annual report -...
TRANSCRIPT
ANNUAL REPORT
2014
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
i
DAFTAR ISI Hal
Daftar Isi .................................................................................................................................................. i
Ikhtisar Keuangan ............................................................................................................................. 1
Informasi Harga Saham ................................................................................................................... 3
Komposisi Pemegang Saham ......................................................................................................... 4
Sambutan Dewan Komisaris .......................................................................................................... 7
Laporan Direksi .................................................................................................................................. 9
Profil Perusahaan ........................................................................................................................... 11
Struktur Perseroan ......................................................................................................................... 14
Struktur Organisasi ........................................................................................................................ 15
Susunan Manajemen ....................................................................................................................... 16
Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris dan Direksi ...................................................... 17
Sumber Daya Manusia .................................................................................................................... 21
Analisis dan Pembahasan Manajemen ..................................................................................... 22
Tata Kelola Perusahaan ................................................................................................................. 28
Laporan Keuangan Audit ............................................................................................................... 41
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 1
IKHTISAR DATA KEUANGAN
Dalam Jutaan Rupiah
PENJELASAN 2014 2013 2012
Penjualan Bersih 49.251 20.545 41.729
Laba Kotor 24.117 12.061 19.295
Laba Usaha 11.612 1.676 9.402
Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan 5.464 (12.957) 4.009
Laba (Rugi) Bersih 3.001 (13.984) 1.923
Laba (Rugi) Komprehensif 4.334 (14.004) 16.401
Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang dapat distribusi
kepada :
Pemilik Entitas Induk 3.002 (13.984) 1.923
Kepentingan Non - Pengendali (0,5) (0,3) (0,3)
Kas & Setara Kas dan Aset Keuangan Lainnya 54.666 46.784 34.345
Aset Real Estat 62.315 66.454 66.087
Aset Tetap 972 1.327 599
Aktiva Lancar 96.621 85.458 65.246
Aktiva 155.940 158.998 152.812
Kewajiban Lancar 20.727 28.175 8.335
Kewajiban 23.772 31.163 10.938
Ekuitas yang dapat Distribusikan kepada :
Pemilik Entitas Induk 132.162 127.827 141.867
Kepentingan Non – Pengendali 6 7 7
Jumlah Ekuitas 132.168 127.834 141.874
Jumlah Saham yang beredar (lembar) 326.722.500 326.722.500 326.722.500
Laba (Rugi) Bersih Per Saham 9,19 (42,80) 5,50
Modal Kerja Bersih 75.894 57.283 54.309
Jumlah Investasi 42.188 37.128 51.781
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 2
155.940
158.998
152.812
2014 2013 2012
AKTIVA(dalam juta Rp)
23.772
31.163
10.938
2014 2013 2012
KEWAJIBAN (dalam juta Rp)
132.168
127.827
141.867
2014 2013 2012
EKUITAS(dalam juta Rp)
PENJELASAN 2014 2013 2012
Laba (Rugi) bersih/ Jumlah Aktiva 1,92 (8,80) 1,26
Laba (Rugi) bersih/ Ekuitas 2,27 (10,94) 1,36
Laba (Rugi) bersih/ Penjualan Bersih 6,09 (68,07) 4,61
Lancar (Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar) 466,16 303,31 782,77
Kewajiban / Ekuitas 17,99 24,38 7,71
Kewajiban / Jumlah Aktiva 15,24 19,60 7,16
Laba (Rugi) Kotor terhadap Penjualan Bersih 48,97 58,71 46,24
Laba (Rugi) Usaha terhadap Penjualan Bersih 23,58 8,16 21,83
Laba (Rugi) Komprehensif terhadap Penjualan
Bersih 8,80 (68,16) 39,30
49.251
20.545
41.729
2014 2013 2012
PENJUALAN BERSIH (dalam juta Rp)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 3
INFORMASI HARGA SAHAM
TRIWULAN
2013
JUMLAH
SAHAM YANG
BEREDAR
KAPITALISASI
PASAR
(Rp)
TERTINGGI
(Rp)
TERENDAH
(Rp)
PENUTUPAN
(Rp)
VOLUME
PERDAGANGAN
SAHAM
I 326.722.500 50.315.265.000 176 139 159 32.576.500
II 326.722.500 46.285.687.500 185 114 128 34.633.500
III 326.722.500 33.870.232.500 127 62 101 4.741.500
IV 326.722.500 32.563.342.500 140 90 91 67.322.500
Perkembangan pasar modal Indonesia di sepanjang tahun 2014 menunjukkan pencapaian
positif yang disertai dengan tercatatanya sejumlah rekor baru. Hal ini tidak terlepas dari
beberapa inisiatif baru yang dilakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia untuk terus meningkatkan
kontribusi pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bersama seluruh pelaku
pasar, beberapa persiapan juga terus dilakukan oleh BEI agar dapat meningkatkan daya saing
pasar modal Indonesia dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan mulai
diberlakukan pada 2015 mendatang.
TRIWULAN
2014
JUMLAH
SAHAM YANG
BEREDAR
KAPITALISASI
PASAR
(Rp)
TERTINGGI
(Rp)
TERENDAH
(Rp)
PENUTUPAN
(Rp)
VOLUME
PERDAGANGAN
SAHAM
I 326.722.500 29.078.302.500 107 86 89 7.196.700
II 326.722.500 27.444.690.000 109 65 84 25.659.800
III 326.722.500 27.771.412.500 105 76 85 2.063.900
IV 326.722.500 28.751.580.000 104 73 88 44.208.400
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 4
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM
Pemegang Saham yang memiliki 5% atau lebih saham yang ditempatkan dan disetor penuh :
NO NAMA JUMLAH SAHAM PRESENTASE
SAHAM
1. Richard Wiriahardja 118.529.000 36,28
2. PT Artha Era Primayasa 62.663.875 19,18
3. Michella Ristiadewi 27.500.000 8,42
4. Siaw Yunus Subandi 21.464.700 6,57
5. Maria Florentina Tulolo 18.336.125 5,61
Kepemilikan Saham oleh Komisaris dan Direksi :
NO NAMA JUMLAH SAHAM PRESENTASE
SAHAM
1. Richard Wiriahardja 118.529.000 36,28
2. Michella Ristiadewi 27.500.000 8,42
3. Maria Florentina Tulolo 18.336.125 5,61
Struktur Pemegang Saham Perseroan :
NO NAMA JUMLAH SAHAM PRESENTASE
SAHAM
1. Institusi Domestik 66.063.289 20.22%
2. Individu Domestik 260.815.925 79,83%
3. Institusi Asing 426.400 0,13%
4. Individu Asing 878.800 0,27%
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 5
PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN
PENGENDALI BAIK LANGSUNG MAUPUN
TIDAK LANGSUNG
99,23%
58,57% 36,28%
19,18%
40% 99,93%
RICHARD WIRIAHARDJA
PT ARTHA ERAPRIMAYASA
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL
(Hotel)
PT BHASKARA MUTU SENTOSA
(Properti)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 6
Nama Entitas Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi :
PT Bhaskara Mutu Sentosa merupakan Anak Perusahaan yang dimiliki Perseroan. PT Bhaskara
Mutu Sentosa bergerak di bidang properti yang berlokasi di Jalan Raya Cipondoh, Tangerang.
PT Tiara Raya Bali International merupakan Perusahaan Asosiasi dari Perseroan yang bergerak
di bidang perhotelan. Saat ini PT Tiara Raya Bali International telah membangun hotel bintang
lima dengan brand Hotel Le Meridien Bali Jimbaran yang resmi beroperasi pada tanggal 9 Mei
2013.
Kronologis Pencatatan Saham Perseroan
Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan mencatatkan sahamnya yang seluruhnya berjumlah
260.000.000 lembar pada Bursa Efek Jakarta. Dalam penawaran Umum saham perdananya
(IPO), Perseroan menawarkan 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga
penawaran Rp 500 setiap sahamnya, beserta dikonversikannya Obligasi Konversi Mandatori
menjadi saham sejumlah 40.000.000 lembar saham pada saat pertama kali saham dicatatkan di
Bursa Efek Jakarta. Penawaran saham perdana tersebut disertai waran dengan perbandingan
4 : 1 (4 lembar saham berhak atas 1 lembar waran secara cuma-cuma), sehingga jumlah waran
yang diterbitkan sebanyak 27.500.000 waran.
Pada bulan September 2000, Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu dengan menerbitkan 190.000.000 saham seri A dengan nilai nominal
Rp 500 per saham dan 66.722.500 saham seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200 per
lembar sahamnya.
Pada triwulan akhir tahun 2013, Perseroan telah melakukan pembelian kembali atas 359.500
saham Seri A dengan jumlah biaya perolehan sebesar Rp 36.023.050. Pelaksanaan pembelian
kembali saham tersebut telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 2/POJK.04/2013 tentang
“Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam
Kondisi Pasar yang Berfluktuatif Secara Signifikan” dan Surat Edaran OJK No. I/SEOJK.04/2013
tentang “Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuatif secara Signifikan” dalam
Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 7
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala Rahmat
dan KuasaNya maka Perseroan telah melewati tahun 2014 dengan baik dan memasuki tahun
yang baru yaitu tahun 2015 ini.
Perkenankanlah kami selaku Dewan Komisaris Perseroan beserta Dewan Direksi dan seluruh
staff Perseroan untuk memberikan hasil laporan tahunan yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014.
Dari hasil penilaian pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,1%,
lebih rendah dari perkiraan semula yang sebesar 5,2%. Pertumbuhan ekonomi yang melambat
mengakibatkan turunnya harga-harga sejumlah komoditas Indonesia, selain itu memperkecil
peluang-peluang baru. Pembelanjaan pasar domestik yang bertahan tinggi terus menopang
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jika Indonesia memperkuat fondasi ekonomi yang lain dan
memperkuat iklim investasi, Indonesia dapat mendorong kembali laju pertumbuhan yang lebih
tinggi dan lebih pesat.
Dewan Komisaris menyampaikan bahwa Perseroan tetap mempertahankan Tata Kelola
Perusahaan dengan baik. Dalam hal ini Direksi, Divisi Audit Internal dan Komite Audit
memastikan bahwa peraturan yang dibuat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan demikian
Perseroan telah berhasil membukukan laba bersih selama tahun 2014 sebesar Rp 3.001 juta
atau terdapat peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2013 Perseroan mencatat
rugi bersih sebesar Rp 13.984 juta.
Dewan Komisaris juga memberikan dukungan penuh atas program kerja dan kebijakan untuk
tahun 2015 yang telah disusun oleh Direksi Perseroan guna terus meningkatkan kinerja
Perseroan secara keseluruhan di tahun 2015 ini. Semua hasil yang telah dicapai Perseroan
hingga kini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 8
Sebagai penutup, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas setiap dukungan dari
Pemegang Saham, kerja keras Direksi beserta seluruh karyawan dan kerjasama yang baik dari
para Mitra Usaha. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan melimpahkan
rahmatNya bagi kita semua.
Dewan Komisaris,
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Richard Wiriahardja, SE Maria Florentina Tulolo, SE Rosa L.Putri , SH Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 9
LAPORAN DIREKSI
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan karuniaNya
sehingga Perseroan mampu melewati setiap tantangan di dalam perjalanan usahanya.
Untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan membukukan
penjualan bersih sebesar Rp 49.251 juta sedangkan ditahun 2013 tercatat Perseroan
membukukan penjualan bersih sebesar Rp 20.545 juta, atau mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yaitu sebesar 139,72%. Demikian juga halnya dengan beban pokok penjualan
ditahun 2014 dan 2013 masing-masing membukukan sebesar Rp 25.134 juta dan Rp 8.483 juta,
sehingga laba kotor yang diperoleh Perseroan di tahun 2014 tercatat sebesar Rp 24.117 juta
dan Rp 12.061 juta di tahun 2013. Perseroan membukukan laba usaha untuk tahun 2014
sebesar Rp 11.612 juta atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 yang
membukukan laba usaha sebesar Rp 1.676 juta. Sehingga tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 3.001 juta
dibandingkan tahun 2013 Perseroan mencatat rugi bersih sebesar Rp 13.984 juta.
Sebagaimana diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian menyampaikan beberapa perkembangan perekonomian Indonesia pada
triwulan pertama serta situasi perekonomian global terbaru dan dampaknya terhadap
perekonomian Indonesia. Menteri Koordinator mengatakan Badan Pusat Statistik
mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua sebesar 5,12%, angka
tersebut tidak terlepas dari kondisi perekonomian global yang dipengaruhi oleh kebijakan yang
dilakukan oleh Bank Sentral Amerika. Melihat kondisi ini ekonomi global masih dalam tahap
konsolidasi.
Perekonomian negara-negara berkembang cenderung menjadi melambat perekonomiannya
sehingga risiko perekonomian global masih berpotensi mengancam bagi Indonesia oleh karena
itu kita harus bisa mengantisipasinya.
Menteri Koordinator Perekonomian menjelaskan hingga saat ini pertumbuhan ekonomi
Indonesia sudah mencapai angka 5,12%. Hal ini disebabkan oleh konsumsi domestik yang
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 10
masih tumbuh dengan sangat baik sebesar 5,59% dibandingkan tahun 2013 yang hanya tumbuh
5,15%. Banyak yang beranggapan hal ini disebabkan oleh tingkat kepercayaan terhadap
presiden terpilih Indonesia, sehingga daya beli masyarakat menjadi semakin besar.
Seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat yang baik di bidang properti juga terdapat
peningkatan penjualan bersih Perseroan pada tahun 2014 sebesar 139,72%, walaupun
pertumbuhan ekonomi tahun 2014 cenderung melambat. Serta didukungnya manajemen
Perseroan yang baik merupakan instrumen penting dalam peningkatan kinerja Perseroan. Oleh
karenanya, pelaksanaan dan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam Perseroan
tetap menjadi perhatian utama manajemen. Dalam pelaksanaannya, Unit Internal Audit turut
berperan dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan evaluasi implementasinya sehingga
pencapaian efektivitas manajemen risiko dan pengendalian internal menjadi lebih maksimal.
Dewan Komisaris beserta Komite Audit turut di dalam memberikan ide-ide positif yang berguna
untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Hal ini dilakukan melalui pertemuan rutin antara
Direksi dan Komisaris, juga Direksi dengan seluruh jajaran staff dan karyawan yang membahas
permasalahan yang ada sehingga dapat segera diselesaikan dan ditindaklanjuti.
Akhir kata, Dewan Direksi mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris yang senantiasa
memberikan pengarahan dan masukan yang berharga, kepada seluruh karyawan atas kerja
keras dan profesionalisme serta kepada mitra usaha atas kerjasama yang baik yang terjalin
selama ini. Semoga di tahun mendatang kami tetap mampu memberikan yang terbaik dalam
mewujudkan rencana dan target Perseroan.
Dewan Direksi,
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Michella R. Wiriahardja, BASc (Hon) Suhsih M. Boentoro
Direktur Direktur Independen
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 11
PROFIL PERUSAHAAN
Perseroan bernama PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk yang berdomisili di Gedung Ribens
Autocars Jl. RS Fatmawati No. 188 Jakarta 12420 Telepon : (021) 7511441, 7505000 Fax: (021)
7511025 email [email protected] website www.ristiagroup.co.id.
Perseroan didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 1985 memiliki Visi dan Misi sebagaimana
tercantum di bawah ini :
VISI PERSEROAN Menjadi pemain utama dan terdepan di bidang penyediaan dan
pengembangan perumahan yang terjangkau dan berkualitas bagi
golongan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah
MISI PERSEROAN Memaksimalkan seluruh sumber daya Perseroan yang ada demi
tersedianya perumahan yang berkualitas dengan harga terjangkau
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan dan pengembangan perumahan
bagi golongan masyarakat berpendapatan menengah, Perseroan mulai mengimplikasikan visi
dan misinya melalui pembangunan komersialnya dengan membangun proyek perumahan
pertamanya yaitu Perumahan Bintang Metropol. Perumahan yang berlokasi di Bekasi dibangun
diatas lahan seluas 20 Ha. Perumahan ini memiliki akses public yang baik karena jaraknya yang
hanya 3 km dari pusat kota Bekasi serta sangat dekat dengan pusat perbelanjaan, stasiun kereta
api dan serta gerbang tol Bekasi. Dengan telah diresmikannya penggunaan jembatan layang
yang menghubungkan antara Bekasi Utara dan Bekasi Selatan, maka akses menuju ke
perumahan Bintang Metropole menjadi lebih mudah dan cepat.
Proyek perumahan kedua Perseroan yang berlokasi di kawasan Ciledug yang dikenal dengan
Perumahan Mahkota Simprug pertama kali dibuka pada tahun 1995. Proyek perumahan ini
dikembangkan di atas lahan seluas 45Ha dan hingga kini masih terus dilakukan
pengembangannya oleh Perseroan dengan menghadirkan konsep dan type perumahan yang
inovatif.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 12
Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan melakukan pencatatan saham yang seluruhnya
berjumlah 260.000.000 lembar di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dimana
saat penawaran perdananya, ditawarkan sebanyak 70.000.000 lembar saham kepada
masyarakat dengan harga Rp. 500 setiap sahamnya, serta dikoversikannya obligasi konversi
mandatory menjadi saham sejumlah 40.000.000 lembar pada saat pertama kali saham dicatat di
Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Bulan Januari 1998, Perseroan melakukan penambahan saham dalam PT Bhaskara Mutu
Sentosa dari sebelumnya 20% menjadi 99,93% yang mana Anak Perusahaan ini memiliki
lokasi yang nantinya akan dikembangkan di wilayah Cipondoh - Tangerang seluas 15 hektar.
Pada bulan April 2010, Perseroan telah memperoleh ijin lokasi tanah seluas 15 hektar yang
berlokasi Kerawang Timur.
Pada tanggal 5 Desember 2011, Perseroan melakukan penyertaan saham sebanyak 28.000
saham atau mencerminkan kepemilikan sebesar 40% di PT Tiara Raya Bali International
(TRBI), sebagaimana yang tertuang dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa PT Tiara Raya Bali International tertanggal 5 Desember 2011. Atas transaksi
penyertaan ini, Perseroan telah menyampaikan keterbukaan informasi kepada pemegang
saham sebagaimana diatur di dalam Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1, lampiran Keputusan
Ketua BAPEPAM -LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009 tentang “Transaksi
Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” dan Peraturan No. IX.E.2, Lampiran
Ketua BAPEPAM -LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang “Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.
PT TRBI ini memiliki hotel dengan Brand International berbintang 5 dan beroperasi di bawah
Manajemen Starwood Hotel & Resort, yang memiliki beberapa Brand kuat seperti St. Regis, W,
Westin, Sheraton, Luxury Collection dan Le Meridien. Dan untuk hotel di Bali ini, diberikan
Brand Le Meridien Bali Jimbaran lahan di Jimbaran Bali yang diatas lahan tersebut telah
didirikan Hotel Le Meridien yang beroperasi secara resmi mulai tanggal 9 Mei 2013.
