anfisman

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak sekali kelenjar terbesar yang terdapat didalam tubuh kita yang diantaranya ginjal, hati, pankreas, dll. Dalam mempelajari anfisman ini banyak sekali ilmu yang didapat dalam dunia kesehatan. Anfisman sendiri mempelajari tentang bagaimana anatomi, fisiologi daripada tubuh manusia termasuk juga mempelajari keintegritasnya dengan sistem tubuh lain. Pankreas dan hati merupakan salah satu kelenjar pencernaan terbesar oleh karena itu tidak ada salahnya dalam mempelajarinya lebih dalam. Pankreas adalah salah satu organ yang berperan penting dalam mensintesis insulin yang berguna untuk mengubah glukosa dalam darah dan menyimpannya sebagai cadangan makanan sedangkan hati adalah organ vital untuk mendetoktifikasi toksin atau racun yang masuk kedalam tubuh dan sebagai organ pengatur metabolisme didalam tubuh yang hasil metabolismenya disebut metabolit. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana struktur pankreas dan hati? 2. Bagaimana fungsi dari pankreas dan hati? 3. Bagaimana integritas pankreas dan hati dengan organ lain?

Upload: mega-mentari

Post on 16-Feb-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Anfisman

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak sekali kelenjar terbesar yang terdapat didalam tubuh kita yang

diantaranya ginjal, hati, pankreas, dll. Dalam mempelajari anfisman ini banyak

sekali ilmu yang didapat dalam dunia kesehatan. Anfisman sendiri mempelajari

tentang bagaimana anatomi, fisiologi daripada tubuh manusia termasuk juga

mempelajari keintegritasnya dengan sistem tubuh lain. Pankreas dan hati

merupakan salah satu kelenjar pencernaan terbesar oleh karena itu tidak ada

salahnya dalam mempelajarinya lebih dalam. Pankreas adalah salah satu organ

yang berperan penting dalam mensintesis insulin yang berguna untuk mengubah

glukosa dalam darah dan menyimpannya sebagai cadangan makanan sedangkan

hati adalah organ vital untuk mendetoktifikasi toksin atau racun yang masuk

kedalam tubuh dan sebagai organ pengatur metabolisme didalam tubuh yang hasil

metabolismenya disebut metabolit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur pankreas dan hati?

2. Bagaimana fungsi dari pankreas dan hati?

3. Bagaimana integritas pankreas dan hati dengan organ lain?

4. Bagaimana cara memelihara pankreas dan hati?

5. Bagaimana berbagai penyakit dari pankreas dan hati?

1.3 Tujuan

1. Mempelajari struktur pankreas dan hati.

2. Mempelajari fungsi dari pankreas dan hati.

3. Mempelajari integritas pankreas dan hati dengan organ lain.

4. Mempelajari cara memelihara pankreas dan hati.

5. Mempelajari berbagai penyakit dari pankreas dan hati.

Page 2: Anfisman

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur dan Anatomi

2.1.1 Struktur dan Anatomi Pankreas

Pankreas merupakan organ retroperitoneal yang terletak di bagian posterior

dari dinding lambung. Letaknya diantara duodenum dan limfa, di depan aorta

abdominalis dan arteri serta vena mesenterica superior (Gambar 2.1). Organ ini

konsistensinya padat, panjangnya ±11,5 cm, beratnya ±150 gram. Pankreas terdiri

bagian kepala/caput yang terletak di sebelah kanan, diikuti corpus ditengah, dan

cauda di sebelah kiri. Ada sebagian kecil dari pankreas yang berada di bagian

belakang Arteri Mesenterica Superior yang disebut dengan Processus Uncinatus.

Fungsi dari organ Pankreas adalah :

1. Sebagai  kelenjar eksokrin atau kelenjar yang mensekresikan zat zat tertentu

tanpa melalui pembuluh darah

2. Sebagai kelenjar endokrin atau kelenjar yang mensekresikan zat zat tertentu

melalui pembuluh darah

3. Menghasilkan cairan pankreas yang berperan dalam proses pencernaan dalam

saluran pencernaan

4. Berperan dalam menjaga keseimbangan kadar gula tubuh.

5. Berperan dalam menjaga keseimbangan lemak dalam tubuh

6. Berperan dalam metabolisme baik itu anabolisme maupun katabolisme gula

dan bentuk lainnya

Page 3: Anfisman

7. Berperan dalam metabolisme lemak

8. Menghasilkan berbagai protease seperti tripsin, amilase dan lipase yang

membantu dalam proses pencernaan

Jaringan penyusun pankreas (Guyton dan Hall, 2006) terdiri dari :

1. Jaringan eksokrin, berupa sel sekretorik yang berbentuk seperti anggur yang

disebut sebagai asinus/Pancreatic acini (Gambar2.2), yang merupakan jaringan

yang menghasilkan enzim pencernaan ke dalam duodenum.

