anemia ibu hamil

29
Hubungan Antara Lingkar Lengan Atas dan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Serta Faktor yang Mempengaruhinya Gabriel Enrico 102010208 D2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Pendahuluan Di Indonesia, kasus anemia gizi sangat umum dan mudah dijumpai pada semua kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. Ditinjau dari segi kesehatan masyarakat anemia gizi terjadi karena kekurangan zat besi. Anemia zat besi ini banyak diderita oleh wanita hamil, laki –laki dewasa, pekerja penghasilan rendah, balita dan anak sekolah. Pada remaja putri, anemia gizi besi dapat mengurangi kemampuan belajar, sehinggga dapat menurunkan prestasi di sekolah. Dalam kondisi anemia, tubuh mudah terkena infeksi. Keadaan ini tentunya dapat menghambat perkembangan kualitas sumber daya manusia. Gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil,mempengaruhi sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita hamilmemiliki insiden komplikasi puerperal yang lebih tinggi, dari pada wanita hamil dengan nilai hematology normal. Dikatakan anemia bila kadar Hbpada wanita hamil trimester I < 1

Upload: icha-maidinah

Post on 15-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tstvhn

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Ibu Hamil

Hubungan Antara Lingkar Lengan Atas dan Kadar

Hemoglobin pada Ibu Hamil Serta Faktor yang

Mempengaruhinya

Gabriel Enrico

102010208

D2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan

Di Indonesia, kasus anemia gizi sangat umum dan mudah dijumpai pada semua

kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. Ditinjau dari segi kesehatan masyarakat

anemia gizi terjadi karena kekurangan zat besi. Anemia zat besi ini banyak diderita oleh

wanita hamil, laki –laki dewasa, pekerja penghasilan rendah, balita dan anak sekolah. Pada

remaja putri, anemia gizi besi dapat mengurangi kemampuan belajar, sehinggga dapat

menurunkan prestasi di sekolah. Dalam kondisi anemia, tubuh mudah terkena infeksi.

Keadaan ini tentunya dapat menghambat perkembangan kualitas sumber daya manusia.

Gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil,mempengaruhi

sekurang – kurangnya 20% wanita hamil. Wanita hamilmemiliki insiden komplikasi

puerperal yang lebih tinggi, dari pada wanita hamil dengan nilai hematology normal.

Dikatakan anemia bila kadar Hbpada wanita hamil trimester I < 11 gr/dl, trimester II < 10,5

gr/dl dantrimester III < 10 gr/dl.

Kadar Hb ibu hamil terjadi jika produksi sel darah merahmeningkat, nilai normal

hemoglobin (12 sampai 16 gr/%) dan nilai normalhematokrit (37% sampai 47%) menurun

secara menyolok. Penurunanlebih jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjadi ekspansi

volumedarah yang cepat. Apabila nilai hematokrit turun sampai 35% atau lebih,wanita dalam

keadaan anemia. Menurut klasifikasi WHO kadar Hb untuk ibu hamil ditetapkanmenjadi tiga

kategori yaitu Normal (> 11 gr/%), anemia ringan (8-11 gr/%) dan anemia berat (< 8 gr/% ). 1

Pembahasan

1

Page 2: Anemia Ibu Hamil

Metodologi Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dengan

ukuran lingkar lengan atas serta faktor lain seperti taraf pendidikan,

pekerjaan,pendapatan, asupan gizi, status gravid dan konsumsi tablet Fepada ibu-ibu

hamil.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin dengan lingkar lengan ata s

ibu hamil.

2) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin denganusia

perkawinanibuhamil.

3) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin denganpendapatanibuhamil.

4) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin dengan status

gravidaibuhamil.

5) Diketahuinya hubungan antara kadar hemoglobin dengan konsumsi tablet

penambah darah (Fe) ibu hamil.

Rumusan Masalah

Mengetahui tingginya kasus anemia pada ibu hamil dan faktor resiko yang

mempengaruhi.

Hipotesis

Hipotesis 0 : Tidak adanya hubungan antara kadar hemoglobin dengan

ukuranlingkarlenganataspadaibu-ibuhamildanfaktor-faktor yang berhubungansepertiusia

perkawinan, pendapatan, status gravidadan konsumsi tablet Fe.