VISI Menghadirkan kepada dunia pengalaman
keramahan Bali dengan keindahan,
kehangatan dan kenyamanan Hotel
berkelas International
MISI Untuk melebihi impian para tamu setia
kami setiap saat dengan keramahan,
kehangatan dan keperdulian serta
pelayanan professional dengan standard
International
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 13
LOKASI KANTOR PUSAT & PEMASARAN
PERUMAHAN Bintang Metropol
Jl. KH Mochtar Tabrani Perjuangan, Bekasi
Tlp : (021) 887-1006 ; Fax : (021) 887-1007
PERUMAHAN MAHKOTA SIMPRUG
Jl. Dr. Ciptomangunusumo d/h
Jl. Dr. H. Mencong, Ciledug, Tangerang
Tlp : (021) 732-6983 ; Fax : (021) 7305980
PERUMAHAN Saung Riung
Jl. Klari Raya – Kondang Jaya Klari, Karawang
Tlp : (0267) 432851/52
BALI JIMBARAN
Jl. Bukit Permai, Jimbaran Bali
Tlp : (0361) 846-6888 ; Fax : (0361) 894-8777
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 14
STRUKTUR PERSEROAN
99,93% 40,00%
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Perumahan Bintang Metropol Perumahan Mahkota Simprug
Perumahan Saung Riung
PT BHASKARA MUTU SENTOSA
Pengembangan Tanah
PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL
Bergerak di bidang Perhotelan
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 15
STRUKTUR ORGANISASI
* Telah Meninggal Dunia pada tanggal 29 Desember 2014
DEWAN KOMISARIS
Richard Wiriahardja - Komisaris Utama Maria Florentina Tulolo - Komisaris
Rosa L. Putri - Komisaris Independen
KOMITE AUDIT Rosa L. Putri - Ketua
Anita P Putri - Anggota Meina Mutya - Anggota
DEWAN DIREKSI
P. Okto Luther* - Direktur Utama Michella Ristiadewi - Direktur
Suhsih M. Boentoro - Direktur Independen
CORPORATE SECRETARY
Suhsih M. Boentoro
UNIT AUDIT INTERNAL Anitasari - Ketua
Dedy Indra - Anggota
MANAGER TEHNIK
Fatkurokhman
MANAGER SALES & MARKETING
Dedy Setiawan
MANAGER KEUANGAN & ADMIN
Herny Widjaja
SUPERVISOR
SUPERVISOR
STAFF
STAFF
STAFF
SUPERVISOR
PELAKSANA
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 16
SUSUNAN PENGURUS PERSEROAN
Untuk Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
DEWAN KOMISARIS RICHARD WIRIAHARDJA, SE - Komisaris Utama
MARIA FLORENTINA TULOLO, SE - Komisaris
ROSA LESTARI PUTRI, SH - Komisaris Independen
DEWAN DIREKSI PARNINGOTAN OKTO LUTHER, SH* - Direktur Utama
MICHELLA RISTIADEWI WIRIAHARDJA, BASc (HON) - Direktur
SUHSIH MAS BOENTORO - Direktur
NAMA LEMBAGA PENUNJANG & PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL :
AUDITOR INDEPENDEN
Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 5 Jakarta 12950
Tlp : (021)
BADAN ADMINISTRASI EFEK
PT SINARTAMA GUNITA
Plaza BII, Tower I, Lt.9
Jl. MH. Thamrin No. 51, Jakarta
Tlp : (021) 392-2332
KANTOR NOTARIS
NY. HENNY SINGGIH
Jl. Rasajasa III No. 17, Jakarta 12110
Tlp : (021) 720-5889
* Telah Meninggal Dunia pada tanggal 29 Desember 2014
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 17
RIWAYAT HIDUP
DEWAN KOMISARIS & DIREKSI
RICHARD WIRIAHARDJA, SE - KOMISARIS UTAMA
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1953. Lulus tahun 1981 dengan gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan memulai kariernya sebagai Sales Engineer
PT Metrodata Indonesia 1978 - 1979. Kemudian menjabat sebagai Asisten General Manager
Grup Harapan 1979 -1982, Direktur Utama PT Hidayat Utama Sejahtera 1982 - 1990, Direktur
PT Bintang Mitra Semestaraya 1989 - 1999, Direktur PT Cahaya Kharisma Teguhmandiri 1991 -
1998, Komisaris Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk. 1992 - 1993, Direktur PT Alvita Sunta
1992 - 1996, Komisaris Utama PT Erses Sejahtera 1992 - 1996, Direktur Utama PT Sinar Slipi
Sejahtera 1992 - 1997, Direktur PT Bhaskara Mutu Sentosa 1992 - 1996, Direktur Utama
PT Laksayudha Abadi 1993 - 1999, Komisaris Utama PT Sinar Kompas Utama 1992 - 2004,
Direktur Utama PT Suryagajah Maspertiwi 1995 - 1997, Komisaris Utama 1997-2004, Komisaris
PT Maxima Perdana Finance 1997 - 1998, Direktur Utama PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
untuk periode 1985 - 1994 dan 1997 - 2005, Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri (d/h
PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk) 1997 - 2009, Komisaris Utama PT Muribens Otograha 2001 -
2002, Komisaris Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk 1998 - 2001, Direktur Utama PT Roda
Panggon Harapan Tbk 2001 - 2007, Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri Tbk 2007 - 2009,
Komisaris PT Royal Oak Development Asia Tbk 2007 - 2010, Direktur PT Tiara Bali
International 2008 - 2010.
Hingga saat ini memegang jabatan antara lain: sebagai Direktur PT Bumi Mahligai Sejahtera
sejak tahun 1989, Komisaris PT First Asia Capital (d/h PT Panin Capital) sejak tahun 1991,
Komisaris PT Artha Era Primayasa sejak tahun 1999, Komisaris Utama PT Bintang Mitra
Semestaraya Tbk sejak tahun 1999, Komisaris Utama PT Ribens Autocars sejak tahun 2002,
Komisaris PT Sinar Kompas Utama sejak tahun 2004, Komisaris Utama PT Ristia Bintang
Mahkotasejati Tbk sejak 2008 dan Komisaris PT Tiara Raya Bali International sejak tahun 2010.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 18
MARIA FLORENTINA TULOLO, SE - KOMISARIS
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1956. Lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi
dari Universitas Trisakti tahun 1984. Dari tahun 1980 - 1996 menjabat sebagai Komisaris
PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk dan dengan jabatan yang sama juga di PT Bhaskara Mutu
Sentosa dari tahun 1992 - 1996. Pada tahun 1985 - 2001 menjabat sebagai Direktur PT Ristia
Bintang Mahkotsejati Tbk. Pada tahun 1992 hingga tahun 2001, menjabat sebagai Komisaris
PT Roda Panggon Harapan Tbk. Pada tahun 2001 menjabat sebagai Komisaris Perseroan hingga
kini.
ROSA LESTARI PUTRI, SH – KOMISARIS INDEPENDEN
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1974. Menyelesaikan studi di Australia
pada tahun 1997 dan pada tahun 2002 memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas
Tarumanegara. Memulai karir di Sinar Mas Group mulai dari tahun 1997 sampai tahun 2000.
Sejak tahun 2000 - 2007 menjabat sebagai Corporate Secretary PT Roda Panggon Harapan Tbk.
Pada tahun 2005, menjabat sebagai Direktur PT Ribens Autocars dan pada tahun 2006 - 2010
menjabat sebagai Direktur tidak terafiliasi Perseroan. Pada tahun 2010, menjabat sebagai
Komisaris Independent Perseroan.
PARNINGOTAN OKTO LUTHER, SH* – DIREKTUR UTAMA
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1964. Lulus pada tahun 1989 dengan gelar
Sarjana Hukum dari Universitas Kristen Indonesia. Memulai karirnya sebagai Kredit Legal
Officer PT Bank Surya Tbk di tahun 1989 - 1996. Menjabat sebagai Legal Manager PT Bank
Victoria International tahun 1996 - 1997. Menjabat sebagai Direktur Utama PT Surya Gajah Mas
Pertiwi tahun 1997 - 2005. Menjabat sebagai Corporate Secretary PT Ciptojaya Kontrindoreksa
Tbk tahun 1998 - 2009. Menjabat sebagai Direktur Utama PT Muribens Oto tahun 2000 - 2002.
Menjabat sebagai Direktur Utama PT Ribens Autocars tahun 2002 - 2005 dan tahun 2005
sampai dengan tahun 2014 menjabat sebagai Direktur. Menjabat sebagai Komisaris PT Surya
Gajah MasPertiwi dari tahun 2005 - 2008. Menjabat sebagai Direktur PT Surya Gajah Mas
Pertiwi sejak tahun 2008-2014. Menjabat sebagai Direktur PT Citra Kebun Raya Agri Tbk dari
Pebruari 2008 - 2009. Menjabat sebagai Direktur PT Royal Oak Development Asia Tbk dari
Pebruari 2008 - 2009. Menjabat sebagai Direktur PT Bhaskara Mutu Sentosa dari tahun 2008 -
2014. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2010 dan Sekretaris perusahaan
dari tahun 2013 - Juni 2014.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 19
MICHELLA RISTIADEWI WIRIAHARDJA, BASc (HON) – DIREKTUR
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1984. Lulus pada tahun 2008 dengan gelar
BASc (HONS) dari University of British Colombia, Canada. Memulai karirnya di perusahaan
konsultan infrastruktur terkemuka di Vancouver, Canada, Hatch Mott MacDonald sejak tahun
2007 - 2010 dengan jabatan terakhir sebagai Structural Engineer. Sejak tahun 2010 hingga saat
ini menjabat sebagai Direktur di Perseroan.
SUHSIH MAS BOENTORO –DIREKTUR INDEPENDEN
Warga Negara Indonesia, lahir di Pangkal Pinang pada tanggal 16 September 1970.
Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi dibidang Akuntansi dari Universitas Atmajaya
pada tahun 1994. Memulai karirnya di Arthur Andersen - Prasetio, Untomo & Co. Registered
Public Accountants 1994 - 1999. Kemudian menjabat sebagai Direktur PT Ristia Bintang
Mahkotasejati Tbk 1999 - 2005, Direktur Utama PT Artha Era Primayasa sejak tahun 1999
sampai dengan Juni 2014 dan Direktur PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999
sampai dengan Juni 2014. Sejak Juni 2014 hingga saat ini kembali memegang jabatan sebagai
Direktur PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
* Telah Meninggal Dunia pada tanggal 29 Desember 2014
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 20
Berikut ini adalah rincian Profesi Penunjang Pasar Modal :
PROFESI PENUNJANG
PASAR MODAL JASA YANG DIBERIKAN FEE
PERIODE
PENUGASAN
Kantor Akuntan
Publik
Hendrawinata
Eddy Siddharta
& Tanzil
Mengaudit laporan posisi keuangan tanggal
31 Desember 2014, serta laporan laba rugi
komprenhensif, laporan perubahan ekuitas
dan laporan arus kas konsolidasian
Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014.
Rp 130.000.000 31/12/2014
Badan
Administrasi
Efek
PT Sinartama
Gunita
Melaksanakan administrasi efek dalam
penitipan kolektif
Menyampaikan konfirmasi tiap hari kepada
KSEI
Bertanggung jawab tiap bulan untuk
menyerahkan Daftar Pemegang Saham
Rp 10.000.000 31/12/2014
Kantor Notaris NY. Henny
Singgih
Persiapan dan pelaksanaan RUPS Rp 10.000.000 31/12/2014
Kantor Aktuaris
Independen
PT Quattro Asia
Consulting
Menghitung kewajiban dan beban perusahaan
atas imbalan kerja sesuai dengan ketentuan
UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003
Rp 2.500.000 31/12/2014
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 21
SUMBER DAYA MANUSIA
Perseroan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting bagi
pertumbuhan Perseroan. Oleh karenanya, Perseroan senantiasa membina dan mendorong
karyawan untuk terus giat di dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk tahun 2014, sumber daya
manusia yang dimiliki Perseroan adalah sebanyak 40 karyawan.
Adapun komposisi karyawan Perseroan menurut jenjang manajemen dan pendidikan dapat
dilihat sebagaimana di bawah ini :
Komposisi karyawan tetap Perseroan menurut jenjang manajemen:
Komposisi karyawan tetap perseroan menurut jenjang pendidikan:
Secara berkala Perseroan mengirimkan karyawan-karyawannya untuk mengikuti seminar
maupun workshop khususnya di bidang sales dan marketing, real estate yang menunjang
keahlian karyawan di bidang perumahan. Di masa mendatang, penambahan jenis seminar akan
dilakukan guna menambah nilai kompetensi karyawan Perseroan.
0 5 10 15 20 25 30
Pelaksana
Staff
Supervisor
Manajer
Direksi& Komisaris
2014
2013
0 5 10 15 20
Lain-lain
SLTA/ Sederajat
Sarjana Muda/ Diploma
Sarjana
2014
2013
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 22
ANALISIS & PEMBAHASAN MANAJEMEN
TINJAUAN USAHA DAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN
Pada tahun 2014 telah terjadi pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang menjadi sentimen
penggerak karena terkait visi dan misi dari para calon presiden dan wakil presiden atas
perekonomian domestik. Dampak dari Pemilihan Umum (Pemilu) ini mempengaruhi prospek
ekonomi global yang diperkirakan masih bertumbuh, namun cenderung melambat.
Perlambatan ini dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi indikator makro ekonomi
domestik. Namun demikian, pada prospek properti lahan industri, telah melanjutkan program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dalam jangka
panjang serta aliran dana investasi langsung (direct investment), baik dari lokal maupun asing
yang cenderung meningkat pasca pemilu. Ini akan mendorong kenaikan pada rata-rata harga
jual lahan industri karena potensi naiknya permintaan.
Untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, informasi segmen usaha
properti Perseroan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut:
Presentase (%)
Penjualan Bersih PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 100,00
Laba (Rugi) Usaha
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 94,06
PT Bhaskara Mutu Sentosa (5,94)
Jumlah 100,00
Jumlah Aktiva
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 88,01
PT Bhaskara Mutu Sentosa 11,99
Jumlah 100,00
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 23
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan membukukan penjualan
bersih sebesar Rp 49.251 juta atau mengalami peningkatan sebesar Rp 28.706 juta atau
139,72% jika dibandingkan dengan yang dibukukan Perseroan untuk tahun yang berakhir
tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp 20.545 juta. Peningkatan penjualan bersih ini disebabkan
karena proses splitsing sertifikat yang menjadi persyaratan jual beli oleh Badan Pertanahan
Nasional telah selesai untuk Perumahan Mahkota Simprug, selain itu juga terdapat penjualan
atas Perumahan Saung Riung yang merupakan unit dengan type yang lebih kecil dan terjangkau
masyarakat menengah ke bawah.
Adapun jumlah penjualan unit rumah di tahun 2014, sebanyak 270 unit dengan luas tanah yang
terjual 19,325 meter persegi, yang mana terdapat peningkatan sebanyak 223 unit bangunan jika
dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 47 unit dengan luas tanah yang terjual 5.345
meter persegi. Selama tahun 2014, penjualan terbesar di perumahan Saung Riung tahun 2014
adalah unit type 21/60 sebanyak 204 unit, sedangkan di tahun 2013 unit tersebut belum
dipasarkan. Penjualan terbesar di Perumahan Mahkota Simprug tahun 2014 adalah unit type
33/72 sebanyak 30 unit, sedangkan di tahun 2013 unit tersebut hanya terjual 10 unit bangunan.
Berikut ini adalah proforma penjualan dan laba (rugi) usaha untuk tahun 2014 dan 2013
dengan menerapkan dampak peningkatan harga tanah yang terjadi sampai triwulan I tahun
2015:
Dalam jutaan rupiah, kecuali perubahan harga
PROYEK TAHUN PERUBAHAN
HARGA
PENJUALAN LABA (RUGI) USAHA
HISTORIS PROFORMA HISTORIS PROFORMA
Bintang Metropol,
Mahkota Simprug,
Saung Riung
2014
2.000.000
49.251
54.176
11.441
16.366
Bintang Metropol,
Mahkota Simprug 2013 1.000.000 20.545 22.599 1.676 3.730
Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 3.001 juta
atau mengalami peningkatan sebesar Rp 16.985 juta atau 121% dibandingkan dengan tahun
2013 dimana Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 13.984 juta. Hal ini disebabkan
karena terdapat peningkatan penjualan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 24
Dari sisi Aset, Perseroan tercatat pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 155.940 juta atau
mengalami penurunan sebesar Rp 3.058 juta atau 1,92% dibandingkan dengan tahun 2013
sebesar Rp 158.998 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan pada kas. Setara kas
Piutang usaha - Pihak ketiga, tanah yang belum dikembangkan, penyertaan saham pada entitas
asosiasi dan aset tetap.
Dari sisi kewajiban, Perseroan mencatat pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp 23.772
juta atau menurun sebesar Rp 7.391 juta atau 23,72% dibandingkan dengan tahun 2013
sebesar Rp 31.163 juta. Hal ini antara lain disebabkan adanya penurunan pada akun uang muka
penjualan - pihak ketiga disebabkan karena proses splitsing sertifikat Perumahan Mahkota
Simprug yang menjadi persyaratan jual beli oleh Badan Pertanahan Nasional telah selesai
sehingga realisasi pengakuan penjualan dapat dilaksanakan.
Untuk beban usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp 12.964 juta, terdapat peningkatan sebesar Rp 2.284 juta dibandingkan dengan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Ro 10.680 juta. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan atas komisi penjualan, iuran dan perizinan, keperluan kantor, jasa profesional,
penyusutan serta sumbangan.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, rasio kewajiban terhadap ekuitas adalah 17,99%
dan 24,38%. Sedangkan rasio liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2014
dan 2013 adalah 15,24% dan 19,60%. Rasio Solvabilitas pada tahun 2013 - 2014 menurun
disebabkan oleh penurunan pada total liabilitas terutama pada akun uang muka penjualan -
pihak ketiga.
Rasio solvabilitas Perseroan mencerminkan jumlah aset yang memadai untuk memenuhi jumlah
liabilitis. Untuk tingkat kolektibilitas piutang Perseroan pada tahun 2014 adalah 54 hari,
dimana perputaran umur piutang Perseroan masuk kisaran cepat.
Arus kas yang diperoleh Perseroan selama tahun 2014 mengalami penurunan bersih sebesar
Rp 3.411 juta, sedangkan arus kas Perseroan selama tahun 2013 mengalami peningkatan bersih
sebesar Rp 25.792 juta. Penurunan arus kas selama tahun 2014 disebabkan dari penurunan atas
penerimaan kas dari pelanggan, sedangkan peningkatan arus kas selama tahun 2013
disebabkan terutama dari penerimaan kas dari pelanggan dan penghasilan bunga yang
merupakan aktivitas operasi.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 25
PROSPEK USAHA
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat lebih tajam dibandingkan dengan realisasi
tahun lalu. Koreksi impor bahan baku dan barang modal yang dalam pada awal tahun menjadi
indikator kuat. Badan Pusat Statistik merekam penurunan impor bahan baku atau penolong dan
barang modal kuartal I/2015 hingga 16,2% dan 10,3% dibandingkan periode tahun 2014.
Perlambatan itu bahkan bisa lebih tajam dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya tumbuh
5%. Risiko perlambatan ekonomi itu mendorong para banker untuk mengkaji opsi revisi
rancangan bisnis bank pada tahun 2015 ini akibat kondisi ekonomi yang semakin melemah
pada kuartal I/2015. Suwignyo Budiman dari Direktur PT Bank Central Asia Tbk telah mengakui
sepanjang kuartal I/2015, pertumbuhan kredit melambat dan tidak berjalan sesuai target 12% -
15% pada tahun 2015 ini. Menurutnya, perlambatan juga terlihat pada kredit modal kerja
akibat para pengusaha yang menahan ekspansi di tengah lemahnya ekonomi dan penurunan
daya beli masyarakat. Namun, menilai kondisi pada kuartal II/2015, Suwignyo Budiman masih
optimistis pertumbuhan kredit akan membaik. Royke Tumilaar dari Direktur PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk pun menilai perlambatan ekonomi memang terjadi disumbang kondisi politik
yang membuat pengusaha memilih untuk mengambil opsi waitandsee. (Dikutip dari: Bisnis
Indonesia tertanggal Rabu, 22 April 2015 hal 3 dengan tema Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi
Melambat)
Namun demikian, tahun 2015 diprediksi sebagai tahun cukup menjanjikan bagi bidang usaha
properti. Pasalnya, pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla akan merealisasikan janjinya untuk
mempercepat proyek infrastruktur. Kehadiran proyek infrastruktur pada gilirannya juga turut
menyulut kesemarakan bisnis properti. Pada dasarnya properti menjadi kebutuhan primer bagi
masyarakat Indonesia.
