anatomi dan patologi payudara.ppt
TRANSCRIPT
Freda Susana HalimPembimbing :
Dr. Maman SpB(K)-Onk
Anatomi dan Patologi Payudara
PendahuluanPayudara ciri khas Mammaliaperubahan fisik dan fisiologis yang konstan angka keganasan payudara yang terus
meningkat
Embriologi Payudara
Anatomi PayudaraBatas-batas payudara yang tampak
dari luar :superior : iga II atau IIIinferior : iga VI atau VIImedial : tepi sternumlateral : garis aksilaris anterior atau
linea mid axillarisBatas-batas payudara yang
sesungguhnya superior: hampir sampai ke klavikulamedial : garis tengahlateral : M. latissimus dorsi
Struktur PayudaraPayudara terdiri dari berbagai
struktur :parenkhim epiteliallemak, pembuluh darah, saraf, dan saluran
getah beningotot dan fascia
Parenkhim epitelialdari 15 – 20 lobusmasing-masing mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produknya, dan bermuara pada puting susu. Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10 – 100 asini grup. Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mamma.
Payudara dibungkus oleh fasia pektoralis superfisialis dimana permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper. Ligamentum “suspensory” Cooper ini bekerja sebagai jaringan penunjang yang kuat diantara lobus dan parenkim, dan diantara dermis kulit dengan bagian dalam fascia pektoralis superfisilais.
Pada invasi keganasan, bagian ligamen ini dapat terkontraksi, membentuk fiksasi dan retraksi kulit.
Papilla dan Areola MammaeEpidermis pada puting susu dan
areolaberpigmen;epitel gepeng berlapis berkeratin. Pada pubertas, puting semakin berpigmen dan menonjol.
Terdapat kumpulan serabut otot polos yang radier dan sirkumferensial, serta longitudinal pada daerah duktus laktiferus.
Pada areola:kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar areola asesoriusMontgomery’s tubercles
Vaskularisasi Payudara-Arteri2 sumber utama perdarahan payudara,
yaitu cabang-cabang perforantes anterior arteri
mamaria interna arteri thorakalis lateralis
pembuluh darah lain yang berhubungan dan penting adalah cabang-cabang dari A. Axillaris : Rami pectoralis a. thorako-akromialisArteri thorako-dorsalis
Vaskularisasi Payudara-VenaCabang-cabang perforantes V.
mammaria internaCabang-cabang v. aksilaris yang terdiri
dari v. thorako-akromialis, v. thorakalis lateralis dan v. thorako dorsalis
Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis.
Persarafan Payudarakulit payudara bersifat segmental dan
berasal dari segmen dermatom T2 sampai T6
Nervus thoracodorsalisNervus thoracalis longusNervus pectoralis lateralisNervus pectoralis medialis
Nervus Thoracodorsalis
muncul dari fasciculus posterior plexus branchialis (C5, C6, dan C7). Ia lewat di belakang fasciculus medialis dan pembuluh axillaries untuk berjalan lateral terhadap nervus thoracicus longus dan memasuki batas anterior musculus latissimus dorsi.
Nervus ThoracodorsalisBila terpotong, rotasi interna dan abduksi
akan melemah, walaupun tidak mengakibatkan deformitas.
Gangguan fungsionalnya adalah oposisi kuat lengan atas ke dinding dada lateral, terutama bila penderita perlu membawa sesuatu yang dijepit diantara lengan atas dan dinding dadanya.
Nervus Thoracalis LongusMempersarafi M.Serratus Anterior dan
terletak diatasnyamorbiditas fungsional yang jauh lebih besar
akibat kelemahan bahu dan menimbulkan deformitas ‘winged scapula’
Lokasi : titik dimana vena aksilaris melewati costa II
Patologi PayudaraKelainan dalam perkembanganKelainan akibat inflamasi dan infeksiLesi JinakLesi Ganas
Kelainan Perkembangan PayudaraAmastia dan HipoplasiaSymmastiaPolythelia
Kelainan yang berhubungan dengan Inflammasi dan InfeksiInfeksi BakterialMikosis Superfisialis dan ProfundaHidradenitis SuppurativaPenyakit Mondor
Lesi Jinak pada PayudaraPrinsip dasar yang mendasari dibuatnya klasifikasi
aberasi perkembangan dan involusi normal untuk kelainan payudara jinak (the aberrations of normal development and involution (ANDI) classification of benign breast conditions) adalah :Kelainan dan penyakit payudara jinak berkaitan
dengan proses normal dan sampai involusi dari kehidupan reproduksi wanita
Terdapat sebuah spektrum kondisi mammae dari yang normal, ke yang kelainan, sampai yang menjadi suatu penyakit
Klasifikasi ANDI meliputi semua aspek dari kondisi payudara, termasuk patogenesis dan tingkat abnormalitas.
Lesi Ganas Payudara
InsidensiPenyebab kematian utama wanita 40-
44tahun32% dari seluruh angka keganasan pada
wanita dan merupakan 19% penyebab kematian yang disebabkan kanker
Inggris dan Wales menempati urutan pertama kematian wanita akibat kanker payudara (27.7 per 100.000 population)
Amerika Serikat menempati peringkat 13 dengan 22 per 100.000.
EtiologiFaktor Genetik
SporadisFamilialHerediter
Faktor DietPenggunaan HormonObesitasPenggunaan ASI dan menopauseChild bearing dan infertilityRadiasi
Histopatologi Lesi Ganas PayudaraKarsinoma Duktal dan Lobular In Situ/
Non InfiltratifKeganasan Infiltratif
Karsinoma In Situ
Keganasan InfiltratifPenyakit PagetKeganasan Ductal Infiltrative
Adenocarcinoma dengan fibrous produktifKarsinoma MedullareKarsinoma MucinousKarsinoma TubularKarsinoma Papilare
Karsinoma LobularJenis yang jarang contoh karsinoma
Epidermoid
(Klasifikasi oleh Foote and Stewart)
Pemeriksaan Fisik Tumor Primer ( T )
Benjolan:- T0 / Tis : ca insitu
- T1 < 2 Cm
- T2 2 – 5 Cm
- T3 > 5 Cm
Pemeriksaan FisikTumor Primer ( T )
T4a infiltrasi dinding dada
T4b infiltrasi kulit
T4c keduanya
T4d tipe inflamasiDinding dada : termasuk iga, otot
interkostalis, & serratus anterior tapi tidak termasuk otot pektoralis.
KGB Regional (N)N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yg mobil.
N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir,
berkonglomerasi, atau adanya pembesaran
kgb mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke kgb aksila.
N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dg atau tanpa metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb mamaria interna ipsilateral klinis dan metastasis pada kgb aksila; atau
metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral dg
atau tanpa metastasis pada kgb aksila /
mamaria interna.
Didepan TNM tersebut dapat ditambah huruf p yang artinya klasifikasi tersebut telah diperbaiki oleh penemuan hasil pemeriksaan histopatologik pada terapi definitif (bedah), misalnya pT2pN1pMO.
Stadium Klinis TNMStadium 0 : Tis N0 M0
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0 T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0
Stadium IIIC : TiapT N3 M0
Stadium IV : TiapT Tiap N M1
(Hermanek, UICC, 2002)
Metastasis Jauh
Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh