analysis tsunami purworejo

22
BAB IV ANALISIS SPASIAL TINGKAT KERAWANAN TSUNAMI KAWASAN PESISIR KABUPATEN PURWOREJO 4.1 Identifikasi Faktor Alami Pereduksi Gelombang Tsunami 4.1.1 Morfologi dan Ekosistem Pantai Relief atau bentuk daratan kawasan pesisir Kabupaten Purworejo adalah berbentuk datar sampai landai pada 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Grabag, Kecamatan Ngombol, dan Kecamatan Purwodadi. Selain mempunyai tipe daratan datar – landai, di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo khususnya daerah pantai terdapat relief daratan yang berupa sand dunes (gundukan pasir pada daerah pantai). Relief daratan yang berupa sand dunes dikenal dapat meredam kecepatan dan laju gelombang tsunami, jika gelombang tsunami sampai ke daerah pantai maka energi pada gelombang tsunami tersebut akan menurun dikarenakan gelombang tsunami tersebut akan menerpa daratan sand dunes terlebih dahulu jika gelombang tsunami lebih tinggi dari ketinggian sand dunes, maka gelombang tersebut akan terperangkap diantara sand dunes/ gundukan pasir di daerah pantai. Berdasarkan hasil kajian, hanya sand dunes dengan ketinggian tertentu dan dalam jumlah yang banyak yang mempu meredam kecepatan ataupun laju gelombang tsunami, di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo sendiri, sand dunes terdapat di sebagian wilayah pantai, sand dunes di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo terdapat di Kecamatan Grabag dan Kecamatan Ngombol, keterdapatan sand dunes tersebut terletak dekat dengan garis pantai, berjarak

Upload: aditya

Post on 12-Jul-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisis Kerawanan Tsunami

TRANSCRIPT

Page 1: Analysis tsunami purworejo

BAB IVANALISIS SPASIAL TINGKAT KERAWANAN TSUNAMI KAWASAN

PESISIR KABUPATEN PURWOREJO

4.1 Identifikasi Faktor Alami Pereduksi Gelombang Tsunami4.1.1 Morfologi dan Ekosistem Pantai

Relief atau bentuk daratan kawasan pesisir Kabupaten Purworejo adalah

berbentuk datar sampai landai pada 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Grabag,

Kecamatan Ngombol, dan Kecamatan Purwodadi. Selain mempunyai tipe daratan

datar – landai, di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo khususnya daerah pantai

terdapat relief daratan yang berupa sand dunes (gundukan pasir pada daerah pantai).

Relief daratan yang berupa sand dunes dikenal dapat meredam kecepatan dan

laju gelombang tsunami, jika gelombang tsunami sampai ke daerah pantai maka energi

pada gelombang tsunami tersebut akan menurun dikarenakan gelombang tsunami

tersebut akan menerpa daratan sand dunes terlebih dahulu jika gelombang tsunami

lebih tinggi dari ketinggian sand dunes, maka gelombang tersebut akan terperangkap

diantara sand dunes/ gundukan pasir di daerah pantai.

Berdasarkan hasil kajian, hanya sand dunes dengan ketinggian tertentu dan

dalam jumlah yang banyak yang mempu meredam kecepatan ataupun laju gelombang

tsunami, di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo sendiri, sand dunes terdapat di

sebagian wilayah pantai, sand dunes di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo

terdapat di Kecamatan Grabag dan Kecamatan Ngombol, keterdapatan sand dunes

tersebut terletak dekat dengan garis pantai, berjarak sekitar 15 meter dari garis pantai,

kondisi relief daratan tersebut diketahui berdarakan hasil observasi atau survey

lapangan dan dari hasil pengolahan data berupa DEM yang di overlay dengan citra

(ikonos 2014) dengan menggunakan software arcmap 10.3 selengkapnya hasil dari

pengolahan data dapat dilihat pada Gambar IV.1

Page 2: Analysis tsunami purworejo

Gambar III.1Relief Daratan dan Keberadaan Ekosistem di Pesisir Kabupaten Purworejo

Garis Pantai

Page 3: Analysis tsunami purworejo

Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa keterdapatan sand dunes pada

kawasan pesisir Kabupaten Purworejo hanya terdapat disebagian tempat dan relief

daratan berupa kondisi datar dan landai lebih homogen di Kawasan pesisir, relief

daratan dengan tipe datar dan landai tidak berpengaruh signifikan terhadap gelombang

tsunami, sand dunes di kawasan pesisir memiliki ketinggian antara 5 – 7 meter.

Parameter ini tidak digunakan karena relief daratan pesisir yang relatif homogen yaitu

berupa daratan dengan tipe datar dan landai dan dilihat dari keterdapatan sand dunes

yang hanya terdapat disebagian tempat dan hanya berjumlah sedikit. Variabel ini dapat

digunakan jika relief daratan yang berupa sand dunes tersebut memilki ketinggian >6

meter dan jumlah sand dunes di pesisir tergolong banyak. Keterdapatan sand dunes

tersebut lebih cocok digunakan pada variabel kelerengan daratan karena prinsip

umumnya hampir sama yaitu sebagai penghambat gelombang tsunami ketika

gelombang tersebut menerpa daratan.

Berdasarakan hasil observasi, ekosisitem pantai di kawasan pesisir Kabupaten

Purworejo memiliki vegetasi yang terdapat di sepanjang garis pantai dan memiliki

hutan pantai yang tepatnya terletak di Kecamatan Ngombol dan Kecamatan

Purwodadi, Berdasarkan hasil kajian, ekosistem pantai dapat berpengaruh terhadap

gelombang tsunami, ekosistem yang terdapat di pantai mampu menjadi penghalang

gelombang tsunami yang menerpa daratan, prinsipnya hampir sama dengan

pengaruhnya terhadap relief daratan dan kelerengan, ketika gelomabang tsunami

menerpa daratan, energi pada gelombang tersebut akan menurun karena gelombang

akan menerpa ekosistem terlebih dahulu.

Vegetasi terdapat disepanjang kawasan pantai Purworejo, vegetasi tersebut

memiliki ketinggian antara 5 – 7 meter dan memiliki ketebalan sekitar 20 - 24 meter

terdapat juga hutan pantai di kawasan pesisir tepatnya di daerah pantai Kecamatan

Ngombol dan Purwodadi, hutan pantai tersebut memiliki ketinggian vegetasi sekitar 4 –

6 meter dan memiliki ketebalan sekitar 35 - 42 meter, Namun hutan pantai tersebut

hanya terdapat disebagian wilayah saja.

Berdasarkan hasil kajian, maka dapat disimpulkan bahwa ekosistem pantai di

kawasan pesisir Kabupaten Purworejo tidak berpengaruh terhadap gelombang

tsunami, dikarenakan ketinggian dan ketebalan vegetasi yang melindungi daratan,

tidak cukup untuk menjadi penghalang gelombang tsunami. Dapat disimpulkan bahwa

variabel ekosistem pesisir tidak digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan di

kawasan pesisir Kabupaten Purworejo.

Page 4: Analysis tsunami purworejo

4.2 Analisis Spasial Tingkat Kerawanan Tsunami 4.2.1 Elevasi Daratan

Elevasi daratan mempengaruhi tingkat kerawanan kawasan pesisir terhadap

bencana tsunami, semakin tinggi letak suatu kawasan maka kawasan tersebut

semakin aman dari terpaan gelombang tsunami, tergantung pada gelombang tsunami

yang terjadi atau menerpa kawasan pesisir, pada penentuan tingkat kerawanan

tsunami, variabel elevasi daratan memiliki bobot 25 dari keseluruhan variabel. Pada

kawasan pesisir Kabupaten Purworejo memiliki keragaman dalam ketinggian tempat,

daerah sebelah barat kawasan pesisir tepatnya Kecamatan Grabag dan Kecamatan

Ngombol memiliki ketinggian antara 0 – 8 meter sedangkan bagian timur kawasan

pesisir yaitu Kecamatan Purwodadi memiliki ketinggian tempat bagian sebelah utara

