angka kejadian persalinan preterm berat badan...

64
ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM, BERAT BADAN LAHIR, DAN KEMATIAN PERINATAL DI RUMAH SAKIT PRIKASIH TAHUN 2010-2014 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : Muhammad Ilyas Saputera NIM: 1112103000082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: donhu

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM,

BERAT BADAN LAHIR, DAN KEMATIAN PERINATAL

DI RUMAH SAKIT PRIKASIH

TAHUN 2010-2014

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Muhammad Ilyas Saputera

NIM: 1112103000082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 01 Oktober 2015

Materai

Rp 6000

M. Ilyas Saputera

Page 3: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

iii

ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM,

Page 4: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan ridho-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena dengan rahmat dan ridho-Nya

saya dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian dengan judul “Angka

Kejadian Persalinan Preterm, Berat Badan Lahir, dan Kematian Perinatal

di Rumah Sakit Prikasih Tahun 2010-2014”

Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Prof. DR. (HC) Dr. MK Tajuddin, Sp. And dan Prof. Dr. H. Arif Sumantri,

M.Kes. selaku Dekan lama dan baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Keseharatan UIN Jakarta,

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp. GK dan dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT

selaku Ketua lama dan baru Program Studi Pendidikan Dokter beserta

segenap dosen prodi ini yang selalu membimbing dan memberikan ilmu

kepada saya selama menjalani masa pendidikan di Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Flori Ratna Sari, Ph.D. dan dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS

selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program Studi Pendidikan Dokter

2012.

4. dr. Taufik Zain, Sp.OG (K-Onk) selaku pembimbing pertama saya yang

walaupun dengan kesibukan yang padat tetap selalu memberikan

bimbingan, arahan, saran dan semangat kepada saya agar penelitian ini

berjalan dengan sebaik- baiknya.

5. dr. Nina Afiani, Sp.OG, M.Kes selaku pembimbing kedua saya yang

walaupun dengan kesibukan yang padat, masih selalu bersedia memberikan

bimbingan, arahan, saran dan semangat kepada saya agar penelitian ini

berjalan dengan sebaik- baiknya khususnya tentang kaidah penulisan.

Page 6: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

vi

6. Kedua orang tua saya tercinta, H. M. Jamni (alm) dan Hj. Siti Fatimah, ke-

enam kakak perempuan saya, serta seluruh keluarga besar saya yang selalu

memberikan kasih sayang, doa, inspirasi, dan semangat, sehingga

memotivasi dan menguatkan saya dalam penelitian ini.

7. Direktur beserta jajaran Rumah Sakit Prikasih yang telah memberikan izin

untuk pengambilan data di rumah sakit tersebut.

8. Bu Desi selaku Kepala Bidang Rekam Medis Rumah Sakit Prikasih yang

telah memberikan arahan dan bantuan dalam pengambilan data rekam medis

dalam penelitian ini.

9. Teman seperjuangan penelitian, Ilham Murtala, A. Fahmi Akbar, Rivki

Wida Sarandi, M. Ramadhian Prawiro, dan Yunisa Khulqi yang telah

menyemangati, membantu, dan berjuang bersama di dalam penelitian ini.

10. Orang yang spesial buat saya dan teman- teman CSS 2012 dan PSPD 2012

untuk waktu yang telah dilalui bersama selama masa pendidikan saya di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kalian adalah api semangat buat

saya.

11. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan doa kepada saya yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu

Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak akan saya terima demi terwujudnya laporan

penelitian yang lebih baik. Saya berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Akhir kata, semoga segala bantuan dalam yang diberikan dalam

penelitian ini akan mendapat balasan, barokah dan ridho dari Allah SWT, Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciputat, 01 Oktober 2015

Penulis

Page 7: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

vii

ABSTRAK

Muhammad Ilyas Saputera. Program Studi Pendidikan Dokter. Angka

Kejadian Persalinan Preterm, Berat Badan Lahir, dan Kematian Perinatal

di RS Prikasih Tahun 2010-2014. 2015.

Kelahiran preterm masih menjadi masalah global, baik di Indonesia ataupun di

dunia. Kelahiran preterm menjadi masalah yang penting mengingat dampak dari

kelahiran ini sangat besar, diantaranya lahirnya bayi dengan berat badan lahir

rendah atau sangat rendah, dan risiko kematian perinatal yang jauh lebih tinggi

dibandingkan yang lahir aterm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka

kejadian kelahiran preterm, berat badan lahir, dan kematian perinatal di Rumah

Sakit Prikasih pada tahun 2010-2014. Penelitian dilakukan dengan metode

deskriptif-analitik berdasarkan rekam medis seluruh subjek yang melahirkan di

Rumah Sakit Prikasih yang melahirkan dalam usia preterm pada tahun 2010-2014

yang berjumlah 13 orang pasien dari 4.063 kelahiran. Dari penelitian didapatkan

bahwa angka kejadian kelahiran preterm sebesar 0,3%, dengan BBLSR 69% dan

BBLR 31%. Angka kematian perinatal sebesar 69,2%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa angka kejadian kelahiran preterm di Rumah Sakit Prikasih

cukup rendah dan angka kejadian bayi dengan berat badan di bawah normal dan

kematian perinatal pada bayi preterm masih tinggi. Dan kelahiran preterm secara

signifikan bermakna menyebabkan berat badan lahir rendah dan sangat rendah

dan kematian perinatal (P <0,05)

Kata Kunci: kelahiran preterm, berat badan lahir, kematian perinatal.

Page 8: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

viii

ABSTRACT

Muhammad Ilyas Saputera. Study Program of Medical Education. The

Incidence of preterm labor, birth weight, and Perinatal Mortality in Prikasih

Hospital in the period 2010-2014. 2015.

Preterm birth remains a global problem, either in Indonesia or in the world.

Preterm birth become an important issue in view of the large impact of it, such as

the labor of low or very low birth weight babies, and the risk of perinatal mortality

is much higher than term labor. This study aimed to determine the incidence of

preterm birth, birth weight, and perinatal mortality in Prikasih Hospital in 2010-

2014. The study was conducted with descriptive-analytic methods based on

clinical records of all subjects who had preterm labor at the Prikasih Hospital in

the period 2010-2014 which amounts to 13 babies from 4063births. From this

study, we found that the incidence of preterm birth is 0.3%, with 69% of VLBW

infants and 31% of LBW, and the perinatal mortality rate is 69.2%. It can be

concluded that the incidence of preterm birth at Prikasih Hospital is quite low and

the incidence of low and very low birth weight and perinatal mortality of preterm

infants is still high. And preterm birth was significantly associated with low and

very low birth weight and perinatal mortality (P <0,05)

Keywords: preterm birth, birth weight, perinatal death.

Page 9: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................v

ABSTRAK .........................................................................................................vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................... ..................2

1.3 Tujuan Penelitian..... ................................................................... .................3

1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................3

1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... .................3

1.4.1 Bagi Peneliti ........................................................................................3

1.4.2 Bagi Instansi Terkait ...........................................................................3

1.4.3 Bagi Masyarakat Umum .....................................................................4

1.4.4 Bagi Peneliti Lain ...............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ..............................................................................................5

2.1.1 Organ Reproduksi Wanita ...................................................................5

2.1.1.1 Organ Reproduksi Eksternal ...................................................6

2.1.1.2 Organ Reproduksi Internal .....................................................7

2.1.2 Prematuritas ........................................................................................12

Page 10: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

x

2.1.2.1 Definisi ...................................................................................12

2.1.2.2 Epidemiologi ..........................................................................14

2.1.2.3 Etiologi dan Faktor Predisposisi .............................................15

2.1.3 Berat Badan Lahir ...............................................................................18

2.1.3.1 Definisi Berat Badan Lahir .....................................................18

2.1.3.2 Epidemiologi Berat Badan Lahir ............................................18

2.1.3.3 Klasifikasi Berat Badan Lahir ................................................19

2.1.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir .....................19

2.1.4 Kematian Perinatal ..............................................................................20

2.1.4.1 Definisi Kematian Perinatal ...................................................20

2.1.4.2 Epidemiologi Kematian Perinatal ...........................................21

2.1.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kematian Perinatal ....................22

2.2 Kerangka Teori..............................................................................................23

2.3 Kerangka Konsep ..........................................................................................24

2.4 Definisi Operasional......................................................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ...........................................................................26

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................26

3.4 Kriteria Sampel .............................................................................................26

3.4.1 Kriteria Inklusi ....................................................................................26

3.4.2 Kriteria Ekslusi ...................................................................................26

3.5 Sampel Penelitian ..........................................................................................27

3.6 Cara Kerja Penelitian ....................................................................................27

3.7 Alur Penelitian ..............................................................................................27

3.8 Rencana Analisis Data ..................................................................................28

3.8.1 Instrumen Penelitian ...........................................................................28

3.8.2 Pengumpulan Data ..............................................................................28

3.8.3 Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data ..........................................28

3.9 Manajemen Data ...........................................................................................28

Page 11: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil ..............................................................................................29

4.1.1 Gambaran Kelahiran di RS Prikasih ................................................29

4.1.1.1 Jumlah Kelahiran dan Jenis Kelamin ...............................................29

4.1.1.2 Insidensi Berat Badan Lahir .............................................................30

4.1.1.3 Insidensi Kematian Perinatal ...........................................................31

4.1.1.4 Insidensi Kelahiran Preterm .............................................................32

4.1.2 Karakteristik Sampel ........................................................................34

4.1.2.1 Sebaran Sampel berdasarkan Demografi .........................................34

4.1.2.2 Sebaran Sampel berdasarkan Status Gestasi Ibu..............................35

4.1.3 Gambaran Berat Badan dan Kematian Perinatal pada

Kelahiran Preterm ............................................................................35

4.1.3.1 Gambaran Berat Badan Lahir pada Kelahiran Preterm ...................35

4.1.3.2 Gambaran Kematian Perinatal pada Kelahiran Preterm ..................36

4.2. Analisis Hasil ...............................................................................................39

4.2.1. Hubungan antara Jenis Kelahiran dengan Berat Badan Lahir .........39

4.2.2. Hubungan antara Jenis Kelahiran dengan Kematian Perinatal ........39

4.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................................40

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ......................................................................................................41

5.2 Saran ....................................... .............. ........ ...... .................... ..................42

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................43

LAMPIRAN .......................................................................................................48

Page 12: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional .........................................................................25

Tabel 4.1 Jumlah Kelahiran dan Jenis Kelamin di RS Prikasih tahun

2010-2014 ..........................................................................................29

