anpotwil pulau banyak

Upload: lalu-heru

Post on 19-Jul-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau banyak atau sering disebut Kepulauan Banyak adalah sebuah Kecamatan di wilayah Aceh Singkil dan datarannya terpisah dari pulau Sumatera, perjalanan dari ibu kota aceh Singkil ke pulau banyak memakan waktu 4 jam dengan kapal Fery. Pulau banyak merupakan kecamatan yang memiliki 99 pulau terdiri dari 7 desa di ambil dari penduduk yang cukup untuk menjadi sebuah desa di masing-masing pulau yang berpenduduk. Pulau banyak juga merupakan wisata bahari yang diminati banyak wisatawan domestic dan luar negeri (Belanda, Perancis, Belgia dan Amerika). Potensi daerah yang dimiliki kepulauan ini sangat beragam baik dari aspek perikanan, perternakan, perkebunan, pertanian, perindustrian dan pertambangan. Namun disini penulis hanya memaparkan sebagian dari potensi daerah ini saja. Data Pontesi Daerah Pulau banyak memberikan gambaran sektor-sektor yang dominan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Kepulauan banyak ini. Sektor-sektor tersebut antara lain : 1. Sektor Kelautan, yang merupakan sektor yang memiliki potensi sangat besar karena berdasarkan karakteristik wilayah Kepulauan Banyak yang merupakan 96% lautan. Pada sektor kelautan ini akan memaparkan data potensi Perikanan Tangkap dan Budidaya, Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau, Migas dan Kapal Tenggelam, serta Industri Kelautan. 2. Sektor Peternakan, memaparkan potensi ternak di Kepulauan Banyak yang meliputi jumlah populasi, pemotongan, dan daging yang dihasilkannya. 3. Sektor Pertanian, memaparkan potensi pertanian di Kepulauan Banyak yang meliputi luas lahan menurut jenis lahan dan produksi tanaman buah-buahan. 4. Sektor Pariwisata, memaparkan tentang potensi objek-objek pariwisata di Kepulauan Banyak. Selain itu juga dipaparkan jumlah fasilitas hotel, kamar, dan tempat tidur serta perkembangan jumlah wisatawan. 5. Sektor Pertambangan, memaparkan potensi potensi sumberdaya alam mineral dan energi di Kepulauan Banyak. 6. Sektor Industri, memaparkan tentang kondisi industri manufaktur serta daftar investor asing di kawasan Teluk Nibung, haloban, Ujung Sialit dan Kuala Gedang. B. Rumusan Masalah 1. Mengenali Potensi Daerah Pulau banyak 2. Mengenal khas Daerah Pulau Banyak 3. Memahami klasifikasi potensi daerah (Kelautan, Perternakan, Kelautan, Pariwisata, Pertambangan dan Industri) C. Rumusan Masalah 1. Memenuhi Tugas Analisis Potensi Wilayah Tingkat Kecamatan 2. Memahami Potensi dan Kekhasan daerah sendiri dan memaparkannya di hadapan temanteman praja

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

1

BAB II PEMBAHASAN 1. POTENSI WILAYAH Potensi Kepulauan Banyak sangat banyak, baik dari sector kelautan, perternakan, pertanian, perkebunan dan pariwisata. Walaupun luas wilayah kepulauan ini sangat kecil namun potensi yang ada berpengaruh besar dalam APDB Kabupaten Aceh Singkil. Adapun Sektor-sektor yang berpengruh tersebut adalah: A. Sektor Kelautan Sebagai Provinsi Kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar dibidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya. Jenis Komoditas yang dikembangkan di Loka Budidaya Laut Batam No 1 2 Jenis Produksi Kakap Putih Kakap Macan Produksi (benih) 500.000 80.000 Teknologi yang dihasilkan Daerah Distribusi Propinsi Produksi Massal Riau Propinsi Produksi Massal Kepulauan Banyak Propinsi Peningkatan SR, Sumatera saat SR -nya 5% Barat Peningkatan SR, Propinsi saat SR -nya Kalimantan 1,25% Selatan Pemeliharaan Propinsi larva dan Kalimantan identifikasi pakan Barat Pemeliharaan larva dan Propinsi peningkatan SR, DKI saat ini SRJakarta nya0,001% Propinsi Produksi Massal Sumatera Utara Pemijahan Pemijahan Kegiatan TA 2006 2

3

Bawal Bintang

60.000

4

Kerapu Bebek

120.000

5

Gonggong

-

6

Kakap Merah

-

7 8 9 10

Kakap Mata Kucing Kerapu Lumpur Kerapu Kertang Kerapu Sunu

100.000 -

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

11 12

Rumput Laut Abalone

-

Kegiatan TA 2006 Kegiatan TA 2006

1. Perikanan Tangkap dan Budidaya Perikanan tangkap beroperasi di wilayah pengelolaan laut Cina Selatan, Natuna dan ZEEI. Selama ini pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan didominasi oleh perikanan tangkap dilaut. Pada tahun 2004, produksi perikanan tercatat sebesar 178.802,7 ton. Sejumlah 177.967,8 ton (99,5%) berasal dari perikanan tangkap dilaut. Diikuti oleh produksi perikanan budidaya laut sebesar 827,2 ton (0,4%) dan produksi budidaya air payau (tambak) sebesar 7,7 ton (0,1%). Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Potensi Perikanan Tahun 2004 Sumberdaya Tingkat No 1 Jenis Ikan Ikan Pelagis Kecil (Ikan Parang-parang, Ikan Teri, Ikan Selar, Ikan Kembung dan Ikan Tembang Ikan Demersal (Ikan Kakap, Ikan Pari,dll) Udang Paneid Lobster Cumi - cumi Ikan Karang (Ikan Ekor Kuning,Ikan Pisangpisang,Ikan Baronang, Ikan Kerapu, Ikan Napoleon) Ikan Hias TOTAL 513.000 65 tersedia (Ton) pemanfaatan (%)

2

656.000 3 4 5 6 11.000 400 2.697

75 100 60 90

27.656

75

7

293.595,5 1.504.348,5

-

Sampai akhir 2004, jumlah rumah tangga perikanan (RTP) tangkap sebesar 33.670 RTP. Sedangkan untuk perikanan budidaya jumlah RTP sebesar 6.126 RTP.

Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tahun 2004 No 1. 2. Kabupaten/ Kota Bintan Lingga Rumah Tangga Perikanan Tangkap Budidaya 8.010 200 5.256 300 3

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

3. Natuna 4. Karimun 5. anjung Pinang 6. Batam Jumlah

9.986 1.567 1.240 7.591 33.670

3.000 1.000 90 1.536 6.126

Dalam tahun yang sama jumlah armada perikanan tercatat 28.453 buah terdiri dari Perahu Tanpa Motor (PTM) sejumlah 9.649 buah, Motor Tempel (MT) 2.701, Kapal 30 GT sejumlah 15.166 dan Kapal 30 GT 937. Jumlah Kapal Penangkap Ikan Tahun 2004 Kapal Penangkap Ikan 30 PTM MT GT 2.852 130 4.432 1.764 68 2.267 1.526 21 3.989 2.192 584 3.833 310 1.005 9.649 1.898 2.701 509 138 15.166

No 1. 2. 3. 4.

Kabupaten/ Kota

Kab. Bintan Kab. Lingga Kab. Natuna Kab. Karimun Kota Tanjung 5. Pinang 6. Kota Batam Jumlah

30 GT 96 9 497 127 208 937

Jumlah 7510 4.099 5.543 7.106 946 3.249 28.453

2. Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil tersebar di wilayah perairan Kecamatan Pulaubanyak, Natuna, Karimun, Lingga, Teluk Nibung dan Tanjungpinang. Potensi Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil No 1 2 3 4 Jenis Sumberdaya Terumbu Karang Hutan Bakau(Mangrove) Padang Lamun Rumput Laut Luas (Ha) 50.718,3 57.849,2 11.489,6 37.634,8 Wilayah Sebaran Ekosistem Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Lingga Se- Provinsi Kepulauan Banyak Se- Provinsi Kepulauan Banyak Kabupaten Kepulauan Banyak

3. Minyak, Gas Bumi dan Kapal Tenggelam Minyak dan Gas Bumi terdapat di perairan Natuna (Kab. Natuna). Berdasarkan data dari hasil survey bahwa jumlah cadangan minyak bumi di Kepulauan Banyak sebesar 291.81 MMBO dan produksi rata-rata pertahun 16,121 MMBO, sedangkan jumlah cadangan gas sebesar 55,3 TSCF. Barang muatan bekas kapal tenggelam banyak didapati di perairan bagian timur Kab. Kep. Riau, perairan Lingga dan Natuna Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat 4

4. Industri Kelautan Industri Kelautan yang ada di Kepulauan Banyak, diantaranya adalah : 1. Industri pembuatan dan perawatan kapal 2. Industri penunjang kegiatan perkapalan , terdapat 105 industri perkapalan di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Banyak. B. Sektor Perternakan Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil. Potensi Ternak di Provinsi Kepulauan Banyak Jumlah Jenis Populasi Pemotongan Daging (Kg) (ekor) (Ekor) Sapi 9.910 7.689 10.021.351 Kerbau 19.704 18 3.397 Kambing 351 7.646 94.239 Babi 680.380 201.465 8.426.640 Ayam Beras 904.417 745.110 904.593 Ayam Petelur 258.390 219.191 492.335 Ayam Pedaging 442.636 1.134.132 1.508.394 Itik 70.275 120.670 136.652

No. 1 2 3 4 5 6 7 8

D. Sektor Pertanian & Perkebunan

Daerah Aceh Singkil terutama kecamtan Pulau Banyakmemiliki potensi besar di bidang pertanian dan perkebunan. Pertanian di daerah Aceh Singkil meng-hasilkan beras, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, jagung, kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Se-dangkan di bidang perkebunan, daerah Aceh meng-hasilkan coklat, kemiri, karet, kelapa sawit, kelapa, ko-pi, cengkeh, pala, nilam, lada, pinang, tebu, temba-kau, dan randu. Produksi hasil pertanian di Aceh menunjukkan data-data berikut: luas panen padi sawah dan ladang pada tahun 1997 adalah 337.561 Ha dengan produksi 1.382.905 ton; luas panen jagung adalah 25.312 Ha dengan produksi 58.312 ton; luas panen ubi kayu adalah 4.795 Ha dengan produksi 59.782 ton; luas panen ubi rambat adalah 3.220 Ha dengan produksi 31.345 ton; dan luas panen kacang kedelai adalah 71.252 Ha dengan produksi 90.517 ton. Jumlah panen hasil pertanian tahun berikutnya (1998) adalah seperti berikut: luas panen padi sawah dan ladang 365-892 hektar, hasil produksinya 1.486.909 ton; luas panen ubi jalar 2.750 hektar, hasil produksinya 26.401 ton; luas panen ubi kayu 5.477 hektar, hasil produksinya 65.543 ton.

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

5

Daerah Aceh juga banyak menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti bawang merah, cabe, kubis, kentang, kacang panjang, tomat, ketimun, pisang, mangga, rambutan, nangka, durian, jambu biji, pepaya, dan melinjo. Hasil perkebunan utama dari Aceh pada tahun 1998 adalah kelapa sawit 258.315 ton dari hasil perkebunan rakyat dan 231.798 ton dari perkebunan swasta besar; karet 47.620 ton hasil perkebunan rakyat dan 17.153 ton perkebunan besar; coklat 8.865 ton hasil perkebunan rakyat dan 1.821 ton perkebunan besar; kelapa. 89.801 ton hasil perkebunan rakyat; kelapa hebrida 4.088 ton hasil perkebunan rakyat; kopi 41.244 ton hasil perkebunan rakyat; cengkeh 1.016 ton hasil perkebunan rakyat; Pala 7.130 ton hasil perkebunan rakyat; nilam 250 ton hasil perkebunan rakyat; kemiri 17.704 ton hasil perkebunan rakyat dan tebu 16.130 ton hasil perkebunan rakyat.

Sumber daya pertanian di Aceh tersebar di daerah Subulussalam, Singkil, Kota Lokop, dan Pulau Banyak. Potensi hasil perkebunan rakyat dan kehutanan tersebar di Krueng Jreu, Krueng Baro, Seulimun dan Takengon, meliputi komoditas utama kayu, kulit kayu, dan rotan.

