analisis wewenang departemen pertahanan … filepelaksanaan fungsi pertahanan negara menurut...

74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS WEWENANG KEMENTERIAN PERTAHANAN SEBAGAI PELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT KETENTUAN PASAL 30 UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945 Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana SI dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: trinhcong

Post on 07-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS WEWENANG KEMENTERIAN PERTAHANAN SEBAGAI

PELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT

KETENTUAN PASAL 30 UNDANG-UNDANG DASAR

REPUBLIK INDONESIA 1945

Penulisan Hukum (Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Derajat Sarjana SI dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret

Oleh:

FITRIANTI

NIM.E0006130

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi )

ANALISIS WEWENANG KEMENTERIAN PERTAHANAN SEBAGAI

PELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT

KETENTUAN PASAL 30 UNDANG UNDANG DASAR

REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Oleh:

FITRIANTI

NIM.E0006130

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Oktober 2010

Dosen Pembimbing I

Aminah S.H,M.H

NIP.19510531981032001

Dosen Pembimbing II

Isharyanto S.H, M. Hum

NIP.197805012003121002

Page 3: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN SEBAGAI

PELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT

UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945

Penulisan Hukum (Skripsi)

Oleh

FITRIANTI

NIM.E0006130

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari :

Tanggal : Juli 2011

DEWAN PENGUJI

1. Jadmiko Anom H, S.H., M.H.

Ketua : .........................................................

2. Aminah, S.H., M.H.

Sekretaris : ........................................................

3. Isharyanto, S.H.,M.Hum.

Anggota : .........................................................

Mengetahui

Dekan,

Prof.Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum

NIP. 195702031985032001

Page 4: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : FITRIANTI

Nim : E0006130

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

ANALISIS WEWENANG KEMENTERIAN PERTAHANAN SEBAGAI

PELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN MENURUT KETENTUAN

PASAL 30 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

adalah betul - betul karya sendiri. Hal - hal yang bukan karya saya dalam

penulisan hukum (skripsi) diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi)

dan gelar sarjana yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi ) ini.

Surakarta, Oktober 2010

Yang membuat pernyataan

FITRIANTI

NIM. E0006130

Page 5: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

FITRIANTI. E0006130. 2010. ANALISIS WEWENANG KEMENTERIAN

PERTAHANAN SEBAGAI PELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN

NEGARA MENURUT KETENTUAN PASAL 30 UNDANG UNDANG

DASAR REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arah kebijakan Kementerian Pertahanan

dalam melaksanakan fungsi pertahanan negara dalam melaksanakan fungsi

pertahanan negara, fakta hukum,arah kebijakan, dan realisasi pertahanan negara

sebagai amanah konstitusi negara republik indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang bersifat preskriptif, untuk

menemukan hukum atau norma yang dilaksanakan dari amanah Undang - Undang

Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjalankan fungsi pertahanan.

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data kepustakaan. Sumber

data sekunder yang digunakan mencakup bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan

yaitu studi kepustakaan. Analisis data yang dilaksanakan dengan intrepretasi

terhadap kebijakan - kebijakan yang dilaksanakan dalam bidang pertahanan untuk

mengetahui arah kebijakan dalam pelaksanaan fungsi pertahanan. Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan, pertama salah satu

kebijakan kementerian pertahanan adalah remunerasi yang mengarahkan

kebijakan tersebut untuk menigkatkan kinerja Tentara Nasional Indonesia sebagai

alat negara dalam bidang pertahanan dengan konsekuensi Tentara Nasional

Indonesia bekerja secara maksimal untuk meningkatkan pertahanan negara,

memberi motivasi kerja yang profesional. Arah kebijakan kedua, kebijakan

reformasi tentara yang mengarahkan profesionalisme tentara. Arah kebijakan

ketiga, kebijakan diplomasi yang mengarahkan diplomasi lunak. Arah kebijakan

keempat, kebijakan pasukan perdamaian sebagai konsekuensi anggota PBB, yang

mengarahkan pada pertahanan negara.Arah kebijakan kelima, arah kebijakan

persenjataan tentara sebagai alat utama pertahanan negara, untuk peningkatan

nasionalisme.

Kata Kunci: kebijakan, kementerian pertahanan, arah kebijakan, peningkatan

pertahanan

Page 6: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

FITRIANTI. E0006130. 2010. AN ANALYSIS ON AUTHORITY OF

DEFENSE MINISTRY AS THE IMPLEMENTATION OF STATE DEFENCE

FUNCTION ACCORDING TO THE PROVISION OF ARTICLE 30 OF

REPUBLIC OF INDONESIA’S 1945 CONSTITUTION. Law Faculty of Sebelas

Maret University.

This research aims to find out the purpose of Defence Department’s policy in

implementing defence of the realm function, the legal fact, policy direction, and

realization of state defence as the mandate of Republic of Indonesia.

This study belongs to a normative research that is prescriptif in nature, to find the

law or norm implemented from the mandate of Republic of Indonesia’s 1945

Constitution in performing the function of defence. The type of data used was

secondary data, namely library data. The secondary data source used included

primary, secondary, and tertiary law materials. Technique of collecting data used

was library study. Data analysis was done by interpreting the policies

implemented in defence area to find out the direction of policy in implementing

the function of defence. Based on the result of research and discussion, the

following conclusions can be drawn on: firstly, one of defence ministry’s policies

is remuneration directing the policy to improve the performance of Indonesian

Army as the state apparatus in defence area with the consequence that Indonesian

Army will work maximally to improve defence of the realm, to give professional

work motivation. The second purpose of policy is the army reformation policy

directing the army professionalism. The third purpose is the diplomatic policy

directing the soft diplomacy. The fourth one is the peace troop policy as the

consequence of UN membership, directing to defence of the realm. The fifth one

is the army weaponry policy as the main instrument of defence, to improve the

nationalism.

Keywords: policy, defence ministry, policy purpose, defence improvement.

Page 7: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Perjuangan harus dijalani, jika hari esuk ingin untuk meraih bahagia

Perlu kesabaran untuk meraih mimpi

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

Bahagia pada waktunya, nikmati derita dengan penuh percaya diri

Pengorbanan adalah kepuasaan tersendiri untuk mencapai impian

Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pengorbanan, hidup harus dijalani.

Carilah ilmu sampai kemanapun, tiada bekal sesungguhnya kecuali ilmu

Berjuanglah tanpa menghitung untung dan rugi

Keluarga adalah harta yang paling berharga

Lebih baik mandi keringat di medan latihan daripada mandi darah di medan

pertempuran

------Brajamusti-------

Berikan yang terbaik untuk masa depan.

Hidup akan mudah dijalani, apabila dengan kasih sayang.

Jangan jadikan kesalahan suatu penyesalan tapi jadikanlah suatu pelajaran yang

berharga untuk lebih menghargai hari yang akan datang esuk.

-----Penulis------

Page 8: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Tuhan pencipta seluruh alam, pencipta manusia, penciptaku, pencipta suamiku,

pencipta anak - anakku.Terima kasih ya Tuhan atas segala rahmadmu,sehingga

aku mampu menjalani semua. Berpisah dari suami tercinta, hamil tua, demi cita -

cita ku dari kecil.

Suamiku tercinta Sertu Periyanto, suami impianku, suami dambaanku, suami yang

penyayang, suami yang menerimaku apa adanya, suami yang selalu mendukung

cita - citaku.

Anak - anakku yang hari - hari menemaniku memberi kebahagiaan,

menghilangkan rasa capekku, beteku, memberi ketegaran dalam menjalani

rintangan demi rintangan.

Orangtuaku yang selalu memberi semangat dan membantu biaya untuk

mencapaicita - citaku. Meskipun Cuma petani tapi aku bangga dengan mereka.

Saudara - saudaraku yang selalu memberi semangat dalammeraih cita - cita

Teman - temanku fakultas hukum universitas sebelas maret yang menjadi

temanku selama kuliah

Teman - temanku angkatan 2007

Page 9: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas karunianya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan hukum

yang berjudul “ ANALISIS WEWENANG KEMENTERIAN PERTAHANAN

SEBAGAI PELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT

KETENTUAN PASAL 30 UNDANGUNDANG DASAR REPUBLIK

INDONESIA TAHUN 1945 ”. Penulisan hukum atau skripsi merupakan tugas

wajib yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa untuk melengkapi syarat

memperoleh derajat sarjana dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Pertahanan adalah bentuk konsekuensi negara yang merdeka dalam

menjaga keutuhan wilayah kesatuan negara pada umumnya. Undang-Undang

Dasar merupakan konstitusi sebagai norma tertinggi yang mengamanahkan

pelaksanaan pertahanan negara sebagai negara kesatuan yang memiliki kesatuan

masyarakat dan wilayah sebagai unsur negara.

Penulis menyadari bahwa terselesainya Penulisan Hukum ini tidak

terlepas dari moril maupun materiil serta doa dan dukungan dari berbagai

pihak,oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Hartiwiningsih, S.H,M.Hum.selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Aminah S.H,M.H. Selaku dosen pembimbing Sripsi I, yang telah

meluangkan waktu untuk memberkan bimbingan dan nasehat kepada penulis.

3. Bapak Isharyanto S.H,M.Hum selaku pembimbing skripsi II yang telah

banyak membantu sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam

menyelesaikan Penulisan Hukum (Sripsi ) ini.

4. Bapak Jadmiko Anom, S.H.,M.H, Selaku penguji skripsi

5. Ibu M. Madalina, S.H.,M.Hum, Selaku Ketua Bagian Hukum Tata Negara

6. Bapak Yudo Taruno M.,S.H.,M.Hum selaku Pembimbing Akademik ,yang

selalu memberi nasehat dan bantuan selama penulis belajar di Fakultas Hukum

Univertas Sebelas Maret.

Page 10: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang telah

memberi ilmu pengetahuan kepada penulis, sehingga dapat dijadikan bekal

dalam penulisan skripsi ini.

8. Ketua Bagian PPH, Bapak lego Karjoko S.H, M.Hum, dan mas Wawan

anggota PPH yang banyak membantu penulis dalam skripsi ini.

9. Suami tercinta SERTU Periyanto, yang telah mendukung memberi

kepercayaan diri, nasehat, kasih sayang, sehingga penulisan skripsi dapat

terlaksana dengan baik.

10. Anakku tersayang Juang Panjiihsa dan Lingga, yang memberi kekuatan dalam

menjalani aktivitas, sehingga penulisan skripsi berjalan secara lancar.

11. Bapak Ibu tercinta yang selalu memberi dukungan dan kerja kerasdalam

meraih cita - cita penulis, sehinnga dapat menjalani penulisan skripsi dengan

baik.

12. Adikku M.Syahrul Ibnu Hakam Pranika, yang senantiasa menjadi adik yang

baik dan memberi dukungan penulis.

13. Keluarga besar Pucung dan Keluarga besar soko seluruhnya yang merupakan

tempat kelahiran yang memberi kenangan dan ketenangan.

14. Pakde Joko Suranto S.H, yang memberi dukungan dalam meraih cita-cita

penulis.

15. Sahabat-Sahabatku Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

16. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan penulisan hukum atau

skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa penulisan hukum masih jauh dari sempurna baik

dari segi substansi maupun teknis penulisan. Untuk itu sumbang saran dari

berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan

penulisan hukum selanjutnya. Demikian semoga penulisan hukum ini dapat

memberikan manfaat kepada semua pihak, baik untuk penulisan, akademisi,

praktisi maupun masyarakat umum.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

FITRIANTI

Page 11: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4

E. Metode Penelitian ..................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan Hukum .................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ......................................................................... 9

1. Tinjauan Tentang Pasal 30 Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia Tahun 1945 ........................................................ 9

2. Tinjauan Tentang Hierarki Perundang-undangan .............. 9

3. Tinjauan Umum Mengenai Kementerian Pertahanan ........ 11

a. Wewenang dan tanggung jawab menteri partahanan 11

b. Peran dan Tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia 14

c. Wewenang dan tanggung jawab Panglima Tentara Nasional

Indonesia ...................................................................... 14

Page 12: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

d. Nilai-nilai demokrasi,HAM,dan lingkungan hidup ...... 14

e. Keterlibatan Dewan Perwakilan Rakyat ...................... 15

f. Keterlibatan rakyat ....................................................... 15

g. Implementasi reformasi internal Tentara Nasional

Indonesia ...................................................................... 17

h. Tinjauan umum mengenai Tentara Nasional Indonesia 19

i. Tugas kepolisian Negara Republik Indonesia .............. 21

j. Wewenang Kepolisian Republik Indonesia ................. 22

4. Tinjauan Mengenai Dewan Pertahanan Nasional .............. 22

5. Tinjauan Mengenai Kebijakan .......................................... 24

B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 26

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kementerian Pertahanan Negara Sebagai Pelaksanaan Fungsi

Pertahanan ................................................................................ 28

1. Gambaran Umum Mengenai Kementerian Pertahanan

Republik Indonesia ............................................................. 28

2. Landasan Hukum Pelaksanaan Pertahanan Negara Republik

Indonesia ............................................................................ 31

3. Tahap Pelaksanaan Kebijakan Secara Umum Kementerian

Pertahanan Sebagai Pelaksana Fungsi Pertahanan ............. 33

B. Arah Kebijakan Kementerian Pertahanan Sebagai Pelaksana

Fungsi Pertahanan .................................................................... 34

1. Arah Kebijakan Remunerasi Sebagai pelaksanaan Pertahanan

Negara ................................................................................ 38

2. Arah Kebijakan Reformasi Tentara Sebagai Pelaksanaan

Pertahanan Negara .............................................................. 39

3. Arah Kebijakan Diplomasi Dengan Malaysia Sebagai

Pelaksanaan Pertahanan Negara ......................................... 42

4. Arah Kebijakan Pasukan Perdamaian Sebagai Pelaksanaan

Fungsi Pertahanan .............................................................. 45

Page 13: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

5. Arah Kebijakan Persenjataan Militer Sebagai Pelaksanaan

Pertahanan Negara .............................................................. 55

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................. 57

B. Saran ........................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia menerapkan negara kesatuan yang terdiri dari banyak pulau,

setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 dengan perjuangan para pahlawan

Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, seluruh rakyat

wajib mempertahankan bangsa Indonesia dari bahaya luar dan menjamin kesatuan

dan persatuan bangsa Indonesia tercantum dalam Pasal 30 ayat (1) yang bunyinya:

“ tiap - tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan negara ”. Pertahanan adalah suatu usaha untuk menjamin keutuhan dan

kedaulatan suatu bangsa. Untuk mempertahankan suatu bangsa diperlukan rakyat-

rakyat khusus yang di bentuk sesuai dengan perundang-undangan untuk

mempertahankan negara. Indonesia telah mengimplentasikannya dengan

membentuk Pertahanan Tentara Nasional Indonesia dan Keamanan Kepolisian

Republik Indonesia.

