analisis wacana kritis pada karikatur dalam …eprints.ums.ac.id/23286/22/naskah_publikasi.pdf ·...

16
1 ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah ARDIAN CAHYO PURNOMO A 310 080 302 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: nguyencong

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

1

ANALISIS WACANA KRITIS

PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat

Sarjana S- 1

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

ARDIAN CAHYO PURNOMO

A 310 080 302

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

2

ii

Page 3: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

3

ANALISIS WACANA KRITIS

PADA KARIKATUR DALAM HALAMAN EDITORIAL INILAH.COM

ABSTRAK

Ardian Cahyo Purnomo, A310080302, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2013.

Tujuan penelitian ini untuk (1) Mendeskripsikan bentuk kritik atau sindiran

dalam karikatur pada halaman editorial inilah.com. (2) Memaparkan hubungan

antara karikatur pada halaman editorial inilah.com dengan kondisi realitas sosial.

(3) Mengidentifikasi ideologi media inilah.com sebagai wadah dari karikatur. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah

analisis wacana kritis (Critical discourse analysis). Karikatur dalam halaman

editorial inilah.com menjadi sumber data dalam penelitian ini. Pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Teknik analisis

data ini penulis menggunakan metode padan referensial. Hasil penelitian ini

menyatakan terdapat jenis Kritik Pendidikan, Keagamaan, Hukum, Politik,

Demokrasi, Keamanan, dan Pemerintahan dalam karikatur. Latar belakang

munculnya kritik karena adanya permasalahan aspek Hukum, Kepatutan, Demokrasi,

Pendidikan, Sosial, Keamanan, Politik, dan Keagamaan. Ideologi media inilah.com

sebagai media yang menerbitkan karikatur editorial belum lepas dari muatan

kepentingan dalam penyajian beritanya. Tim redaksi belum menggunakan sudut

pandang netral dalam memilih judul, sumber berita dan bingkai berita. Berita yang

ditulis dan diterbitkan terkesan sebagai sebuah konstruksi realitas yang bertujuan

untuk mempengaruhi dan mengarahkan perspektif masyarakat dalam menyikapi

suatu permasalahan sosial.

Kata kunci: Karikatur, Kritik, Inilah.com, Ideologi Media.

iii

Page 4: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

1

A. Pendahuluan

Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh masyarakat

sebagai sarana aktualisasi diri. Namun, tidak jarang informasi yang diberitakan

dalam media massa berkembang menjadi sebuah polemik karena perbedaan

konsep pemikiran dan persepsi masing-masing individu. Hal itu senada dengan

pernyataan Sobur (2004: 111) bahwa di balik fungsi media massa yang

nampaknya sudah komunikatif, sesungguhnya terdapat fungsi internal yang tidak

disadari telah menentukan pemikiran, persepsi, opini, dan bahkan perilaku orang.

Media massa memandang gejala ini secara kritis. Oleh media, karikatur

dianggap efektif untuk mengkritisi suatu kondisi sosial yang sedang bergejolak.

Sobur (2004: 111), menyatakan bahwa karikatur dimunculkan dengan tujuan

utama menyindir atau memperingatkan. Karikatur tidak hanya menjadi pelengkap

media massa, tetapi telah menjadi suatu hal yang harus ada, misalnya dalam

media massa online inilah.com. Karikatur dalam halaman editorial inilah.com

dimunculkan sebagai wahana kritis terhadap suatu permasalahan sosial.

Sebagai contoh konflik yang terjadi antara Banggar (Badan Anggaran) DPR

dan KPK. Secara cerdas redaksi inilah.com menerbitkan karikatur dengan topik

“BANGGAR VS KPK”. Topik tersebut digambarkan dengan sosok dua Gladiator

(pertarung) berpakaian perang yang bertuliskan “BANGGAR” dan “KPK”

dengan masing-masing pedang yang beradu. Tidak hanya menggambarkan

keperkasaan Banggar dan KPK seperti Gladiator, tetapi konflik kedua pihak

layaknya Gladiator yang sedang berperang. Sindiran yang disembunyikan dalam

karikatur tersebut menjadi hal yang menarik untuk dianalisis.

