andika pramanapermukiman kumuh, pengertian dan ciri-cirinya

6
1. Kekayaan Laut Indonesia 6 Kali APBN BERITA UIN Online – Meskipun Indonesia merupakan negara yang kaya laut, tapi potensi kelautannya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh bangsa Indonesia, terutama oleh pemerintah. Menurut Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI) Dr. Yulius Paonganan, M.Sc, potensi laut Indoensia mencapai enam kali lipat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini potensi yang sangat besar. “Total potensi ekonomi maritim Indonesia sangat besar. Diperkirakan mencapai Rp 7.200 triliun per tahun, atau enam kali lipat dari APBN 2011 (Rp 1.299 triliun) dan satu setengah kali Product Domestic Bruto (PDB) saat ini,"ujar Yulius pada seminar bertajuk "Menggagas Maritime Policy di Negeri Bahari" di Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution, Kamis (14/4). Dijelaskannya, potensi kelautan yang begitu besar pada dasarnya dapat mendorong pembukaan lapangan kerja. Namun, lantaran tidak dikelola dengan baik, maka hasilnya pun minim. "Ditaksir lapangan kerja yang tersedia sekitar 30 juta orang," imbuhnya. Terkait dengan hal itu, aku Yulius, pihaknya telah melakukan road show guna menyosialisasikan potensi maritim laut Indonesia. "Seminar ini bertujuan untuk membuka cakwarawala pemikiran mahasiswa, sehingga akan lahir pemuda-pemuda yang bervisi maritim," tambahnya. Sementara Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat mengatakan, UIN Jakarta terus berbenah dan mengembangkan kajian- kajian yang dibutuhkan dunia saat ini. Karena itu pula, UIN Jakarta membuka berbagai program studi guna menjawab kebutuhan tersebut. “Di UIN Jakarta ada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) dengan tujuan agar umat Islam bisa sehat dan terjaga kesehatannya, ada juga Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), agar umat Islam mampu memanej perekonomian bangsa ini dengan lebih baik, dan ada juga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), agar umat Islam mampu mengetahui fenomena sosial budaya bangsa ini. Masalah kelautan ini adalah bagian dari studi mata kuliah sejarah di FISIP,"katanya. Menurutnya, pendirian dan pembukaan program studi baru itu sebagai bentuk elaborasi teologis dan logis yang menandakan bahwa tidak ada pemisahan ilmu umum dan agama.

Upload: andika-pramana

Post on 17-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ARAKTERISTIK PERMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES KOTA

TRANSCRIPT

1. Kekayaan Laut Indonesia 6 Kali APBNBERITA UIN Online Meskipun Indonesia merupakan negara yang kaya laut, tapi potensi kelautannya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh bangsa Indonesia, terutama oleh pemerintah.Menurut Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI) Dr. Yulius Paonganan, M.Sc, potensi laut Indoensia mencapai enam kali lipat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini potensi yang sangat besar.Total potensi ekonomi maritim Indonesia sangat besar. Diperkirakan mencapai Rp 7.200 triliun per tahun, atau enam kali lipat dari APBN 2011 (Rp 1.299 triliun) dan satu setengah kaliProduct Domestic Bruto(PDB) saat ini,"ujar Yulius pada seminar bertajuk "MenggagasMaritime Policydi Negeri Bahari" di Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution, Kamis (14/4).Dijelaskannya, potensi kelautan yang begitu besar pada dasarnya dapat mendorong pembukaan lapangan kerja. Namun, lantaran tidak dikelola dengan baik, maka hasilnya pun minim. "Ditaksir lapangan kerja yang tersedia sekitar 30 juta orang," imbuhnya.Terkait dengan hal itu, aku Yulius, pihaknya telah melakukan road show guna menyosialisasikan potensi maritim laut Indonesia. "Seminar ini bertujuan untuk membuka cakwarawala pemikiran mahasiswa, sehingga akan lahir pemuda-pemuda yang bervisi maritim," tambahnya.Sementara Rektor UIN Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat mengatakan, UIN Jakarta terus berbenah dan mengembangkan kajian-kajian yang dibutuhkan dunia saat ini. Karena itu pula, UIN Jakarta membuka berbagai program studi guna menjawab kebutuhan tersebut.Di UIN Jakarta ada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) dengan tujuan agar umat Islam bisa sehat dan terjaga kesehatannya, ada juga Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), agar umat Islam mampu memanej perekonomian bangsa ini dengan lebih baik, dan ada juga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), agar umat Islam mampu mengetahui fenomena sosial budaya bangsa ini. Masalah kelautan ini adalah bagian dari studi mata kuliah sejarah di FISIP,"katanya.Menurutnya, pendirian dan pembukaan program studi baru itu sebagai bentuk elaborasi teologis dan logis yang menandakan bahwa tidak ada pemisahan ilmu umum dan agama.Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) TNI Soeparno yang yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Laksma TNI Desi Albert Mamahit, M.Sc, berharap seminar ini dapat menghasilkan ide-ide yang komplementatif dalam membangun kelautan dan mahasiswa dapat diajak untuk membangun negara maritim secara komprehensif.Kemampuan kelautan di perairan nasional menjadi sangat signifikan dengan sumber daya alam yang besar dan harus diamalkan dan lindungi untuk kepentingan nasional dalam rangka memakmurkan rakyat, bukan untuk kepentingan pihak lain,"tandasnya.Sumber: http://www.uinjkt.ac.id/index.php/arsip-berita-utama/2242-kekayaan-laut-indonesia-6-kali-apbn.html2. Wisata Bahari di Negara Kepulauan Terbesar SeduniaJakarta,CNN Indonesia-- Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Sebanyak dua pertiga wilayah Indonesia pun terdiri dari laut. Namun, potensi laut di Indonesia masih belum maksimal,salah satunya dari segi pariwisata.