Pada era glebalisasi ini banyak kasus-kasus kedaulatan wilayah Indonesia

yang mengakibatkan terpecah dan lepas dari bangsa Indonesia, hal tersebut tidak

lepas dari tanggung jawab fungsi pertahanan negara. Hal-hal yang berkaitan

dengan pertahanan negara telah tercantum dalam konstitusi bangsa Indonesia

yaitu Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai sumber hukum dari segala

hukum. Selain itu Indonesia juga memiliki landasan ideologi yang merupakan

pembeda dari bangsa satu dengan bangsa lainnya yaitu Pancasila, yang dalam

silanya sila ke 3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia” tidak lebih dari peran

pertahanan suatu negara untuk menjamin keutuhan dan kedaulatan suatu negara.

Untuk menjamin pertahanan dan keamanan dilaksanakan dengan berbagai

kebijakan.

Remunerasi merupakan kebijakan yang akhir-akhir ini diperbincangkan

merupakan kebijakan dalam bidang pertahanan. Remunerasi adalah kebijakan

dalam memberi tunjanagan kinerja, sehingga diharapkan dapat meningkatkan

kinerja pemerintah khususnya di bidang pertahanan yaitu Tentara Nasional

Page 15: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Indonesia. Menginggat isu-isu saat ini banyak kasus-kasus anggota militer dan

polisi menjual amunisi kepada teroris, hal ini menggambarkan kondisi ekonomi

dan sosial sangat mempengaruhi kinerja militer sebagai pertahanan negara. Hal ini

juga yang memicu terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang seharusnya tidak

terjadi dalam kalangan anggota militer. Apalagi saat ini pola penyerangan teroris

berpindah dari mengebom sasaran aset asing berpindah menjadi serangan terhadap

aparat negara secara lansung, sehingga kebijakan yang langsung pada sasaran

anggota militer yang diperlukan.

Keutuhan suatu negara mencerminkan kekuatan bangsa tersebut sehingga

memiliki eksistensi yang tinggi dari negara-negara lain yang sudah terbentuk.

Indonesia memiliki sistem ketatanegaraan dalam bidang pertahanan yaitu

Kementerian Pertahanan sebagai kementerian yang memiliki wewenang dalam

bidang pertahanan. Undang-Undang Dasar 1945 mengatur upaya pembelaan

negara dan usaha pertahanan dan keamanan negara. Upaya pembelaan negara

ditinjau dari segi warga negara sedangkan usaha pertahanan dan keamanan negara

ditinjau dari segi negara yaitu Tentara Nasional Indonesia Republik Indonesia.

Upaya pembelaan tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) yang berbunyi ”Setiap warga

negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Usaha

pertahanan dan keamanan tercantum dalam bab XII tentang Pertahanan

Keamanan, yaitu Pasal 30. Pasal 30 ayat (2) menentukan pula bahwa usaha

pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem Pertahanan Dan

Keamanan Rakyat Semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian

Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan

pendukung. Sementara itu ayat (3) Pasal 30 tersebut menentukan Tentara

Nasional Indonesia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan

Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi dan memelihara

keutuhan dan kedaulatan negara. Sebelumya adanya Pasal 30 yang tercantum

dalam bab XII Undang - Undang Dasar Tahun 1945 yang berjudul partahanan dan

keamanan tersebut, ketentuan mengenai tentara ini hanya terdapat pada Pasal 10

UUD RI Tahun 1945. Pasal 10 berbunyi ”Presiden memegang kekuasaan yang

tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,Angkatan Udara”. Angkatan Darat,

Page 16: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Angkatan Laut, Angkatan Udara merupakan satu kesatuan organisasi Tentara

Nasional Indonesia, dalam konsep organisasi tentara itu, sebagaimana telah

menjadi kelaziman sejak masa masa pemerintahan sebelumnya, dianggap perlu

adanya panglima Tentara Nasional Indonesia yang tersendiri. Keberadaan

Panglima Tentara Nasional Indonesia ini merupakan kelanjutan dari jabatan

Panglima ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang ada pada masa

orde baru yang menggabungkan organisasi kepolisian sebagai angkatan ke-4

dalam ABRI. Sesudah reformasi nasional, diadakan pemisahan yang tegas antara

Tentara Nasional Indonesia dan POLRI, sehingga ABRI ditiadakan. Pemisahan

tersebut ditetapkan dengan ketetepan MPR No.VI/MPR/2000 tentang peran

Tentara Nasional Indonesia dan POLRI. Berdasarkan hal tersebut pada tahun

2002 diundangkan Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian RI

dan Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Selanjutnya

pada tahun 2004 dibentuk pula Undang-Undang khusus tentang Tentara Nasional

Indonesia yaitu Undang-Undang nomor 34 tahun 2004.

Dilihat dari pemaparan tersebut, untuk itu perlu penelitian lebih lanjut

mengenai arah kebijakan Kementerian Pertahanan berdasarkan wewenang dan

fungsinya sesuai perkembangan, maka peneliti mengambil judul: ANALISIS

WEWENANG KEMENTERIAN PERTAHANAN SEBAGAI

PELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT

KETENTUAN PASAL 30 UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK

INDONESIA TAHUN 1945.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah digunakan untuk mengetahui dan menegaskan masalah-

masalah apa yang hendak diteliti, sehingga memberikan kemudahan dalam

mencapai sasaran yang akan dicapai. Mengacu pada latar belakang yang telah

diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai

berikut :

Bagaimanakah arah kebijakan Kementerian Pertahanan untuk melaksanakan

fungsi pertahanan ?

Page 17: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan target yang ingin dicapai sebagai solusi atas

masalah yang dihadapi (tujuan obyektif), maupun untuk memenuhi kebutuhan

perorangan (tujuan subyektif). Berangkat dari permasalahan di atas maka penulis

menetapkan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Obyektif

Untuk mengetahui bagaimana arah kebijakan Kementerian Pertahanan untuk

melaksanakan fungsi pertahanan.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan penulis di bidang Hukum

Tata Negara pada umumnya, serta memperdalam pengetahuan penulis

mengenai pelaksanaan fungsi pertahanan negara menurut ketentuan Pasal

30 Undang-Undang Dasar 1945.

b. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar

kesarjanaan dalam bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap kegiatan penelitian yang dilaksanakan dalam penulisan

hukum ini dapat bermanfaat bagi penulis maupaun pihak lain. Adapun manfaat

yang dapat diperoleh dari penulisan hukum ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Tata

Negara pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan literatur

dalam dunia kepustakaan tentang arah kebijakan Kementerian Pertahanan

dalam menjalankan wewenang dan fungsinya sesuai amanah Undang-

Undang Dasar Pasal 30 mengenai kewajiban pertahanan negara.

c. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penulisan maupun

penelitian sejenis.

Page 18: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi semua

pihak yang berkepentingan dan menjawab permasalahan yang sedang

diteliti.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana bagi penulis untuk

mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir ilmiah sekaligus untuk

mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah

diperoleh selama proses belajar.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah jalan yang dilakukan berupa serangkaian kegiatan

ilmiah yang dilakukan secara metodelogis, sistematis, dan konsisten untuk

memperoleh data yang lengkap dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.

Penelitan hukum merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum,

prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum

yang dihadapi (Peter Mahmud, 2006:35).

1. Jenis penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah, penelitian dikategorikan

menjadi penelitian doktrinal atau juga disebut penelitian hukum normatif.

Penelitian doktrinal adalah suatu penelitian hukum yang bersifat peskriptif

bukan diskriptif (Peter Mahmud, 2006:33).

Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang disusun secara

sistematis, kemudian ditarik suatu kesimpulan (Soerjono Soekanto, 2006:15).

2. Sifat penelitian

Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat

peskriptif dan terapan. Sebagai ilmu yang bersifat peskriptif, ilmu hukum

mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum,

konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum (Peter Mahmud, 2006:22).

Validitas aturan hukum adalah menengahi kepentingan kedua kepentingan

Page 19: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

yang berbeda, sehingga tercipta keadilan. Tujuan adanya hukum merupakan

cita yang berkaitan dengan keadilan, menjunjung nilai - nilai keadilan. Konsep

hukum merupakan alam pikir yang dijadikan menjadi sebuah kenyataan,

diwujudkan secara substansial melalui konstruksi hukum. Norma-norma

hukum merupakan tubuhnya hukum yang saling berkaitan tidak dapat

dilepaskan dalam mempelajari ilmu hukum itu sendiri.

3. Pendekatan penelitian

Didalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan yaitu

pendekatan undang-undang (statute approach), pendekatan historis (historical

approach), pendekatan komparatif (comparative approach), dan pendekatan

konseptual (conceptual approach) (Peter Mahmud, 2006:93).

Dari keempat pendekatan tersebut, pendekatan yang relevan dengan

penelitian hukum ini adalah pendekatan undang-undang dan pendekatan

konseptual. Pendekataan konseptual dilakukan manakala peneliti tidak

beranjak dari aturan hukum yang ada, beranjak dari Undang-Undang Dasar

1945 (Peter Mahmud, 2006:137).

4. Jenis dan sumber data penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder,

yaitu informasi hasil penelaahan dokumen, bahan kepustakaan seperti buku-

buku, koran, majalah, jurnal-jurnal, kamus hukum, komentar-komentar, arsip-

arsip yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

Data sekunder dibidang hukum ditinjau dari kekuatan mengikatnya

dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:

a. Bahan hukum primer yang meliputi:

1) Undang-Undang Dasar 1945;

2) TAP MPR; dan

3) Peraturan Perundang-undangan.

b. Bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku referensi, jurnal-jurnal

hukum yang terkait, dan media massa yang mengulas tentang kewenangan

dan fungsi Kementerian Pertahanan.

Page 20: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Bahan hukum tersier atau penunjang, yaitu bahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan

hukum sekunder, misalnya bahan dari internet, ensiklopedia, kamus

hukum, jurnal hukum, dan komentar-komentar (Soerjono Soekanto,

2001:13).

5. Teknik pengumpulan bahan hukum

Penelitian yang penulis angkat merupakan penelitian normatif, sehingga

pengumpulan datanya dilakukan dengan studi kepustakaan yaitu cara

pengumpulan data dengan membaca, mempelajari, mengkaji, dan

menganalisis serta membuat catatan dari buku literatur, peraturan perundang-

undangan, dokumen dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

6. Teknik analisis bahan hukum

Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil

penelitian menjadi suatu laporan. Analisis data adalah proses pengorganisasian

dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar sehingga akan

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data (Lexy J. Moleong,1993:103).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif

yaitu dengan mengumpulkan data-data, mengkualifikasikan kemudian

menghubungkan dengan teori perundang-undangan Pasal 30 Undang-Undang

Dasar Tahun 1945 yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi pertahanan

dan menarik kesimpulan untuk menentukan hasil yaitu arah kebijakan

Kementerian Pertahanan sebagai pelaksana fungsi pertahanan. Analisis bahan

hukum merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian

menjadi suatu laporan.

Page 21: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

F. Sistematika Penulisan Hukum

Dalam penulisan hukum ini terdiri dari empat bab yang masing - masing

terdiri dari sub bab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti.

Sistematika penulisan yang dimaksud sebagai berikut:

BAB I adalah pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II mengguraikan Tinjauan Pustaka yang meliputi tinjauan tentang

lembaga negara sesuai UUD RI Tahun 1945, tinjauan tentang

wewenang dan fungsi Kementerian Pertahanan, tinjauan tentang Pasal

30 UUD RI Tahun 1945, tinjauan tentang Tentara Nasional Indonesia,

tinjauan tentang kepolisian RI, tinjauan tentang aturan-aturan yang

berkaitan, tinjauan tentang kebijakan.

BAB III berisi hasil dari penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan arah

kebijakan Kementerian Pertahanan sesuai fungsi dan wewenang

merupakan amanah Pasal 30 UUD RI Tahun 1945.

BAB IV berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan yang

dilakukan oleh penulis.

Page 22: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Mengenai pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Dasar merupakan konstitusi bangsa Indonesia yang

menjadi landasan hukum tertinggi dan sumber dari segala sumber hukum.

Dalam Pasal 30 tersirat amanah negara untuk seluruh rakyatnya dalam

mempertahankan keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

Pasal 30 ayat (1):

Tiap - tiap warga Negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pertahanan dan

keamanan Negara .

Pasal 30 ayat (2):

Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan

Kepolisian RI, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan

pendukung.

Pasal 30 ayat (3):

Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,

Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,

dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara”.

Pasal 30 ayat (4):

Kepolisian RI sebagai alat negara menjaga keamanan dan ketertiban

masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta

menegakkan hukum ”.

Pasal 30 ayat (5):

Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara

Rebublik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan

Kepolisian RI didalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan

warga Negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal

yang terkait .

2. Tinjauan mengenai hierarki perundang-undangan

Setelah runtuhnya pemerintahan orde baru yang dimulai dengan

berhentinya Presiden Soeharto tanggal 21 Juli 1998 yang menyerahkan

kekuasaanya kepada Presiden Habibie, kemudian dengan Sidang Istimewa

MPR pada tahun 1998 dan dilanjutkan Sidang Umum tahun 1999 dilanjutkan

Page 23: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sidang Tahunan tahun 2000 MPR menetapkan TAP MPR No. III /MPR/2000

tentang sumber hukum dan tata urutan perundang-undangan yaitu:

a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia;

b. TAP MPR;

c. Undang-undang;

d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu);

e. Peraturan Pemerintah (PP);

f. Keputusan Presiden (Keppres); dan

g. Peraturan Daerah (Perda) (Valina S.S,2007:95)

Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 mengenai jenis dan

hierarki Perundang-undangan sebagai berikut:

a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;

d. Peraturan Presiden; dan

e. Peraturan Daerah.

3. Tinjauan Umum Mengenai Lembaga Negara

Dalam setiap pembicaraan mengenai organisasi negara ada dua unsur

pokok yang saling berkaitan yaitu organ dan functie. Organ adalah bentuk

atau wadahnya, sedangkan functie adalah isinya, organ adalah status

bentuknya (Inggris = Form, Jerman= Vorm) sedangkan functie adalah gerakan

wadah itu sesuai dengan maksud pembentuknya (Jimmly Assidiqie, 2006: 99).

Pembedaan lembaga Negara dari segi hierarkinya:

1) Lapis Pertama yaitu sama dengan:

a. Presiden dan Wakil Presiden;

b. Dewan Perwakilan Rakyat;

c. Dewan Perwakilan Daerah;

d. Majelis Permusyawaratan Rakyat;

e. Mahkamah Konstitusi;

Page 24: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

f. Mahkamah Agung; dan

g. Badan Pemeriksa Keuangan.