E. Sektor Pariwisata Kepulauan Banyak merupakan gerbang wisata mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing sebesar 1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di Kepulauan Banyak antara lain wisata pantai yang terletak di berbagai Kabupaten dan Kota. Pantai Melur dan Pantai Nongsa di Kota Batam, Pantai Belawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di Kabupaten Bintan. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling. Selain wisata pantai dan bahari, Kepulauan Banyak juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat mesjid bersejarah dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional. Jika dilihat dari fasilitas hotel sebagai sarana bagi para wisatawan maka Kota Batam merupakan Kota dengan jumlah Hotel, Kamar dan Tempat Tidur paling banyak. Melalui tabel berikut kita dapat mengetahui perbandingan Batam dan pintu masuk utama para wisatawan di Provinsi Kepulauan : F. Sektor Perindustrian Di bidang industri, daerah Aceh memiliki potensi cukup besar terutama industri hasil hutan, perkebunan, dan pertanian, seperti minyak kelapa sawit, atsiri, karet, kertas, serta industri hasil pengolahan tambang yang belum berkembang secara optimal. Jumlah industri di Aceh pada tahun 1998 menunjukkan data seperti berikut: industri dasar 33 unit dengan tenaga kerja sekitar 5.928 orang; aneka industri 189 unit dengan jumlah tenaga kerja 14.873 orang; industri menengah dan kecil berjumlah 35.090 unit dengan tenaga kerja sekitar 129.477 orang. Total tenaga kerja yang bekerja di sektor industri berjumlah 150.278 orang, dengan tingkat pendidikan rata-rata sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Persoalan kualitas SDM menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh Pemda Tingkat I Aceh, untuk dapat mengembangkan sektor industri di daerah Serambi Mekkah ini.

Jenis industri yang ada meliputi industri makanan, minuman, dan tembakau; industri tekstil dan pakaian jadi; industri kayu, bambu, rotan, dan sejenisnya; industri kertas dan barang-barang dari Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat 6

kertas; industri kimia dan barang-barang dari kimia; industri logam dan barang-barang dari logam. Hasil produksi komoditas industri utama berupa semen, pupuk, kayu gergajian, moulding chips, plywood, dan kertas. Melimpahnya hasil pertanian dan perkebunan di berbagai daerah Indonesia, mendorong masyarakat kita untuk lebihkreatif dan inovatif dalam memanfaatkan hasil bumi yang ada di daerahnya. Jika selama ini hasil bumi seperti buah dan sayur hanya dipasarkan kepada masyarakat luas dalam keadaan masih segar. Kini masyarakat mulai memanfaatkan hasil bumi yang semakin melimpah, dengan mengolah buah dan sayur menjadi produk baruyang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Salah satu inovasi produk yang berhasil dikembangkan masyarakat untuk memanfaatkan hasil bumi adalah pembuatan dodol salak. Dalam rangka meningkatkan nilai jual salak yang sering anjlok ketika musim panen raya datang, sebagian petani mulai memanfaatkan hasil salak sebagai bahan baku utama pembuatan dodol. Murahnya harga salak di musim panen raya, berkisar Rp 4.000,00 sampai Rp 5.000,00 per kilogramnya. Mengharuskan para petani untuk berpikir keras guna meningkatkan nilai jual buah salak yang dihasilkannya. Berbekal bahan baku daging salak, gula, dan santan yang mudah ditemukan di daerah tersebut. Inovasi usaha dodol salak menjadi langkah tepat bagi masyarakat untuk mengatasi permasalahan turunnya harga salak yang selama ini dihadapi para petani. Bila salak segar biasanya hanya dapat bertahan 1-7 hari, produk dodol salak bisa bertahan sampai beberapa bulan bila dikemas dengan baik. Tentu hal ini memberikan keuntungan besar bagi petani salak, sebab selain bisa memperpanjang masa kadaluarsa buah salak. Inovasi tersebut juga memiliki prospek bisnis yang sangat bagus, mengingat saat ini belum banyak pelaku usaha yang memproduksi dodol salak. Tak heran bila sekarang produk ini bisa laku dipasaran dengan harga yang cukup tinggi, yaitu sekitar Rp 9.000,00 sampai Rp 12.000,00 untuk tiap pack. Rasanya yang khas dan besarnya kandungan vitamin yang ada pada buah salak, menjadikan produk dodol salak banyak diburu para konsumen. Tidak hanya konsumen lokal saja yang ingin menikmati legitnya dodol salak, kini banyak konsumen dari luar daerah yang menjadikan produk unik ini sebagai oleh-oleh khas daerah penghasil salak, seperti di daerah Sleman, Bali, dan Tapanuli Selatan.

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

7

Perkembangan pasar yang semakin meningkat tak ayal membuat para pelaku usaha mulai kerepotan memenuhi besarnya permintaan. Sehingga mereka mulai meningkatkan kapasitas produksi yang dulunya masih sangat terbatas dengan bantuan alat seadanya. Mulai beralih menggunakan bantuan mesin pembuat dan pencetak dodol, dalam proses produksi. Dengan bantuan mesin tersebut, para pelaku usaha dapat memproduksi dodol dengan kapasitas lebih banyak, dan hasil yang diperolehpun juga lebih maksimal. Karena hasil adonan dan cetakan bisa seragam satu ukuran. Bahkan saat ini kehadiran mesin pembuat dan pencetak dodol menjadi solusi tepat bagi para pelaku usaha untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Cara kerjanya yang cepat dan tepat, membantu mereka untuk meningkatkan jumlah produksi setiap harinya.