Tabel 4.2 Insidensi Berat Badan Lahir di RS. Prikasih tahun 2010-2014 ........30

Tabel 4.3 Insidensi Kematian Perinatal di RS Prikasih Tahun 2010-2014 .......31

Tabel 4.4 Insidensi Kelahiran Preterm di RS Prikasih Tahun 2010-2014 ........32

Tabel 4.5 Kategori Preterm Tahun 2010-2014 .................................................33

Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan dan Sebaran Usia Ibu ........................................34

Tabel 4.7 Status Gestasi Ibu ..............................................................................35

Tabel 4.8 Gambaran Berat Badan lahir berdasarkan Kategori Preterm ............35

Tabel 4.9 Gambaran Kematian Perinatal berdasarkan Kategori Preterm .........36

Tabel 4.10 Gambaran Kematian Perinatal berdasarkan BBL Bayi Preterm .......37

Tabel 4.11 Gambaran Kematian Perinatal berdasarkan Kategori Preterm

dan BBL ...........................................................................................37

Tabel 4.12 Hubungan antara Jenis Kelahiran dengan Berat Badan Lahir

di Bawah Normal .............................................................................39

Tabel 4.13 Hubungan antara Jenis Kelahiran dengan Kematian Perinatal .........39

Page 13: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Organ reproduksi wanita ..............................................................5

Gambar 2.2. Organ reproduksi eksternal wanita ...............................................6

Gambar 2.3. Organ reproduksi internal wanita .................................................8

Gambar 2.4. Anatomi dan histologi uterus .......................................................9

Gambar 2.5. Anatomi dan histologi tuba fallopii ..............................................10

Gambar 2.6. Struktur ovarium dan perkembangan folikel ................................11

Gambar 2.7. Perkembangan folikel dan oogenesis ...........................................12

Gambar 2.8. Definisi preterm dan hubungannya dengan hasil akhir

kehamilan .....................................................................................13

Gambar 2.9. Estimasi angka kelahiran preterm 2010 .......................................14

Gambar 2.10. Rute Potensial Infeksi Intrauterin .................................................16

Gambar 2.11. Kerangka Teori .............................................................................23

Gambar 2.12. Kerangka Konsep .........................................................................24

Gambar 3.1. Alur Penelitian .............................................................................27

Page 14: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Riwayat Hidup ...............................................................................47

Lampiran 2. Output SPSS ....................................................................................48

Page 15: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

xv

DAFTAR SINGKATAN

ACOG The American Congress of Obstetricians and Gynecologists

ANC Antenatal Care

BBLB Berat Badan Lahir Berlebih

BBLN Berat Badan Lahir Normal

BBLR Berat Badan Lahir Rendah

BBLSR Berat Badan Lahir Sangat Rendah

CDC Center for Disease Control and Prevention

DHS Demographic Health Survey

DKI Daerah Khusus Ibukota

HPHT Hari Pertama Haid Terakhir

IMT Indeks Massa Tubuh

NAPZA Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya

POGI Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia

RJK Rasio Jenis Kelamin

ROS Reactive Oxygen Species

RS Rumah Sakit

SMA Sekolah Menengah Atas

SMP Sekolah Menengah Pertama

WHO World Health Organization

Page 16: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka kematian bayi masih menjadi masalah yang harus terus

diperhatikan dan dicegah, mengingat kematian neonatus dan kematian

perinatal masih menjadi hal yang memiliki persentase tinggi di Indonesia.

Menurut WHO tahun 2012, angka kematian bayi umur dibawah 1 tahun

mencapai 15 bayi per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan berdasarkan

Demographic Health Survey (DHS) tahun 2012, angka kematian perinatal

masih mencapai angka 26 bayi per 1.000 Kelahiran. (1)

Dua pertiga dari kasus kematian neonatus di Indonesia disebabkan

oleh kelahiran preterm atau yang biasa disebut dengan prematur, tertinggi

kedua setelah gangguan atau kelainan napas, dan 48% kematian neonatus

kurang dari 1 bulan disebabkan oleh kelahiran preterm. Sedangkan di negara

barat, 80% dari kematian neonatus disebabkan oleh prematuritas. Dan yang

lebih buruk adalah 10% dari neonatus yang selamat memiliki kecacatan

jangka panjang. (1,2)

Kelahiran preterm merupakan salah salah satu faktor penting dalam

lahirnya neonatus dengan berat badan dibawah rata-rata, baik bayi dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang memiliki berat badan lahir kurang

dari 2.500 gram, ataupun bayi dengan Berat Badan Lahir Sangat Rendah

(BBLSR) yaitu bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 1500

gram. Adapun angka prevalensi BBLR menurut Riskesdas tahun 2013

sebesar 10,2%. Dan berat badan rendah memiliki kontribusi 60%-80%

dalam terjadinya kematian perinatal. (4,5)

Dampak dari kelahiran preterm dan rendahnya berat badan lahir

adalah tingginya angka kematian perinatal. Kematian perinatal sendiri

diartikan sebagai kematian bayi mulai dari 20 minggu kehamilan sampai 7

hari kehidupan. (6)

Berdasarkan penelitian Allen J dkk, yang dilakukan pada 400.000

kelahiran di Norwegia, bahwa terdapat keterkaitan yang kuat antara berat

Page 17: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

2

badan lahir dengan kematian perinatal yang disebabkan oleh usia

kehamilan, dan usia kehamilan merupakan faktor prediksi yang baik

terhadap berat badan lahir dan harapan hidup perinatal. Tindakan preventif

dari kelahiran preterm akan sangat bermanfaat dalam menurunkan angka

BBLR ataupun BBLSR, serta angka kematian perinatal. (7)

Berdasarkan kuatnya keterkaitan antara kelahiran preterm dan BBL

serta kematian perinatal, dan perlunya data epidemiologi tentang kelahiran

preterm, serta masih minimnya penelitian yang membahas tentang

keterkaitannya dengan BBL dan kematian perinatal, kami tertarik untuk

melakukan penelitian tentang angka kejadian persalinan preterm, berat

badan lahir, dan kematian perinatal. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui angka kejadian persalinan preterm, berat badan lahir, dan

kematian perinatal, serta hubungan dari variabel tersebut, sehingga

diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat tentang kelahiran

preterm dan melakukan hal-hal preventif untuk menghindarinya. Serta

dengan peningkatan kepedulian masyarakat tersebut, akibat kasus

prematuritas berupa berat badan lahir rendah atau sangat rendah dan

mortalitas perinatal dapat diturunkan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana angka kejadian persalinan preterm di RS Prikasih selama

tahun 2010 - 2014?

2. Bagaimana gambaran berat badan lahir dan kematian perinatal pada

bayi dengan persalinan preterm di RS Prikasih selama tahun 2010 -

2014?

3. Bagaimana hubungan antara kelahiran preterm, berat badan lahir, dan

kematian perinatal di RS Prikasih selama tahun 2010 - 2014?

Page 18: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

3

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui angka kejadian persalinan preterm dan gambaran berat

badan lahir serta kematian perinatal di Rumah Sakit Prikasih tahun 2010 -

2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah persalinan preterm di Rumah Sakit Prikasih tahun

2010-2014

2. Mengetahui gambaran berat badan lahir bayi yang lahir di Rumah

Sakit Prikasih tahun 2010-2014

3. Mengetahui gambaran kematian perinatal di Rumah Sakit Prikasih

tahun 2010-2014

4. Mengetahui hubungan antara kelahiran preterm, berat badan lahir, dan

kematian perinatal di Rumah Sakit Prikasih tahun 2010-2014

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

1. Untuk mengamalkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang

dipelajari di preklinik untuk memajukan kesehatan masyarakat

2. Untuk melatih dan meningkatkan kemampuan diri khususnya dalam

bidang penelitian

1.4.2. Bagi Instansi Terkait

Memberikan informasi tentang angka kejadian persalinan preterm,

gambaran berat badan lahir, dan kematian perinatal di Rumah Sakit

Prikasih tahun 2010 - 2014.

1.4.3. Bagi Masyarakat Umum

1. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap persalinan

preterm dan dampaknya

2. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam tindakan preventif

terhadap persalinan preterm

Page 19: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

4

3. Untuk menurunkan angka mortalitas perinatal akibat persalinan

preterm.

1.4.4. Bagi Peneliti Lain

Hasil dari penelitian yang kami lakukan ini diharapkan dapat

menjadi suatu dasar dan acuan bagi peneliti lain dalam melakukan

penelitian selanjutnya demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Page 20: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Organ Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita memiliki peran yang penting dalam proses

kehamilan, dan organ ini lebih rumit jika dibandingkan dengan yang

dimiliki oleh pria. Terdapat banyak fungsi yang dimiliki oleh organ

tersebut, mulai dari pembentukan ovum (oogenesis) sampai menjamin

perkembangan janin dan melahirkannya. Organ reproduksi ini secara garis

besar dibagi menjadi:

a. Organ reproduksi interna

b. Organ reproduksi eksterna

Gambar 2.1. Organ reproduksi wanita.

Sumber: Sherwood L, 2010. (telah diolah kembali)

(10)

Page 21: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

6

Kedua kelompok organ tersebut memiliki stuktur anatomi dan

histologi yang berbeda antara satu organ dengan organ lainnya, sesuai

dengan fungsi yang dimilikinya. (8-10)

2.1.1.1 Organ Reproduksi Eksternal

Organ reproduksi wanita yang masuk dalam organ reproduksi

eksternal antara lain labia mayora, labia minora dan klitoris. Genetalia

eksternal ini secara kolektif disebut dengan vulva atau pedendum. Selain

itu, kelenjar mamae juga banyak dianggap sebagai organ reproduksi

wanita eksternal, selain juga dianggap sebagai organ dalam sistem

integument, namun kita tidak akan membahasnya pada tulisan ini. (8-10)

Gambar 2.2. Organ reproduksi eksternal wanita.

Sumber: Tortora G J & Derrickson B, 2009. (telah diolah kembali) (8)

Page 22: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

7

a. Labia Mayora

Labia mayora adalah lipatan kulit pada genitalia ekterna secara

longitudinal. Labia mayora ini memanjang ke bawah dan ke belakang.