Berdasarkan kalkulasi ekonom Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono, pemerintah bisa
menghemat Rp 291 triliun berkat menaikkan harga bahan bakar minyak. Dana tersebut bisa
menjadi modal untuk membiayai pembangunan infrastruktur, ketimpangan antara kebutuhan
hunian dengan pasokan terus bertambah. Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat
saat ini terdapat backlog sekitar 15 juta unit rumah.
Selain itu masih terdapat beberapa peluang juga seperti masuknya investor asing menjelang
dan sampai Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, rupiah yang tertekan tidak selamanya buruk,
bidang ekspor akan naik bersamaan dengan maraknya arus asing di kawasan industri, sehingga
properti komersial di kawasan dengan basis ekonomi industri akan tumbuh. Setelah kawasan
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 26
industri umumnya siklus pasar perkantoran akan segera naik diperkirakan tahun 2016. Secara
umum pasar properti melambat di salah satu sisi, namun di sisi lain pasar properti masih tetap
akan memberikan peluang. Properti selalu dilihat sebagai dua sisi mata uang.
STRATEGI PEMASARAN & PANGSA PASAR
Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat saat ini terdapat backlog sekitar 15 juta unit
rumah, Perseroan melakukan perluasan lahan perumahan untuk kelas menengah ke bawah. Hal
tersebut dilakukan melihat pangsa pasar yang masih banyak berdasarkan backlog atau
ketimpangan antara kebutuhan hunian dengan pasokan terus bertambah.
Banyak dibukanya pabrik-pabrik baru, yang memberikan peluang untuk memasarkan rumah
kepada karyawan pabrik baru tersebut. Perseroan melalui agen pemasarannya melakukan
kerjasama dengan koperasi atau Human Resources Development dari pabrik-pabrik sekitar
perumahan untuk penyediaan rumah bagi karyawan pabrik atau perusahaan disekitar lokasi
perumahan.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan Perseroan yaitu mengkaji kembali atas kesiapan cash
flow proyek yang telah terlanjur terkait terhadap melemahnya daya beli konsumen dan suku
bunga konstruksi yang tinggi juga naiknya bahan bangunan. Meskipun pasar masih menyimpan
daya beli namun diperkirakan keputusan pembelian properti akan lebih selektif untuk proyek-
proyek yang masih memberikan aspek fungsional, bukan aspek spekulasi, sehingga Perseroan
akan menciptakan konsep yang unik dan juga mempunyai konsep yang jelas, berserta
Perseroan akan melakukan konsolidasi ulang atas proyek baru akan diluncurkan.
DIVIDEN
Pembagian dividen Perseroan kepada Pemegang Saham ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham dengan mempertimbangkan posisi keuangan atau tingkat kesehatan
Perseroan dan Anak Perusahaan. Adapun rumusan pembagian dividen Perseroan adalah
sebagai berikut :
Laba Bersih Persentase Dividen Tunai terhadap Laba Bersih
Sampai dengan Rp 15milyar 10% sampai 15%
Di atas Rp 15 milyar 16% sampai 20%
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 27
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 6 Juni
2014 telah memutuskan tidak adanya pembagian dividen untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013. Namun demikian, Perseroan juga menyadari akan pentingnya
pembagian dividen kepada pemegang saham pada masa-masa mendatang, akan tergantung
pada pendapatan yang diterima Perseroan dan peluang investasi atas aset-aset properti yang
ada.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 28
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Perseroan menyadari bahwa Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)
memiliki arti dan peranan yang penting sebagai wahana bagi Perseroan untuk terus tumbuh
dan berkembang di masa-masa mendatang. Oleh karenanya, Perseroan memastikan bahwa
pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) tetap menjadi
perhatian utama Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
Guna tercapainya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)
diperlukan kerjasama yang baik diantara fungsi pengurusan dan pengawasan di dalam
perusahaan yang mencakup Komisaris, Direksi Komite Audit, Sekretaris Korporasi dan Internal
Audit. Hal ini diwujudkan dalam pengawasan dan pemenuhan terhadap berbagai peraturan
perundang-undangan baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun Regulasi terkait lainnya
seperti Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia.
Sepanjang tahun 2014, Perseroan memastikan bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik (Good Corporate Governance) telah dilakukan mulai tingkat atas hingga bawah yang tugas
dan tanggung jawabnya meliputi antara lain :
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris memiliki tanggung jawab diantaranya adalah melakukan pengawasan
terhadap kebijakan yang diambil oleh Direksi dalam menjalankan perusahaan. Di samping itu,
Dewan Komisaris juga bertanggung jawab di dalam memberikan nasehat atau masukan kepada
Dewan Direksi sehubungan dengan permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan
Perseroan, anggaran dan rencana kerja tahunan dan pelaksanaan hal - hal yang telah diatur
dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Dewan Komisaris juga memiliki akses penuh terhadap
informasi maupun laporan yang ada dalam Perusahaan dan dapat meminta penjelasan dari
Direksi terkait informasi dan laporan tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang bertanggung
jawab langsung kepada Dewan Komisaris.
Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham Untuk saat ini Dewan Komisaris Perseroan memiliki 3 anggota yang terdiri dari
Komisaris Utama, Komisaris dan Komisaris Independen. Besarnya remunerasi yang diterima
oleh Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp. 681.000.000.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 29
Penetapan jumlah remunerasi tersebut berdasarkan prosedur remunerasi yang telah
ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan kewenangan pembagiannya diserahkan
kepada Komite Remunerasi.
Pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Dewan Direksi dilakukan sedikitnya satu kali
setiap bulan dengan tingkat kehadiran antara 90%-100%. Sedangkan pertemuan antara Dewan
Komisaris dan Komite Audit sedikitnya dua kali setiap bulan. Manakala diperlukan, maka rapat
dengan Komite Audit dapat diadakan secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat
selanjutnya.
DIREKSI
Direksi memiliki kewajiban menjalankan tugas utamanya dengan penuh tanggung jawab. Tugas
dan Tanggung jawab Direksi Perseroan meliputi penetapan seluruh kebijakan, strategi usaha,
dan program-program strategis yang diperlukan dalam rangka menjalankan usaha Perseroan.
Disamping itu, Direksi bertanggung jawab atas tercapainya integrasi dan sinergi kebijakan dan
penggunaan sumber daya guna mencapai sasaran dan tujuan Perseroan, serta Direksi juga
bertanggung jawab terhadap penyusunan perangkat kebijakan, penyelenggara administrasi,
supervisi dan pengembangan Perseroan.
Pembagian tugas dan wewenang setiap Direksi diatur oleh Rapat Direksi antara lain :
1. Direktur Utama memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan koordinasi diantara
anggota Direksi sehingga seluruh kegiatan bisnis Perseroan dan program kerja berjalan
dengan baik sesuai dengan visi, misi Perseroan.
2. Direktur Teknik dan Marketing memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang teknik dan
penjualan.
3. Direktur Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang keuangan, anggaran dan
akutansi.
Untuk jadwal pertemuan antara Dewan Komisaris dan Direksi diadakan sedikitnya satu kali
setiap bulan dengan tingkat kehadiran 100%. Sedangkan pertemuan antara anggota Direksi
diadakan setiap minggu dengan tingkat kehadiran 100%.
Guna mengikuti perkembangan industri properti, maka Dewan Direksi secara berkala
mengikuti berbagai seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan industri properti yang
diselenggarakan baik di dalam maupun diluar negeri.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 30
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan diselenggarakan pada tanggal 6 Juni 2014
yang secara musyawarah untuk mufakat telah memutuskan hal - hal sebagai berikut :
1. Menyetujui Laporan Tahunan Direksi serta Laporan pengawasan Dewan Komisaris untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013; dan mengesahkan Laporan
Keuangan Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik “ANWAR, SUGIHARTO & REKAN” sebagaimana tercantum
dalam laporannya Nomor : ASR/L-105/14 tanggal 25 Maret 2014 dengan pendapat “Wajar
Tanpa Pengecualian”.
Dengan demikian membebaskan anggota Direksi dan Komisaris Perseroan dari tanggung
jawab dan segala tanggungan (acquit et de charge) atas tindakan pengurusan dan
pengawasan yang telah mereka jalankan selama tahun buku 2013 sepanjang tindakan-
tindakan mereka tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku 2013 dan
menyetujui untuk tidak membagikan dividen untuk tahun buku 31 Desember 2013.
2. Pencatatan tahun buku 2013 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Perseroan
membukukan rugi bersih sebesar Rp 13.984.000.000
3. Menyetujui memberi wewenang kepada Direksi dengan persetujuan Komisaris untuk
menunjuk Akuntan Publik 2014 yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai
Kantor Akuntan Publik Perseroan untuk mengaudit buku perseroan untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan memberi wewenang kepada Direksi
Perseroan untuk menetapkan jumlah honorarium Akuntan Publik dan persyaratan-
persyaratan lainnya.
4. Menyetujui
a) Pemberian gaji kepada anggota Dewan komisaris seluruhnya sebesar Rp 681.000.000
pertahun dan pembagiannya diatur di dalam Rapat Komisaris.
b) Memberikan pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk
menetapkan gaji dan tunjangan lainnya anggota Direksi melalui keputusan rapat Dewan
Komisaris.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 31
KOMITE AUDIT
Pembentukan Komite Audit Perseroan dilakukan sejak tanggal 15 Juni 2001. Perubahan
susunan Komite Audit dilakukan pada tanggal 24 April 2012 dimana Ketua Komite Audit tetap
dijabat oleh Rosa Lestari Putri (Komisaris Independen), sedangkan anggota Komite Audit saat
ini adalah sebagai berikut:
a. Anita Pranowo Putri Warga Negara Indonesia, lahir di Sragen pada tahun 1986. Lulus tahun
2010 dengan gelar Sarjana Matematika dari Universitas Muhamadiyah Surakarta. Memulai
kariernya di Perseroan sejak tahun 2010 sampai sekarang.
b. Meina Mutya Warga Negara Indonesia, lahir di Semarang pada tahun 1977. Lulus tahun
2003 dengan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Pancasila Jakarta. Memulai kariernya di
Ruth Esther Pranajaya Law Firm di Jakarta dan PT Mediatama Binakreasi pada tahun 2002.
Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2004 sampai sekarang.
Semua anggota komite audit adalah independen, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan
pemegang saham pengendali Perseroan, direktur dan/atau komisaris lainnya, dan tidak bekerja
rangkap sebagai direktur di perusahaan lain yang terafiliasi dengan Perseroan.
Tugas pokok Komite Audit antara lain adalah memberikan pendapat atau masukan secara
profesional yang independen kepada Dewan Komisaris atas laporan yang disampaikan oleh
Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasikan hal -hal yang memerlukan
perhatian Dewan Komisaris, antara lain melalui kajian atas program audit serta tindak
lanjutnya.
Pertemuan rutin antara Komite Audit dengan Dewan Komisaris diadakan dua kali dalam
sebulan dengan tingkat kehadiran 90%-100%. Manakala diperlukan, maka rapat tersebut dapat
diadakan secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat selanjutnya.
Sepanjang tahun 2014, Komite Audit Perseroan melakukan fungsi pengawasannya dengan
mengkaji laporan keuangan bulanan, triwulan, enam bulan dan tahunan Perseroan serta
memastikan bahwa laporan keuangan tersebut telah mengikuti prinsip akutansi yang berlaku
umum dan peraturan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan serta Bursa Efek Indonesia.
Komite Audit juga turut memberikan rekomendasi atas penunjukkan auditor independent,
melakukan tindak lanjut atas temuan yang diperoleh Manajemen dan melakukan penelaahan
atas rencana kerja tahunan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 32
Untuk tahun buku 2014, uraian singkat pelaksanaan tugas Komite Audit antara lain :
1. Melakukan penelaahan dan mengevaluasi hasil audit informasi keuangan Perseroan
yang mencakup laporan keuangan, proyeksi keuangan dan kinerja keuangan Perseroan.
2. Mengevaluasi independensi dan objektivitas perusahaan akuntan publik.
3. Menilai kinerja dan efisiensi dari Internal Audit.
4. Menilai kepatuhan Perseroan atas peraturan yang berlaku.
5. Menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris perihal risiko yang dihadapi
Perseroan dan pelaksanaan pengelolaan risiko oleh Direksi serta hal lainnya yang
memerlukan perhatian dari Dewan Komisaris.
KOMITE REMUNERASI
Komite remunerasi dibentuk di bawah pengawasan Dewan Komisaris dengan uraian tugas
sebagai berikut:
a. Menyusun anggaran remunerasi dewan komisaris dan direksi berdasarkan kinerja
Perusahaan dan prestasi yang dicapai serta kontribusi terhadap pertumbuhan Perseroan.
b. Menetapkan sistem remunerasi yang layak dan memadai, serta memutuskan remunerasi
seluruh anggota komisaris dan direksi.
c. Mengadakan pertemuan formal paling sedikitnya sekali dalam setahun.
d. Keputusan diambil dapat melalui pertemuan dan atau pernyataan tertulis.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan dirangkap oleh Direktur Independen perseroan adalah Suhsih M.
Boentoro.
Salah satu cakupan tugas yang dijalankan oleh Sekretaris Perusahaan adalah bertanggung jawab
atas pelaksanaan komunikasi Perseroan ke pihak luar termasuk pendistribusian informasi yang
berhubungan dengan keuangan dan kinerja usaha kepada para Pemegang Saham, pasar modal
dan masyarakat umum.
Di samping mengikuti perkembangan pasar modal, sekretaris perusahaan juga memberikan
pelayanan informasi bagi masyarakat sebagai contact person dan bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan RUPS.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 33
Untuk tahun buku 2014, uraian singkat pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan antara lain
adalah:
1. Telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
2. Telah mengadakan acara Public Expose Perseroan.
3. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam memberikan masukan dalam setiap pertemuan
Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi
4. Melakukan penyampaikan informasi terkait operasional Perseroan dalam rangka
keterbukaan informasi kepada OJK, BEI dan KSEI.
UNIT AUDIT INTERNAL
Pembentukan Unit Audit Internal dilakukan dalam rangka membantu tugas Direksi dalam
melakukan evaluasi internal yang obyektif terhadap kegiatan usaha Perseroan secara
keseluruhan. Hasil yang diperoleh akan dibawakan kepada Dewan Direksi untuk menjadi salah
satu dasar pembentukan kebijakan dan strategi yang akan ditetapkan oleh Dewan Direksi
sehingga tetap mengikuti prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
Pengangkatan dan pemberhentian Unit Audit Internal Perseroan dilakukan oleh Direktur
Utama atas persetujuan dari Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugasnya , Unit Internal
Audit bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Unit Internal Audit Perseroanadalah sebagai
berikut :
a. Ketua Anitasari SE, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1978. Lulus tahun
2000 dengan gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Gunadarma. Memulai kariernya
di Bank IFI sejak tahun 2001 sampai dengan 2002. Bergabung dengan Perseroan sejak
tahun 2002 sampai sekarang.
b. Anggota Deddy Indra SE, Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1977. Lulus
tahun 2005 Dengan gelar Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia, memulai kariernya di PT
Selamat Sempurna Tbk sejak tahun 2000 sampai tahun 2002, dari 2002 – 2004 di PT Astra
Autoparts Tbk Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2013 sampai sekarang.
Kualifikasi minimum audit internal adalah Sarjana Akuntansi. Setiap audit internal adalah
independen dan dilarang merangkap tugas dan jabatan dengan kegiatan operasional Perseroan
dan Anak Perusahaan, dan juga harus menunjukkan profesionalisme pada saat melakukan
penilaian, bebas dari pengaruh dan pendapat dari pihak manapun atas segala hal, dan tidak
terlibat dalam kegiatan dengan pihak yang dapat mempengaruhi penilaian yang tidak netral.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 34
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Unit Audit Internal mengacu kepada Piagam Unit
Audit Internal yang telah disahkan pada tanggal 5 Februari 2010. Piagam ini secara garis besar
memuat tujuan, struktur organisasi, tanggung jawab, wewenang, kode etik dan persyaratan
serta profesionalisme auditor.
Uraian singkat pelaksanaan tugas unit internal audit selama tahun buku 2014 sebagaimana
yang tercantum dalam Piagam antara lain meliputi penyusunan dan pelaksanaan rencana audit
internal tahunan, melakukan pengujian dan evaluasi atas pelaksanaan pengendalian internal,
melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas kinerja di setiap
departemen dan memberikan rekomendasi atas hal yang memerlukan perbaikan atau
improvement, membuat laporan hasil audit untuk diserahkan kepada Direktur Utama dan
Dewan Komis aris, memantau dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut dari penerapan
rekomendasi yang telah diberikan.
SISTEM PENGENDALIAN INTEREN PERSEROAN
Sistem pengendalian internal Perseroan salah satunya dilakukan melalui pembuatan
serangkaian kebijakan dan prosedur standar di dalam menjalankan kegiatan operasional
Perseroan. Sistem ini terus dimonitor pelaksanaannya dan telah mengalami penyempurnaan
untuk mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang baik di dalam meminimalkan risiko yang
dapat timbul.
Perseroan secara rutin mengadakan tinjauan manajemen sebagai sarana pengendalian dan
sebagai alat peringatan dini jika ada hal-hal yang menyimpang sehingga langkah-langkah
antisipasi dapat segera diambil.
Seiring dengan berjalannya waktu dimana tingkat risiko yang dihadapi juga terus mengalami
perubahan, maka Unit Audit Internal dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi dan
profesionalismenya. Unit Audit Internal yang dalam hal ini merupakan mitra Management
memiliki peran untuk dapat meningkatkan kualitas pengendalian internal melalui penyediaan
informasi yang cepat dan akurat guna pengambilan keputusan Management dalam pencapaian
target Perseroan.
Bentuk lain pengendalian interen juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan rutin
dengan divisi yang ada di Perseroan guna membahas progres pekerjaan dan masalah yang
dihadapi baik secara internal maupun eksternal. Pihak Unit Audit Internal akan membahas
semua permasalahan termasuk memberikan rekomendasi kepada pihak Management sehingga
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 35
progres pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana dan permasalahan dapat diselesaikan dengan
cepat dan baik. Selain itu, Unit Audit Internal akan menilai tingkat kepatuhan terhadap sistem,
prosedur dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan di tingkat operasional. Sistem pengendalian
interen yang ada akan ditelaah secara periodik untuk mengetahui apakah masih cukup efektif
dalam menangani risiko yang mungkin timbul.
Di lain sisi, Dewan Komisaris dibantu Komite Audit juga berperan aktif dalam mengawasi
pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan Direksi dalam mengelola Perseroan dimana
Dewan Komisaris bertanggung jawab dalam memberikan nasehat atau masukan kepada
Direksi.
Tidak ada perkara penting yang dihadapi oleh Perseroan, entitas anak, anggota Dewan
Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat.
