anemia pada kehamilan
TRANSCRIPT
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang | Seminar Anemia pada kehamilan_31 Maret 2012
Disampaikan oleh : Ong Tjandra, dr., SpOG(K)., MMPd
1
ANEMIA PADA KEHAMILAN
A. Pendahuluan
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab terbanyak anemia dalam kehamilan.
Penyebab anemia pada ibu hamil bersifat multifaktorial, termasuk diet yang tidak adekuat
(besi juga asam folat dan vitamin B12), gangguan absorbsi mikronutrisi, kehilangan darah
akibat perdarahan dan kecacingan, penyakit malaria, thalasemia dan sickle cell. Secara
umum diperkirakan separuh anemia pada kehamilan berhubungan dengan defisiensi besi.1
Prevalensi anemia dalam kehamilan 35-75% pada negara sedang berkembang dan
18% di negara maju. Anemia dalam kehamilan berhubungan dengan peningkatan dua kali
risiko terjadinya persalinan prematur, tiga kali berat badan lahir rendah dan kematian ibu.2-3
WHO melaporkan bahwa di dunia pada tahun 1995 anemia menyumbang 20% dari 515.000
kematian maternal di seluruh dunia. selain itu juga berhubungan dengan preeklampsia,
cadangan besi yang kurang dan kematian perinatal. 4,9,11-12
B. Isu tentang Anemia pada Kehamilan
Hingga kini anemia pada kehamilan masih menjadi masalah yang besar terutama di
negara berkembang. Beberapa isu yang muncul sehubungan dengan masalah tersebut
antara lain: 5
a. Multipel Intervensi yang terintegrasi seperti pemberian fortifikasi dan
suplemet dapat meningkatkan status besi sebelum masa kehamilan.
b. Efektivitas operasional: motivasi dari nakes, training, komunikasi dan
partisipasi aktif dari masyarakat dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap eliminasi anemia defisiensi besi pada ibu hamil
c. Semua kelompok umur berisiko terhadap anemia defisiensi besi: agar dapat
mereduksi anemia pada ibu hamil , maka peningkatan kadar besi dalam
darah harus dimulai sebelum hamil, terutama saat remaja.
d. Beyond Iron : pada negara berkembang, zat besi bukan satu-satunya unsur
nutrisi yang kurang dikonsumsi. Beberapa studi melaporkan bahwa
pemberian vitamin A, β Carotene, dan zinc dapat mereduksi morbiditas dan
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang | Seminar Anemia pada kehamilan_31 Maret 2012
Disampaikan oleh : Ong Tjandra, dr., SpOG(K)., MMPd
2
mortalitas maternal. Hal ini memberikan alasan bahwa pemberian fortifikasi
dan suplemen secara berbarengan akan lebih cost-effectiveness.
C. Kenapa : konsumsi zat besi?
Pada kehamilan kebutuhan besi meningkat oleh karena :
a. Kebutuhan Janin dan Plasenta dan massa sel darah merah (eritrosit) ibu
meningkat.
b. Fisiologis disertai dengan peningkatan absorbsi besi
c. Pada anemia defisiensi besi juga mekanisme kompensasi adalah hiperplasi
plasenta
Fisiologis Hb seorang perempuan tidak hamil adalah :
Pada kehamilan terjadi peningkatan volume plasma sampai dengan 43-50% dan
massa eritrosit sebanyak 20% (17-25%). Yang kemudian akan mencapai keseimbangan baru
pada nilai Hb: 11 gr% atau Hematokrit 33%
“Bila Hb normal tidak hamil 14 gr%, maka dengan pengenceran akhir 50 %, secara
matematik hemoglobin akan menurun :
14 x 150/100= 9,33 gr%”
Dan dengan peningkatan massa eritrosit 20% secara matematik, akan meningkat :
9,33 x 120/100=11,16 gr%.
Hal ini menyerupai gambaran defisiensi besi.
D. Definisi Anemia
Definisi anemia pada kehamilan masih kontroversi sampai sekarang, tetapi pada
kebanyakan penelitian dipakai nilai 11 sampai 12 gr% sebagai batas minimum. Karena
penilaian ini juga dipengaruhi oleh usia kehamilan maka di Inggris dipakai 2 kriteria, pertama
pada kehamilan kurang 12 minggu kadar hemoglobin diatas 11 dan pada usia kehamilan 28-
30 minggu kadar Hb diatas 10,5 gr%.1
Iron deficiency anemia is the most frequent form of anemia in pregnant women. Anemia in pregnancy is defined as: • 1st trimester - hemoglobin of less than110 g/L
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang | Seminar Anemia pada kehamilan_31 Maret 2012
Disampaikan oleh : Ong Tjandra, dr., SpOG(K)., MMPd
3
• 2nd trimester - hemoglobin of less than104 g/L • 3rd trimester - hemoglobin of less than 110 g/L (tidak ada referensi)
Jadi tanpa melihat usia kehamilan bila dijumpai kadar hemoglobin kurang dari 10,4gr%
telah terjadi penurunan dari masa sel darah merah atau anemia dalam kehamilan.