2

Page 3: Anemia Ibu Hamil

Kerangka Teori

Hemoglobin

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk

menetapkan prevalensi anemia. Garby et al menyatakan bahwa penentuan status

anemia yang hanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap, sehingga

perlu ditambah dengan pemeriksaan yang lain. Hb merupakan senyawa pembawa

oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah

Hb/ 100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen

pada darah.3

Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan,

meliputi : Merasa lelah atau lemah, kulit pucat progresif, denyut jantung

cepat,sesak napas, dan terganggunya konsentrasi. Penanggulangan anemia pada ibu

hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas

makanan sehari – hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapatkan preparat besi

tetapi juga asam folat.

Anemia

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah

di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk

pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin

B12. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah

anemia karena kekurangan zat besi (Fe), sehingga lebih dikenal dengan

istilah Anemia Gizi Besi (AGB). Anemia defisiensi besi merupakan salah

satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.3

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi,

jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Anemia

pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar

terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut WHO kejadian anemia

hamil berkisar antara 20% sampai dengan 89% dengan menetapkan Hb 11 gr

% sebagai dasarnya. Hb 9-10 gr % disebut anemia ringan. Hb 7-8 gr % disebut

3

Page 4: Anemia Ibu Hamil

anemia sedang. Hb <7 gr % disebut anemia berat. Menurut Depkes RI anemia

adalah suatu keadaan dimana hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr %.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, apa yang dimaksud anemia dalam

kehamilan adalah suatu keadaan kekurangan zat besi dengan kadar Hb kurang

dari 11- gr %.3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil

1) Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil (LILA)

Status gizi ibu yang diukur melalui LILA mencerminkan cadangan zat gizi

dan kondisi status gizi ibu di masa pra hamil. Supriyono dalam penelitian

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status LILA dengan

status anemia ibu hamil. Kekurangan gizi sebelum hamil akan berpengaruh

terhadap status gizi ibu selama mengandung, yang membuat kebutuhan gizinya

lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak kekurangan gizi,untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan janinnya. LILA merupakan salah satu cara untuk mengetahui

keadaan gizi Wanita Usia Subur (WUS) baik ibu hamil maupun calon ibu yang

paling sederhana dengan cara melingkarkan pita lila di bagian lengan kanan ibu.

Seseorang dikatakan menderita risiko Kurang Energi Kronis (KEK) bilamana

LILA (Lingkar Lengan Atas) <23,5 cm. Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah

keadaan di mana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang

berlangsung lama atau menahun.4

2) Pendidikan ibu hamil

Tingkat pendidikan ibu menurut Undang-undang RI no.20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan lama pendidikan (sekolah) ditempuh,

dihitung dalam satuan tahun dibagi menjadi 3 kategori yaitu katagori pendidikan

rendah meliputi ibu dengan pendidikan setinggi-tingginya tamat SLTP atau

jumlah tahun sukses sekolah sampai dengan 9 tahun, pendidikan sedang yaitu ibu

dengan jumlah tahun sukses sekolah sampai dengan 12 tahun atau

menamatkan pendidikan SLTA diberi dan pendidikan tinggi yaitu ibu

dengan tahun sukses sekolah lebih dari 12 tahun atau perguruan tinggi.

Anemia cenderung terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat

pendidikan rendah, karena berbagai sebab. Pada kelompok penduduk

4

Page 5: Anemia Ibu Hamil

berpendidikan rendah pada umumnya kurang mempunyai akses informasi

tentang anemia, gizi dan penanggulangannya, kurang memahami akibat anemia,

kurang dapat memilih bahan makanan bergizi khususnya yang mengandung

zat besi tinggi, serta kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang

tersedia. Tetapi pada tingkat pendidikan yang relatif tinggi.4,

3) Pekerjaan ibu hamil

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dan mendapatkan upah. Pekerjaan

seseorang akan menggambarkan aktivitas dan kesejahteraan ekonomi yang akan

didapatkan. Pekerjaan yang menghasilkan pendapatan yang tinggi akan memberi

peluang ibu hamil untuk membeli makanan yang lebih bergizi dan berkulitas.