2) Lapis kedua yaitu :

a. Menteri Negara;

b. Tentara Nasional Indonesia;

c. Kepolisian Negara;

d. Komisi Yudisial;

e. Komisi Pemilihan Umum; dan

f. Bank Sentral.

4. Tinjauan Umum mengenai Kementerian Pertahanan

Semangat dan cita-cita luhur untuk menata kembali kehidupannya untuk

meraih masa depan yang lebih cerah, telah mendorong segenap rakyat

Indonesia melakukan Gerakan Reformasi. Hakekat Reformasi Nasional adalah

suatu perubahan seluruh aspek kehidupan bangsa menuju kehidupan yang

lebih baik. Perubahan dimaksud berskala nasional dan dilaksanakan di seluruh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta oleh segenap komponen

bangsa. Arah dan tujuan reformasi tersebut sejalan dengan cita-cita Proklamasi

Kemerdekaan 17 Agustus 1945, serta selaras dengan nilai-nilai kultur bangsa

Indonesia dan nilai-nilai universal.

Cita-cita luhur Reformasi tersebut hanya mungkin tercapai melalui

pembentukan pemerintahan yang demokratis, bersih dan berwibawa.

Pemerintah yang diinginkan adalah pemerintahan yang mampu menata

kehidupan demokratis dan mewujudkan supremasi hukum, mampu

memberantas KKN dan segenap penyimpangan lainnya yang menghambat

pembangunan maupun kepentingan nasional. Upaya untuk mencapai cita-cita

luhur tersebut bukanlah hal ringan dan mudah. Kondisi obyektif Indonesia

merupakan realita adanya tantangan dan kendala yang menghadang antara lain

krisis ekonomi dan moneter, serta berbagai konflik yang belum teratasi secara

tuntas. Kondisi obyektif tersebut telah menimbulkan dampak-dampak terhadap

aspek-aspek kehidupan lainnya. Persoalan yang dihadapi makin kompleks,

Page 25: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

karena iklim politik yang berkembang sebagai akibat dari kedewasaan

berpolitik yang belum memadai, cenderung menggiring suasana ke arah

euforia demokrasi.

Gambaran kondisi di atas mengisyaratkan, bahwa jalan menuju

masyarakat demokratis yang diharapkan masih sangat panjang dan

menghadapi tantangan yang berat. Meskipun demikian, diyakini bahwa

reformasi yang dilaksanakan saat ini merupakan kebutuhan, yakni sebagai

wahana dan instrumen yang paling tepat untuk mengantarkan bangsa

Indonesia menuju masyarakat "civil" yang dicita-citakan. Walaupun

menghadapi tantangan yang berat, namun keyakinan akan kebenaran arah

perjuangan Reformasi Nasional, telah mendorong semangat untuk terus

melanjutkan proses reformasi. Upaya untuk mewujudkan cita-cita reformasi

membutuhkan kebulatan tekad serta dukungan segenap bangsa Indonesia.

Tekad dan dukungan tersebut menuntut kerja keras serta usaha bersama

secara sinergis agar agenda reformasi yang telah disepakati bersama tetap

berada pada jalur yang benar. Sejalan dengan komitmen tersebut, tindakan

yang menghambat dan menggagalkan reformasi harus dihindarkan agar tidak

dinodai oleh tindakan anarkhis atau upaya memaksakan kepentingan

kelompok atau golongan. Reformasi Nasional harus tetap dilanjutkan dan

dijaga kesinambungannya dalam kerangka konstitusi Undang Undang Dasar

(UUD) RI Tahun 1945 dan nilai falsafah Pancasila.

Sejalan dengan komitmen Reformasi Nasional, reformasi di bidang

pertahanan negara dilaksanakan secara konsepsional dengan berlandaskan

pada kostitusi UUD RI Tahun 1945 dan falsafah Pancasila.

Reformasi pertahanan negara merupakan komitmen bangsa yang

dilaksanakan secara bertahap dan berlanjut, mencakup penataan struktur,

kultur dan tata nilai sebagai satu kesatuan perubahan yang utuh dan

menyeluruh.

Agenda penataan struktur sejauh ini telah mencakup penataan organisasi

pertahanan negara yang menyentuh segi-segi substansial. Penataan tersebut

meliputi perubahan struktur organisasi, tataran kewenangan, fungsi dan tugas

Page 26: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Kementerian Pertahanan (Dephan), fungsi dan tugas Tentara Nasional

Indonesia. Upaya penataan dimaksudkan agar penyelenggaraan pertahanan

negara dapat lebih efektif sesuai dengan perkembangan konteks stratregis serta

dalam bingkai masyarakat demokratis. Pada aspek kultur dan tata nilai,

perubahan diarahkan pada sikap dan perilaku penyelenggara pertahanan

negara untuk mampu memposisikan diri sesuai peran dan tugasnya. Perubahan

dimaksud berlaku pada segenap jajaran di Dephan dan Tentara Nasional

Indonesia, mulai dari tingkat tertinggi sampai terendah.((http://www.pertahanan

indo.go.id/september 2010 pukul 10:00 WIB)

Reformasi di bidang pertahanan negara bertitik tolak dari Ketetapan

(TAP) MPR nomor VI tahun 2000, tentang Pemisahan Tentara Nasional

Indonesia dan Polri dan TAP MPR nomor VII tahun 2000 tentang Peran

Tentara Nasional Indonesia dan Peran Polri. Salah satu wujudnya adalah

Undang Undang (UU) Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

menggantikan UU RI Nomor 20 tahun 1982. UU RI Nomor 20 tahun 1982

tentang Ketentuan - ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara sudah

tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi. UU Pertahanan Nomor 3 tahun

2002, di samping mengatur penataan negara ke depan untuk mendukung

kepentingan nasional sesuai cita-cita reformasi serta untuk tujuan nasional.

Secara substansi UU RI Nomor 3 tahun 2002 mengatur wewenang dan

tanggung jawab Menteri Pertahanan, peran dan tugas Tentara Nasional

Indonesia, wewenang dan tanggung jawab Panglima Tentara Nasional

Indonesia, nilai-nilai demokratis, Hak Asasi Manusia, perlindungan

lingkungan hidup, peran DPR dalam pertahanan negara, hak dan kewajiban

warga negara dalam bela negara. Secara ringkas, diatur sebagai berikut :

a. Wewenang dan Tanggung Jawab Menteri Pertahanan

1) Menteri Pertahanan menetapkan kebijakan tentang penyelenggaraan

pertahanan negara berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan

Presiden.

2) Menteri Pertahanan menyusun buku putih pertahanan serta menetapkan

kebijakan kerjasama bilateral, regional dan internasional di bidangnya.

Page 27: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3) Menteri Pertahanan menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan,

perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional, serta pembinaan

teknologi dan industri pertahanan yang diperlukan oleh Tentara

Nasional Indonesia dan komponen pertahanan lainnya.

b. Peran dan Tugas Tentara Nasional Indonesia

1) Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2) Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan

pertahanan negara untuk :

a) Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.

b) Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.

c) Melaksanakan Operasi Militer selain perang.

d) Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian

regional dan internasional.

c. Wewenang dan Tanggung Jawab Panglima Tentara Nasional Indonesia

1) Panglima Tentara Nasional Indonesia memimpin Tentara Nasional

Indonesia.

2) Panglima Tentara Nasional Indonesia menyelenggarakan perencanaan

strategi dan operasi militer, pembinaan profesi dan kekuatan militer,

serta memelihara kesiagaan operasional.

3) Panglima Tentara Nasional Indonesia berwenang menggunakan

segenap komponen pertahanan negara dalam penyelenggaraan operasi

militer berdasarkan undang-undang.

4) Panglima Tentara Nasional Indonesia bertanggung jawab kepada

Presiden dalam penggunaan komponen pertahanan negara dan

bekerjasama dengan Menteri Pertahanan dalam pemenuhan kebutuhan

Tentara Nasional Indonesia.

d. Nilai - nilai Demokrasi, HAM, dan Lingkungan Hidup

1) Pertahanan negara disusun atas dasar prinsip demokrasi, hak azasi

manusia (HAM), kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan

hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta

Page 28: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

prinsip hidup berdampingan secara damai. Prisip demokrasi dalam hal

ini tidak lepas dari sistem pemerintahan saat ini adalah demokrasi

modern yang dibatasi dengan konstitusi,yang mana dalam hal ini

pelaksanaan demokrasi melalui pemilu dengan militer tidak ada dalam

hak suara, militer sebagai instrumen negara yang netral dalam bidang

pertahanan. Pertahanan negara juga menjunjung tinggi hak asasi

manusia yang diakui oleh hukum dunia. Selain kedua prinsip tersebut

juga berkaitan dengan lingkungan hidup, yang mana pertahanan

wilayah suatu negara juga tidak lepas dari kelestarian lingkungan.

2) Pendayagunaan segala sumber daya alam dan buatan harus

memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan, keragaman, dan

produktivitas lingkungan hidup. Penggunaan sumber daya alam juga

harus memperhatikan sisi kelangsungan hidup, hal ini sangat

mendukung dan berkaitan dengan pertahanan. Pertahanan tidak hanya

menjaga tetapi juga mengembangkan dan memberikan hal terbaik untuk

negara kesatuan.

e. Keterlibatan DPR

Presiden berwenang dan bertanggungjawab atas pengerahan kekuatan

Tentara Nasional Indonesia. Dalam hal pengerahan kekuatan Tentara

Nasional Indonesia untuk menghadapi ancaman bersenjata, kewenangan

Presiden harus mendapat persetujuan DPR.

1) Presiden mengangkat dan memberhentikan Panglima setelah mendapat

persetujuan DPR.

2) DPR melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan umum

pertahanan negara.

f. Keterlibatan Rakyat

1) Hakekat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat

semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak

dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Page 29: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer

menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama

dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung.

3) Komponen cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam,

sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah

disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan

memperkuat komponen utama.

4) Komponen pendukung terdiri atas warga negara, sumber daya alam,

sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara

langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan

kemampuan komponen utama dan komponen pendukung.

Sejalan dengan komitmen reformasi pertahanan negara, Tentara

Nasional Indonesia melakukan reformasi internal. Reformasi internal

Tentara Nasional Indonesia pada hakekatnya merupakan tekad dan

komitmen Tentara Nasional Indonesia untuk melakukan pembaharuan

institusi Tentara Nasional Indonesia melalui langkah-langkah konstruktif

sejalan dengan pembangunan pemerintahan dan masyarakat yang

demokratis. Pembaharuan dimaksud dilakukan Tentara Nasional Indonesia

secara konseptual untuk menata fungsi dan tugasnya sesuai yang

diamanatkan dalam UU RI nomor 3 tahun 2002. Reformasi internal

merupakan kebutuhan Tentara Nasional Indonesia untuk mewujudkan

institusi Tentara Nasional Indonesia yang profesional dan dilaksanakan

secara bertahap dan berlanjut. Dalam kaitan tersebut, Tentara Nasional

Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk kembali pada jati dirinya

sebagai tentara yang berasal dari rakyat, berjuang untuk rakyat, dan

melindungi keselamatan rakyat. Oleh karena jiwa rakyat adalah jiwa

Tentara Nasional Indonesia, maka Tentara Nasional Indonesia harus

senantiasa memelihara kemanunggalannya dengan rakyat yang merupakan

andalan kekuatan pertahanan negara Indonesia.

Jiwa dan semangat pembaharuan selalu melekat dalam Tentara

Nasional Indonesia sesuai tantangan dan dinamika lingkungan yang

Page 30: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

berlaku. Komitmen tersebut telah dilakukan antara lain melalui kegiatan

mengumpulkan berbagai bahan pemikiran strategis melalui kegiatan

mengumpulkan berbagai bahan pemikiran strategis melalui kegiatan

seminar, diskusi dan pengkajian-pengkajian, baik yang dilaksanakan di

lingkungan sendiri, maupun bersama-sama dengan kalangan lain. Dari

kegiatan-kegiatan tersebut Tentara Nasional Indonesia telah menyusun

suatu konsep pemikiran strategis, suatu konsep reformasi internal yang

dikenal dengan "Paradigma Baru Peran Tentara Nasional Indonesia".

Paradigma Baru Peran Tentara Nasional Indonesia berisikan dokumen

tentang Redefinisi, Reposisi dan Reaktualisasi peran Tentara Nasional

Indonesia dalam Kehidupan Bangsa di masa depan. Dokumen tersebut

ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Keamanan atau Panglima

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada 5 Oktober 1998.

Niat dan komitmen untuk mereformasi diri tersebut, kemudian diwadahi

secara formal oleh wakil-wakil rakyat melalui TAP MPR-RI Nomor :

VI/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Polri,

dan Tap MPR-RI Nomor : VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional

Indonesia dan Peran Polri.

g. Implementasi reformasi internal Tentara Nasional Indonesia meliputi

Tentara Nasional Indonesia tunduk pada otoritas politik pemerintah

yang dipilih oleh rakyat sesuai dengan nilai - nilai demokrasi berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaan tugasnya Tentara Nasional

Indonesia senantiasa melaksanakan tugas negara untuk kepentingan

nasional.

1) Tugas Tentara Nasional Indonesia untuk melaksanakan kebijakan

pertahanan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UU RI No. 3 tahun 2002

tentang Pertahanan Negara ditentukan melalui keputusan politik

pemerintah. Oleh karenanya tanggung jawab politik Tentara Nasional

Indonesia ada pada pimpinan nasional.

2) Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan

pertahanan negara dengan menyelenggarakan perencanaan strategi dan

Page 31: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

operasi militer, pembinaan profesi dan kekuatan militer serta

memelihara kesiapsiagaan (Pasal 10, 14 dan 18 UU RI No. 3 tahun

2002 tentang Pertahanan Negara).

3) Tentara Nasional Indonesia sebagai bagian dari sistem nasional, tidak

mengambil posisi eksklusif tetapi senantiasa memelihara keterkaitan

dengan komponen bangsa yang lain.

4) Tentara Nasional Indonesia dalam menjalankan tugasnya sesuai aturan

pelibatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

5) Beberapa perubahan struktural antara lain : Pemisahan Polri dan

Tentara Nasional Indonesia yang semula bersama-sama tergabung

dalam ABRI. Perubahan tersebut diikuti penghapusan jabatan

Kassospol Tentara Nasional Indonesia dan Kaster Tentara Nasional

Indonesia, penghapusan Dwi Fungsi ABRI, likuidasi fungsi kekaryaan

serta sosial politik Tentara Nasional Indonesia, penghapusan

keberadaan Fraksi Tentara Nasional Indonesia atau Polri di lembaga

legislatif paling lambat tahun 2009, serta perubahan doktrin dan

organisasi Tentara Nasional Indonesia. Pemisahan Tentara Nasional

Indonesia dan Polri tersebut juga berimplikasi pada perubahan

Dephankam menjadi Dephan.

