angki skripsi

Upload: julianayusuf

Post on 06-Jul-2015

1.084 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

STUDI TENTANG PERBANDINGAN JUMLAH HASIL TANGKAPAN IKAN TUNA EKOR KUNING (Thunnus albacores) PADA PENGOPERASIAN PANCING TONDA (Trolling) BERDASARKAN UMPAN YANG BERBEDA

ANGKI INDRAWANSA

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2009

STUDI TENTANG PERBANDINGAN JUMLAH HASIL TANGKAPAN IKAN TUNA EKOR KUNING (Thunnus albacores) PADA PENGOPERASIAN PANCING TONDA (Trolling) BERDASARKAN UMPAN YANG BERBEDA

ANGKI INDRAWANSA

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2009

STUDI TENTANG PERBANDINGAN JUMLAH HASIL TANGKAPAN IKAN TUNA EKOR KUNING (Thunnus albacores) PADA PENGOPERASIAN PANCING TONDA (Trolling) BERDASARKAN UMPAN YANG BERBEDA

OLEH :

ANGKI INDRAWANSA072 206 025

SKRIPSISebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2009

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING Judul Penelitian : Studi Tentang Perbandingan Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning (Thunnus Albacores) Pada Pengoperasian Pancing Tonda (Trolling) Berdasarkan Umpan Yang Berbeda

Nama : Angki Indrawansa Stambuk Fakultas Jurusan Program Studi Jenjang Pendidikan SK Pembimbing : 072 206 025 : Perikanan dan Ilmu Kelautan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : Strata Satu (S-1) :

Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ir. Hj. Kasmawati Saleh, M.P Pembimbing Utama

Ir. Hamsiah, M.Si Pembimbing Anggota

Diketahui Oleh :

DR. Ir. Rustan, MS Dekan

Ir. Ihsan HC, M.Si Ketua Jurusan PSP

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI Judul Penelitian : Studi Tentang Perbandingan Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning (Thunnus Albacores) Pada Pengoperasian Pancing Tonda (Trolling) Berdasarkan Umpan Yang Berbeda

Nama : Angki Indrawansa Stambuk Fakultas Jurusan Program Studi Jenjang Pendidikan SK Pembimbing : 072 206 025 : Perikanan dan Ilmu Kelautan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : Strata Satu (S-1) : Disetujui Oleh Komisi Penguji,

Ir. Hj. Kasmawati Saleh, M.P Ir. Hamsiah, M.Si Ir. Ihsan HC, M.Si Ir. Hj. Ernaningsih, MS Dr. Ir. Asbar, M.Si

(Ketua) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota)

1. 2. . 3. 4. . 5.

HALAMAN PERNYATAAN PENULIS Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Angki Indrawansa Stambuk Fakultas Jurusan Program Studi Jenjang Pendidikan : 072 206 025 : Perikanan dan Ilmu Kelautan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : Strata Satu (S-1)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi dengan judul: Studi Tentang Perbandingan Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning (Thunnus Albacores) Pada Pengoperasian Pancing Tonda (Trolling) Berdasarkan Umpan Yang Berbeda adalah Benar hasil penelitian penulis dan jika dikemudian hari ternyata diketahui hasil ciplakan (plagiat) dari skripsi orang lain, maka penulis bersedia mendapatkan sangsi akademik yang berlaku. Makassar, 19 April 2008 Yang membuat pernyataan

Angki Indrawansa Diketahui Oleh :

Ir. Hj. Kasmawati Saleh, M.P Pembimbing Utama

Ir. Hamsiah, M.Si Pembimbing Anggota

RINGKASAN

Angki Indrawansa, Stambuk 072 206 025. Studi Tentang Perbandingan Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning (Thunnus Albacores) Pada Pengoperasian Pancing Tonda (Trolling) Berdasarkan Umpan Yang Berbeda. Dibimbing oleh Kasmawati Saleh sebagai Pembimbing Utama dan Hamsiah sebagai Pembimbing Anggota. Dalam rangka mengoptimalkan hasil tangkapan pancing tonda, maka pengetahuan tentang umpan cukup memegang peranan penting. Karena fungsi umpan pada alat tangkap pancing tonda adalah untuk merangsang penglihatan, indera penciuman dan rasa akibat gerakan, bentuk, aroma dan warna atau refleksi cahaya umpan. Sifat dari umpan sangat erat hubungannya dengan penggunaan berbagai jenis umpan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jenis umpan yang berbeda terhadap hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning dengan menggunakan alat tangkap pancing tonda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan/menjadi bahan informasi bagi nelayan mengenai umpan yang efektif digunakan sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapannya. Dengan demikian, diharapkan pancing tonda dapat menjadi salah satu alat tangkap yang mempunyai konstribusi dalam usaha peningkatan produksi perikanan, khususnya pada penangkapan ikan dengan pancing tonda di daerah yang dilakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan 2 bulan (bulan Juni sampai Agustus 2008) di Perairan Seram Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat Propinsi Maluku. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengamatan langsung di lapangan dengan cara mengikuti seluruh kegiatan operasi penangkapan dan wawancara dengan nelayan. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah satu unit kapal penangkapan ikan (kapal Trolling), 9 unit alat tangkap pancing tonda (Trolling line), mistar, alat tulis menulis, kalkulator, kamera foto dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan pada penelitian yaitu 3 jenis umpan yang berbeda yang terdiri umpan hidup yaitu ikan layang (Decapterus ruselli) dan 2 jenis umpan buatan yaitu umpan cumi cumi buatan warna merah metalik dan umpan ikan buatan warna biru metalik. Hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning pada masing-masing umpan yang digunakan dimasukkan pada wadah yang telah disiapkan, kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan. Data hasil tangkapan jumlah (ekor) dan berat (Kg) dilakukan uji Normalitas untuk menyeragamkan data, selanjutnya dianalisis statistik parametrik dengan menggunakan uji tstudent. Jumlah (ekor) hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning diperoleh jumlah tertinggi berdasarkan umpan yang berbeda yang digunakan adalah umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) sebanyak 41 ekor dan berat (Kg) hasil tangkapan tertinggi didapatkan pada umpan cumi-cumi buatan

warna merah metalik (B) sebesar 1579 Kg dengan berat rata-rata 87,722 Kg/trip, dari hasil yang ada. Uji t-student sebagai data penunjang dilakukan perbandingan antara umpan ikan layang (A) dengan umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B), umpan ikan layang (A) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C) dan umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C). Dari hasil uji t-student jumlah (ekor) dan berat (kg) hasil tangkapan pada ketiga umpan yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata pada pengoperasian pancing tonda. Berdasarkan hasil penangkapan yang diperoleh, maka disarankan kepada nelayan khususnya yang berada disekitar pulau yang dilakukan penelitian tersebut untuk menggunakan umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) pada saat melakukan penangkapan ikan tuna ekor kuning serta perlu adanya pengetahuan tentang tingkah laku ikan.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia serta hidayah-NYA hingga penelitian sampai penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat dan salam tak lupa pula kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki sebagai manusia di dalam mengungkapkan serta memecahkan masalah yang ada dalam skripsi ini secara baik dan sempurna. Namun, dengan keikhlasan, ketabahan serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya. Terlebih dari segalanya dengan penuh kerendahan hati disertai dengan ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada Ayahanda tercinta Peltu Simbung Dg Nyala dan Ibunda tercinta Sri Aminingsih yang telah membesarkan dan mendidik putranya dengan kasih dan sayangnya demi keberhasilan dan masa depan anaknya. Juga kepada saudara-saudaraku tercinta K Ade Irianto Malasandhi, K Ade Septo Chandra, SPi, Ade Saputra Sandra Jaya, Ade Kopasandha Jaya dan Ade Sandi Selawansah serta seluruh keluarga yang selalu tak henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. Dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada :1. Ir. Hj. Kasmawati Saleh, MP selaku pembimbing utama dan Ir.

Hamsiah, M.Si sebagai pembimbing anggota yang dengan ikhlas

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sejak awal hingga selesai penulisan skripsi ini.2. Bapak Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Bapak

Ketua Jurusan PSP beserta seluruh Staf dan karyawan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI yang telah banyak membantu penulis selama ini dalam melaksanakan penelitian hingga penyusunan skripsi 3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI yang senantiasa memberikan motivasi, bimbingan, petunjuk, arahan, nasehat serta membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama ini.4. Teman-teman seperjuanganku : St. Kurniyah (Nhya), Nurazisah, SPi

(CHyCha), Ridwan Usman, SPi. (Rido),A. Emil Salim (PEmil), Amri Said (PAmri), Ardi (Arjzyi), Sugianto (Ogenk), Maria Magdalena (Mahda), Rama Imran Irawan, A.Md.Pi.(Rama), Hudayah A.Md.P.(Daya), Asri (Azjjryi), A. Arifin (Amming), Amiruddin (Nami), A. Pada, A. Basri (Dg Baso) dan Hawany (Any) serta teman-teman yang lain yang tak dapat disebutkan satu-persatu oleh penulis. Terima kasih banyak atas kebersamaannya selama ini, semoga persahabatan dan perjuangan ini tetap Solid. 5. Rekan-rekan Mahasiswa UMI Khususnya Jurusan PSP yang namanya tak dapat penulis sebutkan satu-persatu. penulis. Penulis menyadari sepenuhnya akan semua keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga skripsi ini tersaji dalam bentuk yang sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kebenaran hanya bersumber dari Allah SWT dan tak ada keragu-raguan didalamnya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan Sekali lagi Makasih banyak atas segala bantuan dan dukungannya kepada

memberikan tambahan pengetahuan bagi kita semua guna pengembangan karya selanjutnya. Amin, Yaaarabbal Alamin. Makassar Mei 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL . i

