anatomi fisiologi tonsil dan tuba

2
Bab IV DISKUSI Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer, Tonsilitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu tonsillitis akut dan kronik ditinjau dari durasi penyakit yang dialami. Dikatakan kronik jika lebih dari 12 minggu. Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat. Sedangkan Tuba katar adalah radang pada saluran tuba eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan nasofaring dengan cavum timpani. Biasanya merupakan lanjutan dari infeksi didalam rongga hidung (rhinitis) atau pada tenggorokan (faringitis). Karena letak yang berdekatan dan saling berhubungan, maka infeksi pada salah satu rongga telinga, hidung atau tenggorokan dapat mempengaruhi rongga yang lainnya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu batuk yang dirasakan juga membuat gatal bagian telinga dalam, pernah ada riwayat vertigo disertai tinnitus sebelumnya, kepala terasa pening dibagian temporal, belakang telinga hingga ke belakang leher yang merupakan reffered pain dari tuba auditori. Punya riwayat tonsillitis sejak lama, karena kebiasaannya makan dengan penyedap atau makanan asin. Jika sedang kambuh, pasien menjadi sulit menelan karena bengkaknya tonsil. Pasien mengakui sering mengorok saat tidur tetapi tidak ada OSAS. Sudah beberapakali diobati namun tonsil tetap tidak mengecil. Saat melakukan pemeriksaan fisik, tonsil terlihat membesar T3/T2, dengan kripta yang membesar. Pemeriksaan hidung normal. Pemeriksaan telinga didapatkan cone of light (+) dengan fibrosa dibagian annulus membrane timpani, diduga karena sering retraksi. Karena rasa tidak nyaman di telinga dan batuk terjadi pada waktu yang bersamaan, ada korelasi antara patensi tuba dan tonsillitis yang ada, tuba dengan mudah akan tersumbat karena pembengkakan membrane mukosanya disebabkan infeksi ringan di sekitarnya, karena anatominya yang memiliki dinding dinding berhadapan atau dapat juga karena tonsil yang besar menutup lubang tuba. Saat tuba tersumbat, udara dalam kavum timpani menjadi bertekanan negative karena udara diserap oleh mukosa. Akibatnya membrane timpani bisa menjadi retraksi dan menjadi Otitis

Upload: zulva-fuadah-a

Post on 03-Dec-2015

252 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Anatomi Fisiologi Tonsil Dan Tuba

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Fisiologi Tonsil Dan Tuba

Bab IV

DISKUSI

Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin waldeyer, Tonsilitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu tonsillitis akut dan kronik ditinjau dari durasi penyakit yang dialami. Dikatakan kronik jika lebih dari 12 minggu. Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat. Sedangkan Tuba katar adalah radang pada saluran tuba eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan nasofaring dengan cavum timpani. Biasanya merupakan lanjutan dari infeksi didalam rongga hidung (rhinitis) atau pada tenggorokan (faringitis). Karena letak yang berdekatan dan saling berhubungan, maka infeksi pada salah satu rongga telinga, hidung atau tenggorokan dapat mempengaruhi rongga yang lainnya.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu batuk yang dirasakan juga membuat gatal bagian telinga dalam, pernah ada riwayat vertigo disertai tinnitus sebelumnya, kepala terasa pening dibagian temporal, belakang telinga hingga ke belakang leher yang merupakan reffered pain dari tuba auditori. Punya riwayat tonsillitis sejak lama, karena kebiasaannya makan dengan penyedap atau makanan asin. Jika sedang kambuh, pasien menjadi sulit menelan karena bengkaknya tonsil. Pasien mengakui sering mengorok saat tidur tetapi tidak ada OSAS. Sudah beberapakali diobati namun tonsil tetap tidak mengecil. Saat melakukan pemeriksaan fisik, tonsil terlihat membesar T3/T2, dengan kripta yang membesar. Pemeriksaan hidung normal. Pemeriksaan telinga didapatkan cone of light (+) dengan fibrosa dibagian annulus membrane timpani, diduga karena sering retraksi.

Karena rasa tidak nyaman di telinga dan batuk terjadi pada waktu yang bersamaan, ada korelasi antara patensi tuba dan tonsillitis yang ada, tuba dengan mudah akan tersumbat karena pembengkakan membrane mukosanya disebabkan infeksi ringan di sekitarnya, karena anatominya yang memiliki dinding dinding berhadapan atau dapat juga karena tonsil yang besar menutup lubang tuba. Saat tuba tersumbat, udara dalam kavum timpani menjadi bertekanan negative karena udara diserap oleh mukosa. Akibatnya membrane timpani bisa menjadi retraksi dan menjadi Otitis Media Akut. Tetapi pada pasien ini, tidak terlihat retraksi membran timpani.

Terapi yang ditawarkan pada pasien adalah tonsilektomi, karena adanya rekurensi tonsillitis setelah pengobatan yang adekuat dan mengganggu tuba auditori, walaupun tidak mengganggu jalan napas. Tetapi karena pasien belum bersedia untuk tonsilektomi, maka diberikan terapi konservatif yaitu trifed dan cefadroxil.