Kulit pada organ ini ditutupi oleh rambut pubis, organ ini juga banyak

mengandung adiposit, kelenjar sebasea, dan kelenjar apokrin. Labia

mayora analog dengan skrotum pada organ genetalia pria. (10)

b. Labia Minora

Labia minora adalah lipatan kulit longitudinal yang terletak lebih

medial dan lebih kecil dari labia mayora yang lebih menonjol. Labia

minora berbeda dengan dengan labia minora karena tidak memiliki

rambut pubis, simpanan lemak, dan hanya memiliki sedikit kelenjar

apokrin. Organ ini analog dengan urethra. (8,10)

c. Klitoris

Klitoris adalah organ erektil kecil yang terdapat pada bagian

anterior labia minora, terdapat banyak saraf dan pembuluh darah pada

organ ini. Klitoris ditutupi oleh kulit yang disebut dengan preputium

klitoris, sedangkan bagian klitoris yang terlihat dari luar disebut dengan

glans klitoris. Organ ini analog dengan penis pada organ reproduksi pria.

(10)

2.1.1.2. Organ Reproduksi Internal

Selain organ eksternal, reproduksi wanita juga memiliki organ-

organ internal yang terdiri dari luar ke dalam yaitu vagina, uterus, tuba

fallopii, dan ovarium. Semua organ ini berperan penting dalam proses

haid, pembuahan, kehamilan, sampai pada proses kelahiran. (8-10)

Page 23: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

8

Gambar 2.3. Organ reproduksi internal wanita.

Sumber: Tortora G J & Derrickson B, 2009. (telah diolah kembali) (8)

a. Vagina

Vagina adalah organ reproduksi internal wanita yang berukuran

panjang 6-8 cm pada bagian depan dan 7-10 cm pada bagian belakang

dan menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal. Pada bagian

atas dari vagina ditemukan bagian uterus yang menonjol ke dalam

vagina yang disebut dengan serviks atau leher rahim. Secara histologis

vagina dilapisi oleh mukosa yang terdiri dari epitel berlapis gepeng non

keratin dan terdapat lipatan-lipatan mukosa secara transversal yang

disebut dengan rugae. Vagina tidak memiliki kelenjar, namun

mengalami lubrikasi dengan adanya transudat dari flexus kapiler

subepitelial. (8-10)

b. Uterus

Uterus adalah organ berongga dan memiliki dinding yang tebal.

Uterus memiliki panjang 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm pada

wanita yang belum pernah hamil, ukuran ini berubah saat wanita hamil

dan akan mengecil pada keadaan menopause. (8,10)

Page 24: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

9

Uterus merupakan organ penting dalam reproduksi wanita

karena berfungsi sebagai penghubung antara vagina dalam tuba fallopii

yang akan dilalui oleh sperma untuk melakukan fertilisasi, selain itu

juga berfungsi dalam proses implantasi dan perkembangan janin.

Uterus juga merupakan organ yang luruh secara periodik dalam tiap

bulannya dan menghasilkan darah haid atau yang disebut dengan

menstruasi. (8,9)

Secara anatomi, uterus dibagi menjadi 2 bagian, yaitu korpus

yang didalamnya juga termasuk fundus uteri, dan yang kedua yaitu

serviks. dan terdapat bagian yang mengalami kontriksi pada bagian

antara korpus uterus dan serviks yang disebut dengan istmus, bagian ini

penting karena istmus akan menjadi segmen bawah rahim saat terjadi

kehamilan. Dan secara histologis, uterus dari bagian luar dibagi menjadi

perimetrium yaitu bagian peritoneum visceral, miometrium yang

merupakan anyaman otot polos uterus, dan endometrium yang terdiri

dari stratum basal dan stratum fungsional yang akan luruh setiap 28 hari

berupa darah menstruasi. (8,9)

Gambar 2.4. Anatomi dan histologi uterus.

Sumber: Cunningham F G, Leveno K J, Bloom S L, Hauth J C, Rouse D J, Spong C Y.

2010. (telah diolah kembali) (9)

Page 25: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

10

c. Tuba Fallopii

Tuba fallopii juga disebut dengan tuba uterina atau oviduct

adalah saluran bersilia yang terdapat pada bagian lateral uterus, dan

menghubungkan antara uterus dengan ovarium. Organ ini berfungsi

sebagai penangkap ovum yang diovulasikan oleh ovarium dan menjadi

tempat terjadinya pertemuan antara ovum dan sperma yang disebut

dengan fertilisasi. (8-10)

Gambar 2.5. Anatomi dan histologi tuba fallopii.

Sumber: Cunningham F G, Leveno K J, Bloom S L, Hauth J C, Rouse D J,

Spong C Y. 2010. (telah diolah kembali) (9)

Secara histologis, tuba fallopi terdiri lapisan mukosa,

muskularis, dan serosa. Sel pada organ ini terdiri dari sel yang

kolumnar bersilia yang berfungsi dalam proses fertilisasi dan transfer

zigot ke uterus setelahnya, dan sel yang tidak memiliki silia namun

Page 26: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

11

memiliki mikrovili dan mensekresikan cairan sebagai nutrisi untuk

kelangsungan ovum setelah ovulasi. Tuba fallopi juga dibagi menjadi

infundibulum yang merupakan bagian terdekat dengan ovarium dan

pada bagian ujungnya terdapat fimbrae yang berfungsi menangkap

ovum yang telah diovulasikan, selanjutnya terdapat ampula yang

merupakan bagian terluas dari tuba fallopii, pada bagian inilah

terjadinya fertilisasi pada umumnya, kemudian dilanjutkan dengan

isthmus yang merupakan bagian tersempit dari tuba fallopi, dan terkahir

intramural yang merupakan bagian terdekat dengan uterus. (8)

d. Ovarium

Ovarium adalah organ yang analog dengan testis pada pria.

Organ ini berfungsi sebagai tempat dihasilkannya hormon-hormon

reproduksi wanita seperti estrogen dan progesteron, selain itu juga

berfungsi sebagai penghasil oosit sekunder yang akan matang menjadi

ovum setelah terjadi fertilisasi.

Gambar 2.6. Struktur ovarium dan perkembangan folikel

Sumber: Tortora G J, Derrickson B. Principle of Anatomy and Physiology. 2009.

(telah diolah kembali) (8)

Organ ini terdiri atas dua bagian yaitu korteks dan medula.

Korteks berisi folikel-folikel yang berkembang dan menghasilkan

Page 27: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

12

hormon seks, sedangkan bagian medula terdiri dari jaringan ikat

longgar.

Gambar 2.7. Perkembangan folikel dan oogenesis.

Sumber: Tortora G J, Derrickson B. Principle of Anatomy and Physiology. 2009.

(telah diolah kembali) (8)

2.1.2. Prematuritas

2.1.2.1. Definisi

Prematur atau kelahiran preterm menurut WHO didefinisikan

sebagai sebagai kelahiran hidup dengan usia gestasi kurang dari 37

minggu, atau kurang dari 259 hari terhitung dari hari pertama haid terakhir

(HPHT). Sedangkan menurut The American Congress of Obstetricians

and Ginecologists (ACOG) dan Center for Disease Control and

Prevention (CDC) persalianan preterm didefinisikan sebagai kelahiran

pada usia gestasi antara 20 minggu sampai kurang dari 37 minggu. (1,3,11,12)

Page 28: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

13

Definisi preterm ini dibagi kembali menjadi beberapa subdivisi,

yaitu sebagai berikut:

a. Extremely pretem, yaitu kelahiran pada usia gestasi dibawah 28

minggu

b. Very preterm, yaitu kelahiran pada usia gestasi antara 28 minggu

samapai dengan kurang dari 32 minggu

c. Moderate preterm, yaitu kelahiran pada usia antara 32 minggu

sampai kurang dari 37 minggu. (3,13)

Gambar 2.8. Definisi preterm dan hubungannya dengan hasil akhir

kehamilan.

Sumber: Howson, Kinney MV, Lawn JE, 2012. (telah diolah kembali) (3)

Definisi dan sub divisi ini didasarkan pada tingginya angka

mortalitas dan morbiditas yang akan diterima oleh noenatus yang

dilahirkan dalam usia tersebut. Risiko yang akan dialami oleh neonatus

dengan kelahiran preterm antara lain gangguan penglihatan, serebral palsy,

gangguan pendengaran, dan beberapa gangguan kesehatan lainnya yang

bersifat jangka panjang. (11,12)

Walaupun preterm didefinisikan hanya untuk neonatus yang lahir

pada usia gestasi sebelum 37 minggu sejak HPHT, namun neonatus yang

Page 29: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

14

dilahirkan pada usia 37 sampai dengan 38 minggu pun masih memiliki

keadaan yang suboptimal. (11,13)

2.1.2.2. Epidemiologi

Angka kejadian kelahiran preterm masih menjadi salah satu

masalah yang memiliki angka prevalensi tinggi. Selain itu, angka

morbiditas dan mortalitas neonatus yang mengalami kelahiran preterm

juga masih tinggi. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya kurang lebih 15

juta neonatus per tahunnya, dan lebih dari 1 dari 10 neonatus yang lahir

di dunia adalah preterm. Dan yang lebih memprihatinkan adalah setiap

tahunnya kurang lebih 1 juta bayi meninggal akibat dari komplikasi

kelahiran preterm tersebut. (3,11,13)

Gambar 2.9. Estimasi angka kelahiran preterm 2010.

Sumber: Howson, Kinney MV, Lawn JE, 2012. (telah diolah kembali)

(3)

Indonesia sendiri menduduki peringkat kelima dunia dalam hal

angka kejadian preterm setelah India, China, Nigeria, dan Pakistan. Yaitu

angka kejadian preterm pada tahun 2010 sebanyak 675.700 kejadian.

Prevalensi kejadian kelahiran preterm di Indonesia dilaporkan sebanyak

4,1%. Dan kejadian preterm ini merupakan salah satu penyebab utama

terjadinya kematian perinatal dengan prevalensi sebesar 28%, prematuritas

sendiri memiliki angka mortalitas dan morbiditas sebesar 60%-80%.(3,13-15)

Page 30: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

15

2.1.2.3. Etiologi dan Faktor Predisposisi

Kelahiran preterm merupakan kejadian yang sering ditemukan di

masyarakat umum, tidak memandang sosioekonomi dari seseorang,

namun faktor risiko pasti dari proses ini masih sulit ditemukan karena

kejadian preterm ini memiliki beberapa faktor yang berkaitan alias

multifaktorial. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor yang berhubungan

dengan keadaan medis, keadaan kehamilan, dan sosiodemografi dari sang

ibu. (1,16)

Beberapa faktor risiko yang diduga memiliki peran signifikan

dalam proses kelahiran preterm, diantaranya adalah sebagai berikut: (17)

a. Abortus Iminens

Abortus iminens atau yang disebut dengan threatened abortion

yaitu keluarnya darah pervaginam dari wanita hamil pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau taksiran berat badan janin

kurang dari 500 gram, dengan ditemukan ostium tertutup dan keadaan

janin dalam keadaan baik. (1,18)

Kejadian kelahiran preterm meningkat pada wanita yang

memiliki riwayat abortus iminens, baik pada perdarahan minimal

ataupun perdarahan yang masif. Proses terjadinya kelahiran preterm

sebagai komplikasi lanjut dari wanita yang mengalami abortus iminens

diduga disebabkan oleh adanya kerusakan pada plasenta dan

dikeluarkannya Reactive Oxigen Species (ROS) pada awal usia gestasi.

(9,18)

b. Berat Badan Rendah

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan klasifikasi yang

digunakan untuk mengelompokkan orang berdasarkan perhitungan

antara berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan

dalam meter. Berdasarkan klasifikasi Asia-Pasifik, termasuk berat

badan rendah jika IMT kurang dari 18,5 kg/m2. (19)

Page 31: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

16

Berat badan rendah merupakan salah satu faktor risiko dalam

terjadinya kelahiran preterm khususnya pada wanita-wanita dengan

selain ras hitam. Mekanisme terjadinya kelahiran preterm akibat berat

badan rendah masih belum jelas, namun diduga berat badan rendah

berkaitan dengan tingginya pH vagina dan neutrofil pada vagina pada

usia awal gestasi yang akan meningkatkan risiko infeksi dan inflamasi.

(20,21)

c. Infeksi intrauterin

Infeksi intrauterin merupakan salah satu faktor penting dalam

terjadinya kelahiran preterm, menurut beberapa referensi didapatkan

bahwa 25%-40% dari kasus kelahiran preterm disebabkan oleh

terjadinya infeksi intrauterin. Mekanisme yang mendasari ini semua

diduga berkaitan dengan diproduksinya sitokin-sitokin proinflamasi

seperti IL-8, IL-1β, dan TNF-α. Sitokin-sitokin tersebut akan

mengaktifkan prostaglandin. Adanya prostaglandin akan menyebabkan

terjadinya kontraksi uterus, selain itu, dengan adanya endotoksin dari

bakteri itu sendiri, kemudian prostaglandin yang dihasilkan, dan

berbagai faktor lain akan mendegradasi ekstraseluler matriks dari

membran fetus akan mencetuskan terjadinya kelahiran preterm. (9,22)

Gambar 2.10. Rute Potensial Infeksi Intrauterin

Sumber: Goldenberg RL, Iams JD, Mercer BM, Meis PJ, Moawad AH, Copper

RL, et al. 1998. (telah diolah kembali)

(20)

Page 32: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

17

Dua mikroorganisme yang sering menjadi penyebab adalah

Ureaplasma urealyticum and Mycoplasma hominis, adapun jalur

masuknya bakteri tersebut sebelum menginfeksi dapat melalui

beberapa jalur, diantaranya melalui vagina secara asendens, saat

melakukan amniosentesis, ataupun secara hematogen. (9,22)

d. Bakterial Vaginosis

Bakterial vaginosis merupakan salah satu faktor risiko penting

dalam proses terjadinya kelahiran preterm, bahkan wanita yang

mengalami bakterial vaginosis memiliki risiko untuk mengalami

kelahiran pretem 1,5-3 kali lebih besar, selain itu wanita yang

mengalami bakterial vaginosis dan memiliki genotif kerentanan TNF-α

memiliki risiko sembilan kali lebih besar dibandingkan dengan wanita

normal lainnya. (9,22)

Bakterial vaginosis terjadi karena adanya perubahan ekosistem

dalam vagina dan didiagnosis dengan adanya clue cell, ditemukan

fishy odour, dan pH meningkat menjadi lebih dari 4,5. Adapun

mekanisme terjadinya preterm akibat bakterial vaginosis ini juga

masih belum jelas, tetapi diduga adanya bakteri yang masuk ke dalam

uterus baik sebelum atau awal kehamilan. (22-24)

e. Infeksi Saluran Kemih

Sekitar 40% dari kasus kelahiran preterm disebabkan oleh

infeksi. Salah satu infeksi yang berhubungan dengan terjadinya

kelahiran preterm adalah infeksi saluran kemih. Mekanisme terjadinya

kelahiran preterm akibat infeksi saluran kemih tidak jauh berbeda

dengann infeksi pada saluran genital dan infeksi intrauterin. (9,22,25)

Mekanisme yang diduga berperan dalam proses ini yaitu

adanya mikroorganisme yang langsung masuk secara asenden ke

dalam uterus. Mekanisme lainnya yaitu melalui sitokin, yaitu

diantaranya IL-1β, IL-6, dan prostaglandin. IL-1β akan menyebabkan

sintesis IL-6 dan IL-8 yang selanjutnya akan menyebabkan sintesis

Page 33: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

18

prostaglandin dan akhirnya akan menyebabkan kontraksi uterus, dan

menjadi salah satu sebab terjadinya kelahiran preterm. (9,22,25)

f. Kelahiran Preterm Sebelumnya

Wanita yang memiliki riwayat kelahiran preterm sebelumnya

lebih berisiko mengalami kelahiran preterm dibandingkan dengan yang

tidak. Risiko yang dimiliki wanita yang sudah pernah mengalami

kelahiran preterm untuk mengalami hal serupa pada kelahiran

setelahnya adalah tiga kali lipat dibandingkan dengan wanita yang

melahirkan cukup bulan. (9)

Mekanisme terjadinya hal ini masih belum jelas, namun diduga

bahwa persisten ataupun rekuren infeksi merupakan faktor terjadinya

kelahiran preterm berulang. Selain itu penyakit-penyakit seperti

hipertensi, diabetes, ataupun obesitas juga diduga menjadi penyebab

pada kejadian ini. (22)

2.1.3. Berat Badan Lahir

2.1.3.1 Definisi Berat Badan Lahir

Berat Badan Lahir adalah berat badan yang didapatkan pada saat

bayi yang baru lahir, dan berat badan ini dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik dari faktor maternal, faktor janin, ataupun faktor palsenta

yang merupakan saluran penghubung antara ibu dan janin. Berat badan

lahir ini merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi

kematian perinatal ataupun neonatal. Selain itu, berat badan lahir juga

mempengaruhi kesehatan seseorang di masa selanjutnya. (26,27)

2.1.3.2 Epidemiologi Berat Badan lahir

Berat badan lahir masih menjadi permasalahan global, termasuk di

Indonesia. Menurut Riskesdas tahun 2013, didapatkan bahwa persentase

berat badan lahir rendah (BBLR) mencapai angka 10,2 %, angka ini

sudah mengalami penurunan dari angka sebelumnya yaitu 11,1% pada

tahun 2010. Persentase BBLR pada perempuan (11,2%) lebih tinggi

Page 34: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

19

daripada presentase laki-laki (9,2%). Di daerah DKI Jakarta sendiri

persentase BBLR masih berkisar pada angka 10%. (4)

2.1.3.3 Klasifikasi Berat Badan Lahir

Berat badan lahir diklasifikasikan dalam beberapa kategori.

a. Berat Badan Lahir Berlebih (BBLB)

Bayi dengan berat badan berlebih adalah bayi yang memiliki berat

badan lahir lebih atau sama dengan 4000 gram.

b. Berat Badan Lahir Normal (BBLN)

Bayi dengan berat badan normal adalah bayi yang memiliki berat

badan lahir pada kisaran 2.500 gram sampai dengan 3999 gram

c. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi dengn berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan

lahir dibawah 2.500 gram.

d. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR)

Bayi dengan berat badan sangat rendah adalah bayi yang memiliki

berat badan lahir kurang dari 1.500 gram. (27)

2.1.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir

Berat badan lahir seorang neonatus dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik dari faktor ibu, faktor plasenta ataupun dari faktor dari

neonatal itu sendiri saat masih menjadi janin. Berikut adalah faktor-

faktor yang dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga akan

menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, dan akhirnya menyebabkan

bayi dengan berat badan lahir rendah.

a. Faktor Maternal

Malnutrisi

Memiliki penyakit kronik

Anemia

Toksemia

Hipoksemia

Hipertensi

Page 35: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

20

Obat-obatan (NAPZA, alkohol, kokain)

Merokok

b. Faktor Janin

Gangguan kromosom

Gangguan kongenital

Kehamilan multipel

Infeksi intrauterin

Kekurangan insulin

c. Faktor Plasenta

Gangguan plasenta (berat, diameter, jumlah sel)

Infeksi plasenta

Solusio Plasenta

Twin transfusion syndrome. (27)

2.1.4 Kematian Perinatal

2.1.4.1 Definisi Kematian Perinatal

Kematian perinatal yang merupakan indikator kualitas asuhan

antenatal dan perawatan perinatal memiliki beberapa pengertian, diantara

3 pengertian yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

a. Definisi I

Kematian perinatal didefinisikan sebagai kematian bayi kurang dari 7

hari kelahiran dan kematian janin pada lebih atau sama dengan 28

minggu kehamilan.

b. Definisi II

Kematian perinatal didefinisikan sebagai kematian janin pada usia

lebih atau sama dengan 20 minggu kehamilan, sampai dengan 28 hari

kelahiran.

c. Definisi III

Page 36: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

21

Kematian perinatal didefinisikan sebagai kematian janin dari usia

kehamilan lebih atau sama dengan 20 minggu sampai dengan 7 hari

kelahiran.

Walaupun National Center for Health Statistic dan World Health

Organization menggunakan definisi I, definisi kedua merupakan definisi

yang sangat baik digunakan untuk mengetahui dan memonitoring

kematian perinatal karena lebih inklusif, selain itu kebanyakan kematian

janin terjadi pada usia kurang dari 28 minggu. (1,6)

Selain dari definisi kematian perinatal terdapat definisi lain yang

perlu kita ketahui, yaitu kematian bayi (infant) yang didefinisikan

sebagai kematian pada bayi dalam tahun pertama kelahiran (<365 hari),

kematian bayi ini dibagi kembali menjadi beberapa pembagian yaitu

early neonatal (<7 hari), late neonatal (7-27 hari), neonatal (<28 hari),

dan post-neonatal (28-364 hari). Definisi lainnya yaitu stillbirth yang

diartikan sebagai kematian janin pada usia kehamilan lebih dari sama

dengan 20 minggu. (6)

Adapun pada penelitian ini, definisi kematian perinatal yang

digunakan adalah definisi yang digunakan oleh WHO Indonesia yaitu,

kematian early neonatal ditambah dengan stillbirth. (1)

2.1.4.2 Epidemiologi Kematian Perinatal

Kematian perinatal masih menjadi masalah dalam kesehatan

Indonesia, angka kematian perintal pun masih tinggi yaitu 26 bayi per

1.000 kelahiran, dengan rincian 15,6 dari kematian early neonatal rate

dan 10,6 dari stillbirth rate. (1)

Adapun kematian perinatal pada daerah DKI Jakarta lebih rendah

dari rata-rata nasional yaitu 18 bayi per 1.000 kelahiran, dengan data

tertinggi berada pada Papua Barat yaitu 51 bayi per 1.000 kelahiran, dan

data terendah terdapat pada Kepulauan Riau dan Bali yaitu 15 bayi per

1.000 kelahiran. (1)

Page 37: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

22

2.1.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Kematian Perinatal

Kematian perinatal dan kematian neonatal dipengaruhi oleh

beberapa faktor, adapun faktor yang memiliki pengaruh penting dalam

hal tersebut yaitu usia kehamilan dan berat badan lahir.

Adapun angka survival pada janin dengan usia kehamilan 22

minggu hampir mencapai 0%, 23 minggu sekitar 15%, 24 minggu sekitar

56%, dan 25 minggu sekitar 79%, hal ini membuktikan bahwa semakin

lama usia kehamilan, semakin tinggi angka survival bayi tersebut. Selain

itu, berdasarkan penelitian oleh Rush R W, et al didapatkan bahwa

kelahiran preterm menyebabkan 85% dari kematian perinatal. (27,28)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pakistan secara Kohort,

didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi kematian neonatal yang

85% nya adalah kematian bayi kurang dari 7 hari (early neonatal death)

dan merupakan bagian dari kematian perinatal adalah sebagai berikut

kelahiran preterm (26%), asfiksia atau hipoksia (26%), dan infeksi

(23%). Selain itu, 54% kematian neonatal adalah bayi dengan berat

badan lahir kurang dari 2.500 gram, dan 87% bayi dengan berat badan

lahir rendah tersebut adalah bayi dengan kelahiran preterm. (1,29)

Salah satu faktor lain yang memepengaruhi kematian perinatal

adalah berat badan lahir. Menurut WHO, berat badan lahir rendah

menyumbang angka 60-80% dari seluruh kematian neonatus. Angka

tersebut sangat tinggi, dan menunjukkan bahwa kematian bayi erat

hubungannya dengan berat badan lahirnya. (30)

Page 38: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

23

Kerangka Teori

Gambar 2.11. Kerangka Teori

Page 39: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

24

Kerangka Konsep

Gambar 2.12. Kerangka Konsep

Page 40: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

25

Definisi Operasional

Tabel 2.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara

Ukur Alat Ukur

Skala

Pengukuran

1 Kelahiran

preterm

Kelahiran pada usia

gestasi kurang dari 37

minggu. Extreme

preterm (20-27

minggu), very

preterm 28-31

minggu), Late

Preterm 32-36

minggu)

Observasi

dokumen

Data proses

persalinan

berdasarkan

rekam medis

RS. Prikasih

Ordinal (extreme

preterm, very

preterm, late

preterm)

2 Berat

Badan

Lahir

Berat badan saat baru

lahir. BBLB (>3999

gram), BBLN (2500-

3999 gram), BBLR

(1500-2499 gram),

BBLSR (<1500

gram)

Observasi

dokumen Data proses

persalinan

berdasarkan

rekam medis

RS. Prikasih

Ordinal (BBLB,

BBLN, BBLR,

BBLN)

3 Kematian

Perinatal

Kematian janin usia

kehamilan lebih atau

sama dengan 20

minggu sampai

kematian bayi kurang

7 hari

Observasi

dokumen Data ANC dan

proses

persalinan

berdasarkan

rekam medis

RS. Prikasih

Nominal

(meninggal saat

perintal, tidak

meninggal saat

perinatal)

Page 41: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif-

analitik untuk mengetahui angka kejadian persalinan preterm, gambaran

berat badan lahir, dan kematian perinatal di Rumah Sakit Prikasih pada

periode 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2014.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada :

Waktu : April - Juni 2015

Tempat : Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu, Cilandak,

Jakarta Selatan

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan pada data rekam medis pasien Rumah Sakit

Prikasih yang melahirkan dari tahun 2010-2014. Sampel yang diambil

berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan

terlepas dari kriteria ekslusi. Pengambilan subjek penelitian dilakukan

dengan cara total sampling. (31-33)

3.4. Kriteria Sampel

3.4.1. Kriteria Inklusi

Pasien yang melahirkan sejak 1 Januari 2010 sampai dengan 31

Desember 2014 di RS. Prikasih

Pasien yang melakukan persalinan di RS. Prikasih.

Pasien yang memiliki catatan persalinan preterm di RS. Prikasih.

Page 42: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

27

3.4.2. Kriteria Eksklusi

Pasien yang mengalami malnutrisi

Pasien yang memiliki serviks inkompeten, panjang serviks kurang dari

1 cm.

3.5. Sampel Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dan cara pengambilannya

dengan cara total sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah semua bayi preterm yang lahir dari tanggal 1 Januari 2010 sampai 31

Desembar 2014.

3.6. Cara Kerja Penelitian

Hal yang pertama kali dilakukan oleh peneliti adalah mempersiapkan

proposal penelitian, kemudian setelah proposal sudah selesai dilanjutkan

dengan pembuatan izin untuk pengambilan data berdasarkan rekam medis

pasien yang melahirkan pada 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember

2014 di RS. Prikasih. Setelah data didapatkan dilanjutkan dengan analisis

data dan menentukan hasil serta kesimpulan dari penelitian ini.

3.7. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Persiapan penelitian

Pemilihan sampel

Kriteria inklusi

Kriteria ekslusi Tidak memenuhi kriteria inklusi

Masuk dalam kriteria ekslusi Pengolahan data

Hasil

Page 43: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

28

3.8. Rencana Analisis Data

3.8.1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder menggunakan rekam medis pasien yang melakukan persalinan

pada 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2014 di RS. Prikasih.

3.8.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data rekam medis

yang didapat dari RS. Prikasih

3.8.3. Pengolahan, Analisis, dan Penyajian Data

Semua data dari data rumah sakit dan rekam medis dikumpulkan,

kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 22 for windows dan

Microsoft Excel 2013.

Langkah awal dimulai dengan editing, coding, data entry, dan

dilanjutkan dengan tabulasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis univariat

untuk melihat frekuensi dan proporsi dari setiap karakteristik responden,

serta angka kejadian persalinan preterm dan gambaran berat badan lahir

serta kematian perinatal.

3.9. Manajemen Data

Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk mengetahui:

Sebaran atau frekuensi dan proporsi dari setiap karakteristik dari

masing-masing responden.

Angka kejadian persalinan preterm

Gambaran berat badan lahir bayi

Gambaran kematian perinatal. (17,32)

Page 44: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data rekam medis pasien

yang melahirkan preterm dan bayi dari kelahiran pretem dari tanggal 1 Januari

2010 sampai 31 Desembar 2014 di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu,

Cilandak, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan

metode pengambilan sampel yaitu total sampling. Dari hasil pengambilan data

dengan cara tersebut didapatkan bahwa bayi yang dilahirkan pada RS Prikasih

dari tanggal 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2014 sebanyak 4036 orang dan

yang mengalami kelahiran preterm sebanyak 13 orang.

4.1 Deskripsi Hasil

4.1.1 Gambaran Kelahiran di RS Prikasih

4.1.1.1 Jumlah kelahiran dan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jumlah Kelahiran dan Jenis Kelamin di RS Prikasih Tahun

2010-2014

Tahun

Jumlah

Kelahiran

(Orang)

Jenis Kelamin

Laki-laki

(orang)

Perempuan (Orang)

2010 861 453 408

2011 906 486 420

2012 927 486 441

2013 699 356 343

2014 643 330 313

Total 4036 2111 1925

Rerata 807 422 385

Dari Tabel 4.1 didapatkan bahwa jumlah kelahiran di Rumah Sakit

Prikasih dari 2010-2014 sebanyak 4.036 kelahiran, dengan rerata 807

kelahiran per tahun. Jumlah kelahiran terendah terjadi pada tahun 2014

Page 45: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

30

(643 Kelahiran) dan yang paling tertinggi pada tahun 2012 (927

kelahiran). Dari gambaran diatas juga dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan jumlah kelahiran dari tahun 2010-2012, kemudian mengalami

penurunan dari tahun 2013-2014.

Berdasarkan jenis kelamin, dari 4.036 kelahiran terdapat 2.111

bayi laki-laki yang lahir, dan 1.925 bayi perempuan yang lahir. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio jenis kelamin (RJK) bayi laki-laki

terhadap bayi perempuan sebesar 110, jadi setiap kelahiran 100 bayi

perempuan terdapat kelahiran 110 bayi laki-laki. Angka ini lebih tinggi

dari RJK Indonesia tahun 2010 yaitu sekitar 101, dan RJK Jakarta Selatan

tahun 2013 yaitu sebesar 101, serta RJK Kecamatan Cilandak sendiri yang

sebesar 98. (34,35)

4.1.1.2 Insidensi Berat Badan Lahir

Tabel 4.2 Insidensi Berat Badan Lahir di RS. Prikasih tahun 2010-2014

Tahun

Kategori Berat Badan Lahir

Jumlah

(orang) BBLSR BBLR BBLN BBLB

N* % N* % N* % N* %

2010 9 1% 94 11% 744 86% 14 2% 861

2011 6 1% 78 8% 824 89% 19 2% 927

2012 28 3% 79 9% 774 85% 25 3% 906

2013 8 1% 65 9% 618 88% 8 1% 699

2014 7 1% 43 7% 578 90% 15 2% 643

Rerata 12 1% 72 9% 708 88% 16 2% 799

* Jumlah bayi (orang)

Dari Tabel 4.2 di atas dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan

angka bayi yang lahir dengan berat badan normal, yang pada tahun 2010

hanya sebesar 86%, menjadi 90% pada tahun 2014, dan secara rerata dapat

kita lihat bahwa bayi dengan BBLN sebesar 88%.