SISTEM MANAJEMEN RISIKO
Perseroan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan perumahan memiliki risiko-
risiko usaha yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja Perseroan. Salah satu risiko yang ada
adalah dari segi perekonomian. Naik turunnya kondisi perekonomian nasional khususnya akan
sangat mempengaruhi tingkat suku bunga, laju inflasi dan nilai tukar mata uang asing. Kondisi
perekonovmian yang tidak stabil akan berakibat kepada kenaikan harga bahan baku dan sangat
mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi
tingkat penjualan Perseroan. Oleh karenanya, Management akan selalu mencermati indikasi
perekonomian dan menyesuaikan kebijakan Perseroan sehingga mampu beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
Risiko lainnya adalah persaingan usaha dengan perusahan properti lainnya khususnya yang
berada di wilayah pengembangan yang sama dengan Perseroan. Guna menghadapi
permasalahan ini, Perseroan menyadari bahwa perumahan yang ditawarkan harus memberikan
mutu dan kualitas perumahan serta pelayanan yang lebih baik. Oleh karenanya, Perseroan
selalu berupaya untuk memberikan yang lebih kepada kepada konsumen menjadi hal ini
menjadi faktor yang signifikan dalam menghadapi persaingan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 36
PERKARA PENTING
Sesuai Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tangerang 2012-2013 bahwa tanah yang belum dikembangkan PT Bhaskara Mutu
Sentosa, anak Perusahaan termasuk dalam wilayah ruang terbuka hijau (jalur hijau). Karena
masih minimnya data yang kami ketahui tentang hal tersebut, maka PT Bhaskara Mutu Sentosa
melakukan langkah-langkah klarifikasi kepada Pemda Kota Tangerang atas status tanah
tersebut yang mana PT Bhaskara Mutu Sentosa telah mengajukan permohonan izin lokasi untuk
pembangunan perumahan di kawasan seluas ±150.000 M2 yang terletak di Desa Cipondoh,
Kecamatan Cipondoh, Kotamadya Tangerang, dan pemberian izin lokasi tersebut telah
dikabulkan oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang melalui suratnya Nomor
595.1/SK.04-Pem/1993 yang diterbitkan pada tanggal 4 Agustus 1993. Bahwa atas pemberian
izin lokasi tersebut telah dilakukan perpanjangan dengan dikeluarkannya perpanjangan izin
lokasi melalui Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang Nomor
460.05-SK.106.P tanggal 9 Agustus 1994. Bahwa terhadap pemberian izin lokasi tersebut,
PT Bhaskara Mutu Sentosa telah melakukan pembebasan tanah seluas 127.093 M2, sebagaimana
dinyatakan pada Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 6342/Cipondoh dan Nomor
6343/Cipondoh yang diterbitkan Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang bahwa PT Bhaskara
Mutu Sentosa adalah pemegang Hak Guna Bangunan atas lokasi yang dimaksud pada Surat
Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tangerang, bahwa selanjutnya dalam
Lampiran 1 Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tangerang 2012-2013 tanah tersebut diatas dinyatakan sebagai kawasan hijau.
Karena tiadanya jawaban atas surat permintaan penjelasan mengenai status tanah dari
Pemerintah Daerah Kotamadya Tangerang maka PT Bhaskara Mutu Sentosa mengirimkan
somasi pertama tertanggal 25 Februari 2014 dengan Nomor 01/Dir.BMS/XII/14 guna
menanyakan kejelasan status tanah tersebut kepada Walikota Tangerang. Karena tidak
mendapatkan jawaban, maka PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali mengirimkan somasi kedua
dengan Nomor 002/Dir.BMS/III/14 tanggal 10 Maret 2014 yang masih tidak mendapat
tanggapan, lalu PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali mengirimkan somasi ketiga pada tanggal
17 April 2014. Kemudian pada tanggal 25 Juli 2014 Walikota Tangerang mengirimkan Surat
Tanggapan Nomor 180/2705-Bag.Hukum/2014 yang menyatakan bahwa Hak Guna Bangunan
tersebut ditetapkan sebagai Ruang Terbuka Hijau. Berdasarkan Surat Tanggapan tersebut, PT
Bhaskara Mutu Sentosa mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara melalui Kantor
Hukum William Soerjonegoro & Partners yang diterima pada tanggal 21 Oktober 2014 di
Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang dengan Nomor Perkara
46/G/2014/PTUN.SRG. Pada tanggal 26 Februari 2015 Pengadilan Tata Usaha Negara
memutuskan bahwa gugatan yang diajukan oleh PT Bhaskara Mutu Sentosa tidak diterima.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 37
Berdasarkan hasil tersebut, PT Bhaskara Mutu Sentosa kembali melakukan upaya hukum
selanjutnya yaitu Banding. Sampai dengan saat ini memori Banding atas Putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara dengan Nomor Perkara 46/G/2014/PTUN.SRG antara PT Bhaskara Mutu
Sentosa sebagai Pembanding melawan Walikota Tangerang sebagai Terbanding telah diterima
oleh Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Serang pada tanggal 17 April 2015.
Demikian juga pada Proyek Perumahan Mahkota Simprug Ciledug bahwa pada saat Perseroan
akan melaksanakan pengembangan atas tanah yang dimiliki Pereroan ada sebagian masyarakat
yang merasa bahwa tanah tersebut masih miliknya sehingga tanah tersebut belum dapat
digunakan untuk perluasan dan pengembangan perumahan di Perumahan Mahkota Simprug
Ciledug.
SANKSI ADMINISTRATIF
Selama tahun 2014, Perseroan tidak pernah dikenakan sanksi administrasi oleh otoritas pasar
modal dan otoritas lainnya.
KODE ETIK DAN BUDAYA PERSEROAN
Budaya Perseroan merupakan suatu pola mendasar yang dimiliki oleh seluruh anggota
Perseroan yang berisi nilai-nilai dan norma-norma serta kebiasaan yang dapat mempengaruhi
pemikiran, perilaku serta metode kerja karyawan.
Kode etik Perseroan merupakan aturan guna mengatur perilaku etika dan menetapkan larangan
yang berlaku dalam ruang lingkup Perseroan, di mana mewajibkan seluruh karyawan mematuhi
seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku, termasuk pula bagi dewan komisaris dan
direksi.
Pokok-pokok ketentuan dalam kode etik ini meliputi komisi, jamuan, hadiah, pembayaran tidak
resmi, kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, hubungan antar karyawan, terjadi
pertentangan kepentingan antar pihak, mempekerjakan anggota keluarga dan pejabat atau
pegawai pemerintah, kegiatan dan sumbangan politik serta sumbangan kemanusiaan.
Bentuk sosialisasi kode etik dan budaya Perseroan tersebut, kode etik ini disampaikan dan
dijelaskan secara langsung kepada seluruh pihak-pihak terkait termasuk pihak-pihak lain yang
melakukan hubungan bisnis atas nama Perseroan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 38
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN
Perseroan memiliki pedoman sitem pelaporan dan penyelidikan pelanggaran atas suatu sistem
dan prosedur dalam melakukan pengawasan kegiatan bisnis Perseroan yang terus semakin
berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dapat mencegah segala kemungkinan terjadinya
segala pelanggaran yang dapat terjadi.
Setiap pelanggaraan dapat segera dilaporkan kepada masing-masing anggota komite audit
investigasi yang dibentuk Perseroan guna melakukan penyelidikan jika ada laporan dugaan
pelanggaran, baik lisan maupun tertulis atas permasalahan yang terjadi, setelah itu komite audit
investigasi dapat memahami dan menindak-lanjuti permasalahan yang terjadi serta melakukan
langkah-langkah penanganan yang tepat.
Dalam pelaksanaan penyelidikan, komite audit investigasi akan melindungi kerahasiaan pelapor
dan Perseroan menjamin atas keamanan pihak pelapor dan tidak ada tanggapan dalam bentuk
apapun yang ditujukan kepada pihak pelapor yang berkaitan dengan masalah yang
dilaporkannya.
Komite audit investigasi akan menyimpan setiap laporan yang diterima dan catatan
penyelidikan dalam waktu tidak kurang dari seminggu sejak laporan diterima, serta membuat
laporan berkala mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menindak-lanjuti setiap laporan
yang masuk dan penyelidikan yang dilakukan.
Selama tahun 2014, komite audit investigasi tidak menerima laporan dugaan pelanggaran yang
signifikan yang dapat merugikan Perseroan.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan tidak hanya berjalan sendiri melainkan juga memiliki
tanggung jawab baik kepada lingkungan sekitar, karyawan maupun konsumen Perseroan.
Tanggung jawab dalam lingkungan hidup terwujud salah satunya dalam bentuk menjaga
kelestarian di tempat kegiatan usaha berlangsung. Hal ini dilakukan melalui kegiatan
penanaman pohon guna mengurangi emisi gas karbon dan memastikan saluran air selalu bersih
dari sampah sehingga lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat.
Dari segi praktik ketenagakerjaan, Perseroan tidak memberlakukan perbedaan status antara
pihak pria maupun wanita. Prestasi merupakan kunci penting di dalam menjalankan pekerjaan
dan kesempatan selalu terbuka bagi pihak yang ingin maju dan terus meraih prestasi di
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 39
bidangnya masing-masing karena Perseroan menyadari bahwa sumber daya manusia
merupakan salah satu aset yang penting bagi pertumbuhan Perseroan ke depannya. Tingkat
perpindahan karyawan juga sangat kecil, demikian juga dengan tingkat kecelakaan kerja nyaris
tidak pernah terjadi.
Mempekerjakan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar perumahan yang
dikembangkan Perseroan sudah sejak dulu dilakukan. Demikian juga dengan perbaikan sarana
umum dan turut berpartisipasi dalam kegiatan yang bersifat sosial maupun keagamaan.
Perseroan menyadari bahwa konsumen juga merupakan aset yang penting bagi Perseroan. Oleh
karenanya, Perseroan akan selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
Tanggung jawab produk yang diberikan kepada konsumen adalah dengan menyediakan
perumahan dengan mutu dan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Dalam hal
terjadi pengaduan dari konsumen, maka sedapat mungkin pengaduan tersebut diselesaikan
dalam waktu yang singkat dan dicarikan pemecahannya secepatnya sehingga kasus serupa
tidak kembali berulang di masa mendatang.
Selama tahun 2014, Perseroan baru dapat meluangkan dana sebesar Rp. 164 juta berkaitan
dengan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. Ke depannya, diharapkan
partisipasi Perseroan dapat lebih meningkat dan berpartisipasi dalam bidang yang lebih luas
lagi.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 40
SURAT PERNYATAAN
ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN TAHUNAN 2014
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan
tahunan PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan
bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 30 April 2015
DEWAN KOMISARIS
Richard Wiriahardja, SE Maria Florentina Tulolo Rosa Lestari Putri, SH Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
DEWAN DIREKSI
Michella Ristiadewi W, BASc (HON) Suhsih M. Boentoro, SH Direktur Direktur Independen
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI. TBK – Annual Report 2014
Hal - 41
LAPORAN AUDITOR
&
LAPORAN
KEUANGAN
KONSOLIDASI
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKLAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANPada dan Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2014
dan
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBKDAN ENTITAS ANAK
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANPADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIRTANGGAL 31 DESEMBER 2014
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 1-2
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN 3
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN 4
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN 5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 6-49
R IS TIASURAT PERNYATAAN DIREKSI
TENTANGTANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014PT RISTIA BTNTANG MAHKOTASEJATITBK DAN ENTITAS ANAK
Kamiyang bertanda tangan di bawah ini:
1. NamaAlamat KantorAlamat Domisili / sesuai KTPatau Kartu ldentitas lain
Jabatan
2. NamaAlamat KantorAlamat Domisili / sesuai KTPatau Kartu ldentitas lain
Jabatan
Menyatakan bahwa:
Michella RistiadewiJln. RS Fatmawati No. 188, Jakarta 12420
Jln. Bukit Hijau lX No. 2 - 4Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta SelatanDirektur
Suhsih BoentoroJln. RS Fatmawati No. 188, Jakarta 12420
Jln. Pondok Hijau V/l9, RT/RW 007/013Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta SelatanDirektur
1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian PTRistia Bintang Mahkotasejati Tbk dan Entitas Anak;
2. Laporan keuangan konsolidasian PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk dan Entitas Anaktelah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia;
3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian PT Ristia Bintang MahkotasejatiTbk dan Entitas Anak telah dimuat secara lengkap dan benar;
b. Laporan keuangan konsolidasian PT Ristia Bintang Mahkotaseiati Tbk dan Entitas Anaktidak mengandung informasi atau fakta material tidak benar, dan tidak menghilangkaninformasi atau fakta material;
4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam PT Ristia Bintang MahkotaseiatiTbk dan Entitas Anak.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakart?, 6 Pebru ari 2015rri
N RFIIA BINTANG MAHKOIASEJATIIbK
Public Listed Compony
Gedung Ribens Autocors
Jl, RS, Fotmowoti No, l88,JokortoV420
Ielepon : (02.|) 751 1441 - 750 5000
ATI TBI(
Direktur
Fox. : (021 ) 751 I 025
E
,dI KRESTONI
A member ol KG$on International A globa network of idependent ac@unting fnms
ITENDRAWINATAf DDY SIDDHARTAATANZILRegistered Public AccountantsLicense No. 775lKM.1/2014
LAPORAN AIJDITOR INDEPENDEN
Laporan No: 040/0 I /DPL/YRBM- l/1 5
Para Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan DireksiPT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI' TbK
Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT Ristia Bintang Mahkotasejali, Tbk dan
entitas anaknya terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal
31 Desember i014 se*a iaporan liba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laPoran arus
kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan
akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Tanggung Jawab Manajemen Atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian
ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian intemal yang
dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penlusunan laporan keuangan konsolidasian
yaog litur dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan.
Tanggung Jawab Auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan konsolidasian iniberdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan
etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang
apakah laporan keuangan konsolidasian bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Prosedur yang dipilih bergantung pada
pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan
k"uung- konsolidasian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan
penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan
p"ny"tsunun dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian untuk merancang prosedur audit
yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan suatu opini atas
keefektivitasan pengendalian intemal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas
ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh
manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan
basis bagi opini kami.
www.kreston-indonesia.co.id
G
{KRESTON\l
A member of Kreston nternarional I Aglobalnetwork oflndependent ac.o!.tngrihs
lIENDRAWINATATDDY SIDDHARTAATANZILRegistered Public AccountantsLicense No. 775lKl\4.1/2014
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN - Lanjutan
Laporan No: 040/01/DPL/URBM-I/15 - Lanjutan
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan konsolidasian PT Ristia Bintang Mahkotasejati, Tbk dan entitasanaknya tanggal 3l Desember 2014, sertr kinerja keuangan dan arus kas konsolidasian untuk tahunyang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Hal Lain
Laporan keuangan konsolidasian PT Ristia Bintang Mahkotasejati, Tbk dan entitas anaknya tanggal3 I Desember 2013 diaudit oleh auditor independen lain dengan laporannya No. ASR/L-I05/14 tanggal25 Maret 2014 dengan opini wajar tanpa pengecualian telah kami reviu dan tidak terdapat modifikasiopini atas laporan auditor tersebut.
HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL
Desman PL Tobing, Sf,, Ak, CPAAP.0127
6 Pebruari 2015
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKLAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
1
Catatan 2014 2013
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3g,3h,3q,5,26 43.155.850.124 46.566.633.747Aset keuangan yang tersedia untuk dijual 3g,6,26 11.510.000.000 217.500.000Piutang usaha – pihak ketiga 3g,7,26 7.226.161.277 7.514.477.584Persediaan real estat 3k,8 34.645.518.130 31.152.493.350Biaya dibayar di muka 3i 83.875.000 6.875.000
Jumlah Aset Lancar 96.621.404.531 85.457.979.681
ASET TIDAK LANCAR
Tanah yang belum dikembangkan 3k,10 27.668.992.973 35.301.972.748Penyertaan saham pada entitas asosiasi 3d,3e,9 30.677.659.093 36.910.459.451Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 2.130.031.577pada tahun 2014 dan Rp 1.877.622.067pada tahun 2013 3j,3l,11 971.828.937 1.327.127.663
Jumlah Aset Tidak Lancar 59.318.481.003 73.539.559.862
JUMLAH ASET 155.939.885.534 158.997.539.543
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKLAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
2
Catatan 2014 2013
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha – pihak ketiga 3g,12,26 2.490.600.220 2.239.577.700Utang lain-lain – pihak ketiga 3g,26 1.426.237.881 673.109.950Utang pajak 3p,13 3.346.291.987 1.385.774.356Beban yang masih harus dibayar 3g,14,26 648.489.092 125.990.225Uang muka penjualan – pihak ketiga 15 12.815.344.907 23.750.847.834
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 20.726.964.087 28.175.300.066
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 3r,16 3.045.215.141 2.988.078.964
Jumlah Liabilitas 23.772.179.228 31.163.379.030
EKUITASEkuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas indukModal saham – nilai nominal saham seri ARp 500 dan saham seri B Rp 200Modal dasar – 1.013.311.000 saham seriA dan 66.722.500 saham seri BModal ditempatkan dan disetor penuh– 260.000.000 saham seri A dan66.722.500 saham seri B 17 143.344.500.000 143.344.500.000
Tambahan modal disetor 3n,18 (1.767.134.491) (1.767.134.491)Saham treasuri 3t (36.023.050) (36.023.050)Keuntungan (kerugian) yang belum
direalisasi atas perubahan nilai wajaraset keuangan yang tersedia untukdijual 1.268.750.000 (63.750.000)
Saldo laba (defisit)Telah ditentukan penggunaannya 19 2.300.000.000 2.300.000.000Belum ditentukan penggunaannya (12.948.501.808) (15.950.235.316)
Sub Jumlah 132.161.590.651 127.827.357.143
Kepentingan nonpengendali 3d,20 6.115.655 6.803.370
Jumlah Ekuitas 132.167.706.307 127.834.160.513
JUMLAH LIABILITAS DANEKUITAS 155.939.885.534 158.997.539.543
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
3
Catatan 2014 2013
PENJUALAN BERSIH 3o,21 49.251.127.287 20.544.931.500
BEBAN POKOK PENJUALAN 3o,22 (25.133.759.481) (8.483.494.807)
LABA KOTOR 24.117.367.806 12.061.436.693
Beban usaha 3o,23 (12.964.078.049) (10.679.875.422)Penghasilan bunga – bersih 3o 2.068.090.725 741.314.509Beban usaha lainnya – bersih 3o (1.609.536.983) (446.896.713)
LABA USAHA 11.611.843.499 1.675.979.067
Bagian atas rugi dari entitas asosiasi 3d,9 (6.148.036.758) (14.632.761.093)
LABA (RUGI) SEBELUM BEBANPAJAK PENGHASILAN 5.463.806.741 (12.956.782.026)
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 3p,13 (2.462.556.364) (1.027.246.575)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 3.001.250.377 (13.984.028.601)
Laba (Rugi) komprehensif lainnya 1.332.500.000 (20.000.000)
JUMLAH LABA (RUGI)KOMPREHENSIF TAHUNBERJALAN 4.333.750.377 (14.004.028.601)
Laba (rugi) tahun berjalan yangdiatribusikan kepada:Pemilik entitas induk 3.001.733.508 (13.983.777.155)Kepentingan nonpengendali (483.131) (251.446)
JUMLAH 3.001.250.377 (13.984.028.601)
Laba (rugi) tahun berjalan yangdiatribusikan kepada:Pemilik entitas induk 4.334.448.009 (14.003.777.155)Kepentingan nonpengendali (697.632) (251.446)
JUMLAH 4.333.750.377 (14.004.028.601)
Laba (Rugi) Bersih Per Saham 3s,24 9,19 (42,80)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
4
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Ekuitas IndukSaldo Laba
Modal SahamTambahan
Modal Disetor Saham Treasuri
Keuntungan(Kerugian) yang
Belum DirealisasiAtas PerubahanNilai Wajar AsetKeuangan yangTersedia Untuk
DijualDitentukan
PenggunaannyaTidak DitentukanPenggunaannya Jumlah
KepentinganNonpengendali Jumlah Ekuitas
Saldo per 1 Januari 2013 143.344.500.000 (1.767.134.491) - (43.750.000) 2.300.000.000 (1.966.458.161) 141.867.157.348 7.054.816 141.874.212.164
Perolehan saham treasuri - - (36.023.050) - - - (36.023.050) - (36.023.050)
Rugi tahun berjalan - - - - - (13.983.777.155) (13.983.777.155) (251.446) (13.984.028.601)
Rugi komprehensif lain - - - (20.000.000) - - (20.000.000) - (20.000.000)
Saldo per 31 Desember 2013 143.344.500.000 (1.767.134.491) (36.023.050) (63.750.000) 2.300.000.000 (15.950.235.316) 127.827.357.143 6.803.370 127.834.160.513
Kepentingan non sepengendali - - - - - - - (204.584) (204.584)
Laba tahun berjalan - - - - - 3.001.733.508 3.001.733.508 (483.131) 3.001.250.377
Laba komprehensif lain - - - 1.332.500.000 - - 1.332.500.000 - 1.332.500.000
Saldo per 31 Desember 2014 143.344.500.000 (1.767.134.491) (36.023.050) 1.268.750.000 2.300.000.000 (12.948.501.808) 132.161.590.651 6.115.655 132.167.706.307
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKLAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan.
