antrop uts

Upload: joko-joe

Post on 18-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tes doang

TRANSCRIPT

Pada buku prof. koentjaraningrat yang berjudul pengantar ilmu antropologi, ilmu antropologi budaya mengalami beberapa fase perkembangan. Fase pertamaperkembangan ilmu antropologi berawal dari penjelajahan bangsa eropa barat ke benua asia, afrika, dan amerika sekitar sebelum abad ke-19. bangsa eropa barat mulai mengumpulkan tulisan-tulisan berbentuk deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, dan ciri-ciri fisik dari beragam suku bangsa yang menurut mereka sangat menarik karena sangat berbeda dengan kebudayaan mereka kala itu. namun, dalam fase ini, bentuk deskripsi tersebut masih kabur dan hanya menonjolkan hal-hal yang tampak aneh bagi mereka. Sampai akhirnya pada permulaan abad ke-19, perhatian dunia ilmiah terhadap pengetahuan tentang masyarakat, adat istiadar, dan ciri-ciri fisik bangsa di luar Eropa tersebut mulai muncul sehingga timbul museum-museum pertama tentang kebudayaan kebudayaan bangsa-bangsa di luar eropa sebagai usaha mereka untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan pengetahuan etnografi tadi menjadi satu.Fase keduailmu antropologi sesungguhnya timbul pada fase kedua yakni pada pertengahan abad ke-19 dimana timbulnya beberapa karangan tentang pengklasifikasian ragam kebudayaan di seluruh dunia ke dalam tingkat-tingkat evolusi tertentu dan juga tentang sejarah penyebaran kebudayaan-kebudayaan bangsa di muka bumi. Ilmu antropologi pada fase kedua berupa ilmu yang akademikal karena hanya menjadi bahan penelitian di kalangan akademisi, bukan penelitian yang bertujuan secara langsung (praktis). Pada fase ini, bentuk masyarakat dan kebudayaan di eropa barat kala itu dianggap sebagai bentuk masyarakat dan kebudayaan manusia yang tertinggi sedangkan semua bentuk masyarakat dan kebudayaan bangsa-bangsa di luar eropa dianggap sebagai sisa-sisa dari kebudayaan manusia zaman dahulu yang masih hidup sampai sekarang (bangsa primitive) dan sebagai contoh dari tingkat kebudayaan yang lebih rendah. Fase ketigaberbeda dengan fase kedua, fase ketiga dari perkembangan ilmu antropologi menjadi suatu ilmu praktis karena digunakan untuk kepentingan pemerintah colonial terhadap bangsa-bangsa di luar eropa yang masyarakatnya belum kompleks. Ilmu antropologi yang berkembang pada permulaan abad ke-20 ini bertujuan untuk memahami bangsa-bangsa di luar eropa sehingga memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan luar eropa. Selain itu, ilmu antropologi pada fase ini juga digunakan untuk menambah suatu pengertian tentang masyarakat yang kompleks dengan dasar bahwa suatu pengertian masyarakat yang tidak kompleks akan menambah pengertian tentang masyarakat yang kompleks.Fase ke empatakibat dari usainya perang dunia II yang menyebabkan mulai hilangnya bangsa-bangsa primitive di muka bumi dan timbulnya antipati terhadap kolonialisme mendorong ilmu antropologi mengembangkan lapangan peneilitiannya dengan tujuan baru yaitu mempelajari manusia dari sudut keragaman fisik, masyarakat, dan kebudayaan di daerah pedesaan pada umumnya. Ilmu antropologi tidak hanya mempelajari suku bangsa di luar eropa, tetapi juga suku bangsa di daerah pedesaan eropa. Pada fase perkembangan ke empat ini, ilmu antropologi menjadi ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencapai pengertia makhluk manusia pada umumnya, serta membangun masyarakat suku bangsa.