Komitmen Tentara Nasional Indonesia untuk melaksanakan

reformasi adalah tekad dan kemauan politik Tentara Nasional Indonesia

yang ditujukan untuk mewujudkan tentara profesional, Tentara Nasional

Indonesia telah memiliki komitmen untuk menjauhkan diri dari

keterlibatannya dalam politik praktis, serta berada di bawah kekuasaan

pemerintah yang dipilih rakyat secara konstitusional dan demokratis.

Harapan Tentara Nasional Indonesia sebagai tentara profesional

meliputi Tentara Nasional Indonesia yang tidak berpolitik, berada di bawah

kekuasaan pemerintah yang dipilih oleh rakyat berdasarkan cara-cara

demokratis dan konstitusional, Tentara Nasional Indonesia yang terdidik

dan terlatih baik, Tentara Nasional Indonesia yang terlengkapi kebutuhan

Page 32: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

alutsistanya secara memadai, serta prajurit Tentara Nasional Indonesia

yang dicukupi kesejahteraan dan pendapatannya secara layak.

Sebagai tentara rakyat, Tentara Nasional Indonesia harus selalu dekat

dengan rakyat, Tentara Nasional Indonesia harus mengenal dan hidup

bersama rakyat. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk memisahkan Tentara

Nasional Indonesia dari rakyat merupakan pengikraran akan kodrat Tentara

Nasional Indonesia sebagai tentara yang berasal dari rakyat, berjuang

bersama rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Inilah salah satu hakekat

penyelenggaraan fungsi teritorial yang dilaksanakan Tentara Nasional

Indonesia untuk tetap memelihara kedekatan dengan rakyat dan

teritorialnya (http:// www.TNI.go.id/articles indo)

5. Tinjauan Umum Mengenai Tentara Nasional Indonesia

Sesuai dengan Ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2004 Tentara Nasional Indonesia adalah :

a. Tentara Rakyat, yaitu Tentara yang anggotanya berasal dari warga Negara

Indonesia

b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam

melaksanakan dan menyelesaiakan tugasnya.

c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi

kepentingan negara diatas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan

agama.

d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik diperlengkapi

secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin

kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut

prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum

nasional, dan hukum yang telah diratifikasi.

Page 33: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Fungsi Tentara Nasional selaku alat pertahanan negara yaitu :

a. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata

dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan

keselamatan bangsa.

b. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman

c. Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat

kekacauan keamanan.

Tugas Tentara Nasional Indonesia dalam Pasal 7 Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2004 yaitu:

a. Menegakkan kedaulatan Negara

b. Mempertahankan keutuhan wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

c. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara.

Dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentara Nasional

Indonesia dibagi menjadi 3 angkatan yang masing-masing memiliki tugas

sebagai berikut:

a. Tugas angkatan darat:

1) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia matra darat dibidang

pertahanan

2) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia dalam pembangunan

dan pengembangan kekuatan matra darat

3) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia dalam menjaga

keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain

4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat

b. Tugas Angkatan Laut:

1) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia matra laut di bidang

pertahanan.

2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut yurisdiksi

nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum

internasional yang telah diratifikasi.

Page 34: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Melaksanakan tugas diplomasi angkatan laut dalam rangka mendukung

kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan pemerintah.

4) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia dalam pembangunan

dan pengembangan kekuatan matra laut

5) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut

c. Tugas Angkatan Udara:

1) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia matra udara dibidang

pertahanan

2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan diwilayah udara yurisdiksi

nasional sesuai ketentuan hukum nasional dan hukum internasional

yang telah diratifikasi.

3) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia dalam pembangunan

dan pengembangan wilayah pertahanan udara.

4) Kepolisian Negara Republik Indonesia

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 2 ditentukan

bahwa kepolisian merupakan salah satu fungsi dari fungsi-fungsi

pemerintahan negara dalam bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman,dan pelayanan

masyarakat.

a). Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia:

1) Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli

terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.

2) Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,

ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dijalan

3) Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,

kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat

terhadap hukum dan aturan perundang-undangan.

4) Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.

5) Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

Page 35: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

6) Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap

kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-

bentuk pengamanan swakarya.

7) Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak

pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-

undangan lainnya.

8) Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian,

laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan

tugas kepolisian.

9) Melindungi keselamatan jiwa, raga, harta benda, masyarakat, dan

lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana

termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung

tinggi hak asasi manusia.

10) Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum

ditangani oleh instansi terkait.

11) Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan

kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian

12) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

b) Wewenang Kepolisian Negara Republik Indonesia :

1) Menerima laporan dan/atau pengaduan

2) Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang

dapat menggangu ketertiban umum.

3) Mencegah dan menaggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat.

4) Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau

mengancam persatuan dan kesatuan negara.

5) Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan

administratif kepolisian.

6) Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan

kepolisian dalam rangka pencegahan.

7) Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian.

Page 36: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

8) Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang

9) Mencari keterangan dan barang bukti

10) Menyelenggarakan pusat informasi kriminal nasional

11) Mengeluarkan surat ijin dan/atau surat keterangan yang diperlukan

dalam rangka pelayanan masyarakat.

12) Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan

keputusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan

masyarakat.

13) Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

6. Tinjauan Mengenai Dewan Pertahanan Nasional

Dewan Pertahanan merupakan lembaga khusus yang didirikan secara

independen sebagai penasehat presiden dalam pembuatan kebijakan.

Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan dalam menetapkan kebijakan

umum pertahanan dan pengerahan segenap komponen pertahanan negara.

Dewan Pertahanan Negara dipimpin oleh Presiden dengan keanggotaan terdiri

atas anggota tetap dan anggota tidak tetap dengan hak dan kewajiban yang

sama. Anggota tetap terdiri atas Wakil Presiden, Menteri Pertahanan, Menteri

Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan Panglima (http://www.dephan.go.id).

Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,

Pasal 15 ayat (1); Dewan Pertahanan Negara berfungsi sebagai penasehat

Presiden dalam meningkatkan kebijakan umum pertahanan dan pengerahan

segenap komponen pertahanan negara.

Tugas Kementerian Pertahanan pasal 15 ayat (3) :

a. Menelaah, menilai, dan menyusun kebijakan terpadu pertahanan negara

agar kementerian pemerintah, masyarakat beserta tentara dapat

melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing dalam mendukung

penyelenggaraan pertahanan negara.

b. Menelaah, menilai dan menyusun kebijakan terpadu pengerahan

komponen pertahanan negara dalam rangka mobilisasi dan demobilisasi

c. Menelaah dan menilai resiko dan kebijakan yang ditetapkan.

Page 37: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 37 ayat (1)

mengatur organ lembaga kepolisian yang disebut Komisi Kepolisian Nasional

yang bertanggung jawab kepada Presiden.

Tugas Komisi Kepolisian dalam Pasal 38 ayat (1) yaitu:

a. Membantu presiden dalam menetapkan arah kebijakan kepolisian

b. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan

pemberhentian Kapolri.

Wewenang Komisi Kepolisian dalam Pasal 38 ayat (2):

a. Mengumpulkan dan menganalisis data sebagai bahan pemberian sarana

dan prasarana POLRI

b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden dalam upaya

mewujudkan Polisi yang professional dan mandiri.

c. Menerima saran dan keluhan dari masyarakat mengenai kinerja polisi dan

menyampaikan kepada Presiden.

7. Tinjauan Mengenai Kebijakan

Kajian ilmu kebijakan dan pengertian kebijakan:

a. Secara harfiah ilmu kebijakan adalah terjemaham langsung dari kata policy

science, dikaitkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintah yang

mempunyai wewenang kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat dan

bertanggung jawab melayani kepentingan umum

b. Kebijakan dalam arti yang luas

Sebagai usaha pengadaan informasi yang diperlukan untuk menunjang

proses pengambilan kebijakan .

c. Kebijakan menurut Thomas Dye

Kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu.

d. Kebijakan menurut H.hugh Heglo (Said Zainal, 2004:117).

Kebijakan sebagai a course of action intended to accomlist some end atau

sebagai tindakan yang dimaksud mencapai tujuan tertentu.

Page 38: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Tahap-tahap pembuatan kebijakan menurut William Dun yaitu;

a. Penyusunan agenda

Agenda setting adalah fase atau proses sangat strategis dalam realitas

kebijakan publik.

b. Formulasi kebijakan

Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas

oleh para pembuat kebijakan.

c. Adopsi atau legitimasi kebijakan

Memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan

d. Penilaian atau evaluasi kebijakan

Kegiatan menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup

substansi, implementasi dan dampak ( Said Zainal Abidin,2004:112)

Page 39: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Kerangka Pemikiran

Keutuhan dan kedaulatan suatu negara tidak lepas dari sistem pertahanan

dan keamanan suatu negara tersebut. Dalam mempertahankan keutuhan dan

kedaulatan negara Indonesia, Indonesia memiliki institusi Kementerian

Pertahanan dan keamanan meliputi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian

Republik Indonesia sesuai dengan Pasal 30 UUD RI Tahun 1945. Dalam

menjalankan fungsi dan wewenangnya Kementerian Pertahanan tidak lepas dari

peraturan yang berlaku. Era globalisasi ini banyak peristiwa yang melemahkan

keutuhan dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia, oleh karena itu perlu

kebijakan dari Kementerian Pertahanan untuk memperbaiki sistem pertahanan

dari berbagai segi dengan amanah UUD RI Tahun 1945 khususnya Pasal 30

mengenai kewajiban mempertahankan keutuhan dan kedaulatan suatu bangsa.

Pasal 30 UUD 1945

Departemen Pertahanan

TNI POLRI

Wewenang dan Fungsi

Kebijakan

Departemen Pertahanan

Peningkatan Pertahanan

TAP MPR No.VI/2000

TAP MPR No.VII/2000

UU No.3/2002

UU No.6/2004

Page 40: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Dalam melaksanakan fungsi dan wewenangnya Kementerian Pertahanan

mempunyai organisasi kesatuan Tentara Nasional Indonesia yang terdiri dari

Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara yang masing-masing memiliki

tugas mempertahankan kutuhan dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia.

Page 41: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kementerian Pertahanan Negara sebagai Pelaksana Fungsi Pertahanan

1. Gambaran Umum Mengenai Kementerian Pertahanan Negara Republik

Indonesia

Kementerian Pertahanan merupakan lembaga negara yang dipimpin

oleh menteri yang memiliki wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menetapkan kebijakan tentang penyelenggaraan pertahanan negara

berdasar kebijakan umum yang ditetapkan Presiden.

b. Menyusun buku putih pertahanan serta menetapkan kebijakan bilateral,

regional, dan internasional.

c. Menteri Pertahanan menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan,

perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional serta pembinaan teknologi

dan industri pertahanan yang diperlukan Tentara Nasional Indonesia dan

komponen pertahanan lain.

Penyusunan buku puti oleh Kementerian Pertahanan mempunyai fungsi

sebagai berikut: The government, through ministry of defence,has

published on 31 Maret 2003 a defence white paper. The white paper, as

some have argued, was a clear attemp to put the brakes on the ongoing

security reform within the indonesian military (TNI). The paper titled

defending the land and water at the start of the century was also a

welcome attemp by the ministry of defence to become more transparent

about its activity.

The mayor aims of the paper twofold. Nationally, the white paper is

crucial to inform the country about national defence and the need for its

integrated implementation. While, internasionally, it aims to inform the

internasional comunity abaut indonesia’s defence policy. The paper has

outlined the goverment’s perception of threat to indonesia and the

strtegies needed to deal with thess threat.

Pemerintah siap mempublikasikan buku putih pertahanan usaha kontrol

militer. Buku putih yang diterbitkan berjudul mempertahankan tanah air

memasuki abad ke-21. Dan juga Kementerian Pertahanan mengupayakan

transparansi aktivitas pertahanan. Tujuan utama lebih mengenai seluruh

negara Buku putih sangat penting memberitahu negara tentang pertahanan

nasional dan dibutuhkan untuk pelaksanaan kebijakan selanjutnya. Saat

dunia internasional, tujuannya untuk memberitahu komunitas internasional

mengenai pertahanan Indonesia. Buku garis besar pemerintahan

Page 42: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

meneruskan persepsi dan strategi dibutuhkan perjanjian untuk

meneruskannya (Anak Perwita, Journal of Security & Defence Law

no.3/2004(GRN-SSR, 2004)).

Dalam Kementerian Pertahanan dibentuk lembaga independen dan

mandiri yang mana dalam pelaksanaan tugasnya tidak diintervensi oleh

kekuasaan lain yang berfungsi sebagai penasehat presiden dalam

meningkatkan kebijakan umum pertahanan dan pengerahan komponenen

pertahanan negara. Dalam hal ini lembaga yang dibentuk adalah Dewan

Pertahanan Negara (http://www.dephan.go.id).

Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pertahanan

Negara mengatur mengenai tugas Dewan Pertahanan yaitu:

a. Menelaah, menilai, dan menyusun kebijakan terpadu Pertahanan Negara

agar Kementerian Pemerintah, masyarakat beserta tentara dapat

melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam

mendukung penyelenggaraan pertahanan negara.

b. Menelaah, menilai dan menyusun kebijakan terpadu pengerahan

komponen Pertahanan Negara dalam rangka mobilisasi dan demobilisasi.

c. Menelaah, dan menilai resiko dan kebijakan yang ditetapkan.

Dalam Kementerian Pertahanan memiliki komponen pertahanan yang

merupakan aparat negara dalam bidang pertahanan yaitu Tentara Nasional

Indonesia.

Tentara Nasional Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 34

Tahun 2004. Dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen

pertahanan mempunyai komponen lebih spesifik yaitu:

a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga negara

Indonesia.

b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

Page 43: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan indonesia yang bertugas demi

kepentingan negara diatas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan

agama.

d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi

secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin

kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut

prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum

nasional, dan hukum yang telah diratifikasi. (Jimly Assidiqie, 2006:212).

Komponen Tentara Nasional Indonesia merupakan salah satu

komponen pertahanan negara yang mempunyai tugas dan fungsi pertahanan

negara sesuai ketentuan yang mengaturnya.

Fungsi Tentara Nasional Indonesia selaku alat pertahanan negara yaitu:

a. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata

dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan

keselamatan negara.

b. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman.

c. Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat

kekacauan keamanan.

Tentara Nasional dibagi menjadi tiga (3) angkatan yang masing-masing

memiliki tugas sesuai matra. Dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004

Pasal 8 masing-masing tugas tersebut adalah :

a. Tugas Angkatan Darat

1) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia matra darat di bidang

pertahanan;

2) Melaksanakan tugas dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan

matra darat;

3) Melaksanakan tugas dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan

darat dengan negara lain;

4) melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan didarat.

b. Tugas Angkatan Laut

1) Melaksanakan tugas matra laut dibidang pertahanan;

Page 44: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut yurisdiksi

nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional sesuai dengan

ketentuan hukum internasional yang telah berlaku;

3) Melaksanakan tugas diplomasi angkatan laut dalam rangka mendukung

kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan pemerintah;

4) Melaksanakan tugas dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan

matra laut;

5) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan.

c. Tugas Angkatan Udara

1) Melaksanakan tugas matra udara dibidang pertahanan;

2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara

yurisdiksi nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;

dan

3) Melaksanakan tugas dalam pembangunan dan pengembangan wilayah

pertahanan udara.

Secara umum Tentara Nasional Indonesia mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. Menegakkan kedaulatan negara;

b. Mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

yang berdasar Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945; dan

c. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

(http://www.tni/modules.php?name=news&file=article&sid)

2. Landasan Hukum Pelaksanaan Pertahanan Negara Republik Indonesia

Pertahanan Negara meliputi keutuhan wilayah dan kedaulatan negara

sebagai konsekuensi negara yang merdeka yang memiliki kadaulatan secara

utuh untuk dipertahankan demi keberlangsungan negara. Pertahanan

merupakan amanah yang turun temurun dan wajib dilaksanakan oleh seluruh

masyarakat Republik Indonesia seutuhnya. Mengenai hal tersebut landasan

hukum pertahanan negara sebagai berikut:

Page 45: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Pertahanan negara merupakan amanah konstitusi yang merupakan

sumber dari segala sumber hukum atau hukum tertinggi, pertahanan diatur

dalam Pasal 30 Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 yang ketentuannya

sebagai berikut:

Pasal 30 ayat (1):

Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pertahanan dan

keamanan Negara.

Pasal 30 ayat (2):

Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia

dan Kepolisian RI, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan

pendukung.

Pasal 30 ayat (3):

Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,

Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan,

melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

Pasal 30 ayat (4):

Kepolisian RI sebagai alat Negara menjaga keamanan dan ketertiban

masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta

menegakkan hukum.

Pasal 30 ayat (5):

Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara

Rebublik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia

dan Kepolisian RI didalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat

keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,

serta hal-hal yang terkait.

b. Undang-Undang yang berkaitan dengan pelaksanaan pertahanan negara

Republik Indonesia.

1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 mengenai pertahanan negara

menggantikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara.

Secara substansial Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 mengatur

wewenang dan tanggung jawab Menteri Pertahanan, peran dan tugas

Tentara Nasional Indonesia, wewenang dan tanggung jawab Panglima

Tentara Nasional Indonesia, nilai-nilai demokratis dan hak asasi

manusia (http:// id.wikipedia.ast/wiki/substansi Undang-Undang No.3

thn 02 - publik=end).

Page 46: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional

Indonesia.

3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan.

Dalam undang - undang ini mengatur mengenai asas kewarganegaraan

secara khusus yaitu asas kepentingan nasional yaitu asas yang

menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan

kepentingan nasional, Indonesia yang bertekad mempertahankan

kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan

tujuan. Asas tersebut menegaskan bahwa sebagai warga negara

indonesia wajib mempertahankan kedaulatannya sebagai warga negara

seutuhnya milik negara Republik Indonesia (Dirangkum dari Komnas

HAM,2000:367)

c. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

1) TAP MPR RI NOMOR VI TAHUN 2002 tentang Pemisahan Tentara

Nasional Indonesia dengan Polisi Republik Indonesia.

2) TAP MPR RI NOMOR VII TAHUN 2000 tentang Peran Tentara

Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.

3. Tahap Pelaksanaan Kebijakan Secara Umum Kementerian Pertahanan sebagai

pelaksanaan fungsi pertahanan:

a. Penyusunan agenda

Melihat dari realita yang ada, menanggapi kasus-kasus yang berkaitan

dengan pertahanan negara yang meliputi keutuhan wilayah dan kedaulatan

negara, kemudian dibuat susunan agenda untuk langkah selanjutnya;

b. Formulasi kebijakan

Masalah-masalah atau isu-isu yang telah masuk dalam agenda kebijakan

kemudian dibahas oleh anggota pembuat kebijakan yang dalam hal ini

adalah anggota Dewan Pertahanan Negara sebagai lembaga independen

penasehat Presiden dan penyusun kebijakan dengan anggota Wakil

Presiden, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam

Negeri;

Page 47: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

c) Legitimasi kebijakan

Memberikan otoritas pada proses dasar pemerintahan;

d) Penilaian atau evaluasi kebijakan

Kegiatan menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup

substansi, implementasi dan dampak dari kebijakan yang telah disusun

bersama.

B. Arah Kebijakan Kementerian Pertahanan Sebagai Pelaksana

Fungsi Pertahanan

Sesuai dengan ketentuan yang mengamanahkan pertahanan negara dalam

Pasal 30 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Kementerian

Pertahanan mempunyai kebijakan-kebijakan yang diarahkan untuk meningkatkan

pertahanan negara baik pertahanan wilayah maupun kedaulatan negara kesatuan.

Pada era globalisasi ini banyak kasus-kasus kedaulatan wilayah indonesia

terpecah dan lepas dari bangsa Indonesia misalnya wilayah Timor-Timur yang

sekarang menjadi negara tetangga, hal tersebut tidak lepas dari tanggung jawab

fungsi pertahanan negara. Hal-hal yang berkaitan dengan pertahanan negara telah

tercantum dalam konstitusi bangsa Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar sebagai

sumber hukum dari segala hukum atau hukum tertinggi bangsa Indonesia. Selain

itu Indonesia juga memiliki landasan ideologi yaitu Pancasila yang merupakan

pembeda dari bangsa satu dengan bangsa lainnya, yang dalam silanya sila ke-3

yang berbunyi “Persatuan Indonesia” tidak lebih dari peran pertahanan suatu

negara untuk menjamin keutuhan dan kedaulatan suatu negara.

Peran Pertahanan yang dilaksanakan oleh komponen utama pertahanan yaitu

Tentara Nasional Indonesia sangat dipengaruhi tunjangan kinerja. Isu terhanggat

dari kebijakan Kementerian Pertahanan yaitu remunerasi. Remunerasi merupakan

kebijakan yang akhir-akhir ini diperbincangkan merupakan kebijakan dalam

bidang pertahanan. Remunerasi adalah kebijakan dalam memberi tunjangan

kinerja, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah khususnya

dibidang pertahanan yaitu Tentara Nasional Indonesia. Menginggat isu-isu saat ini

banyak kasus-kasus anggota militer dan polisi menjual amonisi kepada teroris, hal

Page 48: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

ini menggambarkan kondisi ekonomi dan sosial sangat mempengaruhi kinerja

militer sebagai pertahanan negara. Hal ini juga yang memicu terjadinya

pelanggaran-pelanggaran yang seharusnya tidak terjadi dalam kalangan anggota

militer. Apalagi saat ini pola penyerangan teroris berpindah dari mengebom

sasaran aset asing berpindah menjadi serangan terhadap aparat negara secara

lansung, sehingga kebijakan yang langsung pada asaran anggota militer yang

diperlukan (dok.Solopos Cucuk Danartono : 24 September 2010).

Mengatur kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dan memiliki arah yang

tepat. Dari berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan pemerintah tidak lepas dari

hukum yang keutuhan suatu negara mencerminkan kekuatan bangsa tersebut

sehingga memiliki eksistensi yang tinggi dari negara-negara lain yang sudah

terbentuk. Indonesia memiliki sistem ketatanegaraan dalam bidang pertahanan

yaitu Kementerian Pertahanan sebagai kementerian yang memiliki wewenang

dalam bidang pertahanan. Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 mengatur upaya

pembelaan negara dan usaha pertahanan dan keamanan negara. Upaya pembelaan

negara ditinjau dari segi warga negara sedangkan usaha pertahanan dan keamanan

negara ditinjau dari segi negara yaitu Tentara Nasional Indonesia Republik

Indonesia. Upaya pembelaan tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) yang berbunyi

”Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

negara”. Usaha pertahanan dan keamanan tercantum dalam bab XII tentang

pertahanan keamanan, yaitu pasal 30. Pasal 30 ayat (2) menentukan pula bahwa

usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan

dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian

Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan

pendukung. Sementara itu ayat (3) Pasal 30 tersebut menentukan Tentara

Nasional Indonesia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan

Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi dan memelihara

keutuhan dan kedaulatan negara. Sebelumya adanya Pasal 30 yang tercantum

dalam bab XII Undang-Udang Dasar RI Tahun 1945 yang berjudul pertahanan

dan keamanan tersebut, ketentuan mengenai Tentara Nasional Indonesia hanya

terdapat pada Pasal 10 UUD RI Tahun 1945. Pasal 10 berbunyi ”Presiden

Page 49: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,

Angkatan Udara ”. Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara merupakan

satu kesatuan organisasi Tentara Nasional Indonesia, dalam konsep organisasi

tentara itu, sebagaimana telah menjadi kelaziman sejak masa-masa pemerintahan

sebelumnya, dianggap perlu adanya Panglima Tentara Nasional Indonesia yang

tersendiri. Keberadaan Panglima Tentara Nasional Indonesia ini merupakan

kelanjutan dari jabatan Panglima ABRI (Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia) yang ada pada masa orde baru yang menggabungkan organisasi

kepolisian sebagai angkatan ke-4 dalam ABRI. Sesudah Reformasi Nasional,

diadakan pemisahan yang tegas antara Tentara Nasional Indonesia dan POLRI,

sehingga ABRI ditiadakan. Pemisahan tersebut ditetapkan dengan Ketetapan

MPR No.VI/MPR/2000 tentang peran Tentara Nasional Indonesia dan POLRI.

Selanjutnya pada tahun 2004 dibentuk pula Undang-Undang khusus tentang

Tentara Nasional Indonesia yaitu Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004

(http://www.dephan.go.id).

Dewasa ini banyak isu-isu politik yang membahayakan pertahanan negara

yang harus diperhatikan secara khusus oleh Kementerian Pertahanan sebagai

pelaksana fungsi pertahanan. Kebijakan-kebijakan yang saat ini masih mengalami

perjalanan dan dapat dilihat dianalisa arah kebijakannya meliputi kebijakan

remunerasi, kebijakan reformasi tentara, perbatasan wilayah dengan Malaysia

yang melahirkan kebijakan diplomasi lunak, pengiriman pasukan perdamaian

persenjataan militer.

Dalam sejarah perjalan negara Indonesia tidak lepas dari konflik-konflik

yang genting yang membahayakan keutuhan negara Republik Indonesia. Sejarah

tersebut terjadi pada saat berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara Tahun

1950. Keadaan ini terjadi setelah Indonesia Merdeka, hal ini dapat disimpulkan

sebagai keadaan yang membahayakan yang mana kemerdekaan telah diperoleh

namun dasar negara masih berubah-ubah, padahal dasar terbentuknya negara yang

terpenting adalah konstitusi sebagai simbul negara mempunyai kedaulatan yang

utuh dan mengikat sehingga ditakuti oleh penjajah yang berkepentingan merebut

wilayah kesatuan Republik Indonesia.

Page 50: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Konflik politik yang membahayakan keutuhan negara di era UUD’S 1950

sebagai berikut:

1. 10 Oktober 1950

Pemberontakan Ibnu Hajar di Kalimantan Selatan.

2. 17 Agustus 1951

Pemberontakan DI/TII Oleh Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan.

3. Desember 1951

Pemberontakan Batayon 426 di Jawa Tengah menggabungkan iri dengan

DI/TII

4. 17 Oktober 1952

KSAD Kol.A.H Nasution mengerahkan pasukan tank dan mengarahkan

moncong meriam kearah istana menuntut pembubaran parlemen.

5. 20 September 1953

Daud Beureuh di Aceh menyatakan Aceh sebagai wilayah yang bergabung

dengan NII di bawah Kartosuwiryo di Jawa Barat.

6. 27 Juni 1955

Militer atau Perwira-Perwira Angkatan Udara pemboikotan pelantikan Kol.

Bambang Utoyo sebagai KSAD.

7. 20 Desember 1956

Sumatra Barat oleh Dewan Banteng pimpinan Letkol Ahmad Husain.

8. 21 Februari 1957

Lahir konsepsi Presiden oleh Presiden Soekarno tentang gagasan

meninggalkan sistem demokrasi liberal.

9. 2 Maret 1957

Letkol Sumual Panglima Wilayah Indonesia Timur menyatakan hukum

darurat diwilayah kekuasaanya.

10. 30 November 1957

Percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno (Peristiwa Cikini)

Page 51: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

11. 15 Februari 1958

Pemberontakan PRRI di Sumatra Barat dan PERMESTA di Sulawesi Utara

dan Tengah masing-masing di bawah pimpinan Letkol Ahmad Husein dan

Letkol D.J Sumba (Hendarmin Ranadireksa, 2007:33).

Dari peristiwa-peristiwa tersebut menunjukkan bahwa sebuah negara yang

merdeka mempunyai kewajiban untuk mempertahankan wilayah dan kedaulatan

negara untuk kelangsungan negara tersebut. Bangsa Indonesia merupakan bangsa

yang besar yang merdeka dengan kekuatan para pahlawannya, sehingga amananah

kostitusi kita dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dalam hal ini

Kementerian Pertahanan khususnya dan seluruh masyarakat Republik Indonesia

pada umumnya.

1. Arah Kebijakan Remunerasi sebagai Pelaksanaan Pertahanan Negara

Remunerasi adalah kebijakan pemerintah dalam bidang tunjangan

kinerja dalam hal pertahanan membahas mengenai tunjangan kinerja Tentara

Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan yang berpengaruh langsung

terhadap pertahanan negara sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia sebagai konstitusi bangsa Indonesia yang merdeka

memiliki kedaulatan yang utuh untuk menjalankan pemerintahan. Negara

Indonesia merupakan negara yang memiliki lembaga-lembaga yang

mempunyai tugas masing-masing dalam menjalankan pemerintahan sesuai

dengan konstitusi bangsa Indonesia. Dalam hal ini khusus membahas

Kementerian Pertahanan yang memiliki tugas pokok mempertahankan negara

kesatuan Republik Indonesia. Tentara Nasional Indonesia adalah alat

pertahanan yang bekerja sesuai dengan kebijakan yang telah dibentuk

pertahanan yang berwenang yaitu Kementerian Pertahanan. Tentara Nasional

Indonesia mempunyai panglima tinggi yaitu Presiden yang dalam menentukan

kebijakan mempunyai dewan khusus yaitu Dewan Pertahanan Nasional

sebagai penasehat Presiden dalam menentukan kebijakan dalam bidang

pertahanan.