HALAMAN PERNYATAAN PENULIS . ii HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ......... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .. iv RINGKASAN v KATA PENGANTAR ................... vii DAFTAR ISI . x DAFTAR TABEL . xii DAFTAR GAMBAR . xiii DAFTAR LAMPIRAN .. xiv PENDAHULUAN . 1 Latar Belakang 1 Tujuan dan Kegunaan ............ 3 TINJAUAN PUSTAKA .... 4 Deskripsi Alat ............ 4 Umpan ... 5 Metode Penangkapan . 7 Daerah Penangkapan . 9 Sistematika dan Ciri Morfologi . 10 Habitat dan Daerah Penyebaran . 11 METODE PENELITIAN ... 13 Waktu dan Tempat . 13 Alat dan Bahan 13 Metode Pengambilan Data .. 14 Analisis Data 16 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18 Deskripsi Alat Tangkap dan Kapal Penangkapan .. 18 Metode Penangkapan . 19 Daerah dan Musim Penangkapan 22 Jumlah (ekor) dan Berat (Kg) Hasil Tangkapan . 23

KESIMPULAN DAN SARAN . 27 Kesimpulan 27 Saran .. 27 DAFTAR PUSTAKA 28 LAMPIRAN .. 31 RIWAYAT HIDUP ... 51

DAFTAR TABEL

No Teks 1. Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian ...

Halaman13

2. Jumlah (ekor) dan Berat (Kg) Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning LAMPIRAN 1. Hasil Pengamatan Jumlah dan Berat Ikan Tuna Ekor Kuning Terhadap Hasil Tangkapan Pancing Tonda Dengan Menggunakan Umpan Yang Berbeda . 2. Uji Normalitas Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Ikan Layang (A) . 3. Uji Normalitas Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Cumi-Cumi Buatan Warna Merah Metalik (B) ....... 4. Uji Normalitas Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C) .......... 5. Uji Normalitas Berat Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Ikan Layang (A) 6. Uji Normalitas Berat Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Cumi-Cumi Buatan Warna Merah Metalik (B) 7. Uji Normalitas Berat Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C) ...DAFTAR GAMBAR

23

33 34

35

36 37

38

39

No Teks

Halaman 5

1. Konstruksi Alat Tangkap Pancing Tonda ...

2. Sistematika Ikan Tuna Ekor Kuning ... 3. Posisi Setiap Jenis Umpan Yang Digunakan ..

10 16

4. Pancing Tonda . 18 5. Kapal Yang Digunakan Selama Penelitian .. 19 LAMPIRAN 1. Peta Lokasi Penelitian .. 32 2. Jenis-jenis Umpan Yang Digunakan Dalam Penelitian 46 3. Foto-foto Penelitian .. 47

PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai 81.000 km, dengan luas perairan sekitar 5,8 juta km, yang terdiri dari laut territorial 0,3 juta km,

perairan nusantara 2,9 juta km dan Zona Economi Eksklusif Indonesia (ZEE) 2,7 juta km, hal ini menunjukkan bahwa perairan Indonesia mencakup dari 2/3 luas seluruh wilayah (Dahuri et al, 2001). Propinsi Maluku yang di kenal dengan daerah seribu pulau, merupakan suatu wilayah dengan luas daratan 85.728 km dan luas lautan 658.295 km. Dengan begitu luasnya laut yang ada, terkandung didalamnya potensi perikanan terdiri dari perikanan pelagis, perikanan domersal dan biota laut lainnya yang perlu dieksploitir secara optimal dengan tetap memperhatikan batas pemanfaatan (MSY) sampai dengan 1,35 juta ton/tahun (DKP Maluku, 2000). Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan salah satu daerah kepulauan yang terdiri dari 39 pulau dengan luas wilayah 533.139 km, yang terdiri dari daratan seluas 4.090 km (0,7%) dan wilayah lautan seluas 49.049 km (92,3%). Pulau Kasuwari merupakan bagian dari Kecamatan Waesala yang memiliki potensi sumberdaya alam yang begitu luas untuk usaha dalam bidang penangkapan ikan, khususnya skala perikanan rakyat. Tercatat produksi perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2004 mencapai 10.753,6 ton/tahun (DKP Kabupaten Seram Bagian Barat, 2004). Alat tangkap yang digunakan berbagai macam antara lain purse seine, pole and line, hand line, trolling, long line, gill net, rawai, bubu, bagan dan lainlain. Untuk mengeksploitasi perairan Waesala khususnya perikanan tuna, salah satu alat penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan adalah trolling. Berdasarkan operasional alat tangkap pancing tonda dapat digolongkan dalam perikanan pancing, maka faktor umpan yang sangat berpengaruh untuk terkaitnya ikan pada mata pancing. bagi ikan untuk mendekati dan memakan umpan tersebut Umpan yang digunakan (baik jenis dan ukurannya) harus dapat memberikan rangsangan

Pada usaha perikanan pancing, besar kecilnya hasil tangkapan bergantung pada umpan, baik umpan hidup maupun umpan buatan dalam jumlah dan kualitas tertentu (Ayodhyoa, 1981). Penggunaan umpan dalam penangkapan ikan adalah untuk memikat ikan atau binatang lainnya sebagai suatu mangsanya. Menarik perhatian dengan umpan dapat dianggap sebagai salah satu cara yang pertama digunakan dalam penangkapan ikan. Umpan merangsang penglihatan, indera penciuman dan rasa pada ikan akibat dari gerakan, bentuk, aroma dan warna terutama refleksi cahaya umpan (Von Brantd, 1960 dalam Gunarso, 1985). Umpan buatan (artificial bait) merupakan jenis umpan yang dibuat menyerupai umpan sebenarnya. Umpan buatan dapat terbuat dari bahan bambu, kayu, plastik atau bahan sintetis lainnya. Bentuk dan karakteristik umpan buatan harus menyerupai umpan atau makanan asli ikan di alam, misalnya berbentuk ikan, udang, cumi-cumi dan insekta lainnya. Dalam rangka mengoptimalkan hasil tangkapan pancing tonda, maka pengetahuan tentang umpan cukup memegang peranan penting. Karena fungsi umpan pada alat tangkap pancing tonda adalah untuk merangsang penglihatan, indera penciuman dan rasa akibat gerakan, bentuk, aroma dan warna atau refleksi cahaya umpan. Sifat dari umpan sangat erat hubungannya dengan penggunaan berbagai jenis umpan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan perbandingan jumlah hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning (thunnus albacores) berdasarkan umpan yang berbeda pada pengoperasian pancing tonda (trolling) Tujuan dan Kegunaan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jenis umpan yang berbeda terhadap hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning (thunnus albacores) dengan menggunakan alat tangkap pancing tonda.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan/menjadi bahan informasi bagi nelayan mengenai umpan yang efektif digunakan sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapannya. Dengan demikian, diharapkan pancing tonda dapat menjadi salah satu alat tangkap yang mempunyai konstribusi dalam usaha peningkatan produksi perikanan, khususnya pada penangkapan ikan dengan pancing tonda di daerah yang dilakukan penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Alat Tangkap Pancing Tonda (Trolling) Pada dasarnya alat-alat penangkapan dibagi dalam tiga golongan besar yaitu pancing, jaring dan perangkap. Dari ketiga golongan alat tangkap ini

adalah alat yang paling sederhana, murah dan konstruksinya mudah (Ayodhyoa, 1975). Pancing adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan yang pada prinsipnya yaitu dengan meletakkan umpan pada mata pancing, lalu pancing diberi tali, setelah umpan dimakan ikan maka mata pancing akan termakan juga dan dengan tali manusia menarik ikan itu keatas (Ayodhyoa, 1981). Pancing tonda merupakan alat penangkapan ikan yang terdiri dari tali, mata pancing (hook) dan umpan. Jumlah mata pancing yang digunakan dapat satu atau lebih pada umumnya selalu terkait balik dengan maksud supaya ikan yang telah menyambar umpan tidak dapat melepaskan diri lagi bila ditarik ke kapal atau ke tempat orang yang memancing (Sadhori, 1985). Pancing tonda (trolling) adalah pancing yang diberi tali pancing dan ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau Pengoperasian pancing tonda umpan palsu yang karena pengaruh tarikan bergerak di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya. (trolling) memerlukan perahu atau kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan sasaran. Biasanya ditarik dengan kecepatan 26 knot tergantung jenisnya. Ukuran pancing dan besarnya tali di sesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Jika pancing tonda yang digunakan untuk menangkap ikan tuna tentu ukurannya lebih besar. Biasanya digunakan tali monofilament dengan diameter 1,52,5 mm dengan mata pancing nomor 51. (Gambar 1) Mata pancing terbuat dari baja dan dilapisi timah putih agar mata pancing tidak mudah berkarat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sadhori (1985) yang menyatakan bahwa ukuran mata pancing untuk pancing tonda adalah pancing No. 4-6 yang terbuat dari baja dan dilapisi timah putih.