Untuk menghindari pembiasan tafsir dalam analisis karikatur, maka harus

dihubungkan dengan dinamika sosial (Setiawan, 2002: 17). Dengan demikian,

analisis karikatur harus dihubungkan dengan realitas sosial. Hal yang

melatarbelakangi munculnya kritikan dalam karikatur dapat dijadikan salah satu

pilihan acuan analisis karena pada hakikatnya sebuah kritik atau sindiran tidak

muncul tanpa adanya suatu permasalahan yang melanggar salah satu aspek

Page 5: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

2

kehidupan sosial. Seperti pada topik “BANGGAR VS KPK”, media mengangkat

topik tersebut karena kasus itu melanggar aspek moral dan etika. Para kaum

terhormat yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat justru memberikan

contoh negatif, yaitu “perang”. Hal seperti itu yang nantinya akan dihubungkan

oleh peneliti dalam menganalisis karikatur ini.

Selain itu, ideologi media perlu untuk dianalisis. Menurut Sobur (2004: 114)

tujuan media massa ialah menyampaikan informasi dengan benar, tetapi

praktiknya kebenaran tersebut sangat ditentukan oleh jalinan kepentingan. Media

massa harus berimbang dan netral dalam penyajian sebuah informasi, tidak bisa

disisipi oleh sebuah kepentingan yang dapat mengubah pandangan masyarakat

terhadap suatu hal. Dengan demikian, peneliti berinisiatif untuk menganalisis

ideologi inilah.com.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan di kota Surakarta pada bulan April hingga

November. Sumber pemerolehan data utama dalam penelitian ini ada pada

halaman edoitorial inilah.com. Selain itu, peneliti juga memperoleh data

pendukung yang peneliti peroleh dari beberapa jurnal ilmiah, skripsi, dan

beberapa portal berita online. Untuk mengungkap jenis-jenis kritik dalam

karikatur peneliti menggunakan metode padan referensial. Metode padan

merupakan analisis yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi

bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 15). Adapun unsur

penentu dalam penelitian ini ialah konteks tuturan dan penanda lingual.

Selanjutnya, peneliti juga menggunakan metode analisis wacana kritis guna

mengungkap ideologi media inilah.com. Narendra (2008: 140) juga

mengungkapkan bahwa tujuan dari analisis wacana kritis adalah mengkritisi

ideologi yang melatarbelakangi sebuah wacana dengan jalan menelanjangi

asumsi-asumsi kebenaran yang sering kali sudah menjadi pemikiran umum dalam

masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menelanjangi

ideologi yang berada dibalik terbitnya karikatur.

Page 6: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

3

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Bentuk Kritik dalam Karikatur (K)

a. Kritik Pendidikan (J1)

K (18) mengkritisi permasalahan pelajar masa kini yang gemar

tawuran. Kritik disampaikan dengan cara membandingkan pemuda jaman

dulu (1945) dan jaman sekarang (2012). Pemuda jaman dulu berikat

kepala bendera Merah Putih, membawa bambu runcing dan tertulis

pemuda harapan nusa & bangsa. Adapun pemuda jaman sekarang

pakaian seragam sekolah berantakan, membawa bambu, tas sekolah yang

berisi gear dan sabi. Gambar itu tertulis pemuda harapan

Nusakambangan. Pemuda jaman sekarang digambarkan sebagai calon-

calon penjahat “kelas kakap” penghuni Nusakambangan.

b. Kritik Keagamaan (J2)

K (12) yang terbit untuk mengkritik keras munculnya film Innocence

of Muslim yang sangat bisa memprovokasi peperangan antar agama. Kritik

tersebut ditandai dengan munculnya satuan lingual gendeng. Nongol lagi

film provokatif murahan penebar kebencian.. Dalam karikatur tersebut

juga muncul himbauan agar masyarakat tidak terpancing oleh film yang

menghina Nabi tersebut. Hal itu ditandai dengan satuan lingual Jangan

terpancing.

c. Kritik Hukum (J3)

K (17) mengkritik mantan Jendral Polri yang tidak memenuhi

panggilan KPK (Komisi Pemeberantasan Korupsi). Irjen Djoko Susilo

dianggap terlibat kasus korupsi pengadaan simulator SIM oleh KPK.

