angka-kemiskinan-bengkulu-seo
DESCRIPTION
Kemiskinan menurut Suparlan (1993) sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.TRANSCRIPT
emiskinan menurut Suparlan (1993) sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya
suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah
atau segolongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan.
KEMISKINAN DAN MDGs 2015
Sedangkan menurut Emil Salim (1982) mengemukakan
kemiskinan apabila pendapatan tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang paling pokok, seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh dan lainnya.
BPS mengukur kemiskinan dengan menggunakan konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic need approach)
sehingga kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Penduduk miskin yang didefiniskan sebagai penduduk
yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah
Garis Kemiskinan di Provinsi Bengkulu sebesar Rp.
283.252/kapita/bulan pada bulan September 2012 sebesar
310.470, atau 17,51 persen.
Kemiskinan sangat menjadi perhatian dari pemerintah
baik nasional maupun internasional, hal ini terlihat masalah
kemiskinan ditempatkan pada tujuan pertama diantara delapan
tujuan MDGs 2015. Di dalam MDGs 2015 kemiskinan diartikan
batas pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
minimal kalori yaitu 2100 kkal per kapita per hari yang diperlukan
tubuh untuk beraktivitas, ditambah dengan kebutuhan non
makanan (perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, transport
dan kebutuhan lainnya, termasuk pengeluaran nilai barang dan
jasa yang dikonsumsi berasal dari hasil produksi sendiri dan
pemberian dari pihak lain.
Penyebab kemiskinan dihubungkan dengan individual,
atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin; penyebab
selanjutnya dihubungkan dengan keluarga, dimana
menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
penyebab lainnya dihubungkan dengan sub-budaya (subcultural),
yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari,
dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar; penyebab
agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi; penyebab
struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan
merupakan hasil dari struktur sosial.
Kenaikan harga bahan kebutuhan hidup sehari-hari yang
melonjak dengan tidak diiringi kenaikan pendapatan penduduk
akan mengakibatkan penduduk rentan miskin akan mudah jatuh
miskin, mengakibatkan jumlah penduduk miskin meningkat.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang
terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis
Kemiskinan Non Makanan (GKMN), terlihat bahwa peranan
komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan
komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan
kesehatan). Pada September 2012, sumbangan GKM terhadap
GK sebesar 78,81 persen sementara sumbangan GKMN
terhadap GK sebesar 21,19 persen.
Pada tingkat Kabupaten/Kota pengeluaran untuk makanan
pada keluarga miskin tertinggi di kabupaten Bengkulu Tengah
72,70 persen terendah Kota Bengkulu 63,40 persen, untuk
keluarga tidak miskin tertinggi di Kaur sebesar 65,30 persen dan
terendah Kota Bengkulu 53 persen
Indeks kedalaman kemiskinan secara total 2.597 Maret
2011 menjadi 4.166 Maret 2012 tertinggi didaerah perdesaan
meningkat dari 2.492 per Maret 2011 menjadi 4.627 per Maret
2012, tingginya penduduk miskin berdampak biaya yang
dibutuhkan untuk mengentaskan penduduk miskin di Provinsi
Bengkulu semakin berat dan keinginan menurunkan kemiskinan
menjadi 13 semakin sulit.
Pada kurun Maret 2011 – Maret 2012 Garis Kemiskinan
naik dari Rp. 250.949,- per kapita per bulan menjadi Rp. 263.050,-
per kapita per bulan atau naik sebesar 4,82 persen, peningkatan
tertinggi di wilayah perkotaan meningkat dari Rp. 284.337,-
perkapita per bulan bulan Maret 2011 menjadi Rp. 299.289,-
perkapita per bulan atau naik 5,26 persen pada bulan Maret 2012
sedang di perdesaan sebesar 4,58 persen dari Rp. 235.983,-
perkapita per bulan per bulan bulan Maret 2011 menjadi Rp.
246.787,- perkapita perbulan.
Selain beratnya indeks kedalaman kemiskinan terungkap
bahwa adanya peningkatan dari indeks keparahan kemiskinan
pada kurun Maret 2011 – Maret 2012 dari 0,615 persen menjadi
1,402 persen pada Maret 2012, peningkatan ketimpangan
terutama pada wilayah perdesaan meningkat dari 0,562 persen
Maret 2011 menjadi 1,647 persen pada Maret 2012.
Penduduk miskin yang tidak sekolah atau tamat SD lebih
tinggi yaitu 44,26 persen tertinggi di kabupaten Bengkulu Tengah
57,48 persen terendah di Kota Bengkulu sebesar 29,50 persen,
sedangkan yang tamat SLTP sebesar 44,85 persen tertinggi di
Kabupaten Kota Bengkulu 49,79 persen dan terendah
kabupaten Lebong 35,70 persen sedangkan tamat SLTA keatas
sebesar 10,90 persen tertinggi Kota Bengkulu 20,70 persen dan
terendah kabupaten Bengkulu Tengah sebesar 20,7 persen.
Bengkulu Selatan
Rejang Lebong
Bengkulu Utara Kaur Seluma
Mukomuko
Kepahiang Lebong
Bengkulu Tengah
Kota Bengkulu Provinsi
< SD 40.73 50.7 54.64 44.03 45.43 47.02 46.48 50.39 57.48 29.5 44.26
Tamat SD/SLTP 43.65 43.78 40.99 46.05 46.77 45.22 44.27 35.7 40.37 49.79 44.85
SLTA 15.62 5.52 4.37 9.93 7.8 7.77 9.25 13.9 2.15 20.7 10.9
Kemiskinan berdasarkan Pendidikan Tahun 2010
< SD Tamat SD/SLTP SLTA
Dalam mewujudkan dari Visi Provinsi Bengkulu tahun 2010 –
2015 “Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang Semakin
Maju, Semakin Bertaqwa dan Semakin Sejahtera ” salah satu
melalui penurunan kemiskinan 13 persen, pada Misi Pertama
yaitu : Mewujudkan perekonomian masyarakat yang
berdaya saing dengan melakukan strategi kebijakan sebagai
berikut :
Optimalisasi pengelolaan investasi
Mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan
menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak dan
industri perdagangan dan jasa sebagai pendukung
Optimalisasi kebijakan revitalisasi pertanian , kelautan dan
perikanan
Meningkatkan peranan usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dan Koperasi sebagai pelaku ekonomi yang
berdaya saing tinggi
Peningkatan kualitas kebijakan dan program
penanggulangan kemiskinan melalui kebijakan
afirmatif/keberpihakan
Mengembangkan pusat-pusat ekonomi dan kewirausahaan
masyarakat serta peningkatan kualitas tenaga kerja
Meningkatkan pengelolaan pendapatan, aset dan belanja
daerah
Sumber :
1. RPJMD Provinsi Bengkulu 2010 – 2015
2. BPS Bengkulu, Berita Resmi Statisktik no. 30/07/17/Th.VI,
2 Juli 2012
3. BPS Bengkulu, Berita Resmi Statistik No. 23/07/17/Th.IV, 1
Juli 2010
4. BPS Bengkulu, Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2012
5. Ryzmelinda.Weblog (09 April 2012), Pengertian
Kemiskinan Menurut beberapa ahli
6. Andiis’s Weblog (Maret 2008), Pengertian Kemiskinan
Bidang Pengendalian Penduduk
Perwakilan BKKBN Bengkulu