>12 meter. Dalam menentukan klasifikasi kerawanan dari variabel elevasi daratan,

seharusnya dasar klasifikasi diambil dari sejarah kejadian tsunami yang pernah terjadi

di kawasan pantai selatan, di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo pernah terjadi

kejadian tsunami 1 kali yang merupakan imbas dari gempabumi pengandaran pada

tahun 2006, tercatat tinggi gelombang yang terjadi adalah 1 – 2 meter, namun

masyarakat setempat hanya menyebut kejadian tersebut sebagai gelombang tinggi

saja. Berdasarkan data sejarah kejadian tersebut, maka tidak bisa dibuat klasifikasi

rawan bencana.

Klasifikasi rawan dari variabel elevasi daratan diambil dari data simulasi yang

dibuat oleh BMKG untuk simulasi gelombang tsunami yang mungkin menerpa pesisir

selatan jawa, dalam klasifikasi tersebut, BMKG mensimulasikan tinggi gelombang

tsunami maksimal yang mungkin terjadi di pesisir selatan jawa adalah setinggi 9 meter

dan memungkinkan gelombang tsunami tersebut mencapai daratan sejauh 6 km dari

garis pantai, Berdasarkan simulasi tersebut maka dapat dibuat klasifikasi rawan

bencana berdasarakan variabel elevasi daratan, klasifikasi tersebut adalah sebagai

berikut ketinggian 0 – 4 meter merupakan zona sangat rawan, 4 – 8 meter merupakan

zona rawan, 8 – 12 meter merupakan zona cukup rawan, dan ketinggian >12 meter

merupakan zona aman. Di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo, ketinggian tempat

tertinggi hanya sekitar 8 -12 Mdpl, dapat disimpulkan bahwa kawasan pesisir

purworejo sangat rawan terhadap terpaan gelombang tsunami berdasarkan variabel

elevasi daratan

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil dari pengolahan data tersebut,untuk

selengkapnya, tingkat klasifikasi rawan berdasarkan variabel elevasi daratan di

kawasan pesisir Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada Peta IV.1

Page 5: Analysis tsunami purworejo
Page 6: Analysis tsunami purworejo

4.2.2 KelerenganDari hasil kajian, kondisi kelerengan berpengaruh terhadap kerawanan

kawasan pesisir terhadap bencana tsunami,kelerengan yang diketahui dapat

menghambat laju gelombang tsunami prinsipnya hampir sama dengan faktor

penghambat dari variabel morfologi, kondisi lereng yang semakin curam atau terjal

mampu mengurani energi dan laju kecepatan gelombang tsunami yang menerpa

daratan. Dalam menentukan tingkat kerawanan tsunami kawasan pesisir Kabupaten

Purworejo, variabel kelerangan memiliki bobot 25 dari keseluruhan varibel penentu

kerawanan tsunami di kawasan pesisir Kabuaten Purworejo.

Pada studi ini, kondisi kelerengan di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo

dibuat berdasarkan peta kontur dengan interval kontur 1 meter, dari data kontur

interval 1 meter tersebut, kemudian dibuat Digital Elevation Model (DEM) yang

mempunyai nilai ketinggian yang di dapatkan dari hasil interpolasi (spatial analysis).

Untuk membuat data ketinggian tersebut menjadi kondisi kemiringan/ kelerengan

dalam bentuk prosentase dilakukan analysis spatial (slope degree). Kondisi kelerengan

tersebut merupakan data yang berbentuk raster. Dilakukan klasifikasi tipe kelerengan

dari hasil analysis spatial tersebut, dari hasil pengolahan data didapatkan klasifikasi

kelerengan sebagai berikut 0 – 2% merupakan tipe kelerangan datar, 2 – 8%, tipe

kelerengan landai.

Dari hasil pengolahan data, kawasan pesisir Kabupaten Purworejo memiliki

kelerengan dengan tipe datar - landai, tipe kelerengan tersebut terdapat di seluruh

kawasan pesisir, tepatnya Kecamatan Grabag, Kecamatan Ngombol, dan kecamatan

Purwodadi.

Selengkapnya tentang klasifikasi kelerengan di kawasan pesisir Kabupaten

Purworejo dapat dilihat pada Peta IV.2

Page 7: Analysis tsunami purworejo
Page 8: Analysis tsunami purworejo

4.2.3 Jarak dari garis pantaiBerdasarkan hasil kajian, jarak dari garis pantai merupakan salah satu variabel

yang paling penting dalam menentukan tingkat kerawanan bencana tsunami di

kawasan pesisir, variabel jarak dari garis pantai berpengaruh terhadap tingkat

kerawanan tsunami, semakin jauh suatu tempat/ kawasan dari garis pantai, maka

semakin aman tempat atau kawasan tersebut dari terpaan gelombang tsunami. Dalam

menentukan tingkat kerawanan tsunami, variabel jarak dari garis pantai memiliki bobot

25 dari keseluruhan varibel yang digunakan.

Variabel jarak dari garis pantai dibuat berdasarkan analisis spasial (distance

analysis) menggunakan software arcmap 10.3, hasil dari analisis tersebut berupa layer

raster yang mempunyai nilai tertentu, dari hasil analisis tersebut dilakukan klasifikasi

jarak dari garis pantai yang merupakan salah satu penentu tingkat kerawanan tsunami

di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo.

Dalam melakukan klasifikasi jarak dari garis pantai, penentuan klasifikasi

diambil dari simulai yang di buat oleh BMKG untuk kejadian tsunami yang mungkin

terjadi di pantai selatan jawa, dalam simulasi tersebut diperoleh data tentang run – up

atau daerah rendaman tsunami yang mungkin melanda daerah pantai selatan adalah

mencapai jarak 6 km dari garis pantai.

Berdasarkan data tersebut, maka dapat dibuat klasifikasi jarak dari garis pantai

untuk kawasan pesisir Kabupaten Purworejo adalah sebagai berikut jarak 0 – 2000

meter dari garis pantai merupakan zona sangat rawan, jarak 2000 – 4000 meter

merupakan zona rawan, jarak 4000 – 6000 meter merupakan zona cukup rawan, dan

jarak >6000 meter merupakan zona aman.

Dari hasil pengolahan data, lebih dari setengah dari luas wilayah pesisir

Kabupaten Purworejo berda pada zona rawan – cukup rawan, bahkan ibukota

kecamatan yang merupakan pusat aktivitas masyarakat, termasuk dalam zona rawan

terhadap terpaan gelombang tsunami berdasarkan variabel jarak dari garis pantai,

untuk klasifikasi rawan berdasarakan variabel jarak dari garis pantai, dapat dilihat

selengkapnya pada Peta IV.3

Page 9: Analysis tsunami purworejo
Page 10: Analysis tsunami purworejo

4.2.3 Jarak dari muara sungaiBerdasarkan hasil kajian, jarak dari muara sungai berpengaruh terhadap tingkat

kerawanan suatu kawasan terhadap terpaan gelombang tsunami, gelombang tsunami

yang menerpa daratan melewati muara sungai akan menerpa lebih jauh dibandingkan

dengan gelombang yang menerpa melewati daratan, karena gelombang tsunami yang

menerpa melewati muara sungai tidak terhalang oleh apapun, maka gelombang

tsunami tersebut akan melaju bebas ke daratan dibandingkan dengan gelombang

tsunami yang menerpa daratan yang akan terhalang terlebih dahulu oleh kelerengan

dan vegetasi pantai. Dalam menentukan tingkat kerawanan tsunami kawasan pesisir

Kabupaten purworejo, variabel jarak dari muara sungai mempunyai bobot 20 dari

keseluruhan variabel yang digunakan.