5
Catatan 2014 2013
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 38.603.940.666 46.027.572.501Pembayaran pajak penghasilan kontraktor dan
pemasok (20.742.781.966) (9.667.483.540)Pembayaran pajak penghasilan karyawan dan
pihak - pihak lainnya (17.135.912.458) (9.155.088.254)
Kas dihasilkan dari operasi 725.246.242 27.205.000.707
Penghasilan bunga - bersih 2.068.090.725 741.314.509Pembayaran pajak penjualan final 13 (2.462.556.364) (1.161.505.575)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 330.780.603 26.784.809.641
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan aset tetap 11 (14.160.000) (956.850.000)Penyertaan saham 9 7.565.300.358 -
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)Aktivitas Investasi 7.551.140.358 (956.850.000)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Perolehan saham treasuri - (36.023.050)Aset keuangan tersedia untuk dijual 6 (11.292.500.000) -Kepentingan non pengendali (204.584) -
Kas Bersih Digunakan untuk AktivitasPendanaan (11.292.704.584) (36.023.050)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KASDAN SETARA KAS (3.410.783.623) 25.791.936.591
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 46.566.633.747 20.774.697.156
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 43.155.850.124 46.566.633.747
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6
1. UMUM
a. Pendirian
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta No. 114tanggal 22 Mei 1985 yang dibuat di hadapan notaris Lieke Lianadevi Tukgali, S.H., yangkemudian diubah berdasarkan akta No. 30 tanggal 14 Oktober 1985 dari notaris yang samamengenai perubahan maksud dan tujuan perusahaan. Akta Pendirian dan perubahan tersebuttelah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat KeputusanNo. C2-31.HT.01.01.Th.86 tanggal 4 Januari 1986 dan telah diumumkan dalam berita NegaraRepublik Indonesia No. 70, Tambahan No. 3745 tanggal 2 September 1997.
Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan AktaNo. 70 tanggal 24 Juni 2011 yang dibuat di hadapan notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H.,antara lain sehubungan dengan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan.Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum DepartemenHukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0069438.AH.01.09.Tahun 2011tanggal 22 Agustus 2011.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutamabergerak dalam bidang real estat dan kontraktor. Pada saat ini kegiatan utama Perusahaa adalahsebagai pengembang (developer) untuk perumahan Bintang Metropol, Mahkota Simprug danSaung Riung yang masing-masing berlokasi di Bekasi, Tangerang, dan Karawang.
Perusahaan berkedudukan di Jalan Fatmawati No. 188, Jakarta Selatan dan mulai beroperasisecara komersial pada bulan Februari 1994.
Perusahaan tidak memiliki entitas induk (ultimate parent) oleh karena tidak terdapat entitasyang memiliki saham Perusahaan lebih dari 50%.
b. Penawaran Umum Perusahaan
Pada tanggal 4 Desember 1997, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektifNo.S-2786/PM/1997 dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukanPenawaran Umum Perdana sejumlah 70.000.000 saham biasa atas nama kepada masyarakatdengan nilai nominal dan harga penawaran masing-masing sebesar Rp 500 per saham yangdisertai dengan penerbitan 27.500.000 waran yang melekat pada saham dengan hargapelaksanaan Rp 500 untuk setiap waran. Waran tersebut berlaku sampai dengan tanggal 18Desember 2000 dan sampai dengan tanggal tersebut tidak ada hak waran yang dilaksanakan.
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia dahulu Bursa EfekJakarta (BEJ) pada tanggal 19 Desember 1997.
Pada tanggal 30 September 2000, Perusahaan menerbitkan 190.000.000 saham Seri A dengannilai nominal Rp 500 per saham dan 66.722.500 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 200per saham. Penerbitan saham tersebut berasal dari penambahan modal tanpa Hak MemesanEfek Terlebih dahulu (HMETD) yang telah disetujui oleh Direksi BEJ melalui PengumumanNo. PENG-140/BEJ.EEM/09-2000 tanggal 19 September 2000.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7
1. UMUM (lanjutan)
c. Komisaris, Direksi, dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013adalah sebagai berikut:
Dewan KomisarisKomisaris Utama : Richard Rachmadi WiriahardjaKomisaris : Maria Florentina TuloloKomisaris Independen : Rosa Lestari Putri
Dewan DireksiDirektur Utama : Parningotan Okto Luther (alm)*Direktur : Michella RistiadewiDirektur : Suhsih Boentoro
* Sudah meninggal pada tanggal 29 Desember 2014 dan telah dilaporkan ke OJK tanggal 5 Januari 2015.
Adapun susunan komite audit perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalahsebagai berikut:
Ketua : Rosa Lestari PutriAnggota : Meina Mutya
: Anita Pranowo Putri
Dewan Komisaris (selain Komisaris Independen) dan Dewan Direksi adalah personilmanajemen kunci perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas perusahaan.
Jumlah karyawan tetap Kelompok Usaha pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebanyak 40 dan 50 karyawan (tidak diaudit).
d. Anak Perusahaan
Ringkasan informasi mengenai Entitas Anak yang akan dikonsolidasikan ke dalam laporankeuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
Persentase Kepemilikan(Langsung)
Jumlah Aset SebelumEliminasi
Entitas Anak DomisiliBidangUsaha 2014 2013
TahunOperasi
Komersial 2014 2013(dalam jutaan) (dalam jutaan)
PT BhaskaraMutu Sentosa(BMS) Jakarta
PengembangTanah di
Tangerang 99,99% 99,99%Belum
beroperasi 18.704 18.706
Pada tanggal 5 Februari 1992 Perusahaan mendirikan Entitas Anak yaitu PT Bhaskara MutuSentosa (BMS) dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% sedangkan sisanya sebesar 0,01%dimiliki oleh PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS).
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DANINTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI
a. Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2014)
Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi keuangan (“SAK”) danintrepretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang dikeluarkan olehDewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dianggap relevan dengankegiatan operasinya dan mempengaruhi laporan keuangan berlaku efektif untuk periode tahunbuku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2014.
SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif dalam tahun berjalan (1 Januari 2014)adalah sebagai berikut:
- ISAK No. 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan”.ISAK No. 27 mengatur perjanjian untuk pengalihan aset dari pelanggan yang akandigunakan untuk menghubungkan pelanggan atau menyediakan pelanggan denganpasokan yang berkelanjutan barang atau jasa.
- ISAK No. 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”.ISAK No. 28 mengatur akuntansi oleh entitas yang bernegosiasi kembali tentang ketentuandari instrumen ekuitas kewajiban keuangan dan menerbitkan instrumen ekuitas kepadakreditur untuk mengakhiri seluruh atau sebagian dari kewajiban keuangan.
b. Standar yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan
Berikut ini adalah SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif untuk periode tahunbuku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015:
- PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. Judul yang digunakan olehPSAK 1 revisi ini untuk “Laporan Laba Rugi Komprehensif” telah berubah menjadi“Laporan Laba Rugi dan Pendapatan Komprehensif Lain”. Namun, PSAK 1 masihmemungkinkan entitas untuk menggunakan judul lainnya. Perubahan tersebutmengharuskan entitas untuk memisahkan item yang disajikan dalam pendapatankomprehensif lain menjadi dua kelompok, berdasarkan pada apakah dapat atau tidaknyadilakukan penyesuaian reklasifikasi ke laporan laba rugi di masa depan. Item yang tidakakan dilakukan penyesuian reklasifikasi harus disajikan secara terpisah dari item yangdapat dilakukan penyesuaian reklasifikasi di masa depan. Entitas yang menyajikan itempendapatan komprehensif lain sebelum pajak diharuskan untuk menunjukkan jumlah pajakyang terkait dengan dua kelompok secara terpisah.
- PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK 4 revisi telah diubahnamanya menjadi “Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK ini berlanjut menjadi standaryang mengatur hanya untuk laporan keuangan tersendiri.
- PSAK No.15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. PSAKini menggantikan PSAK No. 15 (Revisi 2009) “Investasi pada Entitas Asosiasi”.Venturabersama dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sesuai dengan PSAK 15 (Revisi2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Entitas tidak dapat lagimempertangungjawabkan partisipasi dalam ventura bersama dengan menggunakan metodekonsolidasi proporsional.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9
2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DANINTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI(lanjutan)
b. Standar yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan(lanjutan)
- PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. Perubahan utama adalah pengakuankeuntungan dan kerugian aktuarial (pengukuran kembali), pengakuan biaya jasalalu/kurtailmen, penyajian dalam laporan laba rugi, persyaratan pengungkapan, perbedaanantara imbalan “jangka pendek” dan “jangka panjang lain”, perlakuan biaya dan pajakyang berkaitan program imbalan kerja, pesangon pemutusan kontrak kerja, fitur berbagirisiko atau biaya.
- PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”.Dua revisi utama telah dilakukan untuk PSAK 46 (Revisi 2010). Revisi ini menekankanbahwa konsep “laba fiskal” menyiratkan bersih daripada laba kena pajak kotor. Pajak yangdidasarkan pada penerimaan penjualan kotor (disebut pajak final) berada di luar lingkupPSAK 46 (Revisi 2014) dan akan dicatat dengan menggunakan PSAK 57 "Provisi,Kewajiban Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” sebagai gantinya serta perubahan pajaktangguhan pada properti investasi.
- PSAK No. 48 (Revisi 2013), “Penurunan Nilai Asset”. PSAK revisi ini menggantikanPSAKNo. 48 (Revisi 2009). Ini adalah konsekuensi perubahan atas penerbitan PSAK No. 68,“Pengukuran Nilai Wajar”. Standar ini menegaskan kembali prinsip tujuan uji penurunannilai, unit penghasil kas (UPK) atau kelompok UPK yang mana goodwill dialokasikantidak boleh lebih besar dari segmen operasi (seperti yang didefinisikan oleh PSAK No. 5“Segmen Operasi”) sebelum penggabungan.
- PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. Perubahan inimenjelaskan beberapa persyaratan untuk saling hapus aset keuangan dan kewajibankeuangan pada posisi keuangan.
- PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.Sejumlah perubahan telah dibuat untuk PSAK No. 55 (Revisi 2011) sebagai akibatpenerbitan PSAK No. 68 "Pengukuran Nilai Wajar". Dua perubahan penting lainnya yangtelah dibuat (1) opsi beli, opsi jual dan opsi prabayar (2) akuntansi lindung nilai daripembaruan (novasi) derivatif dan kelanjutan.
- PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No. 60 jugatelah diubah untuk meningkatkan pengungkapan saling hapus saat ini seperti yangdipersyaratkan oleh PSAK No. 50 (Revisi 2014) dan untuk mengakomodasi pengungkapannilai wajar baru seperti yang dipersyaratkan oleh PSAK No. 68.
- PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasi”.PSAK No. 65 menggantikan semua pedoman tentang pengendalian dan konsolidasi dalamPSAK No. 4 (Revisi 2009), “Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri”, dan ISAKNo. 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi - Entitas Bertujuan Khusus”.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10
2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DANINTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI(lanjutan)
c. Standar yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan(lanjutan)
- PSAK No. 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. PSAK No. 67 mengaturtentang pengungkapan yang diperlukan untuk entitas pelaporan dalam dua standar baru,PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasi”, dan PSAK No. 66, “PengaturanBersama”. Pengungkapan yang diperlukan dalam bidang berikut (1) Pertimbangan danAsumsi yang Signifikan (2) Partisipasi Dalam Entitas Anak (3) Partisipasi dalamPengaturan Bersama dan Asosiasi.
- PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”.PSAK No. 68 menjelaskan bagaimana mengukur nilai wajar dan bertujuan untukmeningkatkan pengungkapan nilai wajar; PSAK ini memberikan definisi nilai wajar, pasarutama atau pasar yang paling menguntungkan, asumsi pelaku pasar, penggunaan tertinggidan terbaik, harga bid dan ask, premis penilaian, hirarki nilai wajar, termasuk persyaratanpengungkapan yang ditingkatkan.
- ISAK No. 26 (Revised 2013), “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. Ini mengantikan ISAKNo. 26 (2009). Revisi ISAK No. 26 menegaskan kembali pelakuan dalam PSAK No. 55(Revisi 2014) bahwa entitas harus menilai apakah derivatif yang melekat diperlukan untukdipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif ketika entitas menjadi salahsatu pihak kontrak pertama kali.
- Beberapa dari SAK dan ISAK yang berlaku dalam tahun berjalan dan relevan dengankegiatan Perusahaan telah diterapkan sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi.
- Beberapa SAK dan ISAK lainnya yang tidak relevan dengan kegiatan Perusahaan ataumungkin akan mempengaruhi kebijakan akuntansinya dimasa depan sedang dievaluasi olehmanajemen potensi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar initerhadap laporan keuangan.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan konsolidasiankecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal1 Januari 2014 yaitu sebagai berikut:
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan SAK yang mencakupPernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IkatanAkuntan Indonesia termasuk standar baru dan yang direvisi yang berlaku efektif sejak tanggal1 Januari 2011 dan 2012 serta Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modaldan Lembaga Keuangan No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 yaitu PeraturanNo.VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau KelompokUsaha Publik yang berlaku untuk laporan keuangan yang berakhir pada atau setelah tanggal31 Desember 2012.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atasdasar akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas.
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biayaperolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lainsebagaimana yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi dalam masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (directmethod) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah(Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Kelompok usaha.
Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuatpenyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalamlaporan keuangannya maka entitas menyajikan kembali laporan keuangan pada awal periodekomparatif yang disajikan.
c. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri
Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun dari Perusahaan dan Entitas Anakdimana Perusahaan memiliki lebih dari 50% kepemilikan, baik langsung maupun tidaklangsung, atau memiliki pengendalian atas Entitas Anak tersebut.
Entitas Anak dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaandan tidak lagi dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif.
Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsungmelalui Entitas Anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaanyang jarang, dapat ditunjukkan dengan jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti denganpengendalian.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki hak suara setengah atau kurang, jika terdapat:(i) Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;(ii) Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian;(iii) Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau organ
pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau(iv) Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ
pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut.
Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversipada tanggal periode pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitasmempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.
Kepentingan Non-Pengendali (KNP) atas laba (rugi) bersih dan ekuitas Entitas Anakdinyatakan sebesar proporsi pemegang saham non-pengendali atas laba (rugi) bersih danekuitas Entitas Anak.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
c. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri (lanjutan)
Transaksi dengan KNP dihitung menggunakan metode entitas ekonomi, dimana kelebihan atasakuisisi KNP yang melebihi bagian dari nilai bersih aset yang diperoleh dicatat di ekuitas.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anakmaka Perusahaan:- Menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas Entitas Anak;- Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;- Menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran.Yang dicatat di ekuitas. Bila ada;- Mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;- Mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;- Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; dan- Mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan
komprehensif lainnya ke laporan laba rugikomprehensif konsolidasianatau mengalihkansecara langsung ke saldo laba.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang samauntuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan serupa serta periode pelaporan yang sama.
Kebijakan tersebut telah diterapkan secara konsisten oleh Kelompok Usaha kecuali dinyatakansecara khusus.
Laporan keuangan tersendiri (Entitas Induk) dapat disajikan hanya apabila laporan keuangantersebut merupakan informasi tambahan atas laporan keuangan konsolidasian dan disajikansebagai lampiran. Metode yang digunakan untuk mencatat investasi pada Entitas Anakadalah metode biaya perolehan (cost method). Laporan keuangan tersendiri tersebut terdiri darilaporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, danlaporan arus kas.
d. Penyertaan Saham dan Investasi pada Entitas Asosiasi
Penyertaan saham pada entitas dimana Perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikandicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan danPengukuran”. (Lihat catatan 3g).
Entitas Asosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan mempunyai pengaruh yangsignifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melaluipartisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan jika kepemilikan hak suara antara 20% dan 50%.
Investasi Perusahaan pada Entitas Asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.Investasi pada EntitasAsosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biayaperolehan (termasuk goodwill teridentifikasi pada saat perolehan) dan selanjutnya disesuaikanuntuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih Entitas Asosiasi yangterjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiapinvestasi secara individu. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilaiberdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam Entitas Asosiasi dan nilaitercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
d. Penyertaan Saham dan Investasi pada Entitas Asosiasi
Bagian Perusahaan atas kerugian Entitas Asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasitidak diakui, kecuali jika Perusahaan mempunyai liabilitas konstruktif atau hukum untukmelakukan pembayaran liabilitas Entitas Asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian,tambahan kerugian diakui sebesar liabilitas atau pembayaran tersebut.
Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian Perusahaan atas hasiloperasi dari Entitas Asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dariEntitas Asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkanhal ini, jika relevan dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasisebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan Entitas Asosiasi dieliminasipada jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam Entitas Asosiasi.
Laporan keuangan Entitas Asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Perusahaan.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Kelompok Usaha menerapkan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikandalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan transaksi dan saldo pihak-pihak berelasitermasuk komitmen dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendirientitas induk dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Perubahan inijuga memperkenalkan pengecualian dari persyaratan umum pengungkapan pihak berelasi atastransaksi dengan pemerintah dan entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, ataudipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah (entitas berelasi dengan pemerintah).
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporankeuangannya (entitas pelapor).
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orangtersebut:(i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;(ii) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau(iii) Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
b. Suatu entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas jika memenuhi salah satuhal berikut:(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari Kelompok Usaha yang sama (artinya
entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu Kelompok Usaha.Yangmana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.(iv) Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga.(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan kerja untuk imbalan kerja dari salah
satu entitas pelapor atau entitas lain yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitaspelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut. Maka entitas sponsorjuga berelasi dengan entitas pelapor.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yangdiidentifikasikan dalam huruf a.
