anatomi sistem pendengaran

9
2.3. Anatomi Sistem Pendengaran Telinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan. Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam .Gelombang suara yang diterima oleh telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis oleh membran timpani. Getaran ini kemudian di perkuat oleh tulang-tulang padat di ruang telinga tengah (tympanic cavity) dan diteruskan ke telinga dalam. Telinga dalam merupakan ruangan labirin tulang yang diisi oleh cairan perilimf yang berakhir pada rumah siput / koklea (cochlea). Di dalam labirin tulang terdapat labirin membran tempat terjadinya mekanisme vestibular yang bertanggung jawab untuk pendengaran dan pemeliharaan keseimbangan. Rangsang sensorik yang masuk ke dalam seluruh alat-alat vestibular diteruskan ke dalam otak oleh saraf akustik (N.VIII). Secara umum telingan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. 1. Telinga Bagian Luar Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus accus-ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani). a. Daun telinga /aurikula disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis yang melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar otot lurik yang pada manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada binatang yang lebih rendah yang mampu menggerakan daun telinganya, otot lurik ini lebih menonjol. b. Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari daun telinga melintasi tulang timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang mengandung folikel

Upload: septian-muna-barakati

Post on 14-Dec-2014

61 views

Category:

Data & Analytics


3 download

DESCRIPTION

KABUPATEN MUNA

TRANSCRIPT

2.3. Anatomi Sistem Pendengaran

Telinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan. Telinga

terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam .Gelombang suara yang diterima

oleh telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis oleh membran timpani. Getaran ini

kemudian di perkuat oleh tulang-tulang padat di ruang telinga tengah (tympanic cavity) dan

diteruskan ke telinga dalam. Telinga dalam merupakan ruangan labirin tulang yang diisi oleh

cairan perilimf yang berakhir pada rumah siput / koklea (cochlea). Di dalam labirin tulang

terdapat labirin membran tempat terjadinya mekanisme vestibular yang bertanggung jawab

untuk pendengaran dan pemeliharaan keseimbangan. Rangsang sensorik yang masuk ke

dalam seluruh alat-alat vestibular diteruskan ke dalam otak oleh saraf akustik (N.VIII).

Secara umum telingan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam.

1.      Telinga Bagian Luar

Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus accus-ticus

externus) dan gendang telinga (membran timpani).

a.       Daun telinga /aurikula disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis yang

melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar otot lurik

yang pada manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada binatang yang lebih

rendah yang mampu menggerakan daun telinganya, otot lurik ini lebih menonjol.

b.       Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari daun telinga melintasi

tulang timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian permukaannya mengandung

tulang rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar

sebasea dan modifikasi kelenjar keringat yang dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret

kelenjar sebacea bersama sekret kelenjar serumen merupakan komponen penyusun serumen.

Serumen merupakan materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi

sebagai pelindung.

2.      Telinga Bagian Tengah

Membran timpani menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna. Permukaan

luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal dari ectoderm, sedangkan lapisan

sebelah dalam disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid rendah turunan dari endoderm.

Di antara keduanya terdapat serat-serat kolagen, elastis dan fibroblas. Gendang telinga

menerima gelombang suara yang di sampaikan lewat udara lewat liang telinga luar.

Gelombang suara ini akan menggetarkan membran timpani. Gelombang suara lalu diubah

menjadi energi mekanik yang diteruskan ke tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.

Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang terletak

di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah posterior dengan

ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring melalui saluran (tuba

auditiva) Eustachius.

Epitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan di dalamnya merupakan

epitel selapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi di bagian anterior pada pada celah tuba

auditiva (tuba Eustachius) epitelnya selapis silindris bersilia. Lamina propria tipis dan

menyatu dengan periosteum.

Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus,

inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum tulang.

Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan inkus tergantung pada

ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes melekat pada tingkap celah oval

(fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada dua otot kecil yang berhubungan dengan ketiga

tulang pendengaran. Otot tensor timpani terletak dalam saluran di atas tuba auditiva,

tendonya berjalan mula-mula ke arah posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol

tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke

dalam gagang maleus. Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid

dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-

otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi.

Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes, memisahkan

rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh karenanya getaran-getaran

membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-tulang pendengaran ke perilimf telinga

dalam. Untuk menjaga keseimbangan tekanan di rongga-rongga perilimf terdapat suatu katup

pengaman yang terletak dalam dinding medial rongga timpani di bawah dan belakang tingkap

oval dan diliputi oleh suatu membran elastis yang dikenal sebagai tingkap bulat (fenestra

rotundum). Membran ini memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala timpani

koklea.

Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga timpani dengan nasofarings lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan biasanya saling berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel bertingkat, selapis silindris bersilia dengan sel goblet dekat farings. Dengan menelan dinding tuba saling terpisah sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.

3.      Telinga Bagian Dalam

            Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang temporalis. Telinga tengah di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa)  yang di da-lamnya terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan perilimf sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolimf.

a.       Labirin Tulang

Labirin tulang terdiri atas tiga komponen yaitu kanalis semisirkularis, vestibulum, dan koklea tulang. Labirin tulang ini di sebelah luar berbatasan dengan endosteum, sedangkan di

bagian dalam dipisahkan dari labirin membranasea yang terdapat di dalam labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan endolimf.

Vestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan dengan rongga timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingkap oval (fenestra ovale). Ke dalam vestibulum bermuara 3 buah kanalis semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis anterior, posterior dan lateral yang masing-masing saling tegak lurus.  Setiap saluran semisirkularis mempunyai pelebaran atau ampula. Walaupun ada 3 saluran tetapi muaranya hanya lima dan bukan enam, karena ujung posterior saluran posterior yang tidak berampula menyatu dengan ujung medial saluran anterior yang tidak bermapula dan bermuara ke dalam bagian medial vestibulum oleh krus kommune. Ke arah anterior rongga vestibulum berhubungan dengan koklea tulang  dan tingkap bulat (fenestra rotundum).

Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput. Bentuk keseluruhannya mirip kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu koklea tulang di sebut mediolus. Tonjolan tulang yang terjulur dari modiolus membentuk rabung spiral dengan suatu tumpukan tulang yang disebut lamina spiralis. Lamina spiralis ini terdapat pembuluh darah dan ganglion spiralis, yang merupakan bagian koklear nervus akustikus.

b.      Labirin Membranasea.

Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin ini dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf. Pada beberapa tempat terdapat lembaran-lembaran jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah melintasi ruang perilimf untuk menggantung labirin membranasea. Labirin membranasea terdiri atas:

1.      Kanalis semisirkularis membranasea2.      Ultrikulus3.      Sakulus4.      Duktus endolimfatikus merupakan gabungan duktus ultrikularis dan duktus sakularis.5.      Sakus endolimfatikus merupakan ujung buntu duktus endolimfatikus.6.      Duktus reuniens, saluran kecil penghubung antara sakulus dengan duktus koklearis.7.      Duktus koklearis mengandung organ Corti yang merupakan organ pendengaran.

Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran semisirkularis (krista ampularis) dan dalam ultrikulus dan sakulus (makula sakuli dan ultrikuli) yang berfungsi sebagai indera statik dan kinetik.

c.       Sakulus dan Ultrikulus

Dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan jaringan ikat tebal yang mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis gepeng sampai selapis kuboid rendah. Pada sakulus dan ultrikulus terdapat reseptor sensorik yang disebut makula sakuli dan makula ultrikuli. Makula sakuli terletak paling banyak pada dinding sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara makula ultrikuli terletak kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan horizontal lurus.

Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I dan II serta sel penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari bagian vestibular nervus  vestibulo-akustikus (N.VIII) akan mempersarafi sel-sel neuroepitel ini.

Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang membulat berisi inti dan leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri atas badan akhir saraf dengan beberapa serat saraf eferen, mungkin bersifat penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II berbentuk silindris dengan badan akhir saraf aferen maupun eferen menempel pada bagian bawahnya.  Kedua sel ini mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada bagian tepi stereosilia terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel berbentuk silindris tinggi, terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili pada permukaan apikal dengan beberapa granul sekretoris.

Pada permukaan makula terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22 mikrometer yang dikenal sebagai membran otolitik. Membran ini mengandung banyak badan-badan kristal yang kecil yang disebut otokonia atau otolit yang mengandung kalsium

karbonat dan suatu protein. Mikrovili pada sel penyokong dan stereosilia serta kinosilia sel rambut terbenam dalam membran otolitik. Perubahan posisi kepala mengakibatkan perubahan dalam tekanan atau tegangan dalam membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan pada sel rambut. Rangsangan ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak di antara sel-sel rambut.

d.      Kanalis Semilunaris

Kanalis semisirkularis membranasea mempunyai penampang yang oval. Pada permukaan luarnya terdapat suatu ruang perilimf yang lebar dilalui oleh trabekula. Pada setiap kanalis semisirkularis ditemukan sebuah krista ampularis, yaitu badan akhir saraf sensorik yang terdapat di dalam ampula (bagian yang melebar) kanalis. Tiap krista ampularis di bentuk oleh sel-sel penyokong dan dua tipe sel rambut yang serupa dengan sel rambut pada makula. Mikrovili, stereosilia dan kinosilianya terbenam dalam suatu massa gelatinosa yang disebut kupula  serupa dengan membran otolitik tetapi tanpa otokonia.

Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya di rangsang oleh gerakan endolimf akibat percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan tergeraknya stereosilia dan kinosilia. Dalam makula sel-sel rambut juga terangsang tetapi perubahan posisi kepala dalam ruang mengakibatkan suatu peningkatan atau penurunan tekanan pada sel-sel rambut oleh membran otolitik.

e.       Koklea (Rumah Siput)

Koklea tulang berjalan spiral dengan 23/4 putaran sekiitar modiolus yang juga merupakan tempat keluarnya lamina spiralis. Dari lamina spiralis menjulur ke dinding luar koklea suatu membran basilaris. Pada tempat perlekatan membran basilaris ke dinding luar koklea terdapat penebalan periosteum yang dikenal sebagai ligamentum spiralis. Di samping itu juga terdapat membran vestibularis (Reissner)  yang membentang sepanjang koklea dari lamina spiralis ke dinding luar. Kedua membran ini akan membagi saluran koklea tulang menjadi tiga bagian yaitu :

1.      Ruangan atas (skala vestibuli)2.      Ruangan tengah (duktus koklearis)3.      Ruang bawah (skala timpani).

Antara skala vestibuli dengan duktus koklearis dipisahkan oleh membran vestibularis 

(Reissner). Antara duktus koklearis dengan skala timpani dipisahkan oleh membran basilaris.

Skala vesibularis dan skala timpani mengandung perilimf dan di dindingnya terdiri atas

jaringan ikat yang dilapisi oleh selapis sel gepeng yaitu sel mesenkim, yang menyatu dengan

periosteum disebelah luarnya. Skala vestibularis berhubungan dengan ruang perilimf

vestibularis dan akan mencapai permukaan dalam fenestra ovalis. Skala timpani menjulur ke

lateral fenestra rotundum yang memisahkannya dengan ruang timpani. Pada apeks koklea

skala vestibuli dan timpani akan bertemu melalui suatu saluran sempit yang disebut

helikotrema. Duktus koklearis berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens tetapi

berakhir buntu dekat helikotrema pada sekum kupulare.

Pada pertemuan antara lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat ganglion spiralis yang sebagian diliputi tulang. Dari ganglion keluar berkas-berkas serat saraf yang menembus tulang lamina spiralis untuk mencapai organ Corti. Periosteum di atas lamina spiralis menebal dan menonjol ke dalam duktus koklearis sebagai limbus spiralis. Pada bagian bawahnya menyatu dengan membran basilaris.

Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh serat-serat kolagen. Permukaan bawah yang menghadap ke skala timpani diliputi oleh jaringan ikat fibrosa yang mengandung pembuluh darah dan sel mesotel.  Membran vestibularis merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis yang diliputi oleh epitel selapis gepeng pada bagian yang menghadap skala vestibuli.

f.       Duktus Koklearis

Epitel yang melapisi duktus koklearis beragam jenisnya tergantung pada lokasinya, diatas membran vestibularis epitelnya gepeng dan mungkin mengandung pigmen, di atas limbus epitelnya lebih tinggi dan tak beraturan. Di lateral epitelnya selapis silindris rendah dan di bawahnya mengandung jaringan ikat yang banyak mengandung kapiler. Daerah ini disebut stria vaskularis dan diduga tempat sekresi endolimf.

g.      Organ Corti

Organ Corti terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-sel rambut. Sel-sel yang terdapat di organ Corti adalah :

1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian basal  yang

lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta bagian leher yang  sempit dan

agak melebar di bagian apeks.

2.      Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya lebih  panjang.

Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan dalam.

3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada membrana basilaris.

Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang bagaian basal sel rambut luar yang

mengandung serat-serat saraf aferen dan eferen pada bagian basalnya yang melintas di antara

sel-sel falangs dalam untuk menuju ke sel-sel rambut luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut

luar terdapat dalam suatu ruang yaitu terowongan Nuel. Ruang ini akan berhubungan dengan

terowongan dalam.

4.      Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel falangs luar sel

ini juga menyanggah sel rambut dalam. 

5.      Sel batas membatasi sisi dalam organ corti.

6.   Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak antara sel

falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel Claudius terletak di atas

sel-sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.

Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana tektoria yang merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa.  Dalam keadaan hidup membran ini menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.

h.      Ganglion Spiralis

Ganglion spiralis merupakan neuron bipolar dengan akson yang bermielin dan berjalan bersama membentuk nervus akustikus. Dendrit yang bermielin berjalan dalam saluran-saluran dalam tulang yang mengitari ganglion, kehilangan mielinnya dan berakhir dengan memasuki organ Corti untuk selanjutnya berada di antara sel rambut. Bagian vestibular N VIII memberi persarafan bagian lain labirin. Ganglionnya terletak dalam meatus akustikus internus tulang temporal dan aksonnya berjalan bersama dengan akson dari yang berasal dari ganglion spiralis. Dendrit-dendritnya berjalan ke ketiga kanalikulus semisirkularis dan ke makula sakuli dan ultrikuli.

Telinga luar menangkap gelombang bunyi yang akan diubah menjadi getaran-getaran oleh membran timpani. Getaran-getaran ini kemudian diteruskan oleh rangkaian tulang –tulang pendengaran dalam telinga tengah ke perilimf dalam vestibulum, menimbulkan gelombang tekanan dalam perilimf dengan pergerakan cairan dalam skala vestibuli dan skala timpani. Membran timpani kedua pada tingkap bundar (fenestra rotundum) bergerak bebas sebagai katup pengaman dalam pergerakan cairan ini, yang juga agak menggerakan duktus koklearis dengan membran basilarisnya. Pergerakan ini kemudian menyebabkan tenaga

penggunting terjadi antara stereosilia sel-sel rambut dengan membran tektoria, sehingga terjadi stimulasi sel-sel rambut. Tampaknya membran basilaris pada basis koklea peka terhadap bunyi berfrekuensi tinggi , sedangkan bunyi berfrekuensi rendah lebih diterima pada bagian lain duktus koklearis. 

2.4. Fisiologi Sistem PendengaranGetaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan

mengenai membran timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain.  Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfe dan membran basalis ke arah bawah dan perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar.

Pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok, dan dengan terdorongnya membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik  ini berubah menjadi rangsangan listrik akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang  diteruskan ke cabang-cabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.