Varibel jarak dari garis pantai dibuat berdasarkan analisis spasial (distance

analysis) menggunakan software arcmap 10.3, hasil dari analisis spasial tersebut

berupa layer atau data dalam bentuk raster, dari hasil analisis spasial tersebut

kemudian dilakukan klasifikasi rawan tsunami berdasarkan jarak dari muara sungai.

Dalam melakukan klasifikasi, penentuan kriteria jarak dibuat berdasarkan data dasar

sejarah kejadian tsunami di Indonesia dan simulasi rendaman yang dibuat oleh BMKG

untuk kejadian tsunami di daerah pantai selatan.

Kriteria klasifikasi jarak dari muara sungai untuk kawasan pesisir Kabupaten

Purworejo adalah sebgai berikut jarak 0 – 500 meter dari muara sungai merupakan

zona sangat rawan terhadap terpaan gelombang tsunami, jarak 500 – 750 meter dari

muara sungai merupakan zona rawan, jarak 750 – 1000 meter dari muara sungai

merupakan zona cukup rawan, dan jarak >1000 meter dari muara sungai merupakan

zona aman dari terpaan gelombang tsunami.

Berdasarakan hasil pengolahan data, untuk klasifikasi rawan tsunami

berdasarkan jarak dari muara sungai, untuk selengkapnya dapat dilihat pada Peta IV.4

Page 11: Analysis tsunami purworejo
Page 12: Analysis tsunami purworejo

4.3 Tingkat kerawanan tsunami kawasan pesisir Kabupaten PurworejoDalam menentukan tingkat kerawanan tsunami di kawasan pesisir Kabupaten

Purworejo digunakan enam variabel yaitu Morfologi pantai, elevasi daratan, jarak dari

garis pantai, ekosistem pantai, kelerengan daratan, dan Jarak dari muara sungai

namun dikarenakan hasil dari analisis dan observasi pada variabel morfologi pantai

dan ekosistem pantai dianggap tidak berpengaruh terhadap tingkat kerawanan pesisir

Kabupaten Purworejo, maka hanya digunakan empat variabel yang untuk menentukan

tingkat kerawanan.

Empat variabel yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan tsunami

kawasan pesisir Kabupaten Purworejo tersebut masing – masing merupakan model

spasial dengan data berbentuk raster, masing – masing model spasial dari variabel

tersebut mempunyai bobot masing – masing untuk menentukan tingkat kerawanan

tsunami.

Untuk menentukan tingkat kerawanan tsunami, dari masing – masing model

spasial tersebut dilakukan proses analisis overlay (raster calculator), prinsip dari

analisis tersebut adalah menjumlahkan nilai pixel dari masing – masing model spasial

secara otomatis, kemudian dari hasil analisis terebut dilakukan klasifikasi kelas rawan.

Dalam melakukan klasifikasi untuk kawasan pesisir Kabupaten Purworejo terbagai

menjadi 5 klasikasi yaitu, zona sangat rawan, zona rawan, cukup rawan, cukup aman,

dan zona aman, klasifikasi dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah skor tertinggi

setiap variabel dikurangi dengan jumlah skor minimal dari setiap variabel kemudian

dibagi dengan jumlah klasifikasi yang diinginkan, dari perhitungan tersebut didapatkan

nilai interval.