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan bayi dengan

berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) mengalami penurunan dari tahun

2010 sampai tahun 2014. Bayi dengan BBLSR tahun 2010 sebesar 1% dan

Page 46: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

31

pada tahun 2014 hanya sebesar 1%, dan secara rata-rata dari tahun 2010

sampai tahun 2014 sebesar 1%. Sedangkan bayi dengan BBLR pada tahun

2010 sebesar 11% dan pada tahun 2014 hanya sekitar 7%, dan secara

rerata sebesar 9%, hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil Riskedas tahun

2013 yang menyatakan bahwa angka kejadian BBLR di Indonesia sebesar

10,2% dan di DKI Jakarta sekitar 10%.(4)

4.1.1.3 Insidensi Kematian Perinatal

Angka kematian perinatal yang merupakan kematian janin dari usia

kehamilan 20 minggu sampai usia kelahiran kurang dari 7 hari biasanya

ditunjukkan dengan insidensi per 1.000 kelahiran. Adapun angka kematian

perinatal di Rumah Sakit Prikasih adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 Insidensi Kematian Perinatal di RS Prikasih Tahun 2010-2014

Tahun Jumlah Kelahiran

(orang)

Kematian Perinatal

(orang)

Angka Insidensi

(per 1.000 kelahiran)

2010 861 37 43

2011 906 27 30

2012 927 30 32

2013 699 22 31

2014 643 17 26

Total 4036 133 32

Dari Tabel 4.3 dapat kita lihat bahwa angka kelahiran jumlah

kematian setiap tahun mengalami penurunan. Dari angka insidensi sebesar

43 per 1.000 kelahiran pada tahun 2010, menurun menjadi 26 per 1.000

kelahiran pada tahun 2014, walaupun sempat terjadi kenaikan pada tahun

2012 yaitu 32 per 1.000 kelahiran. Penurunan angka kematian perinatal ini

merupakan hal yang baik, dan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

kualitas penanganan perinatal. Salah satu faktor penyebabnya yaitu

terdapatnya kebijakan rumah sakit yang mengharuskan merujuk pasien

dengan janin risiko tinggi ke rumah sakit yang memiliki fasilitas yang

Page 47: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

32

lebih baik, sehingga risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat ditangani

dengan baik.

Insidensi kematian perinatal dari tahun 2010-2014 sebesar 32 per

1.000 kelahiran, dan angka ini lebih tinggi dari data epidemiologi

Indonesia dan DKI Jakarta yang berturut-turut sebesar 26 dan 18 per 1.000

kelahiran. Tingginya angka kematian perinatal di rumah sakit ini

dibandingkan dengan angka insidensi Nasional dan DKI Jakarta, karena

angka epidemiologi Nasional dan DKI Jakarta tersebut merupakan angka

keseluruhan kelahiran yang termasuk di dalamnya kelahiran-kelahiran

yang tidak berisiko yang dilakukan di bidan atau fasilitas kesehatan tingkat

pertama, sedangkan angka insidensi di rumah sakit akan lebih tinggi

karena sebagian besar kelahiran yang dilakukan di rumah sakit adalah

kelahiran-kelahiran yang berisiko yang tentunya risiko angka kematian

perinatal juga akan meningkat. Namun demikian, angka insidensi

kematian perinatal tahun 2014 sudah sama dengan angka insidensi

Nasional. Oleh karena itu, hal ini perlu dipertahankan, bahkan

ditingkatkan agar dapat menurunkan angka kematian perinatal serendah

mungkin. (1)

4.1.1.4 Insidensi Kelahiran Preterm

Tabel 4.4 Insidensi Kelahiran Preterm di RS Prikasih Tahun 2010-2014

Tahun Jumlah Kelahiran (orang) Kelahiran Pretem (orang) Persentase (%)

2010 861 1 0,1

2011 906 2 0,2

2012 927 3 0,3

2013 699 3 0,4

2014 643 4 0,6

Total 4063 13 0,3

Dari Tabel 4.3 di atas dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan

insidensi kelahiran preterm dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Dan secara

rerata persentase kelahiran preterm sebesar 0,3%. Angka ini lebih rendah

dari data analisis Riskesdas tahun 2010 yang menunjukkan data 4,1%.

Yang mungkin menjadi salah satu penyebab rendahnya angka kelahiran

Page 48: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

33

preterm ini adalah kebijakan rumah sakit yang merujuk pasien dengan

janin risiko tinggi ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lebih baik, yang

termasuk di dalamnya pasien yang memiliki usia kehamilan di bawah 37

minggu atau kehamilan preterm, hal ini dibuktikan dari penelitian Deswita

pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa angka kejadian bayi prematur

dan berat badan lahir rendah rerata 14-16 bayi perbulan di RSAB Harapan

Kita dan sekitar 26-30 bayi perbulan di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan.

(15,39)

Tabel 4.5 Kategori Preterm Tahun 2010-2014

Kategori Preterm Jumlah (orang) Persentase (%)

Extreme (<28 minggu) 7 53,8

Very (28-31 minggu) 2 15,4

Late (32-36 minggu) 4 30,8

Jumlah 13 100

Dari tabel diatas didapatkan bahwa kategori kelahiran pretem

terbanyak yaitu kategori extereme pretem yaitu sebesar 53,8% atau 7

orang, diikuti oleh late preterm (30,8% atau 4 orang), dan very preterm

(15,4% atau 2 orang).

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa angka kelahiran

pretem sudah cukup rendah, dan ini merupakan hal yang baik, karena

dengan rendahnya angka preterm, angka kematian perinatal dan neonatal

pun akan semakin menurun. (15,29)

Page 49: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

34

4.1.2 Karakteristik Sampel

4.1.2.1 Sebaran Sampel berdasarkan Demografi

Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan dan Sebaran Usia Ibu dengan Bayi Preterm

tahun 2010-2014

Demografi Ibu Jumlah (orang) Persentase (%)

Tingkat Pendidikan Ibu

Sarjana (S1, S2, atau S3) 4 30,8

SMA 7 53,8

SMP 2 15,4

Usia Ibu (tahun)

21 1 8

22 1 8

23 0 0

24 2 15

25 0 0

26 0 0

27 1 8

28 3 23

29 1 8

30 2 15

31 1 8

Jumlah 13 100

Dari Tabel 4.5 didapatkan bahwa persentase tingkat pendidikan ibu

tertinggi yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 53,8%, diikuti

dengan Sarjana (S1, S2, atau S3) sebanyak 30,8%, dan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sebanyak 15,4%. Dari penelitian Morgen C S, dkk

didapatkan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor prediksi yang kuat

untuk terjadinya kelahiran preterm, pendidikan ibu yang lebih dari 12

tahun secara signifikan memiliki tingkat kelahiran preterm yang lebih

rendah dibandingkan yang lain, dan hal ini sesuai dengan penelitian ini

yang didapatkan bahwa angka kelahiran preterm untuk pasien dengan

pendidikan lebih dari 12 tahun (sarjana) hanya 30,8%, sedangkan sisanya

dialami oleh pasien dengan pendidikan yang lebih rendah. (40)

Selanjutnya secara sebaran usia ibu didapatkan bahwa usia

terbanyak ibu yang mengalami kelahiran preterm yaitu 28 tahun (23%).

Dari hasil ini tidak terdapat usia yang dominan, walaupun di berbagai

Page 50: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

35

jurnal dijumpai bahwa usia kehamilan mempengaruhi kelahiran preterm,

namun usia yang dimaksud adalah terlalu muda (<18 tahun) atau terlalu

tua (>35 tahun). (36)

4.1.2.2 Sebaran Sampel berdasarkan Status Gestasi Ibu

Tabel 4.7 Status Gestasi Ibu dengan Bayi Preterm tahun 2010-2014

Status Gestasi Jumlah (orang) Persentase (%)

Pertama 5 38

Kedua 6 46

Ketiga 2 15

Jumlah 13 100

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa persentase kelahiran

preterm terbanyak pada gestasi kedua (46%), diikuti oleh gestasi pertama

(38%), dan yang paling rendah yaitu gestasi ketiga (15%). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Shaikh K dkk, didapatkan bahwa jumlah

kelahiran yang lebih banyak berpengaruh dengan kelahiran preterm. (37)

4.1.3 Gambaran Berat Badan dan Kematian Perinatal pada Kelahiran

Preterm

4.1.3.1 Gambaran Berat Badan Lahir pada Kelahiran Preterm

Tabel 4.8 Gambaran Berat Badan lahir berdasarkan Kategori Preterm

tahun 2010-2014

Kategori

Berat

Badan

Lahir

Kategori Preterm

Jumlah Extreme

(<28 minggu)

Very

(28-31 minggu)

Late

(32-36 minggu)

N* % N* % N* % N* %

BBLSR 7 100% 1 50% 1 25% 9 69%

BBLR 0 0% 1 50% 3 75% 4 31%

BBLN 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%

BBLB 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%

Jumlah 7 100% 2 100% 4 100% 13 100%

* Jumlah bayi Preterm (orang)

Page 51: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

36

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan bahwa semua kelahiran preterm

berada pada kategori berat badan di bawah normal, baik di berat badan lahir

sangat rendah (BBLSR) ataupun berat badan lahir rendah (BBLSR). Dan

dapat kita lihat pula bahwa angka persentase BBLSR semakin menurun

dengan bertambahnya usia preterm, sebaliknya angka persentase BBLR

semakin meningkat.

Secara rerata, kelahiran preterm menyebabkan bayi dengan kategori

BBLSR sebanyak 69%, dan sisanya menyebabkan bayi dengan kategori

BBLR yaitu sebanyak 31%. Dan ini memang sesuai dengan beberapa

referensi yang menyatakan bahwa kelahiran preterm adalah penyebab utama

dalam terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR). (27)

4.1.3.2 Gambaran Kematian Perinatal pada Kelahiran Preterm

Tabel 4.9 Gambaran Kematian Perinatal berdasarkan Kategori Preterm

tahun 2010-2014

Kategori Preterm

Status Perinatal Jumlah

(orang)

Presentase

Kematian

Perinatal Hidup

(orang)

Meninggal

(orang)

Extreme (<28 minggu) 1 6 7 85,7%

Very (28-31 minggu) 0 2 2 100%

Late (32-36 minggu) 3 1 4 25%

Jumlah 4 9 13 69,2%

Dari Tabel 4.8 didapatkan bahwa walaupun persentase kematian

perinatal tertinggi terjadi pada usia kelahiran 28-31 minggu, namun angka

kematian perinatal semakin menurun dengan bertambahnya usia janin.