2. KHAS KEPULAUAN BANYAK Penemuan Baru di Pulau Banyak Suatu keanehan telah terjadi di Perairan Pulau Taelana Kecamatan Pulau Banyak, lokasi ini adalah tempat para nelayan mencari ikan dan udang namun pada tanggal 13 April 2010 seorang nelayan warga Desa Haloban mencoba melaut di lokasi ini, yang dikehendaki adalah ikan dan udang dapat ditemukan tetapi keadaan berobah sang nelayan hanya menemukan suatu keanehan, disini nelayan tersebut menemukan sebuah gundukan tanah didalam laut dengan puncaknya seperti kuali dan pada puncaknya ini ditemukan lumpur, adajuga sejenis benda padat berwarna hitam dan bila dibakar maka benda padat tersebut akan terbakar dan menimbulkan aroma (dlm gambar terlihat benda hitam tsb sedang dibakar), selain itu juga ada beberapa jenis batu salah satu diantaranya batu dengan benjolan benjolan berwarna kuning keemasan dan bila kena sinar akan memantulkan cahaya. Pada tanggal 16 April 2010 Camat Pulau Banyak Safnil, SE dan Kepala Dinas Kelautan & Perikanan diruang kerja bapak Bupati A.Singkil didampingi Kepala Desa/Kampong Haloban dan Erdian Jurnalis Metro TV menyerahkan beberapa sampel yang ditemukan di dalam laut perairan Pulau Taelana Kecamatan Pulau Banyak, sampel tersebut antara lain :1. Lumpur, 2. Benda Padat berwarna hitam, 3. Batu berwarna putih dan 4. pecahan berbentuk batu yag berbintik bintik keemasan.

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

8

Kejadian aneh di Pulau Banyak ini telah membuat berita yang menghebohkan di mass media sehubungan adanya berita simpang siur sampai ada yang memberitakan bahwa warga masyarakat resah dan akan mengungsi, kami Camat Pulau Banyak membantah bahwa masyarakat Pulau Banyak tidak ada yang resah dan tidak ada yang mengungsi. Tentang respon Pemda Aceh Singkil dalam hal ini bapak Bupati Aceh Singkil H.Makmursyah Putra, SH,MM sangat respon, begitu sampel kami serahkan bapak Bupati langsung menindak lanjuti dengan membuat surat ke Gubernur dan sekaligus mengirimkan sampel temuan tersebut yang dibawa langsung ke Banda Aceh oleh bapak Sekda Aceh Singkil. Sebagai perpanjangan tangan Bupati Aceh Singkil kami camat Pulau Banyak begitu menerima laporan dari Kepala Desa Haloban pada tanggal 14 April 2010 melalui telpon langsung bergerak ke lokasi bersama sama dengan beberapa warga masyarakat Haloban, Kepala Kampong Haloban, Kepala Kampong Asan Tola , Ketua YPB dengan dukungan 2 unit armada speed bot dari Yayasan Pulau Banyak melakukan penyelaman di lokasi untuk melihat keadaan didalam laut. Rumah Adat Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggungdengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramo keu (serambi depan), seuramo teungoh (serambi tengah) dan seuramo likt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur). Tarian Provinsi Aceh yang memiliki setidaknya 10 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Aceh, seperti Tari Rateb Meuseukat dan Tari Saman. Aceh mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain timphan, gulai itik, kari kambing yang lezat, Gulai Pliek U dan meuseukatyang langka. Di samping itu emping melinjo asal Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat 9

kabupaten Pidie yang terkenal gurih, dodol Sabang yang dibuat dengan aneka rasa, ketan durian (boh drien ngon bu leukat), serta bolu manis asal Peukan Bada, Aceh Besar juga bisa jadi andalan bagi Aceh.

PERKAWINAN Tahapan Melamar Aceh adalah salah satu sukubangsa asal1) di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Di sana mereka tersebar di Kabupaten: Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, sebagian Aceh Timur, sebagian Aceh Barat, sebagian Aceh Selatan, Kota Banda Aceh, dan Kota Sabang. Mereka menyebut dirinya Ureueng Aceh yang berarti Orang Aceh. Sebagaimana masyarakat suku bangsa lainnya di Indonesia, masyarakat Aceh juga menumbuhkembangkan berbagai tradisi sebagai simbol jatidirinya. Ba Ranup merupakan suatu tradisi turun temurun yang tidak asing lagi dilakukan dimana pun oleh masyarakat Aceh, saat seorang pria melamar seorang perempuan. Untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang dirasa bijak dalam berbicara (disebut theulangke) untuk mengurusi perjodohan ini. Jika theulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud maka terlebih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu. Pada hari yang telah disepakati datanglah rombongan orang-orang yang dituakan dari pihak pria ke rumah orangtua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya (ranub kong haba). Setelah acara lamaran selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan anak gadisnya mengenai diterimatidaknya lamaran tersebut. Untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa, maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang dirasa bijak dalam berbicara (disebut theulangke) untuk mengurusi perjodohan ini. Jika theulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud, maka terlebih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu. Pada hari yang telah disepakati, datanglah rombongan orang-orang yang dituakan dari pihak pria ke rumah orangtua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya. Setelah acara lamaran selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah dengan anak gadisnya mengenai diterima-tidaknya lamaran tersebut. Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan peukeong haba, yaitu membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan, termasuk menetapkan berapa besar uang mahar yang diterima (disebut jeunamee) dan berapa banyak tamu yang akan diundang.

Tahapan Bertunangan Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan peukeong haba yaitu membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan, termasuk menetapkan berapa besar uang mahar yang diterima (disebut jeunamee) yang diminta dan berapa banyak tamu yang akan diundang. Biasanya pada acara ini sekaligus diadakan upacara pertunangan (disebut jakba tanda). Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