Peningkatan volume plasma sudah dimulai sejak awal kehamilan dan secara bermakna pada
usia kehamilan 12 minggu telah terjadi proses hemodilusi rerata 12%.4
Karena adanya proses hemodilusi pada usia kehamilan dan perbedaan patogenesis
anemia (misalnya defisiensi besi, thalasemia, dan anemia sel sabit), maka pemeriksaan
hemoglobin saja untuk diagnosis anemia tidak sensitif walaupun ini dipakai sebagai tes
pertama. Bila ada kecurigaan defisiensi besi, maka tes yang lebih sensitif dan spesifik,
pemeriksaan kadar serum feritin untuk mendeteksi cadangan besi. Dengan nilai potong 30
microgram/liter, dilaporkan 90% sensitif.
Kebutuhan besi ibu hamil akan miningkat mencapai 6-7 mg/hari pada trimester 2-3
pada masa organogenesis, dari normalnya ibu tidak hamil 1 mg/hari, dan bahkan mencapai
10 mg/hari pada 6-8 minggu terakhir kehamilan. Diperkirakan jumlah besi yang diperlukan
selama perkembangan janin dan kehilangan darah selama melahirkan 600-1000mg Fe, 500
mg digunakan untuk menunjang pertambahan massa hemoglobin ibu dan 300 mg untu
pertumbuhan janin dan plasenta. 6
Pada diet yang mengandung banyak kadar besi, biasanya terdapat pada daging,
unggas, ikan dan makanan yg mengandung kadar tinggi vitamin C, secara umum absorpsi
biasanya 3-4 mg/hari, paling banyak 5mg/hari. 7
E. Gejala Anemia
Gejala yang dapat terlihat pada ibu hamil dengan anemia antara lain: 8
a. Kelelahan, lemah
b. Simtom kardiovaskuler (palpitasi)
c. Pucat pada kulit dan mukosa
d. Takikardia dan hipotensi
e. Hipertrofi jantung (pada kasus anemia kronik)
F. Evidence Base tentang Asosiasi Anemia dengan Kematian Ibu
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang | Seminar Anemia pada kehamilan_31 Maret 2012
Disampaikan oleh : Ong Tjandra, dr., SpOG(K)., MMPd
4
Berbagai studi melaporkan bahwa kejadian anemia berat (70-80 g/L) pada ibu hamil
terbukti berhubungan secara signifikan dengan kematian maternal. Pemberian zat besi
dapat menurunkan risiko kematian tersebut, namun tidak terbukti berhubungan dengan
penurunan kejaidan partus prematus, preekalmpsia, BBLR dan kematian perinatal.5,9-13
Mencari penyebab anemia pada ibu hamil secara spesifik tidak terlalu penting karena
anemia pada ibu hamil predominan disebabkan oleh anemia defisiensi besi. Yang perlu
diperhatikan adalah zat besi dan zinc akan berkompetisi dalam proses absorbsi dalam organ
pencernaan, yang dipengaruhi oleh ingesti dari vitamin A. Begitu pula jika konsumsi teh
bebarengan dengan zat besi, akan mengurangi penyerapannya karena dihambat oleh
substansi polipenol/tannin. 5
Pemberian zat besi ditambah dengan asam folat atau tanpa asam folat perhari,
dilaporkan dapat mereduksi kejadian anemia pada kehamilan aterm sebesar 73%. Namun
pemberian rutin zat besi ditambah dengan asam folat tidak ditemukan berhubungan secara
bermakna dengan anemia berat pada kehamilan.10-11
Tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa pemberian preparat besi secara rutin
pada ibu hamil dengan anemia sedang, memberikan keuntungan yang bermakna bagi indeks
hematologikal klien.13 Bahkan pemberian secara rutin pada ibu hamil dengan kadar feritin
yang normal akan berakibat buruk, yang mana akan mengakibatkan hemokonsentrasi
sehingga menimbulkan BBLR. 14
G. Therapy Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan
Sistematic review dari Cochrane melaporkan bahwa tidak ditemukan perbedaan
antara pemberian 600 mg maupun 1200 mg sulfas ferosus terhadap peningkatan level
hemoglobin ibu hamil. Pemberian ini sudah dikombinasikan dengan asam folat 5mg dan
pyrimethamine 25mg per hari. 13
Namun WHO masih tetap menganjurkan pemberian preparat besi pada ibu hamil di
negara berkembang, berdasarkan pertimbangan sosial ekonomi untuk mencegah anemia