Remunerasi merupakan perubahan kearah yang lebih baik, remunerasi

dalam hal ini berkaitan dengan adanya reformasi birokrasi inevitable yang

Page 52: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dilakukan pemerintah maupun negara. Remunerasi merupakan syarat perlu

(necessary condition) dari reformasi birokrasi, sedangkan syarat cukupnya

(sufficient condition) dapat dipenuhi dari terjadinya perbaikan-perbaikan aspek

lain yaitu tercukupinya kualifikasi sumber daya manusia artinya reformasi

demokrasi tidak akan tercapai apabila tidak didahului dengan remunerasi

(http://antikorupsi.org/indo(jawa pos,30 jan 2009))

2. Arah Kebijakan Reformasi Tentara (Tentara Profesional) sebagai Pelaksanaan

Pertahanan Negara

Pengembangan postur Tentara Nasional Indonesia diarahkan pada

kekuatan minimal esensial (minimum esencial force). Agenda reformasi

internal yaitu:

1. Netralitas Tentara Nasional Indonesia dalam politik.

2. Penghentian Tentara Nasional Indonesia dari bisnis.

3. Peradilan militer

4. Kesejahteraan prajurit dan profesionalisme.

Keberhasilan reformasi Tentara Nasional Indonesia adalah keberhasilan

normative. Pelaksanaan norma-norma reformasi itu baru seperempat

perjalanan, penyebabnya adalah reformasi Tentara Nasional Indonesia masih

terbebani dengan paradigma orde baru yang berkaitan dengan pertarungan

politik domestik dan ancaman komunisme dalam konteks perang dingin. Hal

itu tercermin dalam berbagai dokumen dan fakta termasuk buku putih

pertahanan. Persepsi yang dominan masih memandang ancaman dari dalam

negeri dan menghambat arah transformasi organisasi Tentara Nasional

Indonesia kearah yang lebih professional. Lebih dari itu, segala kemajuan

reformasi Tentara Nasional Indonesia belum biasa sepenuhnya terlaksana.

Pertama, ukuran keberhasilan menghapuskan peran politik Tentara

Nasional Indonesia tidak berhenti pada hilangnya jumlah kursi Tentara

Nasional Indonesia di DPR. Melainkan harus berlanjut pada hilangnya

dominasi militer dalam perumusan kebijakan politik negara. Meski

keberadaan Tentara Nasional Indonesia di parlemen berakhir pada tahun 2004,

rumusan undang-undang tertentu seperti UU TNI dan UU KKR

Page 53: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

memperlihatkan kuatnya pengaruh Tentara Nasional Indonesia. Dalam UU

TNI, beberapa posisi lama Tentara Nasional Indonesia seperti keberadaan

koter dan fungsi kekaryaan masih dibenarkan. Sedangkan UU KKR yang

semula diharapkan sebagai medium penyelesaian kasus kejahatan masa lalu

dalam kerangka reformasi institusional Tentara Nasional Indonesia terbukti

menjadi contoh produk politik yang bermasalah, sehingga dibatalkan MK.

Beban paradigma ini membuat Tentara Nasional Indonesia

mempertahankan struktur komando teritorial AD - seperti Kodam, Korem,

Kodim, Babinsa. Padahal, reformasi 1998 menuntut pencabutan dwifungsi

ABRI; penghapusan peran sosial politik dan penghapusan struktur Koter.

Fraksi ABRI di parlemen telah ditinggalkan pada tahun 2004, namun Koter

terus dipertahankan. Keputusan ini menjauhkan Tentara Nasional Indonesia

dari kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan strategis global

yang mensyaratkan postur pertahanan ideal yang sesuai tantangan Abad ke-21,

yakni tidak bertumpu pada pertahanan darat, melainkan teknologi dan sistem

pertahanan yang terpadu antara matra darat, udara dan laut. Dalam hal ini

agenda mendesak reformasi Tentara Nasional Indonesia harus diarahkan pada

agenda besar reformasi sistem keamanan, dengan terlebih dahulu membentuk

Dewan Pertahanan Nasional (DPN) yang entah kenapa belum terbentuk. DPN

dibutuhkan untuk mensinergikan seluruh kerangka kebijakan keamanan

dengan kebijakan di sektor lainnya dalam rangka menciptakan kesejahteraan

dan kemakmuran masyarakat. Badan inilah yang seharusnya menjadi medium

semua aktor untuk secara bersama merumuskan arah kebijakan pertahanan.

Kedua, regulasi politik berhasil merumuskan larangan bagi Tentara

Nasional Indonesia untuk berbisnis. Namun pelaksanaanya menunjukkan

negara lamban dalam mengambilalih aset bisnis Tentara Nasional Indonesia.

Di tengah kelambanan itu, negara membiarkan praktek - praktek bisnis tetap

berjalan, bahkan tak menghentikan pengalihan aset bisnis Tentara Nasional

Indonesia ke tangan swasta. Banyak aset negara yang dipakai Tentara

Nasional Indonesia terindikasi telah disalahgunakan untuk tujuan yang

melawan hukum.

Page 54: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Ketiga, penundaan revisi UU Peradilan Militer membuat akuntabilitas

publik Tentara Nasional Indonesia di muka hukum tetap rendah. Anggota

Tentara Nasional Indonesia dan para purnawirawan masih mendapat

perlakuan istimewa saat berhadapan dengan proses hukum. Berbagai bentuk

penyangkalan dilakukan dengan menggunakan klaim politik sejarah, celah

hukum, dan kekuatan. Hal ini merupakan budaya kebal hukum yang sulit

dihapuskan, salah satunya karena UU Peradilan Militer tak kunjung direvisi.

Dalam banyak kasus, mekanisme peradilan militer menjadi alat peredam

gejolak publik, tanpa bisa memastikan adanya penghukuman. Proses promosi

jabatan strategis Tentara Nasional Indonesia kurang memperhatikan reputasi

seseorang dari sudut pandang HAM. Akibatnya terjadi situasi impunitas atas

kekerasan militer yang berlanjut dan ini membuktikan masih kuatnya

pengaruh Tentara Nasional Indonesia dalam panggung politik nasional.

Keempat, kesejahteraan prajurit hanya menjadi komoditas politik untuk

meminta kenaikan anggaran pertahanan bahkan meligitimasi praktek-praktek

yang menyimpang. Kesejahteraan prajurit tak kunjung berhasil diwujudkan

karena memang sejak awal tidak pernah ada upaya yang serius dari

pemerintahan saat itu yang mengajukan RUU TNI tanpa rumusan Pasal

kesejahteraan prajurit. Padahal, kesejahteraan adalah masalah krusial karena

menyangkut profesionalisme Tentara Nasional Indonesia sebagai alat

pertahanan negara. Dalih keuntungan bisnis Tentara Nasional Indonesia demi

meningkatkan kesejahteraan dan kapasitas prajurit, hanya dinikmati oleh

segelintir elite Tentara Nasional Indonesia. Di sisi lain kasus penyimpangan

anggaran dalam bisnis Tentara Nasional Indonesia tampak pada hasil audit

BPK terhadap Yayasan Kartika Eka Paksi, kasus penyimpangan dana

ASABRI, bahkan baru-baru ini BPK menemukan penyalahgunaan aset-aset

negara yang dikelola Tentara Nasional Indonesia.

Kelima, profesionalitas Tentara Nasional Indonesia memang bisa

dibangun lewat modernisasi alutsista. Tapi pengembangan kebijakan

pertahanan negara model ini berujung pada kebutuhan anggaran yang tinggi.

Pengembangan profesionalisme bisa dilakukan lewat efisiensi organisasi

Page 55: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

berupa penghapusan Koter atau setidaknya ada upaya merestrukturisasi Koter

sebatas wilayah perbatasan dan pulau terluar. Pengembangan arah

profesionalisme juga harus berfokus pada tugas pokok dan fungsi Tentara

Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan negara. Keterlibatan Tentara

Nasional Indonesia dalam politik, bisnis dan berbagai hal yang tidak masuk

dalam kompetensi inti, hanya menghabiskan sumber daya Tentara Nasional

Indonesia dan menjauhkannya dari tugas pokoknya. Salah satu prasyarat

penting tentara profesional adalah penghormatan terhadap kaidah-kaidah

demokrasi dan hak asasi manusia.

Sebagai penutup, perlu disampaikan apresiasi atas segala pencapaian

selama dasawarsa reformasi Tentara Nasional Indonesia. Tapi untuk terus

meningkatkan keberhasilan reformasi Tentara Nasional Indonesia sampai

tuntas maka Pemerintah dan DPR beserta semua kalangan, perlu

memperhatikan beberapa masalah di atas. Masalah yang paling utama adalah

perubahan paradigmatik dalam merumuskan kebijakan pertahanan negara.

Tantangan ke depan adalah seberapajauh paradigma tentara rakyat dalam

konteks perang gerilya dan tentara politik ala Orde Baru berubah menuju

tentara profesional dalam melaksanakan fungsi pertahanan sesuai

perkembangan lingkungan strategis global Abad ke-21 (http://lam=naskah

evaluasi refr Tentara Nasional Indonesia (98-08)).

3. Arah Kebijakan Diplomasi dalam Kasus dengan Malaysia sebagai

Pelaksanaan Pertahanan Negara

Kasus dengan Malasyia tidak hanya menyangkut satu hal dua hal,

namun menyangkut banyak hal mulai tahun 2007 banyak budaya-budaya asli

Indonesia yang diklaim oleh Malasyia yaitu kesenian reog Ponorogo, tari

pendet, tari bali, alat musik angklung. Selain kasus pengklaiman juga

berkaitan dengan masalah perbatasan negara yang sampai saat ini masih

menjadi ketegangan. Pendudukan wilayah Ambalat oleh pemerintahan

Malasyia juga menjadi konflik perbatasan wilayah dan status kepemilikan

wilayah.

Page 56: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Pertahanan suatu wilayah adalah hak sebuah negara untuk

mempertahankan. Dalam sebuah fenomena pertahanan menggunakan

Diplomasi sebagai upaya negara. Diplomasi yang digunakan bergantung

dengan kebijakan pemerintah sebagai unsur sebuah negara. Unsur

pemerintahan yang berdaulat, wilayah dan rakyat, dari ketiganya merupakan

satu kesatuan untuk dipertahankan. (Anak Agung, Jurnal nasional vol.4 hal.2)

Status Perbatasan Laut Indonesia Malasyia:

a. Segmen di wilayah Selat Malaka bagian utara

1) garis batas landas kontinen telah selesai (perjanjian tahun 1969)

2) garis batas laut teritorial telah selesai (perjanjian 17 Maret 1970

ratifikasi UU Nomor 2 Tahun 1971)

3) masih ada “overlapping claim area” antara RI dan Malaysia tentang

garis batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

b. Segmen di wilayah Selat Malaka bagian selatan

Masih ada segmen garis batas laut teritorial yang belum disepakati.

Insiden 13 Agustus 2010, penangkapan tiga petugas Kementrian Kelautan

dan Perikanan terjadi disini.

c. Segmen di wilayah laut Cina Selatan

1) Garis batas landas kontinen telah selesai (perjanjian tahun 1969)

2) Garis batas ZEE masih belum disepakati dan harus dirundingkan

d. Segmen di wilayah laut Sulawesi

1) Garis batas teritorial, garis batas landas kontinen, dan garis ZEE masih

dalam proses perundingan.

2) Pembahasan mendahulukan delimitasi pada segmen laut teritorial.

3) Penetapan segmen laut teritorial merupakan syarat utama untuk

merundingkan segmen lainnya (landas kontinen dan ZEE).

Posisi Indonesia:

1) Berada pada posisi untuk merundingkan semua segmen batas maritim,

yaitu di Selat Malaka (laut teritorial dan ZEE), laut Cina Selatan

(ZEE), dan laut Sulawesi (laut teritorial, landas kontinen, Zona

Ekonomi Eksklusif)

Page 57: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2) Menolak peta Malaysia tahun 1979 yang menunjukkan klaim sepihak

negara itu.

3) Menolak bila perundingan hanya membahas blok Ambalat karena blok

tersebut hanya bagian kecil dari segmen batas laut yang harus

dirundingkan kedua negara.

4) Menggunakan The United Nations Convention on The Llaw of The Sea

(UNCLOS) 1982 sebagai dasar dalam perundingan

5) Berdasarkan United Nations Convention on The Law of The Sea

terdapat dua rezim hukum yang berbeda untuk batas Zona Eklusif

Ekonomi dan landas kontinen

6) Khusus untuk disegmen laut Sulawesi Indonesia menggunakan karang

unarang untuk penarikan garis batas maritim

7) Indonesia mengajukan argumen keberadaan konsesi minyak sebagai

keadaan khusus yang perlu diperhitungkan dalam penarikan garis

bebas maritim di laut Sulawesi oleh kedua negara (sumber : Penjelasan

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ”wilayah

perbatasan berbasis maritim” 31 Agustus 2010).

Diplomasi merupakan kebijakan dalam pertahanan negara yang dapat

dilakukan dengan diplomasi lunak dengan perundingan kedua belah pihak,

dan diplomasi keras berupa perang. Dalam permasalahan dengan Malaysia

Indonesia melakukan diplomasi lunak dengan perundingan-perundingan yang

dilaksanakan seperti dipaparkan diatas. Hal tersebut karena belum ada

kepastian hukum mengenai perbatasan laut Zona Ekonomi Eksklusif, yang

sampai saat ini belum mencapai titik kesepakatan. Apabila terjadi keadaan

genting yang mengancam pertahanan negara, hukum internasional mengatur

pemberlakuan keadaan darurat. Dalam hukum internasional, instrumen yang

dianggap utama yang mengatur pemberlakuan keadaan darurat:

a. Europan Convention Human Right (ECHR) 1950.

b. Inter American Convention on Human Right (IACHR).

c. Inter Convenant on Civil and Political Right (ICCPR).

Page 58: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Ketiga instrumen pokok ini pada pokoknya mengandung tujuh materi

ketentuan prosedural dan lima ketentuan material.

Kontrol yang bersifat prosedural sebagai berikut:

a. Persyaratan bahwa setiap keadaan darurat harus dideklarasikan secara

resmi oleh pemerintah yang memberlakukannya.

b. Persyaratan lebih lanjut adalah bahwa rincian pengaturan mengenai

keadaan darurat itu.