10

Pada acara ini, pihak pria akan mengantarkan berbagai makanan khas daerah Aceh, buleukat kuneeng dengan tumphou, aneka buah-buahan, seperangkat pakaian wanita dan perhiasan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pria. Pada acara ini pihak pria akan mengantarkan berbagai makanan khas daerah Aceh, buleukat kuneeng dengan tumphou, aneka buah-buahan, seperangkat pakaian wanita dan perhiasan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pria. Namun bila ikatan ini putus di tengah jalan yang disebabkan oleh pihak pria yang memutuskan maka tanda emas tersebut akan dianggap hilang. Tetapi kalau penyebabnya adalah pihak wanita maka tanda emas tersebut harus dikembalikan sebesar dua kali lipat. Menjelang Perkawinan Seminggu menjelang akad nikah, masyarakat aceh secara bergotong royong akan mempersiapkan acara pesta perkawinan. Mereka memulainya dengan membuat tenda serta membawa berbagai perlengkapan atau peralatan yang nantinya dipakai pada saat upacara perkawinan. Adapun calon pengantin wanita sebelumnya akan menjalani ritual perawatan tubuh dan wajah serta melakukan tradisi pingitan. Selam masa persiapan ini pula, sang gadis akan dibimbing mengenai cara hidup berumah tangga serta diingatkan agar tekun mengaji. Selain itu akan dialksanakan tradisi potong gigi (disebut koh gigoe) yang bertujuan untuk meratakan gigi dengancara dikikir. Agar gigi sang calon pengantin terlihat kuat akan digunakan tempurung batok kelapa yang dibakar lalu cairan hitam yang keluar dari batok tersebut ditempelkan pada bagian gigi. Setelah itu calon pengantin melanjutkan dengan perawatan luluran dan mandi uap. Selain tradisi merawat tubuh, calon pengantin wanita akan melakukan upacara kruet andam yaitu mengerit anak rambut atau bulu-bulu halus yang tumbuh agar tampak lebih bersih lalu dilanjutkan dengan pemakaian daun pacar (disebutboh gaca) yang akan menghiasi kedua tangan calon pengantin. Daun pacar ini akan dipakaikan beberapa kali sampai menghasilkan warna merah yang terlihat alami. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mengadakan pengajian dan khataman AlQuran oleh calon pengantin wanita yang selanjutnya disebut calon dara baro .Sesudahnya, dengan pakaian khusus, Calon dara Baroe mempersiapkan dirinya untuk melakukan acara siraman (disebutseumano pucok) dan didudukan pada sebuah tikar yaitu tikaduk meukasap. Dalam acara ini akan terlihat beberapa orang ibu akan mengelilingi Calon dara Baroe sambil menari-nari dan membawa syair yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada Calon dara baroe. Pada saat upacara siraman berlangsung, Calon dara Baroe akan langsung disambut lalu dipangku oleh nyewanya atau saudara perempuan dari pihak orang tuanya. Kemudian satu persatu anggota keluarga yang dituakan akan memberikan air siraman yang telah diberikan beberapa jenis bunga-bungaan tertentu dan ditempatkan pada meundam atau wadah yang telah dilapisi dengan kain warna berbedabeda yang disesuaikan dengan silsilah keluarga. Upacara Akad Nikah Pada hari H yang telah ditentukan, akan dilakukan secara antar linto (mengantar pengantin pria). Namun sebelum berangkat kerumah keluarga Calon Dara Baroe, calon pengantin pria yang disebut calon linto baro menyempatkan diri untuk terlebih dahulu meminta ijin dan memohon doa restu pada orang tuanya. Setelah itu Calon Dara Baroe disertai rombongan pergi untuk melaksanakan

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

11

akad nikah sambil membawa mas kawin yang diminta serta bingkisan yang diperuntukan bagi Calon Dara baroe Sementara itu sambil menunggu rombongan Calon Dara Baroe tiba hingga acara ijab Kabul selesai dilakukan, Calon Dara Baro hanya diperbolehkan menunggu di kamarnya. Selain itu juga hanya orangtua serta kerabat dekat saja yang akan menerima rombongan Calon Dara Baroe. Saat akad nikah berlangsung, ibu dari pengantin pria tidak diperkenankan hadir tetapi dengan berubahnya waktu kebiasaan ini dihilangkan sehingga ibu pengantin pria bisa hadir saat ijab kabul. Keberadaan sang ibu juga diharapkan saat menghadiri acara jamuan besan yang akan diadakan oleh pihak keluarga wanita. Setelah ijab kabul selesai dilaksanakan, keluarga Calon Dara Baroe akan menyerahkan jeulamee yaitu mas kawin berupa sekapur sirih, seperangkat kain adat dan paun yakni uang emas kuno seberat 100 gram. Setelah itu dilakukan acara menjamu besan dan seleung bu linto/dara baro yakin acara suap-suapan di antara kedua pengantin. Makna dari acara ini adalah agar keduanya dapat seiring sejalan ketika menjalani biduk rumah tangga. Busana Adat Pengantin Sebagaimana masyarakat suku bangsa lainnya di Indonesia, mereka juga menumbuhkembangkan pakaian tradisional (adat) sebagai simbol jati dirinya. Salah satu diantaranya adalah pakaian yang dikenakan oleh pengantin laki-laki (Peukayan Linto Baro) dan pengantin perempuan (Peukayan Dara Baro) dalam upacara perkawinan, dimana bagian-bagian dari kedua pakaian tersebut tidak hanya indah untuk dilihat, tetapi juga makna simbolik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 1. Busana Pengantin Laki-laki (Peukayan Linto Baro) Busana yang dikenakan oleh pengantin laki-laki terdiri atas: tutup kepala/kopiah (kupiah meukeutob), baju (bajee), celana (siluweue), kain sarung/songket (ija krong), senjata, sepatu dan hiasan-hiasan (aksesoris) lain. Dengan perkataan lain, busana pengantin laki-laki terdiri atas 3 bagian, yaitu: atas, tengah, dan bawah. Sedangkan, perhiasan yang dikenakan terdiri atas: taloe jeuem (seuntai tali jam yang terbuat dari perak sepuh yang disepuh emas); boh ru bungkoih (sejenis hiasan yang terdiri dari buah eru/cemara dan buah pinang muda); dan rencong(senjata tradisional orang Aceh). Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah uraian tentang bagian-bagian dan kelengkapannya. a. Busana Bagian Atas Busana yang dikenakan oleh pengantin laki-laki pada bagian atas adalah kopiah (kupiah meukeutob). Kopiah ini bentuknya seperti topi bangsa Turki yang dililiti dengan kain tengkuluk, yaitu kain yang kain yang berukuran 95 x 95 cm, terbuat dari sutera berwarna merah hati, kuning, hijau atau hitam. Kain ini penuh dengan hiasan motif-motif pucuk rebung (pucok reubong), bunga tanjung (bungong kupula), bunga cabai (bungong campli), bungong melur (bunga meulu), bungong geuti, bungong tron, bungong puteng, tali air (taloe ie) dan iris wajik. Kain ini bagian atasnya dilipat sedemikian rupa sehingga berbentuk ban.Sedangkan, bagian belakangnya membentuk segitiga yang kedua ujungnya mencuat ke atas sehingga berbentuk piramid atau tumpak. Topi juga dihiasi dengan tampuk kopiah berbantuk bintang segi-delapan yang terdiri dari tiga tingkatan. Tampuk ini terbuat dari emas dan masing-masing pipa yang berbentuk silinder disematkan permata ceylon putih. Sedangkan, pada bagian puncak disematkan permata ceylon warna merah dan bentuknya agak besar. Hiasan lain yang terdapat pada topi yaitu hiasan rumbai-rumbai (prik-prik) yang terbuat dari emas Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