Namun, yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan tersebut. Hal ini

dibuktikan dengan munculnya penanda lingual Pak Joko… Pak Joko…

Kesini dong… yang diucapkan oleh ketua KPK Abraham Samad dengan

menggunakan pengeras suara. Selanjutnya, tokoh primer dalam karikatur

Page 7: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

4

mengucap dengar apa pura-pura nggak dengar ya yang menunjukan

ketidak-hadirannya memenuhi panggilan KPK.

d. Kritik Politik (J4)

K (16) mengkritik politisi Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya),

Prabowo yang dianggap “numpang tenar” kepada pemenang Pilkada,

Jokowi. Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye.

Kemudian hal inilah yang dianggap kartunis sebagai kesempatan bagi

Prabowo untuk “numpang nama” demi kepentingan Capres (Calon

Presiden) 2014, apalagi setelah Jokowi dikukuhkan sebagai DKI 1

(Gubernur DKI Jakarta). Aksi “numpang tenar” ditandai dengan kalimat

ehemmm.. kesempatan nih yee..yang diucapkan oleh tokoh primer dalam

karikatur.

e. Kritik Demokrasi (J5)

Adapun K (14) yang juga memiliki maksud kritik demokrasi, yaitu

kritikan terhadap rakyat DKI yang masih banyak pemilih Golput

(Golongan Putih) saat pelaksanaan Pilkada DKI 2012. Satuan lingual

jangan GOLPUT gunakan hati nurani anda.. merupakan ajakan kartunis

kepada masyarakat untuk mengikuti pesta demokrasi di DKI tanpa Golput.

Ajakan tersebut menandakan masih tingginya nilai kurang minat

masyarakat terhadap pemilihan umum.

f. Kritik Keamanan (J6)

K (3) merupakan bentuk sindiran kepada pihak pihak kepolisian.

Karikatur ini bentuk kekhawatiran masyarakat atas gangguan keamanan

yang terjadi. Pihak berwajib yang seharusnya bisa melindungi masyarakat

justru ikut menjadi korban dalam tindak kejahatan. Hal itu ditandai

dengan adanya kalimat Bukan hanya rakyat kecil jadi korban.. Polisi juga

tak luput dari sasaran yang dituturkan oleh tokoh primer dalam karikatur

dengan ekspresi wajah sedih. Kejadian ini menimbulkan ketidak-

percayaan masyarakat kepada polisi sebagai pengayom.

Page 8: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

5

g. Kritik Pemerintahan (J7)

K (9) mengkritik penyelenggaraan PON XVIII Riau yang dianggap

kurang persiapan. Hal itu ditandai dengan PON XVIII kurang persiapan.

Selain itu dalam penyelenggaraan PON XVIII juga dinilai penuh dengan

kejanggalan, yaitu robohnya stadion dan muncuatnya indikasi kasus

korupsi dalam proyek penyelenggaraannya. Hal tersebut ditandai dengan

munculnya kalimat Persiapan minim, indikasi korupsi stadion belum

beres, bahkan ada yang sudah ambruk, gimana nih?.

Demikian pemaparan jenis kritik dalam karikatur, terdapat sembilan

jenis kritik. Untuk memperjelas klasifikasi bentuk kritik yang terkadung

dalam karikatur, peneliti akan menggambarkan dalam tabel 01 berikut ini.

Tabel 01

Bentuk Kritik dalam Karikatur

J 1 J 2 J 3 J 4 J 5 J 6 J 7

K 1 √

K 2 √

K 3 √

K 4 √

K 5 √

K 6 √

K 7 √

K 8 √

K 9 √

K 10 √

K 11 √

K 12 √

K 13 √

K 14 √

K 15 √

K 16 √

K 17 √

K 18 √

K 19 √

K 20 √

Page 9: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

6

2. Latar Belakang Munculnya Kritik dalam Karikatur

a. Permasalahan Aspek Hukum (A1)

Tiga aksi teror di Solo, Jawa Tengah, terjadi di pos polisi. Sebanyak

tiga korban jatuh dari pihak kepolisian. Bahkan, seorang korban

meninggal dunia dalam serangan terakhir yang berlangsung kemarin

sore di pos polisi Pasar Modern Singosaren, Solo. Polisi yang tengah

berjaga, Bripka Dwi Data Subekti, tewas tertembus empat peluru yang

dilepaskan pelaku dari jarak dekat (tempo.co, 1 September 2012).

Dari kutipan berita tersebut terdapat penanda lingual korban meninggal

dunia yang mengindikasikan adanya tindak kriminilitas pembunuhan.

b. Pemasalahan Aspek Kepatutan (A2)

Penyimpangan aspek kepatutan, yaitu pada K (10) dengan judul Tenda

15 Milyar Untukmu Presidenku.

"Menurut saya tidak perlu itu, jadi silahkan tanya ke komisi yang

berkaitan," kata Marzuki, di Gedung DPR, Jakarta. Menurut dia,

pembelian tenda khusus presiden senilai Rp15 miliar itu hanya

pemborosan APBN. Sebab, masyarakat lebih membutuhkan dana

tersebut. "Saya kira lebih baik dana itu untuk bencana alam," tegas

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu (inilah.com, 12

September 2012).

Kutipan berita inilah.com tersebut jelas memperlihatkan adanya faktor

ketidak-pantasan dalam wacana pengadaan tenda seharga 15 miliar.

Kalimat pembelian tenda khusus presiden senilai Rp15 miliar itu hanya

pemborosan APBN. Sebab, masyarakat lebih membutuhkan dana tersebut

menandakan ketidak-pantasan jika APBN (Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara) sebesar itu hanya untuk membeli sebuah tenda.

c. Permasalahan Aspek Demokrasi (A3)

Beberapa karikatur muncul juga karena adanya penyimpangan aspek

demokrasi, yaitu K (13) yang terbit pada 17 September 2012.

"Kita harus tersinggung, kalau tidak tersinggung salah. Tetapi kita

sikapi ketersinggungan tersebut dengan sikap yang baik, lakukan

protes kalau perlu dengan cara baik, jangan sampai anarki. Karena

Page 10: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

7

Pak SBY juga protes, Presiden Mesir juga protes, Gubernur Jabar

juga ikut protes," kata dia (republika.co.id, 14 September 2012).

Indonesia merupakan negara demokrasi. Masyarakat bebas

menyuarakan aspirasinya secara langsung atau tidak langsung. Demonstrasi

merupakan pemandangan yang wajar di negara demokrasi seperti

Indonesia. Namun, jika demonstrasi dihiasi dengan nuansa anarkisme

merupakan suatu hal yang menyimpang dari nilai demokrasi itu sendiri.

Seperti himbauan dalam kutipan berita di atas untuk melakukan protes cara

baik dan jangan sampai anarki.

d. Permasalahan Aspek Pendidikan (A4)

Penyimpangan aspek pendidikan juga menjadi pemicu munculnya

salah satu karikatur yang peneliti analisis, yaitu pada K (19).