Gambar 1. Konstruksi Pancing Tonda Keterangan: 1. Tali utama yang terbuat dari bahan nylon PA monofilament dengan diameter 1,52,5 mm 2. Swivel (kili-kili) dengan ukuran No.4 yang terbuat dari besi 3. Wire Leader yang terbuat dari kawat baja ukuran 0.5 mm 4. Mata pancing yang terbuat dari besi dengan ukuran No. 51 Umpan Pada usaha perikanan pancing, besar kecilnya hasil tangkapan bergantung pada umpan, baik umpan hidup maupun umpan buatan dalam jumlah dan kualitas tertentu (Ayodhyoa, 1981). Umpan buatan yang digunakan memiliki warna yang sedemikian rupa untuk menarik perhatian ikan. Penggunaan umpan dalam penangkapan ikan adalah untuk memikat ikan atau binatang lainnya sebagai suatu mangsanya. Menarik perhatian dengan umpan dapat dianggap sebagai salah satu cara yang pertama digunakan dalam penangkapan ikan. Umpan merangsang penglihatan, indera penciuman dan rasa pada ikan akibat dari gerakan, bentuk, aroma dan warna terutama refleksi cahaya umpan (Von Brantd, 1960 dalam Gunarso, 1985). Brandt (1971) dalam Lucas (2000) menyatakan bahwa pemakaian umpan untuk perikanan pancing sangatlah menentukan, karena umpan dapat memberikan respons untuk memakannya. Selanjutnya dikatakan pula bahwa ikan dalam mencari mangsanya tidak hanya menggunakan indera penglihatan melainkan juga indera penciuman. Hal ini dikatakan pula oleh

Effendie (1978) bahwa kebanyakan ikan mencari makan dengan menggunakan mata, pembauan dan persentuhan digunakan pula untuk mencari makanan terutama jenis-jenis ikan dasar tertentu dalam perairan yang keruh. Ikan yang menggunakan mata dalam mencari makanan akan mengukur makanan itu cocok atau tidak dengan ukuran mulutnya, tetapi ikan yang menggunakan pembau dan persentuhan tidak melakukan hal demikian melainkan kalau makanan sudah masuk akan baru diterima atau ditolak. Syukur (1995) dalam Lucas (2000) mengatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil tangkapan pada alat tangkap pancing tonda adalah jenis umpan yang digunakan haruslah memenuhi persyaratan, yaitu warna dalam air bisa mengkilat sehingga menarik dan merangsang ikan untuk memakannya terutama untuk jenis ikan tuna serta sirip tidak terlalu tebal. Umpan yang sering digunakan untuk memancing ikan di laut ada beberapa macam, yaitu umpan buatan (artificial foad) atau umpan tiruan dan umpan sungguhan baik yang hidup maupun yang mati. Umpan buatan dapat terbuat dari bahan, bambu, plastik, kayu atau bulu binatang. Untuk mengelabui ikan ada berbagai macam umpan buatan antara lain berbentuk ikan kecil dan cumi-cumi. Umpan buatan ini umumnya berwarna menarik sehingga mudah dilihat ikan karena daya penglihatannya di dalam air cukup tajam (Marsil, 1989). Umpan buatan untuk huhate dan tonda dirancang dengan memperhatikan bentuk dan warna yang maksudnya untuk menarik perhatian ikan (Ben-Yami 1989). Pengaturan warna yang serasi, lebih Penggunaaan umpan buatan cerah dari aslinya lebih diperlukan dibanding bentuknya, karena warna lebih merangsang ikan untuk menyambar. untuk pancing tonda, diusahakan agar gerakan sentakan cepat dan terus

menerus keluar masuk air, supaya ikan yang menjadi target penangkapan cepat terangsang dengan umpan buatan yang dipergunakan. Von Brandt (1958) dalam Nur (1999) menyatakan bahwa usaha untuk menarik dan mengumpulkan ikan disekitar unit alat tangkap adalah dengan merangsang daya penglihatan ikan, baik dengan warna, jenis umpan, bentuk dan ukuran dari umpan. Kemampuan ikan untuk melihat suatu benda dalam air tergantung pada aktivitas retina matanya. Pada retina mata ikan terdapat rod dan cone yang mampu menyerap cahaya dengan baik. Oleh sebab itu, pemilihan warna umpan buatan sangat menentukan keberhasilan dalam operasi penangkapan. Umpan tiruan yang berwarna mencolok seperti merah, orange, jingga lebih baik digunakan pada saat perairan keruh. Sedangkan umpan buatan warna perak, hitam, biru atau hijau digunakan jika air laut jernih, disamping itu tergantung juga jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Untuk menangkap ikan tuna dan ikan cakalang dengan alat tangkap pancing tonda, penggunaan umpan buatan berwarna merah dan biru ternyata lebih baik daripada umpan berwarna kuning. Pemakaian umpan buatan lebih banyak digunakan pada teknik menonda (Marsil, 1989). Metode Penangkapan Metode penangkapan ikan adalah suatu kebiasaan, cara yang digunakan dengan cara bagaimana ikan dapat tertangkap. Metode penangkapan ikan ini didasari oleh pengetahuan tentang tingkah laku dan kondisi dilingkungan (Ayodhyoa, 1981). Pada umumnya pengoperasian alat tangkap pancing dapat diulurkan secara vertical dan secara horizontal yang disesuaikan dengan tujuan penangkapan. Namun, dalam pengoperasian penangkapan ikan pelagis khususnya ikan tuna maupun ikan pelagis besar lainnya maka alat ini diulurkan secara horizontal dengan ujung yang satu berada di tangan

nelayan dan pada saat pengoperasiannya alat ini ditarik dengan menggunakan kapal atau perahu (Anonim, 1979 dalam Korputy 2000). Teknik pemancingan dengan menggunakan alat tangkap khususnya pancing, baik yang menggunakan umpan alami maupun umpan buatan, pada prinsipnya sama di dalam mengoperasikannya, yaitu dengan cara di sentak-sentak agar ikan buas melihat umpan yang bergerak-gerak. Hal ini penting karena banyak ikan menunjukkan perhatian yang kuat terhadap benda-benda yang bergerak seperti terhadap mangsa atau musuh dan sekali mereka mengetahui suatu benda bergerak mereka memberikan reaksi dengan sangat cepat. Tambahan pula ikan mempunyai kemampuan untuk mengetahui kecepatan dan arah gerakan serta bentuk dari benda yang bergerak itu. Dalam memancing dengan menggunakan umpan yang ditarik adalah perlu untuk memberi perhatian pada kecepatan dan bentuk gerakan dari umpan yang digunakan, disamping itu juga bentuknya (Anonymous, 1987). Uda (1978) dalam Janseld (1999) mengatakan bahwa saat yang baik untuk melakukan pengoperasian unit-unit alat tangkap yang tergolong dalam perikanan pancing adalah saat terjadinya peralihan dari air pasang ke air surut atau sebaliknya karena hal ini berhubungan dengan aktivitas makan dari ikan. Umumnya metode yang selalu digunakan oleh nelayan dalam menentukan atau mencari suatu daerah penangkapan ikan dalam pengoperasian unit-unit alat tangkap yang tergolong dalam perikanan pancing adalah trial and error methods (Ayodhyoa, 1972). Daerah Penangkapan Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1991), daerah penangkapan (fishing ground) merupakan suatu kunci keberhasilan suatu penangkapan di Perairan. Penentuan suatu daerah penangkapan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. 2. 3.

Lokasi/tujuan penangkapan Gerombolan ikan Ekonomis jenis produksi penangkapan Dari kriteria penentuan lokasi penangkapan tersebut sangatlah penting

karena disamping alat tangkap yang dipakai juga harus ada pengetahuan tentang daerah dan tujuan penangkapan. Menurut Ayodhyoa (1981), bahwa deteksi dan penentuan daerah fishing ground merupakan faktor keberhasilan dari operasi penangkapan ikan. Secara tradisional orang dapat mengetahui adanya gerombolan ikan dengan adanya tanda-tanda alam sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Adanya buih-buih/busa di atas permukaan air laut Adanya perubahan warna permukaan air laut Adanya riak kecil di atas permukaan air laut akibat aktivitas gerak ikan Adanya burung-burung yang menukik di permukaan air laut. Adanya tanda-tanda tersebut di atas, maka dengan mudah para nelayan biasa mengetahui letak gerombolan ikan yang ada di perairan. Menurut Sadhori (1985), ada empat syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan daerah penangkapan yaitu : 1. Adanya ikan yang akan ditangkap 2. Ikan-ikan tersebut dapat ditangkap 3. Penangkapan dapat dilakukan secara terus menerus 4. Hasil penangkapan tersebut dapat menguntungkan Penangkapan ikan akan berhasil baik apabila dilakukan di daerah penangkapan yang tepat yakni tepat lokasi dan waktu. Cara untuk mengetahui lokasi daerah penangkapan dan waktu yang tepat diperlukan penyelidikan. Mencari dan menentukan lokasi daerah penangkapan ikan tidak mudah dan tidak dapat ditentukan dalam waktu yang singkat. Pada umumnya para nelayan biasanya mencari atau menentukan daerah

penangkapan ikan dengan cara tradisional berdasarkan pengalaman mereka seperti keadaan angin, pasang, surut, keadaan bulan, musim dan lain-lain (Subani, 1972). Sistematika dan Ciri Morfologi Sistematika ikan tuna ekor kuning menurut Saanin (1984). (Gambar 2) Klas Sub klas Ordo Sub ordo Family Genus Species : Pisces : Teleostei : Percomophi : Scombridae : Scombridae : Thunnus : Thunnus albacores