Kebanyakan ibu hamil dengan masalah anemia bekerja sebagai ibu rumah tangga

(IRT). Oleh karena itu, hubungan antara kadar hemoglobin dengan pekerjaan ibu

hamil berhubungan.4, 5

4) Pendapatan ibu hamil

Pendapatan pada ibu hamil dan keluarga dapat mempengaruhi kesehatan dan

gizi yang baik. Keluarga dengan pendapatan terbatas besar kemungkinan kurang

dapat memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan tubuh.

Setidaknya keanekaragaman bahan makanan kurang bisa dijamin, karena dengan

uang yang terbatas itu tidak akan banyak pilihan. Kurangnya kepenuhan

kubutuhan makanan dapat menyebabkan kekurangan gizi sekaligus

mempengaruhi pada kadar Hb ibu hamil.4, 5

5) Asupan gizi ibu hamil

Asupan Gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang

dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar

15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini

dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air

ketuban, dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan

digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan

untuk pertumbuhan ibunya. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar

300 kalori per sehari, 15% lebih banyak dari jumlah normalnya, yaitu sekitar

2800 sampai 3000 kalori dalam satu hari. Kebutuhan energi untuk kehamilan

5

Page 6: Anemia Ibu Hamil

yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama kurang lebih 280 hari.

Hal ini berarti perlu tambahan 300 kalori setiap hari selama hamil. 6

Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Sumber protein

sebagai zat pembangun juga penting untuk pertumbuhan ibu dan bayi. Seperti

halnya energi, kebutuhan protein ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita

normal. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 80gram/hari. Kebutuhan zat

mineral untuk ibu hamil juga penting untuk kesempurnaan fungsi sepanjang

kehamilan. Zat mineral seperti kalsium sebanyak 1,5 gram setiap hari, fosfor rata-

rata 2 gram dalam sehari, zat besi 30-50 mgr sehari. Memperhatikan hal tersebut

dapat dikemukakan bahwa ibu hamil memerlukan makanan yang mempunyai

nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan susunan makanan

“empat sehat” dan “lima sempurna” untuk memenuhi kebutuhan asupan

tambahan ibu hamil yang seimbang pada sekaligus pembentukan Hb yang

optimal.6

6) Status Gravida

Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil. Primigravida adalah

seorangibu yang sedang hamil untuk pertama kali. Multigravida adalah seorang

ibu yang hamil lebih dari 1 sampai 5 kali.Makin

seringseorangwanitamengalamikehamilandanmelahirkanakanmakinbanyakkehil

anganzatbesidanmenjadimakin anemis.6

7) Konsumsi tablet Fe

Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhanFe

atau zat besi. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil

mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30%sampai

40%yangpuncaknya padakehamilan 32 sampai34minggu. Bilahemoglobinibu

sebelum hamilsekitar11gr%makadenganterjadinya hemodilusi akan

mengakibatkananemiahamilfisiologis,danHbibuakanmenjadi 9,5sampai10gr%.

Tabletbesi adalahtablettambahdarahuntuk menanggulangi anemia gizi besi yang

diberikan kepada ibu hamil.Olehkarenaitukehamilanmemerlukantambahanzatbesi

untukmeningkatkanjumlahsel darah sekaligusmeningkatkansel darahmerahjanin

dan plasenta.6

6

Page 7: Anemia Ibu Hamil

KerangkaKonsep

Definisi Operasional

Data Umum

Responden adalah ibu hamil.

Ibu hamil adalah wanita yang sedang hamil. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi

Internasional hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi

lahir, kehamilan normal akan berlangsung selama 12 minggu pada trimester pertama,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40).

Kadar hemoglobin (Hb) digunakan sebagai indikator anemia. Penentuan kadar Hb adalah

menggunakan alat pengukur Hb (EasyTouch GCHb). Menurut WHO, kadar Hb ibu hamil

ditetapkan menjadi:2

Normal = > 11 g/dl

Anemia = < 11 g/dl.