(vii) Orang yang didentifikasikan dalam huruf a (i) memiliki pengaruh signifikan atasentitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak dimanapersyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi,baik yangdilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi sebagaimana yang dilakukandengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan pihak-pihak berelasi, telahdiungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
f. Pelaporan Segmen
Kelompok Usaha melaporkan informasi segmen yang memungkinkan pengguna laporankeuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang manaentitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
Sebuah segmen operasi adalah sebuah komponen dari perusahaan yang:a. terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitasyang sama);
b. hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untukmembuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut danmenilai kinerjanya; dan
c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Kelompok Usaha melakukan segmentasi pelaporan berdasarkan informasi keuangan yang digunakanoleh pengambil keputusan operasional dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasisumber daya yang dimilikinya. Segmentasi berdasarkan aktivitas dari setiap kegiatan operasi entitaslegal di dalam Kelompok Usaha. Seluruh transaksi antar segmen telah dieliminasi.
g. Instrumen Keuangan
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”,PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No.60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan didalam laporan keuangan yang ada dalam revisi sebelumnya PSAK No. 50 (Revisi 2006) denganbeberapa tambahan pengaturan mengenai instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttablefinancial instrument), instrumen atau komponen instrumen yang mensyaratkan kewajiban kepadasuatu entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian aset neto kepada entitas secara pro ratahanya pada saat likuidasi dan reklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttablefinancial instrument) dan instrumen suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepadapihak lain bagian pro rata aset neto hanya pada saat likuidasi. Sedangkan untuk pengungkapandimasukkan dalam PSAK No. 60.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (lanjutan)
PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran asetkeuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategoridari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapandari hubungan lindung nilai. Beberapa tambahan dalam revisi ini adalah tambahan pengecualianuntuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), kontrakpembayaran kontijensi dalam kombinasi bisnis, investasi yang dilakukan oleh dana pensiun danmembolehkan aset keuangan sebagai tersedia untuk dijual direklasifikasi ke pinjaman yangdiberikan dan piutang jika memenuhi ketentuan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutangdan terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapatdiperkirakan atau sampai jatuh tempo.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif dalam laporan keuanganyang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atasposisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuanganyang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimanaentitas mengelola risiko-risiko tersebut.
Selain itu, PSAK No. 60 ini juga mengungkapkan tiga tingkat hirarki pengungkapan nilai wajardan mengharuskan entitas untuk menyediakan pengungkapan tambahan mengenai keandalanpengukuran nilai wajar. Sebagai tambahan, standar ini menjelaskan keharusan ataspengungkapan risiko likuiditas.
(1) Aset Keuangan
Pengakuan Awal
Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuanganyang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yangdiberikan dan piutang, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Kelompok Usaha menentukanklasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan,mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan.
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, dalam hal investasi yang tidakdiukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapatdiatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagaiberikut:
Aset Keuangan yang Dinilai pada Nilai Wajar Melalui Laba atau Rugi
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melaluilaba rugi jika aset keuangan diperoleh untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada saatpengakuan awal sebagai kelompok ini.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (lanjutan)
(1) Aset Keuangan (lanjutan)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal (lanjutan)
Aset Keuangan yang Dinilai pada Nilai Wajar Melalui Laba atau Rugi (lanjutan)
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuktujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikansebagai kelompok diperdagangkan, kecuali aset derivatif tersebut ditetapkan sebagaiinstrumen lindung nilai efektif.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk aset keuanganuntuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awalsebagai kelompok tersebut disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian padanilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalamlaporan laba rugi komprehensif konsolidasian termasuk dividen atau bunga yangdiperoleh dari aset keuangan tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi padasaat penjualan atau pelepasan lain.
Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuhtemponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempoketika Kelompok Usaha mempunyai maksud positip dan kemampuan untuk memiliki asetkeuangan hingga jatuh tempo.
Setelah pengukuran awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biayaperolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (SBE).
Metode ini menggunakan SBE untuk mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masadatang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan.Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian padasaat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupunmelalui proses amortisasi.
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif denganpembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dalam kelompok ini diukur sebesar biaya perolehandiamortisasi dengan menggunakan SBE. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporanlaba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutangdihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui prosesamortisasi.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (lanjutan)
(1) Aset Keuangan (lanjutan)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal (lanjutan)
Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagaitersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Asetkeuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar, kecuali aset keuangan tersebut ditujukanuntuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan.
Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar tanpadikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain, dengankeuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasitersebut dihentikan pengakuannya.
Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam komponen ekuitas sampaiaset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau sampai diturunkan nilainya dan pada saatyang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harusdiakui kelaporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai penyesuaian reklasifikasi.
(2) Liabilitas Keuangan
Pengakuan Awal
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagailiabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yangdiukur pada biaya perolehan diamortisasi (utang lain-lain dan derivatif yang ditentukan sebagaiinstrumen lindung nilai efektif, mana yang sesuai). Kelompok Usaha menetapkan klasifikasiatas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar dan dalam hal liabilitas keuangantidak diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajarditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitaskeuangan tersebut.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Pengukuran liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagaiberikut:
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika merekadiperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif jugadiklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan sebagaiderivative liabilitas instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitasyang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensifkonsolidasian.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (lanjutan)
(2) Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal (lanjutan)
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi (lanjutan)
Liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajarmelalui laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan ditetapkan padasaat pengakuan awal sebagaikelompok ini disajikan dalam laporan posisi keuangankonsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajardiakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Setelah pengakuan awal, selanjutnya liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehandiamortisasi dengan menggunakan metode SBE.
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi denganpenyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebutmemperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksidan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian padasaat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
(3) Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapuskan dan nilai bersihnya disajikan dalamlaporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukansaling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut danterdapat intensi untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset danmenyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
(4) Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yangterorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupanbisnis pada akhir periode pelaporan tanpa pengurangan untuk biaya transaksi.Untuk instrumenkeuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknikpenilaian.
Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antarapihak-pihak yang mengerti dan berkeinginanmengacu pada nilai wajar terkini dari instrumenlain yang secara substansial sama,analisis arus kas yang didiskontokan,atau model penilaianlain.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Penyesuaian Risiko Kredit
Kelompok Usaha menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkanadanya perbedaan risiko kredit counterparty antara instrumen yang diperdagangkan di pasartersebut denganinstrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilaiwajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Kelompok Usaha terkait dengan instrumen harusdiperhitungkan.
(5) Penurunan Nilai Aset Keuangan
Kelompok Usaha pada setiap akhir periode pelaporan mengevaluasi apakah terdapat bukti yangobyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan.
Aset Keuangan Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.Kelompok Usaha menentukan penurunan nilai berdasarkan bukti obyektif secara individualatas penurunan nilai.
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlahkerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penghasilan bungaselanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat SBEawal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan penyisihanterkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan dimasa depan yang realistisdan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Kelompok Usaha.
Jika pada periode berikutnya nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuanganbertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilaitersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah ataudikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika dimasa mendatang penghapusantersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugikomprehensif konsolidasian.
Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual
Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersediauntuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai termasuk penurunan yang signifikanatau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
g. Instrumen Keuangan (lanjutan)
(6) Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat bagian dari aset keuangan atau bagian darikelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atasarus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Kelompok Usaha telahmentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuanganatau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yangsignifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Kelompok Usahatelah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) KelompokUsaha secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatuaset namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan ataudibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberipinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial atau modifikasi secarasubstansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada pertukaran atau modifikasi tersebutdiperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitasbarudan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugikomprehensif konsolidasian.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan ataudibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberipinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial atau modifikasi secarasubstansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada pertukaran atau modifikasi tersebutdiperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitasbarudan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugikomprehensif konsolidasian.
h. Kas dan Setara Kas dan Deposito yang Dibatasi Penggunaannya
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatanKelompok Usaha. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek,dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risikoperubahan nilai yang tidak signifikan dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggalpenempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan persyaratan perjanjianpinjaman disajikan sebagai “Deposito Berjangka yang Dibatasi Penggunaannya”.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
h. Kas dan Setara Kas dan Deposito yang Dibatasi Penggunaannya (lanjutan)
Kas di bank dan deposito berjangka yang akan digunakan untuk membayar liabilitas yang akanjatuh tempo dalam 1 (satu) tahun, disajikan sebagai bagian dari aset lancar. Saldo kas di bank dandeposito berjangka lainnya yang dibatasi penggunaannya disajikan sebagai aset tidak lancar.
i. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya denganmenggunakan metode garis lurus.
j. Aset Tetap
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) “Aset Tetap” yang menggantikanPSAK No. 16 (Revisi 2007) “Aset Tetap” dan PSAK No. 47 (1998) “Akuntansi Tanah”. Selainitu, Kelompok Usaha juga menerapkan ISAK No. 25 (2011) “Hak Atas Tanah”.
Penerapan standar yang direvisi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuanganatau kinerja Kelompok Usaha.
Kelompok Usaha memilih model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuranaset tetapnya.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugipenurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda,kecuali bangunan disusutkan dengan metode garis lurus berdasarkan persentase penyusutansebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20Kendaraan 5Peralatan dan perabot kantor 5
Pada setiap akhir tahun buku, manajemen mengkaji ulang nilai residu, umur manfaat, danmetode penyusutan, dan jika sesuai dengan keadaan disesuaikan secara prospektif.
Tanah dinyatakan sebesar nilai perolehan dan tidak disusutkan, kecuali dapat dibuktikan bahwatanah tersebut mempunyai umur manfaat tertentu. Beban-beban tertentu sehubungan denganperpanjangan/pembaharuan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjangumur hukum hak atas tanah atau umur ekonomis tanah (jika dapat ditentukan), mana yang lebihpendek. Beban-beban ini disajikan sebagai bagian dari “Beban Ditangguhkan” dalamkelompok aset tak berwujud pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensifkonsolidasian pada saat terjadinya dan biaya penggantian atau inspeksi yang signifikandikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depanberkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan biaya perolehan asetdapat diukur secara andal.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
j. Aset Tetap
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak adamanfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba ataurugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlahneto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugikomprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Aset dalam penyelesaian disajikan dalam “Aset Tetap” dan dinyatakan sebesar biaya perolehan.Akumulasi biaya perolehan untuk aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masingaset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakansesuai dengan tujuannya.
k. Aset Real Estat
Aset real estat terdiri dari tanah dan bangunan (rumah tinggal dan rumah toko) yang siap dijualbangunan yang sedang dikonstruksi,tanah yang sedang dikembangkan, dan tanah yang belumdikembangkan dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebihrendah.
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya praperolehan dan perolehantanah ditambah kapitalisasi biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs) akumulasi biayatersebut akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pematangan tanahakan dimulai.
Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belumdikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapatdiatribusikan pada kegiatan pengembangan aset real estat serta kapitalisasi biaya pinjaman(beban bunga dan selisih kurs).
Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksipada saat tanah tersebut selesai dikembangkan atau dipindahkan ke aset tanah bila tanahtersebut siap dijual dengan menggunakan metode luas areal.
Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atauarea yang tidak dijual lainnya,dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual.
Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah yang telahselesai dikembangkan ditambah dengan biaya konstruksi dan kapitalisasi biaya pinjaman (bebanbunga dan selisih kurs) serta dipindahkan ke aset tanah dan bangunan pada saat selesai dibangundan siap dijual dengan menggunakan metode identifikasi khusus.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Kelompok Usaha menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009) “Penurunan NilaiAset” yang menggantikan PSAK No. 48 (1998) “Penurunan Nilai Aset”.
Pada setiap akhir periode pelaporan Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatuaset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian secaratahunan penurunan nilai aset diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi jumlahterpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antaranilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Jika jumlah terpulihkan suatu asetlebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar terpulihkan.Kerugian penurunan nilai diakui segera dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selaingoodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untukmenentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalamhal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasisehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah tercatat neto setelah penyusutan, seandainyatidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya.Pembalikan rugi penurunan nilai diakui sebagai laba rugi.
m. Provisi dan Kontinjensi
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas KontijensidanAset Kontinjensi” yang menggantikan PSAK No. 57 (Revisi 2000) “Kewajiban Diestimasi,Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”.
PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitasdiestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadaitelah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian untuk memungkinkan parapengguna memahami sifat, waktu,dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupunbersifat konstruktif) yang diakibatkan peristiwa masa lalu, besar kemungkinannya penyelesaiankewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaatekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasiterbaik yang paling kini.Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajibankemungkinan besar tidak terjadi,maka provisi dibatalkan.
Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi diungkapkan,kecuali arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi kemungkinannya kecil.
Aset kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi diungkapkan jikaterdapat kemungkinan besar arus masuk manfaat ekonomis akan diperoleh.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
n. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dicatat sesuai dengan PSAK No. 38(Revisi 2004) “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK No. 38pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lain antara entitas sepengendalitidak akan menghasilkan suatu laba atau rugi bagi Kelompok Usaha atau entitas individual yangberada dalam Kelompok Usaha yang sama. Oleh karena transaksi restrukturisasi antara entitassepengendali tidak mengubah substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham atauinstrumen kepemilikan lain yang dipertukarkan, pengalihan aset atau liabilitas harus dicatatberdasarkan nilai buku seperti penggabungan usaha yang menggunakan metode penyatuankepentingan (pooling-of-interests).
Dalam pelaksanaan metode penyatuan kepentingan, komponen-komponen laporan keuanganselama restrukturisasi terjadi disajikan seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejakawal periode penyajian. Selisih yang timbul antara nilai tercatat investasi pada tanggal efektifdan nilai pengalihan dicatat sebagai akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi antara EntitasSepengendali” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tahun 2012.
Berdasarkan PSAK No. 38 (Revisi 2012) ”Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” yangmenggantikan PSAK No. 38 (Revisi 2004) ”Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”akun ”Selisih Nilai Restrukturisasi Entitas Sepengendali” disajikan sebagai bagian dariTambahan Modal Disetor dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tahun 2013.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010)“Pendapatan”. PSAK revisi inimengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan sehingga pendapatan dapatdiakui,dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dankejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenaipengakuan pendapatan.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh KelompokUsaha dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalanyang diterima atau piutang, setelah dikurangi retur dan potongan, diskon dagang dan rabatvolume dan pajak pertambahan nilai (PPN).
Kriteria pengakuan pendapatan juga harus dipenuhi yaitu pada saat barang telah dikirim kepadapelanggan atau jasa telah diserahkan.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
Berdasarkan PSAK No. 44 “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”, pengakuanpendapatan dan beban diatur sebagai berikut:
Pendapatan dari penjualan bangunan rumah tinggal, rumah toko (ruko) dan bangunan sejenislainnya beserta kaveling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method)apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
Proses penjualan telah selesai; Harga jual akan tertagih; Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap
pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli
melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagiberkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
Pendapatan penjualan tanah kaveling tanpa bangunan diakui dengan menggunakan metodeakrual penuh pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati danjumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
Harga jual akan tertagih; Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di
masa yang akan datang; dan Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk
menyelesaikan kaveling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kavelingtanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atauyang menjadi liabilitas penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuanperaturan perundang-undangan; dan
Hanya kaveling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalampendirian bangunan di atas kaveling tanah tersebut.
Apabila persyaratan tersebut di atas tidak dapat dipenuhi,maka seluruh uang yang diterima daripembeli diperlakukan sebagai uang muka dan dicatat dengan deposit method sampai seluruhpersyaratan tersebut terpenuhi.
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selamamasa sewa.
Uang muka sewa yang diterima dari penyewa dicatat ke dalam akun ”Uang Muka Diterima”dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan akan diakui sebagai pendapatan secaraberkala sesuai dengan kontrak sewa yang berlaku.
Dalam perjanjian sewa, penyewa wajib menyetor sejumlah uang muka dan deposit sebagaijaminan dan memenuhi persyaratan lainnya dalam perjanjian sewa menyewa. Sewa menyewabiasanya berlaku 1 sampai dengan 5 tahun.
Beban pokok penjualan rumah tinggal dan ruko dinyatakan sebesar biaya perolehan rumahtinggal dan ruko yang sudah jadi untuk tiap unit yang terjual.
p. Pajak Penghasilan
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan” yangmenggantikan PSAK No. 46 (Revisi 1997) “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Selain itu,Kelompok Usaha juga menerapkan ISAK No. 20 “Pajak Penghasilan – Perubahan DalamStatus Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
p. Pajak Penghasilan (lanjutan)
Pajak Penghasilan Final
Penghasilan yang telah dikenakan pajak penghasilan final, beban pajaknya diakuiproporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periodeberjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terutang dengan jumlah yangdibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi komprehensifkonsolidasiandiakui sebagai pajak dibayar di muka atau utang pajak pada laporan posisikeuangan konsolidasian. Perbedaan nilai tercatat aset dan liabilitas yang berhubungandengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai asetatau liabilitas pajak tangguhan.
Pajak Penghasilan Tidak Final
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutanyang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Jumlah pajak kini yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas. Apabila jumlah pajakyang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlahpajak yang terhutang untuk periode-periode tersebut, maka selisihnya diakui sebagai aset.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset danliabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan.Manfaat pajak di masa mendatang seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan diakuisejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akandigunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkantarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telahdiberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”)diterima dan/atau jika Kelompok Usaha mengajukan keberatan dan/atau banding pada saatkeputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.
q. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010) “Pengaruh Perubahan Kurs ValutaAsing” yang menggantikan PSAK No. 10 “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”, PSAKNo. 11 “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 52 “Mata UangPelaporan” dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20 “PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkanatas Selisih Kurs”.
Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadapposisi keuangan atau kinerja Kelompok Usaha.
Standar revisi ini mengatur pengukuran dan penyajian mata uang suatu entitas di manapengukuran mata uang harus menggunakan mata uang fungsional sementara penyajian matauang dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
q. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing (lanjutan)
Dalam menentukan mata uang fungsional, Kelompok Usaha mempertimbangkan faktor-faktorsebagai berikut:a. Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa, atau dari suatu
negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besarmenentukan harga jual dari barang dan jasanya;
b. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya-biaya laindari pengadaan barang atau jasa;
c. Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumenutang dan ekuitas) dihasilkan;
d. Mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
Kelompok Usaha menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang fungsional dan matauang pelaporan.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada saatterjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam matauang asing disesuaikan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan olehBank Indonesia pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode tersebut. Laba atau rugiyang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kurs yang digunakan adalah masing-masing sebesarRp 12.440 dan Rp 12.189 untuk 1 Dolar Amerika Serikat.
r. Imbalan Kerja
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja” yangmenggantikan PSAK No. 24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja”. Selain itu, Kelompok Usaha jugamenerapkan ISAK No. 15 “PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan PendanaanMinimum dan Interaksinya”.
Penerapan PSAK yang direvisi dan ISAK baru tersebut tidak memberikan pengaruh yangsignifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Kelompok Usaha.
Kelompok Usaha mencatat imbalan kerja berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003tanggal 25 Maret 2003.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) beban imbalan kerja ditentukan dengan metodepenilaian aktuaris “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui padalaporan laba rugi komprehensif konsolidasian apabila akumulasi keuntungan dan kerugianaktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlahyang lebih besar di antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut dan10% dari nilai wajar aset program pada tanggal tersebut.