Gambar 2. Ikan Tuna Ekor Kuning (Thunnus albacores) Pada bagian timur samudera pasifik dan samudera atlantik, jenis tuna ini sudah tereksploitasi seluruhnya. Badannya besar gemuk dan kuat dengan sumber kekuataannya pada pertemuan ekor dan badan (gambar 2). Madidihang dianggap sebagai proyektil laut yang terbaik dari semua jenis tuna. Line lateralis berombak, sirip punggung kedua dan sirip duburnya

melengkung panjang kearah yang merupakan ciri khas dari madidihang (Hadiwiyoto, 1973). Habitat dan Daerah Penyebarannya Tuna ekor kuning (Thunnus albacores) ditangkap sepanjang tahun pada perairan dengan suhu 1031 C, salinitas berkisar antara 33,235,5 dan kecerahan rata-rata 1828 meter. Tuna terdapat di perairan terutama yang mempunyai kadar garam tinggi. Di lautan Hindia penyebarannya terluas dari 30 LS ke utara dan timur Australia hingga pantai Amerika. Di Lautan Atlantik meluas dari pantai Amerika hingga benua Afrika dan di Indonesia selain di kedua lautan yang mengelilingi Negara kepulauan juga terdapat di laut pedalaman seperti Laut Bali, Laut Flores, Laut Sawu, Laut Arafuru dan Laut Banda (Simorangkir, 1982). Di perairan Indonesia, jenis-jenis tuna di jumpai di Laut Banda, Laut di sebelah Utara Irian Jaya dan di Samudera Indonesia (Kadel dan Ayodhyoa 1967). Laut Banda dan Laut Sulawesi dari jenis ikan yang tertangkap ternyata ikan tuna ekor kuning lebih tinggi 6080% dibandingkan ikan tuna lainnya. Selanjutnya dikatakan bahwa daerah Laut Banda dan Laut Maluku merupakan daerah penangkapan yang baik karena terdapat ruaya yang teratur yang bergerak berlawanan arah jarum jam. Dari sekian banyak spesies ikan tuna, hanya jenis tuna ekor kuning yang dianggap paling komersil. Jenis-jenis tuna komersil ini berukuran antara 3-250 kg per ekor, yang biasanya ukuran ini mencapai 95% dari seluruh jumlah tangkapan jenis-jenis ikan yang sering ditangkap di perairan Indonesia (Tampubolon, 1983).

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni sampai 20 Agustus 2008 di Perairan Seram Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat, Propinsi Maluku. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Alat dan Bahan Alat: - Kapal trolling - Pancing tonda - Mata pancing - Alat tulis - Kalkulator - Mistar - Timbangan - Kamera Bahan: - Ikan layang - Cumi-cumi buatan - Ikan buatan - Ikan tuna Cm Cm Cm Kg Unit Unit Buah Buah Buah Buah Unit Unit Satuan

Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengamatan langsung di lapangan dengan cara mengikuti seluruh kegiatan operasi penangkapan dan wawancara dengan nelayan. Data yang dikumpulkan meliputi metode penangkapan dan daerah penangkapan. Untuk hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning dipisahkan berdasarkan jenis umpan yang berbeda. Sementara untuk pengumpulan data selama penelitian yang dilakukan sebanyak 18 trip. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Operasi Penangkapan Sebelum kapal berangkat menuju daerah penangkapan, terlebih dahulu dilakukan persiapan guna kelancaran operasi penangkapan. Persiapan operasi penangkapan meliputi, persiapan kapal penangkapan, bahan bakar minyak, alat tangkap, perbekalan dan perlengkapan penelitian (umpan, kamera foto, meteran dan lain-lain). Khusus untuk persiapan alat tangkap terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap ketiga jenis umpan, setelah dilakukan pemeriksaan barulah dilakukan pemasangan umpan pada tali pancingnya masing-masing. 2. Penentuan Daerah Penangkapan Penentuan daerah penangkapan ikan merupakan salah satu faktor utama dalam keberhasilan operasi penangkapan. Untuk menentukan Umumnya para fishing ground ikan tuna, maka dilakukan pendekatan berdasarkan pengalaman nelayan setempat secara turun temurun. nelayan setempat melakukan penangkapan di daerah perairan Seram antara 10 11 mil dari pangkalan pendaratan, sedangkan jarak antara garis pantai dengan daerah penangkapan 7 8 mil. Menurut nelayan setempat daerah penangkapan ini sangat cocok untuk ikan pelagis besar, khususnya ikan tuna, cakalang, tongkol dan lain-lain. 3. Peletakan dan Pemasangan Umpan

Pemberangkatan dari fishing base ke daerah penangkapan, biasanya pada pukul 05.00 WIT. Setelah tiba di fishing ground proses penurunan alat segera dilakukan dengan memperhatikan arah renang ikan dan arah angin. Sebelum proses setting dilakukan, terlebih dahulu memperhatikan gerombolan ikan, arah renang ikan serta arah angin. mempermudah nelayan pada saat operasi berlangsung. Setelah mendekati gerombolan ikan dan haluan kapal diarahkan berlawanan dengan arah angin, barulah dilakukan setting. Setelah alat semua, maka dimulai pengejaran terhadap gerombolan ikan dengan kecepatan 3 knot sambil menggerak-gerakkan tali utama sampai ikan menyambar umpan yang berada pada tali pancing. Lama waktu setting selama satu putaran antara 1525 menit, tergantung dari arah renang gerombolan ikan. Hauling atau penarikan alat tangkap dilakukan apabila ikan telah tertangkap atau termakan oleh mata pancing. Saat penarikan tali utama, kecepatan kapal dikurangi pada kecepatan 2 knot agar ikan hasil tangkapan tidak mudah lepas dan juga menghindari tali tidak saling kait. Setelah ikan dinaikkan di atas kapal, maka penurunan alat tangkap dilakukan kembali sambil mencari gerombolan ikan lagi. Lama hauling sekitar 1025 menit dan lama waktu penangkapan selama penelitian rata-rata pertrip berkisar antara 67 jam. Selanjutnya setelah aktivitas penangkapan dianggap selesai maka kapal segera bertolak meninggalkan fishing ground menuju fishing base. Untuk mencegah subjektivitas pemakaian umpan maka posisi setiap jenis umpan tiap trip (Gambar 3).Tali Pancing A Kapal B C

Hal ini untuk

B C A C A B

Gambar 3. Pengacakan Posisi Umpan yang Berbeda dengan Menggunakan Alat Tangkap Pancing Tonda Selama Operasi Berlangsung Keterangan: A = Umpan Ikan Layang B = Umpan Cumi-Cumi Buatan Warna Merah Metalik C = Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik Parameter utama yang diamati pada penelitian ini adalah pengamatan jumlah (ekor) dan berat (kg) hasil tangkapan. Analisis Data Jumlah Hasil Tangkapan Untuk mengetahui perbandingan jumlah hasil tangkapan terhadap umpan yang berbeda diperoleh melalui uji t student. Sebelum dilakukan uji t student terlebih dahulu dilakukan uji normalitas ragam data yang diperoleh dengan menggunakan uji kenormalan Lilliefors (Sudjana, 1992). Dimana X1, X2, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Zn dengan formula sebagai berikut: Z1__

= Xi X S

( X dan S merupakan rata-rata dari simpangan baku) Untuk menghitung F (Zi) = P (Z Zi ) digunakan daftar distribusi normal baku dari tiap bilangan baku tersebut. Selanjutnya dihitung proporsi dinyatakan boleh S (Zi), maka: S (Zi) = banyaknya Z1, Z2, . Zn yang Z1 n

Setelah diketahui selisih F (Zi) S (Zi) dilanjutkan dengan harga mutlaknya dan mengambil harga terbesarnya sebagai Lo. dengan formula sebagai berikut : T - hit = X1 S gab S gab = S = Dimana; X1, X2 n1, n2 S1, S2 = Nilai rata-rata tangkapan (kg) = Jumlah trip yang dilakukan = Ratarata X2 Jika data distribusi normal dilanjutkan dengan uji statistik parametrik (uji tstudent)

1 1 = n1 n 2

( n1 1) S12 + ( n1 1) S 2 2 ( n1 + n 2) 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Alat Tangkap dan Kapal Penangkapan Secara garis besarnya perikanan pancing tonda terbagi dalam dua komponen besar yaitu: pancing tonda dan perahu/kapal yang dilengkapi dengan alat bantu, seperti mesin, pemukul, tombak kecil serta perlengkapan-perlengkapan lainnya.

1. Pancing Tonda Pancing tonda yang dioperasikan di perairan Seram merupakan salah satu alat penangkapan ikan tuna. Alat ini cukup sederhana hanya terdiri dari tali pancing, mata pancing (hook) dan umpan. Ukuran mata pancing dan besarnya tali di sesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Ukuran dan besarnya alat tangkap pancing tonda yang digunakan, antara lain tali pancing dengan nomor 10001500 dan panjangnya 350 meter, nomor mata pancing berkisar 1 dan nomor swivel 4 mm yang terbuat dari besi putih. (Gambar 4)

Gambar 4. Pancing Tonda Keterangan: 1. Tali utama yang terbuat dari bahan nylon PA monofilament dengan diameter 1,52,5 mm 2. Swivel (kili-kili) dengan ukuran No.4 mm yang terbuat dari besi 3. Wire Leader yang terbuat dari kawat baja ukuran 0.5 mm 4. Mata pancing yang terbuat dari besi dengan ukuran No.1 2. Kapal Motor Kapal yang digunakan selama penelitian terbuat dari material kayu palaka (Ambon) dengan ukuran panjang 17 meter, lebar 3,75 meter dan tinggi badan kapal 2,6 meter (Gambar 5). Untuk mempermudah operasi penangkapan, kapal ini dilengkapi dengan 2 tenaga mesin penggerak berkekuatan 300 PK. Bahan bakar utama yang digunakan adalah solar. Kapal merupakan sarana yang paling utama dalam pengoperasian alat

tangkap pancing tonda yang dalam pengoperasiannya diulurkan secara horizontal. Kapal motor haruslah memiliki keseimbangan pada saat pengoperasian alat, karena secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan.

