angkat tema paradigma bela negara pada masa dan...

1
UPN ”VETERAN” YOGYAKARTA JUMAT 15 MEI TAHUN 2020 HALAMAN 6 BELA negara harus dipahami secara benar untuk kemudian bisa dipraktikkan dan berguna bagi masyarakat. Tidak hanya tugas mahasiswa maupun orang tertentu, bela negara adalah kewajiban dari setiap warga negara. Kaprodi Magister Manajemen Bencana (MMB) dan Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta (UPNVY) Eko Teguh Paripurno menjelaskan, meskipun sebagai kampus bela negara, pihaknya tidak berhenti memastikan apa yang dipelajari di kampus terkait bela negara bisa berguna untuk masyarakat. Bela negara, harus dipahami betul dan diterapkan di kampus merdeka. Jangan sampai, kampus bela negara hanyalah menjadi sebuah wacana. Menurutnya, bela negara tidak boleh dipahami sebagai militeristik dan hanya milik kombatan maupun milik sipil yang dipersenjatai.”Tapi perlu dipahami bahwa bela negara adalah pada setiap pemilik disiplin ilmu,” jelas Eko, kemarin (14/5). Selain itu, dari bela negara yang ditanamkan dan dipelajari, bisa menghasilkan sesuatu yang nyata di masyarakat. Misalnya pada mahasiswa yang memiliki pemikiran, sikap dan karakter bela negara. Dengan program nyata dari kuliah kerja nyata (KKN), mahasiswa bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di masa pandemi Covid- 19.”Kami membeli alat pelindung diri (APD) dari masyarakat, dan menghargainya dengan membagikan ke pihak yang membutuhkan,” tambah Eko. Kepala Pusat Bela Negara UPNVY Bambang Wicaksono mengungkapkan karakter bela negara yang dimiliki oleh mahasiswa UPNVY membedakan dengan mahasiswa lainnya. Yakni memiliki rasa cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban dan memiliki kemampuan sesuai dengan profesinya. Oleh karena itu, dengan nilai-nilai kejuangan yang ditawarkan, lulusan bisa bersinergi dengan berbagai pihak untuk menghasilkan kreativitas di bidang masing-masing. ”Dituntut kreatif selama masa pandemi dan bisa saling bersinergi,” tutur Bambang. Rektor UPNVY Mohamad Irhas Effendi menuturkan bela negara bukanlah sesuatu yang sukarela. Melainkan hak dan kewajiban setiap warga untuk melakukannya sehingga dengan adanya pekan webinar terkait bela negara pada masa dan pasca Covid-19, bisa menghasilkan konsep yang bisa diimplementasikan kepada seluruh lapisan masyarakat. ”Harapanya tidak hanya untuk internal,” kata Irhas. Menurut Irhas, webinar pertama akan menargetkan 500 peserta dengan total peserta terdaftar telah mencapai 450 orang dari latar belakang yang beragam. ”Yang tidak bisa masuk, bisa melihat tayangan di kanal YouTube,” ungkap Irhas. (eno/din/fj) UNIVERSITAS Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta (UPNVY) menggelar Pekan Webinar Bela Negara pada 18-22 Mei mendatang. Dengan tema yang diangkat adalah paradigma bela negara pada masa dan pasca Covid-19. Rektor UPNVY Mohamad Irhas Effendi menjelaskan adanya pekan webinar dilakukan untuk menemukan rumusan implementasi bela negara dan merdeka belajar di kampus merdeka pada masa dan pasca Covid-19. Sekaligus menegaskan kembali sikap dan perilaku seperti apa, yang sesuai dengan semangat bela negara di tengah situasi pandemi korona ini. Kemudian kontribusi apa yang bisa diberikan oleh Keluarga Besar UPNVY dalam menghadapi masa dan pasca Covid-19 ini, dengan berbasiskan kompetensinya masing-masing. Nantinya, hasil dari pekan webinar bisa menjadi pertimbangan. Khususnya untuk UPNVY maupun kampus lain dalam menjalankan Tri Dharma selama masa dan pasca pandemi, yang dipastikan akan membentuk keadaan normal yang baru. Menurut Irhas, pekan webinar akan dibuka dengan tema Bela Negara di Kampus Merdeka pada Masa dan Pasca Pandemi Covid-19. Disusul pada sesi kedua dengan mengangkat tema Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral. Tema yang diangkat didasarkan pada beberapa hal. Pertama, terkait UPNVY yang membawa nilai-nilai bela negara dan dengan nilai tersebut digunakan untuk menjalankan Tri Dharma sesuai dengan Perpres. ”Tri Dharma UPNVY berbeda dengan perguruan tinggi lainnya, karena UPNVY lebih berbasis pada energi, industri, dan ekonomi,” jelas Irhas, kemarin (14/5). Dasar kedua, adalah terbitnya Undang-Undang Nomor 23/ 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk pertahanan nasional yang digawangi oleh Kemhan. Selain itu, dasar ketiga adalah terkait persoalan kampus merdeka dan merdeka belajar dilandaskan pada Permendikbud Nomor 3/ 2020 tentang Standard Nasional Pendidikan Tinggi. Terakhir, webinar diadakan karena masa pandemi sehingga diproyeksikan akan muncul kenormalan baru. Pada sesi tersebut, turut diundang pihak Kemhan diwakili oleh Dirjen Potensi Pertahanan, dan Kemdikbud diwakili oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. ”Setiap pemateri akan menjelaskan bela negara yang dimaksud oleh Kemhan dan Kemdikbud untuk bisa diimplementasikan oleh kampus,” tambah Irhas. Sementara itu, webinar kedua sampai ketujuh, akan diisi dengan eksplorasi kompetensi yang dimiliki UPNVY. Mulai dari bidang energi, pertanian, sosial dengan melibatkan alumni maupun kemahasiswaan dalam menghadapi masa pandemic Covid-19 ini. Dijelaskan Irhas, berbagai macam bidang ikut dibahas dalam webinar untuk bisa mendapatkan hasil guna mempertahankan berbagai sektor yang terdampak semasa Covid-19, isu ketahanan pangan dan ketangguhan sosial menjadi penting saat ini. Misalnya dalam bidang ekonomi, perlu dicari cara untuk menjamin ketahanan ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi agar tidak kehilangan pekerjaan, maupun mempertahankan industri, perusahaan, dan usaha lainnya bisa tetap beroperasi selama masa Korona. Selain itu, adanya kebijakan yang tarik ulur oleh pihak pemerintah, mengakibatkan masih adanya masyarakat tidak mematuhi adanya protokol yang telah ditetapkan pemerintah. ”Oleh karena itu, hasil dari webinar harapannya bisa diimplementasikan. Selain itu, pembahasan tentang hilirisasi industri diharapkan bisa membuat teknologi bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” ungkap Irhas. (eno/din/fj) ANGKAT TEMA PARADIGMA BELA NEGARA PADA MASA DAN PASCA COVID-19 GELAR PEKAN WEBINAR BELA NEGARA Bela Negara Kewajiban Setiap Warga UPNVY FOR RADAR JOGJA KONTRIBUSI: Rektor UPNVY M Irhas Effendi (tengah) didampingi Kaprodi Magister Manajemen Bencana (MMB) dan Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Eko Teguh P (kiri) dan Kepala Pusat Bela Negara Bambang Wicaksono (kanan). UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ’’VETERAN’’ YOGYAKARTA upnvy facebook upnvy_official upnvy