Dan didapatkan bahwa rerata angka mortalitas perinatal pada kelahiran

preterm cukup tinggi yaitu sebesar 69,2%. Dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.9

didapatkan bahwa kelahiran preterm menjadi penyebab sekitar 10% dari

kematian kematian perinatal (13 bayi dari 133 bayi) di Rumah Sakit

Prikasih tahun 2010-2014. Dengan tingginya angka mortalitas perinatal

ini, menurut penelitian Rush R W kelahiran preterm menyebabkan 85%

kematian perinatal. (28)

Page 52: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

37

Tabel 4.10 Gambaran Kematian Perinatal berdasarkan BBL Bayi Preterm

tahun 2010-2014

Kategori Berat

Badan Lahir

Status Perinatal Jumlah

(orang)

Presentase

Kematian

Perinatal Hidup

(orang)

Meninggal

(orang)

BBLSR 2 7 9 77,8%

BBLR 2 2 4 50,0%

Jumlah 4 9 13 69,2%

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pada kelahiran

preterm, kematian perinatal tertinggi terjadi pada bayi dengan Berat Badan

Sangat Rendah (BBLSR) yaitu sebesar 77,8%. Angka presentase kematian

menurun dengan meningkatnya berat badan lahir bayi preterm. Dengan

tingginya angka tersebut, sesuai dengan laporan WHO yang menyatakan

bahwa berat badan dibawah normal memiliki kontribusi sebesar 60-80%

dari seluruh kematian bayi. (30)

Tabel 4.11 Gambaran Kematian Perinatal berdasarkan Kategori Preterm

dan BBL tahun 2010-2014

Kategori

Berat

Badan

Lahir

Kategori Preterm

Extreme (<28 minggu)

Very (28-31 minggu)

Late (32-36 minggu)

N*

+**

%

N*

+**

%

N*

+**

%

BBLSR

7

6

86%

1

1

100%

1

0

0%

BBLR

0

0

0%

1

1

100%

3

1

33%

Jumlah

7

6

86%

2

2

100%

4

1

25%

* Jumlah bayi Preterm (orang)

** Jumlah kematian perinatal (orang)

Dari Tabel 4.11 didapatkan bahwa walaupun seorang janin lahir dengan

usia antara 20 sampai kurang dari 28 minggu, masih terdapat harapan

untuk hidup, walaupun sedikit. Al-Qur’an ternyata telah menjelaskan

tentang hal tersebut, yaitu bahwa usia minimal janin bisa bertahan hidup

Page 53: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

38

yaitu sekitar 24 minggu. Usia minimal tersebut didapatkan dari dua ayat di

dalam al-Qur’an, yaitu ayat 15 surat al-Ahqaf yang berbunyi:

وحمله وفصاله ثلاثىن شهرا

Artinya:

“Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”. (QS.

Al-Ahqaf: 15)

Dari ayat tersebut, al-Qur’an menjelaskan bahwa durasi minimal

untuk mengandung dan menyusui adalah 30 bulan, di ayat lain Allah SWT

berfirman bahwa durasi minimal untuk menyusui saja yaitu 24 bulan (2

tahun penuh), sebagaimana tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 233,

Allah SWT berfirman:

والىالدات يرضعه أوالدهه حىليه كامليه لمه

م الرضاعةأراد أن يت

Artinya:

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,

yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS. Al-Baqarah:

233)

Dari 2 ayat di atas dapat disimpulan bahwa waktu minimal untuk

mengandung yaitu sekitar 6 bulan (30 bulan-24 bulan) atau sekitar 24

minggu, dan hal ini sesuai dengan yang didapatkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan penelitian ini, walaupun seorang bayi termasuk dalam

kategori extreme preterm (20-<28 minggu), bayi tersebut masih memiliki

harapan hidup yaitu sebesar 14,3%.(41)

Namun demikian, walaupun terdapat bayi yang dapat melewati

masa perinatal, namun karena keterbatasan data, kami tidak dapat

mengetahui bagaimana kualitas hidup atau outcome dari bayi tersebut,

Page 54: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

39

karena bayi yang lahir preterm selain memiliki risiko yang lebih untuk

mengalami kematian perinatal juga memiliki risiko untuk mengalami

komplikasi baik yang jangka pendek seperti gangguan pernapasan,

gangguan saraf, ataupun jangka panjang seperti gangguan kognitif dan

neurologi saat usia sekolah. (38)

4.2 Analisis Hasil

4.2.1 Hubungan antara Jenis Kelahiran dengan Berat Badan Lahir

Tabel 4.12 Hubungan antara Kelahiran Preterm dengan Kejadian Berat

Badan Lahir di Bawah Normal (BBLR/SR)

Berat Badan lahir

Jumlah P-Value

BBLR/SR

N (%)

BBLN

N (%)

Kelahiran Preterm 13 (100%) 0 (0%) 13

0,00 Normal 404 (10,2%) 3565 (89,8%) 3969

Jumlah 417 (10,5%) 3565 (89,5%) 3982

Dari Tabel 4.12 didapatkan bahwa jumlah kelahiran yang memiliki

berat badan lahir rendah/sangat rendah (BBLR/SR) dan berat badan lahir

normal (BBLN) sebanyak 3982 bayi. Terdapat 81 kelahiran dari seluruh

kelahiran (4.063 kelahiran) yang tidak dimasukkan, karena memiliki berat

badan lahir besar (BBLB). Dari analisis diatas, didapatkan bahwa

kelahiran preterm memiliki hubungan yang signifikan bermakna dalam

menyebabkan berat badan lahir dibawah normal (BBLR/SR) dengan nilai

P<0,05.

4.2.2 Hubungan antara Jenis Kelahiran dengan Kematian Perinatal

Tabel 4.13 Hubungan antara Kelahiran Preterm dengan Kematian

Perinatal

Kematian Perinatal

Jumlah P-Value

Meninggal

N (%)

Hidup

N (%)

Kelahiran Preterm 9 (69,2%) 4 (30,8%) 13

0,00 Normal 124 (3,1%) 3926 (96,9%) 4050

Jumlah 133 (3,3%) 3930 (96,7%) 4063

Page 55: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

40

Dari Tabel 4.13 didapatkan bahwa jumlah kematian perinatal

sebesar 133 bayi (3,3%). Dari analisis diatas, didapatkan bahwa kelahiran

preterm memiliki hubungan yang signifikan bermakna dalam

menyebabkan kematian perinatal dengan nilai P<0,05.

4.3. Keterbatasan Penelitian

1. Data yang diambil berasal dari rumah sakit swasta yang tentunya angka

kelahirannya lebih sedikit dari angka kelahiran di rumah sakit

pemerintah, sehingga angka kelahiran pretemnya pun sedikit.

2. Terdapat keterbatasan data, sehingga tidak dapat mencari faktor-faktor

apa saja yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya preterm serta tidak

dapat mengetahui kualitas hidup ataupun outcome dari bayi preterm

yang dapat melewati masa perinatalnya.

Page 56: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

41

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada penelitian ini diketahui bahwa angka kejadian kelahiran preterm

pada tahun 2010-2014 di Rumah Sakit Prikasih sebesar 0,3%. Dengan

kategori terbanyak extreme preterm (53,8%), diikuti dengan late

preterm (30,8%) dan very preterm (15,4%).

2. Berdasarkan berat badan lahir, semua bayi dengan kelahiran preterm

memiliki berat badan lahir di bawah nomal. Bayi preterm yang

termasuk BBLSR (69%), 77,8% mengalami kematian perinatal dan

bayi dengan BBLR (31%), 50% mengalami kematian perinatal.

Berdasarkan kategori kelahiran preterm, bayi dengan kategori extreme

preterm (53,8 %), semua bayi memiliki BBLSR dan 86% mengalami

kematian perinatal. Bayi dengan kategori very preterm (15,4%), 50%

termasuk BBLSR dan 50% termasuk BBLR, serta semuanya

mengalami kematian perinatal. Dan bayi dengan kategori late preterm

(30,8%), 25% termasuk dalam kategori BBLSR, dan 75% termasuk

BBLR, serta terdapat 33% kematian perinatal pada bayi dengan

BBLR. Angka kematian perinatal akibat kelahiran preterm sebesar

69,2%, sedangkan kualitas hidup atau outcome dari bayi preterm yang

dapat melewati masa perinatal belum bisa ditunjukkan dalam

penelitian ini.

3. Kelahiran preterm secara signifikan bermakna dalam menyebabkan

berat badan lahir di bawah normal dan kematian perinatal (P<0,05).

Page 57: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

42

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran yang

diberikan sebagai berikut:

a. Masyarakat Umum

Pada penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa kelahiran preterm

memiliki dampak yang sangat besar dalam lahirnya bayi dengan berat

badan di bawah normal dan kematian perinatal. Oleh karena itu,

walaupun faktor risiko pasti dari persalinan preterm masih belum

diketahui dan masih dalam proses penelitian, diharapkan masyarakat

menghindari faktor-faktor terjadinya kelahiran preterm dan lebih

waspada apabila memiliki faktor-faktor tersebut, sehingga angka

kelahiran preterm dapat diturunkan dan dampak lebih lanjut seperti

lahirnya bayi dengan berat badan lahir di bawah normal serta angka

kematian perinatal dapat dihindari.

b. Rumah Sakit

Pihak rumah sakit diharapkan memiliki dan mendokumentasikan

rekam media yang lengkap, agar data yang dibutuhkan untuk proses

penelitian menjadi lebih lebih lengkap, sehingga hasil dari penelitian

dapat optimal demi pengembangan ilmu pengetahuan.

c. Peneliti

Penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan pada rumah sakit atau

tempat pelayanan kesehatan dengan pasien yang melakukan kelahiran

lebih banyak, sehingga sampel penelitian yang mengalami kelahiran

preterm lebih banyak. Dan juga penelitian selanjutnya, diharapkan

dapat mencari faktor-faktor prediksi kelahiran preterm serta dampak

dan outcome jangka pendek ataupun jangka panjang pada bayi preterm

yang dapat bertahan hidup.

Page 58: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

43

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Maternal and perinatal country profil Indonesia: Department of

Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health.

2. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo; 2008

3. Howson, Kinney MV, Lawn JE. Born Too Soon: The Global Action

Report on Preterm Birth. Geneva: World Health Organization; 2012.

4. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan; 2013.