7

Anemia Ibu Hamil

Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil

Jumlah AnakPendapatan Keluarga

Usia Perkawinan

Konsumsi Tablet Fe

Page 8: Anemia Ibu Hamil

Skala data: Rasio

Kode kadar hemoglobin:

Kadar Hemoglobin Koding

Anemia 1

Normal 2

Lingkar lengan atas (Lila) digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Ukuran lila

dapat menggambarkankelompok berisiko Kurang Energi Kronis (KEK) dan yang tidak

mengalami KEK pada ibu hamil. Lila diukur dengan pita pengukur (pita Lila), dalam ukuran

sentimeter (cm).2

Pita pengukur diletakkan diantara bahu dan siku,kemudian kepada pertengahan antara bahu

dan siku dilingkari dengan menggunakan pita pengukur. Pembacaan skala dilakukan dengan

benar. Batas nilai ambang lingkar lengan atas adalah 23,5 cm.2 Ibu hamil dengan ukuran

lingkar lengan kurang dari 23,5 cm dianggap Kurang Energi Kronis (KEK) atau tidak normal

manakala ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas lebih dari 23,5 cm dianggap tidak

KEK atau normal.

Skala data: Rasio

Kode lingkar lengan atas (lila):

Lingkar Lengan Atas (Lila) Koding

Kurang Energi Kronis

(KEK)

1

Tidak KEK 2

Pendapatan adalah jumlah total penghasilan individu hasil dari bekerja selama satu bulan.

Penghasilan didasarkan kepada Upah Minumum Regional (UMR) DKI Jakarta 2014 yaitu Rp

2.400 000 juta. Penghasilan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

Rendah: bila penghasilan bulanan kurang dari kadar UMR.

Sedang: bila penghasilan bulanan 1 – 2 kali UMR.

8

Page 9: Anemia Ibu Hamil

Tinggi: bila penghasilan bulanan lebih dari 2 kali UMR.

Skala data: Ordinal

Kode pendapatan:

Pendapatan Koding

Rendah 1

Sedang 2

Tinggi 3

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai dari konsepsi dan

berakhir sampai permulaan persalinan. Dari peristiwa kehamilan dikenal dengan

istilahprimigravida dan multigravida.

Primigravidaadalahseorangibu yang sedanghamiluntukpertama kali.

Multigravida adalahseorangibu yang hamillebihdari 1 sampai 5 kali.

Skala data: Ordinal

Kode gravida:

Status Gravida Koding

Primigravida 1

Multigravida 2

Konsumsi tablet Fe (tablet penambah darah) adalah konsumsi tablet penambah darah

oleh ibu hamil untuk menanggulangi anemia gizi besi dengan meningkatkanjumlahsel

darahmerahdanmembentuksel darahmerahjanin dan plasenta. Konsumsi tablet Fe

dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

Tidak pernah minum tablet penambah darah.

Minum kurang dari 30 tablet per bulan.

Minum 30 tablet per bulan.

Skala data: Ordinal

9

Page 10: Anemia Ibu Hamil

Kode pendapatan:

Konsumsi tablet Fe (tablet penambah

darah)

Koding

Tidak pernah minum tablet penambah darah 1

Minum kurang dari 30 tablet per bulan 2

Minum 30 tablet per bulan 3

Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak empat variabel yang terdiri

dari tiga variabel independen yaitu status jumlah anak, sosial ekonomi, status gizi (anemia

gizi, LILA), danusia perkawinan, serta satu variabel dependen yaitu anemia.

Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variable dependen (terikat) dan variable independen

(bebas). Variable terikat berupa kadar hemoglobin ibu hamil. Variabel bebas berupa ukuran

lingkar lengan atas, pekerjaan, pendapatan,status gravida, dan konsumsi tablet Fe.

Desain Penelitian

Penelitiananalitikmerupakanpenelitian yang menekankanadanyahubunganantarasatu

variable dengan variable lainnya.Penelitiananalitikterdiridari :cross-sectional analytic,

cohort, case-control.

Penelitiancross-sectionaladalahpenelitian yang

melakukandeterminasiterhadappaparan (exposure) danhasil (disease outcome)

secarastimultanpadasetiapsubjekpenelitian.Iniberarti exposure dan outcome dan effect

dilihatpadawaktu yang samaataudikenaldengansnapshot of the population.

Penelitian cohort yaitudimanapenelitimenentukansatukelompok yang terpapar factor

resikodansatukelompoktidakterpapat, kemudiandilakukanfollow

upterhadapkeduakelompoktersebutuntukmembandingkaninsidenpenyakitnya. Penelitian

10

Page 11: Anemia Ibu Hamil

cohort termasukpenelitiandenganpendekatan yang diukurdariwaktukewaktuataubersifat

longitudinal.