Upload: others

Post on 18-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • UPN ”VETERAN” YOGYAKARTAJUMAT 15 MEI TAHUN 2020 HALAMAN 6

    BELA negara harus dipahami secara benar untuk kemudian bisa dipraktikkan dan berguna bagi masyarakat. Tidak hanya tugas mahasiswa maupun orang tertentu, bela negara adalah kewajiban dari setiap warga negara.

    Kaprodi Magister Manajemen Bencana (MMB) dan Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta (UPNVY) Eko Teguh Paripurno menjelaskan, meskipun sebagai kampus bela negara, pihaknya tidak berhenti memastikan apa yang dipelajari di kampus terkait bela negara bisa berguna untuk masyarakat. Bela negara, harus dipahami betul dan diterapkan di kampus merdeka. Jangan sampai, kampus bela negara hanyalah menjadi sebuah wacana.

    Menurutnya, bela negara tidak boleh dipahami sebagai militeristik dan hanya milik kombatan maupun milik sipil yang dipersenjatai.”Tapi perlu dipahami bahwa bela negara adalah pada setiap pemilik disiplin ilmu,” jelas Eko, kemarin (14/5).

    Selain itu, dari bela negara yang ditanamkan dan dipelajari, bisa menghasilkan sesuatu yang nyata di masyarakat. Misalnya pada mahasiswa yang memiliki pemikiran, sikap dan karakter bela negara. Dengan program nyata dari kuliah kerja nyata (KKN), mahasiswa bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di masa pandemi Covid-19.”Kami membeli alat pelindung diri (APD) dari masyarakat, dan menghargainya

    dengan membagikan ke pihak yang membutuhkan,” tambah Eko.

    Kepala Pusat Bela Negara UPNVY Bambang Wicaksono mengungkapkan karakter bela negara yang dimiliki oleh mahasiswa UPNVY membedakan dengan mahasiswa lainnya. Yakni memiliki rasa cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban dan memiliki kemampuan sesuai dengan profesinya. Oleh karena itu, dengan nilai-nilai kejuangan yang ditawarkan, lulusan bisa bersinergi dengan berbagai pihak untuk menghasilkan kreativitas di bidang masing-masing. ”Dituntut kreatif selama masa pandemi dan bisa saling bersinergi,” tutur Bambang.

    Rektor UPNVY Mohamad Irhas Effendi menuturkan bela negara bukanlah sesuatu yang sukarela. Melainkan hak dan kewajiban setiap warga untuk melakukannya sehingga dengan adanya pekan webinar terkait bela negara pada masa dan pasca Covid-19, bisa menghasilkan konsep yang bisa diimplementasikan kepada seluruh lapisan masyarakat. ”Harapanya tidak hanya untuk internal,” kata Irhas.

    Menurut Irhas, webinar pertama akan menargetkan 500 peserta dengan total peserta terdaftar telah mencapai 450 orang dari latar belakang yang beragam. ”Yang tidak bisa masuk, bisa melihat tayangan di kanal YouTube,” ungkap Irhas. (eno/din/fj)

    UNIVERSITAS Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta (UPNVY) menggelar Pekan Webinar Bela Negara pada 18-22 Mei mendatang. Dengan tema yang diangkat adalah paradigma bela negara pada masa dan pasca Covid-19.

    Rektor UPNVY Mohamad Irhas Effendi menjelaskan adanya pekan webinar dilakukan untuk menemukan rumusan implementasi bela negara dan merdeka belajar di kampus merdeka pada masa dan pasca Covid-19.

    Sekaligus menegaskan kembali sikap dan perilaku seperti apa, yang sesuai dengan semangat bela negara di tengah situasi pandemi korona ini. Kemudian kontribusi apa yang bisa diberikan oleh Keluarga Besar UPNVY dalam menghadapi masa dan pasca Covid-19 ini, dengan berbasiskan kompetensinya masing-masing.

    Nantinya, hasil dari pekan webinar bisa menjadi pertimbangan. Khususnya untuk UPNVY maupun kampus lain dalam menjalankan Tri Dharma selama masa dan pasca pandemi, yang dipastikan akan membentuk keadaan normal yang baru.

    Menurut Irhas, pekan webinar akan dibuka dengan tema Bela Negara di Kampus Merdeka pada Masa dan Pasca Pandemi Covid-19. Disusul pada sesi kedua dengan mengangkat tema Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral. Tema yang diangkat didasarkan pada beberapa hal. Pertama, terkait UPNVY yang membawa nilai-nilai bela negara dan dengan nilai tersebut digunakan untuk menjalankan Tri Dharma sesuai dengan Perpres. ”Tri Dharma UPNVY berbeda dengan perguruan tinggi lainnya, karena UPNVY lebih berbasis pada energi,

    industri, dan ekonomi,” jelas Irhas, kemarin (14/5).

    Dasar kedua, adalah terbitnya Undang-Undang Nomor 23/ 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk pertahanan nasional yang digawangi oleh Kemhan. Selain itu, dasar ketiga adalah terkait persoalan kampus merdeka dan merdeka belajar dilandaskan pada Permendikbud Nomor 3/ 2020 tentang Standard Nasional Pendidikan Tinggi. Terakhir, webinar diadakan karena masa pandemi sehingga diproyeksikan akan muncul kenormalan baru.

    Pada sesi tersebut, turut diundang pihak Kemhan diwakili oleh Dirjen Potensi Pertahanan, dan Kemdikbud diwakili oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. ”Setiap pemateri akan menjelaskan bela negara yang dimaksud oleh Kemhan dan Kemdikbud untuk bisa diimplementasikan oleh kampus,” tambah Irhas.

    Sementara itu, webinar kedua sampai ketujuh, akan diisi dengan eksplorasi kompetensi yang dimiliki UPNVY. Mulai dari bidang energi, pertanian, sosial dengan melibatkan alumni maupun kemahasiswaan dalam menghadapi masa pandemic Covid-19 ini.

    Dijelaskan Irhas, berbagai macam bidang ikut dibahas dalam webinar untuk bisa mendapatkan hasil guna mempertahankan berbagai sektor yang terdampak semasa Covid-19, isu ketahanan pangan dan ketangguhan sosial menjadi penting saat ini.

    Misalnya dalam bidang ekonomi, perlu dicari cara untuk menjamin ketahanan ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi agar tidak kehilangan pekerjaan, maupun mempertahankan industri, perusahaan, dan usaha lainnya

    bisa tetap beroperasi selama masa Korona.

    Selain itu, adanya kebijakan yang tarik ulur oleh pihak pemerintah, mengakibatkan masih adanya masyarakat tidak mematuhi adanya protokol yang telah ditetapkan pemerintah. ”Oleh karena itu, hasil dari webinar harapannya bisa diimplementasikan. Selain itu, pembahasan tentang hilirisasi industri diharapkan bisa membuat teknologi bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” ungkap Irhas. (eno/din/fj)

    ANGKAT TEMA PARADIGMA BELA NEGARA PADA MASA DAN PASCA COVID-19

    GELAR PEKAN WEBINAR BELA NEGARABela Negara

    Kewajiban Setiap Warga

    UPNVY FOR RADAR JOGJA

    KONTRIBUSI: Rektor UPNVY M Irhas Effendi (tengah) didampingi Kaprodi Magister Manajemen Bencana (MMB) dan Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Eko Teguh P (kiri) dan Kepala Pusat Bela Negara Bambang Wicaksono (kanan).

    U N I V E R S I T A S P E M B A N G U N A N N A S I O N A L ’ ’ V E T E R A N ’ ’ Y O G Y A K A R T A

    Jawa PosSELASA 7 MEI TAHUN 2013 eceran Rp 4.000

    upnvyfacebook upnvy_official upnvy