Melihat rendahnya angka pariwisata bahari di Indonesia, membuat Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menetapkan target yang tinggi. Menurutnya, potensi wisata bahari Indonesia sangat besar namun kurang dimanfaatkan secara maksimal.

"Kami inginkan kontribusi wisata bahari 20 persen dari GDP (Gross Domestic Product). Sekarang 10 cuma persen," kata Arief dalam Seminar bertajuk Peningkatan Konektivitas Pulau-pulau di Indonesia untuk Pengembangan Wisata Bahari, Selasa (10/3). Target tersebut diharapkan bisa tercapai pada tahun 2019 nanti.Arief menuturkan, persentase pendapatan negara maupun nominal sumbangan pariwisata bahari Indonesia sangat rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia. Hal ini disebabkan akibat kurangnya akses ke destinasi wisata bahari. "Malaysia saja sudah 40 persen (GDP). Maldives hampir 100 persen (GDP) dari wisata bahari. Indonesia sangat sayang dilihat dari persentase maupun nominal," ujarnya.

Maldives atau Maladewa, jelas Arief, yang memiliki 300 ribu penduduk bisa mendatangkan 1,1 juta wisatawan mancanegara. Dengan data tersebut, pendapatan Maladewa dari sektor wisata bahari saja sudah mencapai 2 miliar dolar. "Maldives tidak lebih besar dari Belitung. APBD-nya 700 miliar, PAD-ny (Pendapatan Asli Daerah) 300 M, seperdelapannya Maldives.

Tak hanya dengan Malaysia dan Maladewa, dari segi wisata bahari Indonesia juga kalah dengan Australia Barat. "Australia Barat garis pantainya 2 ribu kilometer, kita 100 ribu kilometer. Tapi Australia Barat bisa menghasilkan devisa 3 miliar, kita hanya 1 miliar," papar Arief.

Melihat adanya fenomena ini, Kementerian Pariwisata menetapkan target yang lebih tinggi karena potensi wisata bahari di Indonesia lebih besar daripada negara-negara tersebut. "Pasti ada sesuatu yang salah. Dan kita harus bisa merumuskan apa yang salah di kita," tukas Arief.

Menurut laki-laki kelahiran Banyuwangi itu, salah satu faktor yang menghambat perkembangan wisata bahari di Indonesia adalah akses. "Tanpa akses suatu daerah tak bisa disebut destinasi wisata. Banyak yang bertanya, daerah saya indah tapi kenapa enggak dijual? Karena tidak ada aksesnya. Mars juga indah tapi tidak ada aksesnya.

Untuk mengembangkan potensi pariwisata bahari, aksesibilitas merupakan hal yang utama. Dengan adanya akses yang memadai, wisata bahari pun diharapkan bisa menggejot jumlah wisatawan yang ditargetkan mencapai 20 juta sampai tahun 2019 karena potensi wisata bahari dianggap potensial dan menjanjikan. Pemerintah pun menargetkan pertumbuhan wisatawan dari yang mulanya 1 juta pada tahun 2014 bisa bertambah menjadi 4 juta di tahun 2019.Sumber: http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150310171652-269-38122/keoknya-wisata-bahari-di-negara-kepulauan-terbesar-sedunia/3. Potensi Wisata Selam, Luar Biasa

JAKARTA, bisniswisata.co:Potensi wisata selam (diving) di Indonesia, memang luar biasa. Terdata ada sekitar 700 spot dive sites atau lokasi penyelaman di 35 titik lokasi di tanah air. Dari jumlah itu, baru 235 dive sites di 11 lokasi, yang berhasil disusun database situs selam secara lengkap. Kini dive sites Indonesia semakin diperhitungkan bagi turis asing.

"Memang Indonesia yang sebagian besar kawasan perairan laut, merupakan modal utama dalam mengembangkan wisata bahari. Kekayaan, potensi dan panorama di bawah laut pun sangat menakjubkan. Dan potensi wisata selam sangat luar biasa untuk terus dikembangkan baik kepada wisatawan asing maupun dalam negeri," kata Achyaruddin, Direktur Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Even Kemenparekraf usai membuka Diskusi Wisata Selam yang digelar Forum Dialog Pariwisata (FDP) dan media digital bisniswisata.co di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Potensi luar biasa itu, lanjut di, karena Keindahan terumbu karang, dahsyatnya palung , aneka biota lainnya, goa-goa yang menawan, serta gunung laut sehingga menjadi daya tarik yang luar biasa untuk dikembangkan, ditawarkan ke wisatawan yang suka wisata selam.

Kondisi itu ditambah, dengan adanya keragaman hayati sumber daya ikan di perairan Indonesia yang sangat besar, mencapai 37 persen dari seluruh spesies ikan di dunia. Diperkirakan terdapat 2.000 spesies ikan dan 700 spesies dari total 2.000 spesies bunga karang yang hidup di ekosistem terumbu karang Asia Tenggara, jelasnya.

Juga, lebih dari sepertiga spesies paus dan lumba-lumba, serta enam dari tujuh jenis penyu yang hidup di dunia bisa dijumpai di perairan laut Indonesia. Eksotisme ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu situs penyelaman terbaik dunia, paparnya dengan penuh semangat.

Karenanya, jangan heran jika kini wisatawan selam asal Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Australia mulai membanjiri dive site di beberapa lokasi. Wisata minat khusus ini, memang jumlahnya tidak terlalu banyak paling 3 sampai 5 orang.Namun lenght of stay (lama tinggal) cukup lama bisa mencapai 10-12 hari, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar juga negara, ungkap Achyaruddin,

Kedatangan turis diving ke perairan nusantara ini, ungkap Achyar - panggilan akrabnya, selain dari mulut ke mulut juga tahu dari media online serta gencarnya promosi dan publikasi Indonesia di pameran pariwisata serta travel mart yang digelar di belahan dunia.

"Apalagi setelah dilakukan survey dan pemetaan dive sites, maka banyak wisatawan yang hoby diving datang hanya untuk menyelam. Meski baru sebagian kecil dive sites di 11 lokasi, yang berhasil disusun database situs selam namun tak mengurangi wisman untuk datang," ungkapnya.

Kesebelas lokasi yang sudah di database, yakni di wilayah perairan Sabang, Padang, Anambas, Kepulauan Seribu, Karimunjawa, Bali, Derawan, Sangihe, Alor, Komodo, dan Ambon.

Sedangkan 24 dive sites lainnya yang masih dalam tahap pengumpulan data adalah Natuna, Lampung, Krakatau, Pelabuhan Ratu, Pasir Putih, Lombok, Maumere, Selayar, Pangkep, Kendari, Wakatobi, Donggala, Togean, Gorontalo, Bunaken,Lembeh, Halmahera Utara, Banda, Raja Ampat, Kaimana, Teluk Cenderawasih, Biak dan Manokwari.

Sementara dive sites yang paling banyak dikunjungi antara lain Raja Ampat, Bali, Nusa Penida, Bunaken. Setiap dives site yang dimintai wisatawan itu karena memiliki ciri khas tersendiri, Raja Ampat misalnya memiliki terumbu karang yang masih alami, Bali dengan menikmati ikan pari berukuran besar, Bunaken dengan keindahan biota laut dengan ikan-ikan eksotisyang masih terjaga.

Di Pantai Hukurila di Kota Ambon, Maluku, dan Pantai Wasage di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, penggemar tantangan adrenalin akan disuguhkan pemandangan goa-goa bawah laut. Di barat daya Pulau Mangehetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, penyelam bisa menyaksikan gunung bawah laut di perairan cukup dangkal dengan titik kepundan gunung di kedalaman 8 meter.

"Juga di Nusa Penida Bali setiap empat lima bulan sekali muncul ikan besar yang jelek dan langka, saya lupa nama ikannya. Namun digemari wisatawan mancanegara, dan mereka puas jika bertemu dengan ikan itu. Dulu ikan ini banyak di perairan NTT namun karena banyak diburu sehingga populasinya berkurang," ucap Achyar.

Ditambahkan, wisata selam bukan hanya dimonopoli oleh wisatawan asing, namun wisatawan nusantara kini banyak yang membeli paket-paket wisata selam. Yang menggembirakan lagi, wisata selam kini lebih banyak didominasi anak-anak muda yang memiliki pendapatan ekonomi yang tinggi. Minat wisatawan berwisata selam juga punya kesadaran yang tinggi dalam menjaga lingkungan.Sumber: http://bisniswisata.co/view/kanal/?open=1&alias=berita&id=5600