Data yang dihimpun dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAI), kasus tawuran pada 2010 ada sebanyak 102 kasus. 2011

mengalami penurunan atau hanya sekira 96 kasus. Sementara, sejak

Januari hingga Agustus 2012 kasus tawuran pelajar sudah terjadi

sebanyak 103 kali. Angka ini mungkin saja akan berubah, mengingat

tahun 2012 masih menyisakan sekira empat bulan lagi (okezone.com,

27 September 2012).

Angka tawuran yang melibatkan pelajar seperti data yang dirilis KPAI

dalam kutipan berita tersebut sunguh mengkhawatirkan. Jika masih terus

berkelanjutan maka benar, bahwa sebagian besar pemuda kita merupakan

pemuda harapan Nusakambangan.

e. Permasalahan Aspek Sosial (A5)

Penyimpangan aspek sosial terdapat pada K (2), yaitu tentang konflik

kaum Sunni dan Syiah di Sampang, Madura.

Terulangnya peristiwa penyerangan komunitas Syiah di Sampang

Madura, sungguh telah mencoreng kerukunan umat beragama di

Indonesia. Ironisnya, peristiwa ini terjadi di Sampang yang

merupakan komunitas muslim NU yang selama ini dikenal dengan

toleransi beragamanya yang kuat. Dan sebenarnya, beberapa tradisi

di kalangan NU, sedikit banyak dipengaruhi atau banyak kesamaan

Page 11: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

8

dengan tradisi-tradisi di kalangan Syiah (kompasiana.com, 28

Agustus 2012).

Dalam kutipan berita tersebut terdapat satuan lingual telah mencoreng

kerukunan umat beragama di Indonesia yang menandakan bahwa

kerukunan dan kerukunan umta beragama merupakan ciri dari kehidupan

sosial di Indonesia. Dengan adanya kasus tersebut, maka dapat merusak

citra Indonesia sebagai negara yang beragam dan dapat hidup bersama.

f. Permasalahan Aspek Keamanan (A6)

Permasalahan keaman menjadi latar belakang munculnya K (4) dan K

(8). Dua karikatur itu merupakan wujud kekhawatiran masyarakat

Indonesia terhadap maraknya aksi terorisme.

Tiga aksi teror di Solo, Jawa Tengah, terjadi di pos polisi. Sebanyak

tiga korban jatuh dari pihak kepolisian. Bahkan, seorang korban

meninggal dunia dalam serangan terakhir yang berlangsung kemarin

sore di pos polisi Pasar Modern Singosaren, Solo. Polisi yang tengah

berjaga, Bripka Dwi Data Subekti, tewas tertembus empat peluru yang

dilepaskan pelaku dari jarak dekat (tempo.co, 1 September 2012).

Aksi terorisme sering kali menimbulkan korban jiwa. Hal tersebut

sangat mengganggu keamanan dan membuat resah masyarakat. Maka dari

itu, kartunis menerbitkan karikaturnya sebagai usaha untuk mengkritisi

situasi yang mengganggu keamanan tersebut.

g. Permasalahan Aspek Politik (A7)

Isu SARA yang menghiasi Pilkada DKI sebagai gejolak politik yang

menjadikan alasan kartunis menerbitkan K (1).

TEMPO.CO, Jakarta -Masa kampanye pemilihan gubernur DKI

Jakarta putaran kedua masih jauh dari mula. Namun, aksi jegal

kandidat sudah berlangsung sejak pekan pencoblosan ini. Salah satu

indikasinya adalah penyebaran informasi yang menjatuhkan pasangan

lain. Setidaknya empat broadcast message (BM) melalui layanan

perpesanan BlackBerry diterima Tempo dalam sepekan terakhir berisi

sindiran ke kandidat. Semuanya mengandung unsur SARA (tempo.co,

15 Juli 2012).

Page 12: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

9

Fakta pada kutipan berita tersebut menguatkan anggapan adanya

politik SARA untuk menjatuhkan salah satu pasangan dalam Pilkada DKI.