2. Jaringan endokrin yang terdiri dari pulau-pulau Langerhans/Islet of

Langerhans (Gambar2.2) yang tersebar di seluruh jaringan pankreas, yang

menghasilkan insulin dan glukagon ke dalam darah.

Pulau-pulau Langerhans tersebut terdiri dari beberapa sel (Mescher, 2010)

yaitu:

1. Sel α (sekitar 20%), menghasilkan hormon glukagon.

2. Sel ß (dengan jumlah paling banyak 70%), menghasilkan hormon insulin.

3. Sel δ (sekitar 5-10%), menghasilkan hormon Somatostatin.

4. Sel F atau PP (paling jarang), menghasilkan polipeptida pankreas.

Masuknya glukosa ke dalam sel otot dipengaruhi oleh 2 keadaan. Pertama,

ketika sel otot melakukan kerja yang lebih berat, sel otot akan lebih permeabel

terhadap glukosa. Kedua, ketika beberapa jam setelah makan, glukosa darah akan

meningkat dan pankreas akan mengeluarkan insulin yang banyak. Insulin yang

meningkat tersebut menyebabkan peningkatan transport glukosa ke dalam sel

(Guyton dan Hall, 2006).

Page 4: Anfisman

Insulin dihasilkan didarah dalam dengan bentuk bebas dengan waktu paruh

plasma ±6 menit, bila tidak berikatan dengan reseptor pada sel target, maka akan

didegradasi oleh enzim insulinase yang dihasilkan terutama di hati dalam waktu

10-15 menit (Guyton dan Hall, 2006).

Reseptor insulin merupakan kombinasi dari empat subunit yang berikatan

dengan ikatan disulfida yaitu dua subunit-α yang berada di luar sel membran dan

dua unit sel-ß yang menembus membran (Gambar 2.3). Insulin akan mengikat

serta mengaktivasi reseptor α pada sel target, sehingga akan menyebabkan sel ß

terfosforilasi. Sel ß akan mengaktifkan tyrosine kinase yang juga akan

menyebabkan terfosforilasinya enzim intrasel lain termasuk insulin-receptors

substrates (IRS) (Guyton dan Hall, 2006).

Dalam tubuh kita terdapat mekanisme reabsorbsi glukosa oleh ginjal, dalam

batas ambang tertentu. Kadar glukosa normal dalam tubuh kira-kira 100mg

glukosa/100ml plasma dengan GFR/Glomerular Filtration Rate 125ml/menit.

Glukosa akan ditemukan diurin jika telah melewati ambang ginjal untuk

reabsorbsi glukosa yaitu 375 mg/menit dengan glukosa di plasma darah

300mg/100ml (Sherwood, 2011).

Page 5: Anfisman

2.1.2 Struktur dan Anatomi Hati

Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas

rongga abdomen. Pada kondisi hidup hati berwarna merah tua karena kaya akan

persediaan darah (Sloane, 2004). Beratnya 1200-1800 gram, dengan permukaan

atas terletak bersentuhan dibawah diafragma, permukaan bawah terletak

bersentuhan diatas organ-organ abdomen. Batas atas hepar sejajar dengan ruang

interkosta V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga

VIII kiri. Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah

transversal sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis (Amirudin, 2009).

Gambar 2.4 Struktur dan Anatomi Hati

Page 6: Anfisman

Hepar terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh

ligamentum falciforme, diinferior oleh fissura yang dinamakan dengan

ligamentum teres dan diposterior oleh fissura yang dinamakan ligamentum

venosum (Hadi, 2002). Lobus kanan hepar enam kali lebih besar dari lobus kiri

dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus dan lobus

quadrates. Menurut Sloane (2004), diantara kedua lobus terdapat porta hepatis,

jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus. Hepar dikelilingi oleh

kapsula fibrosa yang dinamakan kapsul glisson dan dibungkus peritoneum pada

sebagian besar keseluruhan permukaannnya (Hadi, 2002). Hepar disuplai oleh dua

pembuluh darah yaitu : vena porta hepatika yang berasal dari lambung dan usus

yang kaya akan nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut

dalam air dan mineral dan arteri hepatika, cabang dari arteri koliaka yang kaya

akan oksigen. Pembuluh darah tersebut masuk hati melalui porta hepatis yang

kemudian dalam porta tersebut vena porta dan arteri hepatika bercabang menjadi

dua yakni ke lobus kiri dan ke lobus kanan (Hadi, 2002). Darah dari cabang-

cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari perifer lobulus ke dalam

ruang kapiler yang melebar yang disebut sinusoid. Sinusoid ini terdapat diantara

barisan sel-sel hepar ke vena sentral. Vena sentral dari semua lobulus hati

menyatu untuk membentuk vena hepatika (Sherwood, 2001). Selain cabang-

cabang vena porta dan arteri hepatika yang mengelilingi bagian perifer lobulus

hati, juga terdapat saluran empedu yang membentuk kapiler empedu yang

dinamakan kanalikuli empedu yang berjalan diantara lembaran sel hati (Amirudin,

2009). Plexus (saraf) hepaticus mengandung serabut dari ganglia simpatis T7-

T10, yang bersinaps dalam plexuscoeliacus, nervus vagus dexter dan sinister serta

phrenicus dexter (Sherlock, 1995).

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini

penting bagi sistem pencernaan untuk sekresi empedu. Hati menghasilkan empedu

sekitar satu liter per hari, yang diekskresi melalui duktus hepatikus kanan dan kiri

yang kemudian bergabung membentuk duktus hepatikus komunis. Selain sekresi

empedu, hati juga melakukan berbagai fungsi lain, mencakup hal-hal berikut :

1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein)

setelah penyerapan mereka dari saluran cerna.

Page 7: Anfisman

2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa

asing lainnya.

3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting

untuk pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon tiroid, steroid dan

kolesterol dalam darah.

4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.

5. Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanakan oleh hati bersama dengan ginjal.

6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang.

7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin, yang merupakan produk penguraian yang

berasal dari pemecahan sel darah merah yang sudah usang.

Hati merupakan komponen sentral sistem imun. Tiap-tiap sel hati atau

hepatosit mampu melaksanakan berbagai tugas metabolik diatas, kecuali aktivitas

fagositik yang dilaksanakan oleh makrofag residen atau yang lebih dikenal

sebagai sel Kupffer (Sherwood, 2001). Sel Kupffer, yang meliputi 15% dari massa

hati serta 80% dari total populasi fagosit tubuh, merupakan sel yang sangat

penting dalam menanggulangi antigen yang berasal dari luar tubuh dan

mempresentasikan antigen tersebut kepada limfosit (Amiruddin, 2009).

2.1.3 Struktur dan Anatomi Garam Empedu

Kantung empedu atau kandung empedu Bahasa Inggris: gallbladder) adalah

organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang

dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung

empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna

jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ

ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Page 8: Anfisman

Bagian-bagian dari kandung empedu, terdiri atas:

1. Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir

setelah korpus vesikafelea.

2. Korpus vesikafelea, bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisi

getah empedu. Getah empedu adalah suatu cairan yang disekeresi oleh sel hati

sebanyak 500-1000 cc setiap harinya, sekresinya berjalan terus menerus,

jumlah produksi cairan empedu dapat meningkat pada saat mencerna lemak.

3. Leher kandung empedu. Merupakan saluran pertama tempat masuknya getah

empedu ke badan kandung empedu lalu berkumpul dan dipekatkan dalam

kandung empedu.

4. Duktus sistikus. Panjangnya kurang lebih 3 ¾ cm. berjalan dari leher kandung

empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran

empedu ke duodenum.

5. Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher.

6. Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.

Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu

dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi

air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh

sel hati. Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung empedu pada

saat katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan empedu dipekatkan

dengan mengabsorpsi air. Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan

konsentrasi zat-zat padat. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati mengandung

97% air, sedangkan kadar rata-rata air yang terkandung dalam cairan empedu

yang telah tersimpan didalam kandung empedu adalah 89%. Bila saluran empedu

dan duktus sistikus dijepit, maka  tekanan dalam saluran empedu akan naik

sampai kira-kira 30 mm cairan empedu dalam 30 menit dan sekresi empedu

berhenti. Akan tetapi bila saluran empedu dijepit dan duktus sistikus dibiarkan

terbuka, air akan diabsorspi dalam kandung empedu dan tekanan intrafilier naik

hanya kira-kira 100 mm cairan empedu selama beberapa jam.

Cairan yang disekresikan oleh sel-sel hepatosit dalam organ hati adalah

cairan yang berwarna kekuningan atau kecoklatan atau kuning kehijauan yang

disekresikan oleh sel-sel hati. Setiap hari sel-sel hati mensekresikan 800-1000 ml

Page 9: Anfisman

cairan empedu dengan pH sekitar 7,6-8,6. Cairan empedu sebagian besar terdiri

atas air, garam-garam empedu, kolesterol, dan sebuah fosfolipid (lesitin), pigmen-

pigmen empedu dan beberapa ion-ion, serta zat-zat lain yang ada dalam larutan

elektrolit alkali yang mirip dengan getah pancreas. selain itu fungsi empedu untuk

membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah

merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan

lemak. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak

dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari

usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah

menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu.

Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga

disekresi dalam empedu.

2.2 Integritas Pankreas dan Hati

Integritas pancreas dan hati yaitu mengatur kadar gula dalam darah melalui

pengeluaran glucogen, yang menambah kadar gula dalam darah dengan

mempercepat tingkat pelepasan dari hati. Serta pengurangan kadar gula dalam

darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke

dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk

mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.

Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan

vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.

Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah menjadi

bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai

protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi

dalam empedu.