Kontrol yang bersifat substantif atas ketentuan pemberlakuan keadaan

darurat:

a. The exsistence of exceptional threat to the security of the state or of its

people “adanya keadaan pengecualian yang bersifat mengancam keamanan

negara atau rakyat negara yang bersangkutan”.

b. A proportionality between the emergency measures contemplated and the

threat”adanya ketimpalan antara derajat ancaman yang timbul dengan

bentuk upaya yang dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat”.

c. The absence of any discriminatory feature in theemergency measures and

prosedures” tidak adanya bentuk perlakuan diskriminatif dalamupaya yang

dilakukan dalam keadaan darurat tersebut ”.

d. The compatibility of all derogation measures with the state’s other

internasional obligations”kesesuaian antara semua tindakan pengecualian

atau penundaan keberlakuannorma yang dilakukan dengan kewajiban

internasional lain yang harus dipenuhi oleh negara.

e. The complete insulation of certain ”core” right ,such as the right to life

from derogation (A.W.Braddley & K.D Ewing,constitusionsl and

administration law 13 th edition, (longman,2003)hal:602).

4. Arah Kebijakan Pengiriman Pasukan Perdamaian sebagai Pelaksanaan

Pertahanan Negara

Terakhir ini tersebar kabar pasukan perdamaian yang dikirim indonesia

melarikan diri ketika bertugas, hal ini tentu sangat mendapat perhatian dunia

khususnya bidang pertahanan negara, apalagi pasukan perdaiman merupakan

program dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mana Indonesia

merupakan salah satu negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa. Hal ini

menjadi perhatian sesuai dengan pelaksanaan pertahanan negara, sehingga

dapat ditelusuri arah kebijakan kementerian pertahanan sebagai pelaksanaan

Page 59: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

fungsi pertahanan negara yang merupakanamanah konstitusi bangsa indonesia

sebagai negara yang merdeka dan memiliki kesatuan wilayah dan kedaulatan

yang melekat secara utuh. Setiap negara mempunyai kebijakan atau politik

luar negeri. Politik luar negeri Indonesia berbeda dengan politik luar negeri

negara lain. Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Hal itu sesuai

dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945 dan Pancasila.

Perang Dunia II berakhir, keadaan dunia dikuasai oleh dua kekuatan

yang berideologi berbeda, yaitu blok Barat dan blok Timur. Blok Barat

dipimpin oleh Amerika Serikat yang berideologi liberal. Sebaliknya, blok

Timur dipimpin oleh Uni Soviet yang berideologi komunis. Negara-negara

dunia pun terpecah dalam kebijakan luar negerinya. Ada negara yang

melaksanakan kebijakan luar negerinya beraliran liberal dan tidak sedikit pula

yang melaksanakan kebijakan komunis. Walaupun demikian, muncul pula

negara-negara yang tidak mengikuti kebijakan yang ada. Mereka bersifat

netral, seperti yang dilakukan Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia

melaksanakan politik luar negerinya yang bersifat bebas aktif.

a. Pengertian Politik Luar Negeri

Politik luar negeri adalah arah kebijakan suatu negara untuk

mengatur hubungannya dengan negara lain. Politik luar negeri merupakan

bagian dari kebijakan nasional yang diabdikan bagi kepentingan nasional

dalam lingkup dunia internasional. Setiap negara mempunyai kebijakan

politik luar negeri yang berbeda-beda. Demikian Karena politik luar negeri

suatu negara tergantung pada tujuan nasional yang akan dicapai.

Kebijakan luar negeri suatu negara dipengaruhi oleh faktor luar negeri dan

faktor dalam negeri yaitu:

1) Faktor Luar Negeri

Faktor luar negeri, misalnya akibat globalisasi. Dengan globalisasi

seakanakan dunia ini sangat kecil dan begitu dekat. Maksudnya dunia

ini seperti tidak ada batasnya. Hubungan satu negara dengan negara

lainnya sangat mudah dan cepat. Apalagi dengan adanya kemajuan

Page 60: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

teknologi komunikasi seperti sekarang ini. Peristiwa-peristiwa yang

terjadi di negara lain dengan mudah diketahui oleh negara lain.

2) Faktor Dalam Negeri

Faktor dalam negeri juga akan mempengaruhi kebijakan luar negeri

suatu negara. Misalnya sering terjadinya pergantian pemimpin

pemerintahan. Setiap pemimpin pemerintahan mempunyai kebijakan

sendiri terhadap politik luar negeri.

b. Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif. Bebas, artinya

bahwa Indonesia tidak akan memihak salah satu blok kekuatan-kekuatan

yang ada di dunia ini. Aktif, artinya Indonesia dalam menjalankan politik

luar negerinya selalu aktif ikut menyelesaikan masalah-masalah

internasional. Misalnya, aktif memperjuangkan dan menghapuskan

penjajahan serta menciptakan perdamaian dunia. Berdasarkan politik luar

negeri bebas dan aktif, Indonesia mempunyai hak untuk menentukan arah,

sikap, dan keinginannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Oleh

karena itu, Indonesia tidak dapat dipengaruhi kebijakan politik luar negeri

negara lain.

c. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia

Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada

tujuan nasional negara itu sendiri. Tujuan nasional bangsa Indonesia

tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang

menyatakan :

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Menurut Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia, antara

lain sebagai berikut:

a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan

negara;

Page 61: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk

memperbesar kemakmuran rakyat;

c. Meningkatkan perdamaian internasional;

d. Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.

Tujuan politik luar negeri tidak terlepas dari hubungan luar negeri.

Hubungan luar negeri merupakan hubungan antarbangsa, baik regional

maupun internasional, melalui kerja sama bilateral ataupun multilateral

yang ditujukan untuk kepentingan nasional.

Politik luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam

kebijakan luar negeri yang diarahkan untuk mencapai kepentingan dan

tujuan nasional. Kebijakan luar negeri oleh pemerintah dilaksanakan

dengan kegiatan diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat. Dalam

menjalankan tugasnya para diplomat dikoordinasikan oleh Kementerian

Luar Negeri yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri. Tugas diplomat

adalah menjembatani kepentingan nasional negaranya dengan dunia

internasional (Http://www//.Article. Politik Luar Negeri.History.pcf.)

d. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia

Politik luar negeri Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD

1945. Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD 1945 sebagai landasan

konstitusional.

a. Pancasila sebagai Landasan Ideal

Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung

dalam Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman dan pijakan dalam

melaksanakan politik luar negeri Indonesia.

b. Landasan Konstitusional

Landasan konstitusional politik luar negeri Indonesia tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945 Alinea pertama dan Alinea keempat, serta pada

batang tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13.

1) Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945

Page 62: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa

dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan

karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

2) Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945

“Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.

3) UUD 1945 Pasal 11

”Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan

negara lain”.

4) UUD 1945 Pasal 13

Ayat 1 : ”Presiden mengangkat duta dan konsul”

Ayat 2 : ”Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan

pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat”

Ayat 3 : ”Presiden menerima penempatan duta negara lain

dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan

Rakyat”

Kementerian Luar Negeri mempunyai tugas membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah di bidang politik dan

hubungan luar negeri. Dalam menjalankan tugasnya, Kementerian Luar

Negeri dibantu oleh badan-badan di bawahnya yang berada di luar negeri di

negara-negara penerima atau pada organisasi-organisasi internasional, seperti

Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri,

antara lain sebagai berikut.

a. Perwakilan Diplomatik

Setiap negara yang menjalin hubungan dengan negara lain ditandai

dengan dilakukannya pertukaran perwakilan diplomatik. Pertukaran

perwakilan diplomatik, yaitu pertukaran perwakilan diplomatik

antarnegara yang dilakukan dengan cara menempatkan pejabat di negara

penerima. Pejabat perwakilan diplomatik disebut diplomat. Perwakilan

diplomatik Indonesia di luar negeri merupakan perwakilan pemerintah

Page 63: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Indonesia yang kegiatannya meliputi semua kepentingan negara Indonesia

dan wilayah kerjanya meliputi seluruh negara penerima. Seorang diplomat

memiliki kekebalan diplomatik, antara lain sebagai berikut:

1) Kekebalan terhadap alat kekuasaan negara penerima

Kekebalan seperti ini dibutuhkan dalam rangka melindungi

seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan tugas.

Contoh seorang pejabat diplomatik Singapura di Indonesia bepergian

menggunakan kendaraan dinas kedutaan. Di tengah perjalanan, ia

menabrak mobil lain yang diparkir. Dengan kejadian itu, polisi

Indonesia tidak mempunyai wewenang untuk melakukan penilangan

atau menahan Surat Ijin Mengemudi, kendaraan, atau menahan

orangnya. Polisi hanya boleh mencatat kejadian tersebut kemudian

melaporkannya ke Kementerian Luar Negeri. Segala urusan dengan

diplomat negara lain hanya Kementerian Luar Negeri yang akan

menyelesaikannya.

2) Berhak mendapat perlindungan

Seorang diplomat dalam menjalankan tugasnya berhak mendapat

perlindungan dari gangguan atau serangan atas kebebasan dan

kehormatannya. Yang dilindungi tidak hanya diplomatnya, tetapi juga

keluarga dan harta bendanya.

3) Memiliki wewenang untuk menolak bersaksi di pengadilan

Pejabat diplomatik mempunyai hak untuk menolak bersaksi di

pengadilan, meskipun tidak mutlak. Dalam hal-hal tertentu, ia dapat

menjadi saksi demi menjaga hubungan baik kedua negara.

4) Rumah tinggal dan gedung kedutaan bebas dari penggeledahan

Seorang duta besar bertempat tinggal di gedung kedutaan tempat

melaksanakan tugasnya. Menurut perjanjian internasional rumah

tinggal dan gedung kedutaan, halaman, tempat terpancang bendera dan

lambang negara.

Pengirim disebut ekstrateritorial. Artinya, meskipun tempat

tersebut berada di negara lain dianggap sebagai wilayah negara

Page 64: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

pengirimnya. Siapa pun yang masuk wilayah tersebut harus izin pada

perwakilan diplomatik.

5) Kekebalan Surat - Menyurat Diplomatik

Kekebalan ini diberikan untuk melindungi segala dokumen atau

arsip yang dimiliki dan untuk menjaga kerahasiaan surat-menyurat

yang dikirim ataupun yang diterima. Kekebalan ini termasuk tas yang

dibawa bepergian, baik melalui darat, laut, maupun udara.

Seorang diplomat selain mempunyai kekebalan juga mempunyai

keistimewaan diplomatik, seperti berikut ini:

a) Bebas dari kewajiban membayar pajak, misalnya pajak kendaraan

bermotor, pajak penghasilan, pajak orang asing, pajak bumi dan

bangunan, dan sebagainya.

b) Bebas dari kewajiban pabean atau bea masuk, bea keluar, cukai

terhadap barang-barang yang masuk atau yang keluar untuk

kepentingan dinas pejabat dilpomatik.

Perwakilan diplomatik Indonesia di luar negeri dapat berupa

kedutaan besar yang ditempatkan pada suatu negara dan perutusan tetap

yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional.

1) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)

Kedutaan Besar Republik Indonesia dipimpin oleh seorang duta

besar luar biasa dan berkuasa penuh. Duta besar diangkat oleh

Presiden. Duta besar Indonesia ditempatkan pada negara yang menjalin

hubungan dengan Indonesia. Kantor kedutaan pada umumnya terletak

di ibu kota negara penerima.

2) Perutusan Tetap Republik Indonesia

Perutusan tetap Republik Indonesia ditempatkan pada suatu

organisasi internasional. Perutusan tetap Republik Indonesia

kedudukannya sama dengan duta besar luar biasa dan berkuasa penuh.

Contohnya Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB). Selain duta besar dan perutusan tetap juga dikenal adanya

kuasa usaha sementara yang merupakan Pejabat Dinas Luar Negeri

Page 65: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

yang ditunjuk oleh Menteri Luar Negeri. Mereka menjadi perwakilan

diplomatik untuk sementara waktu karena mewakili duta besar yang

tidak di wilayah kerjanya atau sama sekali berhalangan melaksanakan

tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya, duta besar dibantu oleh

beberapa pejabat yang disebut atase dan terdiri atas berikut ini.

a) Atase Pertahanan

Atase Pertahanan dijabat oleh seorang perwira Tentara Nasional

Indonesia dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan yang

ditugaskan pada Kementerian Luar Negeri. Atase Pertahanan

ditempatkan di perwakilan diplomatik dengan status diplomatik

untuk melaksanakan tugas-tugas perwakilan dalam bidang

pertahanan dan keamanan.

b) Atase Teknik

Atase Teknik adalah pegawai negeri Kementerian Luar Negeri dan

Kementerian Pertahanan dan Keamanan atau lembaga

nondepartemen yang diperbantukan pada Kementerian Luar Negeri

untuk melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas

kementerian atau lembaga pemerintah nondepartemen. Contohnya,

Atase Perdagangan dan Atase Kebudayaan.

Tugas seorang diplomat, antara lain sebagai berikut:

1) Wakil negara Indonesia di negara penerima atau organisasi

internasional dalam menjalin hubungan antardua negara

2) Melindungi warga negara Indonesia di negara tempat ia ditugaskan

3) Meningkatkan hubungan dengan negara lain

4) Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan membuat laporan

5) memberi bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara

Indonesia yang berada di negara tempat ia ditugaskan;

6) menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler,

protokol, komunikasi, dan persandian

7) melaksanakan urusan rumah tangga perwakilan diplomatik.

Page 66: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b. Perwakilan Konsuler

Perwakilan Konsuler tugas pokoknya tidak jauh berbeda dengan

tugas pokok Perwakilan Diplomatik. Perwakilan Konsuler merupakan

wakil negara pengirim yang melaksanakan tugas dalam bidang-bidang

tertentu sesuai dengan kebutuhan negara pengirim. Misalnya, mengurus

bidang ekonomi, perdagangan, ilmu pengetahuan, kebudayan, dan

sebagainya. Perwakilan Konsuler di negara lain, seperti berikut ini.

1) Konsulat Kenderal yang dipimpin oleh seorang Konsul Jenderal.

2) Konsulat yang dipimpin oleh seorang konsul. (http://www. pasukan

perdamaian.ind.pol=article%.&said country. 12 okt 2010.16:00)

Negara Indonesia menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif

sehingga mempunyai peran penting dalam percaturan internasional.

Perkembangan dunia selalu berubah dengan cepat, permasalahan yang dihadapi

juga makin kompleks. Hubungan luar negeri pemerintah Indonesia tidak hanya

dengan pemerintah negara-negara lainnya, tetapi juga menyangkut berbagai

organisasi internasional, seperti berikut ini.

1. Konferensi Asia Afrika

Sebagai negara merdeka, bangsa Indonesia prihatin terhadap negara-

negara di Asia dan Afrika yang masih mengalami penjajahan. Untuk itu,

Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamijoyo pada kesempatan menghadiri

Konferensi Kolombo di Sri Lanka berpendapat pentingnya menggalang kerja

sama di antara negara-negara di Asia dan Afrika.

Keberhasilan Konferensi Asia Afrika membawa banyak manfaat,

diantaranya banyak negara di Asia dan Afrika yang dahulunya terjajah

menjadi negara yang merdeka. Tidak hanya itu, ketegangan dunia mulai

mereda dan perbedaan warna kulit mulai dihapuskan.

