anemia pada ibu hamil

7
Anemia Pada Ibu Hamil Ibu hamil merupakan golongan yang rentan terkena anemia. Anemia yang diabaikan pada ibu hamil akan menganggu kesehatan ibu dan janin. Meskipun anemia pada ibu hamil bukan merupakan kelainan melainkan harus tetap ditangani dengan tepat. Ibu hamil yang mengalami anemia akan mengalami kendala dalam mencukupi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke jaringan. Padahal selama kehamilan tubuh harus dapat memproduksi lebih banyak darah untuk menunjang pertumbuhan bayi yang sehat. Anemia pada ibu hamil dapat digolongkan anemia ringan dan anemia berat. Pada dasarnya kedua jenis anemia pada ibu hamil harus mendapatkan penanganan segera untuk tetap menyelamatkan ibu dan janin dari kekurangan darah selama kehamilan. Meskipun anemia dianggap kondisi yang umum dialami oleh ibu hamil akan tetapi akan berdampak negatif pada bayi dan ibu hamil apabila dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Artikel bidanku kali ini akan memberikan informasi mengenai anemia pada ibu hamil, dampak anemia pada ibu dan janin dan solusi yang tepat untuk ibu agar dapat mengurangi risiko anemia. Anemia dan Kehamilan Gangguan kesehatan yang seringkali menganggu ibu hamil adalah anemia. Anemia pada ibu hamil terjadi karena adanya peningkatan jumlah plasma dan eritrosit. Peningkatan plasma sebanyak tiga kali pada jumlah eritrosit akan menyebabkan penurunan perbandingan hemoglobin- hematokrit sehingga akan meningkatkan risiko anemia fisiologis pada saat hamil. Meskipun pada saat hamil anemia fisiologis termasuk dalam keadaan yang normal.

Upload: hasan

Post on 04-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anemia

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia Pada Ibu Hamil

Ibu hamil merupakan golongan yang rentan terkena anemia. Anemia yang diabaikan pada ibu hamil akan menganggu kesehatan ibu dan janin. Meskipun anemia pada ibu hamil bukan merupakan kelainan melainkan harus tetap ditangani dengan tepat.

Ibu hamil yang mengalami anemia akan mengalami kendala dalam mencukupi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke jaringan. Padahal selama kehamilan tubuh harus dapat memproduksi lebih banyak darah untuk menunjang pertumbuhan bayi yang sehat. Anemia pada ibu hamil dapat digolongkan anemia ringan dan anemia berat. Pada dasarnya kedua jenis anemia pada ibu hamil harus mendapatkan penanganan segera untuk tetap menyelamatkan ibu dan janin dari kekurangan darah selama kehamilan.

Meskipun anemia dianggap kondisi yang umum dialami oleh ibu hamil akan tetapi akan berdampak negatif pada bayi dan ibu hamil apabila dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Artikel bidanku kali ini akan memberikan informasi mengenai anemia pada ibu hamil, dampak anemia pada ibu dan janin dan solusi yang tepat untuk ibu agar dapat mengurangi risiko anemia.

Anemia dan Kehamilan

Gangguan kesehatan yang seringkali menganggu ibu hamil adalah anemia. Anemia pada ibu hamil terjadi karena adanya peningkatan jumlah plasma dan eritrosit. Peningkatan plasma sebanyak tiga kali pada jumlah eritrosit akan menyebabkan penurunan perbandingan hemoglobin-hematokrit sehingga akan meningkatkan risiko anemia fisiologis pada saat hamil. Meskipun pada saat hamil anemia fisiologis termasuk dalam keadaan yang normal.

Ibu hamil dideteksi mengalami anemia apabila ditemukan kadar Hb kurang dari 11 gr/dl pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Selain itu pada trimester kedua kadar Hb kurang dari 10,5 gr/dl. Sedangkan pada ibu hamil yang mengalami anemia karena penyebabnya adalah produksi hemoglobin dimana ditemukan adanya defisiensi nutrisi atau produksi rantai hemoglobin.

Ibu hamil adalah golongan terbesar mengalami anemia. Ditemukan 56% mengalami anemia pada saat hamil. Penyebab anemia pada ibu hamil diantaranya adalah produksi rantai hemoglobin karena adanya penyakit tertentu atau mengalami gangguan produksi hemoglobin karena kurangnya zat besi, asam folat ataupun vitamin B12.