12

serta permata yang terdiri dari empat bagian (tingkat yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan rantai emas sehingga berbentuk secara keseluruhannya seperti daun sukun). b. Busana Bagian Tengah Busana bagian tengah berupa jas lengan panjang yang berkerah Cina dan berkancing dua buah (baje kot). Pada leher bagian depan, saku dan ujung tangan dihiasi sulaman benang emas dengan motif pucuk rebung. Pada bagian lubang kancing disulam dengan benang emas bermotif daun berpucuk tiga yang masing-masing menjalar ke kiri dan ke kanan. Kancing terbuat dari emas yang berbentuk buah eru (boh ru), atau piramid dengan bentuk piligram. Pada salah satu lubang kancing disematkan perhiasan tali jam yang berbentuk rantai dan mempunyai mainan yang bermotif ikan. Kemudian, pada pinggangnya diselipkan sebilah senjata tusuk, yaitu siwaih atau reuncong merupeucok yang biasanya bertatahkan emas dan permata. Pemakaian topi dan senjata pada pengantin laki-laki mempunyai arti simbolis yang sama, yaitu menunjukkan sikap keperkasaan. c. Busana Bagian Bawah Busana bagian bawah berupa celana (siluweue) yang pada umumnya terbuat dari kain katun dan wol warna hitam. Bagian bawah celana ini agak melebar dan diberi sulaman ragam hias benang emas dengan motif pilin tali yang berbentuk pucuk rebung. Celana yang diberi ragam hias pada ujung kaki ini disebut siluweue meutunjong. Bagian pinggang celana ini dililitkan kain sarung songket sutera yang disebut ija krong sampai batas kira-kira 10 cm di atas lutut. d. Perhiasan Perhiasan atau atau aksesoris yang dikenakan oleh pengantin laki-laki, sebagaimana telah disebutkan di atas, terdiri atas: taloe jeuem, boh ru pineung, dan Reuncong. Taloe jeuem adalah seuntai tali jam yang terbuat dari perak sepuh emas. Tali ini terdiri dari rangkaian cincin-cincin kecil yang berbentuk rantai dengan hiasan ikan (dua ekor) dan satu bentuk kunci. Pada kedua ujung rantai terdapat kait berbentuk angka delapan. Cara memakainya disangkutkan pada baju adat di bagian dada. Sedangkan, kait lainnya dipergunakan untuk mengakait jam yang berbentuk bulan. Boh ru bungkoih adalah sejenis hiasan yang terdiri dari boh ru (buah eru/cemara) dan boh pineung muda (buah pinang muda). Buah tersebut diukir sedemikian rupa sehingga bentuknya seperti pilar gantung di bangunan rumah tradisional Aceh.Boh ru diikatkan pada kain pembungkus yang biasanya terbuat dari kain sutera. Reuncong (Rencong) adalah senjata tradisional Aceh. Senjata ini bentuknya menyerupai huruf L. Rencong termasuk dalam kategori dagger/belati (bukan pisau ataupun pedang). Rencong ini yang digunakan oleh Raja atau Sultan biasanya terbuat dari gading (sarung) dan emas murni (bagian belatinya). Sedangkan, rencong-rencong lainnya biasanya terbuat dari tanduk kerbau atau kayu (sarungnya) dan kuningan atau besi putih (belatinya). 2. Busana Pengantin Perempuan (Peukayan Dara Baro) Sebagaimana busana yang dikenakan oleh pengantin laki-laki, busana yang dikenakan oleh pengantin perempuan juga terdiri atas tiga bagian, yaitu: atas, tengah, dan bawah. Sedangkan, perhiasan yang dikenakan lebih banyak macamnya ketimbang perhiasan yang dikenakan oleh pengantin laki-laki. Berikut ini adalah uraian tentang bagian-bagian dan kelengkapannya. a. Busana Bagian Atas

