anggaran sektor publik (kel.3)
DESCRIPTION
Makalah Akuntansi Sektor PublikTRANSCRIPT
ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pengampu : Anim Rahmayati, SEI, M. Si.
Disusun oleh :
Ilham Mujahidin 122221053
Istiqomah Budianti 122221058
Lina Lathifah 122221067
Kelompok 3 AKS A/B/C
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
BAB I
0
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendekatan penganggaran sektor publik dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
pendekatan fungsional dan pendekatan pengambilan keputusan. Pendekatan
fungsional dilakukan dengan penerapan penyaluran anggaran terhadap kegiatan
fungsional organisasi/lembaga dengan tujuan untuk mengoptimalkan berbagai
aktivitas lembaga sekaligus mengintegrasikan berbagai program melalui proses
penyesuaian. Penyesuaian ini dapat dilakukan melalui evaluasi dan analisis keuangan
secara berurutan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pendekatan Penganggaran Sektor Publik?
2. Apa saja fungsi anggaran sektor publik?
3. Apa saja Jenis-jenis anggaran sektor publik?
4. Bagaimana pendekatan penyusunan sektor publik?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pendekatan penganggaran sektor publik
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi anggaran sektor publik
3. Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran sektor publik
4. Untuk mengetahui pendekatan penyusunan sektor publik
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan anggaran.
Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan tahapan yang cukup rumit
dan mengandung nuansa politik yang tinggi.
Proses penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan
strategi dan perencanaan strategik telah selesei dilakukan. Tahap penganggaran
menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada
kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun.
Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik :
1. Aspek perencanaan
2. Aspek pengendalian
3. Aspek akuntabilitas public
B. PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk
rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran berisi
estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi dimasa yang akan datang.
Secara singkat bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana finansial
yang menyatakan :
1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/anggaran)
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai
rencana
2
C. PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Tidak semua aspek kehidupan masyarakat tercakup oleh anggaran sektor
publik. Terdapat beberapa aspek kehidupan yang tidak tersentuh oleh anggaran sektor
publik, baik skala nasional maupun lokal.
Dalam sebuah Negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat,
uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukan rencana
pemerintah untuk membelajakan anggaran.
Anggaran dan Kebijakan Fiscal Pemerintah
Kebijakan fiscal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan ekonomi melalui system pengeluaran atau system perpajakan
untuk mencapai tujuan tertentu. Alat utama kebijakan fiscal adalah anggaran.
Anggaran sektor publik harus dapat memenuhi kriteria berikut :
Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat
Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah,
pemerintah provinsi atau pemerintah daerah
Anggaran sektor publik penting karena beberapa hal :
1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
social ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang
tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas.
3. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung
jawab terhadap rakyat
3
D. FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran Sebagai Alat Perencanaan
Dengan anggaran, organisasi mengetahui apa yang harus dilakukan dan ke arah
mana kebijakan yang dibuat.
Anggaran Sebagai Alat Pengendalian
Anggaran digunakan untuk menghindari adanya pengeluaran terlalu besar
(overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya (misspending).
Anggaran sebagai alat kebijakan fiscal
Anggaran dapat digunakan sebagai alat menstabilkan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Anggaran sebagai alat politik
Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik.
Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit
kerja dalam lingkungan kerja.
Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi
anggaran.
4
Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer, dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
E. JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
1. Anggaran Operasional
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari
dalam menjalankan pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang dapat
dikategorikan dalam anggaran operasional adalah "belanja rutin". Belanja rutin
adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak
dapat menambah aset atau kekayaan bagi penmerintah. Disebut "rutin" karena
sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap tahun. Secara umum,
pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain belanja
Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan pemeliharaan.
2. Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelnjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan
pinjaman. Belanja investasi / modal adalah pengeluaran yang manfaatnya
cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan
pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya
operasional dan pemeliharaan. Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang
digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor
tersebut.
F. PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Prinsip-prinsip di dalam anggaran sektor publik meliputi:
a. Otorisasi oleh legislatif
5
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu
sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
b. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip
anggaran yang bersifat komprehensif.
c. Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.
d. Nondiscretionary Appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara
ekonomis, efisien dan efektif.
e. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun
multi tahunan.
f. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi,
yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi
anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya understimate pendapatan dan
over estimate pengeluaran.
g. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak
membingungkan.
h. Diketahui publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
G. PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN
Anggaran meliputi empat tahap yaitu:
a. Tahap persiapan anggaran ( preparation)
Pada tahap persiapan, bagaimana anggaran menyiapkan format anggaran
yang dipakai. Kemudian, setiap unit di pemerintahan mengajikan anggaran yang
6
selanjutnya akan dikonsolidasikan oleh bagian anggaran. Setelah di review dan
diadakan dengar pendapat ke semua unit, anggaran ini akan disetujui oleh kepala
pemerintahan.