Gambar 5. Kapal yang digunakan selama penelitian Metode Penangkapan Umpan yang digunakan selama penelitian berlangsung terdiri atas 3 jenis umpan yang berbeda yang terdiri umpan hidup yaitu ikan layang (Decapterus ruselli) yang berukuran 15,2 cm (Lampiran 15, (1)) serta 2 jenis umpan buatan yaitu umpan cumicumi buatan warna merah metalik (Lampiran 15, (2)) dan umpan ikan buatan warna biru metalik (Lampiran 15, (3)) yang masing-masing mempunyai ukuran 22 cm. Karakteristik umpan ikan layang yaitu memiliki bau ikan segar yang khas, mempunyai daya tahan yang baik karena selama proses pemancingan kondisi fisiknya tetap baik, mempunyai warna putih keperak-perakan sehingga dapat dengan mudah dilihat pada jarak yang jauh serta harganya murah dan mudah didapat/diperoleh dalam jumlah yang cukup banyak. Umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (Lampiran 15, (2)) dan umpan ikan buatan warna biru metalik (Lampiran 15, (3)) samasama memiliki warna yang menarik, sehingga dapat dengan mudah dilihat pada

jarak yang jauh, tahan terendam di dalam air walaupun cukup lama terendam, mempunyai ukuran yang sesuai dengan jenis ikan yang akan ditangkap, harganya murah dan mudah diperoleh serta mudah dieksploitasikan oleh alat tangkap. Fungsi masing-masing umpan tersebut adalah untuk mengelabui ikan. Karena fungsi umpan pada alat tangkap pancing tonda adalah untuk merangsang penglihatan, indera penciuman dan rasa akibat gerakan, bentuk, aroma dan warna atau refleksi cahaya umpan, maka sifat dari umpan tersebut sangat erat hubungannya dengan penggunaan berbagai jenis umpan. Kapal meninggalkan fishing base sekitar pukul 05.00 wita. Umumnya jarak tempuh yang dibutuhkan selama perjalanan mulai dari fishing base sampai ke fishing ground yaitu 110 130 menit dengan jarak antara 1011 mil. Ciri-ciri fishing ground ditandai dengan adanya gerombolan ikan lumba-lumba, banyaknya burung-burung laut yang menukik di permukaan laut, adanya buih-buih/busa di atas permukaan air laut akibat aktivitas gerak ikan dan adanya perubahan warna permukaan air laut di sekitar perairan tersebut. Setelah mendekati fishing ground mulailah dilakukan pemantauan terhadap ciri-ciri tersebut. Metode penangkapan antara lain: Setting Pada saat mendekati fishing ground posisi haluan kapal diarahkan berlawanan dengan arah angin, kemudian dilakukan penurunan alat dan umpan. Setelah itu, dimulai pengejaran terhadap gerombolan ikan dengan kecepatan 3 knot sambil menggerak-gerakkan tali pancing sampai ikan menyambar/memangsa umpan yang berada pada tali pancing. Lama waktu

setting selama satu putaran antara 1525 menit dan lama pengoperasian alat selama satu trip yaitu 67 jam, tergantung dari arah renang gerombolan ikan. Pada saat pengoperasian alat, tali pancing selalu dimainkan dengan cara digerak-gerakkan oleh nelayan. Hauling Pada saat ikan mulai memangsa umpan, maka dilakukan penarikan pancing secara perlahan-lahan. Saat penarikan tali utama, kecepatan kapal dikurangi sampai pada kecepatan 2 knot, agar ikan hasil tangkapan tidak mudah lepas dan juga menghindari tali sehingga tidak saling kait. Setelah ikan dinaikkan di atas kapal, maka penurunan alat tangkap dilakukan kembali sambil mencari gerombolan ikan lagi. Rata-rata ikan tuna ekor kuning yang tertangkap selama penelitian, memangsa umpan dengan cara meloncat diatas permukaan air laut, pada saat umpan terangkat dari dalam air laut yang disebabkan karena hentakkan/gerakan-gerakan tali pancing yang dimainkan oleh nelayan. Berat ikan tuna ekor kuning 25 kg, cara memancingnya yaitu tali pancing ditarik langsung ke permukaan dekat kapal, kemudian ikan tersebut diangkat dengan menggunakan ganco. Lama waktu hauling sekitar 510 menit. Sedangkan untuk berat ikan tuna ekor kuning berkisar antara 30 120 kg, cara memancingnya yaitu tali pancing diulur sampai kita dapat memperkirakan apakah ikan itu masih berontak bila ditarik atau tidak. Pada saat penarikan, tali pancing ditarik secara perlahan-lahan dan ikan akan muncul ke permukaan dekat dengan kapal. Kemudian dilakukan pemukulan pada bagian kepala ikan tuna ekor kuning, agar mudah diangkat ke atas kapal dengan menggunakan ganco. Lama waktu hauling antara 12 25 menit. Daerah dan Musim Penangkapan

Daerah operasi penangkapan dengan menggunakan pancing tonda selama penelitian di perairan Seram Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat yang berjarak antara 1011 mil dari fishing base, sementara jarak antara garis pantai dengan fishing ground sekitar 78 mil dan kedalaman perairan yang bekisar antara 250300 meter. Pengoperasian alat tangkap pancing tonda di perairan laut banda dilakukan sepanjang tahun. Diperairan tersebut terjadi dua musim yaitu musim timur dan musim barat. Musim timur berlangsung dari bulan Mei sampai bulan Oktober, sedangkan musim barat berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret. Antara kedua musim tersebut terjadi pula dua kali musim pncaroba atau peralihan. Musim peralihan pertama terjadi pada bulan April yaitu musim untuk memasuki musim timur, sedangkan peralihan kedua terjadi pada bulan November yaitu peralihan untuk memasuki musim barat (Uktolseya, 1992). Khususnya untuk perairan Seram Bagian Barat dimana perairan yang diteliti termasuk didalamnya, menurut Anadi (1985), perairan yang memiliki suhu berkisar dari 2730 C, salinitas berkisar antara 33,235,5 dan kecerahan rata-rata 1828 meter adalah sangat menunjang untuk kelimpahan ikan pelagis besar, khususnya ikan tuna dan ikan cakalang. Sesuai dengan hasil wawancara dengan para nelayan di pulau tersebut bahwa musim puncak penangkapan mulai bulan Mei sampai Agustus, musim biasa bulan September sampai Desember dan musim paceklik bulan Januari sampai April. Jumlah (ekor) dan Berat (kg) Hasil Tangkapan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh jumlah dan berat hasil tangkapan ikan tuna, khususnya ikan tuna ekor kuning di perairan laut Banda terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah (ekor) dan Berat (kg) Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Selama PenelitianJumlah Trip 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Umpan (A) 2 0 0 2 2 0 3 2 0 0 3 3 2 0 1 0 0 1 21 Umpan (B) 5 3 1 0 4 2 0 0 1 0 4 0 5 3 5 0 4 4 41 Umpan (C) 3 1 4 2 0 0 2 4 0 1 3 4 3 0 4 3 0 2 36 Umpan (A) 79 0 0 76 82 0 111 86 0 0 123 117 80 0 39 0 0 43 836 Berat Umpan (B) 177 115 38 0 162 74 0 0 42 0 144 0 195 96 208 0 155 173 1579 Umpan (C) 115 41 156 65 0 0 78 143 0 43 122 171 123 0 149 102 0 80 1388

Keterangan : A = Umpan ikan layang (Decapterus ruselli) B = Umpan cumicumi buatan warna merah metalik C = Umpan ikan buatan warna biru metalik

Jumlah (ekor) Hasil Tangkapan Jumlah hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning yang tertangkap pada setiap umpan yang digunakan relatif berbeda. Hasil tangkapan tertinggi terdapat pada umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) sebanyak 41 ekor, disusul umpan ikan buatan warna biru metalik (C) sebanyak 36 ekor dan umpan ikan layang (A) sebanyak 21 ekor. (Lampiran 2)

Berdasarkan jumlah hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning yang tertangkap pada umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) lebih tinggi bila dibandingkan dengan umpan ikan layang (A) maupun umpan ikan buatan warna biru metalik (C). Hal ini diduga karena warna umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik lebih menonjol karena bentuk, warna serta gerakan/jumbai-jumbai dari tentakel umpan tersebut sangat merangsang penglihatan ikan. Ikan tuna lebih cepat terangsang oleh adanya gerakan dari umpan, warna, terutama refleksi cahaya yang dipantulkan umpan itu sendiri melalui indera penglihatan. Hal ini sejalan dengan Bull (1552) dalam Gunarso (1985), menyatakan bahwa ikan ternyata mempunyai daya penglihatan yang cukup baik untuk membedakan warna, selanjutnya dikatakan bahwa ada perbedaan atau perubahan makan ikan tuna yang kecil dan ikan tuna yang telah dewasa, ikan tuna yang masih kecil pada umumnya memangsa berbagai jenis ikan kecil, amphipoda, larva decapoda dan jarang memangsa jenis udang. Ikan tuna dewasa justru lebih banyak memangsa crustacea termasuk udang, cumi-cumi dan kurang memangsa ikan-ikan kecil dari berbagai ukuran. Bentuk dan gerakan umpan ikan buatan warna biru metalik (C) dalam perairan kurang memberikan pengaruh karena posisi mata pancing yang terletak pada bagian ekor umpan ikan buatan sangat terbuka, dibandingkan dengan warna dari umpan tersebut dapat merangsang penglihatan dari mangsa. Sedangkan bentuk dan gerakan dari umpan ikan layang (A) dalam perairan juga tidak terlalu memberikan pengaruh atau rangsangan/respon disebabkan karena umpan ikan layang (A) tersebut bentuknya di dalam air sudah tidak terlalu menonjol sehingga mengakibatkan kurangnya daya tarik ikan tuna ekor kuning untuk memangsa atau mendekati umpan tersebut. (Brand dalam Taihutu, 1993) Ikan tuna lebih cepat terangsang oleh adanya gerakan, bentuk dan warna, terutama refleksi cahaya umpan itu sendiri.