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

13

Busana bagian atas yang dikenakan oleh pengantin perempuan adalah culok ok (tusuk sanggul). Apa yang disebut sebagai culok ok banyak macamnya. Ada yang terbuat dari lempengan tembaga dengan bentuk menyerupai rangkaian bunga yang bersusun tiga dan bintang pecah delapan yang pada sisinya terdapat ukiran motif bunga dengan sebuah permata di bagian puncaknya; dan ada pula culok ok yang bentuknya menyerupai bunga cempaka. Culok ok ini bagian puncaknya (sari) berbentuk per yang ujungnya diberi ada permata ceylonnya (6 butir). Ada juga culok ok yang bentuknya sama (menyerupai bunga cempaka), tetapi sarinya diberi 9 butir permata ceylon. Selain itu, ada tusuk sanggul yang disebut ceukam sanggoy. Tusuk sanggul ini juga terbuat dari tembaga tetapi motifnya bunga tanjung yang terdiri dari sembilan tingkat yang dirangkai pada sebuah lempengan yang melengkung dengan sederet rangkaian bunga. b. Busana Bagian Tengah Busana bagian tengah yang dikenakan oleh pengantin perempuan berupa baju lengan panjang. Baju ini berkerah dan bagian depannya diberiboh dokma . Biasanya baju ini tidak bersulam. Pada zaman dahulu terbuat dari tenunan tradisional dengan benang sutera. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, baju pengantin ini lebih banyak terbuat dari kain sejenis planel atau beludru yang berwarna merah. Di bawah baju tersebut dililitkan kain sarung songket (ija krong sungket) yang menutupi sebagian celana dan baju. Untuk mengencangkan kain ini pengantin perempuan memakai seuntai tali pinggang (taloe ki ieng) yang terbuat dari emas dan perak. Tali pinggang ini terkenal dengan sebutan tali pinggang patah sembilan (taloe ki ieng patah sikureueng). c. Busana Bagian Bawah Busana bagian bawah yang dikenakan oleh pengantin perempuan biasanya berupa celana yang terbuat dari kain planel/katun (dulu dari tenunan benang sutera). Celana yang kedua ujungnya disulam dengan benang emas/perak.yang bermotif suluran daun, pucuk rebung dan bunga tabur uang ini disebut siluweue meutunjong. d. Perhiasan Perhiasan yang dikenakan oleh pengantin perempuan bermacam-macam, yaitu: patam dhoe, subang pinto aceh, subang bungong mata uroe, taloe keutab lhee lapeh, keureusang, peuniti, simplah, taloe kiieng, ikay, gleung joroe, gleueng jaroe pucok reubong, euncien pinto aceh, dan gelang kaki. Untuk lebih jelasnya berbagai jenis perhiasaan itu akan diuraikan berikut ini. Patam dhoe adalah salah satu perhiasan yang diletakkan di dahi. Perhiasan ini berbentuk seperti mahkota yang bagian tengahnya diukir dengan motif tumpal dan sulur daun. Perhiasan yang beratnya 160 gram ini terbuat dari emas 24 karat dan lima butir serkonia putih. Pada bagian kiri dan kanannya dihiasi dengan motif pohon, daun, dan bunga berbentuk hati. Sementara, bagian tengahnya diukir piligram berbentuk kaligrafi dengan tulisan Allah dan Muhammad (motif ini disebut bungong kalimah) yang dilingkari dengan ukiran motif bulatan-bulatan kecil dan bunga. Sebagai catatan, apabila pengantin perempuan telah mengenakan perhiasan ini berarti sejak saat itu ia telah dinobatkan sebagai isteri yang sah, terlepas dari tanggung jawab orang tuanya, dan telah resmi membentuk rumah tangganya sendiri. Subang pinto aceh adalah sepasang subang atau anting-anting yang terbuat dari emas 22 karat. Subang ini bermotif boh eungkot (bulatan-bulatan kecil seperti telur ikan) yang diilhami oleh bentuk pintu rumah tradisional masyarakat Aceh. Pada bagian bawahnya diberi rumbai-rumbai yang berbentuk rantai sebagai hiasan tambahan.

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

14

Subang bungong mata uroe (sabang bunga matahari)adalah sepasang subang yang terbuat dari emas dan permata. Motif subang ini menyerupai bunga matahari. Ujung kelopaknya yang runcing terdiri dari beberapa bagian. Bagian atas berupa lempengan berjumlah 16 helai dengan bentuk matahari yang ditengahnya diberi hiasan beberapa buah batu permata (dimasukkan ke dalam pipa-pipa yang disebut eumpung mata/kuk anam). Pada bagian tengah terdapat sari bunga yang disebut dadamon. Dan, pada bagian bawah disebut bingke Taloe Takue Bieng Meuih adalah seuntai kalung yang terbuat dari emas. Kalung ini terdiri dari satu rantai dengan tujuh keping hiasan (6 keping berbentuk hati dan satu keping berbentuk kepiting). Euntuek Bungong Ranub adalah kalung yang terbuat dari emas dengan motif buang sirih (bungong ranub). Sedangkan, euntuek ajeumat(kalung azimat) adalah kalung manik-manik dengan motif boh bili. Kalung ini pada bagian tengahnya digantungkan sebuah azimat yang terbuat dari emas dengan ukiran motif bunga dan daun yang diberi cawardi. Keutab lhee lapeh (kalung tiga lapis) adalah kalung yang terbuat dari perak sepuh emas. Bentuknya menyerupai bulan sabit bersusun tiga yang satu dengan lainnya dihubungkan dengan rantai. Setiap susun diukir dengan motif bungong urot (suluran) dan tengahnya diberi permata merah delima. Keureusang (bross)adalah perhiasan dada yang disematkan di baju perempuan. Perhiasan ini terbuat dari emas yang bertatahkan intan dan berlian. Bentuk keseluruhannya seperti hati dan dihiasi dengan intan dan berlian sejumlah 102 butir. Keureusang ini digunakan sebagai penyemat baju atau seperti peniti di bagian dada. Oleh karena perhiasan ini merupakan barang mewah, maka biasanya yang memakainya adalah orang-orang tertentu Peuniti adalah seuntai peniti yang terbuat dari emas. Peniti ini berbentuk tiga buah hiasan bermotif pinto aceh yang dibuat dengan ukiran piligram dan dijalin dengan motif bentuk pucuk pakis dan bunga. Pada bagian tengahnya terdapat motif boh eungkot (bulatan-bulatan kecil seperti telur). Peniti ini disamping sebagai perhiasan, juga sekaligus sebagai penyemat baju Simplah adalah suatu perhiasan dada untuk perempuan yang terbuat dari perak sepuh. Simplah terdiri dari 24 buah lempengan segi enam dan dua buah lempengan segi delaman. Setiap lempengannya dihiasi dengan ukiran motif daun dan bunga serta permata merah di tengahnya. Lempengan-lempengan tersebut dihubungkan dengan dua untai rantai dengan ukuran panjang sekitar 51 cm dan lebar 5 cm. Cara pemakaiannya dengan digantungkan pada kedua pundak dengan cara menyilang di bagian dada dan punggung Taloe kiieng adalah seutas tali pinggang yang terbuat dari perak sepuh emas. Tali pinggang ini terdiri dari sepuluh lempengan, yang masing-masing dihubungkan dengan sistem engsel. Bentuk lempengan masing-masing persegi empat panjang. Lempengan yang paling ujung berbentul oval diberi kait untuk menyangkutkannya pada lubang lempengan yang paling akhir dan siap untuk dipakai. ikay adalah sebuah gelang tangan terbuat dari emas, suasa dan perak. Bentuknya seperti lingkaran sebuah roda. Bagian dalam (dasar) terbuat dari lempengan perak, sedangkan bagian luarnya atau atas dilapisi suasa dan emas dengan ukiran motif putar tali dan bungong tanjung. Gelang ini dipakai pada bagian atas dari siku. Di daerah Gayo dan Alas gelang ini disebut keheng. Gleung jaroe adalah sebuah kelang tangan yang terbuat dari emas dan permata. Gelang ini terdiri dari lima rantai yang saling terkait dan masing-masing rantai dihubungkan pada dua lempengan Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat 15