Keuntungan atau kerugian ini diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masakerja dari karyawan yang diharapkan. Beban jasa lalu yang terjadi ketika memperkenalkanprogram imbalan pasti atau perubahan imbalan dari program yang ada diamortisasi selamaperiode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
s. Laba Bersih per Saham Dasar
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba per Saham” yangmenggantikan PSAK No. 56 “Laba per Saham”. PSAK No. 56 (Revisi 2011) ini menetapkanprinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerjaantar entitas berbeda pada periode pelaporan sama dan antar periode pelaporan berbeda untukentitas yang sama.
Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadapposisi keuangan atau kinerja Kelompok Usaha.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilikKelompok Usaha (Entitas Induk) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkandan disetor penuh selama periode berjalan setelah dikurangi dengan saham yang diperolehkembali.
Saham biasa dapat diterbitkan atau jumlah saham biasa dapat berkurang tanpa disertaiperubahan pada arus kas atau aset lain atau pada liabilitas. Perubahan tersebut dapat berbentukdividen saham, saham bonus, pemecahan saham atau penggabungan saham. Untukperhitungan laba per saham, perubahan tersebut dianggap seolah-olah sudah terjadi pada awaltahun laporan keuangan konsolidasian yang disajikan.
t. Saham Treasuri
Saham treasuri merupakan saham yang diperoleh kembali dan dimiliki oleh Perusahaan.Saham tersebut diakui sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai pengurang dari ekuitas.Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan atau pembatalan sahamtreasuri diakui langsung ke ekuitas.
u. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahaninformasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha pada tanggal laporanposisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuaian), jika ada, telah tercermin dalamlaporan keuangan konsolidasian.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian(peristiwa non-penyesuaian), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporankeuangan konsolidasian.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING
Pertimbangan, Estimasi dan Asumsi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen Kelompok Usaha untukmembuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan daripendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhirperiode pelaporan. Ketidakpastian mengenai pertimbangan, estimasi dan asumsi tersebut dapatmengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periodepelaporan berikutnya.
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporanyang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset danliabilitas untuk periode berikutnya diungkapkan di bawah ini.
Kelompok Usaha mendasarkan estimasi dan asumsi pada parameter yang tersedia pada saatlaporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkinberubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebutdicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Pertimbangan, estimasi dan asumsi berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapankebijakan akuntansi Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yangdiakui dalam laporan keuangan konsolidasian:
Menentukan Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan danliabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengankebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 3g.
Menentukan Nilai Wajar dan Perhitungan Amortisasi Biaya Perolehan dari InstrumenKeuangan
Kelompok Usaha mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar dan pada biayaperolehan yang diamortisasi, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementarakomponen signifikan atas pengukuran nilai wajar dan asumsi yang digunakan dalam perhitunganamortisasi biaya perolehan ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlahnilai wajar atau amortisasi dapat berbeda bila Kelompok Usaha menggunakan metodologipenilaian atau asumsi yang berbeda. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung labaatau rugi Kelompok Usaha. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 3g.
Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan
Kelompok Usaha mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa pelanggan tertentu tidak dapatmemenuhi liabilitas keuangannya.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Keuangan (lanjutan)
Dalam hal tersebut, Kelompok Usaha menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta dan situasiyang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu dan hubungan dengan pelanggandan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga yang tersedia danfaktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas pelanggan terhadapjumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh KelompokUsaha. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yangditerima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang. Penjelasan lebih rincidiungkapkan dalam Catatan 26.
Menentukan Jumlah Terpulihkan dari Aset Non-Keuangan
Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dansituasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada kondisi fisik persediaan yangdimiliki,harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untukpenjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yangmempengaruhi jumlah yang diestimasi.
Jumlah pemulihan atas aset tetap dan properti investasi didasarkan pada estimasi dan asumsikhususnya mengenai prospek pasar dan arus kas terkait dengan aset. Estimasi arus kas masa depanmencakup perkiraan mengenai pendapatan masa depan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi inimungkin memiliki dampak material terhadap pengukuran jumlah terpulihkan dan bisamengakibatkan penyesuaian penyisihan penurunan nilai yang sudah dibukukan.
Menentukan Metode Penyusutan dan Estimasi Masa Manfaat Aset
Kelompok Usaha mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan utilisasi dari asetyang diharapkan dan didukung dengan rencana dan strategi usaha dan perilaku pasar. Estimasi darimasa manfaat aset tetap adalah berdasarkan penelaahan Kelompok Usaha terhadap praktekindustri, evaluasi teknis internal dan pengalaman untuk aset yang setara. Estimasi masa manfaatditelaah minimal setiap akhir tahun pelaporan dan diperbarui jika ekspektasi berbeda dari estimasisebelumnya dikarenakan pemakaian dan kerusakan fisik, keusangan secara teknis atau komersialdan hukum atau pembatasan lain atas penggunaan dari aset serta perkembangan teknologi. Namundemikian, adalah mungkin hasil di masa depan dari operasi dapat dipengaruhi secara material olehperubahan-perubahan dalam estimasi yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor yangdisebutkan di atas, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Biaya perolehan aset tetap, disusutkan dengan metode garis lurus, Manajemen mengestimasi masamanfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umumdiharapkan dalam industri dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Penjelasan lebih rincidiungkapkan dalam Catatan 11 untuk aset tetap.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
Menentukan Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pastisepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilanbadan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Dalam situasi tertentu. Kelompok Usaha tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitaspajak mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan, atau negosiasi denganotoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakanyang kompleks serta jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.
Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti,Kelompok Usaha menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalammenentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57 (Revisi 2009)“Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi”. Kelompok Usaha membuat analisis untuksemua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untukmanfaat pajak yang belum diakui harus diakui.
Kelompok Usaha menelaah aset pajak tangguhan pada setiap tanggal pelaporan dan menguranginilai tercatat sepanjang tidak ada kemungkinan bahwa laba kena pajak memadai untukmengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Kelompok Usaha juga menelaahwaktu yang diharapkan dan tarif pajak atas pemulihan perbedaan temporer dan menyesuaikanpengaruh atas pajak tangguhan yang sesuai. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13.
Estimasi Beban Pensiun dan Imbalan Kerja
Penentuan liabilitas dan beban pensiun dan imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung padapemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlahtersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan,tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun, dan tingkatkematian.
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi ditetapkan Kelompok Usaha yang memiliki pengaruh lebihdari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-ratasisa masa kerja karyawan. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebutadalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalamasumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasiatas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapandalam Catatan 16.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32
5. KAS DAN SETARA KAS
Akun ini seluruhnya dalam mata uang Rupiah dan terdiri dari:
2014 2013
BankPT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 9.749.158.137 28.123.767.449PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.471.942.383 1.387.610.332PT Bank Victoria International Tbk 1.157.509.219 648.322.958PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk 460.370.387 455.260.224PT Bank Central Asia Tbk 258.373.799 512.047.541PT Bank DKI 186.283.248 647.434.048PT Bank CIMB Niaga Tbk 72.671.722 73.557.527PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 28.423.734 28.475.401PT Bank Pan Indonesia (Persero) Tbk 15.573.652 58.066.242PT Bank Sinarmas Tbk 3.431.143 3.820.643
Jumlah Bank 14.403.737.424 31.938.362.365
Deposito BerjangkaPT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 28.752.112.700 14.628.271.382
Jumlah 43.155.850.124 46.566.633.747
Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak terdapat pembatasan terhadap penggunaan kas dan setarakas, penempatan kas dan setara kas pada pihak-pihak berelasi, ataupun kas dan setara kas yangdigunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
Tingkat suku bunga deposito berjangka per tahun:
2014 2013
Rupiah 9,50% 8,50%
Seluruh saldo bank dan deposito berjangka ditempatkan pada pihak ketiga.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33
6. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
2014 2013
PT Blue Bird Tbk 11.310.000.000 -PT Golden Energy Mines Tbk 200.000.000 217.500.000
Jumlah 11.510.000.000 217.500.000
Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak terdapat investasi saham yang digunakan sebagai jaminanatas pinjaman.
7. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Rincian akun piutang usaha berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijualadalah sebagai berikut:
2014 2013
Tipe 21/60 1.683.385.717 -Tipe 33/72 976.806.300 937.606.400Tipe 38/90 713.649.123 1.103.765.837Tipe 36/120 403.930.000 1.721.625.000Tipe 39/120 399.920.000 618.592.441Tipe 33/84 344.550.000 -Tipe 51/135 253.568.763 660.613.763Tipe 39/90 251.054.098 45.022.373Tipe 32,5/69 206.731.988 387.173.976Tipe 38/75 198.960.002 342.289.722Tipe 39/108 172.822.944 143.223.324Tipe 33/90 168.695.000 302.549.250Tipe 33/78 163.812.000 405.870.600Tipe 38/78 121.582.377 214.834.987Tipe 45/105 112.601.956 10.750.370Tipe 36/69 83.605.500 84.407.679Tipe 32/75 72.483.005 91.233.005Tipe 44/105 10.250.000 9.746.816Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 887.752.504 435.172.041
Jumlah 7.226.161.277 7.514.477.584
Saldo piutang usaha di atas seluruhnya dalam mata uang rupiah di mana meliputi:- piutang kepada pihak bank atas transaksi pejualan real estat melalui fasilitas kredit kepemilikan
rumah (KPR) atas rumah-rumah inden dan,- sisa tagihan retensi yang masih belum dibayarkan oleh pihak bank terkait dengan fasilitas KPR.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34
7. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan)
Adapun rincian akun piutang usaha berdasarkan nama bank pemberi fasilitas KPR adalah sebagaiberikut:
2014 2013
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 2.799.387.638 2.183.078.036PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.077.091.260 4.326.955.946PT Bank DKI 1.115.838.804 384.791.569PT Bank CIMB Niaga Tbk 809.425.328 195.233.786PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 424.418.247 424.418.247
Jumlah 7.226.161.277 7.514.477.584
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal akta jual beli/akad kredit adalah sebagai berikut:
2014 2013
Kurang dari 30 hari 613.828.006 61.500.00031 – 60 hari 1.141.047.710 68.850.00061 – 90 hari 17.200.000 104.750.00091 – 360 hari 1.017.316.377 3.057.854.137Lebih dari 360 hari 4.436.769.184 4.221.523.447
Jumlah 7.226.161.277 7.514.477.584
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun,manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat adanya bukti objektif atas penurunan nilai piutangdan seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan adanyapenyisihan penurunan atas piutang.
Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai jaminanatas pinjaman.
8. PERSEDIAAN REAL ESTAT
2014 2013
Tanah matang (kavling tanah) 27.317.340.431 22.804.507.055Bangunan rumah tersedia untuk dijual 7.328.177.699 8.347.986.295
Jumlah 34.645.518.130 31.152.493.350
Perusahaan tidak mengasuransikan persediaannya karena manajemen berkeyakinan bahwa risikokerugian yang mungkin timbul atas persediaan tersebut tidak signifikan.
Sepanjang tahun 2014 dan 2013 jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pokok penjualanmasing-masing adalah sebesar Rp 25.133.759.481 dan Rp 8.483.494.807.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
9. PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI
Akun ini seluruhnya merupakan penyertaan saham pada PT Tiara Raya Bali International (TRBI)dengan kepemilikan sebesar 40%. Perusahaan memiliki pengaruh signifikan untuk berpartisipasidalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional TRBI.
Ringkasan data keuangan TRBI adalah sebagai berikut:
2014 2013
Jumlah aset 233.880.690.708 248.861.171.194Jumlah liabilitas 199.186.542.975 198.796.931.568Penjualan bersih 61.390.280.140 37.436.515.954Rugi bersih (15.370.091.894) (36.581.902.732)
Saham TRBI tidak memiliki kuotasi harga di pasar dan nilai wajarnya tidak dapat ditentukansecara andal.
Seluruh penyertaan ini dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dengan rincian sebagaiberikut:
2014 2013
Saldo awal 36.910.459.451 51.543.220.544Bagian atas rugi bersih tahun berjalan (6.148.036.758) (14.632.761.093)Perubahan investasi (84.763.600) -
Saldo akhir 30.677.659.093 36.910.459.451
10. TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, akun ini seluruhnya merupakan tanah yang akandikembangkan pada masa mendatang masing-masing seluas 207.928 m² dan 285.301 m² yangberada di Tangerang, Bekasi dan Karawang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota TangerangNomor 6 tahun 2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang,bagian tanah yang belum dikembangkan atas nama Entitas Anak seluas 138.620 m² yang terletakdi kawasan Cipondoh, Tangerang merupakan kawasan ruang terbuka hijau.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
11. ASET TETAP
Rincian dan mutasi akun aset tetap adalah sebagai berikut:
2014 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga perolehanKepemilikan langsungTanah 34.032.000 - - 34.032.000Bangunan 70.400.000 - - 70.400.000Peralatan dan perabot kantor 481.959.732 14.160.000 86.676.216 409.443.516Kendaraan 2.618.357.998 - 30.373.000 2.587.984.998
Jumlah Harga Perolehan 3.204.749.730 14.160.000 117.049.216 3.101.860.514
Akumulasi penyusutanKepemilikan langsungBangunan 61.306.655 3.519.996 - 64.826.651Peralatan dan perabot kantor 403.492.505 27.418.732 86.676.218 344.235.019Kendaraan 1.412.822.907 338.520.000 30.373.000 1.720.969.921
Jumlah Akumulasi Penyusutan 1.877.622.067 369.458.728 117.049.218 2.130.031.577
Nilai Tercatat 1.327.127.663 971.828.937
2013 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga perolehanKepemilikan langsungTanah 34.032.000 - - 34.032.000Bangunan 70.400.000 - - 70.400.000Peralatan dan perabot kantor 436.109.732 45.850.000 - 481.959.732Kendaraan 1.707.357.998 911.000.000 - 2.618.357.998
Jumlah Harga Perolehan 2.247.899.730 956.850.000 - 3.204.749.730
Akumulasi penyusutanKepemilikan langsungBangunan 57.786.655 3.520.000 - 61.306.655Peralatan dan perabot kantor 375.089.222 28.403.283 - 403.492.505Kendaraan 1.216.056.240 196.766.667 - 1.412.822.907
-Jumlah Akumulasi Penyusutan 1.648.932.117 228.689.950 - 1.877.622.067
Nilai Tercatat 598.967.613 1.327.127.663
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37
11. ASET TETAP (lanjutan)
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013masing-masing adalah sebesar Rp 369.458.728 dan Rp 228.689.950 yang seluruhnya dialokasikanke beban umum dan administrasi (lihat Catatan 23).
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, aset tetap berupa kendaraan dengan jumlah tercatatsebesar Rp 625.000.000 telah diasuransikan terhadap seluruh risiko (all risk) dengan nilaipertanggungan Rp 540.000.000.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat aset tetap yang digunakan sebagaijaminan atas pinjaman, aset tetap yang tidak digunakan sementara ataupun aset tetap yangdihentikan dari penggunaan aktif. Pada tanggal yang sama, jumlah tercatat bruto dari aset tetapyang telah disusutkan penuh namun masih digunakan masing-masing adalah sebesarRp 1.113.456.541 dan Rp 1.170.725.732.
Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapatperistiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas aset tetap.
12. HUTANG USAHA – PIHAK KETIGA
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, akun ini seluruhnya merupakan hutang dalam matauang Rupiah kepada para kontraktor dan pemasok masing-masing dengan saldo sebesarRp 2.490.600.220 dan Rp 2.239.577.700.
Rincian umur hutang usaha berdasarkan tanggal tagihan adalah sebagai berikut:
2014 2013
Kurang dari 30 hari - 1.277.077.68631 – 90 hari 2.490.600.220 -91 – 180 hari - 595.400.000181 – 360 hari - 299.600.014Lebih dari 360 hari - 67.500.000
Jumlah 2.490.600.220 2.239.577.700
Tidak ada jaminan yang secara khusus diberikan oleh Perusahaan atas hutang usaha.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
13. PERPAJAKAN
a. Utang Pajak
2014 2013
Pajak Penghasilan:Pasal 21 38.461.280 50.947.959Pasal 4 (2) 94.426.532 5.223.462Pasal 23 166.301 556.000Pajak penjualan final 250.448.545 61.705.000
Pajak Pertambahan Nilai 2.385.287.273 109.130.000Pajak Bumi dan Bangunan 577.502.056 319.349.856Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat
Tagihan Pajak - 838.862.079
Jumlah 3.346.291.987 1.385.774.356
Perhitungan beban pajak penghasilan dan hutang pajak penjualan final yang dihitung dari nilaipenjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013adalah sebagai berikut:
2014 2013
Penjualan bersih menurut laporan laba rugikomprehensif Konsolidasian 49.251.127.287 20.544.931.500
Penjualan yang menjadi objek pajak penjualan final 49.251.127.287 20.544.931.500
Beban pajak penjualan final (5%) 2.462.556.364 1.027.246.575Dikurangi pajak penjualan final yang telah
disetorkan (2.212.107.819) (965.541.575)
Jumlah utang pajak penjualan final 250.448.545 61.705.000
Sesuai dengan PP No. 71/2008 (lihat catatan 2s) nilai penjualan yang menjadi dasar pengenaanpajak penjualan final adalah nilai yang tertinggi antara 1) nilai berdasarkan akta pengalihanhak atau 2) nilai jual objek pajak tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan.