Pada umumnya ikan pelagis besar pada saat mencari mangsanya dengan menggunakan indera penglihatan. Pada retina mata ikan terdapat Cone dan Rod yang erat hubungannya dengan indera penglihatan. Oleh sebab itu pula, umpan yang biasanya akan sangat efektif pada alat tangkap Long Line, Trolling Line dan alat tangkap pancing lainnya dalam usaha menangkap jenis ikan tuna ekor kuning dikatakan pula sebagai ikan pemburu mangsa seperti pada jenis ikan pelagis lainnya. Ikan tuna ekor kuning pada saat memangsa umpan dengan menggunakan indera penglihatan. Hasil uji statistik parametrik terhadap jumlah hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning pada setiap umpan yang digunakan menunjukkan bahwa antara umpan ikan layang (A) dengan umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B), umpan ikan layang (A) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C), umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C) berbeda nyata terhadap hasil tangkapan (Lampiran 9, 10, 11). Berat (Kg) Hasil Tangkapan Berat hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning yang tertangkap pada setiap umpan yang digunakan, tertinggi diperoleh pada umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) yaitu 1579 Kg dengan berat rata-rata 87,722 kg/trip, kemudian umpan ikan buatan warna biru metalik (C) yaitu 1388 Kg dengan berat rata-rata 77,111 Kg/trip dan yang terendah diperoleh pada umpan ikan layang (A) yaitu 836 kg dengan berat rata-rata 46,444 kg/trip (Lampiran 2). Perbedaan berat hasil tangkapan (kg) ikan tuna ekor kuning terhadap umpan yang digunakan, disebabkan oleh pengaruh bentuk dan ukuran dari umpan itu sendiri. Untuk umpan ikan layang (A) berukuran 15,2 cm sementara umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) dan umpan ikan buatan warna biru metalik (C) sama-sama berukuran 22 cm. Namun

ukuran antara umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) dan umpan ikan buatan warna biru metalik (C) juga memberikan perbedaan baik berat (kg) maupun jumlah (ekor). Hal tersebut menunjukkan bahwa umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) lebih menonjol jumlah hasil tangkapan (ekor) maupun berat (kg) ikan tuna ekor kuning bila dibandingkan dengan kedua umpan yang ada. Dari keseluruhan hasil tangkapan jumlah (ekor) maupun berat (kg) ikan tuna ekor kuning yang tertangkap pada umpan yang berbeda dengan menggunakan alat tangkap pancing tonda sangatlah menunjukkan bahwa umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) lebih menonjol dari umpan ikan layang (A) dan umpan ikan buatan warna biru metalik (C). Dari jumlah maupun berat hasil tangkapan yang dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan warna dari umpan itu sendiri. Hasil uji statistik parametrik menunjukkan bahwa berat (Kg) hasil tangkapan antara umpan ikan layang (A) dengan umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B), umpan ikan layang (A) dan umpan ikan buatan warna biru metalik (C) serta umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C) berbeda nyata terhadap hasil tangkapan (Lampiran 12, 13, 14).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan1.

Daerah penangkapan ikan tuna ekor kuning dengan menggunakan pancing tonda dilakukan di Perairan Seram Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat berjarak 1011 mil dari fishing base

dan jarak atara garis pantai dengan fishing ground sekitar 78 mil, serta kedalaman perairan berkisar 250300 meter.2.

Jumlah hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning selama penelitian 18 trip diperoleh jumlah tertinggi pada umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) sebanyak 41 ekor dan berat hasil tangkapan sebesar 1.579 kg dengan berat rata-rata 87,722 kg/trip.

3.

Perbandingan umpan yang berbeda terhadap jumlah (ekor) dan berat (kg) hasil tangkapan ikan tuna ekor kuning ternyata memberikan perbedaan yang nyata pada pengoperasian pancing tonda yang dilakukan di Perairan Seram Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku. Saran Untuk operasi penangkapan ikan tuna ekor kuning dengan

menggunakan alat tangkap pancing tonda dengan menggunakan umpan yang berbeda, perlu adanya peneliti lanjutan tentang pengaruh warna dan ukuran dari umpan yang digunakan terhadap hasil tangkapan ikan pelagis besar, khususnya ikan tuna ekor kuning.

DAFTAR PUSTAKA Anadi, L. 1985. Pengaruh Beberapa Faktor Oseanografi Terhadap Hasil Tangkapan Tuna dan Cakalang dengan Menggunakan Pancing Tonda di Perairan Ambon dan Sekitarnya. Skripsi. Fakultas Teknologi Kelautan dan Perikanan. Unpati. Ambon. Anonymous, 1986. Pancing Perairan Karang. Penangkapan Ikan Semarang. Jawa Tengah. Balai Pengembangan

__________, 1987. Overseas Fishery Cooperation Foundation (tidak dipublikasikan). Ayodhyoa, A.U. 1972. Craft and Gear. Correspondence Course Centre. Jakarta. ____________. 1975. Metode Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor ____________. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. Ben-Yami. M. 1989. Penangkapan Tuna dengan Joran dan Pancing. Badan Proyek Pengembangan Teknik Penangkapan Ikan. Balai Penangkapan Ikan Semarang. Dahuri, R.., J.Rais., S.P.Ginting, dan M.J.Sitepu, 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Penerbit PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Dinas Kelautan dan Perikanan, 2000. Data Potensi Perikanan Propinsi Maluku Dinas Kelautan dan Perikanan, 2004. Data Potensi Perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat. Direktorat Jenderal Perikanan. 1991. Penyebab Beberapa Sumberdaya Perikanan di Indonesia. Departemen Pertanian. Jakarta. Effendie, M. J. 1978. Biologi Perikanan (Bagian I: Studi Natural History). Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Gunarso, 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya dengan Alat, Metode dan Teknik Penangkapannya. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hadiwiyoto. 1973. Perbandingan Jumlah dan Komposisi Jenis Hasil Tangkapan pancing. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta Janseld, K. 1999. Studi Pendahuluan Modifikasi Multiple Hand Line Terhadap Hasil Tangkapan di Pulau Maluku Tengah. Skripsi Fakultas Perikanan dan Teknologi Kelautan Universitas Patimura. Ambon. Kedel, T. 1967. Suatu Analisa Tentang Perikanan Tuna Long Line di Laut Banda dan Laut Sulawesi. Korputy. 2000. Penangkapan Ikan dengan Pancing. Batara. Jakarta Krebs, J. L. , 1989. Ecology The Experimental Analis Of Distributor and Abudance. Third Edition Haiper and Row Publisher. New York.

Louhenapessy, Ch. 1991. Suatu Analisa Tentang Operasi Penangkapan Ikan Tuna Dengan Menggunakan Long Line di Perairan Banda. Karya Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Patimura. Ambon Lucas, 2000,. Pengaruh Perbedaan Warna Umpan Buatan Terhadap HAsil Tangkapan Ikan Tude (Selar sp) dengan Menggunakan Alat Tangkap Hand Line di Pulau Ternate. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Teknologi Kelautan Universitas Patimura. Ambon. Marsil, 1989. Pengaruh Perbedaan Warna Umpan Tiruan dan Ukuran Mata Pancing Tonda Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Besar. Jour. Pembudidaya Pantai No 2, Vol. 5. Nur, M. A. 1999. Pengaruh Jenis Umpan dan Mata Pancing Terhadap Hasil Tangkapan Rawai Dasar di Perairan Hutumuri Pulau Ambon. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Teknologi Kelautan Unpati. Ambon. Saanin, 1964. Taksonomi dan Kunsi Identifikasi Ikan I dan II. Sadhory. N. S. 1985. Teknik Penangkapan Ikan Bagian 2. Penerbit Angkasa. Bandung Seipala, I. 1982. Rancangan Percobaan (Suatu Pedoman Peneliti Bagi Peneliti). Departemen Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Perikanan dan Teknologi Kelautan Universitas Patimura. Ambon. Simorangkir, S. 1982. Perikanan Tuna Long Line di Indonesia. (Persero) Perikanan Samodra Besar, Jakarta. PT

Subani, W. 1972. Alat dan Penangkapan Ikan di Indonesia Lembaga Penelitian Perikanan Laut Jakarta. Sudjana. M. A. 1989. Metode Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung. Taihutu. 1993. Uji Coba Beberapa Warna Umpan Tiruan Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tenggiri Dengan Menggunakan Pancing Tonda di Perairan Saparua Maluku Tengah. Skripsi Fakultas Perikanan dan Teknologi Kelautan Universitas Patimura. Ambon. Tampubolon. 1983. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta Uktolseja. J. C. B. 1992. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Tuna dan Cakalang. Direktorat Jenderal Perikanan. Pusilitbang Oseanografi LIPI. Jakarta.