emas. Pada bagian pinggir sebelah depan dihiasi dengan ukiran motif pucuk rebung. Kedua bagian pangkal penghubung diberi ukiran suluran dan disematkan masing-masing sisi lima butir permata. Sedangkan, bagian badan diberi motif bungong kupula (bunga tanjung) yang bersemat sebutir permata. Gleueng jaroe pucok reubong adalah sepasang gelang tangan yang terbuat dari perak sepuh. Gelang ini terbagi atas dua bagian yang dihubungkan dengan sistem engsel. Bagian atas berupa ukiran piligram dengan motif tumpal dan kaligrafi (bungong, kalimah) bertuliskan Allah yang melingkari sekeliling gelang tersebut. Gelang ini dipakai pada kedua belah tangan. Motif bungong kalimah ini hanya terdapat pada perhiasan-perhiasan yang mewah. Euncien pinto aceh (cincin pintu aceh) adalah sebuah cincin yang terbuat dari emas dengan hiasan motif pintu aceh. Motif ini dibuat dengan ukiran terawang bermotifkan pucuk pakis dan bunga. Pada bagian tengah terdapat motif boh eungkot (telur ikan). Motif ini diilhami dari bentuk pintu rumah Aceh yang sekarang dikenal sebagai motif ukiran khas Aceh. Gleueng gaki (gelang kaki) adalah satu-satunya perhiasan yang dikenakan pada kaki kaki kiri dan kanan. Gelang ini terbuat dari tembaga berlapiskan perak sepuh. Pada kedua bagian ujungnya agak pipih dan saling bertindih. Gelang ini dihiasi dengan motif pilin tali dengan teknik cane intan (menggunakan jalur-jalur yang mengkilap). T.J. Veltman, menyebutkan gelang ini dengan nama gleueng meusagoe (gelang bersegi).

Upacara Peseujuk Yaitu dengan melakukan upacara tepung tawar, memberi dan menerima restu dengan cara memerciki pengantin dengan air yang keluar dari daun seunikeuk, akar naleung sambo, maneekmano, on seukee pulut, on gaca dan lain sebagainya minimal harus ada tiga yang pakai. Acara ini dilakukan oleh beberapa orang yang dituakan (sesepuh) sekurangnya lima orang. Tradisi ini berasal dari India (agama Hindu) yang telah beradaptasi dengan agama Islam. Dikalangan ureungchik (orang yang sudah tua dan sepuh) budaya seperti ini merupakan tata cara adat yang mutlak dilaksanakan dalam upacara perkawinan. Makanan Wajib Dalam upacara perkawinan Aceh, makanan kecil atau kue-kue tidak boleh ditinggalkan adalah buluekat dengan tumpo (ketan), manok panggang (ayam panggang), buleukat dengan pisang teu peungat atho kaya (ketan dengan srikaya), dodoi (dodol), wajek, halua, meuseukat, thimpan serta kue-kue kering yang disebut reumok tho, kekarah, kembang goyang (kembang loyang bhoi/bolu) bungong kaye (bunga kayu), sedangkan lauk-pauk yang biasa dihidangkan pada pesta anatara lain : 1.Gule boh panah (gule nagka khas Aceh) 2.Masak keuruema/masak puteh (masak semacam opor) 3.Shie masak mirah (daging masak merah) 4.Seumur Aceh 5.Engkot tumeh (ikan tumis khas Aceh) 6.Engkot masam keung (ikan masam asam pedas) Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

16

7.Udeung tumeh (tumis udang khas Aceh) 8.Shie cuka (daging masak cuka) 9.Sambai gureng ate (sambal goreng ati) 10.Boh itek jruek (telur bebek asin) 11.Boh reuteuk crah (tumis kacang panjang) 12.Dan lain-lain

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

17

BAB III KESIMPULAN PENUTUP Data Pontesi Daerah Pulau banyak memberikan gambaran sektor-sektor yang dominan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Kepulauan banyak ini. Sektor-sektor tersebut antara lain : 1. Sektor Kelautan, yang merupakan sektor yang memiliki potensi sangat besar karena berdasarkan karakteristik wilayah Kepulauan Banyak yang merupakan 96% lautan. Pada sektor kelautan ini akan memaparkan data potensi Perikanan Tangkap dan Budidaya, Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau, Migas dan Kapal Tenggelam, serta Industri Kelautan. 2. Sektor Peternakan, memaparkan potensi ternak di Kepulauan Banyak yang meliputi jumlah populasi, pemotongan, dan daging yang dihasilkannya. 3. Sektor Pertanian, memaparkan potensi pertanian di Kepulauan Banyak yang meliputi luas lahan menurut jenis lahan dan produksi tanaman buah-buahan. 4. Sektor Pariwisata, memaparkan tentang potensi objek-objek pariwisata di Kepulauan Banyak. Selain itu juga dipaparkan jumlah fasilitas hotel, kamar, dan tempat tidur serta perkembangan jumlah wisatawan. 5. Sektor Pertambangan, memaparkan potensi potensi sumberdaya alam mineral dan energi di Kepulauan Banyak. 6. Sektor Industri, memaparkan tentang kondisi industri manufaktur serta daftar investor asing di kawasan Teluk Nibung, haloban, Ujung Sialit dan Kuala Gedang. Pulau banyak juga mempunyai kekhasan yang unik, baru-baru ini ditemukan sebuah gundukan tanah didalam laut dengan puncaknya seperti kuali dan pada puncaknya ini ditemukan lumpur, adajuga sejenis benda padat berwarna hitam dan bila dibakar maka benda padat tersebut akan terbakar dan menimbulkan aroma (dlm gambar terlihat benda hitam tsb sedang dibakar), selain itu juga ada beberapa jenis batu salah satu diantaranya batu dengan benjolan benjolan berwarna kuning keemasan dan bila kena sinar akan memantulkan cahaya. Kemudian dari adat perkawinannya yang bertumpu pada adat perkawinan Khas Aceh, walaupun penduduk di kecamatan ini berasal dari berbagai suku namun adat Aceh tetap dijunjung tinggi dalam upacara-upacara adat.

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

18

DAFTAR PUSTAKA http://www.google.co.id/ http://hack87.blogspot.com

Makalah Anpotwil MP. Fauzan Hidayat

19