anfisman
DESCRIPTION
kuliahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak sekali kelenjar terbesar yang terdapat didalam tubuh kita yang
diantaranya ginjal, hati, pankreas, dll. Dalam mempelajari anfisman ini banyak
sekali ilmu yang didapat dalam dunia kesehatan. Anfisman sendiri mempelajari
tentang bagaimana anatomi, fisiologi daripada tubuh manusia termasuk juga
mempelajari keintegritasnya dengan sistem tubuh lain. Pankreas dan hati
merupakan salah satu kelenjar pencernaan terbesar oleh karena itu tidak ada
salahnya dalam mempelajarinya lebih dalam. Pankreas adalah salah satu organ
yang berperan penting dalam mensintesis insulin yang berguna untuk mengubah
glukosa dalam darah dan menyimpannya sebagai cadangan makanan sedangkan
hati adalah organ vital untuk mendetoktifikasi toksin atau racun yang masuk
kedalam tubuh dan sebagai organ pengatur metabolisme didalam tubuh yang hasil
metabolismenya disebut metabolit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur pankreas dan hati?
2. Bagaimana fungsi dari pankreas dan hati?
3. Bagaimana integritas pankreas dan hati dengan organ lain?
4. Bagaimana cara memelihara pankreas dan hati?
5. Bagaimana berbagai penyakit dari pankreas dan hati?
1.3 Tujuan
1. Mempelajari struktur pankreas dan hati.
2. Mempelajari fungsi dari pankreas dan hati.
3. Mempelajari integritas pankreas dan hati dengan organ lain.
4. Mempelajari cara memelihara pankreas dan hati.
5. Mempelajari berbagai penyakit dari pankreas dan hati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur dan Anatomi
2.1.1 Struktur dan Anatomi Pankreas
Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak di bagian posterior
dari dinding lambung. Letaknya diantara duodenum dan limfa, di depan aorta
abdominalis dan arteri serta vena mesenterica superior (Gambar 2.1). Organ ini
konsistensinya padat, panjangnya ±11,5 cm, beratnya ±150 gram. Pankreas terdiri
bagian kepala/caput yang terletak di sebelah kanan, diikuti corpus ditengah, dan
cauda di sebelah kiri. Ada sebagian kecil dari pankreas yang berada di bagian
belakang Arteri Mesenterica Superior yang disebut dengan Processus Uncinatus.
Fungsi dari organ Pankreas adalah :
1. Sebagai kelenjar eksokrin atau kelenjar yang mensekresikan zat zat tertentu
tanpa melalui pembuluh darah
2. Sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar yang mensekresikan zat zat tertentu
melalui pembuluh darah
3. Menghasilkan cairan pankreas yang berperan dalam proses pencernaan dalam
saluran pencernaan
4. Berperan dalam menjaga keseimbangan kadar gula tubuh.
5. Berperan dalam menjaga keseimbangan lemak dalam tubuh
6. Berperan dalam metabolisme baik itu anabolisme maupun katabolisme gula
dan bentuk lainnya
7. Berperan dalam metabolisme lemak
8. Menghasilkan berbagai protease seperti tripsin, amilase dan lipase yang
membantu dalam proses pencernaan
Jaringan penyusun pankreas (Guyton dan Hall, 2006) terdiri dari :
1. Jaringan eksokrin, berupa sel sekretorik yang berbentuk seperti anggur yang
disebut sebagai asinus/Pancreatic acini (Gambar2.2), yang merupakan jaringan
yang menghasilkan enzim pencernaan ke dalam duodenum.
2. Jaringan endokrin yang terdiri dari pulau-pulau Langerhans/Islet of
Langerhans (Gambar2.2) yang tersebar di seluruh jaringan pankreas, yang
menghasilkan insulin dan glukagon ke dalam darah.