Penelitian case control adalahpenelitian yang banyak digunakan pada bidang epidemiologi untuk mengetahui penyebab penyakit dengan meninvestigasi hubungan antara factor risiko dengan kejadian penyakit. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan backward looking (retrospective) berdasarkan exposure histories of cases and control.1

Pada penelitian untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan studi analitik case-control karena pada penelitian ini ingin diketahui penyebab dan faktor resiko seperti pekerjaan, pendapatan, status gravida, kurang konsumsi tablet Fe dari kejadian anemia pada saat ibu hamil.

Sumber data danmetodepengumpulan data

Berbagai jenis sumber data danmetodepengumpulan data, yaitu :

1. Data primerData penelitian yang diperolehsendirimelalui :

Wawancara, observasi, tes. Kuesioner (daftarpertanyaan) Pengukuranfisik Percobaanlaboratorium

2. Data sekunderData yang diperolehdarisumberkedua, dokumentasilembaga, yaitu :

Biro PusatStatistik (BPS) Rumahsakit Lembagaatauinstitusi

MetodePengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioneradalahdaftarpertanyaantertulis yang

ditujukankepadarespondenkemudianjawabanrespondendicatat/direkam.

2. Observasi

Metodepengumpulan data dimanapenelitimencatatinformasisebagaimana yang

disaksikanselamapenelitianlaludicatatseobyektifmungkin.

3. Wawancara

11

Page 12: Anemia Ibu Hamil

Pengambilan data melaluiwawancara /secaralisanlangsungdengansumberdatanya,

baikmelaluitatapmukaataulewat telephone, teleconference.

Jawabanrespondendirekamdandirangkumsendiriolehpeneliti.

4. Dokumen

Pengambilan data

melaluidokumentertulismamupunelektronikdarilembaga/institusi.Dokumendiperlukan

untukmendukungkelengkapan data yang lain.7

Padapenelitianuntukmengetahuihubunganantarakadar hemoglobin

denganukuranlingkarlenganatas (LILA) dapatdigunakandata primer dimana peneliti

melakukan pengumpulan data secara langsung kepada sampel dengan cara dikumpulkan

menggunakan alat pengukur Hb untuk mengukur Hemoglobin, pita lilauntuk mengukur

lingkar lengan atas dan memakai bantuan kuesioner dan wawancara untuk menngetahui

pendapatan keluarga, usia perkawinan dan jumlah anak, responden yang menjadi sampel

adalah ibu hamil.

Jenis data

Data Kualitatifdibagimenjadiduayaitu:

1. Data Nominal

Data nominal adalah data yang paling rendah dalam level pengukuran data. Jika suatu

pengukuran data hanya menghasilkan satu kategori. Sifat data ini adalah setara atau

tidak menunjukkan tingkatan tertentu.

Contoh : data kelamin seseorang “laki-laki dan perempuan”, data ini termasuk

nominal. Data nominal dalam praktek statistik biasanya dijadikan “angka” yaitu

proses yang disebut kategori.

2. Data Ordinal

Data ordinal adalah data yang menunjukkan pada tingkatan tertentu sehingga jenis

data ini merupakan tingkatan urutan dari yang lebih tinggi menuju ke urutan yang

lebih rendah dengan kata lain data hasil kategorisasi ini sifatnya tidak setara.8

Contoh : “pandai” diberi kategori 4, “sedang” diberi kategori 3, “kurang” diberi

kategori 2, “sangat kurang” diberi kategori 1.

12

Page 13: Anemia Ibu Hamil

Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data berupa angka dalam arti yang

sebenarnya. Data Kuantitatif dibedakan menjadi dua:

1. Data Interval

Data interval adalah data statistik yang mempunyai jarak yang sama diantara hal-hal

yang sedang diselidiki. Satuan ukurannya mempunyai skala yang sama antara

kategori dapat diketahui selisihnya menggunakan titik 0 (nol) tidak mutlak. Data

interval ini tergolong sebagai data kontinu yang merupakan data yang tingkatannya

lebih tinggi dibandingkan dengan data ordinal.8

Contoh: Suhu badan

2. Data Rasio

Data rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Data ini

mempunyai nilai 0 (nol) absolute. Maksudnya angka 0 ini benar-benar tidak ada

nilainya. Data rasio adalah data dengan tingkatan pengukuran paling tinggi diantara

jenis data lainnya.8

Contoh : Jumlah anak, Kadar Hemoglobin

Populasi

Populasi rujukan adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas.