2. Gerakan Nonblok

Perang Dunia II selesai, di dunia ini muncul dua blok kekuatan di dunia,

yaitu blok Barat dan blok Timur. Tujuan dari Gerakan Nonblok ada yang

merupakan tujuan ke dalam organisasi dan adapula tujuan keluar dari

organisasi. Tujuan ke dalam Gerakan Nonblok adalah mengusahakan dan

Page 67: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

mengembangkan kehidupan masyarakat angotanya dalam bidang politik,

ekonomi, dan sosial yang tertinggal dari negara maju. Adapun tujuan ke luar

Gerakan Nonblok adalah meredakan ketegangan dunia akibat pertentangan

dua negara Adidaya sehingga tercipta perdamaian dunia. Untuk melaksanakan

tujuan tersebut maka negara anggota Gerakan Nonblok mengadakan

pertemuan tingkat kepala negara dan pemerintahan (KTT).

3. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Pemerintah Indonesia pertama kali menjadi anggota Perserikatan

Bangsa Bangsa pada tanggal 27 Maret Tahun 1950. Selanjutnya pada tanggal

7 Januari Tahun 1965 pemerintah Indonesia menyatakan keluar dari

keanggotaan Perserikatan Bangsa Bangsa. Hal itu berkaitan dengan sikap

Perserikatan Bangsa Bangsa yang menerima Federasi Malaysia yang kala itu

sedang bermusuhan dengan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan

Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Pada tanggal 28 September Tahun

1966 pemerintah Indonesia kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa

Bangsa. Sebagai anggota Perserikatan Bangsa Bangsa, Indonesia berusaha

menciptakan dan menjaga perdamaian dunia. Salah satu caranya dengan aktif

mengirimkan pasukan perdamaian di bawah komando Perserikatan Bangsa

Bangsa. Pasukan penjaga perdamaian Indonesia disebut pasukan Garuda.

Pasukan Garuda pernah bertugas menjaga perdamaian ke Mesir, Kongo,

Vietnam, Bosnia, dan Libanon.

Peran Indonesia di dunia internasional tidak hanya dalam bidang politik

saja, tetapi juga dalam bidang lain, misalnya bidang ekonomi. Di bidang

ekonomi Indonesia aktif dalam Persetujuan Umum tentang Tarif dan

Perdagangan (General Agreement on Tariffs and Trade/GATT). Selain itu,

Indonesia juga ikut organisasi perdagangan dunia (World Trade

Organization/WTO) (Majalah Gatra. 2009. currently 4.12/5 rating:4.2/5(140

votes cast))

4. Arah Kebijakan Persenjataan Militer Sebagai Pelaksanaan Pertahanan Negara

Dalam pelaksanaan tugas pertahanan negara, aparatur negara

dipersenjatai dengan senjata militer yang diatur dalam peraturan yang berlaku.

Page 68: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Akhir-akhir ini banyak peristiwa penggunaan senjata oleh aparat yang tidak

pada prosedurnya, misalnya menembak mayarakat sipil, penjualan amunisi

oleh aparat negara terhadap teroris, sehingga hal ini perlu diperhatikan dan

kita telusuri kembali arah kebijakan Kementerian Pertahanan dalam

persenjataan militer sebagai kebijakan dalam pelaksanaan pertahanan negara.

Teroris menggunakan senjata jenis amunisi seperti yang digunakan

Tentara Nasional Indonesia atau POLRI. Hal ini dapat mengancam pertahanan

dan keamanan negara. Diduga amunisi yang digunakan hasil penjualan

anggota Tentara Nasional Indonesia terhadap teroris, hal tersebut sangat

memprihatinkan perlu perhatian khusus dan kebijakan yang terarah mengingat

sangat mempengaruhi pertahanan negara (Solo Pos, 24 sep 2010).

Arah kebijakan pertahanan menuju kepada sistem pertahanan yang pro

kesejahteraan sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan perhatian kepada perumusan dan implementasi berbagai

regulasi dan kebijakan pertahanan negara yang diamanatkan oleh Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan Undang-

Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

2. Mengintensifkan peran industri pertahanan sebagai bagian kekuatan

ekonomi nasional untuk mendukung Tentara Nasional Indonesia dan

instansi lain serta mampu memasok pasar luar negeri.

3. Memantapkan solidaritas dan kerjasama antara kementrian pertahanan

dengan Tentara Nasional Indonesia dan mengembangkan jaringan

kerjasama lintas kementrian dan simpul eksternal untuk tercapainya misi

pertahanan negara.

4. Mengembangkan pola pengelolaan wilayah perbatasan dan pulau-pulau

terluar.

Melalui Rapim Kemhan 2010 dimaksudkan untuk menguraikan arah

kebijakan menteri pertahanan dalam menyelenggarakan managemen

pertahanan negara dihadapkan pada situasi yang masih diwarnai dengan

berbagai keterbatasan, sedangkan tujuannya adalah agar penyelenggaraan

pertahanan negara dapat mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan

Page 69: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Renja, salah satunya

adalah terwujudnya penggelolaan industri pertahanan yang solid dan

mendukung kebutuhan Tentara Nasional Indonesia dan instansi lainnya.

Tahun 2009 terlaksananya penggadaan beberapa alutsista untuk Tentara

Nasional Indonesia Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut yang

dapat menambah kemampuan dan kesiapan Tentara Nasional Indonesia dalam

menghadapi setiap ancaman. Dihadapkan pada perkembangan lingkungan

strategis dan tantangan tugas yang semakin berat, Tentara Nasional Indonesia

telah menyusun program pembangunan kekuatan (probangkuat) yang

diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan kebijakan

Menteri pertahanan 2010.

Prioritas yang ingin dicapai:

1. Melanjutkan probangkuat Tentara Nasional Indonesia berupa

pembentukan satuan baru dan peningkatan status satuan untuk mencapai

kekuatan pokok minimum

2. Modernisasi alutsista untuk memantapkan dan mengembangkan kekuatan

matra darat, laut dan udara

3. Meningkatkan profesionalisme personel.

Berkaitan dengan modernisasi alutsista Tentara Nasional Indonesia

kementrian pertahanan pertahanan menggunakan produksi industri pertahanan

dalam negeri. Kebijakan tersebut amat srategis, disatu sisi akan dapat

mengurangi bahkan bila mungkin meniadakan ketergantungan dengan industri

pertahanan negara lain. Sedangkan pada sisilain akan terbuka peluang untuk

melakukan proses percepatan dan peningkatan alih dan penguasaan teknologi

sekaligus profesionalisme prajurit (dsofandi.Dephan RI.DMC.5:PM)

Page 70: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan wewenang Kementerian Pertahanan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai arah kebijakan Kementerian Pertahanan sebagai pelaksana

fungsi pertahanan mencakup permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan

pertahanan sesuai dengan latar belakang permasalahan yaitu: Arah kebijakan

remunerasi, remunerasi merupakan tunjangan kinerja untuk meningkatkan kinerja

khususnya militer dalam peningkatan pertahanan negara. Dalam kebijakan

tersebut salah satumya adalah peningkatan gaji terhadap anggota militer yaitu gaji

pokok, tunjangan jabatan, uang makan dan lauk pauk. Namun untuk tahun 2010

hal ini belum terlaksana terkait kasus pajak dan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara yang belum jelas dan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan presiden

belum terlaksana secara formil. Arah kebijakan reformasi tentara, dalam kebijakan

ini terkait dengan menarik bisnis tentara agar tentara terfokus dalam menjalankan

tugas utama pertahanan agar penigkatan pertahanan tercapai. Menghapus peran

tentara dalam politik, tidak berhenti pada hilangnya jumlah kursi tentara di Dewan

Perwakilan Rakyat melainkan harus berlanjut pada hilangnya dominasi militer

dalam perumusan kebijakan politik Negara, namun keberadaan koter dan fungsi

kekaryaan masih dibenarkan dalam undang-undang khusus tentara. Paradigma

membuat tentara masih mempertahankan struktur komando Angkatan Darat

padahal reformasi mencabut dwifungsi tentara yaitu peran sosial politik tentara

dan struktur koter. Arah kebijakan diplomasi dengan negara Malaysia, yang

dijalankan adalah demokrasi lunak yaitu tidak menggunakan demokrasi keras, hal

ini dipertimbangkan dengan hukum positif yang belum jelas dalam batas laut

dengan Malaysia. Arah kebijakan mengenai pasukan perdamaian sebagai

konsekuensi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa untuk menjamin perdamaian

dunia dan khususnya pertahanan negara sendiri dari bahaya dunia. Dalam hal ini

tidak hanya pelaksanaan politik negara tapi juga berkaitan denga ekonomi negara

Page 71: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

yang juga mempengaruhi pertahanan negara. Arah kebijakan alat utama sistem

senjata, hal ini berkaitan juga dengan profesionalisme tentara dalam menjalankan

pertahanan. Kebijakan pemerintah dalam hal ini Indonesia memakai produk dalam

negeri dan prosedur pemakaian yang diperbaiki agar tidak terjadi penyalahgunaan

dari senjata tersebut, menggingat banyaknya kasus penjualan amunisi pada teroris

dari anggota militer. Dari kebijakan Kementerian Pertahanan tersebut tidak lepas

dari strategi peningkatan pertahanan sesuai amanah Undang – Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 mengenai tugas negara untuk

mempertahankan kedaulatan, dengan alat pertahanan melalui kebijakan

pemerintah dalam bidang pertahanan. Untuk menjalankan peningkatan pertahanan

harus sesuai dengan peraturan yang berlaku sesuai dengan unsur normatif

tertinggi yaitu konstitusi dan peraturan – pertaturan dibawahnya yang melahirkan

suatu kebijakan yang dijalankan secara empiris demi peningkatan pertahanan

sesuai amanah Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

khususnya Pasal 30 sebagai amanah pertahanan negara.

Page 72: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

B. SARAN

Berbagai permasalahan sebagai latar belakang penulisan dan pembahasan

arah kebijakan Kementerian Pertahanan sebagai pelaksana fungsi pertahanan

seharusnya pelaksanaan kebijakan tentara sebagai pelaksana pertahanan

dilaksanakan secara serius seperti pelaksanaan remunerasi, hal ini menyangkut

kesejahteraan anggota militer yang menjalankan secara langsung fungsi

partahanan. Kebijakan - kebijakan lain di luar pertahanan memang penting, tapi

pertahanan adalah hal yang paling penting sebagai konsekuensi negara yang

merdeka untuk mempertahankan kedaulatannya. Sangat membutuhkan senjata

yang memadai untuk mempertahankan kedaulatan negara baik ancaman dari

dalam maupun luar negara. Dan juga sistem senjata agar digalakkan mengingat

era globalisasi banyak ancaman kedaulatan yang sangat membutuhkan senjata

yang memadai untuk mempertahankan kedaulatan negara baik ancaman dari

dalam maupun luar negeri. Dan juga mengenai pengiriman pasukan perdamaian

agar ditransparansikan apa yang dilakukan pasukan dalam pertahanan negara,

sehingga masyarakat mengetahui dengan jelas serta masyarakat bias mengontrol

pelaksanaanya sesuai dengan amanah konstitusi nasional. Selain dalam bidang

pertahanan juga dengan pemeliharaan lingkungan hidup sangat mempengaruhi

petahanan yaitu pemanasan global yang berakibat pada pertahanan wilayah, pulau

dan laut yang harus diseimbangkan secara universal.

Page 73: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Anak Agung. 2004. “Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Melalui Pembinaan

Teritorial”. Jurnal Komisi Nasional. Vol. 4 Hal. 2. Denpasar.

Anak Perwita. 2004. Journal of Security and Defence (GRN-SSR).

A.W. Bradley & K.D Ewing. 2003. ”Constitucional and Administration Law”

13th Edition.

Cucuk Danartono. “Antisipasi Serangan”. Solo Pos 24 September 2010

Dirangkum Dari Komnas HAM. 2000. Referensi Fundamental Diskursus Hukum

Kewarganegaraan. Komnas HAM. Jakarta

Defandi. 2009. DEPHAN RI.DMC.5:PM

Hendarmin Ranadireksa. 2007. Dinamika Konstitusi Indonesia. Bandung : Fokus

Media.

Gunawan. Media Indonesia. 31 Agustus 2010

Jimly Assidiqie. 2006. Kelembagaan dan Konsolidasi Lembaga Negara Paska

Reformasi. Jakarta : Setjen dan Kepaniteraan MK-RI.

_____________. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : Konstitusi

Press.

Joko Santoso. Kewenangan Pengelolaan Potensi Nasional Menjadi Agenda

Departemen Pertahanan. http:// www.dephan.go.id/modules.php?name=

news&file=article&sid=713 [30 Agustus 2010 Pukul 11.00 WIB].

Lampiran Naskah Evaluasi Reformasi Tentara Nasional Indonesia (1998-2008)

Lexy J. Moleong. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja

Rosdakarya.

Lili Romli. Jurnal Nasional. Universitas Diponegoro Fakultas Hukum.

Peter Mahmud. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana Persada Media Group.

Rahmanto. “Gudang Senjata TNI/POLRI Diawasi Ketat Pola Penyerangan

Bergeser”. Solo Pos, 24 September 2010.

Reza Rahman. TNI Era Reformasi. http:// TNI.Go.Id/Articles September 2010

Rizal Ramli. Remunerasi Tetap Berlanjud. http://www.pro3rri.com/indeks.php?

option=com-content&view=artcle&id=9437&catid=42&remid=109

Page 74: ANALISIS WEWENANG DEPARTEMEN PERTAHANAN … filePELAKSANAAN FUNGSI PERTAHANAN NEGARA MENURUT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Oleh: FITRIANTI NIM.E0006130 Disetujui untuk dipertahankan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rini Utami. Keselarasan Dalam Kebijakan Remunerasi. http://www.informasi-

training.com

Said. Pasukan Perdamaian. http://www.pol.artcle% said& content

Soerjono Soekanto. 2001. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.

Jakarta : UI Press.

_______________. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press.

Sofyan Efendi. Makalah Kebijakan. Http://Www.Dephan.Go.Id/Buku-Putih/Bab-

Ii.Htm

Said Zainal Abidin. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia.

Yusuf Karim. Likuidasi Kebijakan Remunerasi. http://www.inilah.com/ news/read

/galeri-opini/2010/03/30/427402

Yusuf Kosim. ”Diplomasi”. Solopos, 23 September 2010

Zainal Abidin. http:// id.wikipedia.org/wiki/kebijakan-publik=9252.

Z. Http://www//.Article. Politik Luar Negeri.History.pcf

Z. http://antikorupsi.org/indo(jawa pos,30 jan 2009(pukul 09.00 WIB 12

September 2010)