Lampiran. 1. Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 2. Hasil Pengamatan Jumlah dan Berat Ikan Tuna Ekor Kuning Terhadap Hasil Tangkapan Pancing Tonda Dengan Menggunakan Umpan Yang Berbeda.Trip 1 2 3 Jumlah tangkapan A 2 0 0 B 5 3 1 C 3 1 4 A 38 , 41 0 0 Berat per ekor B 35, 35, 35, 35, 37 38, 38, 39 38 C 38, 38, 39 41 36, 38, 39, 46 A 79 0 0 Berat total B 177 115 38 C 115 41 156 Berat rata-rata A 39,5 0 0 B 35,4 38,3 38 C 38,3 41 39

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumla h Rataa n S.Devi asi

2 2 0 3 2 0 0 3 3 2 0 1 0 0 1 21 1,167 1,200 5

0 4 2 0 0 1 0 4 0 5 3 5 0 4 4 41 2,278 2,023 4

2 0 0 2 4 0 1 3 4 3 0 4 3 0 2 36 2 1,571 8

38 , 38 40 , 42 37 , 37 35 , 37 , 39 41 , 45 0 0 39 , 41 , 43 39 , 39 , 39 40 , 40 0 39 0 0 43

0 35, 40, 42, 45 0 0 0 42 0 35, 36, 36, 37 0 35, 35, 39, 43, 43 32 , 32 , 32 39, 40, 40, 43, 46 0 38, 38, 39, 40 40, 44, 44, 45

32 , 33 0 0 39 , 39 35, 35, 36, 37 0 43 40 , 40 , 42 39, 42, 45, 45 39 , 41 , 43 0 35, 37, 38, 39 34 , 34 , 34 0 40 , 40

76 82 0 111 86 0 0 123 117 80 0 39 0 0 43 836 46,444 47,414 6

0 162 74 0 0 42 0 144 0 195 96 208 0 155 173 1579 87,722 325,82 76

65 0 0 78 143 0 43 122 171 123 0 149 102 0 80 1388 77,111 60,913 5

38 41 0 37 43 0 0 41 39 40 0 39 0 0 43 400, 5 22.2 5

0 40,5 37 0 0 42 0 36 0 39 32 41,6 0 38,7 5 43,2 5 461, 8 25,6 55

32,5 0 0 39 35,7 5 0 43 40,6 7 42,7 5 41 0 37,2 5 34 0 40 504, 22 28.0 12

Keterangan :

A = Umpan Ikan Layang B = Umpan Cumi-Cumi Buatan Warna Merah Metalik C = Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik

Lampiran 3. Uji Normalitas Jumlah (Ekor/Unit/Trip) Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Ikan Layang (A) No 1 2 3 4 Xi2 0 0 2

Zi 0,69 - 0,97 - 0,97 0,69

F(Zi) 0,7549 0,1660 0,1660 0,7549

S(Zi) 0,8333 0,4444 0,4444 0,8333

F(Zi) - S(Zi) 0,0784 0,2784 0,2784 0,0784

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 n

2 0 3 2 0 0 3 3 2 0 1 0 0 1

0,69 - 0,97 1,53 0,69 - 0,97 - 0,97 1,53 1,53 0,69 - 0,97 - 0,14 - 0,97 - 0,97 - 0,14

0,7549 0,1660 0,9370 0,7549 0,1660 0,1660 0,9370 0,9370 0,7549 0,1660 0,4443 0,1660 0,1660 0,4443X 1

0,8333 0,4444 1 0,8333 0,4444 0,4444 1 1 0,8333 0,4444 0,5555 0,4444 0,4444 0,5555 = 21 S

0,0784 0,2784 0.063 0,0784 0,2784 0,2784 0.063 0.063 0,0784 0,2784 0,1112 0,2784 0,2784 0,1112

= 18 _ X 1 = 1,167 S1 = 1,4412 T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552

Lo

= 1,2005 = 0,2784

Karena t tab > Lo maka data distribusi normal Lampiran 4. Uji Normalitas Jumlah (Ekor/Unit/Trip) Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan CumiCumi Buatan Warna Merah Metalik (B) No 1 2 3 4 Xi5 3 1 0

Zi 1,34 0,36 - 0,63 - 1,13

F(Zi) 0,9099 0,6406 0,2644 0,1292

S(Zi) 1 0,6667 0,3889 0,3333

F(Zi) - S(Zi) 0,0901 0,0261 0,1245 0,2041

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 nX2 S2_

4 2 0 0 1 0 4 0 5 3 5 0 4 4

0,85 - 0,14 - 1,13 - 1,13 - 0,63 - 1,13 0,85 - 1,13 1,34 0,36 1,34 - 1,13 0,85 0,85

0,8023 0,4443 0, 1292 0, 1292 0,2644 0,1292 0,8023 0,1292 0,9099 0,6406 0,9099 0,1292 0, 8023 0,8023

0,8333 0,5 0,3333 0,3333 0,3889 0,3333 0,8333 0,3333 1 0,6667 1 0,3333 0,8333 0,8333

0,031 0,0557 0,2041 0,2041 0,1245 0,2041 0,031 0,2041 0,0901 0,0261 0,0901 0,2041 0,031 0,031 = 41

= 18 = 2,278 = 4,0941

X 2S Lo = 2,0234 = 0,2041

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t tab > Lo maka data distribusi normal Lampiran 5. Uji Normalitas Jumlah (Ekor/Unit/Trip) Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C) No 1 2 3 4 Xi 3 1 4 2 Zi 0,64 - 0,64 1,27 0 F(Zi) 0,7389 0,2611 0,8980 0,5000 S(Zi) 0,7778 0,3889 1 0,5556 F(Zi) - S(Zi) 0,0389 0,1278 0,102 0,0556

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 nX3_

0 0 2 4 0 1 3 4 3 0 4 3 0 2 = 18 = 1,5718 =4

- 1,27 - 1,27 0 1,27 - 1,27 - 0,64 0,64 1,27 0,64 - 1,27 1,27 0,64 - 1,27 0

0,102 0,102 0,5000 0,8980 0,102 0,2611 0,7389 0,8980 0,7389 0,102 0,8980 0,7389 0,102 0,5000

0,2778 0,2778 0,5556 1 0,2778 0,3889 0,7778 1 0,7778 0,2778 1 0,7778 0,2778 0,5556

0,1758 0,1758 0,0556 0,102 0,1758 0,1278 0,0389 0,102 0,0389 0,1758 0,102 0,0389 0,1758 0,0556 = 36

X 3S Lo =2 = 0,1758

S3

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t tab > Lo maka data distribusi normal Lampiran 6. Uji Normalitas Berat Hasil Tangkapan (Kg/Unit/Trip) Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Ikan Layang (A) No 1 2 3 4 Xi 79 0 0 76 Zi 0,69 - 0,98 - 0,98 0,62 F(Zi) 0,7549 0,1635 0,1635 0,7324 S(Zi) 0,6667 0,4444 0,4444 0,6111 F(Zi) - S(Zi) 0,0882 0,2809 0,2809 0,1213

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 n_

82 0 111 86 0 0 123 117 80 0 39 0 0 43 = 18 = 46,444 = 2248,1442

0,75 - 0,98 0,36 0,83 - 0,98 - 0,98 0,61 1,49 0,71 - 0,98 - 0,16 - 0,98 - 0,98 - 0,07

0,7734 0,1635 0,9131 0,7967 0,1635 0,1635 0,9463 0,9319 0,7611 0,1635 0,4364 0,1635 0,1635 0,4721

0,7778 0,4444 0,8889 0,8333 0,4444 0,4444 1 0,9444 0,7222 0,4444 0,5 0,4444 0,4444 0,5555X 1

0,0044 0,2809 0,0242 0,0366 0,2809 0,2809 0,0537 0,0125 0,0389 0,2809 0,0636 0,2809 0,2809 0,0834 = 836

S1

X1

S Lo

= 47,4146 = 0,2809

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t tab > Lo maka data distribusi normal Lampiran 7. Uji Normalitas Berat Hasil Tangkapan (Kg/Unit/Trip) Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan CumiCumi Buatan Warna Merah Metalik (B) No 1 2 3 4 5 Xi 177 115 38 0 162 Zi 0,27 0,08 - 0,15 - 0,27 0,23 F(Zi) 0,6064 0,5319 0,4404 0,3936 0,5909 S(Zi) 0,8889 0,6111 0,3889 0,3333 0,7778 F(Zi) - S(Zi) 0,2825 0,0792 0,0515 0,0603 0,1869

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 n

74 0 0 42 0 144 0 195 96 208 0 155 173

- 0,04 - 0,27 - 0,27 - 0,14 - 0,27 0,17 - 0,27 0,33 0,02 0,37 - 0,27 0,21 0,26

0,4840 0,3936 0,3936 0,4443 0,3936 0,5675 0,3936 0,6293 0,5080 0,6443 0,3936 0,5832 0,6026

