psikologi, pekerja sosial, ataupun konselor untuk belajar mengatasi masalah yang berhubungan dengan anxiety disorder (Dickey, 2002).1.Terapi tingkah laku-kognitif dan tingkah lakuPenelitian menunjukkan bahwa terapi tingkah laku-kognitif merupakan bentuk psikoterapi yang efektif untuk beberapa anxiety disorder, khususnya panic disorder dan social phobia.Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa terapi tingkah laku-kognitif bertahan lebih lama daripada terapi menggunakan obat-obatan untuk orang-orang dengan kelainan panic disorder, OCD, PTSD, dan social phobia (Dickey, 2002).Terapi ini mempunyai dua komponen yaitu komponen kognitif dan tingkah laku. Komponen kognitif yang membuat orang mengubah pola pikir untuk mencegah datangnya rasa takut mereka.Misalnya orang dengan panic disorder dapat dibantu dengan membuat agar mereka berpikir bahwa serangan panik yang mereka hadapi bukanlah serangan jantung seperti yang sebelumnya mereka pikirkan (Dickey, 2002).Komponen tingkah laku mencoba mengubah reaksi orang terhadap situasi yang memicu anxiety. Caranya dengan memberikan orang apa yang mereka takutkan dan melatihnya untuk jangka waktu tertentu sampai mereka terbiasa dengan hal yang mereka takutkan itu.Teknik tingkah laku lain adalah dengan mengajarkan orang mengambil nafas dalam-dalam untuk membantu relaksasi dan menangani rasa anxiety mereka. Terapi tingkah laku sendiri telah lama digunakan dan efektif untuk menangani phobia spesifik (Dickey, 2002).Tujuan utama dari terapi tingkah laku-kognitif dan terapi tingkah laku adalah mengurangi tingkat anxiety dengan menghilangkan pikiran-pikiran ataupun reaksi terhadap hal tertentu yang menimbulkan reaksi anxiety. Biasanya terapi ini dilakukan selama 12 minggu (Dickey, 2002).Terapi tingkah laku kognitif dan terapi tingkah laku dapat pula dilakukan dalam satu kelompok. Metode ini sangat cocok untuk social phobia (Dickey, 2002).Hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan adalah pasien merasa nyaman dengan terapi yang dilakukan. Apabila hal ini tidak dapat dicapai, dianjurkan pasien mencari bantuan yang lain (Dickey, 2002).Beberapa hal yang dapat menambah efektifitas perawatan anxiety diantaranya adalah berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain, dukungan dari keluarga, teknik manajemen stress seperti meditasi (Dickey, 2002).F.Kasus AnxietySeorang Ibu yang merupakan mantan aktivis banyak organisasi (mulai dari PKK, Dharma Wanita, dll) di Jakarta, terpaksa harus mengikuti suaminya yang pindah ke daerah pelosok di Provinsi D.I. Yogyakarta karena sudah pensiun. Awalnya hal ini dapat diadaptasikan oleh sang Ibu, namun lama kelamaan kevakuman sang Ibu tersebut dalam hal aktivitas sosial membuat timbul perasaan merasa salah terus, minder, kurang dihargai, dan lain-lain. Yang RASA semacam ini sudah pernah menghinggapi Pikiran Bawah Sadar Beliau ketika terjadi peristiwa Prahara di rumahtangganya ketika suaminya masih aktif bekerja. Ditambah lagi adanya pola terulang di kehidupan rumah tangga anak-anaknya yang juga mengalami kawin-cerai. Segala hal tersebut diatas semakin membuat Beliau mengulang kembali pola perilaku dalam bereaksi (Coping Behaviour) ketika menghadapi segala hal yang mengecewakan Beliau, sehingga secara Bawah Sadar menumpuk dan muncul sebagai Anxiety Syndrome (Gejala KecemasanSumber:Baihaqi, dkk. 2005.Psikiatri (Konsep Dasar Gangguan-Gangguan.Bandung:Refika Aditama.Davison, dkk. 2006.Psikologi Abnormal.Jakarta:Rajawali Press.Durand, Mark, dkk. 2006.Intisari Psikologi Abnormal.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.Sumadinata, N. 2004.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: Remaja Rosda karya.Soemantri, Sutjihati. 2007.Psikologi ALB.Bandung:Refita Aditama