defisiensi besi. Dosis yang dianjurkan adalah 600 – 1000mg per oral setiap hari seperti
sulfas ferosus atau glukonas ferosus. Pemberian SF yang dikombinasikan dengan vitamin C
dapat mengubah ion ferri menjadi ion ferro yang lebih mudah diserap oleh selaput usus. Jika
respon tubuh terhadap preparat besi tersebut baik, maka dalam waktu 3-5 hari retikulosit
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang | Seminar Anemia pada kehamilan_31 Maret 2012
Disampaikan oleh : Ong Tjandra, dr., SpOG(K)., MMPd
5
akan meningkat hingga hari ke-8 sampai 10. Kadar hemoglobin akan meningkat sekitar 0,2
g/dl/hari atau 2,0 mg/dl dalam 3 minggu. Jika kadar hemoglobinnya sudah normal, terapi
dapat dilanjutkan sekurang-kurangnya hingga 4-6 bulan, hingga kadar feritin sekitar 50ug/L
dan saturasi transferin 30% .8
H. Pencegahan
Dari paparan teori dan hasil penelitian diatas, maka tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan antara lain:
a. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan untuk memeriksakan kadar hemoglobinnya
sejak awal kehamilan, sehingga anemia defisiensi besi dapat dicegah sedini
mungkin.14
b. Sulfas ferosus 1 tablet sehari perlu dikonsumsi oleh ibu hamil,
dikombinasikan dengan vitamin C atau asam folat maupun suplemen atau
fortifikasi lainnya.
c. Konsumsi protein dan sayuran segar yang banyak mengandung mineral dan
vitamin perlu dilakukan oleh ibu hamil, bahkan oleh remaja untuk
membentuk pola makan yang sehat sebagai gaya hidup.
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang | Seminar Anemia pada kehamilan_31 Maret 2012
Disampaikan oleh : Ong Tjandra, dr., SpOG(K)., MMPd
6
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. The Prevalence of Anaemia in Women. World Health Organization. Geneva. 1992; 1-99.
2. The World Health Report 2002: Reducing risks, promoting healthy life. World Health Organization, Geneva, 2002; 1-248.
3. Scholl TO, Hediger ML, Fischer RL, Shearer JW. Anemia vs iron deficiency: increased risk of preterm delivery in a prospective study. Am J Clin Nutr. 1992; 55: 985-988.
4. Murphy JF, O'Riordan J, Newcombe RG, Coles EC, Pearson JF. Relation of haemoglobin levels in first and second trimesters to outcome ofpregnancy. Lancet 1986;i:992-5.
5. Gallego Eb. Severe Anemia in Pregnancy; Report of a workshop held at the Institute of Child and Mother Health in Dhaka, Bangladesh.2000
6. Letsky EA. Erythropoiesis in pregnancy. J Perinat.Med. 1995; 23: 39-45. 7. Hallberg L, Hultén L. Iron requirements, iron balance and iron deficiency in
menstruating and pregnant women. In: Hallberg L, Asp N-G, eds. Iron nutrition in health and disease. London: George Libbey, 1996:165–82.
8. Hunch R. Breymann C. Anaemia in pregnancy and the puerperium. International Medical Publisher Bremen. 2005
9. Sinha N et al. Effect of Iron Deficiency Anemia on Hemoglobin A1c Levels. Annals of Laboratory Medicine. 2011; 32:17-22
10. Yakoob MY. Bhutta ZA. Effect of routine iron supplementation with or without folic acid on anemia during pregnancy. BioMed Central Public Health. 2011[Online] source: http://www.biomedcentral.com/1471-2458/11/S3/S21
11. Gautam CS. Iron Deficiensy in Pregnancy and the Relationality of Iron Supplement Prescribed During Oregnancy. The Medscape Journal of Medicine.2011
12. Hinderaker SG. Anemia in pregnancy in rural Tanzania: association with micronutrients status and infections
13. Reveiz l. Gyte GML. Cuervo LG. Teratments for iron deficiency anaemia in pregnancy (Review).The Cochrane Library. 2007. The Cochrane Collaboration. Published by JohnWiley & Sons, Ltd
14. National Collaborating Centre for Women’s and Health. Antenatal care: routine care for the healthy pregnant woman, Screening for haematological conditions. 2003