0,5 0,3333 0,3333 0,4444 0,3333 0,6667 0,3333 0,9444 0,5555 1,0000 0,3333 0,7222 0,8333

0,016 0,0603 0,0603 0,0001 0,0603 0,0992 0,0603 0,3151 0,0475 0,3557 0,0603 0,139 0,2307 = 1579

= 18 X 2 = 87,722 S2 = 106163,62_

X 2S Lo = 325,8276 = 0,3557

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t tab > Lo maka data distribusi normal Lampiran 8. Uji Normalitas Berat Hasil Tangkapan (Kg/Unit/Trip) Ikan Tuna Ekor Kuning Dengan Menggunakan Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C) No 1 2 3 4 5 6 Xi 115 41 156 65 0 0 Zi 0,62 - 0,59 1,29 - 0,20 - 1,26 - 1,26 F(Zi) 0,7324 0,2776 0,9014 0,4207 0,1038 0,1038 S(Zi) 0,6667 0,3333 0,9444 0,4444 0,2778 0,2778 F(Zi) - S(Zi) 0,0657 0,0557 0,043 0,0237 0,174 0,174

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 n_

78 143 0 43 122 171 123 0 149 102 0 80 = 18 = 77,111 = 3710,4544

0,01 1,08 - 1,26 - 0,56 0,74 1,54 0,75 - 1,26 1,18 0,41 - 1,26 0,05

0,5040 0,8599 0,1038 0,2877 0,7703 0,9382 0,7734 0,1038 0,8810 0,6591 0,1038 0,5199

0,5 0,8333 0,2778 0,3889 0,7222 1,0000 0,7778 0,2778 0,8889 0,6111 0,2778 0,5555

0,004 0,0266 0,174 0,1012 0,0481 0,0618 0,0044 0,174 0,0079 0,048 0,174 0,0356 = 1388

X 3S Lo = 60,9135 = 0,174

X 3

S3

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t tab > Lo maka data distribusi normal Lampiran 9. Uji t-Student Jumlah Hasil Tangkapan (Ekor) Ikan Tuna Ekor Kuning Antara Umpan Ikan Layang (A) Dengan Umpan Cumi-Cumi Buatan Warna Merah Metalik (B) S gab = = = =(n1 1) S12 + (n 2 1) S 2 2 ( n1 + n 2) 2 (18 1)(1,4412 ) + (18 1)( 4,0941 ) (18 +18 ) 2

24 ,5004 + 69 ,. 5997 34 94 ,1001 34

S gab = 2,76765

t hit

X 1 X 2

_

_

=

S 2 gab

1 1 + n1 n 2

1,167 2,278 = 2,76765 1 + 1 18 18

=

1.1 1 1 0,9 3 13

t hit

= - 1,2165

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t-hitung < t-tabel : Maka jumlah hasil tangkapan berbeda nyata antara umpan ikan layang (A) dengan umpan cumicumi buatan warna merah metalik (B) Lampiran 10. Uji t-Student Jumlah Hasil Tangkapan (Ekor) Ikan Tuna Ekor Kuning Antara Umpan Ikan Layang (A) Dengan Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C) S gab = = = =( n1 1) S12 + (n3 1) S 3 2 (n1 + n 2) 2 (18 1)(1,4412 ) + (18 1)( 4) (18 +18 ) 2

24 ,5004 + 68 34 92 ,5004 34

S gab = 2,7206

t hit

X 1 X 3

_

_

=

S 2 gab

1 1 + n1 n3

1,167 2 = 2,7206 1 + 1 18 18

=

0,833 0,8978

t hit

= - 0,9278

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t-hitung < t-tabel : Maka jumlah hasil tangkapan berbeda nyata antara umpan ikan layang (A) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C)

Lampiran 11. Uji t-Student Jumlah Hasil Tangkapan (Ekor) Ikan Tuna Ekor Kuning Antara Umpan Cumi-cumi Buatan (B) Dengan Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C) S gab = = = =(n 2 1) S 2 2 + (n3 1) S 3 2 (n 2 + n3) 2 (18 1)( 4,0941 ) + (18 1)( 4) (18 +18 ) 2

69 ,5997 + 68 34 137 ,5997 34

S gab = 4,04705

t hit

X 2 X 3

_

_

=

S 2 gab

1 1 + n 2 n3

2,278 2 = 4,04705 1 + 1 18 18

=

0,2 8 7 1,3 9 40

t hit

= 0,2061

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t-hitung < t-tabel : Maka jumlah hasil tangkapan berbeda nyata antara umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C) Lampiran 12. Uji t-Student Berat Hasil Tangkapan (Kg) Ikan Tuna Ekor Kuning Antara Umpan Ikan Layang (A) Dengan Umpan Cumi-cumi Buatan Warna Merah Metalik(B) S gab = = = =(n1 1) S12 + (n 2 1) S 2 2 ( n1 + n 2) 2 (18 1)( 2248 ,1442 ) + (18 1)(106163 ,62 ) (18 +18 ) 2

38218 ,451 +1804781 ,5 34 1842999 ,9 34

S gab = 54205,879

t hit

X 1 X 2

_

_

=

S 2 gab

1 1 + n1 n 2

46 ,444 87 ,722 = 54205 ,879 1 + 1 18 18

=

41 ,278 178 87 ,94

t hit

= - 0,0023

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t-hitung < t-tabel : Maka berat hasil tangkapan berbeda nyata antara umpan ikan layang (A) dengan umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B)

Lampiran 13. Uji t-Student Berat Hasil Tangkapan (Kg) Ikan Tuna Ekor Kuning Antara Umpan Ikan Layang (A) Dengan Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C) S gab = = = =( n1 1) S12 + (n3 1) S 3 2 (n1 + n 2) 2 (18 1)( 2248 ,1442 ) + (18 1)( 3710 ,4544 ) (18 +18 ) 2

38218 ,451 + 63077 ,724 34 101296 ,17 34

S gab = 2979,2991

t hit

X 1 X 3

_

_

=

S 2 gab

1 1 + n1 n3

46 ,444 77 ,111 = 2979 ,2991 1 + 1 18 18

=

30 ,667 983 ,1687

t hit

= - 0,0312

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t-hitung < t-tabel : Maka berat hasil tangkapan berbeda nyata antara umpan ikan layang (A) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C)

Lampiran 14. Uji t-Student Berat Hasil Tangkapan (Kg) Ikan Tuna Ekor Kuning Antara Umpan Cumi-cumi Buatan Warna Merah Metalik (B) Dengan Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C) S gab = = = =( n 2 1) S 2 2 + ( n3 1) S 3 2 ( n 2 + n3) 2 (18 1)(106163 ,62 ) + (18 1)( 3710 ,4544 ) (18 +18 ) 2

1804781 ,5 + 63077 ,724 34 1867859 ,2 34

S gab = 54937,035

t hit

X 2 X 3

_

_

=

S 2 gab

1 1 + n 2 n3

87 ,722 77 ,111 = 54937 ,035 1 + 1 18 18

=

10 ,611 18129 ,221

t hit

= 0,0006

T tab : (18 ; 0,05) = 1,734 (18 ; 0,01) = 2,552 Karena t-hitung < t-tabel : Maka berat hasil tangkapan berbeda nyata antara umpan cumi-cumi buatan warna merah metalik (B) dengan umpan ikan buatan warna biru metalik (C)

Lampiran 15. Jenis-jenis Umpan yang digunakan dalam Penelitian

1. Umpan Ikan Layang (A)

2. Umpan Cumi-Cumi Buatan Warna Merah Metalik (B)

3. Umpan Ikan Buatan Warna Biru Metalik (C)

LAMPIRAN 16 :FOTO FOTO PENELITIAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 15 september 1985 di Kariango Maros, Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak ke3 dari 6 bersaudara yang merupakan anak dari pasangan Simbung Dg Nyala dan Sri Aminingsih. Pada tahun 1997 lulus Sekolah Dasar Negeri No.136 Hulo, Manipi Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Tahun 2000 penulis lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Dan tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri I Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2003 penulis masuk dan diterima sebagai mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Pangkep dan mengambil Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan. Selama menjadi Mahasiswa Penulis aktif dalam

berbagai macam organisasi internal maupun organisasi eksternal kampus. Seperti anggota UK-BEM LKMI, anggota UK-BEM WIRPALA, anggota UK-BEM TAE KWON DO, Sekretaris HMTPI Periode 2004-2005 dan Pengurus BEM Periode 2005-2006. Pada tahun 2005 di akhir studi penulis melaksanakan kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) selama kurang lebih dua bulan di PT. Lapawawoi Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan dan mengambil spesialis alat tangkap Pole and Line. Tahun 2006 Penulis lulus dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkep dan mendapat gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md.Pi). Pada tahun 2006 Penulis melanjutkan studi Strata Satu (S1) di Universitas Muslim Indonesia dengan mengambil Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Tahun 2007 Bulan Juli sampai Bulan Agustus Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi di Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Bantaeng. Pada tahun 2008 Bulan Juni sampai Bulan Agustus Penulis melaksanakan Penelitian di Perairan Seram Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku dengan Judul Penelitian Studi Tentang Perbandingan Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Tuna Ekor Kuning (Thunnus albacores) Pada Pengoperasian Pancing Tonda (Trolling) Berdasarkan Umpan Yang Berbeda.