Page 2: Anemia Pada Ibu Hamil

Pada kondisi tertentu ibu hamil dapat mengalami anemia karena terjadinya pendarahan, infeksi parasit, kegagalan sumsum tulang atau penyakit tertentu lainnya. Dengan demikian penyebab anemia pada ibu hamil berbeda-beda sehingga apabila ditarik kesimpulan dari faktor penyebab anemia pada ibu hamil. Anemia dibedakan menjadi anemia defisiensi besi, anemia hipoplastik, anemia megaloblastik dan anemia hemolitik. Untuk mengetahui anemia yang dialami ibu hail diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jumlah eritrosit, eletroforesa Hb, jumlah retikulosit dan kadar besi serum.

Jenis Anemia Pada Kehamilan

Berikut ini adalah jenis anemia yang terjadi selama kehamilan diantaranya:

1. Anemia Defisiensi Zat Besi

Kondisi anemia yang terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan zat besi sehingga hemoglobin tidak mencukupi. Padahal hemoglobin merupakan salah satu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dan paru paru ke tubuh. Pada ibu hamil yang menderita defisiensi zat besi oksigen tidak terikat oleh darah secara cukup sehingga mengalami gangguan kekurangan zat besi. Inilah kondisi yang paling umum yang terjadi pada ibu hamil.

2. Anemia Defisiensi Folat

Asam folat masuk dalam kelompok vitamin B. Bahkan tubuh membutuhkan folat dalam membentuk sel sel baru bahkan sel darah merah yang sehat. Pada saat ibu hamil dibutuhkan folat tambahan. Kekurangan folat pada ibu hail akan menyebabkan kondisi tubuh tidak dapat membuat sel darah merah yang cukup untuk menyangkut oksigen ke seluruh tubuh. Bahkan kekurangan folat bisa meningkatkan risiko cacar lahir.

3. Anemia Defisiensi Vitamin B12

Pada tubuh yang membentuk sel darah merah yang sehat maka dibutuhkan vitamin B12. Ibu hamil tidak hanya mencukupi kebutuhan vitamin B12 dari makanan saja melainkan harus mendapatkan tambahan. Apalagi untuk ibu hamil yang tidak menyukai sumber vitamin B12 yaitu daging unggas, susu dan telur akan kesulitan mencukupi kebutuhan vitamin B12. Konsultasikan dengan dokter untuk mengurangi kekurangan vitamin B12 pada tubuh ibu hamil.

Dampak Anemia pada ibu dan janin

Anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi yang tidak ditangani maka dapat meningkatkan risiko seperti bayi prematur atau mengalami berat badan yang rendah saat lahir. Sedangkan pada ibu hamil akan mengalami kehilangan sejumlah besar darah pada saat persalinan dan mengalami depresi setelah melahirkan.

Sedangkan risiko anemia pada kehamilan yang disebabkan karena defisiensi folat maka dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau mengalami berat badan yang rendah dan juga bayi mengalami cacat lahir yang serius pada otak dan tulang belakang.

Page 3: Anemia Pada Ibu Hamil

Begitu juga dengan anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12 akan berdampak pada perkembangan janin. Pada ibu yang mengalami anemia kekurangan vitamin B12 maka akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat tabung saraf.

Maka dapat disimpulkan dampak anemia pada ibu dan janin diantaranya dapat menyebabkan keguguran, pendarahan, mengalami depresi setelah melahirkan, infeksi tang berhubungan dengan intrapartum dan postpartum. Bahkan anemia yang sangat berat ditandai dengan Hb dibawah 4 gr akan menyebabkan gangguan jantung bahkan hingga berampak gangguan pada kehamilan dan persalianan.

Pencegahan dan Pengobatan Anemia pada Ibu Hamil

Pencegahan ibu hamil dapat dilakukan dengan mencukupi kebutuhan zat besi. Selain itu dengan makanan yang seimbang perlu menjadi menu untuk ibu hamil. Makanan yang kaya akan zat besi diantaranya adalah daging merah, sayuran berdaun hijau, sereal dengan kandungan zat besi yang dibutuhkan tubuh, kacang-kacangan dan telur. Selain itu dukung juga dengan vitamin C yang baik untuk dapat menyerap lebih banyak zat besi.

Sedangkan untuk pengobatan ibu hamil yang mengalami anemia sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Konsumsi suplemen zat besi dan asam folat yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan dokter atau bidan akan menyarankan anda untuk menambah dengan mengkonsumsi makanan dengan kandungan asam folat dan zat besi yang lebih banyak. Pada ibu hamil yang mengalami anemia akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan dalam jangka waktu tertentu untuk mengontrol kesehatan ibu dan janin.