b. Persetujuan lembaga legislatif (legislatif enactment)
Anggaran diajukan ke lembaga legislatif untuk mendapatkan persetujuan. Dalam
hal ini, lembaga legislatif akan mengadakan pembahasan dua memperoleh
pertimbangan-pertimbangan untuk menyetujui atau menolak anggaran tersebut.
c. Administrasi (administration)
Setelah anggaran disahkan, pelaksanaan anggaran dimulai baik pengumpulan
pendapatan yang ditargetkan maupun pelaksanaan belanja yang telah
direncanakan. Bersamaan dengan tahap pelaksanaan ini dilakukan pula proses
administrasi anggaran berupa pencatatan dan belanja yang terjadi.
d. Pelaporan (reporting)
Pelaporan dilakukan pada akhir periode atau pada waktu-waktu tertentu yang
ditetapkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses akuntansi yang
telah berlangsung selama proses pelaksanaan.
e. Pemeriksaan (Post-audit)
Kemudian, laporan yang diberikan atas pelaksanaan anggaran diperiksa (diaudit)
oleh sebuah lembaga pemeriksa independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi
masukan atau umpan balik untuk proses penyusunan pada periode berikutnya.
H. PERKEMBANGAN PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Perkembanagan anggaran sektor public telah menjadi instrument kebijakan multi
fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Agar fungsi
perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta
pencatatan harus dilakukan dengan cermat dan sistematis melalui dua pendekatan
utama penyusunan anggaran publik yaitu
a) Anggaran tardisional atau anggaran konvensional
Cara penyusunan anggaran tradisional dengan pendekatan :
7
1. Incrementalism
Anggaran tradisional bersifat incrementalism berarti hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada
sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar
untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa
dilakukan kajian yang mendalam.
2. Line-item
Didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran .
metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item
penerimaan dan pengeluaran pada anggaran, walapun item itu sudah tidak
relevan lagi digunakan pada periode sekarang.
Kelemahan anggaran tradisional
- Hubungan yang tidak memadai antara anggaran tahunan dan rencana
pembangunan jangka panjang.
- Pendekatan incremental menyebabakan sejumlah besar pengeluaran tidak
pernah diteliti secara menyeluruh.
- Lebih berorientasi pada input dari pada output.
- Sekat-sekat antara departemen yang kaku membuat tujuan nasional sulit
dicapai.
- Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
- Anggaran tahunan bersifat tahunan.
- Sentralisasi penyiapan anggaran, informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran.
- Persetujuan anggaran yang terhambat, sering terjadi manipulasi anggaran.
- Aliran anggaran yang tidak rutin mengidentifikasi masalah tindakan.
8
Contoh anggaran tradisional
Anggaran Polres PantiBelanja gaji 10.000.000Belanja persediaan 12.000.000Belanja makanan 4.000.000Belanja perjalanan 3.000.000Belanja lain – lain 1.000.000Total 30.000.000
b) Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM
New Public Management (NPM) berfokus pada kinerja organisasi, bukan
pada kebijakan. Salah satu model NPM adalah model pemerintahan yang
diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam pandangannya
yang dikenal dengan konsep reinventing government.
Perspektif baru pemerintahan ini adalah:
1. Pemerintahan katalis : berfokus pada pemberian pengarahan bukan produksi
pelayanan public
2. Pemerintahan milik masyarakat : memeberdayakan masyarakat dari pada
melayani.
3. Pemerintahan yang kompetitif : menyuntikan semangat kpmpetisi dalam
pemberian pelayanan publik.
4. Pemerintahan yang disegerakan oleh misi : mengubah organisasi yang
digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
5. Pemerintahan yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan.
6. Pemerintahan berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan
bukan birokrasi.
7. Pemerintahan wirausaha : mamapu menciptakan pendapatan dan tidak
sekedar membelanjakan.
8. Pemerintahan antisipatif : berupaya mencegah dari pada mengobati.
9. Pemerintahan desentralisasi : dari hierarki menuju partisipasi tim kerja
9
10. Pemerintahan berorientasi pada mekanisme pasar : mengadakan perubahan
dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan mekanisme
administratif (sistem prosedur dan paksaan)
Perbandingan anggaran tradisional dengan anggaran berbasis NPM
Anggaran Tradisional New Public Management
Sentralistis Desentralisasi & devolved management
Terorientasi pada input Berorientasi pada input, output & outcome
Tak terkait dengan perencanaan jangka
panjang
Utuh & komprehensif dengan perencanaan
jangka panjang
Line-item & incremental Berdasarkan sasaran kinerja
Batasan departemen yang kaku Lintas departemen
Gunakan aturan klasik: vote accounting ZBB, PPBS
Prinsip anggaran bruto Sistematik & rasional
Bersifat tahunan Bottom-up budgeting
1. Anggaran kinerja
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang
terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan
oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayan publik. Anggaran dengan
pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value for money dan
pengawasan atas kinerja output. Pendekatan ini juga mengutamakan
mekanisme penentuan dan pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang
sistematik dan rasional dalam proses pengambilan keputusan.