Perhitungan pajak di atas menjadi dasar dalam penyusunan Surat Pemberitahuan Tahunan(SPT) yang disampaikan kepada kantor pajak.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39
13. PERPAJAKAN (lanjutan)
Pada tanggal 6 Januari 2014, Perusahaan menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar(SKPLB) dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan rincian sebagai berikut:
No. SKP Objek Pajak Nominal
00004/201/11/054/14 SKPKB PPh Pasal 21 untuk Januari sampai dengan Desember 2011 55.947.570
00003/201/12/054/14 SKPKB PPh Pasal 21 untuk Januari sampai dengan Desember 2012 41.232.394
00001/240/12/054/14 SKPKB PPh pasal 4 (2) untuk Januari sampai dengan Desember 2012 51.323.681
00008/203/12/054/14 SKPKB PPh Pasal 23 untuk Januari sampai dengan Desember 2012 7.537.643
00018/207/11/054/14 SKPKB PPN untuk Juni 2011 26.196.000
00019/207/11/054/14 SKPKB PPN untuk Desember 2011 114.274.224
00002/207/12/054/14 SKPKB PPN untuk Mei 2012 254.600
00003/207/12/054/14 SKPKB PPN untuk Desember 2012 211.537.001
SKPKB PPh Pasal 4 (2) untuk Januari sampai dengan Desember 2011
00001/240/11/054/14 Desember 2011 15.008.885
00003/206/11/054/14 SKPKB PPh untuk tahun 2011 60.794.011
Jumlah 584.106.009
14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
2014 2013
Komisi 636.489.092 -Sewa - 68.605.000Lain – lain 12.000.000 57.385.225
Jumlah 648.489.092 125.990.225
15. UANG MUKA PENJUALAN – PIHAK KETIGA
Rincian akun ini (berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual) adalah sebagaiberikut:
2014 2013
Tipe kavling 4.062.647.356 1.909.515.454Tipe 51/135 2.495.287.726 3.107.865.000Tipe 36/120 2.339.673.584 1.660.663.585Tipe 39/120 1.188.545.455 441.145.455Tipe 78/75 877.487.728 1.265.783.183Tipe 38/90 502.249.075 608.047.809Tipe 33/72 349.906.371 7.000.522.454Tipe 43/120 323.913.728 323.913.728Tipe 36/78 291.636.363 -Tipe 45/114 171.796.385 171.796.385Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000) 212.201.135 7.261.594.781
Jumlah 12.815.344.907 23.750.847.834
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan dan Entitas Anak mencatat jumlahminimum dari liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang harus dibayarkan kepada karyawan(imbalan pasti) sebagaimana dipersyaratkan di dalam Undang-undang ketenagakerjaanNo. 13/2003. Liabilitas tersebut belum didanai dan dicatat dengan mengacu pada laporan yangmasing-masing diterbitkan oleh PT Quattro Asia dan PT Kaia Magna Consulting, aktuarisindependen, yang masing-masing bertanggal 26 Januari 2015 dan 20 Januari 2014. Perhitunganaktuarial tersebut dilakukan dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” dan asumsi-asumsi utama sebagai berikut:
2014 2013
Tingkat diskonto 8.30% 8,76%Tingkat kenaikan gaji 7% 7%Usia pensiun 55 tahun 55 tahunTingkat mortalitas TMI III tahun 2011 TMI III tahun 2011Tingkat pensiun dini/pengunduran diri 10% 10%
Rincian liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang disajikan didalam laporan posisi keuangankonsolidasian adalah sebagai berikut:
2014 2013
Nilai kini liabilitas imbalan kerja karyawan 1.669.723.248 3.238.372.520Biaya jasa lalu yang belum diakui - (6.911.000)Kerugian aktuaria yang belum diakui 1.375.491.893 (243.382.556)
Jumlah 3.045.215.141 2.988.078.964
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
2014 2013
Biaya jasa kini 189.452.867 220.763.061Biaya bunga 283.681.433 161.381.866Biaya jasa lalu 5.935.128 3.658.000Kerugian (keuntungan) aktuarial yang diakui (421.933.251) -
Jumlah 57.136.177 385.802.927
Mutasi kewajiban bersih di neraca adalah sebagai berikut:
2014 2013
Saldo awal 2.988.078.964 2.602.276.037Beban tahun berjalan 57.136.177 385.802.927
Saldo Akhir 3.045.215.141 2.988.078.964
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41
17. MODAL SAHAM
Berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, komposisipemegang saham dan persentase pemilikannya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014dan 2013 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham PersentasePemegang Saham Seri A Seri B Pemilikan Jumlah
Richard Rachmadi Wiriahardja 52.006.500 66.522.500 36,28% 39.307.750.000PT Artha Era Primayasa 62.663.875 - 19,18% 31.331.937.500Michella Ristiadewi 27.500.000 - 8,42% 13.750.000.000Siauw Yunus Subandi 21.464.700 - 6,57% 10.732.350.000Maria Florentina Tulolo 18.336.125 - 5,61% 9.168.062.500Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) 77.669.300 200.000 23,83% 38.874.650.000
Sub-jumlah 259.640.500 66.722.500 99,89% 143.164.750.000
Saham treasuri 359.500 - 0,11% 179.750.000
Jumlah 260.000.000 66.722.500 100,00% 143.344.500.000
Perusahaan telah melakukan pembelian kembali atas 359.500 saham Seri A dengan jumlah biayaperolehan sebesar Rp 36.023.050. Pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut telah sesuai denganPeraturan OJK No. 2/POJK.04/2013 tentang “Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan olehEmiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuatif Secara Signifikan” dan SuratEdaran OJK No. I/SEOJK.04/2013 tentang “Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuatifsecara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emiten danPerusahaan Publik.
Pengelolaan Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modalyang sehat antara jumlah liabilitas dan ekuitas guna memndukung usaha dan memaksimalkan imbalanbagi pemegang saham. Perusahaan mengelola dan melakukan penyesuaian terhadap strukturpermodalan berdasarkan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan bisnis. Dalam rangka memeliharadan mengelola struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan atau menunda besaranpembagian deviden kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru, membeli kembali saham yangberedar, mengusahakan pendanaan melalui pinjaman ataupun menjual aset untuk mengurangipinjaman. Kebijakan manajemen adalah mempertahankan secara konsisten struktur permodalan yangsehat dalam jangka panjang guna mengamankan akses terhadap berbagai alternatif pendanaan padabiaya pendanaan (Cost of fund) yang wajar.
Tidak ada ketentuan atau peraturan khusus yang ditetapkan bagi perusahaan mengenai jumlahpermodalan selain dari yang diatur di dalam Undang-undang No. 1/1995 tanggal 7 Maret 1995mengenai Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 40/2007 tanggal16 Agustus 2007.
Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Perusahaan mengevaluasi struktur permodalan melaluirasio hutang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara hutang nettodengan modal. Hutang netto adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisikeuangan konsolidasian dikurangi dengan jumlah kas dan setara kas.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
17. MODAL SAHAM (lanjutan)
Sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas, termasuk kepentingan nonpengendali. Padatanggal 31 Desember 2014 dan 2013, ringkasan perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut:
2014 2013
Jumlah liabilitas 23.772.179.228 31.163.379.030Dikurangi kas dan setara kas 43.155.850.124 46.566.633.747
Utang neto (19.383.670.896) (15.403.254.717)Jumlah ekuitas 132.167.706.307 127.834.160.513
Ratio utang terhadap modal (0,146) (0,120)
18. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Akun ini merupakan selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku transaksi dalam rangkarestrukturisasi antara entitas sepengendali.
2014
Biaya emisi saham (lihat catatan 1b) (1.611.076.661)Selisih nilai transaksi dengan entitas sepengendali (156.057.830)
Jumlah (1.767.134.491)
Saldo selisih nilai transaksi dengan entitas sepengendali timbul dari transaksi akuisisi 99,93% sahamPT Bhaskara Mutu Sentosa (BMS), entitas anak dari entitas sepengendali pada tanggal14 Januari 1998 dengan rincian sebagai berikut:
2014
Bagian atas jumlah tercatat ekuitas bersih PT Bhaskara Mutu Sentosa padasaat akuisisi 15.033.942.170
Imbalan yang dibayarkan (15.190.000.000)
Selisih (156.057.830)
19. SALDO LABA TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2002, Perusahaan mengalokasikanpembentukan cadangan umum sebesar Rp 2.300.000.000 dari saldo laba. Pencadangan ini dibentuksesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang kemudian diubahdengan Undang-undang No. 40 tahun 2007.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
20. KEPENTINGAN NONPENGENDALI
2014 2013
Saldo awal 6.803.370 7.054.816Bagian kepentingan nonpengendali atas rugi tahun
berjalan (483.131) (251.446)Perubahan kepentingan nonpengendali (204.584) -
Jumlah 6.115.655 6.803.370
21. PENDAPATAN DAN PENJUALAN BERSIH
2014 2013
Bangunan rumah:Tipe 21/60 23.852.872.731 -Tipe 33/72 11.174.450.000 3.738.600.000Tipe 33/84 5.727.000.000 -Tipe 33/90 4.570.000.000 1.371.900.000Tipe 51/135 1.939.690.000 3.542.750.000Tipe 36/120 542.000.000 6.909.400.000Tipe 33/78 355.000.000 710.000.000Tipe 38/90 256.110.750 285.928.500Tipe 39/120 - 1.891.800.000Tipe 32,5/69 - 280.000.000Lain-lain (di bawah Rp 1.000.000.000) 186.003.806 123.183.000
Jumlah bangunan rumah 48.603.127.287 18.853.561.500
Kavling tanah 648.000.000 1.691.370.000
Jumlah 49.251.127.287 20.544.931.500
Sepanjang tahun berjalan, tidak terdapat pelanggan individual yang nilai transaksinya melebihi 10%dari penjualan bersih komulatif ataupun penjualan yang dilakukan kepada pihak-pihak berelasi.
22. BEBAN POKOK PENJUALAN
2014 2013
Bangunan rumah 10.889.154.080 4.190.876.545Kavling tanah 14.244.605.401 4.292.618.262
Jumlah 25.133.759.481 8.483.494.807
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44
23. BEBAN USAHA
2014 2013
PenjualanKomisi penjualan 1.959.923.382 1.376.085.387Iklan dan promosi 20.879.673 117.631.600
Jumlah beban penjualan 1.980.803.055 1.493.716.987
Umum dan administrasiIuran dan perizinan 4.709.921.952 1.656.304.219Gaji, upah dan tunjangan 2.787.359.238 3.293.545.974Keperluan kantor 1.125.029.378 869.424.672Pajak bumi dan bangunan 625.762.303 707.009.442Jasa professional 370.790.000 152.500.000Penyusutan 369.458.728 228.689.950Listrik, air, telepon dan fax 319.864.610 479.423.557Sumbangan 164.881.000 24.400.000Asuransi 109.569.031 133.506.731Imbalan pasca kerja karyawan 57.136.177 385.802.928Biaya pajak - 838.862.079Lain-lain 343.502.577 416.688.883
Jumlah Umum dan administrasi 10.983.274.994 9.186.158.435
Jumlah 12.964.078.049 10.679.875.422
24. LABA (RUGI) PER SAHAM
Perhitungan laba atau rugi per saham sebagaimana disajikan dalam di dalam laporan laba rugikomprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:
2014 2013Jumlah laba (rugi) komprehensif yang diatribusikanKepada :Pemilik entitas induk 4.334.448.009 (14.003.777.155)Kepentingan nonpengendali (697.632) (251.446)
Jumlah 4.333.750.377 (14.004.028.601)
Laba (rugi) per saham 9,19 (42,80)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45
25. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Pengelolaan Modal
Kebijakan pengelolaan modal Kelompok Usaha adalah untuk memastikan bahwa rasio modalselalu dalam keadaan kondisi sehat agar dapat mendukung kinerja usaha dan memaksimalkan nilaidari pemegang saham.
Kelompok Usaha mengelola struktur modalnya dan membuat penyesuaian-penyesuaiansehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik dari risiko usahanya.
Kelompok Usaha secara hati-hati (prudent) melakukan diversifikasi sumber permodalan untukmengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal secara efisien padasegmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil pengembalian risiko (risk return)yang optimal termasuk penempatan pada Entitas Anak dalam rangka memenuhi ekspektasipemegang kepentingan (stakeholder). Tidak ada perubahan dalam tujuan, kebijakan dan prosesdan sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Manajemen memantau modal dengan menggunakan beberapa ukuran leverage keuangan sepertirasio utang jangka pendek terhadap aset lancar (current ratio), time interest earned ratio danleverage ratio. Tujuan Kelompok Usaha adalah mempertahankan Current Ratio tidak kurang dari1 kali, Time Interest Earned ratio tidak kurang dari 2 kali, Leverage ratio tidak lebih dari 1,5 kalipada tanggal 31 Desember 2014, sesuai dengan perjanjian hutang bank.
Pada tanggal 31 Desember 2014, akun-akun Kelompok Usaha yang membentuk current ratio,adalah sebagai berikut:
2014 2013
Aset lancar 96.621.404.531 85.457.979.681Liabilitas jangka pendek 20.726.964.087 28.175.300.066
Rasio aset lancar terhadap utang lancar (current ratio) 466,16% 303,31%
Manajemen Risiko Keuangan
Kelompok Usaha dipengaruhi oleh berbagai risiko keuangan, termasuk risiko kredit, risiko matauang asing, risiko suku bunga, risiko likuiditas. Tujuan manajemen risiko Kelompok Usaha secarakeseluruhan adalah untuk secara efektif mengendalikan risiko-risiko ini dan meminimalisasipengaruh merugikan yang dapat terjadi terhadap kinerja keuangan Kelompok Usaha. Manajemenmereview dan menyetujui kebijakan untuk mengendalikan setiap risiko ini yang diringkasdibawah ini dan juga memantau risiko harga pasar dari semua instrumen keuangan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
25. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan Kelompok Usahagagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Kelompok Usaha. Risiko kredit terutamaberasal dari piutang usaha yang diberikan kepada pelanggan.
Kelompok Usaha telah mengembangkan model untuk mendukung kuantifikasi dari risikokredit. Dalam mengukur risiko kredit untuk kredit yang diberikan, Kelompok Usahamempertimbangkan ”Probability of Default” (PD) pelanggan atas kewajiban dankemungkinan rasio pemulihan atas kewajiban yang telah wanprestasi (“Loss GivenDefault”)(LGD). Model ini ditelaah secara rutin untuk membandingkan dengan hasil aktualnya.
LGD merupakan ekspektasi Kelompok Usaha atas besarnya kerugian dari suatu piutang padasaat wanprestasi terjadi. Hal ini dinyatakan dalam persentase kerugian per unit dari suatueksposur. LGD biasanya bervariasi sesuai dengan tipe pelanggan.
Cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui pada pelaporan keuangan hanyalah kerugianyang telah terjadi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian (berdasarkan bukti obyektifatas penurunan nilai).
Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan terkait dengan piutang usaha, hal inidisebabkan keragaman pelanggan.
Risiko kredit yang timbul dari aset keuangan lainnya mencakup kas dan setara kas dandeposito yang dibatasi penggunaannya dan jaminan. Risiko kredit yang dihadapi KelompokUsaha timbul karena wanprestasi daripihak lain. Kelompok Usaha mengelola risiko kredityang terkait dengan simpanan di bank dengan memantau reputasi bank. Nilai maksimaleksposur adalah sebesar nilai tercatat.
Eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko kredit timbul dari wanprestasi pihak laindenganeksposur maksimum setara dengan nilai tercatat dari instrumen berikut ini:
2014 2013
Kas dan setara kas 43.155.850.124 46.566.633.747Piutang usaha 7.226.161.277 7.514.477.584
Jumlah 50.382.011.401 54.081.111.331
b. Risiko Tingkat Suku Bunga
Kelompok Usaha memiliki eksposur terhadap fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang berlakubaik atas risiko nilai wajar maupun arus kas.
Eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko tingkat suku bunga terutama sehubungan denganpinjaman. Kebijakan Kelompok Usaha adalah mendapatkan tingkat suku bunga yang palingmenguntungkan.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47
25. KEBIJAKAN DAN TUJUAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Kelompok Usaha tidak bisa memenuhi kewajiban padasaat jatuh tempo. Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati (prudent) termasuk mengatur kasdan setara kas yang cukup untuk menunjang aktivitas usaha secara tepat waktu.
Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor pinjaman dan sumberpendanaan menjaga saldo kecukupan kas serta memastikan tersedianya pendanaan darisejumlah fasilitas kredit yang mengikat, dan kesiapan untuk menjaga posisi pasar. KelompokUsaha mempertahankan kemampuannya untuk melakukan pembiayaan yang mengikat daripemberi pinjaman yang andal.
Tabel dibawah menunjukkan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Kelompok Usaha dalamrentang waktu yang menunjukkan jatuh tempo kontraktual untuk semua liabilitas keuangannon-derivatif dan derivatif dimana jatuh tempo kontraktual sangat penting untuk pemahamanterhadap arus kas. Jumlah yang diungkapkan dalam tabel adalah arus kas kontraktual yangtidak terdiskonto.
Jumlah tercatatKurang dari
1 tahun Antara 1-2 tahunLebih dari
2 tahun
Utang usaha dan utanglain-lain 3.916.838.101 3.367.132.135 254.895.700 294.810.266
Beban yang masih harusdibayar 648.489.092 648.489.092 - -
4.565.327.193 4.015.621.227 254.895.700 294.810.266
26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Aset keuangan Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas, deposito yang dibatasi penggunaannya,Piutang usaha - neto dan aset keuangan lancar lainnya - neto yang timbul dari kegiatan usahanya.Liabilitas keuangan Kelompok Usaha meliputi utang usaha, utang lain-lain, beban yang masih harusdibayar, pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan pinjaman jangka panjangsetelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang tujuan utamanya untuk pembiayaankegiatan usaha.
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dariinstrumen keuangan Kelompok Usaha yang dinyatakan dalam laporan posisi keuangankonsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
2014Nilai Tercatat Nilai Wajar
Aset keuangan:Kas dan setara kas 43.155.850.124 43.155.850.124Aset keuangan yg tersedia untuk dijual 11.510.000.000 11.510.000.000Piutang usaha 7.226.161.277 7.226.161.277
Jumlah 61.892.011.401 61.892.011.401
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48
26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
2014Nilai Tercatat Nilai Wajar
Liabilitas keuangan:Utang usaha – pihak ketiga 2.490.600.220 2.490.600.220Utang lain-lain – pihak ketiga 1.426.237.881 1.426.237.881Beban yang masih harus dibayar 648.489.092 648.489.092
Jumlah 4.565.327.193 4.565.327.193
2013Nilai Tercatat Nilai Wajar
Aset keuangan:Kas dan setara kas 46.566.633.747 46.566.633.747Aset keuangan yg tersedia untuk dijual 217.500.000 217.500.000Piutang usaha 7.514.477.584 7.514.477.584
Jumlah 54.298.611.331 54.298.611.331
Liabilitas keuangan:Utang usaha – pihak ketiga 2.239.577.700 2.239.577.700Utang lain-lain – pihak ketiga 673.109.950 673.109.950Beban yang masih harus dibayar 125.990.225 125.990.225
Jumlah 3.038.677.875 3.038.677.875
Berdasarkan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” terdapat tingkat hirarki nilaiwajar sebagai berikut:a) harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik
(tingkat 1).b) input selain harga kuotasi yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset
atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnyaderivasi dari harga) (tingkat 2), dan
c) input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi(input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).
Nilai wajar untuk instrumen yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasinilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Kelompok Usaha untukaset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuanganmenggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini masuk dalam tingkat 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan denganmenggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapatdiobservasi sepanjang tersedia dan seminimal mungkin tidak mengacu pada estimasi. Apabilaseluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi instrumen keuangan ini termasuk dalamtingkat 2 antara lain dengan mendiskontokan arus kas masa depan menggunakan suku bunga yangberlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrument dengan persyaratan risiko kreditdan jatuh tempo yang sama.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK DAN ENTITAS ANAKCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
49
26. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)
Instrumen keuangan jangka pendek dengan jatuh tempo satu tahun atau kurang (kas dan setara kas,piutang usaha, aset keuangan lancar lainnya, deposito yang dibatasi penggunaannya, utang usaha,utang lain-lain dan beban yang masih harus dibayar) sangat mendekati nilai tercatat karena dampakpendiskontoan yang tidak signifikan. Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan datapasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk kedalam tingkat 3.
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan disajikan dalam jumlah di mana instrumen tersebut dapatdipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak-pihak yang berkeinginan (“willing parties”), bukandalam penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan.
Metode dan asumsi berikut ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajaruntuk setiap kelompokinstrumen keuangan yang praktis untuk memperkirakan nilai tersebut:
1. Kas dan setara kas, deposito yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha-neto, aset keuanganlancar lainnya – neto.
Seluruh aset keuangan di atas merupakan aset keuangan jangka pendek yang akan jatuhtempo dalam waktu dua belas (12) bulan sehingga nilai tercatat asset keuangan tersebut telahmencerminkan nilai wajar dari aset keuangan tersebut.
2. Utang usaha, utang lain-lain dan beban yang masih harus dibayar.
Seluruh liabilitas keuangan di atas merupakan liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempodalam waktu dua belas (12) bulan sehingga nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut telahmencerminkan nilai wajar dari liabilitas keuangan tersebut.
3. Pinjaman bank jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan pinjaman bankjangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Seluruh liabilitas keuangan di atas merupakan pinjaman yang memiliki suku bunga variabeldan tetap yang disesuaikan dengan pergerakan suku bunga pasar sehingga nilai tercatatkewajiban keuangan tersebut telah mendekati nilai wajar.
27. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Manajemen Kelompok Usaha bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian iniyang telah diotorisasi oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 6 Pebruari 2015.
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK Gedung Ribens Autocars
Jl. RS Fatmawati No. 188 Jakarta 12420