Pemeriksaan ibu hamil untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak dapat dengan melakukan pemeriksaan dokter. Pemeriksaan Hemoglobin yang dapat mengukur jumlah hemoglobin sehingga protein zat besi dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kemudian dilakukan pemeriksaan hematokrit yang dapat mengukur presentase sel darah merah pada sampel darah.

Dengan demikian anemia pada ibu hamil tidak boleh dianggap sepele meskipun pada dasarnya ibu hamil akan mengalami anemia ringan atau berat. Bahkan apabila ditelusuri jenis anemia pada ibu hamil berbeda beda ada yang disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Pada masing masing anemia harus dilakukan pengobatan dan pencegahan yang berbeda dan dibantu dengan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis anemia yang dialami oleh ibu hamil.

Sumber : Anemia Pada Ibu Hamil - Bidanku.com http://bidanku.com/anemia-pada-ibu-hamil#ixzz3okJr2fKH

Home Penyakit Tips Ibu Hamil Gejala Anemia Pada Ibu Hamil dan Pencegahannya!

Page 4: Anemia Pada Ibu Hamil

DefinisiAnemia dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, namun yang paling praktis adalah pengelompokan berdasarkan cara terjadinya yaitu Anemia pasca perdarahan, anemia hemolitik, anemia defisiensi, anemia aplastik dan anemia karena keganasan.

ADVERTISEMENT

PenyebabProduksi darah yang tidak cukup (karena defisiensi atau kegagalan sumsum tulang), kehilangan darah yang berlebihan, perusakan darah yang berlebihan atau gabungan dari faktor-faktor tersebut. Kehilangan darah yang samar dan kronik, misalnya pada ankilostomiasis, menyebabkan anemia defisiensi Fe, sementara itu hemolisis antara lain terjadi pada defisiensi G6PD dan talasemia.

Gambaran Klinis

Anemia akibat kehilangan darah yang mendadak dan banyak akan memacuhomeostatis kompensasi tubuh. Kehilangan darah akut sebanyak 12 – 15 %akan memberi gejala pucat, takikardia dengan tekanan darah normal ataurendah. Kehilangan 15 – 20 % menyebabkan tekanan darah mulai turun sampaisyok, dan kehilangan 20% dapat berakibat kematian.

Anemia defisiensi ditandai dengan lemas, sering berdebar, lekas lelah dansakit kepala. Papil lidah tampak atrofi. Jantung kadang membesar dan terdengarmurmur sistolik. Di darah tepi tampak gambaran anemia hipokrom danmikrositer, sementara kandungan besi serum rendah.

Defisiensi vitamin B12 maupun asam folat menyebabkan anemia megaloblastikyang mungkin disertai gejala neurologi.

Anemia hemolitik dapat diikuti oleh peningkatan bilirubin darah (ikterus).Limpa umumnya membesar.

Anemia aplastik tampak dari kadar Hb yang rendah serta gejala sistemik lain,tanpa pembesaran organ.

DiagnosisPemeriksaan kadar Hb dan darah tepi. umum Hb < 12 gr/dl.

Penatalaksanaan

Keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada kemampuan untuk menegakkan diagnosis pada tingkat awal.

Anemia pascaperdarahan diatasi dengan transfusi darah sebanyak 10 – 20 ml/kgBB, atau plasma expander. Bila tak ada keduanya, cairan intravena lainnya juga dapat digunakan.

Dampak lambat dapat diatasi dengan transfusi packed red cell. Anemia defisiensi besi diatasi dengan makanan yang memadai, sulfas ferosus 10

mg/kgBB 3 x sehari atau Besi elementer 1mg/kgBB/hari Anemia megaloblastik diobati spesifik, oleh karena itu harus dibedakan penyebabnya,

defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat.· Dosis vitamin B12 100 mcg/hari im, selama 5 – 10 hari sebagai terapi awal diikuti dengan terapi rumat 100-200 mcg/bulan sampai dicapai remisi.

Page 5: Anemia Pada Ibu Hamil

· Dosis asam folat 0,5 – 1mg/hari secara oral selama 10 hari, dilanjutkan dengan 0,1 – 0,5 mg/hari.

Penggunaan vitamin B12 oral tidak ada gunanya pada anemia pernisiosa. Selain itu sediaan oral lebih mahal.

Hemolisis autoimun diatasi dengan prednison 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral dan testosteron 1 – 2 mg/kgBB / hari i.v, untuk jangka panjang.

Transfusi darah hanya diberikan bila diperlukan saja. Rujuk ke rumah sakit

Sumber : PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS, DEPKES RI