Pertarungan dalam Pilkada merupakan pertarungan visi misi, bukan

pertarungan SARA.

h. Permasalahan Aspek Keagamaan (A8)

Agama menjadi salah satu alasan kartunis menerbitkan karikaturnya,

yaitu pada K (12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG. Gubernur Jawa Barat Ahmad

Heryawan menilai wajar jika umat muslim di Indonesia merasa

tersinggung, marah, geram dan protes terhadap film "Innocence of

Muslims" yang dinilai telah melecehkan Nabi Muhammad SAW

(republika.co.id, 14 September 2012).

Menurut cuplikan berita tersebut, film Innocence of Muslims jelas

merupakan film yang melanggar aspek kehidupan beragama karena telah

menghina Nabi Muhammad SAW, Nabi yang menjadi panutan umat Islam

di seluruh dunia.

Tabel 02

Latar Belakang Munculnya Kritik dalam Karikatur

K Permasalahan

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8

K 1 √ √ √

K 2 √ √ √

K 3 √ √

K 4 √ √

K 5 √

K 6 √

K 7 √

K 8 √

K 9 √

K 10 √

K 11 √

K 12 √ √

Page 13: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

10

K 13 √ √

K 14 √

K 15 √ √

K 16 √

K 17 √ √

K 18 √

K 19 √

K 20 √

3. Ideologi Media

Untuk mengidentifikasi ideologi media inilah.com peneliti akan

mengambil berita yang diangkat oleh redaksi berdasarkan kasus-kasus yang

melatar-belakangi munculnya kritik dalam karikatur, salah satunya kasus

Prabowo yang dianggap sebagai “Penumpang Gelap” dalam Pilkada DKI.

Tabel 03

Penyajian Berita Terkait Isu “Penumpang Gelap” Pilkada DKI

Inilah

Merdeka Detik Kompas

Judul

Berita

Prabowo

Pertaruhkan

Popularitasnya

Untuk Jokowi

SMRC:

Prabowo

Capres Paling

Populer,

Terdongkrak

Jokowi

Kemenang-an

Jokowi

Dinilai Lebih

Untungkan

Megawati

Daripada

Prabowo

Gerindra:

Prabowo

Sudah

Populer

Sebelum

Jokowi

Sumber

Informasi

Liputan sendiri Liputan

sendiri

SMRC

Liputan

sendiri

Liputan

Sendiri

Sumber

Berita

Politisi

Gerindra

Lembaga

survei

Pengamat

politik

Politisi

Demokrat

Politisi

Gerindra

Politisi

PDIP

Bingkai

Berita

Pengorbanan

Prabowo untuk

Jokowi.

Keuntungan

Prabowo atas

kemenangan

Keuntungan

Megawati atas

kemenangan

Gerindra

partai

pengusung

Page 14: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

11

Jokowi. Jokowi dan

kesalahan

tindakan

Prabowo.

Jokowi dan

klarifikasi

PDIP

tentang

pidato

Megawati

Berdasarkan judul berita, merdeka.com menampilkan kutipan fakta hasil

survei dari SMRC yang memaparkan keunggulan nama Prabowo

dibandingkan Megawati. Kebalikan dari merdeka.com, detik.com justru

menampilkan keuntungan Megawati yang lebih besar daripada Prabowo atas

kemenangan Jokowi. Adapun inilah.com menyebutkan bahwa Prabowo

mempertaruhkan popularitasnya demi kemenangan Jokowi. Lebih extreme

lagi kompas.com yang menampilkan judul pernyataan dari Gerindra bahwa

“Prabowo Sudah Populer Sebelum Jokowi”.

Sumber berita, merdeka.com terkesan paling netral karena hanya

menggunakan sumber dari lembaga survei SMRC. Detik.com mengambil

sumber dari pengamat politik dan politisi Demokrat. Detik.com sengaja

memilih sumber dari politisi Demokrat yang notabenya adalah partai lawan

politik dari PDIP dan partai Gerindra, yaitu dua partai pengusung Jokowi.