5. WHO. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit, pedoman bagi rumah

sakit rujukan tingkat pertama di kabupaten/kota. Jakarta: WHO Indonesia;

2008

6. American Academy of Pediatrics. Clinical report – Standar terminology of

fetal, infant, and perinatal deaths. American Academy of Pediatrics. 2011.

7. Wilcox A J, Skjaerven R. Birth Weight and Perinatal Mortality: The Effect

of Gestational Age. Am J Public Health. 1992;82:378-382

8. Tortora G J, Derrickson B. Principle of anatomy and physiology. 12th

ed.

USA: John Wiley & Sons, Inc; 2009.

9. Cunningham F G, Leveno K J, Bloom S L, Hauth J C, Rouse D J, Spong C

Y. Williams Obstetrics. 23th ed. US: McGraw-Hill Companies. 2010.

10. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: ECG;

2012.

11. Beck S, Wojdyla D, Say L, Betran A P, Meraildi M, Requejo J H, et al.

The worldwide incidence of preterm birth: a systematic review of maternal

mortality and morbidity. Bull World Health Organ 2010;88:31–38

12. ACOG. Preterm (prematur) labor and birth. FAQ 087, 2014.

13. WHO. Preterm Birth, 2014. Available from:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs363/en/ (31/01/2015. Pukul

15:47)

14. Purwahati N W R, Mardiyaningsih E, Wulansari. Hubungan antara pecah

ketuban dini dengan persalinan prematur di Rumah Sakit Mutiara Bunda

Page 59: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

44

Salatiga. 2014. Available from:

jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1233/1286

(02/02/2015.Pukul 21.55)

15. Agustiana T. Faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan prematur

di Indonesia tahun 2010 (analisis data Riskesdas 2010). Jakarta: FKM UI;

2012.

16. NIH. What are the risk faktors for preterm labor and birth?. 2014.

Available from:

http://www.nichd.nih.gov/health/topics/preterm/conditioninfo/Pages/who_

risk.aspx (02/02/2015.Pukul 22.35)

17. Kiran P, Ajay B, Neena G, Geetanjaly K. Predictive Value of Various

Risk Faktor for Preterm labor. J Obstet Gynecol India. 2010;60:141-145

18. Ahmed S R, El-Sammani M E, Al-Sheeha M A, Aitallah A S, Khan F J,

Ahmed S R. Pregnancy Outcome in Women with Threatened Miscarriage:

a Year Study. Mat Soc Med. 2012; 24(1): 26-28

19. WHO expert consultant. Appropriate body-mass index for Asian

populations and its implications for policy and intervention strategies.

Lancet. 2004; 363: 157–63

20. Goldenberg RL, Iams JD, Mercer BM, Meis PJ, Moawad AH, Copper

RL, et al. The preterm prediction study: the value of new vs standard risk

faktors in predicting early and all spontaneous preterm births. NICHD

MFMU Network. Am J Public Health. 1998 Feb; 88(2): 233–238.

21. Al-Salami KS, Alyasin ZT, Hussain RN. Influence of body mass index on

the incidence of preterm labour. Bas J Surg. 2009.

22. Goldenberg R L, Culhane J F, Lams J D, Romero R. Epidemiology and

causes of preterm birth. 2008: 371

23. Krohn MA, Hillier SL, Nugent RP, et al. The genital fl ora of women with

intraamniotic infection. J Infect Dis. 1995; 171: 1475–80.

24. Hillier SL, Krohn MA, Cassen E, et al. The role of bacterial vaginosis and

vaginal bacteria in amniotic fl uid infection in women in preterm labor

with intact fetal membranes. Clin Infect Dis. 1994; 20: S276–78.

Page 60: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

45

25. Cram LF, Zapata MI, Toy EC, Baker B 3rd. Genitourinary infections and

their association with preterm labor. Am Fam Physician. 2002 Jan

15;65(2):241-8.

26. Wilcox A J. Reformulations on the importence and the unimportance of

birthweight. Great Britain: International Epidemiological Association.

2001;30:1233-1241.

27. Behrman R E, Kliegman R M, Jenson H B. Nelson texbook of pediatrics.

17th

ed. USA: Saunders, An Imprint of Elsevier. 2014.

28. Rush RW, Keirse MJ, Howat P, Baum JD, Anderson AB, Turnbull AC.

Contribution of preterm delivery to perinatal mortality. British Medical

Journal. 1976;2(6042):965-968.

29. Jehan M, Harris H, Salat S, Zeb A. Mobeen N, Pasha O, McClure, et al.

Meonatal Mortality, risk factors and causes: a prospective population-

based cohort study in urban Pakistan. Bulletin of the World Health

Organization. 2009;87:130-138. Available from:

http://www.who.int/bulletin/volumes/87/2/08-050963/en/

30. WHO. Care of the preterm and/or low-birth-weight newborn. Available

from:

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/newborn/care_of_pr

eterm/en/

31. Dahlan S. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 4. Jakarta:

Salemba Medika; 2009

32. Dahlan S. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang

kedokteran dan kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto; 2010

33. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi

3. Jakarta: Sagung Seto; 2010

34. Junaidi H. Analisis kuantitas dan kualitas penduduk sebagai modal dasar

dan orientasi pembangunan di Provinsi Jambi. Jambi; 2011.

35. Badan Pusat Statistik Jakarta Selatan. Jumlah penduduk menurut

kecamatan, jenis kelmin, dan rasio jenis kelamin 2013. Jakarta, 2013.

Available from: http://jakselkota.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=4

Page 61: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

46

36. Lisonkova S, Janssen P A, Sheps S B, Lee S K, Dehlgren L. The effect of

maternal age on adverse birth outcome: Does parity matter? J Obstet

Gynaecol Can. 2010;32(6):541–548.

37. Shaikh K, Premji S S, Rose M S, Kazi A, Khowaja S, Tough S. The

Association between parity, infant gender, higher level of paternal

education and preterm birth in Pakistan: a cohort study. BMC Pregnancy

and Childbirth. 2011, 11:88

38. Marlow N, Wolke D, Bracewell MD, et al. Neurologic and developmental

disability at six years of age after extremely preterm birth. New England

Journal of Medicine. 2005;352(1) :9-19.

39. Deswita. Pengaruh perawatan metode kangguru terhadap respon fisiologis

bayi prematur dan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi di dua rumah

sakit di Jakarta. Jakarta: FIK UI; 2010.

40. Morgen C S, Bjork C, Andersen P K, Mortensen L H, Andersen A N.

Sosioeconomic position and the risk of preterm birth: a study within the

Danish National Birth Cohort. International Journal of Epidemiology.

2008;37:1109-1120.

41. Departemen Agama RI. Qur’an Tajwid dan Terjemahnya. Jakarta:

Magfirah Pustaka; 2006.

Page 62: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

47

Lampiran 1. Riwayat Hidup

Riwayat Hidup

1. Identitas Diri

Nama Lengkap : M. Ilyas Saputera

Nama Panggilan : Ilyas

Tempat, Tanggal Lahir : Negara, 15 April 1994

Golongan Darah : B

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pekapuran Kecil, No. 30, RT 02/III,

Negara, Kalimantan Selatan

Alamat Domisili : Jl. Tarumanegara, No. 100, Ciputat,

Tanggerang Selatan

No. Telp/Hp : 0856 844 7904

Email : [email protected]

2. Riwayat Pendidikan

TK Melati, Kalimantan Selatan (1999-2000)

SDN 1 Pekapuran Kecil, Kalimantan Selatan (2000-2006)

SMP Darul Hijrah Putra, Kalimantan Selatan (2006-2009)

MA Darul Hijrah Putra, Kalimantan Selatan (2009-2012)

PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (2012-Sekarang)

3. Riwayat Organisasi

Ketua Lulusan ke-20 Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra (2011-2012)

Ketua Fungsional BEMPD (2014)

Wakil Ketua DEMA FKIK (2014-Sekarang)

Wakil Koordinator Nasional Bidang Pendidikan dan Profesi ISMKI (2015-

Sekarang)

Ketua Delegasi Indonesia di APRM IFMSA, Filipina (2015)

Ketua MedProbe 2015 (Join Project ISMKI-CIMSA-AMSA) (2015)

Page 63: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

48

Lampiran 2. Output SPSS

Jenis Kelahiran dengan BBL

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelahiran * BBLahir 3982 100,0% 0 0,0% 3982 100,0%

Kelahiran * BBLahir Crosstabulation

BBLahir

Total BBLR/SR Normal

Kelahiran Preterm Count 13 0 13

Expected Count 1,4 11,6 13,0

% within Kelahiran 100,0% 0,0% 100,0%

% within BBLahir 3,1% 0,0% 0,3%

Normal Count 404 3565 3969

Expected Count 415,6 3553,4 3969,0

% within Kelahiran 10,2% 89,8% 100,0%

% within BBLahir 96,9% 100,0% 99,7%

Total Count 417 3565 3982

Expected Count 417,0 3565,0 3982,0

% within Kelahiran 10,5% 89,5% 100,0%

% within BBLahir 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 111,503a 1 ,000

Continuity Correctionb 102,128 1 ,000

Likelihood Ratio 59,035 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear

Association 111,475 1 ,000

N of Valid Cases 3982

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,36.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 64: ANGKA KEJADIAN PERSALINAN PRETERM BERAT BADAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29524/1/Muhammad... · ... baik di Indonesia ataupun di ... deskriptif-analitik

49

Jenis Kelahiran dengan Kematian Perinatal

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelahiran * Kematian 4063 100,0% 0 0,0% 4063 100,0%

Kelahiran * Kematian Crosstabulation

Kematian

Total Meninggal Hidup

Kelahiran Preterm Count 9 4 13

Expected Count ,4 12,6 13,0

% within Kelahiran 69,2% 30,8% 100,0%

% within Kematian 6,8% 0,1% 0,3%

Normal Count 124 3926 4050

Expected Count 132,6 3917,4 4050,0

% within Kelahiran 3,1% 96,9% 100,0%

% within Kematian 93,2% 99,9% 99,7%

Total Count 133 3930 4063

Expected Count 133,0 3930,0 4063,0

% within Kelahiran 3,3% 96,7% 100,0%

% within Kematian 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 179,189a 1 ,000

Continuity Correctionb 158,900 1 ,000

Likelihood Ratio 46,352 1 ,000

Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear

Association 179,145 1 ,000

N of Valid Cases 4063

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,43.

b. Computed only for a 2x2 table