Dalam studi tingkat kerawanan bencana tsunami kawasan pesisir Kabupaten

Purworejo ini, dari hasil pengolahan data klasifikasi kelas rawan hanya dibagi menjadi

klasifikasi yaitu zona sangat rawan, zona rawan, zona cukup rawan, zona cukup aman,

setelah tingkat kerawanan di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo diketahui,

kemudian dari hasil tersebut dilakukan overlay dengan peta penggunaan lahan

khususnya peta persebaran permukiman, maka dari hasil overlay dengan persebaran

permukiman tersebut dapat diketahui permukiman di wilayah pesisir yang termasuk

dalam zona sangat rawan sampai dengan permukiman yang terletak pada zona aman.

Berdasarkan hasil pengolahan data, selengkapnya untuk tingkat kerawanan

tsunami di kawasan pesisir Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada Peta IV.5

Page 13: Analysis tsunami purworejo
Page 14: Analysis tsunami purworejo

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat pada peta diatas, kawasan

pesisir Kabupaten Purworejo terbagi dalam 5 zona klasifikasi rawan, untuk mengetahui

kebenaran dari hasil analisis spasial tersebut dilakukan validasi di kawasan pesisir

Kabupaten Purworejo, dari hasil validasi tersebut didapatkan fakta sebagai berikut

zona yang ditandai dengan warna merah tua merupakan zona sangat rawan terhadap

bencana tsunami memiliki nilai 345 - 414, zona tersebut merupakan zona dekat

dengan laut memiliki ketinggian sekitar 0 – 4 mdpl dengan kelerengan daratan tipe

datar – landai, berjarak sekitar 0 – 3700 meter dari garis pantai, dapat dilihat pada hasil

analisis, pada wilayah bagian barat dekat dengan garis pantai, tingkat kerawanan pada

wilayah terebut berkurang, karena pada wilayah tersebut terdapat sand – dunes

dengan ketinggian mencapai 6 meter dengan kelerengan tipe 2% - 8%, prinsipnya

gelombang tsunami yang menerpa kawasan tersebut akan terhalangi oleh kelerengan

dan energi pada gelombang tsunami menurun, maka pada hasil analisis wilayah yang

terlindungi sand dunes tersebut mengurangi tingkat kerawanan wilayah dibelakangnya

(sand dunes). zona sangat rawan tersebut juga terletak sangat dekat dengan muara

sungai dapat dilihat dari hasil overlay dengan persebaran permukiman, pada bagian

timur wilayah pesisir banyak permukiman yang terdapat pada zona sangat rawan

dikarenakan zona tersebut sangat dekat dengan muara sungai dan tidak memiliki

keterlindungan daratan.

Zona yang ditandai dengan warna merah merupakan zona rawan terpaan

gelombang tsunami memiliki nilai berkisar 276 - 345, zona rawan tersebut memilki

ketinggian tempat sekitar 4 – 8 mdpl memiliki kelerengan dengan tipe datar – landai

dan berjarak dari garis pantai sekitar 23 – 6000 meter. Dalam zona rawan tersebut

terdapat banyak permukiman dan zona tersebut melibatkan banyak aktivitas masyarkat

seperti pertanian, penambangan pasir dan budidaya perikanan.

Zona yang ditandai dengan warna coklat merupakan zona cukup rawan

terhadap bencana tsunami memiliki nilai berkisar antara 207 - 276, Kawasan tersebut

memiliki ketinggian tempat sekitar 8 – 10 mdpl dengan tipe kelerengan datar - landai,

berjarak sekitar 4000 – 6000 meter dari garis pantai, dalam zona cukup rawan tersebut

terdapat juga banyak permukiman.

Zona yang ditandai dengan warna hijau merupakan zona dengan klasifikasi

cukup aman dari terpaan gelombang tsunami memiliki nilai yang berkisar antara 138 -

207, zona tersebut memiliki ketinggian 6 - 8 Mdpl dan berjarak sekitar 5000 - 6000

meter dari garis pantai. Zona cukup aman ini hanya terdapat disebagian kecil wilayah

pesisir Kabupaten Purworejo.