Pulau-pulau Langerhans tersebut terdiri dari beberapa sel (Mescher, 2010)
yaitu:
1. Sel α (sekitar 20%), menghasilkan hormon glukagon.
2. Sel ß (dengan jumlah paling banyak 70%), menghasilkan hormon insulin.
3. Sel δ (sekitar 5-10%), menghasilkan hormon Somatostatin.
4. Sel F atau PP (paling jarang), menghasilkan polipeptida pankreas.
Masuknya glukosa ke dalam sel otot dipengaruhi oleh 2 keadaan. Pertama,
ketika sel otot melakukan kerja yang lebih berat, sel otot akan lebih permeabel
terhadap glukosa. Kedua, ketika beberapa jam setelah makan, glukosa darah akan
meningkat dan pankreas akan mengeluarkan insulin yang banyak. Insulin yang
meningkat tersebut menyebabkan peningkatan transport glukosa ke dalam sel
(Guyton dan Hall, 2006).
Insulin dihasilkan didarah dalam dengan bentuk bebas dengan waktu paruh
plasma ±6 menit, bila tidak berikatan dengan reseptor pada sel target, maka akan
didegradasi oleh enzim insulinase yang dihasilkan terutama di hati dalam waktu
10-15 menit (Guyton dan Hall, 2006).
Reseptor insulin merupakan kombinasi dari empat subunit yang berikatan
dengan ikatan disulfida yaitu dua subunit-α yang berada di luar sel membran dan
dua unit sel-ß yang menembus membran (Gambar 2.3). Insulin akan mengikat
serta mengaktivasi reseptor α pada sel target, sehingga akan menyebabkan sel ß
terfosforilasi. Sel ß akan mengaktifkan tyrosine kinase yang juga akan
menyebabkan terfosforilasinya enzim intrasel lain termasuk insulin-receptors
substrates (IRS) (Guyton dan Hall, 2006).
Dalam tubuh kita terdapat mekanisme reabsorbsi glukosa oleh ginjal, dalam
batas ambang tertentu. Kadar glukosa normal dalam tubuh kira-kira 100mg
glukosa/100ml plasma dengan GFR/Glomerular Filtration Rate 125ml/menit.
Glukosa akan ditemukan diurin jika telah melewati ambang ginjal untuk
reabsorbsi glukosa yaitu 375 mg/menit dengan glukosa di plasma darah
300mg/100ml (Sherwood, 2011).
2.1.2 Struktur dan Anatomi Hati
Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas
rongga abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah (Sloane, 2004). Beratnya 1200-1800 gram, dengan permukaan
atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak
bersentuhan diatas organ-organ abdomen. Batas atas hepar sejajar dengan ruang
interkosta V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga
VIII kiri. Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah
transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis (Amirudin, 2009).
Gambar 2.4 Struktur dan Anatomi Hati
Hepar terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh
ligamentum falciforme, diinferior oleh fissura yang dinamakan dengan
ligamentum teres dan diposterior oleh fissura yang dinamakan ligamentum
venosum (Hadi, 2002). Lobus kanan hepar enam kali lebih besar dari lobus kiri
dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus dan lobus
quadrates. Menurut Sloane (2004), diantara kedua lobus terdapat porta hepatis,
jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus. Hepar dikelilingi oleh
kapsula fibrosa yang dinamakan kapsul glisson dan dibungkus peritoneum pada
sebagian besar keseluruhan permukaannnya (Hadi, 2002). Hepar disuplai oleh dua
pembuluh darah yaitu : vena porta hepatika yang berasal dari lambung dan usus
yang kaya akan nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut
dalam air dan mineral dan arteri hepatika, cabang dari arteri koliaka yang kaya
akan oksigen. Pembuluh darah tersebut masuk hati melalui porta hepatis yang
kemudian dalam porta tersebut vena porta dan arteri hepatika bercabang menjadi
dua yakni ke lobus kiri dan ke lobus kanan (Hadi, 2002). Darah dari cabang-
cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari perifer lobulus ke dalam
ruang kapiler yang melebar yang disebut sinusoid. Sinusoid ini terdapat diantara
barisan sel-sel hepar ke vena sentral. Vena sentral dari semua lobulus hati
menyatu untuk membentuk vena hepatika (Sherwood, 2001). Selain cabang-
cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi bagian perifer lobulus
hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk kapiler empedu yang
dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan diantara lembaran sel hati (Amirudin,
2009). Plexus (saraf) hepaticus mengandung serabut dari ganglia simpatis T7-
T10, yang bersinaps dalam plexuscoeliacus, nervus vagus dexter dan sinister serta
phrenicus dexter (Sherlock, 1995).
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini
penting bagi sistem pencernaan untuk sekresi empedu. Hati menghasilkan empedu
sekitar satu liter per hari, yang diekskresi melalui duktus hepatikus kanan dan kiri
yang kemudian bergabung membentuk duktus hepatikus komunis. Selain sekresi
empedu, hati juga melakukan berbagai fungsi lain, mencakup hal-hal berikut :
1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein)
setelah penyerapan mereka dari saluran cerna.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa
asing lainnya.
3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting
untuk pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon tiroid, steroid dan
kolesterol dalam darah.
4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.
5. Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanakan oleh hati bersama dengan ginjal.
6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang.
7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin, yang merupakan produk penguraian yang
berasal dari pemecahan sel darah merah yang sudah usang.
Hati merupakan komponen sentral sistem imun. Tiap-tiap sel hati atau
hepatosit mampu melaksanakan berbagai tugas metabolik diatas, kecuali aktivitas
fagositik yang dilaksanakan oleh makrofag residen atau yang lebih dikenal
sebagai sel Kupffer (Sherwood, 2001). Sel Kupffer, yang meliputi 15% dari massa
hati serta 80% dari total populasi fagosit tubuh, merupakan sel yang sangat
penting dalam menanggulangi antigen yang berasal dari luar tubuh dan
mempresentasikan antigen tersebut kepada limfosit (Amiruddin, 2009).
2.1.3 Struktur dan Anatomi Garam Empedu
Kantung empedu atau kandung empedu Bahasa Inggris: gallbladder) adalah
organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang
dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung
empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna
jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Bagian-bagian dari kandung empedu, terdiri atas:
1. Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir
setelah korpus vesikafelea.
2. Korpus vesikafelea, bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisi
getah empedu. Getah empedu adalah suatu cairan yang disekeresi oleh sel hati
sebanyak 500-1000 cc setiap harinya, sekresinya berjalan terus menerus,
jumlah produksi cairan empedu dapat meningkat pada saat mencerna lemak.
3. Leher kandung empedu. Merupakan saluran pertama tempat masuknya getah
empedu ke badan kandung empedu lalu berkumpul dan dipekatkan dalam
kandung empedu.
4. Duktus sistikus. Panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm. berjalan dari leher kandung
empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran
empedu ke duodenum.
5. Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.
6. Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.
Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu
dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi
air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh
sel hati. Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu pada
saat katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan empedu dipekatkan
dengan mengabsorpsi air. Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan
konsentrasi zat-zat padat. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati mengandung
97% air, sedangkan kadar rata-rata air yang terkandung dalam cairan empedu
yang telah tersimpan didalam kandung empedu adalah 89%. Bila saluran empedu
dan duktus sistikus dijepit, maka tekanan dalam saluran empedu akan naik
sampai kira-kira 30 mm cairan empedu dalam 30 menit dan sekresi empedu
berhenti. Akan tetapi bila saluran empedu dijepit dan duktus sistikus dibiarkan
terbuka, air akan diabsorspi dalam kandung empedu dan tekanan intrafilier naik
hanya kira-kira 100 mm cairan empedu selama beberapa jam.
Cairan yang disekresikan oleh sel-sel hepatosit dalam organ hati adalah
cairan yang berwarna kekuningan atau kecoklatan atau kuning kehijauan yang
disekresikan oleh sel-sel hati. Setiap hari sel-sel hati mensekresikan 800-1000 ml
cairan empedu dengan pH sekitar 7,6-8,6. Cairan empedu sebagian besar terdiri
atas air, garam-garam empedu, kolesterol, dan sebuah fosfolipid (lesitin), pigmen-
pigmen empedu dan beberapa ion-ion, serta zat-zat lain yang ada dalam larutan
elektrolit alkali yang mirip dengan getah pancreas. selain itu fungsi empedu untuk
membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah
merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan
lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak
dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari
usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah
menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu.
Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga
disekresi dalam empedu.
2.2 Integritas Pankreas dan Hati
Integritas pancreas dan hati yaitu mengatur kadar gula dalam darah melalui
pengeluaran glucogen, yang menambah kadar gula dalam darah dengan
mempercepat tingkat pelepasan dari hati. Serta pengurangan kadar gula dalam
darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke
dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk
mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.
Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.
Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi
bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai
protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi
dalam empedu.