Sampelnya adalah ibu hamil yang anemia, dan ibu hamil yang tidak anemia sebagai kontrol.

Subyek penelitian harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

Kriteria inklusi :

o Ibu hamil yang anemia

o Ibu yang memiliki anak dengan berat badan lahir rendah

o Bersedia ikut serta dalam penelitian ini yang dibuktikan denganmenandatangani

inform konsen

Kriteria eksklusi :

o Ibu yang memiliki anak dengan berat badan lahir normal

o Tidak bersedia ikut serta dalam penelitian ini

Sampel

Accidental sampling adalah mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.

Pengolahan Data

13

Page 14: Anemia Ibu Hamil

Terhadap data-data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses

editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan

program computer, yaitu program SPSS.

Analisis data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis sesuai dengan cara uji statistic menggunakan chi square.

Uji parametric atau non-parametrik

Uji Parametrik

Metode statistik parametrik terdiri dari Uji-Z (1 atau 2 sampel, Uji-T (1 atau 2 sampel), Korelasi Pearson. Ciri-ciri statistik parametrik dimana data dengan skala interval dan rasio.

Keunggulan pada uji parametrik dimana suatu populasi yang dianggap sampel biasanya tidak diuji dan dianggap memenuhi syarat namun kelemahan pupolasi harus memiliki varian yang sama dan variabel yang diteliti harus dapat diukur setidaknya dalam skala interval.

Uji Non-Parametrik

Metode statistik uji non-parametrik terdiri dari Uji Fisher, Chi-square test dan umunya data yang digunakan data berskala nominal dan ordinal lalu jumlah sampel biasanya kecil.

Keunggulan pada uji non parametrik lebih mudah dikerjakan dan lebih mudah dimengerti dibanding uji parametrik karena statistik non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan matematik yang rumit namun kelemahannya hasil pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak setajam statistik parametrik.7

Padapenelitianuntukmengetahuihubunganantarakadar hemoglobin denganukuranlingkarlenganatas (LILA) dapat digunakan pengujian non parametrik dengan uji chi-square karena data yang diperoleh berskala kategorikal dan kategorikal.

Hasil Penelitian

Dari hasil analisis didapat ternyata di wilayah kerja Puskesmas ditemukan (45%)

kasus ibu yang hamil dengan LILA (lingkar lengan atas) <18.0 cm. Keadaan ini

menunjukkan bahwa ternyata adanya kejadian BBLR.

Hubungan antara kadar hemoglobin dengan lingkar lengan atas ibu hamil

14

Page 15: Anemia Ibu Hamil

Dilakukanujianalisis antarakadar hemoglobin denganukuranlingkarlenganatasibuhamil.

Didapatkannilai P bilalebihdari 0,05danbermaknahipotesisnolditerima. Hal

inimenggambarkantidakadakaitanantaraukuranlingkarlenganatasibuhamildengankadarhemogl

obinnya.Namun bila nilai P kurang dari 0,05 dan tidak bermakna hipotesis nol ditolak. Hal ini

menggambarkan ada kaitan antara ukuran lingkar lengan atas ibu hamil dengan kadar Hb.

Ukuran lingkar lengan atas ibu hamil bisa digunakan untuk menggambarkan status gizinya.

Oleh kerana itu ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas biasanya mempunyai kadar

hemoglobin yang lebih rendah.

Hubungan antara kadar hemoglobin dengan tingkat pendidikan ibu hamil

Dari uji analisis dengan rumus Chi Square didapatkan bila P > 0,05 dan hipotesis diterima.

Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kadar hemoglobin. Namun

bila P < 0,05 maka hipotesis ditolak dan ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil

dengan kadar hemoglobin. Hal ini dikarenakan kerana kesadaranumumtentang anemia

dankehamilansemakintinggikarena program kesehatandaripemerintah.

Hubungan antara kadar hemoglobin dengan pendapatan ibu hamil

Dari uji analisis bila didapatkan P > 0,05 maka bermakna hipotesis nol diterima. Hal ini

bermakna tidak ada hubungan antara pendapatan ibu hamil dengan kadar hemoglobin ibu.