2. cirri-ciri masyarakat pada umumnya yaitu: - adanya interaksi antara warga-warganyaPada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial, dimana ia tidak dapat hidup sendiri. Maka dibutuhkan manusia-manusia lain untuk melengkapi kekurangan manusia satu atau untuk mencapai tujuan bersama. Dari dasar tersebut, interaksi antara warga secara tidak langsung akan timbul dalam suatu kehidupan sosial.Salah satu contohnya adalah gotong royong. Dalam gotong royong terjadi suatu interaksi yang intens antara warga-warga yang mendiami lingkungan yang sama demi mencapai tujuan bersama yakni penyelesaian permasalahan lingkungan yang mereka tempati. Selain gotong royong, transaksi jual beli juga menjadi contoh interaksi antara warga dalam masyarakat. Misalnya seorang A membuka warung yang menjual bahan-bahan pangan. Hal tersebut menjadi peluang interaksi dimana warga sekitar yang membutuhkan bahan pangan dengan segera, dapat ke warung tersebut. contoh lainnya adalah olahraga bersama. - adat istiadat, norma, hukum, dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola tingkah lakuContoh kecilnya adalah penerapan lapor 1x24 jam kepada ketua RT setempat jika kedatangan tamu yang bertamu melebihi 1x24 jam, dan adanya jam malam dimana pintu gerbang atau palang sebuah RT atau blok ditutup jika sudah memasuki pukul 22.00. dari hal tersebut timbul pola tingkah laku terbuka dalam memberi informasi adanya tamu di rumah kepada ketua RT atau bagian keamanan demi keamanan warga sekitar dan juga tidak pulang terlalu larut malam.Selain itu juga, - kontinuitas waktuMaksud dari kontinuitas waktu yang menjadi cirri-ciri masyarakat yaitu dalam kesatuan manusia tersebut tidak bersifat sementara dan sewaktu-waktu dapat berpindah kesatuannya, melainkan terus berjalan. Contohnya adalah sebuah warga desa yang sudah bertetangga selama bertahun-tahun atau bahkan sudah turun-temurun menjadi warga daerah tersebut. masyarakat Indonesia dapat juga dijadikan contoh kontinuitas waktu. Dimana masyarakat Indonesia tersebut tidak berpindah-pindah menjadi warga Negara lain. Masyarakat Indonesia jelas akan berbeda dengan warga negara asing yang walaupun sudah lebih dari setahun, sewaktu waktu ia dapat kembali ke Negara asalnya ataupun Negara lain. - rasa identitas kuat yang mengikat semua wargaContoh dari rasa identitas kuat yang mengikat dapat kita lihat pada masyarakat adat minangkabau. Walaupun sudah merantau ke tempat yang jauh dari daerah asal nya berpuluh-puluh tahun lamanya, rasa komunal terhadap sesama masyarakat minangkabau masih terasa. Rasa komunal tersebut ditunjukkan dengan adanya perkumpulan masyarakat minangkabau dalam suatu daerah tertentu ataupun saling tolong-menolong kepada sesama masyarakat minangkabau, meskipun tidak mengenali satu sama lain. contoh lain dari cirri masayarakat ini pada zaman modern yaitu partisipasi warga dalam melakukan pemilihan kepala daerah masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa mereka mengakui bahwa mereka adala bagian dari daerah tersebut dan perlu untuk mengeluarkan haknya untuk memilih orang terbaik yang dapat menjadikan daerahnya lebih baik lagi.

1. aspek objek antrop masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia (etnolinguistik)aspek antropologi budaya ini melakukan penelitian berupa daftar kata kata, pelukisan tentang cirri dan tata bahasa dari berates-ratus bahasa suku-bangsa di muka bumi yang tekumpul bersamaan dengan bahan kebudayaan suku bangsa. Bahan tersebut kemudian berkembang menjadi berbagai macam metode analisa kebudayaan, serta metode menganalisa dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan.

masalah perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan di seluruh duniaaspek antropologi budaya ini mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi dari sebelum manusia mengenal huruf. Perkembangan kebudayaan umat manusia dibagi menjadi dua, yaitu masa selum manusia mengenal huruf dan masa setelah manusia mengenal huruf. Masa sebelum manusia mengenal huruf dimasukkan dalam kategori ilmu pre histori sedangkan setelah manusia mengenal huruf dalam kategori histori. Bahan bahan penelitian pre histori berupa benda benda dan alat alat atau artefak yang tersimpan dalam lapisan bumi, sedangkan bahan penelitian histori berupa catatan dan tulisan tulisan yang di tulis pada zaman dahulu.

masalah azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi (etnologi)aspek antropologi ini termasuk dalam ilmu etnologi. Dalam etnologi sendiri berkembang dua metode penelitian yaitu descriptive integration dan generalizing approach. Descriptive integration mengolah dan mengintegrasikan hasil penelitian dari sub-sub ilmu antropologi fisik, etnolinguistik, ilmu pre histori, dan etnografi. Descriptive integration selalu mengenai satu daerah tertentu dimana mencari pengertian sejarah perkembangan dari satu daerah tersebut. sedangkan generalizing approach mencari asas persamaan dari beragam masyarakat dari kelompok-kelompok manusia dimuka bumi ini.

1. manusia dalam masyarakat suku bangsa

Sebagai salah satu makhluk di muka bumi, manusia termasuk makhluk yang hidup dalam kelompok. Kelompok-kelompok yang kemudian disebut suku bangsa tersebut tercipta karena adanya persamaan wilayah tempat tinggal secara kontinu sehingga individu-individu tersebut bergaul dan berinteraksi dengan perantara lambang-lambang tertentu, salah satunya bahasa, yang dipunyai bersama. Kemudian dalam suku bangsa tersebut timbul kebudayaan, adat istiadat, serta gaya hidup yang berbeda dengan suku bangsa lainnya. timbul pula rasa identitas dalam individu masing-masing bangsa bahwa mereka adalah bagian dari suku bangsa tersebut. selain itu, cirri fisik dari manusia-manusia dalam suku bangsa ikut menjadi serupa akibat pengaruh kondisi fisik, gaya hidup dan juga karena masih dalam satu nenek moyang.Pada akhir abad ke-20, hampir seluruh manusia di dunia digolongkan ke dalam negara-negara. Walaupun begitu, suku bangsa masih tetap ada dalam bagian-bagian Negara tersebut.2. kebudayaan

3. perilakuTimbulnya rasa cinta, stimulasi intelektual, persahabatan rasa harga diri dan seuerusnya merupakan akibat dari perilaku pihak lain terhadap diri sendiri. Perilaku pihak lain juga timbul karena dorongan dari perilaku diri sendiri