Inilah.com dan kompas.com memilih sumber berita dari politisi Gerindra.

Dengan demikian, pemberitaannya berisi pembelaan terhadap pihak Prabowo.

Semua informasi yang diperoleh untuk penyajian berita dari keempat

portal berita tersebut berasal liputan masing-masing wartawan. Namun,

merdeka.com menambahkan informasi yang diperoleh dari SMRC.

Bingkai berita yang digunakan Merdeka.com adalah keuntungan Prabowo

atas kemenangan Jokowi dalam Pilkada DKI. Walaupun berdasar dari hasil

survei, tetapi kesan beritanya sedikit menyudutkan pihak Prabowo dengan

menyetujui isu yang berkembang. Sebaliknya, detik.com membingkai

beritanya dengan keuntungan Megawati atas kemenangan Jokowi. Berbeda

dengan inilah.com yang mengunakan bingkai berita pertaruhan popularitas

Page 15: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

12

Prabowo demi pemenangan Jokowi dalam Pilkada DKI. Kesan yang ingin

ditimbulkan ialah pengorbanan yang dilakukan oleh Prabowo demi Jokowi.

Adapun kompas.com yang membingkai beritanya dengan pernyataan bahwa

Gerindra adalah partai pengusung Jokowi, bukan Prabowo “penumpang

gelap” Jokowi.

Diagram 01

Persentase Kenetralan Ideologi Portal Berita Online

D. Simpulan

Dalam karikatur pada halaman editorial inilah.com ditemukan beberapa jenis

kritikan, yaitu kritik politik, keagamaan, sosial keagamaan, keamanan,

pemerintahan, demokrasi, hukum dan kritik pendidikan.

Selanjutnya, kritik sendiri tidak dapat dipisahkan dari realitas sosial.

Munculnya sebuah kritik berarti permasalahan aspek kehidupan. Kritik dalam

karikatur pada halaman editorial inilah.com muncul karena adanya penyimpangan

aspek hukum, kepatutan, demokrasi, pendidikan, sosial, keamanan, politik, dan

penyimpangan aspek keagamaan.

Nilai kenetralan inilah.com ialah 66,6%, seimbang dengan merdeka.com yang

juga memiliki nilai 66,6%. Adapun detik.com yang memiliki nilai 33,3%

sekaligus menjadi portal berita yang memiliki nilai terkecil dalam hal kenetralan

ideologi. Sebaliknya, kompas.com memiliki nilai kenetralan tertinggi, yaitu

100% dari 3 sampel berita yang peneliti sajikan. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa kompas.com merupakan portal berita paling netral

dibandingkan detik.com, merdeka.com, dan inilah.com.

020406080

100120

Netral

Tidak Netral

Page 16: ANALISIS WACANA KRITIS PADA KARIKATUR DALAM …eprints.ums.ac.id/23286/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · Prabowo salah satu pendukung Jokowi pada saat kampanye. Kemudian hal inilah yang

13

Daftar Pustaka

Sudaryanto. 1993. Metode Padan dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.

Yogyakarta : Duta Wacana University Press.

Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta

: LKiS.

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda

Karya.

Sumarlam, dkk. 2008. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta :

Pustaka Cakra.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Eriyanto. 2009. Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media.

Yogyakarta : LKiS.

Hamad, Ibnu. 2010. Wacana. Jakarta : La Tofi Enterprise.

Wijana dan Rohmadi. 2010. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harun. 2011. Kesantunan Sosiopragmatik : Studi Pemakaian Tindak Tutur

Direktif di Kalangan Andik SD Berbudaya Jawa. Surakarta :

Muhammadiyah University Press.

Rohmadi. 2011. Jurnalistik Media Cetak : Kiat Sukses Menjadi Penulis

dan Wartawan Profesional. Surakarta : Cakrawala Media.

Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana : Teori, Metode, dan Penerapannya

pada Wacana Media. Jakarta : Kencana.