Namun bila P < 0,05 maka hipotesis ditolak dan ada hubungan antara pendapatan ibu hamil

dengan kadar hemoglobin. Hal ini dapat dikarenakan karena pengaruh dari program

perbaikkan gizi dari pemerintah kepada ibu-ibu hamil sehingga tingkat pendapatan tidak

berpengaruh terhadap status gizi ibu.

Hubungan antara Konsumsi Tablet Fe dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil

Nilai p didapatikurangdari 0,05darihasil Uji Chi Square, bermakna hipotesis ditolak. Ada

hubungan antara konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin ibu hamil. Bila nilai P > 0,05

maka hipotesis diterima. Tidak ada hubungan bermakna antara konsumsi tablet Fe dengan

kada Hemoglobin. Oleh karena itu perlu diperhatikan asupan zat besi baik dari makanan

maupun tambahan zat besi terutama pada ibu hamil.

15

Page 16: Anemia Ibu Hamil

Pembahasan

1. Jumlah anak

Parietas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir

hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko

mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan

nutrisi.Karena selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang

dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan

antara parites dengan kejadian anemia pada ibu hamil.Jarak kelahiran adalah waktu sejak

ibu hamil sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Jarak kelahiran yang terlalu dekat

dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum

pulih dan pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi belum optimal yang sudah harus

memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.

2. Sosial Ekonomi

Dari hasil pengamatan data kohort ibu hamil beberapa hal yang kemungkinan

berperan dalam tingkat pengetahuan ini adalah tingkat pendidikan, pekerjaan, kepatuhan

ANC dan penjelasan yang diberikan saat antenatal care di petugas kesehatan. Pada ibu

hamil dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi (dalam sampel yaitu sampel dengan

pendidikan terakhir perguruan tinggi atau akademi) memiliki tingkat pengetahuan yang

”baik”, sampel dengan pendidikan terakhir SMP/SMA berada dalam kategori tingkat

pengetahuan ”sedang”, dan sampel yang tamat SD pengetahuannya cenderung ”rendah”.

Demikian juga dengan pekerjaan, sampel yang bekerja sebagai pegawai swasta atau

pegawai negeri pengetahuannya cenderung lebih baik, sebaliknya sampel yang

kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga, pengetahuannya cenderung masuk ke

dalam kategori ”sedang” atau ”rendah”. Hal ini terjadi kemungkinan karena sampel yang

bekerja di luar lebih banyak menerima informasi dari lingkungan sekitarnya dan juga

yang tak kalah penting adalah dari media massa seperti koran, majalah, dan televisi.

a. Pendidikan

Faktor sosial ekonomi juga akan mempengaruhi pada pola konsumsi makan, pola

konsumsi makan sangat berdampak pada cukup tidaknya zat besi dalam makanan

16

Page 17: Anemia Ibu Hamil

(Djaja at all, 1994). Menurut (Manuaba, 2010) anemia defisiensi besi mencerminkan

kemampuan sosial ekonomi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya dalam

jumlah dan kualitas gizi. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan

keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dalam kesehatan keluarga,

(Hermina, 1992). Ibu hamil dengan pendidikan rendah yaitu tidak sekolah, tidak tamat

SD dan tamat SD sebanyak 66.15% menderita anemia dan merupakan prevalensi

terbesar dibandingkan dengan kategori pendidkan sedang maupun tinggi (Wijianto,

2002). Ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah akan mengalami resiko anemia

lebih tinggi dibanding dengan ibu hamil yang tingkat pendidikannya tinggi (Achadi,

1995). Menurut Arisman (2004) faktor pendidikan juga berpengaruh saat pemberian

tablet besi. Efek samping dari tablet besi yang dapat mengganggu seperti mual

muntah sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut

sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka

memerlukan tambahan zat besi. Handayani (2000) menyatakan bahwa tingkat

pendidikan yang dicapai seseorang mempunyai hubungan nyata dengan pengetahuan

gizi dari makanan yang dikosumsinya.