Anggaran kinerja didasarkan pada tujuan dan sasaran kinerja. Oleh
karena itu, anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penilaian
kinerja didasarkan pada pelaksanaan value for money dan efektivitas
10
anggaran. Pendekatan ini cenderung menolak pandangan anggaran tradisional
yang menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan, pemerintah
akan menyalahgunakan kedudukan mereka dan cenderung boros
(overspending).
Contoh anggaran kinerja
Anggaran polres Panti1. Pengamanan Lantas Anggaran Realisasi
Belanja gaji 3.000.000 3.500.000Belanja persediaan 4.000.000 4.000.000Belanja makanan 2.000.000 2.000.000Belanja perjalanan 1.000.000 1.000.000Jumlah 10.000.000 10.500.000
2. DalmasBelanja gaji 3.000.000 3.000.000Belanja persediaan 4.000.000 3.000.000Belanja makanan 1.500.000 1.500.000Belanja perjalanan 1.000.000 1.000.000Belanja lain –lain 500.000 500.000Jumlah 10.000.000 9.000.000
3. Diklat Belanja gaji 4.000.000 3.000.000Belanja persediaan 4.000.000 4.000.000Belanja makanan 500.000 500.000Belanja perjalanan 1.000.000 500.000Belanja lain –lain 500.000 500.000Jumlah 10.000.000 8.500.000Total 30.000.000 28.000.000
2. Zero Based Budgeting (ZBB)
Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan yang ada pada sistem anggara tradisional. Penyusunan anggaran
dengan menggunakan konsep Zero Based Budgeting dapat menghilangkan
incrementalism dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol
(zero-base). ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun
11
anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan
saat ini.
Proses Implementasi ZBB
Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Identifikasi unit-unit keputusan
Struktur organisasi pada dasarnya terdiri dari pusat-pusat
pertanggungjawaban (responsibility center). Zero Based Budgeting
merupakan sistem anggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban
sebagai dasar perencanaan dan pengendalian anggaran.
2. Penentuan paket-paket keputusan
Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai bagian
dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara
individual. Paket keputusan dibuat oleh manajer pusat
pertanggungjawaban dan harus menunjukkan secara detail estimasi biaya
dan pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan
perolehan manfaat. Terdapat dua jenis paket keputusan, yaitu:
a. Paket keputusan mutually-exclusive.
b. Paket keputusan incremental.
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
Jika paket keputusan telah disiapkan, tahap berikutnya adalah meranking
semua paket berdasarkan manfaatnya terhadap organisasi.
Keunggulan ZBB
Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi
sumber daya secara lebih efisien
ZBB berfokus pada value for Money
Mempermudah untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan
ketidakefektifan biaya
Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
12
Kelemahan ZBB
Prosesnya memakan waktu lama, terlalu teoritis, dan tidak praktis
ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek
Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju
Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah pada proses meranking dan
mereview paket keputusan
3. Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
PBBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori
sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya
adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. PBBS ini ditujukan
untuk membantu manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi
sumber daya secara lebih baik.
Proses implementasi PPBS :
1. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan
jelas
2. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
3. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-
benefit dari masing-masing program
4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil
5. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui
Karakteristik PPBS
Berfokus pada tujuan dan aktivitas untuk mencapai tujuan
PBBS berorientasi pada masa depan
Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi
Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif dan program
yaitu identifikasi tujuan, identifikasi secara sistematik alternatif program
untuk mencapai tujuan, estimasi biaya total dari masing-masing alternatif
13
program, dan estimasi manfaat yang ingin diperoleh dari masing-masing
alternatif program.
Kelebihan PBBS
- Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen
puncak ke manajemen menengah.
- Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja
- Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya dalam
perencanaan program.
- Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi,
dan kerja sama antar departemen.
Kelemahan PBBS
- PBBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data,
dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
- Implementasi PBBS membutuhkan biaya yang besar.
- PBBS sulit untuk diimplementasikan.
- PBBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai
kumpulan manusia yang kompleks.
Masalah utama penggunaan ZBB dan PBBS
1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif
untuk melakukan aktivitas.
2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif, terutama untuk
mengukur output
3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan,
perubahan politik, dan ekonomi
4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang berat
5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama
ketika terdapat pertentangan kepentingan
14
BAB III
KESIMPULAN
Terdapat dua pendekatan dalam penyusunan angaran sektor publik, yaitu
pendekatan tradisional dan pendekatan New Public Management. Pendekatan NPM
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan
pendekatan NPM terdiri dari beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, ZBB, dan PPBS.
Anggaran dengan pendekatan NPM sangat menekankan pada konsep value for money
dan pengawasan atas kinerja output.
Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan
pendekatan NPM merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi
anggaran sektor publik dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada
kepentingan publik dan menekankan value for money. Beberapa jenis anggatan
dengan pendekatan NPM, seperti ZBB, PPBS, dan Anggaran Kinerja perlu dikaji
lebih mendalam sebelum diaplikasikan, karena pada masing-masing jenis anggaran
tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, (2007), Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta : ANDI.
Nordiawan, Deddi, (2006), Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat.
16