b. Pekerjaan

Berat ringannya pekerjaan ibu juga akan mempengaruhi kondisi tubuh dan pada

akhirnya akan berpengaruh pada status kesehatannya. Ibu yang bekerja mempunyai

kecenderungan kurang istirahat, konsumsi makan yang tidak seimbang sehingga

mempunyai resiko lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan ibu yang tidak

bekerja (Wijianto, 2002).

c. Pengetahuan

Anemia masih banyak dijumpai karena kemiskinan dan kurangnya pengetahuan

tentang makanan sehat. Bahkan pada waktu hamil banyak makanan yang ditabukan

karena kurangnya pengertian tentang makanan sehat yang bergizi sehingga anemia

semakin parah (Manuaba, 2010). Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah

satu jenis pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pendidikan. Pengetahuan gizi

dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Semakin banyak

pengetahuan tentang gizi dan kesehatan, maka semakin beragam pula jenis makanan

yang dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan

kesehatan individu (Suhardjo, 1989). Tingkat pendidikan turut menentukan mudah

17

Page 18: Anemia Ibu Hamil

tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh.

Dari kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang tanggap

adanya masalah defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil dan bisa mengambil tindakan

secepatnya (Kodyat, 1993).

3. Status gizi

Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sering kali multiple dengan

manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk, atau kelainan herediterseperti

hemoglobinopati. Namun, penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang

tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan

yang berlebihan, dan kurangnya utilitasi nutrisi hemopoietik. Sekitar 75% anemia dalam

kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit

mikrositik hipokrom pada apusan darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia

megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin

B12.

4. Usia perkawinan

Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi

yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas

35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara

biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga

mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap

pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35

tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering menimpa diusia ini.

Kesimpulan

Umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih 35 tahun berisiko lebih besar untuk menderita

anemia.

Didapati ukuran lingkar lengan atas konsumsi tablet Fe memppunyai hubungan dengan kadar

hemoglobin ibu hamil.

18

Page 19: Anemia Ibu Hamil

Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pendapatan, asupan gizi, dan

jumlah paritas terhadap kadar hemoglobin ibu hamil.

Saran

1. Perencanaan kehamilan/persalinan sangat penting dilaksanakan pada umur 20 sampai 35

tahun, untuk menekan kejadian anemia pada ibu hamil.

2. Program KB sangat diperlukan untuk mengatur jarak kelahiran sehingga

kelahiranberikutnya dapat lebih dari dua tahun.

3. Pemeriksaan ANC tetap sangat diperlukan adanya kunjungan yang teratur bagi ibu hamil

untuk memeriksakan kehamilannya, sebagaiupaya deteksi dini kelainan kehamilan.

4. Perlu penelitian lanjutan terhadap variabel lain yang belum diteliti dalam penelitianini,

misalnya kebiasaan ibu serta faktor sosial budaya yang lain.

19

Page 20: Anemia Ibu Hamil

Daftar Pustaka

1. Nursalam. KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan.

SalembaMedika. Jakarta: 2008. Hal 56-65

2. Ekobudiarto. MetodologiPenelitianKedokteran: Pengantar. EGCKedokteran. Jakarta:

2002. Hal 70-3

3. PolaKonsumsi Dan Kadar Hemoglobin PadaIbuHamildiKabupatenMaros, Sulawesi

Selatan, diunduhdarihttp:// journal.ui.ac.id/health/article/download/795/757

4. HubunganAntaraAsupan Protein DenganKekuranganenergiKronik (Kek)

PadaIbuHamil Di KecamatanJebres Surakarta,

diunduhdarihttp://eprints.uns.ac.id/130/1/167080309201010381.pdf

5. Mid-Upper Arm Circumference At Age Of Routine Infant Vaccination To Identify

Infants At Elevated Risk Of Death: A Retrospective Cohort Study In The Gambia,

diunduhdarihttp://www.who.int/bulletin/volumes/90/12/12-109009/en/

6. Status GiziIbuHamil Serta PengaruhnyaTerhadapBayi Yang

Dilahirkandiunduhdarihttp:// local.sman3sda.sch.id/.../12_ status _ gizi _ ibu _ hamil . pdf

7. I ketutswarjana. Metodologipenelitiankesehatan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta:

2012. Hal 80-3

8. Widiyanto, Joko. SPSS For Windows. Badan Penerbit-FKIP Universitas Muhammadiyah. Surakarta: 2012. Hal 20-21

20